Anda di halaman 1dari 18

UJI COBA SOAL

PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA



LAPORAN OBSERVASI
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA













Disusun Oleh :
Iin Suminar ( 0800)
Sheny Meylida S (0800239)
Titha Sulastri S (0800212)



JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011


BAB I
DASAR TEORI

A. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut
tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
x
J
B
P =
Dengan P adalah indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal
dengan benar, dan J
x
adalah jumlah seluruh siswa peserta tes.
Arikunto (1999:210) mengklasifikasikan indeks kesukaran menjadi 3 jenis seperti yang
terl;ihat pada tabel berikut.
P-P Klasifikasi
0,00 0,29
0,30 0, 69
0,70 1,00
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah

Rumus lain yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal uraian
adalah sebagai berikut:
% 100
+
+
=
B A
B A
k
I I
S S
T
Keterangan T
k
: indeks tingkat kesukaran butir soal
S
A
: jumlah skor kelompok atas
S
B
: jumlah skor kelompok bawah
I
A
: jumlah skor ideal kelompok atas
I
B :
jumlah skor ideal kelompok
Setelah indeks tingkat kesukaran diperoleh, maka harga imdeks bias kesukaran
tersebut diinterpretasikan pada kriteria tabel sebagai berikut:
Indeks tingkat Kriteria
kesukaran
0 15%
16 % 30%
31 % 70%
71 % 85%
86 % 100%
Sangat sukar , sebaiknya dibuang
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
Sangat sukar , sebaiknya dibuang

B. Validitas
Pengertian
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki
validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kiteria, dalam arti memiliki kesejajaran
antara tes dan kriteria.
(Arikunto, 1995: 65)
Cara Menentukan Validitas
Untuk menguji validias setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan
skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir
soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya. (Arikunto, 1999: 78)
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment dengan
angka kasar, yaitu:
( )( )
( ) ( )
2 2
2 2
XY
N XY X Y
r
N X X N Y Y

=
( (

( (




Dengan r
xy
merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N merupakan
jumlah siswa uji coba, X adalah skor-skor tiap butir soal untuk setiap individu atau siswa
uji coba. Dan Y adalah skor total tiap siswa uji coba.
Suharsimi Arikunto (1991: 29) memberikan kriteria untuk instrumen validitas tes. kriteria
tersebut dapat dilahat dalam tabel

Kriteria Validitas Instrumen Tes
Nilai r Interpretasi
0,81 1,00 Sangat tinggi
0,61 0,80 Tinggi
0,41 0,60 Cukup
0,21 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat Rendah

Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, peru dilakukan uji signifikansi
untuk mengukur keberatian koefisien korelasi berdasarkan distribusi kurva normal
dengan menggunakan statistik uji t. persamaan untuk melakukan uji t adalah sebagai
berikut:
2
2
1
xy
xy
N
t r
r


Dengan t merupakan nilai hitung koefisien validitas, r
xy
adalah nilai koefisien korelasi
tiap butir soal dan N adalah jumlah siswa uji coba.
Kemudian hasil uji t di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada taraf kepercayaan
95 % dan derajat kebebasan (dk) = N-2. Jika t hitung lebih besar dri t tabel, maka
koefisien validitas butir soal pada taraf signifikansi yng dipakai.

C. Reliabilitas
Pengertian
Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu
tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun
diteskan dalam situasi yang berbeda. Reliabilitas suatu tes dapat dipandang juga sebagai
taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya
yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Untuk menentukan
reliabilitas tes digunakan rumus Sperman Brown sebagai berikut:
1 1
2 2
11
2
1 1
1
2 2
r
r
r
=
| |
+
|
\ .

Dengan
1 1
2 2
r adalah koefisien korelasi antara skor-skor tiap belahan tes dan
11
r adalah
koefisien reliabilitas.
Dalam perhitungan reliabilitas, untuk membelah skor yang diperoleh dari hasil tes dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu metode genap-ganjil dan metode awal-akhir. Kedua
metode ini mensyaratkan jumlah butir soal yang diujikan berjumlah genap.
Arikunto (2003: 75) memberikan tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilits
instrumen yang diperoleh dengan memberikan kriteria sebagai berikut.

