Anda di halaman 1dari 8

edupedia Vol. 6, No.

1, Juli 2021 | 1

GURU SEBAGAI MODEL DAN TELADAN


DALAM MENINGKATKAN MORALITAS
SISWA
Abstract:

Oleh: In the school environment, character of authority, personality, and role model which
Kandiri have been owned by teacher wiil give positive impact to student’s personality and
Arfandi morality. This is an understanding of right Islamic values, which grow by process
of training, habituation or moral guidance by giving the great role model, speech,
Email: punishment as well as strict attitude of an Islamic educational teacher. The proper
Kandiri93@gmail.com moral guidance is not based on teachings that are only aimed to command or
arfandi.1985@gmail.com prohibitions. But based on giving good example by teacher in school environment.
Because of that teacher’s responsibility and role model in upgrading student’s morality
Universitas Ibrahimy are (1) teachers who have the capacity as educators will make themselves become
role model and indentification for student and their environment. (2) Teachers are
model for student and all people who consider them as instructor.

Keywords: Teacher, Role Model, Student’s Morality Enhancement

PENDAHULUAN kembali terhadap pembinaan moral merupakan


kebutuhan yang sangat penting dan mendesak yang
Setiap orang pasti menginginkan kehidupan tidak bisa lagi diabaikan. Masa remaja adalah suatu
di masa yang akan datang dengan penuh kebahagiaan. masa di mana seseorang belum mempunyai pendirian
Semua itu bergantung pada putra-putrinya, sehingga yang kuat, terlebih lagi pada saat sekarang di era
setiap orang berkeinginan agar putra-putrinya menjadi globalisasi dan era informasi ini banyak remaja yang
orang yang berpendidikan dan bermoralitas. Oleh terpengaruh hal-hal yang negatif. Hal ini perlu dicegah
karena itu perlu adanya pembinaan moral yang khusus dan dibina karena pada masa remaja merupakan
dan terarah bagi putra-putrinya sebagai penerus masa pergolakan jiwa setiap manusia.
bangsa dan agama, sehingga dapat memenuhi semua
harapan yang dicita-citakan. Zakiyah Darajat dikutip oleh Muhammad
Al-Mighfar memberikan pernyataan, “Remaja
Berbicara masalah moral, pada era globalisasi merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
khususnya di Indonesia saat ini banyak terjadinya menuju masa dewasa.”1 Oleh karena itu, pada masa
aksi dan tindak kekerasan yang seringkali kita lihat remaja sangat dibutuhkan perhatian yang ketat dari
baik melalui media elektronik maupun cetak seperti orang tua dan seorang guru, di samping itu pembinaan
pemukulan murid kepada guru yang sampai tewas, moral juga bisa dilakukan dengan cara melakukan
siswi jual diri untuk mendapatkan sejenis narkotika, suatu kedisiplinan yang sangat, khususnya pada
tawuran antar pelajar, pemerkosaan, pembunuhan, saat berada di sekolah. Hal ini dikarenakan setiap
mabuk-mabukkan, dan tindak anarkis yang lain. orang tua yang memasukkan anaknya kesekolah
Itulah salah satu fenomena mengkhawatirkan dan berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian
menyedihkan yang kini tengah menimpa bangsa kita, baik serta berkeinginan untuk bisa mengharumkan
salah satu penyebabnya adalah karena terjadinya nama orang tua serta keluarga.
dekadensi moral.
Di antara unsur-unsur yang sangat urgen
Di tengah zaman di mana dekadensi moral dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah
telah terjadi di mana-mana, baik di kalangan anak-
anak, remaja, maupun orang dewasa, maka penekanan 1
Muhammd Al-Mighwar, Psikologi Remaja, (Pustaka setia:
Bandung, 2006), 17.
2 Guru Sebagai Model dan Teladan dalam Meningkatkan Moralitas Siswa

