Perbandingan Post Stack Time Migration M
Perbandingan Post Stack Time Migration M
ABSTRACT
Analysis on Post Stack Time Migration (Post-STM) with finite difference method and Kirchoff method with
GHWHUPLQH JDS SDUDPHWHU RQ GHFRQYROXWLRQ DIWHU VWDFN KDG EHHQ DSSOLHG WR ' ODQG VHLVPLF DW OLQH ³65'$´ 7KLV UHVHDUFK
had purpose to applied seismic data processing to get subsurface imaging with high signal-to-noise ratio and analyze
how the gap parameter corresponding on deconvolution after stack, and to determine which the appropriate method of
migration between migration finite difference and Kirchoff migration in Post Stack Time Migration (Post-STM).
Gap parameter selected in the deconvolution process after the stack is a gap 24, 32 and 64. Based on the analysis
of the three parameters were chosen gap 32 which has the best results because the gap 32 in accordance with the
conditions of the data and the effect does not change the condition of reflectors on seismic cross section. While the
migration phase, the results better structure when subjected Kirchoff migration method, because it is more obvious than
the reflector continuity migration finite difference method.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada data seismic darat 2D OLQH ³65'$´ GHQJDQ SHQHQWXDQ SDUDPHWHU JDS SDGD WDKDS
dekonvolusi setelah stack dan Post Stack Time Migration (Post-STM) dengan metode finite difference dan metode
Kirchoff. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan setiap tahap pada processing data seismic agar didapatkan
pencitraan struktur bawah permukaan dengan signal to noise ratio yang tinggi serta untuk menganalisa parameter gap
berapa yang sesuai pada data pada tahap dekonvolusi setelah stack dan untuk mengetahui metode migrasi manakah yang
sesuai antara migrasi finite difference dan migrasi Kirchoff pada Post Stack Time Migration (Post- STM).
Parameter gap yang dipilih pada proses dekonvolusi setelah stack adalah gap 24, 32 dan 64. Berdasarkan analisa
dari ketiga parameter tersebut dipilihlah gap 32 yang memiliki hasil paling baik karena gap 32 sesuai dengan kondisi data
dan efeknya tidak merubah kondisi reflektor pada penampang seismic. Sedangkan pada tahap migrasi, hasil struktur lebih
baik saat dikenakan migrasi metode Kirchoff, karena lebih jelas kemenerusan reflektornya daripada migrasi metode finite
difference.
79
Sheyza Rery Dynza Anggary, dkk Perbandingan....
(post stack time migration) relatif lebih cepat dan Proses ini merupakan penerapan dari invers
efisien dalam pengolahan data seismik. filter karena konvolusi merupakan suatu filter.
Metode migrasi dalam seismik yang Bumi bertindak sebagai filter yaitu low pass
digunakan ialah metode Kirchhoff yaitu filter, di mana sinyal impulsif dinamit diubah
penjumlahan amplitudo pada titik reflektor menjadi wavelet yang panjangnya sampai
sepanjang lintasan pada lokasi yang dengan 100 ms. Wavelet yang terlau panjang
sesungguhnya. Sedangkan metode finite difference mengakibatkan resolusi seismik turun sebab
merupakan suatu metode migrasi yang kemampuan membedakan dua peristiwa
memanfaatkan pemecahan gelombang dimana refleksi berdekatan menjadi berkurang.
dilakukan downward continuation[8]. Masing- Proses dekonvolusi menghasilkan deret
masing metode migrasi tersebut menghasilkan pseudo reflector yang berupa deretan paku-
pola pencitraan reflektifitas berdasarkan prinsip paku (spike), di mana panjang paku
kerjanya. Hasil migrasi dengan menggunakan menggambarkan nilai (besar) amplitudonya.
suatu metode kemungkinan masih ada reflektor Dapat disimpulkan bahwa proses dekonvolusi
yang tidak jelas pencitraan pola reflektifitas, maka adalah proses untuk mengompres wavelet agar
dilakukan migrasi dengan dua metode untuk dapat dapat memberikan daya pisah terhadap adanya
saling melengkapi. Untuk mengetahui kelebihan perlapisan batuan dalam bumi pada penampang
dan kekurangan dari metode migrasi Kirchoff dan seismic[8].
finite difference maka dilakukan perbandingan Persamaan sinyal yang tiba pada alat penerima
kedua metode tersebut dalam Post Stack Time dapat dirumuskan :
Migration (Post STM). S(t) = W(t) * R(t) + N(t) (1)
Pengolahan data seismik dilakukan pada dengan : S(t) = trace seismik
data seismik darat 2D sekunder line ³65'$´ W(t) = wavelet dari filter bumi
(bukan nama sebenarnya) yang didapatkan dari R(t) = koefisien refleksi (respons
web www.geo.cornell.edu Metode pengolahan impuls bumi)
data yang dipilih adalah dengan melakukan tahap
pengolahan data mulai dari konversi format,
geometri, preprocessing, main processing, post
processing dan di dalam tahap post processing
dilakukan tes parameter pada proses dekonvolusi
pada stack yang kemudian akan dilanjut sampai
Post-Stack Time Migration dengan metode
migrasi finite difference dan metode Kirchoff
untuk membandingkan hasil stack dalam domain
waktu.
