Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA ACS CCS II DI RSJHK


PADA TANGGAL 11 JANUARI 2021 – 14 JANUARI 2021

Nama : I Kadek Krisma Ari Sanjaya

NIM : 2014901155

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

GIANYAR

2020

1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA ACS CCS II DI RSJHK

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
TANGGAL : 11 Januari 2021
Oleh : I Kadek Krisma Ari Sanjaya

A. IDENTITAS Pasien Penanggung


(Hubungan dengan penanggung)
1. Nama :Ny.S ………………………………..
2. Umur :44 Tahun ………………………………..
3. Jenis Kelamin :Perempuan ………………………………..
4. Status Perkawinan :Kawin ………………………………..
5. Suku bangsa / Bangsa :Indonesia ………………………………..
6. Agama :Hindu ………………………………..
7. Pendidikan :Sarjana ………………………………..
8. Pekerjaan :PNS ………………………………..
9. Alamat :…………… ………………………………..
10. Alamat Terdekat :…………… ………………………………..
11. Nomor Telepon :…………… ………………………………..
12. Nomor Register :…………… ………………………………..
13. Tanggal MRS :8 Januari ………………………………..
2021

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama masuk Rumah Sakit : Sesak
2. Keluhan utama saat pengkajian :Sesak.
3. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien Ny. S, usia 44 tahun, datang ke UGD RSJHK dengan sesak nafas, yang
dirasakan makin berat 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan
sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh madi harus dibantu. Pasien tidur
dengan minimal 2 bantal dan kadang terbangun saat tidur malam karena timbul
sesak nafas. Pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri dada, mual dan
muntah Keluhan muncul setelah dilakukan echocardiografi di poliklinik untuk
persiapan operasi, yang dirasakan makin berat dibanding sebelumnya.
Selanjutnya pasien dibawa ke UGD untuk tatalaksana lebih lanjut. LM normal.
LAD CTO di proksimal, dital mendapat aliran dari kolateral RV branch,
terdapat kalsifikasi. LCx total oklusi di mid percabangan OM 2, OM1. RCA
total oklusi di mid. Pasien direncanakan CABG. Terapi yang didapat
simvastatin tab 1 x 20 mg, ISDN tab 3 x 5 mg, laxadin syr 1 x C1, Diazepam
tab 1 x 5 mg, miniaspi tab 1 x 80 mg, amlodipin tab 1 x 5 mg, bisoprolol tab
1 x 2,5 mg, ramipril tab 1 x 5 mg. Pasien memahami kondisinya yang
mengalami serangan jantung dan sedang persiapan untuk CABG, akan
dilakukan tata laksana perawatan pasien dengan serangan jantung. Saat ini
kondisi pasien stabil, hemodinamik dalam batas normal dan tidak ada keluhan
nyeri dada. Diagnosa medis pasien dengan ACS CCS II.

4. Riwayat penyakit sebelumnya : 2


Pasien merupakan pasien lama RSJHK, dengan ACS CCS II, CAD 3 VD pro
CABG. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan dengan faktor risiko
menopause. DM dan riwayat keluarga dengan sakit jantung disangkal oleh
pasien dan keluarga. Pasien tidak ada riwayat merokok. Pasien merupakan
rumah tangga, ikut dan tinggal dengan suami. Pasien masih aktif bekerja,
interaksi dan kegiatan sosial keagamaan dilakukan di sekitar lingkungan
tempat tinggal pasien
5. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang memiliki Riwayat
penyakit jantung