seorang guru. Untuk mengantarkan peserta didik Keberadaan dari seorang guru sebagai
dapat meraih cita-citanya tentu hal ini tidak akan lepas pendidik dan tenaga pengajar tentu dituntut untuk
dari paran dan tanggung jawab dari seorang guru mempunyai kompetensi kepribadian dalam kegiatan
untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan peserta belajar mengajar, dengan memiliki kompetensi itu,
didik baik dari aspek moral, spiritual, intelektual, maka seorang guru harus berkepribadian mantap,
estetika maupaun kebutuhan yang berbentuk fisik stabil, dewasa, arif, wibawa, dan disiplin.4 Disiplin
dari peserta didik itu sendiri. guru yang dimaksud yaitu disiplin dalam mengajar,
memberikan sanksi, kultum serta sikap tegas pada
Guru sebagai seorang pendidik harus saat peserta didik melakukan sesuatu yang tidak
mampu melihat kondisi psikologi siswa, karena sesuai tata tertib yang ada. Dengan hal tersebut,
seorang guru memiliki andil yang sangat besar maka moral siswa akan berubah dan menjadi lebih
dalam pembentukan moral siswa. Oleh karena itu, baik lagi dari pada sebelumnya.
keteladanan, kepribadian dan kewibawaan yang
dimiliki oleh guru akan memberikan dampak yang Salah satu mata pelajaran yang memiliki andil
positif ataupun dampak yang negatifnya dalam yang sangat penting yaitu Pendidikan Agama Islam
pembentukan kepribadian dan watak anak. Hal ini (PAI) karena mata pelajaran tersebut mengajarkan
sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi, moral sesuai dengan tuntunan agama Islam yang
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW seutuhnya. Dalam agama akan mengajarkan tentang
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang moral yang baik karena moral yang baik itu yang
mengharap (rahmat) Allah SWT dan kedatangan hari akan menjadi pijakan tanpa adanya unsur paksaan
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah SWT.” dari luar mengingat nilai moral itu sendiri terdapat
dari keyakinan agama dan kesadran sendiri.5
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah suri tauladan, oleh karena Dalam lingkungan sekolah inilah pemahaman
itu guru seharusnya memiliki kepribadian yang baik nilai-nilai agama islam yang benar lahir dari proses
seperti apa yang ada pada diri Nabi Muhammad pelatihan dan pembiasaan atau pembinaan moral
SAW. Guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan memberikan suri tauladan yang baik, kultum,
orang yang uatam adan pertama yang berinteraksi sanksi serta sikap tegas dari seorang guru PAI.
langsung dengan siswa, oleh karena itu tentu guru Dalam pembinaan moral yang baik tidak didasarkan
harus mampu memberikan uswah hasanah (contoh pada ajaran-ajaran yang sifatnya perintah atau
yang baik) terhadap para siswa. Positif dan negatifnya larangan semata. Akan tetapi harus berdasarkan
kepribadian guru akan dapat memberikan dampak pada pemberian contoh yang baik dari seorang
secara signifikan terhadap siswa, oleh karena itu dalam guru yang berada di lingkungan sekolah. Dengan
kegiatan belajar mengajar guru harus benar-benar demikian sangat urgen bagi seorang guru untuk
memilki kepribadian yang luhur yang bisa dicontoh memberikan bimbingan secara khusus agar siswa
oleh para siswa karena hal itu akan menjadi barometer bisa memiliki moralitas yang baik salah satunya
tentang keberhasilan siswa dalam negingikuti kegiatan adalah dengan melalui pendidikan agama Islam.
belajar.2 Dengan demikian sikap dan kepribadian dari Hal inilah yang kemudian dijadikan sebuah alasan
seseorang guru itu akan berdampak secara signifikan, oleh penulis untuk memformasikan pembahasan
bilamana para siswa mempunyai pandangan yang pada peran dan tanggung jawab guru PAI dalam
buruk terhadap kepribadaian guru dan tentu hal ini peningkatan moral siswa.
akan menghampat dalam kegitan belajar mengajar
dan akan berdampak terhadap pencapaian prestasi
dan hasil belajar siswa nyang kurang maksimal.3

