Anda di halaman 1dari 10

95

Analisis Figure of Speech dalam Terjemahan Puisi “My Mistress’ Eyes Are Nothing Like
The Sun” oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lancang Kuning

Syaifullah1], Refika Andriani2], Destina Kasriyati3],


Universitas Lancang Kuning
e-mail: 1] syaifullah@unilak.ac.id
2]
andriarefi@gmail.com
3]
destina@unilak.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil analisis gaya bahasa dalam terjemahan puisi
“My Mistress’ Eyes are Nothing Like the Sun” Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning dan kesulitan-
kesulitan yang ditemui mahasiswa selama proses menerjemahkan berlangsung. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yang tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau mengubah
pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan hasil analisis pada terjemahan puisi “My
Mistress’ Eyes are Nothing Like the Sun”. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan tes menerjemahkan sebuah puisi yang berjudul “My Mistress’ Eyes are Nothing
Like the Sun” ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis data dapat mengidentifikasi jenis gaya
bahasa yang digunkan mahasiswa dalam terjemahan puisi tersebut. Adapun gaya bahasa yang
terdapat dalam hasil terjemahan mahasiswa antara lain adalah litotes, hiperbola, dan ironi. Selain
itu, kesulitan yang ditemui mahasiswa dalam menerjemahkan adalah unsur budaya dan
pemilihan padanan kata. Hasil penelitian yang ditemukan diharapkan dapat menjadi bahan kajian
untuk menerapkan metode dan sumber belajar yang tepat dalam proses pembelajaran
Translation.

Kata Kunci: Figure of speech, Puisi, Terjemahan

The Analysis of Figure of Speech on Students’ Translation of “My Mistress’ Eyes Are
Nothing Like the Sun” of English Education Department of Education and Teachers
Training Faculty of University of Lancang Kuning

Abstract
This study aims at describing the figure of speech in the translation project of “My Mistress’
Eyes are nothing Like the Sun” done by the students of English Education Department of
Education and Teachers Training Faculty of Univesity of Lancang Kuning and the factors
influenced the students in translating it. The design of the study is descriptive qualitative which
had no changing of the variables, it described the result of translation on a poetry “My Mistress’
Eyes Are Nothing Like the Sun”. The technique of collecting the data has been done by giving
translation test to the students. The result shows that the figure of speeches used by the students
in translating the poetry are litotes, hyperbole, and irony. Besides that, the factors influence the
students in translating the poetry are the cultural aspects, background knowledge of the students,
and the use of equivalent words.

