Peranan Koperasi Mahasiswa Dalam Membentuk Mental
Peranan Koperasi Mahasiswa Dalam Membentuk Mental
RESEARCH ARTICLE
Naskah diterima: 11 Juli 2017, direvisi: 19 September 2017, disetujui: 27 November 2017
Abstract
This study aimed at determining the role of student’s cooperatives in building the entrepreneurial mentality on the
students of Economics Education STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. The method of the research used was
qualitative approach. The data of the research were obtained from two sources namely: Primary data and
Secondary data. Data collection techniques used in this study was interviews, observation and documentation. The
data collecting instruments used was interview guidelines, field notes and researchers themselves. Data analysis was
done through data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the results of the research, obtained that:
1) The role of the student’s cooperatives seen from 2 approaches, that are Student’s Cooperative as entrepreneurial
education unit trains and educates students in cooperative management as well as train and educate students in
developing entrepreneurial potential. 2) The role of student cooperative in building students' entrepreneurial
mentality at Kopma on Economics Education of STKIP Persada Khatulistiwa Sintang has been appropriate for
indicators of entrepreneurial mentality in terms of leadership, task and result oriented, future orientation,
creativity, risk-taking and self-confidence.
Keywords: Student Cooperative, Mental Entrepreneurship.
Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peranan koperasi mahasiswa dalam membentuk
mental enterpreneurship mahasiswa Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
berasal dari dua sumber yaitu: data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi: Pedoman wawancara, catatan lapangan dan
peneliti sendiri. Analisis data Pada penelitian ini mencakup reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil: 1) Fungsi Kopma dilihat dari 2
pendekatan yaitu Koperasi mahasiswa sebagai satuan pendidikan kewirausahaan melatih dan
mendidik mahasiswa dalam manajemen koperasi serta melatih dan mendidik mahasiswa dalam
mengembangkan potensi kewirausahaan; 2) Peranan koperasi mahasiswa dalam membentuk
mental enterpreneurship mahasiswa pada Kopma Pendidikan Ekonomi STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang telah sesuai indikator karakteristik wirausahawan dalam hal jiwa
kepemimpinan, berorientasi tugas dan hasil, orientasi masa depan, kreativitas, pengambil risiko,
dan percaya diri.
Kata Kunci: Koperasi Mahasiswa, Mental Kewirausahaan.
merupakan mahasiswa Pendidikan Ekonomi. yang mereka produksi di kantin Kopma pada
Koperasi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi “Kopmaday”. Kopmaday merupakan hari yang di-
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang merupa- tiadakannya perkuliahan bagi masing-masing
kan unit kegiatan mahasiswa yang memiliki asas kelas. Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP
manfaat untuk mahasiswa sebagai organisasi Persada Khatulistiwa Sintang setiap semester-
ekonomi. nya menjadwalkan masing-masing kelas men-
Berdirinya kopma ini didasari kenyataan dapat 1 (satu) hari untuk Kopmaday. Sehingga
bahwa mahasiswa program studi pendidikan kelas yang mendapat jadwal Kopmaday ber-
ekonomi mempelajari materi perkuliahan tanggung jawab penuh pada jalannya usaha
berkaitan perkoperasian yang paling banyak, kantin kopma.
sehingga kopma ini merupakan sarana yang Dengan adanya koperasi mahasiswa ter-
tepat untuk mempraktikkan ilmunya sebagai sebut diharapkan selain dapat mengaplikasikan
anggota atau bahkan menjadi pengurus ilmu koperasi yang telah dipelajari juga
Kopma. menumbuhkan jiwa entrepreuner pada dirinya.
