Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR

Paham Kebangsaan, Nasionalisme, dan Menjaga NKRI

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 4 JP
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Peserta didik bersama guru akan mempelajari konsep dasar persoalan batas wilayah dalam
konteks NKRI. Dalam hal ini, semangat kebangsaan dan nasionalisme menjadi dasar
terbentuknya NKRI.
Persoalan batas wilayah tersebut akan ditinjau dari aturan formal perundangundangan nasional
hukum Indonesia maupun internasional. Pembahasan ini mengantarkan peserta didik untuk
melakukan identiikasi beberapa contoh kasus wilayah yang disengketakan berdasarkan fakta
dan regulasi.
Setelah peserta didik memahami sengketa batas wilayah yang ditinjau dari aturan perundang-
undangan dan melakukan identiikasi contoh kasus, pada tahap berikutnya, menemukan
beberapa contoh sikap baik dalam menjaga keutuhan NKRI, baik yang telah dilakukan oleh
orang lain maupun yang bisa dilakukan oleh peserta didik.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


 Spidol/kapur tulis
 Kertas A4 5 lembar/kertas untuk peserta didik mencatat hasil diskusi
 Contoh diagram peta pikiran dan diagram Venn

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis dasardasar ilosois paham kebangsaan dan
nasionalisme dalam konteks menjaga keutuhan NKRI atas kasus sengketa batas wilayah.
Diharapkan pula muncul empati dan semangat patriotisme bagi peserta didik, setelah
mengetahui tentang bagaimana konsep kebangsaan dirumuskan oleh founding fathers (para
pendiri bangsa), dan dengan begitu, dapat memupuk rasa cinta pada NKRI.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Unit ini membahas makna ilosois kebangsaan dan hubungannya dengan nasionalisme melalui
alam pikiran Soekarno dalam pidatonya yang fenomenal, pada 1 Juni 1945. Pendapat Soekarno
menjadi pijakan awal untuk kemudian direlevansikan dengan persoalan-persoalan aktual
hingga sekarang, di antaranya tentang sengketa batas wilayah.
Di bagian ini juga, akan disertakan potongan naskah pidato Soekarno yang secara eksplisit
menjelaskan konsep kebangsaan. Naskah pidato sengaja ditampilkan, agar peserta didik dapat
dengan seksama memahami secara langsung, kemudian memberikan penafsiran terhadapnya.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Apa makna ilosois dari paham kebangsaan dan nasionalisme terhadap bangsa?
 Bagaimana menjelaskan paham kebangsaaan dan nasionalisme dalam hubungannya dengan
menjaga keutuhan NKRI?
 Bagaimana mempraktikkan sikap patriotisme dan nasionalisme?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-1
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Paham Kebangsaan,
Nasionalisme, dan Menjaga NKRI”.
 Pada tahap ini, guru dapat menerapkan metode membaca small group discussion.
Langkah-langkah membaca Jigsaw:
 Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil.
 Pada 15 menit pertama, masingmasing kelompok membahas konsep dasar tentang paham
kebangsaan dan nasionalisme.
 Pada 15 menit kemudian, setelah setiap anggota kelompok membaca artikel, mereka
berdiskusi dalam kelompokkelompok kecil.

 Setelah masingmasing anggota kelompok kecil mendiskusikan materi, guru mengajak


peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui juru bicara satu
atau dua peserta didik.
Alternatif Kegiatan Belajar
 Setelah melakukan kegiatan membaca small group discussion, guru melanjutkan dengan
kegiatan diskusi mendalam bersama kelompok besar.
 Pilihan lain adalah, setelah berdiskusi, peserta didik membuat beberapa poster yang
menunjukkan jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan menggunakan media berupa digital
photoshop, canva, coreldraw atau ilustrasi manual. Contohnya seperti berikut.