2
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan
Watak Bangsa, (Jakarta: PT.Raja Grafindo persada, 2006), 4
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja
134-135. Rosdakarya, 2010), 121-122.
3
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 5
Zakiyah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia,
2009), 149. (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), 20.
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2021 3

PEMBAHASAN guru sangat erat sekali hubungannya dengan aktivitas


dan pekerjaan dari seorang guru itu sendiri, tentu
Guru Sebagai Model dan Teladan dalam kegiatan belajar mengajar guru harus sesuai
Peran Guru dengan peran dan tanggung jawabnya. Tugas dan
peran guru tidak hanya sebagai pengajar dan pendidik
Arti peran guru merupakan salah satu saja, melainkan juga yang tidak kalah penting juga
aktivitas yang harus dikerjakan oleh seorang guru yang berhadapan dengan seperangkat komponen yang
menjadi peran dan tanggung jawabnya sebagai guru.6 terkait dengan pengembangan potensi anak didik.
Peran guru yaitu bagaimana guru bisa memberikan
pengaruh dan motivasi terhadap para siswanya E. Mulyasa menyebutkan bahwa ada bebrapa
sehingga para siswa bisa melakukan sesuatu sesuai peran penting sebagai guru PAI dalam kegiatan
dengan apa yang diinginkan oleh guru tersebut. belajar mengajar, antara lain adalah sebagai berikut:10
Sebagaimana disebutkan oleh Zakiah Daradjat, a. Guru sebagai pendidik : guru yang kapasitasnya
bahwa seorang guru harus mempunyai kompetensi sebagai seorang pendidik, yang menjadi publik
dan pengalaman dengan tujuan bisa memberikan figur, teladan dan panutan bagi para peserta didik,
kemudahan terhadap para siswa di dalam kegiatan dan juga bagi lingkungan di mana guru berada.
belajar mengajar baik berupa motivasi, bimbingan Dengan demikian, guru harus mempunyai
dan arahan.7 Adam dan Pecey menyampaikan bahwa kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
peranan penting dari seoarang guru antara lain adalah profesional selain memiliki kompetensi tersebut
guru sebagai pengelola kelas (management classroom), guru juga harus mempunyai ukuran kualitas
sebagai evaluator dan sebagai mediator.8 pribadi, di antara kualitas pribadi itu antara lain
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surya adalah mencakup kemandirian guru, kedisiplinan
tentang bagaimana peran penting seorang guru guru, tanggung jawab guru, dan berwibawa.
dalam masyarkat, keluarga, sekolah. Dalam kegiatan Termasuk dari tanggung jawab guru adalahguru
belajar mengajar di sekolah seorang guru memilki harus bisa memahami dan mengetahui tentang
beberapa peran penting antara lain adalah guru nilai-nilai, moralitas, norma dan aturan, serta
dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar, guru berkomitmen untuk berperilaku dan berbuat
mendesain dan merancang pembelajaran, guru sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Selain
menilai dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Peran itu seorang guru juga harus bertanggung jawab
guru di dalam lingkungan keluarga, guru berperan terhadap segala tindakannya dalam kegiatan
sebagai pembimbing, dan sebagai pendidik dalam belajar mengajar di sekolah, dan dalam kehidupan
keluarga. sementara itu peran guru di masyarakat, bermasyarakat. Termasuk dari kewibawaan guru
yaitu seorang guru berperan sebagai pengarah dan ialah guru harus mempunyai kecerdasan baik
pembina. kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional
serta memiliki moralitas, selain itu juga guru
Rochman Natawijaya menyampaikan bahwa harus memiliki kemampuan di dalam memahami
peran guru sangat urgen di dalam kegiatan belajar teknologi, sains dan seni sesuai dengan bidang
mengajar di sekolah, peran guru tersebut adalah guru keilmuan yang dikembangkan. Secara mandiri
sebagai perancang, pengelola pembimbing, pendidik, seorang guru harus bisa memberikan keputusan
pelatih, penilai dan mengevalusasi hasil belajar sesuai dengan apa yang berlaku, yang lebih
siswa.9 Dengan demikian, bahwa peran seorang prioritas terkait maslah kegiatan belajar
6
Tohirin, Pskologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, mengajar, dan bertindak sesuai dengan sitausi
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006), 165. dan kondisi dari peserta didik. Termasuk guru
7
Zakiyah Daradjat, Dkk, Metode Pengajaran Agama Islam, yan memiliki kedisiplinan adalah setiap akativitas
(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 266. guru harus menyesuaikan dengan tata tertib,
8
Hawi, Kompetensi Guru PAI (Jakarta: PT.Raja Grafindo,
2014), 45.
norma, dan nilai-nilai secara komprehensif dan
9
Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal,
Nonformal, dan Informal, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 10
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja
2013), 59-60. Rosdakarya, 2010), 37.
4 Guru Sebagai Model dan Teladan dalam Meningkatkan Moralitas Siswa

