Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis

dapat menyelesaikan laporan bengkel II ini tepat waktu. Laporan ini penulis susun untuk melengkapi pelaksanaan kerja bengkel yang sudah di jalani selama dua minggu ini. Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak menemukan kendala, namun atas bantuan dari berbagai pihak, terutama bagi Bapak Syarifuddin selaku dosen pembimbing di bengkel beton yang telah membimbing kami sehingga kami dapat melaksanakan pekerjaan bengkel dengan baik. Selain itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Melihat masih banyaknya kekurangan dari laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini selanjutnya Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Sekian dan terima kasih PENDAHULUAn Latar Belakang Mengingat bahwa pekerjaan sipil sangat erat kaitannya dengan kerja pembuatan jaringan tulangan kolom dan balok, plat kebun, plat lantai serta pembuatan beton deking. Maka bagi setiap mahasiswa jurusan teknik sipil sangat dibutuhkan pemahaman dan ketrampilan dalam job-job ini.Pekerjaan membuat jaringan tulangan kolom dan balok, serta membuat beton bukanlah hal yang mudah karena sangat dibutuhkan ketelitian, terutama pada pengukuran / perhitungan dalam membuat tulangan serta takaran bahan dalam pembuatan beton. Oleh karena itu dibutuhkan kerja praktek beton, spesialisasi praktek kerja pemasangan pembuatan jaringan tulangan kolom dan balok, plat kebun, plat lantai serta pembuatan beton dekingSehingga diharapkan setelah praktek kerja, kesalahan-kesalahan itu dapat dihindari dan diminimalisasi. TujuanAdapun tujuan dilakukannya kerja beton: 1. Membuat beton deking a. b. c. 2. Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan peralatan yang dipakai secara benar, sesuai dengan fungsinya. Agar dapat membuat beton deking Diharaplan mengetahui ketebalan beton deking untuk berbagai bagian konstruksi

Membuat kait dan bengkokan pada tulangan (Begel 20x20) a. b. c. Agar trampil menggunakan peralatan pemotong & pembengkok tulangan Agar dapat membuat kait & bengkokan pada tulangan dengan benar Agar siswa dapat menghitung kebutuhan tulangan (panjang berat)

3.

Membuat jaringan tulangan kolom dan balok a. b. c. d. e. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dan balok Agar dapat memotong dan membengkokkan tulangan Mengetahui jenis-jenis tulangan Bentuk-bentuk kait Agar dapat menyetel jaringan tulangan kolom dan balok

4.

Penulangan Plat Lantai Adapun tujuan dari praktik penulangan plat lantai adalah mahasiswa mampu merangkainya dan membuatnya

5.

Pengecoran Plat Kebun Adapun tujuan dari praktik ini adalah diharapkan mahasiswa mampu membuat beton dengan kekuatan K225 menurut rumusab yang sudah ditentukan.

A.

Pengenalan bahan

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Bahan yang digunakan dalam pekerjaan beton adalah sebagai berikut: Agregat Halus (pasir) Agregat Kasar (kerikil) Semen Air Baja tulangan Kawat pengait tulangan Plastik / kertas semen

C.1 Agregat Halus (Pasir) Pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga dapat dibuat dari batu yang digiling. Pasir mempunyai gragasi sekitar 04 mm atau 0-5 mm. Fungsi pasir dalam pasangan adalah sebagai pengisir siar. Kandungan lumpur dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%, apabila lebih dari 5% kandungan lumpurnya, pasir harus dicuci dengan air. Yang diartikan disini dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat harus dicuci terlebih dahulu. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder ( dengan larutan NaOh). Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam fasal tersebut di atas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimal 2% berat Sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80% dan 90% berat

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui

C.2 Agregat Kasar (kerikil) Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir >5mm. Agregat kasar sebagai bahan campuran untuk membuat beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton menurut fasal di atas, maka agregat harus memenuhi satu atau semua ayat berikut antara lain: a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% berat agregat seluruhnya. b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur disini adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampui 1%, maka agregat kasar tersebut harus dicuci terlebih dahulu. c. d. e. Agregat tidak boleh mengandung zat-zat reaktif alkali Kekerasan dari butir-butir agragat kasar diperiksa dengan beban penguji 20t Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih daripada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara berkas-berkas atau batang-batang tulangan. C.3 Semen Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Dan semen mempunyai sifat membatu kalau terkena air atau udara lembap.

Tujuan dari penggunaan dari semen adalah mencampurkan butir-butir batu sedemikian sehingga menjadi masa yang padat. Standar Industri Indonesia SII 0013-1977 menetapkan lima jenis (type) semen yaitu: Jenis type I

Merupakan semen untuk pemakaian umu tanpa persyaratan khusus. Dipergunakan untuk pekerjaan umum dan beton secara umum, yang untuk pemakaiannya atau lingkungannya tidak diperlukan persyaratan khusus. Jenis type II

Merupakan semen yang mempunyai sifat ketahanan sedang terhadap garam-garam sulfat didalam air. Dipergunakan untuk konstruksi bangunan dan beton yang berhubungan terus menerus dengan air kotor dan air tanah. Jenis type III

Merupakan semen yang cepat mengeras atau semen yang mempunyai kekuatan tinggi pada umur muda. Dipergunakan untuk pekerjaan beton didaerah yang bersuhu rendah (mempunyai musim dingin), terutama didaerah yang beriklim dingin. Jenis type IV

Merupakan semen dengan panas hydrasi rendah. Digunakan untuk pembuatan beton atau bangunan yang berukuran besar dengan tebal lebih dari 2,00 m. Jenis type V

Dipergunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri. C.4 Air Dalam pembuatan adukan beton, air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi persenyawaan antara semen dan agregat, dalam pembentukan suatu massa yang kokoh seperti batu. Air yang digunakan untuk mengaduk mortad adalah harus dengan air yang sudah memenuhi persyaratan yaitu tidak boleh mengandung lumpur atau zat-zat yang dapat merusak/mengurangi mutu beton, seperti: garam-garaman Asam sulfat Bahan-bahan organis Minyak, dll

Jadi air yang digunakan harus air tawar yang dapat diminum. Adapun persyaratan air untuk pembuatan beton untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian sbb: 1. tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. 2. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki seberapa jauh air itu mengandung zay-zat yang dapat merusak beton dan/tulangan 3. Adakanlah percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortal smen + pasir dengan memakai air itu pada dan dengan memakai air suling. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan beton mortal dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekanan mortal dengan memakai air suling pada umur yang sama. C.5 Baja Tulangan Baja tulangan dalam beton berfungsi sebagai menahan gaya tarik. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan di dalam beton adalah : a. Setiap baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunya standart mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini Mutu Sebutan Tegangan leleh karakteristik atau tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0.2% (kg/cm2)

U 22 U 24 U 32 U 39 U - 48

Baja lunak Baja lunak Baja sedang Baja keras Baja keras

2.200 2.400 3.200 3.900 4.800

Tabel : Mutu baja tulangan b. Di dalam perhitungan luas penampang batang polos yang tidak berpenampang bulat, dan batang yang diprofilkan, harus diambil sebesar . Baja tulangan ada 2 bentuk, yakni: Baja tulangan polos, yaitu batang prismatic berpenampang bulat-bulat, persegi lonjong dan sebagainya dan mempunyai permukaan yang licin Baja yang dipropilkan, yaitu batang yang dipuntir permukaannya yang diberi rusuk-rusuk terpasang tegak lurus/miring terhadap sumbu batang dengan jarak antara rusuk-rusuk tidak melebihi 0.7 garis tengah pengenal tulangan. C.6 Kawat pengait tulangan Kawat pengait tulangan ini berupa kawat kecil, tipis. C.7 Plastik / kertas semen Plastik/kertas semen yang digunakan adalah plastik yang bersih, bisa juga digunakan plastik bekas asal bagian yang akan kita gunakan tidak kotor. BAB I BETON DEKING A. Landasan Teori

Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi, di sebelah luar tulangan harus diberi tebal minimum beton/selimut beton.Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung.Beton deking yang akan dibuat mempunyai ukuran penampang; 5x5 cm dan ketebalannya masing-masing: a. b. c. d. e. B. 1 cm 1.5 cm 2 cm 2.5 cm 3 cm

Alat dan Bahan Bahan: 1. 2. 3. Semen Pasir Air bersih

4. 5. Alat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Plastik/kertas semen Kawat pengikat 1mm panjang 20-25 cm

Sekop Jidar Pacul Kayu pemadat Palu Ruskam Gunting kawat Rol meter Ember

10. Scraper C. Prosedur kerja 1. 2. 3. 4. 5. Tentukanlah areal pegerjaan untuk melakukan job ini. Sediakanlah seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan. Buatlah cetakan dari kayu dengan ukuran 25x50x2 cm Letakkanlah plastik/kertas semen di bawah cetakan bekisting, dan beri tanda pada bekisting Kemudian siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran yang sudah ditentukan. Bentuk kawat tersebut dengan memuntir kedua ujung kawat. Ukuran kawatnya adalah 20-25cm

6.

Ayaklah pasir hingga kapur terpisah dari agregat kasar, sehingga yang tertinggal hanya agregat halus, agar memudahkan perekatan pada adukan nanti.

7.

Campurkan pasir dan semen yang telah diayak di wadah yang telah disediakan dengan perbandingan 1:3 lalu aduk hingga merata dengan menggunakan sekop atau cangkul

8. 9.

tuangkanlah air secara bertahap 4 ember dan tunggu hingga meresap. Setelah adukan sudah merata, siapkanlah cetakan

10. Sebelum dituangkan ke dalam bekisting, terlebih dahulu bekisting dibasahi air Catatan: Jika perletakan bekisting diatas plastic, maka hanya bekisting yang dibasahi air Tetapi jika diletakkan diatas kertas semen, maka bekisting dan kertas semen yang dibasahi air.

11. Tuang adukan ke dalam bekisting dan padatkan 12. Ratakan permukaan beton 13. Biarkan 5 menit, hingga genangan air tidak Nampak diatas permukaan adukan 14. Potong adukan dengan menggunakan sendok spesi dengan ukuran 5x5 15. Tancapkan kawat yang sudah dipuntir di bagian tengah setiap beton yang sudah dipotong 5x5 16. Biarkanlah adukan mengeras selama 24 jam Kemudian bukalah bekisting dan pisahkan beton deking tersebut Catatan: Job ini dikerjakan secara berkelompok dengan ketebalan adukan 2cm Kawat lemas 1 mm

Spesi : 1PC: 2PS Tebalnya 2cm 5 cm 5 cm Bentuk Kawat Panjang kawat 20cm

TABEL SELIMUT KONSTRUKSI BETON

NO.

BAGIAN KONSTRUKSI

TEBAL SELIMUT BETON

1 2 3 4

PELAT DINDING BALOK KOLOM

1.5 cm 2 cm 2.5 cm 3 cm

ANALISIS DATAPraktik yang kami kerjakan dalam job I ini adalah membuat beton deking dengan luas cetakan 25x20cm dengan ketebalan beton deking 2cm. Kemudian dibagi menjadi persegi dengan ukuran 5x5cm dan jumlah beton deking yang di dapat adalah 50 buah.Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan beton deking adalah untuk selimut apa beton itu akan digunakan. Karena tidak semua tulangan sama tebal selimutnya yaitu 1cm, 1.5cm, 2cm, dan 2.5 cm TEBAL PENUTUP BETON MINIMUM (CM) BAGIAN KONSTRUKSI DI DALAM PLAT DINDING BALOK KOLOM 1 1,5 2 2,5 DI LUAR 1,5 2 2,5 3 TIDAK TERLIHAT 2 2,5 3 3,5

Anda mungkin juga menyukai