Gambar 5.1 Contoh Poster

Kegiatan Penutup (10 MENIT)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-2
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Konsep Kebangsaan,
Nasionalisme, dan Relevansinya dengan Upaya Menjaga NKRI”.
 Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk mencatat informasi penting terkait topik
bacaan. Beberapa pertanyaan kunci yang diberikan kepada peserta didik adalah:
- Bagaimana relevansi konsep kebangsaan Soekarno dengan semangat nasionalisme?
- Bagaimana konsep kebangsaan itu berkorelasi dengan semangat menjaga NKRI?
- Apa ciriciri yang menunjukkan perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan dan
nasionalisme dalam konteks menjaga NKRI?
 Setelah peserta didik selesai mencari informasi, dilanjutkan dengan membuat infograis peta
pemikiran tentang paham kebangsaan, contoh perilaku baik yang menunjukkan patriotisme.
Tugas ini dapat dilakukan secara individual atau ber pasangan. Media yang digunakan dapat
berupa digital photoshop, canva, coreldraw atau ilustrasi manual.
Kegiatan Pembelajaran Alternatif
 Peserta didik diminta membuat rangkuman terkait dengan materi yang telah dipelajari
dengan menjawab pertanyaanpertanyaan kunci (pada poin b di atas).

Kegiatan Penutup (10 MENIT)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

V. ASESMEN / PENILAIAN
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji
kemampuan mereka, dengan cara:
a. Membuat infograis/video, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
b. Menjawab pertanyaan terbuka yang ada pada Buku Siswa.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian tetang unit ini, jawablah pertanyaan berikut.
1) Bagaimana pandangan Soekarno tentang konsep kebangsaan?
2) Bagaimana konsep kebangsaan dan nasionalisme?
3) Apa yang bisa kamu simpulkan dari konsep kebangsaan, nasionalisme, dan hubungannya
dengan menjaga NKRI?
4) Apa contoh yang bisa dilakukan untuk menunjukkan rasa kebangsaan dan nasionalisme?

Aspek Penilaian
Penilaian Kognitif Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan
• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Efektivitas penyajian
• Pemahaman materi (esai) • Penilaian diri sendiri video/infograis kepada
publik
• Konten infograis/video • Penilaian teman sebaya

Observasi Guru
Dalam melakukan penilaian sikap, guru dapat melakukan observasi. Observasi dilakukan
dengan mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didik di kelas.
Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas kepada:
a. Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan kelompok.
b. Dapat menyimak penjelasan guru dengan seksama dan ketika temannya berbicara.
c. Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.
d. Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional dan
sistematis, serta disampaikan secara santun.
e. Menunjukkan sikap menghargai terhadap teman yang berbeda, misalnya berbeda
pendapat, ras, suku, agama dan kepercayaan, dan lain sebagainya.
f. Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas dan peran yang harus dilakukan.

Catatan Observasi: Guru dapat mengembangkan komponen penting lainnya terkait hal-hal
yang perlu diobservasi. Guru dapat menggunakan lembar observasi berikut, atau
mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan guru.

Lembar Observasi
Nama peserta didik: .................................................... Tanggal: .............................................
Berdasarkan observasi saya, sikap positif peserta didik yang bernama: __________
Sebagai berikut

Berdasarkan observasi saya, hal-hal yang perlu ditingkatkan dari sikap peserta didik yang
bernama: __________________,
sebagai berikut