secara konsisten. Atas dasar kesadaran secara b. Bicara dan gaya bicara: guru dalam menggunakan
profesional itu, maka guru bertugas untuk tetap bahasa dalam berkomunikasi kerena hal itu
konsisten mendisiplinkan para peserta didik merupakan alat dalam berfikir dan bersikap.
di sekolah, lebih-lebih ketika kegiatan belajar
c. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang
mengajar sedang berlangsung. Dengan demikian,
amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh
seorang guru di dalam menjaga kedisplinan para
kepribadian.
peserta didik harus dimulai dari guru itu sendiri,
karena dengan keteladanan dan kedisiplinan yang d. Hubungan kemanusiaan: sikap guru dalam
dimiliki guru akan menjadi teladan bagi peserta berinterkasi harus dilakukan dengan hubungan
didik sehingga peserta didik dalam kegiatan yang baik, beretika, bermoral.
belajar mengajar akan mencapai sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. e. Proses berfikir: guru dalam memecahkan sebuah
permasahan harus melalui proses berfikir yang
b. Guru sebagai model dan teladan: keberadaan komprehensif dan integratif.
guru dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
salah satu figur yang akan menjadi teladan untuk Apa yang menjadi perhatian guru yang harus
semua peserta didik dan juga akan menjadi teladan dilakukan sesuai dengan apa yang diterapkan di atas
bagi semua elemen masyarakat yang berinteraksi itu sebagai gambaran. Oleh karena itu seorang guru
dengannya. Oleh karena itu, apapun yang ada bisa menambahkan hala-hal terpenting yang ada
pada diri guru akan tercermin melalui kerendahan relevansinya dengan tingkah laku lain yang sering
diri, tindakan dan kepribadiannya. Guru yang terjadi dalam kehidupan bersama para peserta didik di
menjadi model dan teladan adalah merupakan lingkungan sekolah. Hal ini memberikan penegasan
salah satu sifat dasar yang harus menjadi prinsip tergadap guru pentingnyan bisa memberikan
dalam kegiatan belajar mengajar, ketika seorang keteladanan bagi peserta didik dalam melakukan
guru sudah tidak memperhatikan perannya aktivitasnya dalam kegiatan belajar mengajar.
sebagai teladan bagi peserta didiknya maka hal Bila dilihat secara teoritis, keteladanan yang
ini akan mengurangi keseriusan dan keefektifan dimiliki oleh seorang guru merupakan salah satu
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. bagian integral yang tidak bisa dipisahkan satu
Tidak perlu menjadi beban dan tanggungjawab sama lain dengan apa yang ada pada diri guru,
yang berat bagi guru di dalam memahami peran oleh karena itu tanggung jawab apapun yang ada
dan fungsinya, dengan kerendahan, keterampilan hubungannya dengan teladan maka harus diterima
dan keletaladanannya akan membuat kegiatan oleh guru. Apa pun yang menjadi profesi dari setiap
belajar mengajar semakin kondusif dan dan orang baik profesi sebagai guru, profesi sebagai
meningkatnya hasil belajar peserta didik. dokter dan lainnya akan memiliki tuntutan tuntutan
Kepribadian dan keteladanan dari seorang khusus, oleh karena itu apaun yang berkenaan dengan
guru tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi tanggungjwabnya sebagai profesi harus dilakukan
guru, mengingat segala aktivitas apapun yang dengan baik dan tidak boleh menolaknya. Ada
menyangkut guru akan menjadi sorotan bagi peserta sebuah pertanyaan yang harus diberikan kepada
didik bahkan juga masyarakat sekitarnya di mana guru guru tentang sebuah keteladanan apakah seorang
itu berada. Ada beberapa hal yang harus menjadi guru wajib menjadi tauladan yang baik hanya ketika
perhatian bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar. dalam kegiatan belajar mengajar saja atau dalam
segalah aktivitas dalam kehidupan sehari- harinya?
a. Sikap dasar: sikap dasar ini merupakan salah
satu yang menyangkut dengan postur psikologis Dengan pertanyaan seperti itu tentu profesi,
yang akan nampak jelas tentang permasalahan peran serta tanggungjawab sebagai guru teladan
yang penting, seperti kegagalan, kebenaran, dan bisa dilakukan bukan hanya dalam kegiatan belajar
keberhasilan. mengajar di kelas saja, akan tetapi juga dalam
lingkungan dimana guru itu berada. Dengan demikain
bukan buakan berarti guru tidak memiliki kebebasan
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2021 5

