Anda di halaman 1dari 9
Tradisi Penyusunan Kamus Arab Telaah Kritis tentang Sejarah Leksikografi Arab Akhmad Saehudin" Abstract: Af the first time, the language was only developed on an oral tradition. Then, it appeared a written tradition in order to keep its language survival. Its supporting instrument & the tradition of writing dictionary (Lexi- cography). The Dictionary in Arab world looks very unique because the linguists had arranged it in variety forms. Kata Kunci : Leksikografi, kamus, al-Khalil ibn Ahmad al-Farahidi, dan bangsa Arab. PADA mulanya, sebelum dimulainya tradisi tulisan, setiap bahasa berkembang hanya pa- da tradisi lisan. Akan tetapi, tradisi lisan ter- nyata tidak bisa menjaga kelangsungan hidup bahasa, sehingga banyak bahasa yang lenyap akibat tidak mengenal tulisan seperti bahasa Semit induk, Aramae, Akadea, dan lain-lain. Sebagai sarana untuk berpikir, bahasa terus berkembang sesuai dengan berkembangnya pemikiran itu serndiri, sehingga manusia tidak bisa lagi menghafal semua kekayaan bahasa- nya, walaupun seorang yang jenius dan sa- ngat kuat hafalannya. la terkadang dihadap- kan pada kata-kata yang tidak jelas maksud- nya. Di sinilah pentingnya kamus sebagai referensi. Sebelum masa Dinasti Abbasiyah, bangsa Arab belum mengenal penyusunan kamus karena beberapa hal, di antaranya: 1.Meratanya buta huruf di kalangan bangsa Arab. “Penulis adalah dosen Jurusan Terjemah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekarang se- menyelesaikan studi S3 di program Pasca- sarjana pada universitas yang sama. ALTurds, Vol 11, No. 3 September 2005 2.Tabiat kehidupan mereka yang suka berperang dan hidup no- maden, sehingga menjauhkan nya dari tradisi tulis menulis. 3.Bahasa Arab menurut mereka merupakan bahasa_percaka- pan #ai#!, pidato 4tk41, dan syair, sehingga apabila mereka dihadapkan pada _kata-kata yang sulit, mereka kembali pa- da ucapan-ucapan orang Arab fusha, atau pada syair.” Secara historis bangsa Arab bukanlah bangsa pertama yang berhasil menyusun dan mengumpulkan fenomena keba- hasaan mereka dalam sebuah kamus, karena sebelumnya su- dah ada tiga bangsa yang men- dahuluinya, lebih dari seribu ta- hun jaraknya, dalam hal penyu- sunan kamus, ketiga bangsa itu adalah: 1. Bangsa Assyria yang pernah menyusun kamus karena khawatir hilangnya bahasa mere- ka, 2. Bangsa Cina, ada dua ka- mus penting yang dikenal dan merupakan dasar perkamusan bangsa Cina dan Jepang yaitu Yu Pien yang dicetak tahun 530 + M dan kamus Show Wan yang dicetak tahun 150 SM. 3. Bang- sa Yunani, kebanyakan kamus- nya menghimpun kosa kata-kosa kata yang berkaitan dengan pi- dato-pidato, filsafat dan kedokte- ran, Yulius pollux adalah kamus pertama mereka yang disusun berdasarkan tema.” Walaupun demikian, bang- sa Arab merupakan bangsa per- tama yang menyusun kamus se- cara lengkap dan cermat dalam artian seperti yang dikenal seka- rang. Penyusunan kamus Arab ini dimulai setelah turunnya al- Quran, ketika kaum Muslim Tradisi Penyusunan Kamus Arab menghadapi kesulitan memaha- mi beberapa kata dalam al- Qur'an. Rasulullahlah yang men- jelaskan kesulitan-kesulitan itu, dan para sahabat mencatatnya. Ibn Abbas adalah orang yang paling berjasa dan paling me- ngetahui kesulitan-kesulitan itu. Sehingga kita kenal kamus —.