Koperasi mahasiswa adalah koperasi bagi Dengan demikian mahasiswa diharapkan tidak
kalangan mahasiswa, yang masa pendidikannya lagi menggantungkan nasibnya untuk mencari
di perguruan tinggi juga disiapkan sebagai insan kerja, akan tetapi ketika mereka lulus nantinya
pembangunan masa depan, mestinya juga mampu mencipta pekerjaan.
melalui pengkajian keterkaitan antara koperasi Berdasarkan penelitian terdahulu yang
dengan program industrialisasi yang dilaksana- telah dilakukan Sa’roni dengan judul Pengaruh
kan sebagai bagian pembangunan 3. Pada haki- Koperasi Siswa Terhadap Motivasi Berwira-
katnya koperasi didirikan untuk membangun usaha Siswa Di MAN 1 Kabupaten Cirebon,
kemandirian, menguatkan kesetiakawanan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh
serta meningkatkan kesejahteraan anggota. yang signifikan antara koperasi siswa dengan
Organisasi koperasi merupakan sarana yang motivasi berwirausaha siswa di MAN 1 Kab.
tepat bagi mahasiswa guna mempraktikkan Cirebon.4 Sedangkan pada penelitian Zulfa Sari
ilmu yang diperoleh selama perkuliahan (2010) dengan judul peranan koperasi maha-
khususnya berkaitan dengan koperasi dan ke- siswa (kopma) dalam menumbuh kembangkan
wirausahaan. jiwa kewirausahaan pada anggota koperasi di
Keberadaan Kopma selain untuk kepen- Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
tingan bisnis, juga bertujuan sebagai wadah dan Riau disimpulkan bahwa peranan koperasi
sarana belajar mahasiswa dalam mengelola mahasiswa dalam menumbuh kembangkan jiwa
suatu usaha. Bidang usaha Kopma yang utama kewirausahaan pada anggota koperasi di
yakni kantin. Melalui Koperasi mahasiswa ini Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
diharapkan dapat membentuk mental wira- Riau sudah dikatakan cukup berperan. 5
usaha mahasiswa. Kecenderungan yang terjadi Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut
selama ini adalah mahasiswa yang telah koperasi berperan terhadap kewirausahaan.
menempuh mata kuliah kewirausahaan dan Berdasar penelitian Sugiharsono (2014) dengan
mata kuliah lain yang bermuatan kewirausahaan judul Koperasi Membina Wirausaha Ber-
lain tanpa dibarengi dengan praktik, ketika karakter Indonesia disimpulkan bahwa gerakan
mereka lulus justru mencari kerja. Koperasi Indonesia dengan landasan, asas,
serta nilai-nilai dan prinsip koperasi dapat
Mahasiswa yang telah menjadi anggota mendidik dan membina karakter para wira-
koperasi mahasiswa tidak hanya dituntut untuk
menabung akan tetapi dituntut untuk berperan 4Sa’roni, Pengaruh Koperasi Siswa Terhadap Motivasi
aktif dalam usaha kantin yang dijalankan Berwirausaha Siswa di Man 1 Kabupaten Cirebon, (2013), tersedia:
koperasi. Masing-masing anggota mendapat http://repository.
jadwal untuk membuat dan menjual barang 5Sari, Zulfa, Peranan Koperasi Mahasiswa (Kopma) Dalam
Menumbuh Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Pada Anggota Koperasi
3Anoraga, Pandji & Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Skripsi, 2010
(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 203 (tidak dipublikasikan).
7Sitio, Arifin dan Tamba Halomoan, Koperasi: Teori dan koperasian. Pasal 1.
10Ibid., pasal 3.
Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 18.
8Röpke, Jochen. Ekonomi Koperasi Teori Dan Manajemen 11Anoraga, Pandji & Ninik Widiyanti, op.cit., h. 203.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012). h 14. 12Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Loc.cit. Pasal 4.
sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding buka usaha dalam berbagai kesempatan. Ber-
dengan besarnya jasa usaha masing-masing jiwa berani mengambil risiko artinya bermental
anggota; (4) Pemberian balas jasa yang terbatas mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
terhadap modal; (5) Kemandirian; (6) Pen- diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
didikan perkoperasian; (7) Kerja sama antar- kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat
koperasi. 13 dilakukan seorang diri atau berkelompok. Se-
orang wirausahawan dalam pikirannya selalu
Kewirakoprasian adalah adalah suatu sikap
berusaha mencari, memanfaatkan, serta men-
mental positif dalam berusaha secara koparatif,
ciptakan peluang usaha yang dapat memberikan
untuk mengambil prakarsa inovatif serta
keuntungan. 18
keberanian mengambil resiko dan berpegang
teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam Prinsip dasar yang penting adalah dalam
mewujudkan terpenuhnya kebutuhan nyata wirausaha diperlukan orang-orang yang kreatif,
serta peningkatan kesejahteraan bersama. 14 inovatif, disiplin, memiliki daya cipta, berpikir
Entrepreneurship dalam bahasa Indonesia, hal yang baru dan melakukan hal baru atau
dikenal istilah wirausaha yang merupakan membuat yang baru dan berbeda (thinking new
gabungan dari kata wira (gagah berani, perkasa) thing and doing new thing or create the new and
dan kata usaha. Entrepreneur berasal dari bahasa different). 19
Perancis yaitu yaitu “entreprende” yang berarti Manfaat dari wirausaha sendiri menurut
petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Thomas W.Zimmer, et. al. adalah memberi
Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh peluang dan kebebasan untuk mengendalikan
Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin nasib sendiri, memberikan peluang melakukan
populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi perubahan, memberikan peluang untuk
J.B Say (1803) untuk menggambarkan para mencapai potensi diri sepenuhnya, memberikan
pengusaha yang mampu memindahkan sumber peluang untuk mencapai potensi diri sepenuh-
daya ekonomis dari tingkat produktivitas nya, memiliki peluang untuk meraih ke-
rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta meng- untungan optimal dan memiliki peluang untuk
hasilkan lebih banyak lagi.15 berperan aktif dalam masyarakat dan men-
Wirausaha adalah orang yang mendobrak dapatkan pengakuan atas usahanya, memiliki
sistem ekonomi yang ada dengan memper- peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai
kenalkan barang dan jasa yang baru, dengan dan menumbuhkan rasa senang dalam menger-
menciptakan bentuk organisasi baru atau jakan. 20 Sedangkan Stoner Burch mengemuka-
kan dampak sosial ekonomi dari adanya wira-
mengolah bahan baku baru. 16 Definisi kewira-
usaha yaitu menciptakan lapangan pekerjaan,
usahaan menurut Hisrich yaitu “Entreprenuership
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan
is the process of creating something different with value
pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan
by devoting the necessary time and effort, assuming the
memobilitasi sumber daya untuk meningkatkan
accompanying financial, psyicological, and social risk
produktivitas nasional, meningkatkan kesejah-
and receiving the resulting rewards of monetary and
teraan pemerintah melalui pajak. 21
personal satisfaction and independence”. 17
Untuk dapat menumbuhkan mental
Secara sederhana Scumpeter mengartikan
enterpreneurship (kewirausahaan) tidak cukup
wirausahawan (entrepreneur) sebagai orang yang
dengan belajar di kelas, diperlukan adanya
berjiwa berani mengambil risiko untuk mem-
praktik atau latihan. The learning process gives
impact on the increased interest in entrepreneurship
13Ibid, Pasal 5.
14Anoraga, Pandji & Ninik Widiyanti, Op.cit., h. 44.
15Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pen- 18Kasmir, Kewirausahaan Edisi Revisi, (Jakarta: Raja
dekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana Grafindo Persada, 2013) h. 18-19.
Prenada Media Group, 2010) hlm. 24. 19Alma, Buchari. Loc.Cit. h. 72
16Alma, Buchari, Kewirausahaan. (Bandung: Alfabeta, 20Echdar, Saban, Manajemen Enterpreneurship – Kiat Sukses
2010), h. 24. Menjadi Wirausaha, (CV Andi Offset, Yogyakarta, 2013), h. 21.