Penilaian Diri Sendiri dan Sebaya


Guru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiri terkait
dengan ketercapaian Capaian/Tujuan Pembelajaran, ataupun meminta teman sebayanya
untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupa kualitatif ataupun
kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta peserta didik untuk memberikan
angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnya menggunakan skala 1-10. Sementara
jika dilakukan secara kualitatif, guru meminta peserta didik mencatat hal-hal yang telah
dicapai dan yang belum dicapai.
Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan releksi terhadap dirinya tentang hal-hal yang sudah
dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang dapat diberikan
kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diri ataupun sebaya, di antaranya:
a. Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai Capaian/Tujuan Pembelajaran?
b. Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?
c. Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya?
VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
a. Pengayaan: kegiatan pembelajaran pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik yang
menurut guru telah mencapai Capaian Pembelajaran. Bentuk pengaya an yang dapat
diberikan oleh guru adalah:
1) Memberikan sumber bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik untuk dipelajari oleh
peserta didik, kemudian disampaikan oleh peserta didik yang bersangkutan pada sesi
pertemuan berikutnya.
2) Membantu peserta didik lain yang belum mencapai Capain Pembelajaran, sehingga
sesama peserta didik dapat saling membantu untuk mencapai Capaian Pembelajaran.
b. Remedial: kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya. Dalam kegiatan remedial,
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, di antaranya:
1) Guru melakukan pertemuan satu per satu (one on one meeting) dengan peserta didik
untuk menanyakan hambatan belajarnya, meningkatkan motivasi belajarnya, dan
memberikan umpan balik kepada peserta didik.
2) Memberikan aktivitas belajar tambahan di luar jam pelajaran, baik dilakukan secara
mandiri maupun bersama temannya, dengan catatan: 1) menyesuaikan dengan gaya
belajar peserta didik, 2) membantu menyelesaikan hambatan belajarnya.

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
Guru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang masih
kurang sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
 Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?
 Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran?
 Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?
 Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?
 Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?
 Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil
pembelajaran?
 Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?
 Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus
mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?
 Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?
 Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?
 Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?
 Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?
 Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?

Refleksi Peserta Didik:


Tanggal:
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan yang
dapat digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan seharihari ...
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1


Grafik TIK
Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...
diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaran

Keterangan
 Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di
awal pembelajaran).
 Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih banyak
tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
 Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang
Pancasila (diisi di akhir pembelajaran).

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 2


Kolom Releksi
Tanggal:
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan
yang dapat digunakan, seperti:
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ….
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari…..
Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Sebelum masuk pada pembahasan inti tentang sengketa batas wilayah, peserta didik dan guru
terlebih dahulu mengetahui konsep dasar tentang apa itu kebangsaan, yang pada akhirnya nanti
bermuara pada pentingnya menjaga keutuhan NKRI.
Soekarno dalam pidatonya 1 Juni 1945 saat sidang BPUPK, merumuskan konsep kebangsaan
itu, sebagaimana dikemukakannya dalam uraian berikut ini.

Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia


Saya minta saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudarasaudara Islam lain: maafkanlah saya
memakai perkataan “kebangsaan” ini! Sayapun orang Islam. Tetapi saya minta kepada
saudarasaudara, janganlah saudarasaudara salah faham jikalau saya katakan bahwa dasar pertama
buat Indonesia ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu kebangsaan dalam arti yang sempit,
tetapi saya menghendaki satu nasionalestaat, seperti yang saya katakan dalam rapat di Taman Raden
Saleh beberapa hari yang lalu. Satu Nationale Staat Indonesia bukan berarti staat yang sempit.
Sebagai saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan adalah orang bangsa
Indonesia, bapak tuanpun adalah orang Indonesia, nenek tuanpun bangsa Indonesia, datukdatuk
tuan, nenekmoyang tuanpun bangsa Indonesia. Di atas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti yang
dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia. Satu
Nationale Staat! Hal ini perlu diterangkan lebih dahulu, meski saya di dalam rapat besar di Taman
Raden Saleh sedikitsedikit telah menerangkannya. Marilah saya uraikan lebih jelas dengan
mengambil tempoh sedikit: Apakah yang dinamakan bangsa? Apakah syaratnya bangsa?
Menurut Renan syarat bangsa ialah “kehendak akan bersatu”. Perlu orangorangnya merasa diri
bersatu dan mau bersatu. Ernest Renan menyebut syarat bangsa: “le desir d’etre ensemble”, yaitu
kehendak akan bersatu. Menurut deinisi Ernest Renan, maka yang menjadi bangsa, yaitu satu
gerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya bersatu.
Kalau kita lihat deinisi orang lain, yaitu deinisi Otto Bauer, di dalam bukunya “Die
Nationalitatenfrage”, disitu ditanyakan: “Was ist eine Nation?” dan jawabnya ialah: “Eine Nation
ist eine aus chiksals-gemeinschat erwachsene Charaktergemeinschat”. Inilah menurut Otto Bauer
satu natie. (Bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib).
Tetapi kemarinpun, tatkala, kalau tidak salah, Prof. Soepomo mensitir Ernest Renan, maka
anggota yang terhormat Mr. Yamin berkata: “verouderd”, “sudah tua”. Memang tuantuan sekalian,
deinisi Ernest Renan sudah “verouderd”, sudah tua. Deinisi Otto Bauer pun sudah tua. Sebab tatkala
Otto Bauer mengadakan deinisinya itu, tatkala itu belum timbul satu wetenschap baru, satu ilmu
baru, yang dinamakan Geopolitik.
Kemarin, kalau tidak salah, saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo, atau Moenandar, mengatakan
tentang “Persatuan antara orang dan tempat”. Persatuan antara orang dan tempat, tuantuan sekalian,
persatuan antara manusia dan tempatnya!
Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada di
bawah kakinya. Ernest Renan dan Otto Bauer hanya sekadar melihat orangnya. Mereka hanya
memikirkan “Gemeinschat”nya dan perasaan orangnya, “l’ame et desir”. Mereka hanya mengingat
karakter, tidak mengingat tempat, tidak mengingat bumi, bumi yang didiami manusia itu. Apakah
tempat itu? Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah s.w.t membuat peta
dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan di mana
”kesatuankesatuan” disitu. Seorang anak kecilpun, jukalau ia melihat peta dunia, ia dapat
menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan.
Pada peta itu dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulaupulau di antara dua lautan yang
besar, lautan Pasiik dan lautan Hindia, dan di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua
Australia. Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulaupulau Jawa, Sumatera, Borneo,
Selebes, Halmaheira, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan lainlain pulau kecil di antaranya, adalah
satu kesatuan.
Demikian pula tiaptiap anak kecil dapat melihat pada peta bumi, bahwa pulaupulau Nippon
yang membentang pada pinggir Timur benua Asia sebagai”golbreker” atau pengadang gelombang
lautan Pasiik, adalah satu kesatuan.
Anak kecilpun dapat melihat, bahwa tanah India adalah satu kesatuan di Asia Selatan, dibatasi
oleh lautan Hindia yang luas dan gunung Himalaya. Seorang anak kecil pula dapat mengatakan,
bahwa kepulauan Inggris adalah satu kesatuan. Griekenland atau Yunani dapat ditunjukkan sebagai
kesatuan pula, Itu ditaruhkan oleh Allah Swt. demikian rupa. Bukan Sparta saja, bukan Athene saja,
bukan Macedonia saja, tetapi Sparta plus Athene plus Macedonia plus daerah Yunani yang lainlain,
segenap kepulauan Yunani, adalah satu kesatuan.
Maka manakah yang dinamakan tanah tumpahdarah kita, tanah air kita? Menurut geopolitik,
maka Indonesialah tanah air kita. Indonesia yang bulat, bukan Jawa saja, bukan Sumatera saja, atau
Borneo saja, atau Selebes saja, atau Ambon saja, atau Maluku saja, tetapi segenap kepulauan uang
ditunjuk oleh Allah Swt. menjadi suatu kesatuan antara dua benua dan dua samudera, itulah tanah
air kita!
Maka jikalau saya ingat perhubungan antara orang dan tempat, antara rakyat dan buminya,
maka tidak cukuplah deinisi yang dikatakan oeh Ernest Renan dan Otto Bauer itu. Tidak cukup “le
desir d’etre ensembles”, tidak cukup deinisi Otto Bauer “aus schiksalsgemeinschat erwachsene
Charaktergemeinschat” itu. Maaf saudarasaudara, saya mengambil contoh Minangkabau, di antara
bangsa di Indonesia, yang paling ada “desir d’entre ensemble”, adalah rakyat Minangkabau, yang
banyaknya kirakira 2,5 milyun.
Rakyat ini merasa dirinya satu keluarga. Tetapi Minangkabau bukan satu kesatuaan, melainkan
hanya satu bahagian kecil dari pada satu kesatuan! Penduduk Yogyapun adalah merasa “le desir
d”etre ensemble”, tetapi Yogyapun hanya satu bahagian kecil dari pada satu kesatuan. Di Jawa
Barat rakyat Pasundan sangat merasakan “le desir d’etre ensemble”, tetapi Sundapun hanya satu
bahagian kecil dari pada satu kesatuan. Pendek kata, bangsa Indonesia, Natie Indonesia, bukanlah
sekadar satu golongan orang yang hidup dengan “le desir d’etre ensemble” di atas daerah kecil
seperti Minangkabau, atau Madura, atau Yogya, atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia
ialah seluruh manusiamanusia yang, menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Swt., tinggal
dikesatuannya semua pulaupulau Indonesia dari ujung Utara Sumatra sampai ke Irian! Seluruhnya!,