¢ 314) yang dinisbatkan kepada- nya, walaupun beliau tidak per- nah menulisnya. Perkembangan — keilmuan pada masa Dinasti Abbasiah mendorong berkembangnya ba- hasa Arab. Sehingga di Basrah muncullah para ahli dalam bi- dang kebahasa-araban. Seiring dengan itu, kebutuhan terhadap sebuah daftar kata semakin men- desak,maka bermunculanlah bu- ku-buku (kamus) yang menghim- pun berbagai kata. Perkamusan di dunia Arab tampak sangat unik karena para ahli bahasanya menyusun kamus dengan bentuk yang sangat beragam. Untuk itu- lah tulisan ini akan sedikit mem- berikan pengantar tentang tradisi bangsa Arab dalam menyusun kamus (leksikografi) Arab l-2 dy pil pba Pengertian Mu'jam dan Ka- mus Istah mu'jam pi! dan kamus _- yi, sebagaimana kita kenal sekarang, merupakan dua istilah yang bersinonim, walau- pun mempunyai arti dasar yang berbeda. Kata mu'jam berasal dari kata p< yang berarti kabur, samar dan tidak jelas. Dalam Lisan al-‘Arab disebutkan xe‘! WIS cae Vy eas Y si (al-ajam berarti yang tidak dapat menje- laskan dan menerangkan pem- 221 AbTurds, Vol. 11, No. 3 September 2005 bicaraannya). Disebutkan pula Se Y UY cline tag) Gr (binatang dinamakan ‘ajma‘ ka- rena ia tak dapat berbicara). Orang Arab menyebut negeri- negeri non-Arab dengang-x!! 2 karena bagi mereka bahasa-ba- hasa negeri-negeri tersebut tidak jelas dan tidak dimengerti. Se- dangkan = penambahan _ huruf hamzah pada kata ~~ sehingga menjadi ei mengubah arti semula menjadi “menghilangkan atau menghapuskan kekaburan, kesamaran dan ketidakjelasan”.” Kata mu’jam merupakan isin maful atau mashdar mimi dari kata tersebut. Tidak jelas siapa orang yang pertama kali meng- gunakan kata ini untuk arti yang kita kenal sekarang ini, tapi yang jelas istilah ini, berdasarkan lite- ratur yang ada, digunakan oleh perawi Hadis yaitu Imam al- Bukhari yang memberi judul salah satu bab dalam kitab shahifmya dengan - t—5 OU ee AOR a pull ue ge dh is 5 Sedangkan kata fone be- rarti laut, laut besar, tengahnya atau bagian paling dalam dari lautan. Tampaknya para ulama bahasa Arab terdahulu yang menghimpun dan membukukan kata-kata bahasa Arab, menamai karyanya itu dengan nama-nama laut atau salah satu sifatnya, seperti yang dilakukan oleh Ibn Tbad (w. 385 H) yang menamai karyanya dengan +.+#1, Ibn Sidah (w. 458 H) menamainya dengan | “24, -S#!, Al-Shagani (w. 17H) menamainya dengan vii atau ppl at sampai datangnya Al-Fairuzabadi (w. Tradisi Penyusunan Kumus Arab 817 H) yang menamai karyanya cea SF) oy S dangkan mu'jam atau ee dalam istilah yang dikenal sekarang adalah buku yang me- nghimpun sejumlah besar kata yang dilengkapi dengan penje- lasannya, artinya, dan disusun secara khusus, baik berdasarkan urutan huruf hijaiyah atau ber- dasarkan tema.° Fungsi Kamus Selanjutnya fungsi kamus dapat disebutkan sebagai beri- Ras a.Menjelaskan arti kata-kata. Mungkin arti kata itu yang ber- laku dan terpakai pada masa sekarang ini saja, atau arti kata sesuai dengan perkembangan- nya dari masa ke masa. Untuk itu biasanya kata-kata ditam- pilkan dalam beberapa frasa (3,Le) atau kalimat (a=) atau dalam berbagai konteks. De- ngan demikian arti kata dan macam-macam _penggunaan- nya dapat diketahui oleh peng- guna kamus. b.Menerangkan cara melafalkan kata. Dalam kamus Bahasa Arab biasanya dijelaskan hara- kat setiap kata, dengan menga- takan “mengikuti bentuk kata seperti ini” (US O35 ge), atau dengan kata “pelafalan