17Ibid. h. 23. 21Ibid., h. 23.
among students. In addition, learning activities provide d. Kepemimpinan dengan watak mampu
increased insight into the impact on cognitive, memimpin dan dapat bergaul dengan
psychomotor skills and attitude in their work, thus this orang lain serta menanggapi kritik dan
model is deemed right to be used in the effort for saran dengan baik.
improving the entrepreneurial interests among e. Keorisinilan dengan watak inovatif, kreatif,
students. 22 fleksibel, memiliki banyak sumber atau
referensi, dan serba bisa. 24
Wirausaha atau entrepreneur dapat dikelom-
pokkan dalam empat kategori, yaitu: 23 Berdasarkan definisi ahli menurut Siswoyo,
a. Business Entrepreneur, dibagi 2 yaitu a) Owner kepribadian seorang entrepreneur diidentifikasi
entrepreneur adalah para pencipta dan oleh beberapa peneliti yaitu: 25
pemilik bisnis; b) Professional entrepreneur a. Desire for responsibility yaitu memiliki rasa
adalah orang-orang yang memiliki daya tanggung jawab yang besar terhadap usaha
wirausaha namun mempraktikannya di yang baru dirintisnya.
perusahaan milik orang lain. b. Preference for moderate risk. Entrepreneur lebih
b. Government Entrepreneur yaitu seorang atau memperhitungkan risiko. Entre-preneur
kelompok orang yang memimpin serta melihat peluang bisnis berdasar penge-
mengelola lembaga negara atau instansi tahuan, latar belakang, dan pengalaman
pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan mereka.
wirausaha. c. Confidence in their ability to succeed.
c. Social Entrepreneur yaitu para pendiri Entrepreneur seringkali memiliki rasa
organisasi-organisasi sosial kelas dunia percaya diri yang tinggi. Sebuah studi yang
yang menghimpun dana masyarakat untuk digelar oleh National Federation of Inde-
melaksanakan tugas sosial yang mereka pendent Business (NFIB) mengemukakan
yakini. sepertiga entrepreneur merasa memiliki
d. Academic Entrepreneur, ini menggambarkan peluang sukses sebesar 100%.
akademisi yang mengajar atau mengelola d. Desire for immediate feedback. Entrepreneur
lembaga pendidikan dengan pola dan gaya ingin mengetahui bagaimana tanggapan
entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan orang lain tentang cara yang mereka
mulia pendidikan. sedang jalankan, dan untuk itu mereka
senang sekali jika mendapat masukan dari
Adapun ciri dan watak yang harus dimiliki
orang lain.
seorang wirausaha menurut Marbun sebagai
berikut: e. Highlevel of energy. Entrepreneur terkesan me-
a. Percaya diri yang kuat dengan watak miliki energi yang lebih besar dibanding-
kepercayaan (keteguhan), ketidaktergan- kan dengan kebanyakan orang.
tungan, kepribadian mantap, dan optimis. f. Future orientation. Entrepreneur diberkahi
b. Berorientasikan tugas dan hasil dengan kemampuan yang baik dalam melihat
watak kebutuhan atau haus akan ber- sebuah peluang.
prestasi, berorientasikan laba atau hasil, g. Skill at organizing. Entrepreneur mempunyai
tekun dan tabah, tekad, kerja keras, kemampuan menempatkan orang sesuai
memiliki motivasi, energik, dan penuh bidang dan kemampuannya.
inisiatif. h. Value of achievement over money. Dalam
c. Berani mengambil resiko dengan watak menjalankan bisnisnya, yang menjadi ke-
mampu mengambil resiko dan suka paada kuatan utama entrepreneur adalah sebuah
tantangan. pencapaian kesuksesan, dan uang hanya-
22Hisrich, Robert D., Micahel P.Peters, Dean A.Shepherd.
Enterpreneurship. Seventh Edition, (New York: Mcgraw Hill, 2010), 24Alma, Buchari. Op.cit. h. 52.
h. 8. 25Siswoyo,Bambang Banu. Pengembangan Jiwa Kewirausaha-
23Ciputra, Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa, an di Kalangan Dosen dan Mahasiswa, (Jurnal Ekonomi Bisnis.
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 8-10. tahun 14. nomor 2, Juli 2009), h. 115-116.
lah sebuah simbol untuk menandakan dan mau diajak untuk mencapai sukses
sebuah pencapaian. dalam bidang bisnis.