80
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 79 - 86
81
Sheyza Rery Dynza Anggary, dkk Perbandingan....
migrasi, penampang seismik hasil stack belum Migrasi ini memanfaatkan pemecahan
mencerminkan kedudukan yang sebenarnya. Hal gelombang dengan menggunakan metode
ini disebabkan oleh rekaman yang ada belum numerik finite-difference. Metode ini sering
sepenuhnya normal incident terutama pada kasus disebut metode persamaan gelombang. Secara
bidang reflektor yang miring [7] konsep fisik, metoda migrasi yang digunakan
Migrasi Penjumlahan Kirchoff sama dengan metoda Kirchoff. Konsep tersebut
Metode penjumlahan Kirchoff (Kirchoff yaitu muka difraksi sumber gelombang kedua
Summation) dilakukan setelah proses stack. (titik refleksi) tersebut akan membentuk
Kecepatan yang digunakan adalah kecepatan stack hiperbola. Perbedaannya konsep persamaan
yang telah di-smooth secara lateral. Keuntungan gelombang ini menggunakn pemecahan dengan
metode ini dapat meresolusi struktur dengan cara mendekatkan bidang sumber-penerima ke
kemiringan yang curam. Kelemahan dari metode arah titik refleksi. Hiperbola akan semakin
ini adalah tidak dapat dilakukan pada data dengan tajam dan semakin sempit bila makin didekati.
rasio S/N yang rendah atau data yang buruk.
Migrasi Kirchoff atau biasa disebut juga METODE PENELITIAN
migrasi penjumlahan Kirchoff, disebut juga Terdapat beberapa tahap yang dilakukan,
migrasi tipe difraksi, merupakan suatu pendekatan yaitu konversi format, analisa geometri,
secara statistik dimana posisi suatu titik di bawah preprocessing, post processing, main
permukaan dapat saja berasal dari berbagai processing, dan migrasi. Pada tahap post
kemungkinan lokasi dengan tingkat probabilitas processing ini terdiri dari beberapa tahapan-
yang sama. Secara praktis migrasi Kirchoff tahapan yang akan memberikan perlakuan yang
dilakukan dengan cara menjumlahkan amplitudo lebih spesifik terhadap data seismik yang telah
dari suatu titik reflektor sepanjang suatu tempat dilakukan main processing. Pada umumnya
kedudukan yang merupakan kemungkinan lokasi tahap post processing dilakukan sebelum tahap
yang sesungguhnya, berupa kurva difraksi[6]. migrasi atau umum disebut sebagai tahap
persiapan memasuki tahap migrasi. Tahapan ini
bertujuan untuk mengubah / memperbaiki
trace, mengembalikan kembali energy
gelombang seismic yang hilang. Dalam post
processing dilakukan dekonvolusi setelah stack
yang bertujuan untuk menekan noise koheren.
Gambar 4. Model migrasi Kirchoff(kiri) dan Tahap migrasi ini dilakukan dengan cara
migrasi Finite Difference(kanan)[6]. memasukkan data dari hasil post processing
serta input data kecepatan pada tahap velocity
Metode Finite Difference analysis yang digunakan adalah RMS velocity.
Metode Beda-Hingga (Finite Difference) Post-Stack dilakukan setelah tahapan stacking,
dilakukan setelah data seismik di-stack. Kecepatan yang bertujuan untuk mengembalikan reflektor
yang digunakan adalah kecepatan RMS hasil pada posisi sebenarnya sehingga penampang
analisa kecepatan yang telah mengalami proses seismic dapat merepresentasikan kondisi
smoothing. Keuntungan metode ini adalah dapat geologi sebenarnya berdasarkan reflektifitas.
dilakukan pada data dengan rasio S/N yang rendah Pada proses ini dilakukan migrasi pada data
(data yang buruk), sedangkan kelemahannya yang telah di stack dengan menggunakan
adalah waktu komputasi yang lama dan tidak dapat metode migrasi Kirchoff dan metode migrasi
meresolusi reflektor dengan kemiringan yang Finite Difference. Migrasi metode Kirchoff
curam. dilakukan dengan cara menjumlahkan
amplitude dari suatu titik reflektor sepanjang
82
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 79 - 86
83
Sheyza Rery Dynza Anggary, dkk Perbandingan....
Untuk menghilangkan noise dan gather masih terpengaruh oleh residual statik.
menyeimbangkan amplitudo yang berbeda Untuk mengkoreksinya maka dilakukanlah
(anomalously high amplitudes) tersebut maka koreksi residual statik I. Koreksi statik sisa
dilakukanlah amplitude balancing (Gambar 8). dilakukan pada data CDP gather yang telah
Amplitude balancing akan mengurangi anomaly terproses sehingga nantinya pada saat stacking
amplitude tersebut sehingga menjadi seragam data reflektivitas sinyal menjadi lebih kuat dan
dengan amplitudo event seismik pada trace reflektor yang terputus diharapkan dapat
disekitarnya[8]. menyambung kembali.