Koefisien Korelasi
Kriteria
Reliabilitas
0,81 < r 1,00 Sangat tinggi
0,61 < r 0,80 Tinggi
0,41 < r 0,60 Cukup
0,21 < r 0,40 Rendah
0,00 < r 0,20 Sangat Rendah

Seperti halnya validitas, reliabilitas juga perlu diadakan statistik uji t untuk mengetahui
keberartian koefisien reliabilitas tersebut.
Dengan t merupakan nilai hitung koefisien reliabilitas, r
11
adalah nilai koefisien korelasi
tiap butir soal, dan N adalah jumlah siswa uji coba.
Kemudian hasil uji t di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada taraf kepercayaan
95 % dan derajat kebebasan (dk) = N-2. Jika t hitung lebih besar dri t tabel, maka
instrumen baik dan dapat dipercaya




D. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 1999:
211). Daya pembeda biutir soal dapat dihitung dengan persamaan:
B
B
A
A
J
B
J
B
DP + =
Dengan DP merupakan indeks daya pembeda, B
A
adalah banyaknya peserta tes
kelompok atas yang nenjawab soal dengan benar, B
B
adalah banyaknya peserta tes
kelompok bawah yang , menjawab soal dengan benar, J
A
adalah banyaknya tes kelompok
atas dengan benar, J
B
J
A
adalah banyaknya tes kelompok bawah dengan benar
Kriterioa indeks daya pembeda adalah sebagai berikut:
DP Kualifikasi
0,00 0,19
0,20 0,39
0,40 0,69
0,70 1,00
negatif
jelek
cukup
baik
baik sekali
tidak baik, harus dibuang
Untuk mengetahui keberartian daya pembeda soal dilakukaan dengan statistik uji-t,
dengan persamaan sebagai berikut:
Nb
Sb
Na
Sa
Xb Xa
t
2 2
+

=
Keterangan: t: Indeks daya pembeda antara kemampuan kelompok atas dan bawah
Xa : Skor rata-rata tiap item tes kelompok atas
Xb : Skor rata-rata tiap item tes kelompok bawah
Sa : Standar deviasi tiap item tes kelompok atas
Sb : Standar deviasi tiap item tes kelompok bawah
Na : Jumlah siswa kelompok atas
Nb : Jumlah siswa kelompok bawah
Harga yang dihasilkan dibandingkan dengan harga t
tabel
dengan
) 1 ( ) 1 ( + = Nb Na dk pada taraf kepercayaan 95%. Jika t
hitung
>t
tabel
maka daya pembeda
untuk soa; tersebut adalah signifikan.
Persamaan lain yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yaitu:
% 100

=
A
B A
I
S S
DP
Keterangan: DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
S
A
: Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
S
B
: Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
I
A
: jumlah skor maksimum salah satu kelompok pada butir soal
yang diolah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada
kriteria daya pembeda. Berikut ini kriteria daya pembeda menurut Karno To (1996: 15)

Indeks daya
pembeda
Kriteria daya pembeda
Negatif 9%
10% - 19%
20% - 29%
30% - 49%
50% ke atas
Sangat buruk harus dibuang
Buruk, sebaiknya dibuang
Agak baik atau cukup
Baik
Sangat baik

E. Analsis Pengecoh (Distractor)
Menganalisis fungus pengecih (Distractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola
penyebaran jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda. Pola tersebut diperoleh
dengan menghitung banyaknya teste yang memilih pilihan jawaban butir soal atau yang
tidak memilih pilihan manapun (blangko). Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat
ditentukan apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu pengecoh dapat
dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
Pertimbangan terhadap analisis pengecoh :
a. Diterima, karena sudah baik
b. Ditolak karena tidak baik
c. Ditulis kembali, karena kurang baik.





























BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI DAN
ANALISIS HASIL OBSERVASI

A. Tujuan Observasi
Observasi ini bertujuan untuk berlatih membuat soal, mengujicoba soal, dan menganalisis
beberapa aspek dari soal yang diujicobakan.