kata ini sama dengan pelafalan kata anu”, atau dengan membu- buhkan harakat langsung pada kata tersebut, atau bahkan de- ngan menegaskan jenis hara- kat, misalnya “dengan memfat- hahkan huruf pertama” ( cxi J41), dan seterusnya. c.Menerangkan cara menuliskan kata, lebih-lebih bila huruf alfa- Al Turds, Vol. 11, No. 3 September 2005 bet yang ditulis tidak mewakili sepenuhnya suara yang dilafal- kan, seperti kata {+ igen, Ul, We, wb, dan Jain-lain. d.Menentukan fungsi morfologik (43,2 4b) dari kata, apakah kata itu isim, fil, atau hart. e.Menentukan tempat tekanan (stressing/i 3) pada suku kata.* Ragam Kamus Kamus dapat diklasifikasi- kan berdasarkan beberapa hal tergantung cara pandangnya, di antaranya: berdasarkan bahasa yang dipakai dalam kamus itu sendiri, berdasarkan kata, dan berdasarkan jumlah entri.’ a.Klasifikasi berdasarkan bahasa yang dipakai, yaitu: 1.Kamus ekabahasa/monolingual —~u: 4651, Kamus ekabahasa ada- lah kamus yang menyajikan satu bahasa saja, seperti_w! karya al-Khalil Ibn Ahmad al- Farahidi (w. 170 H),2- 5) <: karya Ibrahim Anis dkk, wi tua cles (yang terkenal dengan - txt) karya al-Jauhari (w. 393°H), dan lain-lain. 2. Kamus dwibahasa/ _ bilingual wus su, Kamus dwibahasa adalah kamus yang menya- jikan dua bahasa. Maksud utama kamus ini adalah untuk penerjemahan dari satu baha- sa ke bahasa lain, seperti Ka- mus al-Munawwir (Arab-Indo- nesia) karya Ahmad Warson Munawwir, jou) jai ial oe (Arab-Inggris) karya Hans Wehr, dan lain-lain. 3. Kamus aneka bahasa / multilingual ait dauct atc, Kamus Kamus aneka bahasa merupakan ka- mus yang menyajikan lebih da- Tradhsi Pengusunan Kamus Arab ri dua bahasa, seperti Kamus Arab-Indonesia-Inggris _karya Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakry, dan lain-lain. b.Klasifikasi_ berdasarkan kata, yaitu: 1. Kamus kata 23; ww. Kamus kata-kata adalah kamus yang menghimpun_kata-kata dengan memperhatikan unsur- unsur fonologis, morfologis, sintaksis, semantis, dan kon- teks tertentu, seperti pada je- nis-jenis kamus diatas. 2. Ka- mus tematik sbi! ...Kamus tematik adalah kamus yang di- susun berdasarka tema-iema tertentu, seperti St}! Gx dan J! karya Amr Ibn ‘Karkarah. a. | karya Abu Khaerah al- Avraby, dan lain-lain, Terma- suk jenis ini adalah kamus isti- lah, seperti kamus istilah eko- NOMI et Stale ee, kamus istilah kedokteran + en! Sintest, dan lain-lain c.Klasifikasi berdasarkan jumlah entri, yaitu:* 1. Kamus besar atau tesaurus. Kamus besar adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau entri, seperti: oi LJ karya fbn Manzur (w. 711 H) dan 3,5 ¢U karya Murtadla Muhammad” ibn Muhammad Al-Zabidy (w. 1205 H). 2. Kamus sedang. Kamus sedang adalah kamus yang memuat tidak kurang dari 40.000 entri, seperti b#i ytd! karya al- Fairuzabadi (w.817 H). 3. Ka- mus kecil. Kamus kecil adalah kamus yang memuat tidak ku- rang dari 10.000 entri, seperti meen karya Ibrahim Anis dkk dan anil karya Louis Ma'louf. AbTurds, Vol. 11, No. 3 September 2005 Sistematika Pengurutan En- tri Ada beberapa cara yang dilakukan para penyusun kamus dalam mengurutkan entrinya, terutama dalam menyusun ka- mus kata, karena kamus tematik penyusunannya dilakukan hanya dengan mengurutkan kata ber- dasarkan tema. Tetapi walaupun demikian, penyusunan kamus berdasarkan tema ini lebih dulu ada daripada yang lainnya.? a.Sistem pengurutan berdasar- kan urutan makharij al-huruf (tempat-tempat keluarnya sua- ta) dan sistem rolling (acak) ¢Ulsi Spall ole, yaitu mengurut- kan huruf pertama setiap kata berdasarkan = makhraj huruf {tempat keluar suara) tersebut kemudian mengacak huruf- huruf kata tersebut sehingga terbentuklah _ kata-kata _ lain. Cara seperti ini dilakukan al- Khalil lon Ahmad al-Farahidi {w. 170 H) dalam menyusun Kitab al-‘Ain, dengan urutan entrinya dimulai dari makhraj yang paling dalam yaitu agsha al-halg sampai yang paling lu- ar yaitu a/-syafah, sebagaima- na dalam tabel beriukut ini: 1) 4a) 1,04! yaitu huruf-huruf grr mee bs 2) ot, Iya Set yaithubal 3 dan 3; 3) yp) aps yaitu huruf- huruf c= Ge 92:4) otpot 481 Jaitu huruf-huruf 2 3 5) kab Otyeit ~ yaitu huruf-hurufb- 2 S ; 6) & yl oye) yaitu huruf-huruf Be 5-5 7) ali Siyott yaitu huruf-huruf yd-d; 8) lye 4425) yaitu huruf-huruf 3- —- 659) ait ae! yaitu huruf- furut Hhigre 224 Tradisi Penyusunan Kamus Avab Kemudian dalam mengacak dapat dicontohkan sebagai be- rikut: dari kata 1% bisa dida- patkan entri-entri lainnya yaitu - Gas - Gee dan 2 0 Sst istematika seperti ini di- faikan pula oleh Abu Man- shur Muhammad Ibn Ahmad al-Harawi (w. 370 H) dalam ai) 44 dan Ismail al-Qali (w. 356 H) dalam ¢ jt). b.Sistem pengurutan berdasar- kan alfabet khusus si% ¢Uasi .ett!, maksudnya adalah bah- wa dalam mengurutkan entri- nya digunakan urutan huruf yang dikemukakan oleh Nashr ibn ‘Ashim, yaitu | ->- -2- Sere Stes 3 -)-j3 my qu? = ee Kk ca SoS € — 4s. Kemudian diacak seper yang dilakukan oleh al-Khalil ibn Ahmad. Sistem seperti ini dilakukan Ibn Duraid al-Azdi {w. 321 H) dalam aa! 3 ge. c.Sistem alfabetis yang diurutkan berdasarkan sistem qafiyah Us: il! yakni pengurutan berda- sarkan huruf terakhir dari se- tiap kata, seperti yang dilaku- kan oleh Ismail bn Hammad al-Jauhari (w. 393 H) dalam \ewali dan Ibn Manzur (w. 711 ° f) dalam ~ JI ol. d.Sistem alfabetis yang diurutkan berdasarkan huruf pertama da- ti setiap kata dasar i! Jee iyi > glu, sete- lah hurf-huruf tambahannya {ixi3) 451) dibuang, seperti yang dilakukan oleh Ibn Faris (w. 395 H)) dalam pulir pone al dan bs ) yang di- susun oleh tim dari Majma' al- lugah_al-Arabiyah di Kairo yang dipimpin Ibrahim Anis. AlTurds, Vol. 11, No. 3 September 2005 e.Sistem alfabetis yang diurutkan berdasarkan pengucapan a) J, sistem ini dilaku- Kan dengan mengurutkan entri apa adanya tanpa membuang huruf tambahannya, hal ini ka- rena banyak yang merasa bah- wa sistem sebelumnya terasa sulit, sebagaimana yang dila- kukan oleh al-Jurjani (1340- 1413 M) dalam ow pj is dan Abdullah al-‘Alayali dalam am Ai? Sedangkan kamus-kamus berbahasa selain bahasa Arab umumnya diurutkan berdasar- kan susunan alfabet latin, yakni A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N- O-P-Q-R-S-T-U-V-W-X-Y-Z. Periodesasi Penyusunan Ka- mus Arab Pertumbuhan dan perkem- bangan leksikografi Arab tidak langsung jadi dan matang, tetapi melalui proses perjalanan. Untuk itu dikemukakan di sini periode- periode yang dilalui oleh kerja yang mulia ini: 1, Periode pencatatan garib al- Quran Cikal bakal penyusunan kamus bahasa Arab dimulai be- berapa dekade setelah turunnya al-Qur'an, ketika kaum Muslim menghadapi kesulitan memaha- mi beberapa kata dalam al- Qur'an. Pada masa Rasulullah saw, para sahabat tidak terlalu dipusingkan