Keywords: Figure of Speech, Poetry, Translation

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


96

1. PENDAHULUAN analisis figure of speech pada puisi dengan


Menyadari pentingnya peranan judul “My Mistress’ Eyes Are Nothing Like
terjemahan dalam komunikasi internasional, The Sun” dan kesulitan-kesulitan yang ditemui
tentu perlu dilihat bagaimanakah kualitas mahasiswa dalam proses penerjemahan.
terjemahan sejauh ini. Sebagai teks karya
sastra yang sangat dipengaruhi oleh latar 1.1 Tinjauan Pustaka
belakang budaya dan tradisi diperlukan Bahasa sebagai objek penerjemahan
terjemahan dengan padanan yang akurat dan merupakan bagian dari budaya dan oleh karena
memiliki tingkat keberterimaan dan itu penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa
keterbacaan yang tinggi. Sehingga, pergeseran lain tidak dapat dilakukan secara memadai
atau perubahan figure of speech atau gaya tanpa memiliki pengetahuan yang baik
bahasa yang terjadi dalam proses mengenai budaya dan struktur kedua bahasa
penerjemahan tidak menghilangkan makna tersebut (Larson 1998: 470). Menurut Brislin
yang sesungguhnya. (1976: 3), translation adalah bentuk umum
Oleh karena itu, peneliti merasa sangat yang merujuk kepada pengiriman pemikiran
tertarik untuk menganalisa lebih dalam lagi dan ide-ide tertentu dari satu bahasa ke bahasa
mengenai figure of speech dan kesulitan- lain dalam bentuk tulisan ataupun lisan, ejaan,
kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam simbol, ataupun isyarat.
proses penerjemahan karya sastra berupa puisi Selain itu, Larson (1988: 3)
dengan judul “My Mistress’ Eyes Are menyebutkan bahwa translation berarti
Nothing Like The Sun” karya William mentransfer makna dari Bahasa Sumber ke
Shakespeare ke dalam bahasa Indonesia yang Bahasa Target. Bassnet (2002:16)
dilakukan oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan menambahkan Sehingga kedua jenis proses
Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu tersebut harus dibedakan gaya bahasa secara
Pendidikan Universitas Lancang Kuning. jelas dengan setiap teori – teori yang
Adapun tujuan dari penelitian ini berhubungan dengan menerjemahan bahasa.
adalah untuk mendeskripikan jenis figure of Ahli lain, Wilss (1982: 3), menyatakan bahwa
speech dan kesulitan-kesulitan yang ditemui translation adalah sebuah proses pemindahan
mahasiswa dalam proses penerjemahan karya dengan tujuan perubahan bahasa sumber
sastra berupa puisi dengan judul “My tertulis ke dalam bahasa target yang sesuai,
Mistress’ Eyes Are Nothing Like The Sun” ke dan membutuhkan pemahaman secara
dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh sintaktis, semantik, dan pragmatik, dan proses
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris analisis bahasa sumber bahwa dalam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan penerjemahan ada bagian Bahasa Sumber (SL)
Universitas Lancang Kuning. yang kemudian diartikan menjadi Bahasa
Dalam penelitian ini, peneliti Target (TL).
membatasi masalah yang akan diteliti ke Menurut Newmark (1988: 5) suatu hasil
dalam dua hal, yaitu jenis figure of speech terjemahan dipengaruhi oleh 10 faktor, yaitu:
pada hasil terjemahkan puisi dengan judul (1) gaya penulisan atau idiolek (ciri-ciri bahasa
“My Mistress’ Eyes are Nothing Like the Sun” seseorang) penulis bahasa sumber; (2)
oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris konvensi atau norma dalam bahasa sumber,
Semester V FKIP Universitas Lancang Kuning baik dalam penggunaan tata bahasa maupun
tahun akademik 2017/2018 dan kesulitan- leksikal untuk berbagai teks, sangat tergantung
kesulitan yang ditemui selama proses topik dan situasi; (3) masalah kebudayaan
menerjemahkan berlangsung. Peneliti memilih yang melatari bahasa sumber. Isi dan
mahasiswa semester lima sebagai subjek rinciannya mengacu secara khusus kepada
penelitian karena mahasiswa pada semester ini bahasa sumber atau budaya bahasa ketiga
telah mendapatkan pengetahuan yang cukup (bukan bahasa sumber atau bahasa sasaran);
mengenai menerjemah. (4) tipe format atau setting teks dalam bahasa
Tujuan penelitian ini adalah untuk sumber dipengaruhi oleh tradisi pada waktu
menjelaskan dan menggambarkan hasil teks bersangkutan ditulis; (5) perkiraan-

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


97

perkiraan pembaca yang menduga-duga Catullus. Ketujuh metode itu adalah sebagai
berdasarkan pengetahuannya tentang topik berikut :
bersangkutan dan gaya bahasa yang mereka
gunakan; (6) konvensi bahasa sasaran atau a. Terjemahan fonetik
pembaca berbeda dengan bahasa sumber; (7) Metode penerjemahan ini beusaha untuk
kebudayaan bahasa sasaran berbeda dengan menghasilkan kembali suara dari BSu ke
budaya bahasa sumber; (8) format atau setting dalam BSa. Dalam waktu bersamaan
bahasa sasaran berbeda dan juga sangat penerjemah mengalihkan makna puisi asal
dipengaruhi kebiasaan pada waktu BSu ke dalam BSa.
penerjemahan dilakukan; (9) apa yang b. Terjemahan literal
dijelaskan atau dibicarakan, dipastikan atau Metode ini adalah metode penerjemahan
dibuktikan tergantung pada referensi puisi dengan menekankan pada proses
penerjemah yang boleh jadi bebas dari teks penerjemahan yaitu penerjemahan kata per
sumber dan dugaan-dugaan pembaca; (10) kata ke dalam BSa. Namun, penerjemahan
pandangan-pandangan dan prasangka- literal ini mempunyai kelemahan-
prasangka penerjemah yang mungkin bersifat kelemahan yang fatal, yakni sering kali
pribadi, subjektif atau asumsi-asumsi makna hasil terjemahan tersebut tidak
penerjemah. Selain itu juga mungkin berhasil dihadirkan dalam BSu. Selain itu,
dipengaruhi oleh sosial dan budaya, politik, sruktur frase dan bentuk akan melenceng
etnis, kepercayaan atau agama, kelas sosial, jauh dalam BSu.
gender, dan lain-lain. c. Terjemahan irama
Terjemahan dengan metode ini
A. Teknik Menerjemahkan Puisi menekankan pada penerjemahan yang
Puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu berusaha memproduksi irama dalam BSu.
poet yang berarti mencipta (Supendi, 2008:8). Penerjemahan dengan metode ini
Menurut istilah, pengertian puisi mengalami mengacaukan makna dan memporak-
perubahan dalam beberapa aspek. Dahulu porandakan sturktur hasil terjemahan
orang Indonesia menganggap bahwa puisi dalam BSu.
adalah karya sastra yang terikat oleh banyak d. Terjemahan puisi ke prosa
baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap Yaitu metode penerjemahan dengan
baris, rima dan irama (Wirjosoedarmo dalam menerjemahkan bentuk puisi ke dalam
Pradopo, 2009 :5) yang disebut dengan puisi bentuk prosa. Penerjemahan ini
lama. Contoh puisi lama yang mempunyai mempunyai beberapa kelemahan, yakni
aturan baku adalah pantun, syair dan hilangnya makna, musnahnya nilai
gurindam. komunikatif penyair dan pembaca serta
Puisi sebagai sebuah karya sastra hilangnya keindahan puisi.
mempunyai unsur-unsur pembangunnya. e. Terjemahan bersajak
Unsur-unsur tersebut dibagi menjadi dua Dalam metode penerjemahan bersajak ini,
bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur penerjemahan dilakukan dengan
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur mengutamakan pemindahan rima akhir
yang membangun dari dalam, sedangkan unsur larik puisi ke dalam puisi terjemahannya.
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di Walaupun secara fisik kelihatan sama,
luar karya sastra namun tetap mempengaruhi tetapi jika dilihat maknanya, belum tentu
karya sastra sebagai karya seni (Priyatni, hasil penerjemahan ini memuaskan.
2010). f. Terjemahan puisi bebas
Adapula Andcare Lefevere (dalam Penerjemahan ini memungkinkan
Suryawinata dan Hariyanto, 2007 :160) penerjemah untuk mendapatkan ketepatan
mencatat tujuh metode penerjemahan puisi padanan kata dalam BSa dengan baik, dan
yang biasa dilakukan penerjemah Inggris kadar kesastraannya pun bisa
untuk menerjemahkan puisi-puisi karya dipertanggungjawabkan. Di sisi lain,