B. Tempat Observasi
Kelas XI IPA1 SMA Kartika Siliwangi II
Jl. Pak Gatot Raya 73S Telp. 2011854 KPAD Bandung 40153

C. Waktu Pelaksanaan Observasi
Observasi dilaksanakan pada
Hari : Jumat
Tanggal : 01 April 2011
Waktu : Pukul 10.00 s/d 11.00

D. Objek Observasi
Nama Sekolah : SMA Kartika Siliwangi II
Kelas : XI IPA1
Jumlah siswa : 22 orang siswa
Guru mata pelajaran IPA :Bpk. Zulfikar, S.Pd.

E. Subjek Observasi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI IPA1
Materi : Fluida



F. Persiapan Observasi
Sebelum melaksanakan Observasi maka terlebih dahulu kami melakukan beberapa
persiapan, daiantaranya :





















1. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah....
a. Termometer
b. Barometer
c. Manometer
d. Higrometer
e. Altimeter

2. Jika suatu kotak mempunyai massa sebesar 20 kg yang berada
di lantai, jika luas permukaan kotak tersebut 4,0 cm
2
. Maka
tekanan yang ditimbulkan oleh kotak tersebut pada lantai
adalah...
a. 0,5x10
1
Pa
b. 5x10
4
Pa
c. 5x10
1
Pa
d. 5x10
5
Pa
e. 5x10
2
Pa

3. Jika seekor ikan berada di kedalaman 5 m di bawah permukaan air, dengan massa
jenis air 1 g/cm
3
. Dengan percepatan gravitasi 10 m/s
2
dan tekanan udara luar
10
5
N/m, berapakah tekanan total yang dialami ikan tersebut....
a. 5x10
9
N/m
2

b. 5x10
6
N/m
2

c. 5x10
4
N/m
2

d. 5x10
1
N/m
2

e. 5x10
8
N/m
2


4. Alat yang bekerja sesuai hukum pascal
1) Pompa tangan hidrolik
2) Dongkrak hidrolik
3) Kapal hidrolik
4) Jembatan ponton
5) Rem hidrolik
adalah....
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 2), dan 4)
c. 1,3), dan 5)
d. 2),3), dan 5)
e. 1), 2), dan 5)

5. Tetes air yang jatuh dari kran mendekati bentuk bulat.
Peristiwa ini disebabkan oleh.
a. Adhesi antara partikel air dan kran
b. Kohesi antara sesame partikel air
c. Kapilaritas permukaan zat cair
d. Tegangan permukaan zat cair
e. Gaya tarik menarik antar partikel air

6. Dibawah ini yang bukan peristiwa kapilaritas adalah
a. Minyak tanah yang terserap sumbu
b. Tissu menjadi basah saat ujungnya disimpan di atas permukaan air
c. Naiknya permukaan raksa pada thermometer
d. Naiknya air tanah pada akar
e. Terbentuknya peristiwa meniscus cekung dan cembung






1. Aliran tunak.
2. Aliran tidak tunak.
3. Compressible.
4. Incompressible.
5. Viscous.
6. Non viscous.
7. Dari pernyataan diatas yang termasuk cirri-ciri umum fluida
ideal adalah
a. 1,4,6
b. 2,3,5
c. 1,3,5
d. 2,4,5
e. 1,4,5

8. Air mengalir dengan kecepatan 14 m/s dalam suatu pipa,
dengan diameter 3 cm. Berapa kecepatan air tersebut
saat masuk kedalam pipa dengan diameter 4 cm
a. 4,400 m/s
b. 7,875 m/s
c. 10,500 m/s
d. 18,600 m/s
e. 24,880 m/s

9. Formulasi matematis untuk peristiwa kapilaritas adalah
a.


b.


c.


d.


e.




10. Perhatikan gambar diatas, jika kita ingin mengangkat
sebuah mobil dengan massa 1000kg, jika luas
penampang piston besar100 kali luas penampang
piston kecil. Tentukan gaya yang kita berikan agar
mobil tersebut terangkat.
a. 1x10
1
N
b. 1x10
6
N
c. 1x10
2
N
d. 1x10
4
N
e. 1x10
5
N







11. Jika sebuah benda di jatuhkan dari permukaan air kolam, dan
akhirnya benda tersebut tenggelam sampai ke dasar kolam.
Maka hubungan antara gaya ke atas yang dialami benda
tersebut dengan perubahan kedalamannya adalah...
a.




b.



