Anda di halaman 1dari 25
Perkataan Para Ulama Tentling Kebolehan Peringatan Maulid Nabi = Serti Bertabarruk Dengan Peninggalan-Peninggalannya (| PEMBAGIAN BID’AH_ } EE Imam asy-syafi’iyy sais (W. 204 H) Imam al Bayhaqiyy dan lainnya meriwayatkan bahwa Imam asy-Syafi’iyy berkata: Ley Spat ged Lull Gily Lb Layedey Spee gle REN opts Bacdll PLY! ace oly, "phe ged LAE “Bid’‘ah itu ada dua macam: Bid’ah Mahmiédah (terpuji) dan Bid’ah Madzmémah (tercela), jadi bid’ah yang sesuai dengan sunnah terpuji dan bid’ah yang menyalahi sunnah _tercela”. (Diriwayatkan dari asy-Syafi’iyy oleh Imam al Bayhaqiyy dan lainnya) [El Syekh Mahmid Yasin ad-Dimasygiyy (W. 1367 H) Dalam artikelnya yang dimuat di majalah “al Hiddyah al Islamiyyah” berkata: sles} de Gell gbS Gg LL gf gal Ske py Ju" les gle de Gee kdl PAN daldly Eul Ky led 5 ELS Gd Glpll ele, db GLa, abd 54 f5b Vy lb ae pe dn ptil sel ,d) Gilye Ge yg ke “Imam Syihdbuddin Abd SyGmah berkata dalam kitabnya al Ba’its ‘ald Inkdr al Bida’ wa al Hawddits: Jadi bid’ah yang baik disepakati oleh para ulama kebolehannya dan kesunnahannya serta diharapkan pahala bagi yang melaksanakannya dengan niat yang baik. Yang dimaksud dengan bid’ah yang baik ini adalah segala sesuatu yang baru yang sesuai dengan kaidah-kaidah dasar dalam syara’ dan_ tidak bertentangan dengannya dan tidak mengakibatkan hal yang telarang”. Al ‘Allamah al Muhaddits Muhammad Zahid al Kautsariyy at-Turkiyy (W. 1371 H) Dalam kitab Maqélatnya berkata: dglants fle gayi EE Ye lah dyew Seal SoS" oF lebal of fal Ge Bd gst, dea a3, AS colll b aaall Jol jyae abe Ui Ving if pil 453 pene “Baiknya suatu perkara bid’ah diketahui jika perkara yang dianggap bid’ah tersebut dinilai baik dalam perspektif syara’, sebaliknya buruknya suatu bid’ah diketahui dari kontradiksinya terhadap sunnah yang dinilai baik dalam syara’ atau tergolong pada jenis perkara buruk dalam perspektif syara’, ini adalah pendapat mayoritas para ulama dari berbagai madzhab”. Al Muhaddits Syekh ‘Abdullah al Ghumariyy al Maghribiyy (W. 1413 H) Dalam kitabnya “/tqg@n ash-Shan’ah fi Tahqiq Ma’‘nd al Bid‘ah” berkata: pe Sesel le lal ica geal 3 pe Syl BAL! Je Bags 653 LI Jl go EAS Gls, Gl Je BEAN G girs G4 Fad le EH oT Geral, eed BE ANG Ge ES fad OW oly dL “Al Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam al Fath: Bid’ah pada dasarnya adalah perkara yang dimunculkan tanpa ada contoh sebelumnya, dan digunakan istilah bid’ah dalam syara’ sebagai lawan kata Sunnah, maka kata bid’ah itu berkonotasi negatif. Tapi sebenarnya, jika bid’ah termasuk pada jenis perkara yang dinilai bagus dalam syara’, maka bid’ah tersebut dikatakan sebagai bid’ah hasanah. Dan jika termasuk pada perkara yang dianggap buruk dalam syara’, maka dikatakan bid’ah yang buruk”. —oa—_—- Bs) 2. PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD J. a f Hi! Hafizh ‘Abdur Rahman bin Isma’il (W. 665 H) Beliau yang terkenal dengan Abd Syamah al Maqdisiyy (W. 665 H) dalam kitabnya “al Bd’its ‘ald Inkdr al Bida’ wa al Hawddits” mengatakan: old asd GIGI eel b ple BF Jae G EAN QS Say" s IEG yao SLE y soe Fok obi J OL ye BLN 2 FE a) Kho cls Job 5 g als; “Di antara bid’ah terbaik adalah peringatan yang dilakukan setiap tahun di hari yang sama dengan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, berupa sedekah, berbuat baik, menampakkan kegembiraan, karena selain berisi perbuatan ihsan kepada para fakir miskin peringatan tersebut menunjukkan kecintaan dan Ta’zhim kepada Nabi dan melambangkan keagungan Nabi di hati para pelakunya dan bahwa ia bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya mewujudkan Rasdl-Nya, Muhammad”. Mg Khatimah al Huffazh Amirul Mukminin fi al Hadits am Ahmad ibnu Hajar al ‘Asqalaniyy (W. 852 H) Beliau mengatakan: OMA Ge ALAN GLA os J J He, Aya ce el fs3 ides Gul2 fe CLE als a ENG BSH TELS HEL EB hen CBs ole eb “Asal peringatan maulid adalah bid'ah yang belum pernah dinukil dari as-Salaf as-Saleh pada tiga abad pertama, tetapi meski demikian peringatan maulid mengandung kebaikan dan lawannya, jadi barangsiapa dalam peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan menjauhi lawannya; hal-hal yang buruk, maka itu adalah bid'‘ah hasanah". Mj al Hafizh Muhammad bin Abdur Rahman as- Ml Sakhawiyy (W. 902 H) Dalam kitab al Ajwibah al Mardliyyah, beliau menga- takan: Lola B58 528 § EN GL ge asl ye Jas Z oss G2 21 OF JR fo 8 SLY hat dy ub ds Sis ty dbl fo- a) 28 Giles Aah os yA & Hak i Si 5 oh eg ¥ aes B S54 et Bs "Peringatan Maulid Nabi belum dilakukan oleh seorang-pun dari as-Salaf as-Saleh pada tiga abad pertama yang mulia, melainkan terjadi kemudian. Dan ummat Islam di semua daerah dan kota-kota besar senantiasa mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan kelahiran beliau shallallahu ‘alayhi wasallam. Mereka mengadakan jamuan-jamuan makan yang luar biasa dan diisi dengan hal-hal yang menggembirakan dan baik. Pada malam harinya, mereka mengeluarkan berbagai macam sedekah, mereka menampakkan kegembiraan dan suka cita. Mereka melakukan kebaikan-kebaikan lebih dari biasanya. Mereka bahkan meramaikan dengan membaca buku-buku maulid. Dan nampaklah keberkahan Nabi dan Maulid secara merata. Dan ini semua telah teruji". Perkataan ini juga dikutip oleh Muhammad bin Yisuf asy-Syamiyy dalam kitabnya “Subul al Huda wa ar-Rasydd”. Imam al Hafizh Jalaluddin Abdur Rahman bin Aba Bakr as-Suydthiyy (W. 911 H) Dalam risalahnya Husnu al Magshid fi ‘Amal al Maulid mengatakan: Gp FB Ue elas A PLN GB Gall yd) we jet 3 055 ey 5g Ay 155 55 I) UE dalg5 oles 235 55 Bi Bin oi 3s eM Se sid Wels ie a adie tas “Pada dasarnya peringatan maulid: berupa berkumpul- nya orang, membaca al Qur’Gn, meriwayatkan hadits- hadits tentang permulaan sejarah Nabi dan tanda- tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan dan bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah termasuk bid'ah hasanah yang pelakunya akan memperoleh pahala, karena’ itu’ merupakan perbuatan mengagungkan Nabi dan menampakkan rasa gembira dan suka cita dengan kelahiran Nabi yang mulia". Syekh Muhammad bin Ahmad ‘illaisy al Malikiyy (W. 1299 H) Dalam kitabnya “a/ Qaul al Munji ‘ala Maulid al Bar- Zanjiyy” mengatakan: Ladd ale edly pity O5i8455 OSL SLY! Jal 3 ay S5ka55 AL ads 5 de pee 5s 547) Ss JS) Cole geen he duc acl fs Saf ys cae SE 5, Subs Was Je, I aw § thee 38 oA YT LA) og Se al ll ae GY joe oS Hy by; ll Bly Blo GY Les, Eke ge aan ee (ele Gare Bi "Syably Libel Shel All gue joe of} “Kaum muslimin senantiasa memperingati dan memperhatikan bulan kelahiran Nabi dan mengadakan jamuan-jamuan makan, bersedekah di malam harinya dengan berbagai macam_ sedekah. Mereka menampakkan kegembiraan dan terlihat pada mereka keberkahan-keberkahan yang agung dan merata. Orang yang pertama_ kali ~menyelenggarakan peringatan maulid adalah raja al Muzhaffar Abu Sa’id, penguasa Irbil. Beliau menyelenggarakannya di bulan Rabi’ul Awwal dan mengadakan perayaan yang besar. Sebagian orang yang menghadiri hidangannya di sebagian peringatan maulid menceritakan bahwa ia menghitung jamuannya adalah 500 ribu kambing yang dipanggang, 10 ribu ayam dan 30 ribu piring kue. Beliau adalah seorang yang mulia, pemberani, pahlawan, berakal, berilmu dan adil. Peringatan mau- lid yang diadakannya dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pa- ra pembesar ulama dan para shufi”. Ml Syekh ‘Abdul Majid al Maghribiyy ath-Tharabulsiyy (W. 1352 H) Dalam kitabnya “al Minhdj fi al Mi’rdj” mengatakan: age Cayptll ole 223 GULLY Jl Y QUI steer" CN Ca pebaell coil yes GS ctl, POLI, SLI SM DL SLM ge 5g GLI abl “Orang-orang Islam telah terbiasa mengadakan peringatan maulid untuk mendengarkan kisah ke- Iahiran Nabi dan sungguh ini adalah hal yang sangat baik, peringatan akan kelahiran Nabi agung yang dengan petunjuk yang dibawanya Allah mengeluarkan para hamba dari kegelapan menuju cahaya”. Syekh Muhammad al Khadlir Husein, Grand Syekh al Azhar di masa lalu (W. 1378 H) Dalam Majalah “al Hiddyah al Islamiyyah” menga- takan: By OLS alas be 5 as TOG dye Se Hes! Uh Gas patents oll ll ple OE Ge aie ltl ge) Gob Sb Ub de el ge fea dy ot Bd, Sow Ge pe dbl or, He & Gt Tole & sl Wile 3 CAL, Gad wb J) lB pe “Sedangkan perayaan yang kita lakukan untuk memperingati kelahiran Nabi, maka sesungguhnya kita tidak melakukan selain apa yang dilakukan oleh sahabat Hassan bin Tsdbit radliyallahu ‘anhu ketika orang-orang mendatanginya lalu ia perdengarkan kepada mereka pujian terhadap Rasulullah dalam syair-syairnya. Kita tidak melakukan selain apa yang dilakukan oleh ‘Aliyy bin Abi Thdlib, al Bara’ bin ‘Azib atau Anas bin Malik ketika mereka berbicara tentang keagungan Rasulullah dalam fisik dan akhlaknya di tengah-tengah banyak orang”. Syekh Muhammad al ‘Arabiyy at-Tabbaniyy al Malikiyy (W. 1390 H) ay Dalam kitabnya “Bard-ah al Asy‘ariyyin” mengatakan: Aas 43 Gad Gllall GLI dy GE oly abt re” yas WS ccgehull GlaY Vy dy) HAI Y, abst Gt “py Sb gaay Jae ye KS dy» “Mengadakan peringatan maulid Nabi, meskipun baru terjadi setelah generasi as-Salaf ash-Shdlih, ia tidak menyalahi kitabullah, juga tidak menyalahi sunnah Rasul-Nya dan juga tidak menyalahi ijma’ (konsensus) ummat Islam, maka orang yang memiliki sedikit saja akal yang sehat dan pemahaman agama yang lurus tidak akan mengatakan bahwa hal itu tercela”. As-Sayyid ‘Alawi bin ‘Abbas al Méalikiyy (W. 1391 H) pengajar di al Masjid al Haram dalam kumpulan fatwa dan risalahnya mengatakan: Beal BIG fo UM cee” Alby PILL, Pall agle deel 55 do sae alt Wi* IG”, ols ZaS, obS) op Wed B54 GY; La, FY herall Jo My Hall olela, Vly Heal Dal > Spell pAb foe SSeS, GNI ye BY Ly cote: |hus BAS, lysed ge dl By Ley Gae So gle all a5, Be Law ST As 3 JBL Dey Jay by 53) le, 143d ae oli] Moulyy ke SUSI AL, ga Sollall BB cool Jo pI, ea Le UN SF uit