Anda di halaman 1dari 17

Definisi Risalah Lelang

➢Risalah Lelang adalah Berita


Acara Lelang sebagaimana
dimaksud Pasal 35 VR yang
bentuknya diatur dalam Pasal
37, 38, dan 39 VR.

Pasal 35 VR
➢Dari tiap-tiap penjualan
umum yang dilakukan oleh
Pejabat Lelang atau kuasa-
nya, selama penjualan, untuk
tiap-tiap hari pelelangan atau
penjualan harus dibuat berita
acara tersendiri.
Definisi Risalah Lelang
• Berita acara adalah Risalah mengenai
suatu peristiwa resmi dan kedinasan,
disusun secara teratur, dimaksudkan
untuk mempunyai kekuatan bukti
tertulis bilamana diperlukan sewaktu-
waktu. Berita acara ini ditandatangani
oleh para pihak yang bersangkutan.

• Risalah adalah laporan mengenai


jalannya suatu pertemuan yang disusun
secara teratur dan dipertanggungjawab-
kan oleh si pembuat dan atau
pertemuan itu sendiri, sehingga
mengikat sebagai dokumen resmi dari
kejadian / peristiwa yang disebutkan di
dalamnya.

• Definisi Risalah Lelang mencakup


kedua pengertian tersebut.
Akta Authentik
Pasal 1868 KUH Perdata
Suatu akta authentik adalah suatu
akta yang dibuat dalam bentuk yang
ditentukan Undang-Undang oleh atau
di hadapan Pejabat Umum yang
berwenang untuk itu di tempat akta
itu dibuat

Pasal 1870 KUH Perdata


Suatu akta authentik memberikan
diantara para pihak beserta ahli
warisnya atau orang-orang yang
mendapat hak dari pada mereka
suatu bukti yang sempurna tentang
apa yang dimuat didalamnya
Risalah Lelang Sebagai
Akta Authentik
Unsur Akta Authentik
a. Bentuk ditentukan UU
b. Dibuat oleh/di hadapan Pj Umum
c. Dibuat di wilayah kerja Pj Umum

Risalah Lelang
a. Bentuk diatur dalam VR
Pasal 37, 38, 39 VR
b. Dibuat oleh/di hadapan Pj Lelang
Pasal 1a jo 35 VR, Pasal 3 (1) VR
c. Kedudukan / wilayah kerja Pj
Lelang ditentukan Menkeu
Pasal 3 VR
Kekuatan Pembuktian
Risalah Lelang
• Kekuatan Pembuktian Formal
yaitu kepastian bahwa kejadian dalam
Risalah Lelang benar-benar dilakukan
oleh Pejabat Lelang.

• Kekuatan Pembuktian Material


yaitu kepastian bahwa apa yang
tersebut dalam Risalah Lelang tersebut
merupakan pembuktian yang sah dan
sempurna bagi para pihak (penjual dan
pembeli), kecuali bila terbukti
sebaliknya.

• RL dapat berfungsi sebagai akta


authentik dan alat bukti yang berlaku
umum apabila syarat-syarat formal
yang diperlukan dipenuhi (vide Pasal
1868 KUH Perdata).
Kegunaan Risalah Lelang
➢ Bagi Penjual
RL merupakan bukti bahwa penjual
telah melaksanakan penjualan dengan
baik.

➢ Bagi Pembeli
RL merupakan bukti pembelian (akta
jual beli).

➢ Bagi Pihak Ketiga


Misalnya bagi Kantor Pertanahan,
RL berfungsi sebagai dasar hukum
balik nama suatu Hak Atas Tanah

➢ Bagi Unit Lelang Negara


RL berfungsi sebagai dasar perhitungan
bea lelang dan pertanggungjawaban
uang lelang.
Materi Risalah Lelang
Risalah Lelang harus menjelaskan:
Apa Mengapa Di mana

dilelang

Kapan Bagaimana Siapa


terlibat
Materi Risalah Lelang

Risalah Lelang harus menjelaskan:

➢ APA yang dilelang ?


yaitu menjelaskan objek yang dilelang.
➢ MENGAPA dilelang ?
yaitu menjelaskan latar belakang
dilakukannya pelelangan.
➢ DI MANA dilelang ?
yaitu menjelaskan tempat pelelangan.
➢ KAPAN / BILAMANA dilelang ?
yaitu menjelaskan waktu pelelangan.
➢ BAGAIMANA dilelang ?
yaitu menjelaskan proses pelelangan.
➢ SIAPA terlibat dalam lelang ?
yaitu menjelaskan pihak-pihak yang
terlibat dalam pelelangan.
Teknis Pembuatan Risalah Lelang
• Untuk tiap pelelangan oleh Pj. Lelang
dibuat RL (Pasal 35 VR).
• Tiap RL diberi Nomor tersendiri,
yang terdiri dari Nomor Urut, Garis
Miring, dan Tahun Anggaran.
Misalnya RL No. 1 / th. 2015.
• RL Nomor 1 dimulai pada bulan
Januari tanggal satu.
• Pj. Lelang harus yakin tentang legalitas
subjek dan objek lelang (Pasal 20 VR).
• RL terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu
Bagian Kepala, Badan, dan Kaki RL
(Pasal 37 VR).
• RL harus bermeterai cukup.
• Pj. Lelang bertanggung jawab atas
semua kerugian karena tidak
dipatuhinya cara pembuatan RL.
• RL tetap dibuat dalam hal lelang tidak
ada peminat.
Kepala Risalah Lelang

Harus memuat:

• Hari & tanggal lelang, ditulis dgn huruf.


• Nama lengkap, pekerjaan & tempat
tinggal/kedudukan dari Pejabat Lelang.
• Nama lengkap, pekerjaan & tempat
tinggal dari pemohon lelang yang
bertindak sebagai pejabat penjual.
• Pendapat Pejabat Lelang berkenaan
dgn legalitas subjek & objek.
• Permintaan lelang secara lisan atau dgn
tulisan.
• Tempat di mana lelang diadakan.
• Sifat barang yang dilelang & alasan
berang tsb dilelang.
Kepala Risalah Lelang

Harus memuat (lanjutan):


• Dalam hal objek lelang berupa tanah
atau persil, perlu disebutkan secara
lengkap:
• Status hak tanah tsb (Surat Hak Tanah /
Sertifikat) dari Kantor Pendaftaran Tanah
atau surat lain yg menjelaskan bukti
kepemilikan hak atas tanah tsb.
• Batas-batasnya . Jika surat ukur sudah ada,
batas-batas ini tidak perlu lagi.
• SKPT, termasuk jika ada keterangan
mengenai beban-beban atas barang tsb.
• Syarat-syarat lelang dari Penjual.
• Alasan mengapa sampai terjadi lelang
perlu dijelaskan dgn lengkap, terutama
dalam lelang eksekusi.
• Cara bagaimana lelang tsb diumumkan
oleh penjual.
• Syarat-syarat umum lelang yang
bertalian dengan peraturan lelang.
Badan Risalah Lelang
Harus memuat:
• Nomor urut barang yang dilelang.
• Nama barang yang dilelang.
• Nama, pekerjaan, & tempat tinggal
Pembeli.
• Bila pembelian dilakukan untuk orang lain,
maka nama, pekerjaan, & tempat tinggal
pemberi dan penerima kuasa ditulis lengkap.
• Jika kuasa diberikan secara lisan, hal
tersebut juga disebutkan.
• Harga penjualan dgn angka.
• Harga yang ditahan dgn angka.
• Dalam hal penawaran tertulis, Pejabat
Lelang harus membuat daftar catatan
penawaran yang memuat barang yang
ditawar, harga, nama & alamat penawar
untuk mengetahui penawaran tertinggi.
Kaki Risalah Lelang
Harus memuat:
• Banyaknya barang yg ditawarkan /
dilelang dgn angka & huruf.
• Jumlah harga barang-barang yg laku
terjual dgn angka & huruf.
• Jumlah harga barang-barang yg
ditahan dgn angka & huruf.
• Banyaknya surat yg dilampirkan pada
Risalah Lelang dgn angka & huruf.
• Penjelasan mengenai ada atau tidaknya
perubahan (coretan, tambahan, coretan
dengan penggantian) pada pembuatan
Risalah Lelang.
• Tanda tangan Pejabat Lelang & Pejabat
Penjual. Dalam hal objek lelang berupa
barang tetap, pembeli atau kuasanya
juga turut menandatangani Risalah
Lelang.
Penandatangan RL

• Sebelah kanan atas tiap-tiap lembar RL,


kecuali lembar terakhir, ditandatangani
Pejabat Lelang.
• Tiap-tiap coretan perubahan, pembetulan
kesalahan dan atau penambahan disahkan
dan ditandatangani oleh Pj. Lelang dan
para penandatangan RL.
• Pada lelang barang bergerak, RL ditanda-
tangani Pj. Lelang dan Penjual.
• Pada lelang barang tetap, RL ditanda-
tangani Pj. Lelang, Penjual, dan Pembeli.
• Jika Penjual tidak mau tanda tangan
waktu RL ditutup, hal tsb. dinyatakan
dalam RL dan pernyataan tsb. berlaku
sebagai tanda tangan Penjual.
Catatan Setelah RL Ditutup

• Hal prinsipiil yang diketahui setelah


penutupan RL, dicatat pada ruang
di bawah tanda tangan penutup.
• Sanggahan/Verzet atas pembayaran
hasil lelang yang diterima dari
Pengadilan Negeri dicatat pada
ruang di bawah tanda tangan
penutup.
• Gugatan perdata terhadap lelang
juga dicatat pada ruang di bawah
tanda tangan penutup.
• Untuk setiap catatan tsb. Kepala
Kantor Lelang bubuhkan tanggal
dan tanda tangan.
Minut, Salinan, Kutipan
dan Grosse RL

• Minut / Asli RL, terdiri dari


Bagian Kepala, Badan, Kaki dan
lampiran-lampirannya.
• Salinan RL adalah turunan
lengkap RL, terdiri dari Bagian
Kepala, Badan, dan Kaki.
• Kutipan RL terdiri dari Bagian
Kepala dan Bagian Badan khusus
berkaitan dengan pembeli & Kaki.
• Grosse RL adalah Salinan /
Kutipan RL yang dibuat dalam
bentuk eksekutorial, yaitu diawali
dengan irah-irah “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan YME”
dan diakhiri dengan kata-kata
“diberikan sebagai Grosse ke...
atas permintaan ... tanggal ....”
Grosse RL
• Salinan Akta Otentik yang diberi
irah-irah tersebut memiliki
kekuatan eksekutorial seperti
keputusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum
pasti (Ps. 440 Recht Fordering).
• Pada bagian penutup harus
diberikan grosse pertama karena
permintaan grosse kedua dan
selanjutnya tidak dapat
dimintakan langsung kepada
penyimpan/pejabat umum yang
menyimpan minut dari Risalah
Lelang, akan tetapi permintaan
tersebut harus diajukan kepada
Pengadilan Negeri, selanjutnya
pengadilan tersebut
memerintahkan kepada
penyimpan minut untuk diberikan
grosse yang kedua (Ps. 856 RF)

Anda mungkin juga menyukai