sama sekali. Dalam batas-batas tertentu, sebagai setelah itu di evaluasi tentang keberhasilan dan
manusia biasa tentu saja guru memiliki berbagai kemajuan dalam hasil belajar.
kelemahan, dan kekurangan.
e. Guru harus mengadakan penelitian tentang
Peran dan Tanggung jawab Guru fenomina yang ditemukan di kelas tentang
kegiatan belajar di sekolah.
Peran dan tanggung jawab guru sebagai
publik figur dan tenaga fungsional dengan kapasitas f. Guru ikut berpartisipasi di masyarakat dan
yang utama adalah pendidik dan pengajar di jalur banyak melakukan silaturrahim dan juga turut
pendidikan formal baik jenjang Taman Kanak-Kanak serta di dalam menjaga keamanan dan ketertiban
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah di masyarakat.
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
(SMA, SMK).11 Menurut Undang-Undang Republik g. Guru yang notabenannya sebagai pendidik harus
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan bisa mengamalkan dan menghayati nilai-nilai
Dosen, Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa guru adalah yang terkandung di dalam pancasila
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, h. Guru ikut serta dalam stabilitas dan kondusifitas
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan Negara republic Indonesia agar terciptanya
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia kedamaian dan persatuan.
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Selain itu dalam Peraturan i. Guru ikut serta dalam terciptanya dan kesuksesan
Pemerintah RI No. 74 Tahun 2008 tentang guru pembangunan baik SDM maupun SDA.
pasal 1 yang memaparkan tentang tujuh tugas utama j. Guru ikut bertanggungjawab dalam meningkatkan
seorang guru/pendidik yaitu mendidik, mengajar, kualitas dan profesionalitas guru.13
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi mengevaluasi peserta didik pada Di samping itu, proses pembudayaan nilai-
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, nilai luhur perlu didukung oleh komitmen dan
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.12 kebijakan pemangku kepentingan serta pihak-pihak
terkait lainnya, termasuk dukungan sarana dan
Guru Pendidikan Agama Islam memiliki prasarana yang diperlukan.14
beberapa peran dan tanggungjwab di dalam
membentuk moralitas peserta didik antara lain Peningkatan Moralitas Siswa
adalah sebagai berikut:
Arti kata moral diambil dari bahasa Latin,
a. Seorang guru agar bisa memberikan motivasi mores yang mempunyai arti adat kebiasaan.
terhadap peserta didik agar giat di dalam Sedangkan kata mores ini memiliki kesamaan arti
mengikuti kegitan belajar mengajar. (sinonim) dengan kata mos, moris manner mores
atau manners, morals. Kata moral di dalam bahasa
b. Guru ikut serta berpartisipasi di dalam Indonesia memiliki arti akhlak atau kesusilaan yang
penyusunan kurikulum di sekolah. mengandung makna tata tertib atau batin atau tata
c. Guru memberikan penyuluhan dan pembinaan tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah
bagi peserta didik yang meliputi; mental, watak, laku batin dalam hidup.15
keperibadia, dan jasmani dan rohani. Pengertian moral atau akhlak menurut
d. Guru agar bisa mengidentifikasi tentang hal-hal pendapat Imam Al-Ghazali, yaitu kemantapan jiwa
yang berkaitan dengan peserta didik, baik dalam
kesulitan belajar dan mencarikan alternatifnya 13
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta:
Rosdakarya, 2001), 6.
11
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur 14
Asmuki dan Wilda Al Aluf, “Pendidikan Karakter di
Negara No. 84 Tahun 1993, Tentang Jabatan Guru dan Pesantren”, Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi
Angka Kreditnya, Bab. II Pasal 2. Islam, Vol. 2, No. 2, (Januari 2018), 2.
12
Peraturan Pemerintah RI no. 74 tahun 2008 Tentang “Guru”, 15
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan
Bab. I, Ayat 1. Krisis Multidemensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 20.
6 Guru Sebagai Model dan Teladan dalam Meningkatkan Moralitas Siswa