Konsep Kebangsaan, Nasionalisme, dan Relevansinya dengan Upaya Menjaga NKRI


Dari penjelasan Soekarno di atas, tampak eksplisit, bahwa paham kebangsaan dibangun
berdasarkan semangat kebersamaan, yang tidak hanya pada satu wilayah atau daerah tertentu, tetapi
mencakup keseluruhan daerah, apalagi bangsa Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan. Karena
itu, dapatlah dipahami, jika rasa cinta kita kepada tanah kelahiran dalam suatu wilayah, itu
merupakan bagian penting dari semangat menjaga dan mencintai NKRI.
Dari internalisasi terhadap konsep kebangsaan tersebut, melahirkan semangat nasionalisme.
Dalam bukunya berjudul, Di Bawah Bendera Revolusi, Soekarno menyebutkan, “Nasionalisme itu
ialah suatu i’tikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu “bangsa”.
Dengan demikian, nasionalisme terdiri dari rasa ingin bersatu, persatuan perangai dan nasib serta
persatuan antara orang dan tempat.
Dalam pemahaman yang lebih luas, nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat
dan bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, wilayah, serta kesamaan citacita dan tujuan.
Dengan demikian, masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri.
Jika seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang paham kebangsaan, akan berimplikasi
pada semangat nasionalisme, yang dalam konteks menjaga NKRI memiliki beberapa ciri, yaitu:
a. Merasa memiliki dan cinta Tanah Air (patriotisme).
b. Mengutamakan kepentingan bersama (bangsa) di atas kepentinga individu dan kelompoknya.
c. Mementingkan persatuan dan kesatuan.
d. Mengakui dan menghargai keragaman yang menjadi identitas nasional bangsa.
e. Menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
f. Bersedia mempertahankan dan memajukan bangsa.
g. Membangun rasa persaudaraan, solidaritas, dan kedamaian.

Lampiran 3
GLOSARIUM
 Gotong royong
 Kerja sama
 Tolong-menolong
 Solidaritas sosial
 Sumbangan sosial

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Utama
 Bacaan Unit 1 Buku Guru
 Materi Pembelajaran Buku Siswa kelas 10
 Teks lengkap pidato Soekarno, 1 Juni 1945: https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/speech/
?
box=detail&id=39&from_box=list_245&hlm=1&search_tag=&search_keyword=&activation_st
atus=&presiden_id=1&presiden=sukarno

Sumber Pengayaan
 Video cinta NKRI https://www.youtube.com/watch?v=w7_janNIO14
 Video cinta NKRI https://www.youtube.com/watch?v=HZmttWM0a3w

Anda mungkin juga menyukai