F
A

h
FA
h
c.




d.




e.





12. Dibawah ini merupakan alat-alat yang bekerja berdasarkan
penerapan hukum Bernoulli, kecuali
A. Venturimeter
B. Karburator
C. Penyemprot serangga
D. Manometer
E. Tabung pitot

13. Sebuah pipa horizontal yang luas penampangnya
1
A
disambung dengan pipa lain yang luas penampangnya 5
1
A .
Kelajuan air dalam pipa kecil adalah 6
2
/ s m dan tekanan
air disana adalah 200 kPa. Maka tekanan air dalam pipa besar
adalah.
A. 632 kPa
B. 182,72kPa
C. 218,72kPa
D. 17,48kPa
E. 217,28kPa

14.

100cm
80 cm



x

FA
h
FA
h
FA
h
Sebuah tabung berisi air. Pada dindingnya terdapat lubang kecil,
sehingga air memancar (seperti pada gambar). Besarnya x adalah
A. 80 cm
B. 160 cm
C. 40 cm
D. 32 cm
E. 64 cm


essay
1.
Buktikan bahwa
2
= 2
1,
ketika sebuah benda terapung yang memiliki massa jenis
1

dan terapung dengan bagian volumenya tercelup ke dalam fluida.


2. Air mengalir pada venturimeter seperti pada gambar





Penampang 1 berjari-jari 9 cm dan penampang 2 berjari-jari 4,5 cm. tentukan kecepatan
aliran air pada penampang 1 dan 2!
3. Air terjun setinggi 30m dengan debit 24

/s , dimanfaatkan untuk memutar turbin


generator listrik. Jika hanya 50% energy air berubah menjadi energy listrik, maka
hitunglah daya keluaran generator listrik tersebut!

15. Dibawah ini merupakan gaya-gaya yang bekerja pada
kelereng yang dijatuhkan dalam suatu fluida:
1. Gaya gesek
2. Gaya berat
3. Gaya apung
4. Gaya dorong
A. 1, 2,3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. 4 benar
E. Semua benar
10 cm
A
2


1
A


1. Analisis Reliabilitas Soal
Dalam perhitungan reliabilitas data hasil tes uji coba soal, kami menggunakan
metode belah dua (split-half method) jenis awal akhir
Setelah kami olah diperoleh:

no Nama Siswa X Y X
2
Y
2
XY
1 Adriana L 5 4 25 16 20
2 Afdhal 5 4 25 16 20
3 Amanda Novadila 4 3 16 9 12
4 Erika Novitasari 4 3 16 9 12
5 Faisal Wahyu P 5 4 25 16 20
6 Fahmi AR 5 4 25 16 20
7 Haryanto AR 6 5 36 25 30
8 Irena Ulya 5 4 25 16 20
9 Lady Agustine A 6 5 36 25 30
10 Muhammad Fajar AS 5 4 25 16 20
11 Muthaminatul Fitri 4 4 16 16 16
12 M. Khalil Putra 4 3 16 9 12
13 Muchammad Mulkhi N 3 2 9 4 6
14 Mohammad Walid AIS 3 2 9 4 6
15 Novaldi 4 3 16 9 12
16 Nurhayati 6 5 36 25 30
17 Nurul Fitriani 6 5 36 25 30
18 Rana Hasna Hanifah 5 4 25 16 20
19 Rd. Ayu Suri Andriani 4 3 16 9 12
20 Rifa Rizka Anisah 7 6 49 36 42
21 Sovianti wahyuni 5 4 25 16 20
22 Syani Altthofia N 6 5 36 25 30
23 Tika Rahmadhani 7 6 49 36 42

X = 114 X
2
= 592
Y = 92 Y
2
= 394
XY = 482



Korelasi produk momen

r
xy
=

][

]

r
xy
=

[

][

]


r
xy
=

[][]


r
xy
=

[][]

r
xy
=


r
xy
=



r
xy
= 1,63


Reliabilitas



t=


t=


t= 0,63


t=
t= . 7,352
t= 4.63
Nilai realibilitas sebesar , berarti menurut Arikunto (2003: 75) termasuk criteria tinggi.

Anda mungkin juga menyukai