dengan kata-kata yang mereka tidak mengerti, hal ini karena beliau langsung men- jelaskan kesulitan-kesulitan itu. Tetapi ketika beliau wafat dan Islam telah tersebar ke segala penjuru, termasuk wilayah ajam, hajat terhadap penjelas kata-kata Tradisi Penguusunan Kamus Arab yang sulit itu semakin mendesak. Dengan demikian penyusunan kamus Arab pada mulanya ha- nyalah sebagai sarana berkhid- mat kepada al-Qur'an dan Hadis. ton Abbas adalah orang yang paling berjasa dan paling mengetahui _ kesulitan-kesulitan itu. Hal ini, paling tidak, bisa kita lihat dari dialog yang dilakukan oleh Nafi’ Ibn al-Azraq dan Naj- dah Ibn ‘Uraim dengan Ibn Ab- bas dalam menafsirkan dan me- mahami arti kata-kata garib da- Jam al-Qur’an. Dalam dialog itu Ibn Abbas ditanya sebanyak 250 pertanyaan dan beliau men- jawabnya dengan tepat dan de- ngan argumentasi yang kuat. Ke- tika ditanya tentang arti kata 25° dalam ayat 2.5) «3 slsy! ot. beliau menjawab: y+ .pad 3! edt getiy ob, poky omy AS sah (2,57 berarti orang yang meng- ingkari nikmat yakni mengingkari keberadaannya, tidak mau mem- berikannya, membuat orang lain fapar). Kemudian Nafi’ Ibn al- Azraq bertanya kembali: apakah orang Arab mengetahui itu? Be- liau menjawab: ya, tidakkah ka- mu mendengar perkataan seo- rang penyair: Shy aly BEN ey do Se lay Gy ad (Saya berterima kasih kepada- nya pada hari Ukaz atas bagi- annya, dan aku tidak menging- kari kebaikannya.) Dengan demikian, [bn Abbas merupakan orang perta- ma yang menjelaskan dan me- nyusun kata-kata garib dalam al- Qur'an, sehingga muncul kamus old O44 yang dinisbatkan kepadanya.* 225 AlTurds, Vol. 11, No. 3 September 2005 Setelah itulah bermunculan kamus-kamus yang menjelaskan mani al-Qur'an dan Hadis, seperti Ji al yl karya Yunus al- Nahwi (w. Yeo H), oid gle karya al-Kisa’i (w. 189 H), = (budi pekerti manusia) dan }+' (kuda) karya Abu Malik ‘Amr bin Karkarah, berikutnya muncul ka- mus 1,4! (serangga) karya Abu Khairah al-A’rabi. Pada abad ketiga Hijriah, selain bentuk di atas, muncul pu- la beberapa bentuk kamus tema- tik, antara lain:"* 1) risalah yang memuat beberapa tema(bentuk kedua) seperti: tial karya al- Nadir Ibn Syumail (w. 203 H), nal! wl karya Abu ‘Ubaid al-Qasin Ibn Salam (w. 224 H) ), dan bu! karya Ibn Sikkit (w. 244 H): 2) risalah yang berda- sarkan pada salah satu huruf asal ({bentuk ketiga), seperti js! karya Abu Zaid a-Anchar (w. 215 H), kamus ini menghimpun kata-kata yang berhuruf akhir hamzah dan dibagi menjadi dua puluh delapan bab,” dan ott karya Abu ‘Amr al-Harawi (w. 255 H); 3) risalah yang berda- sarkan pada ikatan tertentu (bentuk keempat), _ seperti ol! karya Abu Hatim Sahl Ibn Muhammad al-Sajistani (w. 248 H) dan igi, Sil! karya Mu- hammad Ibn Yazid al-Mubarrad AbTurds, Vol. 11, No. 3 September 2005 (w. 286 H). Pada abad ini kamus bentuk pertama masih banyak muncul, seperti: -> i karya al- Nadir Ibn Syumall (w. 203 H), dil, Jot, py dan olsyl jie a hou" nd al-Syaibani (w. Pada abad-abad berikut- nya keempat bentuk tersebut masih sering muncul, kecuali bentuk pertama yang tidak mun- cul lagi setelah abad keempat Hijriah. Periode Penyusunan Kamus Secara Sistematis Periode berikutnya adalah periode penyusunan kamus leng- kap dan sistematis yang lebih identik dengan kamus kata. Pe- riode ini muncul pada abad ke- dua Hijriah, beberapa saat sete- lah munculnya kamus tematik, dan dipelopori oleh al-Khalil Ibn Ahmad al-Farahidi (w. 170 H), guru dari imam al-nuhat Siba- waih, yang menulis kamusnya coal @tS. Setelah munculnya ka- mus al-‘Ain tersebut, bermuncu- lanlah kamus-kamus kata de- ngan berbagai coraknya, teruta- ma chat c dari sistematika peng- urutan dan penyusunan entri- nya, sebagaimana telah dibahas di atas. Kemunculan periode yang satu setelah periode yang lain- nya bukan berarti menghentikan periode sebelumnya, tapi semua- nya berjalan beriringan. Penyu- sunan garib al-Qur'an dan ma- ‘ani al-Qur’an masih terus ber- kan berlangsung sampai seka- rang. Begitu pula penyusunan ian tematik terus berlangsung Tradist Penyusunan Kanes Arab walaupun telah muncul kamus kata. Penutup Demikianlah secara singkat telah dipaparkan tentang perja- lanan leksikografi Arab dari awal pertumbuhannya. Tampaknya bangsa Arab mempunyai cara yang sangat unik dalam pembu- atan kamus ini, sehingga hal ini lebih membawa kepada penam- bahan khazanah intelektual da- lam dunia kebahasaan, bukan hanya bahasa Arab tetapi juga bahasa di dunia ini. Catatan Akkhir: LE Yequb, A/Ma‘ain af-Lughow jam. Maleabeh a-Adeb, 2001). 137, 3. Abu al-Fad! Jamaluddin Muhammad Ton Makram Ibn Manzhur. Lisan al- ‘Arab, (Beirut: Dar al-Shadir. 1990), J 12. cet. Ke-1. h.385-389 4, Emil Ya'qub. op.cit h.13 5. Abdul Qadir Abu Syarifah. et. al.. iim alDalaleh wa alMu'jom ale’Arabi. (Aman: Dar al-Filz, 1989), b.113 Lugawi al-Kutub, 1978). h.116-117 7. Hazim Ali Kamaluddin, Diraseh fim alMa‘ajim. (Kairo: “Mektabah al Adab, 1999), h32-50. Emil Ya'qub mengklasifikasikan kamus menjadi delapan. yaitu: a. kamus bahasa >t ait, b. keamus terjemah Wm A amas, 6 kamnus tematih paar pot wot, AbTurds, Vol, 11, No. 3 September 2005 ngantar Semantik. (I ‘Ang- asa, 1995). h.171-178 8. Henri Guntur Tarigan. op. cit.. h.178 9. Rajab Abdul Jawwad Ibrahim. op.ct. h. 153, 10.Al-Khaiil ibn Ahmad Al-Farahidi, Ai. ‘fab al-‘Ain tahgiq Dr. Abdullah Das- wisy, (Bagdad: Al-'Ani, 1967}, h.159 11Luhet Eril Yetqub, op ol, h. 37- 175, Lihat juga Rajab Abdul Jawwad Ibrahim. opait, h. 151-158 12.Muhammed Ali al-Sulthani, al-Tadz- “Arabiyyah: Ma- ss ‘Qadir Abu Syarifah. op. cit. hill 14.Ibid. h. 117 peepee Ali AlSulthani, op. ait. 1 Daftar Pustaka 1990, J 12, cet. Ke-1 Terahim, Rojab Abdul Jawwad, Dirasat ff al-Dilalah wa alMu'jam. Kai Maktabah al-Adab, 2001 Ison, Robert (ed.). A Spectrum of Lexi- . Amsterdam: John Be- niamins " Publshing "Company. Kamaludin, Hos Al, Diaseh 6 tn al-Ma’ajim, Kairo: Maktabah al- ‘Adab, 1999 ALKhathib, Adnan. AlMujam al- Arabi bain al-Madii wa al-Hadiir. ro: Mathba‘'ah al-Nahdlah alJa- didah, 1967 ALLugen, Aba AlThaysib, Kitab Mex Dar Mi ha The ch, 1968, J. 181 Tarigan, Henry Guntur. Pengantar Se- ‘mantik, Bandung-Angkasa. 1995 Umar. Ahmad Mukhtar. AlBahis el. Lugawi ind al-Arab, Cairo: “Alam al-Kutub, 1978 “~~ al-Dilalah, Kuwait: Maktabah Dar al-'Urubah, 1982 Ya'qub. Emil. AlMa aim al- ah Arebiyeh Bada‘atuha wa Ta- thauwuruha, Beirut. Dar al-Tss- qafah al-Islamiyah. th. op CH MB Gib TAL Ay hd db ED Bry “Siapa yang berjalan bersama orang yang berbuat zhalim untuk memperkuatnya, sementara ia tahu bahwa orang itu adalah orang yang berbuat zhalim, maka ia telah keluar dari Islam.” (HR. Baihagi dalam bab “Syu’abul Iman”, Al Misykah, juz. II, no. 5135)

Anda mungkin juga menyukai