Anda di halaman 1dari 7

BAB I

EVALUASI, PENILAIAN, DAN PENGUKURAN

A. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes


Apakah perbedaan evaluasi, penilaian, dan pengukuran? Evaluasi memiliki ruang
lingkup yang lebih luas daripada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada
aspek tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang lingkup tersebut. Jika yang
dinilai adalah sistem pembelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen
pembelajaran, dan istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah
evaluasi. Jika yang dinilai adalah satu atau beberapa bagian/komponen
pembelajaran –- misalnya hasil belajar -- maka istilah yang digunakan adalah
penilaian. Evalusi dan penilaian bersifat kualitatif, dan pengukuran bersifat
kuantitatif (skor/angka) yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat ukur atau
instrumen yang baku. Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas suatu hal – seperti: peserta didik, guru, gedung sekolah, meja
belajar, dll – pengukuran menggunakan alat ukur (berupa tes dan non-tes).
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau
jambangan dari tanah liat. Kemudian istilah tes digunakan dalam metode psikologi,
yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Menurut Gilbert Sax (1980), tes
didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas yang dapat berupa soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Menurut S. Hamid
Hasan (1988), tes adalah alat pengumpul data yang dirancang secara khusus –
berupa butir-butir soal. Menurut Conny Semiawan S. (1986), tes adalah alat
pengukur umtuk menetapkan apakah berbagai faset dari kesan yang kita perkirakan
dari seseorang adalah benar merupakan fakta. Dapat disimpulkan, tes adalah suatu
alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Tes
berfungsi sebagai alat ukur. Tes bukanlah evaluasi, bahkan bukan pula pengukuran.
Tes lebih sempit ruang lingkupnya dibandingkan pengukuran, dan pengukuran lebih
sempit dibandingkan evaluasi (Ahmann & Glock, Mahrens & Lehmann, McCormick dan
James, dalam S. Hamid Hasa, 1988).
Penilaian atau assessment, menurut Depdikbud (1994), adalah suatu kegiatan
untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Menurut Gronlund, penilaian
adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi
informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran. Penilaian difokuskan pada peserta didik sebagai subjek belajar dan
tidak menyinggung komponen-komponen pembelajaran lainnya. Penilaian merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan. Hasil yang diperoleh dari evaluasi adalah kualitas sesuatu yang berkaitan

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 1


dengan nilai dan arti. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan
(judgement), denga kriteria sebagai berikut:
1. hasil evaluasi dapat dipertimbangkan secara ilmiah
2. evaluator lebih percaya diri
3. menghindari adanya unsur subjektif
4. memungkinkan hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu dan
orang yang berbeda
5. memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil
evaluasi

Gambar 1. Hubungan Evaluasi-Penilaian-Pengukuran dan tes

Evaluasi dan penilaian memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya


adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, alat
ukur yang digunakan sama (tes atau non-tes). Perbedaanya berada pada ruang
lingkup (scope) dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan
biasanya hanya terbatas pada satu komponen atau aspek saja -- hasil belajar, dan
orang yang terlibat hanya sebatas konteks internal -- guru menilai hasil belajar
peserta didik. Untuk ruang lingkup evaluasi, lebih luas, mencakup semua komponen
dalam sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran).

Gambar 2. Keterkaitan evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif.
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 2


Ilustrasi
Pada mata kuliah Genetika, Bu Tina ingin mengetahui apakah mahasiswanya telah menguasai
capaian pembelajaran tentang pewarisan sifat terkait kromosom kelamin. Bu Tina memberikan 15
soal uarian dengan masing-masing soal di beri skor 10, untuk jawaban yang benar. Setelah
diperiksa, sesuai dengan rubrik penilaian, maka diperoleh skor mentahnya. Skor mentah yang
diperoleh mahasiswa sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 75, 90, 120, dst. (Sampai disini
telah terjadi pengukuran). Skor-skor tersebut belum memiliki nilai atau arti apa-apa. Kemudian
Bu Tina mengolah skor tersebut dan mengkonversinya dengan menggunakan teknik tertentu
dengan skala 0 – 100. Hasil pengolahan dan penafsiran yang telah dilakukan diperoleh nilai
mahasiswa masing-masing 50 (belum menguasai), 60 (cukup menguasai), dan 80 (menguasai).
Sampai disini telah terjadi proses penilaian. Jika Bu Tina menilai seluruh komponen pembelajaran
seperti model pembelajaran yang digunakan, praktikum, dan menggunakan berbagai jenis
penilaian, maka telah terjadi evaluasi.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi


1. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyankut tentang tujuan, materi, metode,
media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Dalam
kegiatan bimbingan, tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi secara
menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, sehingga dapat diberikan
bimbingan dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi adalah
untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai peserta
didik untuk jenis pekerjaan, jabatan atau pendidikan tertentu.
Menurut Kellough dan Kellough (Swearingen, 2006), tujuan penilaian adalah
untuk membantu peserta didik belajar, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
peserta didik, menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan
efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran,
menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, komunikasi dan
melibatkan orang tua peserta didik. Menurut Chittenden (1994), tujuan penilaian
adalah:
a. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
c. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendetekdi kekurangan,
kesahalahn atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga
guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak
yang berkepentingan.