yang bisa melahirkan tindakan dengan mudah tanpa yang sama sebagai suatu masalah moral, asal
membutuhkan pemikiran dan perenungan. Jika setiap manusia bebas dari paksaan dan tekanan, tidak
tingkah laku yang lahir dari keadaan jiwa tersebut mencari keuntungan sendiri, tidak berpihak,
adalah baik menurut ukuran akal dan agama, maka bersedia untuk bertindak sesuai dengan kaidah
keadaan tersebut dinamakan akhlak atau moral yang berlaku secara umum.
yang baik. Bila tingkah laku yang dihasilkan adalah
buruk, maka keadaan sumbernya disebut akhlak c. Kebebasan, atas kesadaran moralnya seseorang
atau moral yang buruk. bebas untuk mentaatinya, bebas dalam
menentukan perilakunya dan didalam penentuan
Sedangkan kesadaran moral merupakan itu sekaligus terpampang pula nilai manusia itu
salah satu komponen penting untuk bisa menjadikan sendiri. 16
perilaku dan tindakan manusia selalu bermoral,
berperilaku susila tentu hal ini akan membuat Terdapat beberapa faktor yang bisa
tindakannya akan sesuai dengan norma yang berlaku. berpengaruh terhadap moral remaja (peserta didik)
Atas kesadaran moral tersebut akan didasarkan atas ketika yang bersangkutan menginjak dewasa. Hal ini
nilai-nilai yang benar-benar secara esensial dan penting diperhatikan dalam upaya meningkatkan
fundamental. Perilaku manusia yang berdasarkan moral siswa. Berikut ini ada beberapa faktor yang
atas kesadaran moral, maka perilaku dan tindakannya dapat menurunkan moral dikalangan para remaja :
akan selalu dilakukan sebagaimana yang seharusnya, a. Kurangnya perhatian dan pendidikan agama
kapan saja dan di mana saja. oleh keluarga: keberadaan orang tua di dalam
Bagi orang yang memiliki kesadaran moral lingkungan keluarga adalah merupakan salah
meskipun tanpa diawasi dan tidak ada orang yang satu publik figur atau tokoh percontohan oleh
melihatnya, maka setiap tindakan yang bermoral anak-anak bahkan di dalam setiap kehidupan
akan selalu dilakukan dimana pun dan kapan pun. dan aktivitas sehari-hari, termasuk di dalam
Sebab apa yang menjadi perilaku dan tindakannya aspek kehidupan sehari-hari tetapi di dalam
didasarkan atas kesadaran, bukan berdasar pada soal pendidikan keagamaan hal itu seakan-akan
hawa nafsu dan suatu kekuasaan apapun dan juga terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru
bukan karena dipaksakan, melainkan didasarkan atas yang bertindak tidak sesuai ajaran agama dan
“kekuasaan” kesadaran moral itu sendiri. bersikap materialistik.