Menurut By Grave, karakteristik wira-
Menurut Michael Harris, Seorang wira-
usahawan meliputi 10 D yaitu: 26
usaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki
a. Dream, yaitu seorang wirausaha mem- pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
punyai visi keinginan terhadap masa depan Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
pribadi dan bisnisnya serta mempunyai mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang
kemampuan untuk mewujudkan impian- memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
nya. kualitas individual yang meliputi sikap,
b. Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku
orang yang tidak bekerja lambat. Mereka yang diperlukan untuk melaksanakan peker-
membuat keputusan secara cepat dengan jaan/kegiatan 27
penuh perhitungan. Beberapa bekal pengetahuan kewirausaha-
c. Doers, yaitu seorang wirausaha dalam an yang perlu dimiliki menurut adalah sebagai
membuat keputusan akan langsung menin- berikut:
daklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatan- a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan
nya secepat mungkin dan tidak menunda- dirintis.
nunda kesempatan yang baik dalam b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung
bisnisnya. jawab.
d. Determination, yaitu seorang wirausaha c. Pengetahuan tentang kepribadian dan
melaksanakan kegiatannya dengan penuh kemampuan diri.
perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi d. Pengetahuan tentang manajemen dan
dan tidak mau menyerah, walaupun organisasi bisnis.28
dihadapkan pada halangan dan rintangan
yang tidak mungkin dapat diatasi. C. Metode Penelitian
e. Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi Bentuk penelitian ini adalah penelitian
terhadap bisnisnya sangat tinggi kualitatif deskriptif dengan pendekatan feno-
f. Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnis- menologi. Bogdan dan Taylor menyatakan
nya dan produk yang dihasilkan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
g. Details, yaitu seorang wirausaha sangat tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
memerhatikan faktor-faktor kritis secara yang dapat diamati. 29 Metode penelitian
rinci. kualitatif atau biasa disebut metode penelitian
h. Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap naturalistik adalah metode penelitian yang
nasib dan tujuan yang hendak dicapainya, digunakan untuk meneliti pada objek yang
bebas dan tidak mau tergantung kepada alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instru-
orang lain. men kunci, sedangkan teknik pengumpulan
data dilakukan dengan metode wawancara,
i. Dollars, seorang wirausaha tidak meng- analisis data bersifat induktif, dan hasil
utamakan mencapai kekayaan, motivasinya penelitian kualitatif lebih menekankan makna
bukan karena uang. daripada generalisasi. 30
j. Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan
kepemilikan bisnisnya kepada orang keper- 27Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses
cayaannya yaitu orang-orang yang kritis Edisi 4, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), h. 81.
28Ibid.
uangan, manajemen sumber daya manusia, Sebagian besar mahasiswa yang mereka
prosedur pencatatan akuntansi, mana- menyatakan kemampuan dalam kepemim-
jemen usaha, manajerial, komunikasi, pinannya meningkat sebatas pada ketua
melakukan kerjasama dengan orang lain, kelompok.
membangun jaringan dan lain sebagainya. Kepemimpinan merupakan usaha atau
(b) Melatih dan mendidik mahasiswa dalam kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain
mengembangkan potensi kewirausahaan. untuk bekerjasama demi mencapai tujuan
Kopma merupakan sistem usaha terbaik tertentu. Wirausaha yang berhasil kecen-
bagi mahasiswa sebab dapat menjadi drungannya memiliki sifat kepemimpinan,
wadah pembelajaran yang nantinya mampu kepeloporan dan keteladanan. Kepemim-
memberikan pengalaman bagi mahasiswa. pinan adalah suatu upaya penggunaan jenis
Pada Kopma Prodi Pendidikan Ekonomi pengaruh bukan paksaan untuk memoti-
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, baik vasi orang-orang melalui komunikasi guna
pengurus maupun anggota bertanggung mencapai tujuan tertentu. 32 Organisasi
jawab penuh pada usaha kantin koperasi tanpa kepemimpinan menyebabkan orga-
dengan mendasarkan pada sikap mental nisasi sulit mencapai tujuan bahkan dapat
wirausaha. Koperasi mahasiswa ber- menyebabkan bubarnya organisasi. Dalam
sifat riil (nyata) dan aplikatif, semua hal konsep kewirausahaan, usaha yang di-
yang dijalankan ada hasil dan bukti secara bangun tanpa kepemimpinan dapat me-
nyata. Selain berorganisasi, mahasiswa juga nyebabkan usaha tidak berkembang.
dapat belajar berbisnis atau berwirausaha. Melalui Kopma Prodi Pendidikan
Di Kopma melalui program “Kopmaday”, Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa
mereka belajar tentang manajemen dan Sintang mahasiswa ditanamkan jiwa kepe-
pengelolaan uang, pemasaran dan promosi mimpinan sehingga mahasiswa terbiasa
suatu produk. Sehingga mahasiswa tidak berani untuk menjadi seorang pemimpin
hanya menguasai teori, akan tetapi mampu dan dapat mengambil keputusan. Kepe-
mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh mimpinan tidak cukup diperoleh melalui
di bangku kuliah. belajar di dalam kelas saja akan tetapi
harus dilatih. Dalam organisasi Kopma,
2. Koperasi Mahasiswa sebagai Proses mahasiswa melatih kepemimpinan
Pendidikan Wirausaha organisasi. Sedangkan melalui kegiatan
Pendidikan di Perguruan Tinggi terkadang “Kopmaday”, mahasiswa dituntut memiliki
lebih memfokuskan pada pendidikan kepro- kemampuan dalam menemukan dan
fesiannya, tanpa diimbangi keterampilan mengevaluasi peluang-peluang, mengum-
(softskill). Pendidikan dan praktik yang dilak- pulkan sumber daya yang tersedia sehingga
sanakan secara bersamaan dalam penyeleng- memperoleh keuntungan dari peluang
garaan koperasi di tingkat mahasiswa tidak yang didapat. Sebagai pengelola koperasi
hanya memberikan pemahaman saja, juga dapat mahasiswa, pengurus dapat disebut pe-
meningkatkan kemampuan managerial dan mimpin dan mereka dapat terus meng-
menumbuhkan sikap dan mental berwirausaha. eksplorasi sifat kepemimpinannya dalam
Sikap dan mental kewirausahaan yang diper- melaksanakan kegiatan perkoperasian,
oleh mahasiswa melalui koperasi mahasiswa sehingga proses pendidikan kewirausahaan
yaitu: dapat terjadi tanpa mereka sadari
sebelumnya.
a. Kepemimpinan/Leadership
b. Berorientasi tugas dan hasil
Peranan koperasi mahasiswa Prodi
Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem- Peranan koperasi mahasiswa Prodi
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem-
dalam memiliki kepemimpinan khususnya
32Suwarto, FX., Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: Atma
dalam berwirausaha kurang berperan. Jaya University Press, 2010). h. 207.
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa pandangan usaha yang akan digeluti dan
berorientasi pada tugas dan hasil khusus- bingung dalam modal usaha
nya dalam berwirausaha cukup berperan. Seseorang yang berorientasi ke masa
Sebagian besar mahasiswa dalam melak- depan adalah orang memiliki harapan yang
sanakan jadwal telah berorientasi pada akan dicapai di masa depan. Seorang
tugas dan hasil. Tugas yang diberikan
Wirausaha yang berorientasi ke masa
Kopma kepada kelompok kerjakan sudah
depan akan melakukan perencanaan dan
sesuai. berpikir ke depan. Mereka mencari dan
Berorientasi pada tugas dan hasil mengantisipasi kemungkinan yang terjadi
yakni dengan memiliki motif berprestasi, jauh di masa depan. Intinya adalah pada
berorientasi pada laba, kegigihan dan kete- kemampuan untuk menciptakan hal yang
kunan, kerja keras, energik dan inisiatif. baru dan berbeda dengan yang sudah ada
Dalam konsep kewirausahaan, peluang sekarang dan selalu melakukan inovasi,
dapat diperoleh apabila memiliki inisiatif. meskipun dengan risiko yang mungkin
Manfaat lain yang didapat dari organisasi akan didapat.