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


98

masalah rima dan irama sering kali gaya bahasa klimaks, (13) gaya bahasa
diabaikan. antiklimaks, (14) gaya bahasa aposrof, (15)
g. Interpretasi gaya bahasa anastrof dan inversi, (16) gaya
Lefevere mengajukan dua jenis terjemahan bahasa apofasis dan preterisio, (17) gaya
yang masing-masing disebut sebagai versi bahasa histeron preteron, (18) gaya bahasa
dan imatasi. Suatu versi puisi dalam BSa hipalase, (19) gaya bahasa sinisme, dan (20)
mempunyai isi atau makna yang sama bila gaya bahasa sarkasme.
dibandingkan dengan puisi aslinya namun 2. Penilaian Terjemahan
bentuknya telah berbeda sama sekali. Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono
Sedangkan imitasi puisi , penerjemah (2012) mengemukakan instrumen penilaian
betul-betul telah menuliskan puisinya kualitas terjemahan yang meliputi aspek
sendiri, tetapi dengan judul dan topik serta keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
titik tolak yang sama dengan puisi aslinya. Penilaian ini menggunakan skor atau skala 1
sampai dengan 3. Semakin berkualitas suatu
1.2 Figure of Speech / Gaya Bahasa terjemahan, semakin tinggi skor yang
Menurut Keraf (2006:113), “gaya bahasa diberikan.
dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang Tabel 1.1 Instrumen Penilai Keakuratan
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis Terjemahan
(pemakai bahasa)”. Dalam Tarigan (1985:5)
dinyatakan bahwa gaya bahasa adalah bahasa
indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta
membandingkan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Tarigan membagi gaya bahasa menjadi
empat varian, yaitu gaya bahasa perbandingan
yang terdiri atas sebelas macam, gaya bahasa
pertentangan yang terdiri atas 21 macam, gaya
bahasa pertautan yang terdiri atas empat belas
macam, dan gaya bahasa perulangan yang
terdiri atas tiga belas macam. Tingkat keakuratan ditentukan dengan
Dalam kaitannya dengan gaya bahasa skala 1 sampai 3. Skala 1 menunjukkan bahwa
yang berlaku di Indonesia, gaya bahasa dapat terjemahan tidak akurat; skala 2 kurang akurat;
ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. dan skala 3 akurat. Indikator penilaian
Guntur Tarigan (2009: 5-6) membedakan gaya dicantumkan pada kolom parameter kualitatif.
bahasa menjadi empat, yaitu (1) gaya bahasa
perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, Tabel 1.2 Instrumen Penilai Tingkat
(3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya Keberterimaan Terjemahan
bahasa perulangan.
Tinjauan terhadap gaya bahasa dalam
pembahasan ini ditekankan pada gaya bahasa
pertentangan. Gaya bahasa pertentangan ini
dibedakan menjadi duapuluh macam, yaitu (1)
gaya bahasa hiperbola, (2) gaya bahasa litotes,
(3) gaya bahasa ironi, (4) gaya bahasa
oksimoron, (5) gaya bahasa Paronomasia, (6)
gaya bahasa paralepsis, (7) gaya bahasa
zeugma dan silepsis, (8) gaya bahasa satire, (9)
gaya bahasa inuendo, (10) gaya bahasa Tingkat keberterimaan ditentukan
antifrasis, (11) gaya bahasa paradoks, (12) dengan skala 1 sampai 3. Skala 1
menunjukkan bahwa terjemahan tidak
Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018
99

berterima; skala 2 kurang berterima; dan skala dan interpretasi yang terjadi. Data yang
3 berterima. Indikator penilaian dicantumkan dianalisis berasal dari hasil tes menerjemah.
pada kolom parameter kualitatif.
2.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Tabel 1.3 Instrumen Penilai Tingkat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
Keterbacaan Terjemahan Nopember tahun 2017. Tempat penelitian
adalah di program studi Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lancang Kuning,
Pekanbaru, Riau.

2.3 Populasi dan Sampel


Pemilihan subjek penelitian dilakukan
dengan cara random Sampling. Gay (1976)
dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa
Tingkat keterbacaan ditentukan dengan penentuan sampel dalam desain penelitian
skala 1 sampai 3. Skala 1 menunjukkan deskriptif kualitatif adalah dengan mengambil
bahwa tingkat keterbacaan terjemahan rendah; minimal 10 % dari jumlah populasi dan 20 %
skala 2 sedang; dan skala 3 tinggi. Indikator apabila jumlah populasi kecil. Maka dalam
penilaian dicantumkan pada kolom parameter penelitian ini, peneliti mengambil 20 %
kualitatif. Namun, penelitian ini hanya sampel dari jumlah populasi mahasiswa Prodi
menggunakan dua variabel penilaian kualitas Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan
terjemahan, yaitu keakuratan dan dan Ilmu Pendidikan Unilak Semester 5 tahun
keberterimaan. Hal ini dikarenakan data yang akademik 2017/2018 adalah 80. Sehingga
digunakan berupa kata, frasa, atau klausa didapat jumlah sampel sebanyak 16
sehingga penilaian terhadap keterbacaan tidak mahasiswa.
dirasa perlu.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
2. METODE Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap,
2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan
Penelitian ini merupakan penelitian analisis data.
deskriptif yang bertujuan menggambarkan
suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang 2.4.1 Tahap Persiapan
terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini a) Melakukan observasi kajian pustaka
menggunakan metode deskriptif yang tidak yang sesuai dengan rumusan masalah
memberikan perlakuan, manipulasi atau yang akan diteliti, dan melakukan
mengubah pada variabel-variabel bebas, tetapi orientasi lapangan serta koordinasi
menggambarkan suatu kondisi apa adanya. antara peneliti dengan ketua jurusan
Penelitian ini menggambarkan hasil Pendidikan Bahasa Inggris.
analisis figure of speech dari sebuah tejemahan b) Menyusun perangkat instrumen. Tes ini
puisi dengan judul “My Mistress’ Eyes are berbentuk tertulis. Di mana dalam tes in
Nothing Like the Sun” yang dilakukan oleh mahasiswa diberikan puisi berbahasa
mahasiswa semester V Pendidikan Bahasa Inggris dengan judul “My Mistress’
Inggris dan kesulitan-kesulitan yang dihadapai Eyes are Nothing Like the Sun” untuk
dalam proses penerjemahan. diterjemahkan ke dalam bahasa
Data yang terkumpul dianalisis dan Indonesia yang baik dan dapat
diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan dimengerti.
untuk menggambarkan kondisi yang terjadi c) Penetapan subjek penelitian. Penetapan
pada subjek penelitian. Pada penelitian ini subjek dilakukan secara random
juga melibatkan proses pencatatan, analisis, sampling bagi mahasiswa pendidikan
Bahasa Inggris tingkat lima.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


100

Kualitas keakuratan terjemahan


2.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian mahasiswa diukur dengan tiga kategori yaitu
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan akurat, kurang akurat, dan tidak akurat.
data. Langkah-langkah yang dilakukan adalah Adapun hasil dari terjemahan mahasiswa
sebagai berikut: diukur dari indikator keakuratan dapat dilihat
a) Melakukan tes dengan memberikan puisi pada tabel di bawah ini:
berbahasa inggris kepada mahasiswa.
b) Menganalisa data hasil terjemahan Tabel 3.1 Keakuratan Hasil Terjemahan
mahasiswa. Hasil terjemahan tersebut Mahasiswa
dikelompokkan ke dalam kategori yang No
Kategori Jumlah Persentase
sudah ditetapkan. Terjemahan Mahasiswa (%)
1 Akurat 12 75
c) Melakukan pengolahan data dan analisis
2 Kurang Akurat 3 18.75
data dari hasil tes penelitian. 3 Tidak Akurat 1 6.25
d) Melakukan wawancara dengan Jumlah 16 100
mahasiswa. Tabel di atas menunjukkan bahwa
e) Menyusun laporan hasil penelitian. keakuratan hasil terjemahan mahasiswa secara
keseluruhan dapat dikatakan baik. Hal tersebut
2.5 Pengolahan dan Analisis Data dapat diketahui dari 12 (75%) mahasiswa yang
Setelah data dikumpulkan melalui menghasilkan terjemahan dengan tingkat
instrumen penelitian yang sudah dijelaskan di akurasi yang baik. Kemudian 3 (18.75%)
atas, peneliti akan menganalisi data sebagai mahasiswa memiliki hasil terjemahan yang
berikut. Data yang didapat dari tes akan kurang akurat. Kemudian 1 (6.25 %)
dievaluasi apakah memenuhi kriteria mahasiswa memiliki hasil terjemahan yang
terjemahan yang baik atau tidak. Kemudian, tidak akurat.
dianalisis jenis dari figure of speech yang
digunakan oleh mahasiswa dalam puisi 3.1.2 Keberterimaan Hasil Terjemahan
terjemahan tersebut. Kualitas keberterimaan terjemahan
mahasiswa diukur dengan tiga kategori yaitu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN berterima, kurang berterima, dan tidak
Penelitian ini menggunakan metode berterima. Adapun hasil dari terjemahan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mahasiswa diukur dari indikator keberterimaan
mana akan mengungkap figure of speech yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
terdapat pada puisi terjemahan yang dilakukan
oleh mahasiswa semester lima program Tabel 3.2 Keberterimaan Hasil Terjemahan
pendidikan Bahasa Inggris. Adapun penentuan Mahasiswa
sampe dilakukan dengan cara mengambil 20 % Kategori Jumlah Persentase
No
dari jumlah populasi sebanyak 80 mahasiswa, Terjemahan Mahasiswa (%)
sehingga sampel pada penelitian ini berjumlah 1 Berterima 7 43.75
16 mahasiswa. 2 Kurang
6 37.5
Penyajian data dalam penelitian ini Berterima
3 Tidak Berterima 3 18.75
diperoleh berdasarkan hasil tes
menerjemahkan puisi berbahasa inggris Jumlah 16 100
dengan judul “My Mistress Eyes are Nothing
Like the Sun” ke dalam bahasa Indonesia oleh Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat
mahasiswa semester lima program Pendidikan keberterimaan hasil terjemahan mahasiswa
Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Hal
Pendidikan Universitas Lancang Kuning tersebut dapat diketahui dari 7 (43.75%)
2017/2018. mahasiswa yang menghasilkan terjemahan
dengan tingkat keberterimaan yang baik.
3.1 Hasil Penelitian Kemudian 6 (37.5%) mahasiswa memiliki
3.1.1 Keakuratan Hasil Terjemahan hasil terjemahan yang kurang berterima.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


101

Kemudian 3 (18.75 %) mahasiswa memiliki Dalam menerjemahkan puisi tersebut,


hasil terjemahan yang tidak berterima. sebagian besar mahasiswa menggunakan
figure of speech perbanding. Adapun figure of
3.1.3 Keberterimaan Hasil Terjemahan speech perbandingan yang digunakan antara
Kualitas keterbacaan hasil terjemahan lain akan dijelaskan sebagai berikut.
mahasiswa diukur dengan tiga kategori yaitu
terbaca, kurang terbaca, dan tidak terbaca. 1. Litotes
Adapun hasil dari terjemahan mahasiswa Litotes adalah gaya bahasa yang
diukur dari indikator keterbacaan dapat dilihat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
pada tabel di bawah ini: yang bertujuan untuk melembutkan sesuatu
yang sebenarnya tidak begitu buruk. Majas
Tabel 3.3. Keterbacaan Hasil Terjemahan litotes ini bertujuan untuk merendahkan
Mahasiswa sesuatu yang bertentangan dengan makna
No
Kategori Jumlah Persentase sebenarnya. Sebagian besar mahasiswa
Terjemahan Mahasiswa (%) menggunakan gaya bahasa litotes pada
1 Terbaca 9 56.25
terjemahan puisi tersebut. Dalam
2 Kurang
5 31.25 menerjemahkan puisi ini, sebagian besar
Terbaca
3 Tidak Terbaca 2 12.5 mahasiswa menekankan bahwa objek yang
Jumlah 16 100 diceritakan dalam puisi tersebut cenderung
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat direndahkan oleh penulis. Dalam hal ini
keterbacaan hasil terjemahan mahasiswa penulis menyatakan bahwa objek yang
secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Hal diceritakan dalam hal ini adalah “si kekasih”
tersebut dapat diketahui dari 9 (56.25 %) sama sekali tidak memiliki sifat-sifat yang
mahasiswa yang menghasilkan terjemahan baik dan indah seperti benda-benda yang ia
dengan tingkat keterbacaan yang baik. gunakan sebagai pembandingnya.
Kemudian 5 (31.25 %) mahasiswa memiliki Gaya bahasa ini terdapat pada seluruh
hasil terjemahan yang kurang terbaca. baris pertama hasil terjemahan mahasiswa. My
Kemudian 2 (12.5 %) mahasiswa memiliki Mistress Eyes’ are Nothing Like the Sun, yang
hasil terjemahan yang tidak terbaca. bermakna: mata kekasihku tak sehangat sinar
mentari. Kemudian pada seluruh hasil
3.1.4 Penggunaan Figure of Speech terjemahan baris kedua yang berbunyi Coral is
Berikut adalah puisi “My Mistress Eyes far more red than her lips’ red: bibirnya tak
are Nothing Like the Sun” yang menjadi semerah batu karang. Seluruh mahasiswa juga
subjek dalam menerjemahkan oleh mahasiswa menerjemahkan baris ketiga dengan
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unilak. menggunakan gaya bahasa litotes, If snow be
white, why then her breasts are dun yang
My Mistress Eyes are Nothing Like the Sun bermakna hatinya tak seputih salju. Kemudian,
pada baris ke empat yang berbunyi If hairs be
My Mistress Eyes are Nothing Like the Sun wires, black wires grow on her head, 13
Coral is far more red than her lips’ red; mahasiswa menerjemahkan dengan
If snow be white, why then her breasts are dun; menggunakan gaya bahasa ini sehingga
If hairs be wires, black wires grow on her head.
memiliki arti rambutnya tidak terawat. Pada
I have seen roses damasked, red and white,
But no such roses see I in her cheeks;
baris kelima dan keenam: I have seen roses
And in some perfumes is there more delight damasked, red and white. But no such roses
Than in the breath that from my mistress reeks. see I in her cheeks, 12 mahasiswa
I love to hear her speak, yet well I know menerjemahkannya menjadi pipinya tak
That music hath a far more pleasing sound; semerah merona bunga mawar. Kemudian
I grant I never saw a goddess go; pada baris ketujuh dan kedelapan: And in some
My mistress when she walks treads on the ground. perfumes is there more delight, than in the
And yet, by heaven, I think my love as rare breath that from my mistress reeks. 13
As any she belied with false compare. mahasiswa menerjemahkannya menjadi bau

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


102

nafas kekasihku tak sewangi parfum. Pada Dalam ironi, pengujar menyampaikan
baris kesembilan dan kesepuluh: I love to hear sesuatu yang sebaliknya dari apa yang ingin
her speak, yet well I know that music hath a dikatakannya, jadi di sini terdapat satu
far more pleasing sound. 14 mahasiswa penanda dengan dua kemungkinan petanda.
menerjemahkannya menjadi meskipun suara Ironi mengandung antonimi atau oposisi antara
musik usang lebih baik tapi aku senang kedua tataran isi. Ironi juga mengandung
mendengarkan celotehannya. Pada baris kesenjangan yang cukup kuat antara makna
kesebelas dan duabelas: I grant I never saw a harfiah dan makna kiasan. Maka di dalam ironi
goddess go, my mistress when she walks terdapat keharusan yang sering bertumpu pada
treads on the ground. 11 mahasiswa makna inversi semantis, baik secara
menerjemahkannya menjadi langkah keseluruhan maupun sebahagian. Hal ini
kekasihku tak seanggun bidadari. menjadi ciri ironi. Apabila dilihat dari wilayah
maknanya, ironi tidak banyak berbeda dengan
2. Hiperbola majas pertentangan lainnya. Namun dalam
Hiperbola adalah gaya bahasa ironi salah satu bentuk (penanda) tidak hadir,
perbandingan yang melebih-lebihkan, bahkan jadi bersifat implisit. Perlu diingat bahwa
dari kenyataan sebenarnya. Hiperbola pemahaman ironi sangat tergantung dari
merupakan suatu gaya bahasa yang konteks (bahkan beberapa ahli bahasa
menyatakan bahwa suatu hal memiliki sifat membedakan ironi dari majas lainnya, karena
yang melebihi sifat dan kenyataan yang hal tersebut). Apabila konteks tidak
sesungguhnya. mendukung ironi, maka ujaran yang
Gaya bahasa ini ditemukan dalam mengandung ejekan dapat menjadi pujian.
terjemahan puisi tersebut pada baris kelima Pada hasil terjemahan mahasiswa pada
dan keenam: I have seen roses damasked, red puisi “my mistress’ eyes are nothing like the
and white. But no such roses see I in her sun” didapati gaya bahasa ini pada baris akhir:
cheeks. Di mana hasil terjemahan 4 mahasiswa as any she belied with false compare. Di mana
menyebutkan bahwa warna merona pipi sang ada 4 mahasiswa yang menyebutkan
kekasih lebih indah dari bunga mawar. Pada maknanya sebagai suatu ironi. Ujaran yang
baris ketujuh dan kedelapan: And in some pada awalnya digunakan untuk merendahkan
perfumes is there more delight, than in the objek yang diceritakan dalam puisi tersebut
breath that from my mistress reeks. Ditemukan memiliki tujuan untuk memuji si objek yang
3 mahasiswa yang hasil terjemahannya diceritakan dalam puisi tersebut. Dijelaskan
menyebutkan bahwa bau nafas sang kekasih bahwa penulis akhirnya mengungkapkan
jauh lebih wangi dari bau parfum. Pada baris bahwa meskipun ia telah menjelek-jelekkan
kesembilan dan kesepuluh: I love to hear her sang kekasih pada akhirnya ia menyadari
speak, yet well I know that music hath a far bahwa kekasihnya tidak bisa dibandingkan
more pleasing sound. Hasil terjemahan 2 dengan apapun di dunia ini.
mahasiswa menyebutkan bahwa celotehan
sang kekasih lebih enak didengar daripada 3.2 Pembahasan
suara musik. Pada baris kesebelas dan 3.2.1 Gaya Bahasa yang Digunakan
keduabelas: I grant I never saw a goddess go, Mahasiswa Dalam Menerjemahkan
my mistress when she walks treads on the Puisi merupakan sebuah karya sastra yang
ground. 5 mahasiswa menyebutkan bahwa mengandung unsur intrinsik dan unsur
sang kekasih menyerupai bidadari saat ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur
berjalan. Kemudian di baris ketigabelas: as yang membangun dari dalam, sedangkan unsur
any she belied with false compare. Hasil ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di
terjemahan seorang mahasiswa menyebutkan luar karya sastra namun tetap mempengaruhi
bahwa cintanya begitu istimewa untuk sang karya sastra sebagai karya seni (Priyatni,
kekasih tersebut. 2010). Dalam menerjemahkan sebuah puisi,
3. Ironi tidak bisa dipungkiri bahwa dua unsur tersebut
harus benar-benar mendapatkan perhatian