CONS alec fe AGS} le de ASN ope he Lal 2%} [et hea] Dud ats daw SST SS Jo wee Sir UI sales Jo Eo ls 3, dls Als 8) ly 651 Ql alsl, Va alo Atl, angie Ue pedly atl cbisl ke Bo podl NG bs abl dl) fleall to) CoS) ws, POS lhe Ils Ca WN LI ole Gb Ll glee| bos Pipa SLey|y tase Gulls Sy pmsl Dy als isle, “Peringatan maulid Nabi berisi tiga perkara: Pertama: Menyebut nama, nasab, cara kelahiran Nabi dan peristiwa-peristiwa agung yang terjadi saat kelahirannya, tumbuh kembang Nabi, berbagai peristiwa yang dialaminya seperti bepergian untuk berdagang, tanda-tanda menjelang kenabian yang aneh dan keadaan-keadaan yang menakjubkan. Menyebut permulaan diutusnya Nabi, ujian dan cobaan yang ia hadapi dalam rangka menyebarkan dakwah dan menyampaikan al Qur‘an. Menyebut hijrah Nabi dan apa yang beliau alami berupa berbagai peperangan, peristiwa dan keadaan yang bermacam-macam dan menyebutkan wafatnya Nabi. Orang yang melihat ini semua akankah meragukan bahwa sejarah hidup dan perjuangan Nabi adalah sarana menuju kesempurnaan cinta kepadanya dan penyebab seseorang mengenalinya dengan sempurna ?!. Kedua: Peringatan maulid menyebabkan kita membaca shalawat dan salam kepada Nabi yang hal ini dituntut dari kita dengan firman Allah yang maknanya: “Wahai orang-orang yang beriman bershalawat dan salam lah kepadanya’. Dan betapa banyak faedah shalawat dan salam kepada Nabi. Ketiga: Menyebut akhlak-akhlak Nabi yang mulia, sunnahnya yang agung dan adab-adab yang Allah tanamkan pada dirinya. Ini mengandung dorongan untuk mengikutinya dan anjuran yang kuat untuk mengikuti jejaknya, berjalan di atas manhajnya dan meneladani adab-adabnya. Bahkan dengan adanya momen peringatan maulid ini, para ulama dan dai di Hadlramaut memanfaatkan kesempatan berkumpul- nya orang-orang kebanyakan di majelis-majelis maulid dengan mengingatkan mereka kembali tentang ajaran-ajaran agama dan menjadikan peringatan maulid — sebagai sarana untuk membimbing dan mengarahkan mereka dan ini jelas mengandung manfaat yang menyeluruh dan mengarahkan kepada jalan yang lurus”. K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari (W. 1391 H) Seorang ulama besar Indonesia, dalam risalah “at- Tanbihat al Wajibat” mengatakan: Basch gf Fs Be sll AW Ss 185 ers #51535 ll pst sh alt 3 BS a % ell Al Jae a 5G EN has ae M3 MNS ; BV BE SE OMI sets “Peringatan Pertama: Diambil dari perkataan para ulama yang akan disebutkan bahwa Maulid yang disunnahkan oleh para ulama adalah berkumpulnya orang, membaca beberapa ayat al QurGn, meriwayatkan hadits-hadits tentang permulaan sejarah Nabi, dan_ irhash-irhash (tanda-tanda menjelang kenabian) yang muncul saat dikandung dan lahirnya Nabi, dan sejarah hidup beliau yang penuh berkah setelah itu, kemudian dihidangkan makanan, dimakan lalu bubar, dan seandainya ditambah dengan memukul rebana dengan mengindahkan adab-adab maka itu tidak mengapa (boleh-boleh saja)”. PEMBACAAN SYAIR-SYAIR PUJIAN TERHADAP NABI (IMADA-IH NABAWIYYAH) DAN BUKU-BUKU MAULID EY Ss Al Hafizh Ahmad ibnu = Hajar al ‘Asqalaniyy mengatakan: Bedly as il ale warily cA ely al Seok a Stall, Fail CAI, AI Jal Gite of aes a! oe «US Gob WELT Ob BE od He pele lan, Abylak's de Edt gale WAN, yl Gila gs Led ye yal oF BSS y old ab J} Cyl! HA Ue a SI SEY MB