adalah membentuk sikap mental positif,
Melalui Kopma Prodi Pendidikan
misalnya kedisiplinan, ketekunan, kejujur-
Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa
an, dan percaya diri. Kemampuan ini
Sintang, mahasiswa dituntut mempunyai
biasanya diperoleh tidak cukup melalui
visi ke depan, apa yang akan dilakukan dan
proses pembelajaran saja tetapi melalui
apa yang ingin dicapai. Sehingga usaha
pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun,
yang mereka kelola tidak kalah bersaing
berbagai jenis pengembangan kemampuan dengan kompetitor yang ada. Mereka
lainnya, baik di dalam maupun di luar
ditekankan untuk tidak putus asa dalam
organisasi. menjual produk dan melayani pembeli.
Yang dimaksudkan berorientasi pada Pengurus Kopma bersama Prodi Pen-
tugas dan hasil tidak hanya dengan didikan Ekonomi STKIP Persada
menyelesaikan tugas sesuai target waktu Khatulistiwa Sintang pernah mengadakan
(deadline) yang harus dicapai, namun juga “talkshow dengan tema kewirausahaan”
hasil yang didapat harus sesuai dengan dengan pemateri dari dinas, Pimpinan
target yang tetapkan. Untuk itu wirausaha Credit union serta alumni yang berwirausaha
harus memiliki kedisiplinan, ketekunan, yang pada intinya agar anggota koperasi
kepercayaan diri, dan berani menghadapi Mahasiswa (Kopma) memiliki gambaran
situasi. Melalui Kopma Prodi Pendidikan mengenai dunia usaha serta memotivasi
Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa mereka untuk lebih maju dalam wirausaha.
Sintang, mahasiswa dituntut mampu
menentukan skala prioritas kemudian d. Kreativitas
disiplin dalam menjalankan rencana kerja
Peranan koperasi mahasiswa Prodi
sehingga mencapai target waktu (deadline)
Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem-
yang ditentukan.
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa
memiliki kreativitas khususnya dalam
c. Orientasi Masa Depan
berwirausaha kurang berperan. Sebagian
Peranan koperasi mahasiswa Prodi besar mahasiswa kurang kreatif ditunjuk-
Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem- kan dengan kurangnya kemampuan maha-
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa siswa membuat inovasi. Kecenderungan
memiliki orientasi masa depan khususnya mahasiswa masih bingung untuk melaku-
dalam berwirausaha kurang berperan. kan inovasi baik pada produk maupun
Sebagian besar mahasiswa belum memiliki pada promosinya. Pada dasarnya, setiap
orientasi masa depan untuk menjadi orang dilahirkan di dunia dengan memiliki
wirausaha dengan alasan belum memiliki potensi kreatif. Kreativitas adalah kemam-
puan untuk membuat sesuatu hal baru serta menciptakan peluang usaha yang
dengan berdasarkan hal-hal yang ada baik dapat memberikan keuntungan. 33
berupa gagasan maupun karya nyata yang
Melalui Kopma Prodi Pendidikan
relatif berbeda dengan apa yang telah ada
Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa
sebelumnya.
Sintang, mahasiswa dituntut mengikuti
Melalui Kopma Prodi Pendidikan kegiatan di Kopma. Dalam bisnis tentu
Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa saja akan menghadapi untung dan rugi,
Sintang, mahasiswa dituntut mempunyai dan mahasiswa harus mampu mengelola
menemukan terobosan baru dan melihat itu. Selain itu, melalui kegiatan Kopma
serta mengambil peluang usaha sehingga mahasiswa dituntut tidak lagi takut salah
mampu memperoleh laba pada akhirnya. dalam mencoba apalagi takut akan ke-
Guna meningkatkan kreativitas dalam gagalan. Terakhir mahasiswa dituntut men-
wirausaha, pengurus Kopma bersama jadi lebih berani yakni berani menanggung
Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP risiko, berani gagal, berani kalah, bahkan
Persada Khatulistiwa Sintang pernah berani untuk menang.