Menur ut Van Magnis ada tig a b. Pengaruh lingkungan yang tidak baik: lingkungan
komponenpenting tentang kesadaran moral antara merupakan salah satu faktor yang dapat
lain adalah sebagai berikut: mempengaruhi para remaja baik yang tinggal
di desa maupun yang tinggal di kota besar yang
a. Memiliki perasaan wajib atau keharusan untuk menjalankan kehidupan yang individualistik dan
melakukan tindakan yang bermoral, hal itu materialistik. Sehingga dengan demikian ketika
akan terjadi di dalam setiap hati nurani dan hati mengejar keduniaan dan kemewahan tersebut
sanubari manusia, terhadap siapapun, berada mereka sanggup melakukan apa saja yang sesuai
ditempat dimanapun, dan kapanpun. Bila dengan keinginannya tanpa terlebih dahulu
diperhatikan maka akan terlihat jika kewajiban menghiraukan hal itu bertentangan dengan
tersebut tidak dapat dirubah dan ditawar-tawar, agama atau tidak, baik atau buruk.
karena hal itu sebagai bentuk kewajiban maka
andai kata dalam pelaksanaan tidak dipatuhi Tekanan psikologi yang dialami remaja:
berarti suatu pelanggaran moral. tekanan yang terjadi terhadap para remaja akan
mengalami tekanan dan gangguan psikologis
b. Rasional, kesadaran moral dapat dikatakan ketika keberadaan di dalam rumah diakibatkan
rasional, karena berlaku umum dan terbuka oleh adanya perceraian atau pertengkaran orang tua
bagi pembenaran atau penyangkalan. Dalam
masalah rasionalitas kesadaran moral, manusia 16
Ach. Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta : Rajawali Pers,
meyakini bahwa akan sampai pada pendapat 1995), 51.
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2021 7

yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan Kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda
menyebabkan dia mencari pelampiasan. adalah masalah pokok yang sangat menonjol saat ini.
Mereka di hadapkan kepada berbagai kontradiksi dan
Gagal dalam studi/pendidikan: remaja aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan
yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat mereka bingung untuk memilih mana yang baik
pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, untuk mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka
jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada
menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang
hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan
waktunya. yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk
Peranan media massa: eksistensi media massa aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-
akan membuat para kelompok atau golongan yang olah tanpa disaring. Berikut cara menghadapi masalah
mudah dipengaruhi, karena remaja sedang mencari tersebut:
identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk a. Kebudayaan yang asing yang masuk perlu untuk
meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti difilter disaring secara selektif dengan tujuan
pada film atau berita yang sifatnya kekerasan, dan kebudayaan yang negative bisa diantisipasi
sebagainya. penyebarannya.
Perkembangan teknologi modern: adanya b. Secara intensif pendidikan agama Islam
perkembangan teknologi modern saat ini seperti agar dilakukan secara maksimal, baik dalam
mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun
batas juga memudahkan remaja untuk mendapatkan dalam lingkungan masyarakat, dengan demikian
hiburan yang tidak sesuai dengan mereka. kehidupan beragama tersebut akan dapat terjamin
Pembinaan Moral dan Agama Bagi Generasi Muda dengan baik dan selanjutnya nilai-nilai moral
yang baik itu akan dapat menjadi bagian dari
Kehidupan moral tidak dapat di pisahkan dari pribadi bangsa kita.
keyakinan beragama. Karena nilai-nilai moral yang
tegas, pasti akan tetap, tidak berubah karena keadaan, c. Perlu dilakukan pendidikan secara khusus bagi
tempat dan waktu adalah nilai yang bersumber pada orang yang dewasa dalam bidang kesehatan jiwa,
Agama. Karena itu dalam pembinaan generasi muda, supaya mereka dapat menghindari terjadinya
perlulah kehidupan moral dan agama itu sejalan dan goncangan jiwa sehingga tercipta ketenangan
mendapat perhatian yang serius. dan kebahagiaan dalam kehidupan dirumah
dan di masyarakat.
Dalam pembinaan generasi muda itu,
peranan wanita sangat penting karena pembinaan d. Perlu adanya biro-biro konsultasi, untuk
itu berarti pembinaan segala aspek dari kehidupan membantu orang-orang yang memerlukannya,
mereka, terutama pembinaan pribadi yang dimulai baik untuk anak dan remaja, maupun untuk
sejak si anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Di orang dewasa.
samping itu perlu kita sadari bahwa pembinaan pribadi e. Dalam kegiatan pembinaan itu sebaiknya
dan moral itu terjadi melalui semua segi pengalaman pemerintah dengan wewenang yang ada
hidup, baik melalui penglihatan, pendengaran dan padanya mengambil tindakan ataupun keputusan
pengalaman yang dilalui. Maka semakin kecil umur dan langkah-langkah yang tegas dengan
sianak semakin banyak ia bergaul dengan ibunya dan mengikutsertakan semua lembaga, para ulama
semakin banyaklah ia menyerap pengalaman yang dan pimpinan masyarakat. 17
akan ikut membina pribadinya dari ibunya sendiri.
Karena itu peranan wanita sangat penting dalam
pembinaan generasi muda. 17
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang,
1991), 131.
8 Guru Sebagai Model dan Teladan dalam Meningkatkan Moralitas Siswa