ake fo HOU OLA og» OY Gil ob Sal gi) [3 yell ee alah BRL HS oll fl "VS ut S33 Wb Sub YZ t5sle (gdh old! aaah yl clea Gull ey) OLS y) “Sesungguhnya orang-orang yang menghendaki ke- baikan dan menampakkan kegembiraan dan suka cita dengan kelahiran Nabi serta kecintaan kepadanya, cukup bagi mereka mengumpulkan orang-orang yang baik dan shdlih serta para fakir miskin, lalu memberi makan dan bersedekah kepada mereka karena kecintaan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam. Jika mereka ingin melakukan lebih dari itu maka mereka mendatangkan orang yang melagukan Qashidah-gashidah pujian kepada Nabi dan sya’ir-syair yang berkaitan dengan anjuran untuk berakhlakul karimah, yang menggerakkan hati untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan_bid’ah-bid’ah yang buruk. Ini dikarenakan di antara penyebab yang membangkitkan kecintaan kepada Nabi adalah mendengarkan suara-suara yang indah dan merdu yang melantunkan pujian-pujian kepada Nabi, jika hal itu menemukan lahan (sasaran) yang tepat maka itu akan menimbulkan pada diri pendengar rasa syukur dan mahabbah kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam“. Al Hafizh as-Sakhawiyy mengatakan: 228 8 estat Bi pat ol ts “5 ASN eats DG Iss Sb SSG BEBE By BIG J) 5576 VSI ie assis SR By Sled) SS de Ey BAA aby HL BES | yl Ss ot 38 Sli Spa Baste Bo "Sedangkan pembacaan kisah kelahiran Nabi maka seyogyanya yang dibaca hanya yang disebutkan oleh para ulama ahli hadits dalam karangan-karangan mereka yang khusus berbicara tentang kisah kelahiran Nabi seperti al Mawrid al Haniyy karya al 'Iragiyy (Aku juga telah mengajarkan dan membacakannya di Makkah), atau tidak khusus tetapi mnyebutkan riwayat-riwayat tentang kelahiran Nabi seperti kitab Dala-il an-Nubuwwah karya al Bayhagqiyy. Kitab ini juga telah dibacakan kepadaku hingga selesai di Raudlah Nabi, karena kebanyakan kisah maulid yang ada di tangan para penceramah adalah riwayat-riwayat bohong dan palsu, bahkan hingga kini mereka masih terus memunculkan riwayat-riwayat dan kisah-kisah yang lebih buruk dan tidak layak didengar, yang tidak boleh diriwayatkan dan didengarkan, justru sebaliknya orang yang mengetahui kebatilannya wajib menging- kari dan melarang untuk dibaca. Padahal sebetulnya tidak mesti ada pembacaan kisah-kisah maulid dalam peringatan maulid Nabi, melainkan cukup membaca beberapa ayat al Qur’Gn, memberi makan dan sedek- ah, didendangkan bait-bait Mada-ih Nabawiyyah (pujian-pujian terhadap Nabi) dan syair-syair yang mengajak kepada hidup zuhud, mendorong hati untuk berbuat baik dan beramal untuk akherat, dan Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki". Syl 3b bapad ———n—_—_- Widtgegemes di. oJ eis Berga tes — Pai wayiia, Liga bi siseg “yd aiias (rete ttetl Ab dy Yoel. 3 | sto, SAB SMO Gl Gb Ls) al fans Last ws) ieee & ALE GG 3 buf dl of iby £5 Wad al Sts Co ys G6 LY ens og Fé glad 5, Sb Le BS Cu Iyfibl Ss Bee! San Spr pll 3 Bly iJ putes. te, SL 33 a caro) 6 SSB Lay Vo ss \35 pestt 36 iS a af Lal5 BY | A ose ON ESS 55 LA, JL 445 si) Bj Sy 535 5 EG BM a3 55 5-4 5-2 5 JS oe 1, ts seas 25 £2 Si Sk Ae Lay 3540) J+ B18} SI FSS U I See oe Sy SH shes iv SHE eel Lal yet 3h Sy ye tiet yo —a—— CoC ler, c Peron Telp r nD

Anda mungkin juga menyukai