Untuk mendapatkan hasil lebih baik
analisi lanjutan diperlukan yaitu analisis
kecepatan II. Proses analisa kecepatan II
hampir sama dengan analisa kecepatan I, hanya
saja CDP gather yang diinputkan merupakan
CDP gather yang sudah mendapatkan koreksi
residual statik I. Analisa kecepatan II dilakukan
untuk mendapatkan kecepatan yang lebih tepat
Gambar 8. Gather sebelum (kiri) dan sesudah daripada kecepatan yang dihasilkan dari analisa
(kanan) amplitudo balancing kecepatan I sehingga akan mendapatkan hasil
stacking yang lebih baik.
Time-frequency filtering berbeda dengan
amplitude balancing yang bekerja berdasarkan
perbedaan amplitude, pada time-frequency
filtering dilakukan dalam domain time-frequency.
Post Processing
Gambar 9. Gather sebelum (kiri) dan sesudah Deconvolution Setelah Stack
(kanan) dilakukan tahap time-frequency filtering. Berbeda dengan dekonvolusi sebelum
stack yang peranannya lebih banyak diarahkan
Main Processing untuk membentuk sinyal dan meningkatkan
Pada main-processing ini, dilakukan resolusi data seismic, teknik- teknik
beberapa proses inti seperti analisa kecepatan I, dekonvolusi setelah stack dimaksudkan untuk
koreksi residual static I dan analisa kecepatan II. menekan noise yang koheren. Noise koheren
Dalam tahapan analisa kecepatan I bertujuan untuk adalah sinyal seismic juga, akan tetapi lintasan
memprediksi kecepatan gelombang seismik untuk penjalarannya melalui jalan yang tidak
menentukan kedalaman, ketebalan, dan seharusnya, jadi tidak sebagaimana halnya
kemiringan dari suatu reflektor. dengan pantulan-pantulan primer[3]. Parameter
Hasil brute stack masih kurang baik yang digunakan untuk tes parameter
disebabkan kecepatan yang digunakan dalam dekonvolusi adalah gap atau prediksi waktu
proses NMO masih belum sempurna. tunda. Prediksi waktu tunda (gap) filter ini
Ketidaksempurnaan ini dapat terjadi karena CDP
84
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 79 - 86
Migrasi dilakukan untuk mengembalikan Secara umum, beberapa hal yang dapat
reflektor pada posisi sebenarnya sehingga disimpulkan dari proses pengolahan data
penampang seismik dapat merepresentasikan menggunakan software Echos 1.0.1 dari
kondisi geologi sebenarnya berdasarkan Paradigm Geophysical Inc adalah telah
reflektifitas lapisan bumi. Ketidaktepatan posisi didapatkan penampang seismik dengan signal
reflektor terjadi akibat efek difraksi ketika to noise ratio tinggi dengan parameter gap pada
gelombang seismik mengenai ujung struktur tahap dekonvolusi setelah stack yang sesuai
geologi seperti lipatan dan patahan. Migrasi akan yaitu gap 32. Berdasarkan hasil perbandingan
meng-collapse efek difraksi bowtie sehingga akan antara Post Stack Time Migration dengan
menjadi struktur yang lebih jelas. Migrasi juga metode migrasi finite difference dan migrasi
akan membuat amplitudo refleksi menjadi Kirchoff, menunjukkan bahwa reflektor pada
optimal. penampang seismik Post Stack Time Migration
Migrasi yang digunakan pada penelitian ini dengan metode migrasi Kirchoff menunjukkan
adalah post stack time migration yaitu proses kemenerusan yang lebih baik daripada migrasi
migrasi setelah stacking pada domain waktu, finite difference.
sedangkan metode yang digunakan adalah metode
finite difference dan metode Kirchhoff. Masukan UCAPAN TERIMA KASIH
yang digunakan pada tahap migrasi adalah stack Penulis mengucapkan terimakasih
dari tahapan post processing yang sudah dikenai kepada Muhammad Fahmi S.Si, Mas Anjar,
tahap deconvolution setelah stack, filter Mas Arsyid, Pak Eri atas ilmu tentang seismic
berdasarkan variasi waktu, dan pelemahan random data prosessing. Serta seluruh pihak yang
noise. Gambar 12 menunjukkan stack dengan telah membantu, yang tidak bias disebutkan
migrasi finite difference dan migrasi Kirchoff. satu persatu.
Berdasarkan analisa reflektor menunjukkan bahwa
migrasi dengan metode Kirchoff menunjukkn DAFTAR PUSTAKA
kemenerusan reflektor lebih jelas daripada metode [1] Gadallah, M.R.,1994, Reservoir
finite difference. Seismology: Geophysics in Nontechnical
85
Sheyza Rery Dynza Anggary, dkk Perbandingan....
86