A. POLA KEBIASAAN PASIEN


1. Bernafas : Px mengatakan sesak nafas, yang dirasakan makin berat 2 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, Pasien
tidur dengan minimal 2 bantal dan kadang terbangun saat tidur malam karena
timbul sesak nafas
2. Makan dan Minum
TAK
3. Eliminasi
TAK
4. Gerak dan Aktivitas :
Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh madi harus
dibantu
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan sering terbangun karena sesak.
6. Kebersihan diri :
Pasien mengatakan untuk mandi harus dibantu.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
TAK
8. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri dada, mual dan muntah
9. Rasa Aman
Pasien memahami kondisi nya mengalami serangan jantung, dan
pasien siap untuk di oprasi
10. Data Sosial :
Pasien merupakan ibu rumah tangga, ikut dan tinggal dengan suami. Pasien
masih aktif bekerja, interaksi dan kegiatan sosial keagamaan dilakukan di
sekitar lingkungan tempat tinggal pasien
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum pasien :
a. Kesadaran : Compos Mentis
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hasil EKG RSJHK : SR, 84 bpm, Axis LAD, P normal, PR < 0,2 mm, QRS
complex 0,10 mm, Q patologis di II, III,aVF.
Lab RSJHK : Hb 12,2 ; Ht 39,4 ; Leukosit 7.690, trombosit 227.000 ;
Ureum 43,0 ; creatinin 1,19 ; eGFR 46 ; GDS 136 ; hS Troponi T 35 è 50, Na
136 ; K 4,6 ; Cl 101, Calcium total 2,08, Magnesium 2,3
Rontgen dada : CTR 70%, segmen aorta menonjol, segmen pulmonal
normal, pinggang jantung mendatar apeks download, tidak ada kongesti,
terdapat infiltrate.
Echo UGD : EDD 51, ESD 47, Ao 23, LA 42, EF 20%, TAPSE 1,9, RWMA
positif, TR severe, MR mild moderate, PR mild.

ANALISA DATA
PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA ACS CCS II
DI RSJHK
3
Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan
Pasien mengatakan sesak Diagnosa medis pasien Intoleransi Aktivitas
saat aktifitas, jalan kaki dengan ACS CCS II
tidak bisa jauh madi
harus dibantu.
Pasien mengatakan sesak LAD CTO di proksimal, Penurunan Curah Jantung
dital mendapat aliran dari
kolateral RV branch,
terdapat kalsifikasi. LCx
total oklusi di mid
percabangan OM 2, OM1
SR, 84 bpm, Axis LAD, P
normal, PR < 0,2 mm,
QRS complex 0,10 mm,
Q patologis di II, III,aVF
Ureum 43,0
Pasien mengatakan sesak Resiko Cedera
saat aktifitas, jalan kaki
tidak bisa jauh

Masalah Keperawatan
a. Intoleransi Aktivitas
b. Penurunan Curah Jantung
c. Resiko Cedera
Rumusan Masalah Keperawatan

P: Intoleransi Aktivitas
E: Kelemahan
S: Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh madi harus
dibantu. Diagnosa medis pasien dengan ACS CCS II

Formulasi Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan


kelemahan yang ditandai dnegan Pasien mengatakan sesak saat
aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh madi harus dibantu. Diagnosa
medis pasien dengan ACS CCS II
Proses Terjadinya: penurunan kemampuan jantung yang diakibatkan oleh penyakit
serangan jantung mengakibatkan respon sesak Ketika pasien
melakukan aktivitas yang berlebihan.
Akibat Bila Tidak Ditangani: Jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan
efek yang dapat membahayakan pasien.

P: Penurunan Curah Jantung


E: Perubahan Irama Jantung
S: Pasien mengatakan sesak, LAD CTO di proksimal, dital mendapat aliran dari
kolateral RV branch, terdapat kalsifikasi. LCx total oklusi di mid percabangan OM 2,
OM1 SR, 84 bpm, Axis LAD, P normal, PR < 0,2 mm, QRS complex 0,10 mm, Q
patologis di II, III,aVF, Ureum 43,0.

Formulasi Masalah Keperawatan: Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan


Perubahan Irama Jantung ditandai dengan Pasien mengatakan
sesak, LAD CTO di proksimal, dital mendapat aliran dari
kolateral RV branch, terdapat kalsifikasi. LCx total oklusi di mid
percabangan OM 2, OM1 SR, 84 bpm, Axis LAD, P normal, PR
< 0,2 mm, QRS complex 0,10 mm, Q patologis di II, III,aVF,
Ureum 43,0.
Proses Terjadinya: Perubahan irama jantung yang diakibatkan oleh serangan jantung
menimbulkan penurunan kinerja jantung. Sehingga jantung
memerlukan tenaga ekstra untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. 4
Akibat Bila Tidak Ditangani: Bila tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi
berupa syok kardiogenik sampai dengan kematian.

P: Resiko Cedera
S: Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh

Formulasi Masalah Keperawatan: Resiko Cedera ditandai dengan Pasien mengatakan


sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh.
Proses Terjadinya: penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas dapat
berdampak terhadap kemampuan pasien. Jika tidak mendapatkan
pengawasan dapat menimbulkan berbagai resiko cedera.
Akibat Bila Tidak Ditangani: jika tidak ditangani dapat menimbulkan cedera yang
dapat memperburuk kondisi pasien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dnegan
Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, jalan kaki tidak bisa jauh madi harus
dibantu. Diagnosa medis pasien dengan ACS CCS II
b. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Irama Jantung
ditandai dengan Pasien mengatakan sesak, LAD CTO di proksimal, dital
mendapat aliran dari kolateral RV branch, terdapat kalsifikasi. LCx total
oklusi di mid percabangan OM 2, OM1 SR, 84 bpm, Axis LAD, P normal,
PR < 0,2 mm, QRS complex 0,10 mm, Q patologis di II, III,aVF, Ureum
43,0.
c. Resiko Cedera ditandai dengan Pasien mengatakan sesak saat aktifitas, jalan
kaki tidak bisa jauh.