KESIMPULAN Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Dalam lingkungan sekolah kewibawaan, Hawi. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT.Raja Grafindo,
kepribadian dan keteladanan yang dimiliki oleh guru 2014.
akan memberikan dampak yang positif terhapap
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
kepribadian dan moralitas siswa, inilah pemahaman
Rosdakarya, 2010.
nilai-nilai agama islam yang benar lahir dari proses
pelatihan dan pembiasaan atau pembinaan moral Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter Menjawab
dengan memberikan suri tauladan yang baik, kultum, Tantangan Krisis Multidemensional. Jakarta: Bumi
sanksi serta sikap tegas dari seorang guru PAI. Aksara, 2011.
Dalam pembinaan moral yang baik tidak didasarkan
pada ajaran-ajaran yang sifatnya perintah atau Shaleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama dan
larangan semata. Akan tetapi harus berdasarkan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: PT.Raja
pada pemberian contoh yang baik dari seorang Grafindo persada, 2006.
guru yang berada di lingkungan sekolah. Oleh Sutirna. Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal,
karena itu peran dan tanggungjawab guru dalam Nonformal, dan Informal. Yogyakarta : CV Andi
meningkatkan moralitas siswa adalah (1) Guru yang Offset, 2013.
memiliki kapasitas sebagai pendidik akan menjadikan
dirinya sebagai teladan, panutan dan identifikasi Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali
bagi para peserta didik dan lingkungannya. Dengan Pers, 2009.
demikian, ada standar kualitas pribadi tertentu
Tohirin. Pskologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
yang harus dimiliki oleh guru yang di dalamnya
Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006.
mencakup kewibawaan, kedisiplinan, kemandirian,
dan tanggungjawab. Berkaitan dengan tanggung Usman, Moh.Uzer. Menjadi Guru Profesional. Jakarta:
jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai, Rosdakarya, 2001.
norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku
dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Zubair, Ach. Charris Kuliah Etika. Jakarta : Rajawali
(2) Peran guru sebagai model dan teladan yaitu guru Pers, 1995.
merupakan model atau teladan bagi peserta didik
dan semua orang yang menganggap dia seperti guru.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik
serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap
atau mengakuinya sebagai guru.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Mighwar, Muhammd. Psikologi Remaja. Pustaka
setia: Bandung, 2006.
Asmuki dan Wilda Al Aluf, “Pendidikan Karakter di
Pesantren”, Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan
Pedagogi Islam, Vol. 2, No. 2, (Januari 2018).
Daradjat, Zakiyah. Membina Nilai-Nilai Moral di
Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
_______________. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan
Bintang, 1991.
_______________. Metode Pengajaran Agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai