Cedera Kepala
Cedera Kepala
Cedera E
P
A
L
A
Nama : Muslihatin Hasanah
Nim : 15.035
Pengertian
• Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma
kulit kepala tengkorak dan otak (marton,2012)
• Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatic dari
fungsi otak yang disertai pendarahan intensial dalam
substansi otak, tanpa terputusnya kontinuitas otak.
Trauma serebral adalah suatu bentuk trauma yang
dapat merubahkemampuan otak dalam menghasilkan
keseimbangan aktivitas fisik, intlektual, emosional,
social, dan pekerjaan (Krisanty, paula 2014).
• Trauma kepala pada dasarnya dikenal menjadi 2 macam
mekanisme yaitu benturan dan goncangan. ( gemardil
and meary, 2013)
Etiologi
Mekanisme cedera kepala meliputi cedera akselerasi, deseralisasi,
akselarasi- deselerasi, coup – country coup, dan cedera rotasional:
• Cedera akselerasi terjadi jika objek bergerak menghantam kepala
yang tidak bergerak.
• Cedera Deseralisasi terjadi jika kepala yang bergerak membentur
objek yang diam.
• Cedera akselarasi- deselerasi dima kasus ini terjadi pada kasus
kecelakaan dan kekerasan fisik.
• Cedera coup – country coup terjadi jika kepala terbentur yang
menyebabkan otak bergerak dalam ruang kranial dangan kuat
mengenai area tulang tengkorak.
• Cedera rotasional jika terjadi pukulan menyebabkan otak
berputar dalam rongga tengkorak, dan menyebabkan robeknya
neuron.
Klasifikasi
Berdasarkan patologi cedera dibagi menjadi :
A. Cedera kepala primer
Merupakan cedera akibat cedera awal. Yang
menyebabkan gangguan intergritas fisik kimia dan
listrik yang nantinya akan menyebabkan metian sel.
B. Cedera kepla sekunder
Cedera ini merupakan cedera yang menyebabkan
kerusakan otak lebih lanjut terjadi setelah
trauma.sehingga menyebabkan TIK tak terkendali,
edema serebral perubahan biokimia
Lanjutan..
Menurut Jenis Cedera
• Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan
frakturtulang tengkorak dan laserasi diameter.
Dimana trauma ini menembus tengkorak dan
jaringan otak.
• Cedar kepala tertutup yaitu dapat dismakan dengan
cedera kepala ringan
Berdasarakan GCS
• Cidera kepala ringan minor
GCS 14-15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi hanya kurang dari 30 mnit
Tidak ada fraktur tengkorak
Tidak ada kontusio serebral
• Cedera kepala sedang
GCS 9- 13
Kehilangan kesadaran dan asam anemnesa lebih dari 30mnt tetapi kurang dari
24 jam
Dapat mengalami fraktur tengkorak
Diikuti kontosiu serebral, laserasi dan hematoma intracranial
• Cedera kepala berat
GCS 3-8
Kehilangan kesadaran dana tau mengalai anemsia lebih dari 24 jam
Juga dapat mengalami kontosio serebral, laserasi atau hematoma intracranial
Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan klinis biasa yang dipakai untuk menentukan cedera
kepala menggunakan gcs. Nyeri yang menetap atau setempatbiasanya
menunjukkan adanya fraktur ( smeltzer, suzanna, 2012)
1. Fraktur kubah krenial menyebabkan pada daerah fraktur
2. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika GCS keluar dari telinga dan
hidung
3. Laserasi atau kontosio ditunjukkan oleh cairan spinal yang berdarah
4. Scalp wounds ( trauma kulit kepala)
5. Fraktur tengkorak
6. Komosio serebri ( geger otak)
7. Komosio serebri ( kehilangan kesadaran lebih lama)
8. Pendarahan intra kranial ( pendarahan subdural )
9. Tekanan intra kranial
Pemeriksaan Penunjang
Foto plos tengkorak ( scul x-ray)
Angiografi serebral
Pemeriksaan PRI
Ct Scan
Penatalaksanaan emergency
Primary survey
Nilai tingakat kesadaran
Lakukan tingkat kesadaran
Lakukan penilaian ABC
AIRWAY : Kaji apakah ada muntah , pendarahan
atau bendan asing dalam mulut
BREATHING: kaji kemampuan bernafas
peningkatan pco2 akan memburuk
edema selebri
CIRKULASI : kaji denyut nadai dan pendarahan 2#
Intervensi
1. Buka jalan nafas melalui tekhnik jawtrust
2. O2 4-6 lpm
3. Control pendarahan jangan memberikan
penekanan pada area kpala yang mengalami
pendarahan hanya tutp saja
Secondary
Kaji riwayat tarauma
Tingkat kesadaran
Ukuran TTV
survey
NARASI PHATWAY
Trauma kepala tidak langsung disebabkan oleh cidera langsung
terhadap jaringan otak tetapi karena kekuatan luar yang
membentur sisi tengkorak kepala.yaitu membentur pada intra
kanial, tulang kranial dan ekstrakranial.
Ekstra kranial adalah bagian kepala bagian luar dimana jika
terjadi benturan pada ektra kranial akan mengakibatkan
terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot dan faskuler dan biasnya
akan terjadi resiko pendarahan, pendarahan , hemastoma
perubahan sirkulasi css dan peningkatan intra kranial yang
mengakibatkan herniasi unkus dan mengakibatkan mesenfalon
tertekan yang mengakibatkan resiko cedera, imobilitas fisik yang
nantinya akan mengakibatkan hambatan mobilitas fisik, dan asietas.
Peningktan TIK akan mengakibatkan mual muntah dan nanti akan
mengakibatkan resiko kekurangan volume cairan .Gangguan suplai
darah menjdi iskemia yaitu ketidak cukupan suplai darah
mengakibat hipoksia kekurangan oksigen kesuplai darah sehingga
terjadi kerusakan memory, dan resiko ketidakefektivan perfusi
jaringan ke otak. Resiko infeksi dan juga nyeri akut.
Lanjutan..
Tulang kranial yang berada pada sisi anteriorberbatasan
dengan tulang parietal. Yang nantinya akan mengakibatkan
terputusnya kontunuitas jaringan tulang dan nantinya
mengakibatkan nyeri akut.
Intra kranialyaita organ yang berada didalam otak
apabila intracranial mengakibatkan gangguan maka akan
jaringan ke otak rusak terjadilah edema serebral dan
mengakibatkan kejang yang nantinya akan mengakibatkan
gangguan neurologis vocal deficit neurologis gangguan
persepsi sensori. Kejang juga mengakibatkan bersihan jalan
nafas dispepnia hneti nafas mengakibatakan ketidak
efektifan pola nafas dan ketik bersihan jalan nafas
RESUME KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Kendaraan: Ambulan Mobil pribadi √ Lainnya : Pasien datang ke IGD RSUD H. Slamet
Martodirdjo dibawa 0leh petugas PMI
Tanda dan gejala : Hematom pada dahi yaitu Karakteristik : Tidak Ada
dengan ukuran 13cm, diameter 13 cm
.pendrahan pada hidung dan mulut , lecet Faktor yg meringankan : Tidak Ada
pada dahi, dan pasien gelisah.
Tindakan yang telah dilakukan sebelum ke RS : Tidak Ada
Onset/awal kejadian: Pasien menabrak bagian
belakang truk Faktor Pencetus : Pasien menabrak bagian belakang truk
Tanda vital : Tensi: 152/84 mmHg HR : 63 x/ mnt RR: 35 x/menit Suhu : ..35,9...C.
Lokasi :.84%..........
Masalah/Diagnosa
Keperawatan Tindakan keperawatan
PRIMARY SURVEY
Lain-lain……………….....................
D. Disability Aktual √ Risiko √ Mengobservasi
perubahan tingkat
1. Tingkat kesadaran : Stupor Perfusi jaringan serebral kesadaran
tidak efektif
2. Nilai GCS √ Mengkaji pupil: isokor,
Aktual Resiko diameter dan repon cahaya
E: 1 M:4 V: 2 =7
.................................................. √ Mengukur kekuatan otot
3. Pupil ....................
• Meninggikan kepala15-
√ Isokor Anisokor 30o jika tidak ada
Respon Cahaya : √ + / - kontraindikasi.
Diameter : ¡ 1 mm ¡ 2 mm √ Kolaborasi;
√¡ 3 mm ¡ 4 mm √ Memberikan terapi
4. Ekstremitas sesuai indikasi:
Sensorik √Ya Tidak PIRACATOM INJ 3
Motorik √ Ya Tidak GRAM
5. Kekuatan otot : Lain-lain :
.......………………………............
.......................................................
.......................................................
..............
E. Exposure Nyeri Mengkaji karakteristik
1. Adanya trauma pada daerah : Kerusakan Mobilitas nyeri dengan PQRST.
Pada daerah frontal Fisik • Mengajarkan teknik
2. Adanya jejas/luka pada daerah : relaksasi.
Membatasi aktivitas yang
Pada daerah kepala terdapat hematom meningkatkan intensitas
dengan diameter 13 cm nyeri
Mengobservasi tanda-
3. Ukuran luka
tanda adanya sindrom
Diameter 13 cm kompartemen (nyeri lokal
5. Lain-lain : daerah cedera, pucat,
……………….............................
. penurunan mobilitas,
penurunan tekanan nadi,
nyeri bertambah saat
digerakkan, perubahan
sensori / baal &
kesemutan)
• Melakukan pembalutan
• Melakukan pembidaian
• Kolaborasi :
o Analgetik
Lain-lain:
………….......................................
...............................................
SECONDARY SURVEY PEMERIKSAAN FOKUS
Diagram Tubuh : PER-SISTEM (B1-B6)
Hematom 13 cm
B1: A:Jalan nafas ada sumbatan darah dan bunyi nafas
gurgling
B:Pasien sesak nafas d/d RR: 35x/ mnt,bunyi nafas
tambahan ronkhi, irama nafas tidak teratur , jenis
pernafasan dada, menggunakan o2 masker 10 lpm.
B2 : Pasien tidsk memiliki RPD Hipertensi : TD: 159/
84mmHg CRT < 2 detik
B3 : Kesadaran stupor GCS E : 1 V: 2 M: 4 = 7
B4 :Tidak ada retensi urine , tidak terpasang selang
cateter.
B5 : 10 menit setelah pasien MRS pasien dilakukan
suction dan 3 menit kemudian px mengalami muntah
darah.
B6 : K/U UNRESPON
K/U otot ?
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (Lab, foto Thorak, Dll)
Ct Scan
Thorax : TAA
LAB : GA 116 mg/dl
Wbc 11,18 (10 3 / ul )
Eo % 92 %
Neut 36,7 %