5
C. Intervensi Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN
PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA ACS CCS II
DI RUANG UGD RSJHK PADA TANGGAL 11-14 JANUARI 2021

No Hari/ Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


Tanggal/
Jam
1. Senin, 11 Intoleransi Aktivitas Setelah diberikan asuhan keperawatan - Kaji adanya faktor yang - Mengkaji factor penyebab
Januari berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah menyebabkan kelelahan kelelahan bertujuan untuk
2021 kelemahan yang ditandai intoleransi aktivitas dapat teratasi - Bantu klien untuk mengetahui aktivitas atau
dnegan Pasien mengatakan dengan kriteria hasil: mengidentifikasi aktivitas yang factor yang menyebabkan
sesak saat aktifitas, jalan - Klien dapat melakukan aktivitas mampu dilakukan klien mengalami kelelahan.
kaki tidak bisa jauh madi Adls. - Bantu untuk memilih aktivitas - Mengidentifikasi aktivitas
harus dibantu. Diagnosa - Klien dapat menyeimbangkan konsisten yang sesuai dengan betujuan untuk mengetahui
medis pasien dengan ACS aktivitas dan istirahat. kemampuan fisik, psikologi dan aktivitas yang dapat
CCS II sosial dilakukan oleh klien.
- Memilih aktivitas bertujuan
untuk membantu klien
mempertimbangkan
aktivitas yang dapat
dilakukan.
2. Penurunan Curah Jantung Setelah diberikan asuhan keperawatan - Monitor TD, nadi, suhu, dan - Tanda vital merupakan
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah RR indicator untuk mengetahui
Perubahan Irama Jantung Penurunan curah jantung dapat teratasi - Anjurkan untuk menurunkan kondisi tubuh seorang
ditandai dengan Pasien dengan kriteria hasil: stress individu.
mengatakan sesak, LAD - Tanda- tanda vital dalam batas - Edukasi mengenai gejala - Stress dapat meningkatkan
CTO di proksimal, dital normal. seragan jantung. tekanan darah dan
mendapat aliran dari - Dapat mentoleransi aktivitas. - Kalaborasi pemberian obat anti menyebabkan berbagai
kolateral RV branch, aritmia, inotropik, nitrogliserin respon yang mempengaruhi
terdapat kalsifikasi. LCx dan vasodilator untuk tanda vital pasien,
total oklusi di mid mempertahankan kontraktilitas - Gejala serangan jantung
percabangan OM 2, OM1 jantung berupa nyeri yang menjalar
SR, 84 bpm, Axis LAD, P dari dada ke leher dan
normal, PR < 0,2 mm, punggung.
QRS complex 0,10 mm, Q - Obat sejenis anti aritmia
patologis di II, III,aVF, bertujuan untuk mencegah
Ureum 43,0. terjadinya aritmia.
3. Resiko Cedera ditandai Setelah diberikan asuhan keperawatan - Kaji lingkungan pasien - Lingkungan yang aman
dengan Pasien mengatakan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah - Lakukan tidakan pencegahan dapat mencegah terjadinya
sesak saat aktifitas, jalan Resiko Cedera dapat teratasi dengan cedera dengan pemasangan alat cedera.
kaki tidak bisa jauh. kriteria hasil: pelindung bed. - Pemasangan pembatas
- Tidak terjadi cedera - Edukasi keluarga mengenai tempat tidur dapat
resiko cedera. mengurangi resiko jatuh
yang dapat mengakibatkan
cedera.
- Pengetahuan mengenai
resiko cedera sangat penting
untuk melindungi pasien.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA ACS CCS II
DI RUANG UGD RSJHK PADA TANGGAL 11-14 JANUARI 2021

No Hari/ No. Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf


Tanggal/ Keperawatan
Jam
1. Senin, 11 Dx No. 1 Intoleransi - Mengkaji adanya faktor yang menyebabkan S:
Januari 2020, Aktivitas kelelahan Pasien mengatakan merasakan sesak setelah
15:00 Wita beraktivitas berlebihan.
O:
Pasien tampak tidak mampu melakukan aktivitas
seperti berjalan terlalu lama.
Dx No. 2 Penurunan - Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR S: -
Curah Jantung O: TD: 130/80mmHg, Nadi: 90x/mnt. S: 37’C,
RR: 20x/mnt
- menganjurkan untuk menurunkan stress dengan S: Pasien mengatakan lebih tenang ketika
Teknik relaksasi melakukan teknik nafas dalam
O: Pasien tampak lebih relax.

- Mengedukasi mengenai gejala seragan jantung. S:pasien mengatakan mengerti dan memahami
gejala atau tanda tanda serangan jantung.
O: Pasien dapat menyebutkan tanda serangan
jantung.
Dx No. 3 Resiko Cedera - Mengkaji lingkungan pasien S: -
O: Pasien dalam keadaan aman
- Melakukan tidakan pencegahan cedera dengan S: Pasien mengatakan lebih merasa aman ketika
pemasangan alat pelindung bed. pelindung bed di pasang
O: Pelindung Bed tampak sudah terpasang
- Mengedukasi keluarga mengenai resiko cedera. S: Pasien dan keluarga mengatakan sudah
mengerti mengenai resiko cedera.
O: Pasien tampak sudah mengerti mengenai
resiko cedera.
2. Rabu, 13 Dx No. 1 Intoleransi - Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas S: klien mengatakan bahwa klien dapat
Januari 2020 Aktivitas yang mampu dilakukan melakukan makan secara mandiri di atas tempat
07:00 Wita tidur.
O: Klien tampak dapat melakukan makan secara
mandiri di tempat tidur.
- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang S: Klien mengatakan ingin melakukan mandi dari
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan tempat tidur, klien juga mengatakan ingin
sosial berjalan jalan sejenak.
O: Klien tampak memilih kegiatan mandi dan
jalan-jalan.
Dx No. 2 Penurunan - Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR S: -
Curah Jantung O: TD: 120/80mmHg, Nadi: 80x/mnt. S: 36,5’C,
RR: 19x/mnt

3. Kamis, 14 Dx No. 2 Penurunan - Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR S: Klien mengatakan siap dilakukan tindakan
Januari 2020 Curah Jantung oprasi.
07:00 Wita O: TD: 120/80mmHg, Nadi: 80x/mnt. S: 36,5’C,
RR: 19x/mnt
4. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)

Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn.S Dengan Obesitas


Pada Tanggal 29 September s/d 2 Oktober 2020

No Hari/ Tgl/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan
1 Kamis/ 14 Januari Intoleransi S: klien mengatakan
2021/ 08:00 wita Aktivitas bahwa klien dapat
berhubungan melakukan makan secara
dengan mandiri di atas tempat
kelemahan tidur.
yang ditandai Klien mengatakan ingin
dnegan Pasien melakukan mandi dari
mengatakan tempat tidur, klien juga
sesak saat mengatakan ingin
aktifitas, jalan berjalan jalan sejenak.
kaki tidak bisa O: Klien tampak dapat
jauh madi melakukan makan secara
harus dibantu. mandiri di tempat tidur.
Diagnosa Klien tampak memilih
medis pasien kegiatan mandi dan
dengan ACS jalan-jalan.
CCS II A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan Kondisi
Penurunan S: Klien mengatakan
Curah Jantung siap dilakukan tindakan
berhubungan oprasi.
dengan O: TD: 120/80mmHg,
Perubahan Nadi: 80x/mnt. S:
Irama Jantung 36,5’C, RR: 19x/mnt
ditandai A: Masalah Teratasi
dengan Pasien P: Pertahankan Kondisi
mengatakan
sesak, LAD
CTO di
proksimal, dital
mendapat
aliran dari
kolateral RV
branch,
terdapat
kalsifikasi.
LCx total
oklusi di mid
percabangan
OM 2, OM1
SR, 84 bpm,
Axis LAD, P 10
normal, PR <
0,2 mm, QRS
complex 0,10
mm, Q
patologis di II,
III,aVF, Ureum
43,0.
Resiko Cedera S: Pasien mengatakan
ditandai lebih merasa aman
dengan Pasien ketika pelindung bed di
mengatakan pasang
sesak saat Pasien dan keluarga
aktifitas, jalan mengatakan sudah
kaki tidak bisa mengerti mengenai
jauh. resiko cedera.
O: Pasien dalam keadaan
aman
Pelindung Bed tampak
sudah terpasang
O: Pasien tampak sudah
mengerti mengenai
resiko cedera.
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan kondisi
A

11
(Dilakukan setiap hari)

Catatan Perkembangan Keperawatan

No Hari/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf


Tgl/ Jam
1. Senin, Intoleransi Aktivitas S:
11 berhubungan dengan Pasien mengatakan
Januari kelemahan yang merasakan sesak setelah
2021 ditandai dnegan Pasien beraktivitas berlebihan.
mengatakan sesak saat O:
aktifitas, jalan kaki Pasien tampak tidak
tidak bisa jauh madi mampu melakukan
harus dibantu. Diagnosa aktivitas seperti berjalan
medis pasien dengan terlalu lama.
ACS CCS II A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2,3,4
Penurunan Curah S: Pasien mengatakan
Jantung berhubungan lebih tenang ketika
dengan Perubahan melakukan teknik nafas
Irama Jantung ditandai dalam
dengan Pasien O:
mengatakan sesak, LAD TD: 130/80mmHg, Nadi:
CTO di proksimal, dital 90x/mnt. S: 37’C, RR:
mendapat aliran dari 20x/mnt
kolateral RV branch, Pasien tampak lebih relax.
terdapat kalsifikasi. LCx Pasien dapat menyebutkan
total oklusi di mid tanda serangan jantung.
percabangan OM 2, A: Masalah Belum
OM1 SR, 84 bpm, Axis Teratasi
LAD, P normal, PR < P: Lanjutkan intervensi
0,2 mm, QRS complex
0,10 mm, Q patologis di
II, III,aVF, Ureum 43,0.
Resiko Cedera ditandai S: Pasien mengatakan
dengan Pasienlebih merasa aman ketika
mengatakan sesak saat pelindung bed di pasang
aktifitas, jalan kaki Pasien dan keluarga
tidak bisa jauh. mengatakan sudah
mengerti mengenai resiko
cedera.
O: Pasien dalam keadaan
aman
Pelindung Bed tampak
sudah terpasang
O: Pasien tampak sudah
mengerti mengenai resiko
cedera.
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan kondisi 12

2. Rabu, Intoleransi Aktivitas S: klien mengatakan


13 berhubungan dengan bahwa klien dapat
Januari kelemahan yang melakukan makan secara
2021 ditandai dnegan Pasien mandiri di atas tempat
mengatakan sesak saat tidur.
aktifitas, jalan kaki Klien mengatakan ingin
tidak bisa jauh madi melakukan mandi dari
harus dibantu. Diagnosa tempat tidur, klien juga
medis pasien dengan mengatakan ingin berjalan
ACS CCS II jalan sejenak.
O: Klien tampak dapat
melakukan makan secara
mandiri di tempat tidur.
Klien tampak memilih
kegiatan mandi dan jalan-
jalan.
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan Kondisi
Penurunan Curah S: -
Jantung berhubungan O: TD: 120/80mmHg,
dengan Perubahan Nadi: 80x/mnt. S: 36,5’C,
Irama Jantung ditandai RR: 19x/mnt
dengan Pasien A: Masalah teratasi
mengatakan sesak, LAD sebagaian.
CTO di proksimal, dital P Lanjutkan evaluasi ttv.
mendapat aliran dari
kolateral RV branch,
terdapat kalsifikasi. LCx
total oklusi di mid
percabangan OM 2,
OM1 SR, 84 bpm, Axis
LAD, P normal, PR <
0,2 mm, QRS complex
0,10 mm, Q patologis di
II, III,aVF, Ureum 43,0.
3. Kamis Penurunan Curah S: Klien mengatakan siap
14 Jantung berhubungan dilakukan tindakan oprasi.
Januari dengan Perubahan O: TD: 120/80mmHg,
2021 Irama Jantung ditandai Nadi: 80x/mnt. S: 36,5’C,
dengan Pasien RR: 19x/mnt
mengatakan sesak, LAD A: Masalah Teratasi
CTO di proksimal, dital P: Pertahankan Kondisi
mendapat aliran dari
kolateral RV branch,
terdapat kalsifikasi. LCx
total oklusi di mid
percabangan OM 2,
OM1 SR, 84 bpm, Axis
LAD, P normal, PR <
0,2 mm, QRS complex
0,10 mm, Q patologis di
II, III,aVF, Ureum 43,0.

13

Anda mungkin juga menyukai