mengadakan seminar bersama HIPMI dan
HIPMI PT dalam rangka membahas f. Kepercayaan Diri
kreativitas dalam kewirausahaan. Dari
Peranan koperasi mahasiswa Prodi
seminar tersebut Mahasiswa mahasiswa
Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem-
belajar banyak tentang kreatif dalam
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa
wirausaha. Selain itu imajinasi mahasiswa
memiliki kepercayaan diri khususnya
berkembang dengan baik, hal ini dikarena-
dalam berwirausaha berperan dengan
kan mahasiswa dituntut untuk selalu
cukup baik. Sebagian besar mahasiswa
kreatif dalam menjual produk yang ada di
setelah mendapat jadwal mengelola usaha
koperasi atau pun usaha yang nantinya
kantin memiliki kepercayaan diri lebih
mereka akan kerjakan.
khususnya dalam membuat dan menjual
barang yang mereka produksi.
e. Pengambilan Resiko
Memiliki kepercayaan diri (self efficacy)
Peranan Koperasi mahasiswa Prodi
yang tinggi sangat berguna pada saat
Pendidikan Ekonomi sebagai tempat pem-
menentukan sesuatu menetapkan langkah.
binaan dan pelatihan sehingga mahasiswa
Percaya diri merupakan masalah kemam-
dalam mengelola berani mengambil resiko
puan yang dirasakan individu untuk
kurang berperan. Sebagian besar maha-
mengatasi situasi khusus sehubungan
siswa kurang berani mengambil resiko
dengan penilaian atas kemampuan untuk
dengan alasan menghindari kerugian yang
melakukan satu tindakan yang ada
mungkin nanti mereka derita.
hubungannya dengan tugas khusus atau
Secara sederhana Scumpeter meng- situasi tertentu. 34 Seorang wirausaha selain
artikan wirausahawan (entrepreneur) sebagai memiliki kepercayaan diri juga harus
orang yang berjiwa berani mengambil memiliki kedisiplinan, ketekunan, dan
risiko untuk membuka usaha dalam ber- berani menghadapi situasi. Dengan keper-
bagai kesempatan. Berjiwa berani meng- cayaan diri, seseorang cenderung lebih
ambil risiko artinya bermental mandiri dan berani dalam menghadapi segala situasi.
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa Bila percaya diri, maka akan lebih berani
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi
tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat
33Kasmir, Kewirausahaan Edisi revisi, (Rajagrafindo Persada:
dilakukan seorang diri atau berkelompok.
Jakarta, 2013), h.. 18-19.
Seorang wirausahawan dalam pikirannya 34Kaseger, Regina Gledy, Pengembangan karir dan self-efficacy
selalu berusaha mencari, memanfaatkan, terhadap kinerja karyawan pada pt. Matahari department store manado
town square. (Jurnal EMBA 907 vol.1 No.4 Desember 2013), h.
906-916.
Sitio, Arifin dan Tamba Halomoan. (2001). Koperasi: Suryana. (2003). Kewirausahaan Cetakan keempat.
Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Siswoyo, Bambang Banu. (2009). Pengembangan Jiwa Suryana, Yuyus. dan Kartib Bayu. (2010). Kewira-
Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa. usahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Jurnal Ekonomi Bisnis.tahun 14.nomor 2. Juli Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media
2009. ISSN: 0853-7283 Group.
Sri Haryani. (2017). Pengaruh Lingkungan Kewira- Sutopo, H.B. (2002). Pengantar Penelitian Kualitatif.
usahaan Terhadap Pengembangan Wirausaha Di Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press
Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi
Suwarto, FX. (2010). Perilaku Keorganisasian.
dan Keuangan. p-ISSN 2548 – 298X e-
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
ISSN 2548 – 5024 DOI: 10.24034/j25485024.
y2017.v1.i1.1841 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Sari, Zulfa. (2010). Peranan Koperasi Mahasiswa
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. (Kopma) Dalam Menumbuh Kembangkan Jiwa
Kewirausahaan Pada Anggota Koperasi Di
Sugiharsono (2014) Koperasi Membina Wirausaha
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Berkarakter Indonesia Jurnal Economia, Volume
Skripsi. (tidak dipublikasikan).
10, Nomor 1, April 2014