Tujuan penilaian hasil belajar adalah:

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 3


a. untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan;
b. untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran;
c. untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;
d. untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran;
e. untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
jenis pendidikan tertentu;
f. untuk menentukan kenaikan kelas;
g. untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

2. Fungsi Evaluasi
Menurut Scriven (1967), fungsi evaluasi ada dua, yaitu 1) fungsi formatif,
yang dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan
untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang
sedang dikembangkan; 2) fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai
kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan
apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai.
Fungsi evaluasi yang lebih luas adalah:
a. secara psikologis, peserta didik butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai denan tujuan yang hendak dicapai.
b. secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.
c. secara didaktis-metodis, evaluasi membantu guru dalam menempatkan peserta
didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya
masing-masing.
d. evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok,
apakah dia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
e. evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya.
f. evaluasi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan kelas.
g. secara administratif, evaluasi memberikan laporan tentang kemajuan peserta
didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah,
guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.

Fungsi penilaian hasil belajar, adalah:


a. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan
program remedial bagi peserta didik.
b. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 4


laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-
tidaknya peserta didik.
c. Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik dan
lingkungan) peserta didik yang mengalami kesuliatan belajar, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.
d. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didi dalam situasi
pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi )
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

C. Ruang Lingkup Evaluasi


1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam perspektif hasil belajar
Menurut Benyamin S. Bloom, hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam
tiga ranah (domain), yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor
(keterampilan).
a. Domain kognitif, yang memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu Pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis
(analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation).
b. Domain afektif, yang terdiri dari: kemauan menerima (receiving), kemampuan
menanggapi/menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi (organization).
c. Domain psikomotor, kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan
tubuh atau bagian-bagiannya.

Tugas 1.
Bandingkanlah domain kognitif dari Bloom pada point (a.) dengan taksonomi
Bloom revisi yang dikemukakan oleh Anderson & Krathwohl (2001)! Yang akan
kita bahas pada Materi ke 8.

2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam perspektif sistem pembelajaran


a. Program pembelajaran, yang meliputi: tujuan pembelajaran, isi/materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar,
lingkungan, penilaian proses dan hasil belajar
b. Proses pelaksanaan pembelajaran, meliputi: kegiatan yang mendukung proses
pembelajaran, sumber daya guru, dan sumber daya peserta didik
c. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian
indikator), jangka menengah ( sesuai dengan target mata pelajaran/bidang
studi), dan jangka panjang (setelah peserta didik terjun ke masyarakat).
3. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam perspektif penilaian proses dan hasil
belajar
a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat peserta didik
b. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran
c. Kecerdasan peserta didik
d. Perkembangan jasmani/kesehatan
e. Keterampilan
4. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 5


a. Kompetensi dasar mata pelajaran, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
b. Kompetensi rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau
disiplin ilmu yang lebih spesifik. Misalnya rumpun mata pelajaran Sains.
c. Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum.
d. Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
e. Pencapaian keterampilan hidup, diperoleh ketika peserta didik menguasai
berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi rumpun
pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman belajar akan
memberikan efek positif dalam bentuk kecakapan hisup (life skills).

D. Jenis Evaluasi
Evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan, diperlukan untuk mendesain program
pembelajaran, menyusun program pembelajaran yang hasilnya dapat meramalkan
kemungkinan implementasi program dan tercapainya program pembelajaran.
2. Evaluai monitoring, dimaksudkan untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasarn secara efektif dan apakah program berjalan sesuai dengan
semestinya.
3. Evaluasi dampak, dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis, dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi
pelaksanaan program pembelajaran.
5. Evaluasi program komprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.

Penilaian proses dan hasil belajar dibagi menjadi empat jenis:


1. Penilaian formatif (formative assessment), dimaksudkan untuk memantau
kemajuan belajar pesera didik selama proses belajar berlangsung, untuk
memberikan feesback bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga proses
pembelajaran dan hasil belajar menjadi lebih baik.
2. Penilaian sumatif (sumative assessment), penilaian yang dilakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Tujuan
penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan
hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Ujian
akhir semester dan ujian nasional masuk ke dalam penilaian sumatif.
3. Penilaian penempatan (placement assessment), bertujuan untuk mengetahui
apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 6


telah menguasai kompetensi dasar. Tujuan uatamanya berkaitan dengan kesiapan
peserta didik menghadapi program baru dan berkaitan dengan kesesuaian
program pembelajaran dengan kemampuan peserta didik
4. Penilaian diagnostik (diagnostic assessment), dimaksudkan untuk mengetahui
kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya.

Tugas 2.
Berdasarkan penjelasan di atas apakah yang membedakan pengukuran, penilaian dan
evaluasi?
Tugas 3.
Buatlah resume dari materi ini, sesuai dengan konsep yang tepat.

Untuk lebih memahami materi pada bab ini, silahkan baca referensi yang tertera pada
footer. Jika ada pertanyaan, silahkan tampilkan pada kolom komentar.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. p. 3-37 7

Anda mungkin juga menyukai