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


103

yang seksama. Gaya bahasa merupakan bahasa objek dalam puisi, namun pada kenyataannya
indah yang dipergunakan untuk meningkatkan ia memiliki tujuan lain yaitu si penulis
efek dengan jalan memperkenalkan serta mengungkapkan bahwa si kekasih sejatinya
membandingkan suatu benda atau hal tertentu merupakan sosok yang unik yang tidak bisa
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. dibandingkan dengan apapun. Keraf (dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Ratna 2014:439-447) menyatakan bahwa
sebelumnya, Sugianto Mas, (2008:47) dalam ironi, pengujar menyampaikan sesuatu
menyebutkan bahwa pengiasan dan gaya yang sebaliknya dari apa yang ingin
bahasa merupakan unsur puisi yang dikatakannya, jadi di sini terdapat satu
sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari unsur- penanda dengan dua kemungkinan petanda.
unsur lainnya. Dalam menerjemahkan puisi Ironi mengandung antonimi atau oposisi antara
tersebut secara keseluruhan mahasiswa sangat kedua tataran isi. Ironi juga mengandung
cermat dalam hal penggunaan gaya bahasa. kesenjangan yang cukup kuat antara makna
Meski demikian, sejumlah mahasiswa masih harfiah dan makna kiasan.
mengalami kesulitan dalam memilih kata yang
tepat. 3.2.2 Kesulitan-Kesulitan Mahasiwa dalam
Figure of speech yang digunakan oleh Menerjemah
mahasiswa dalam menerjemahkan puisi Dalam menerjemahkan karya sastra
tersebut adalah gaya bahasa perbandingan. berupa puisi dengan judul “My Mistress Eyes’
Dalam hasil terjemahan puisi tersebut, terlihat are Nothing Like the Sun”, pada umumnya
bahwa mahasiswa membandingkan objek yang mahasiswa menemukan beberapa kendala
diceritakan oleh si penulis dengan beberapa antara lain; 1). Budaya, gaya bahasa
hal. Adapun figure of speech perbandingan mengandung budaya setempat dan bukan
yang digunakan adalah litotes, hiperbola, dan merupakan satu unsur bahasa yang teratur.
Ironi. Sehingga mahasiswa yang memiliki latar
Litotes digunakan mahasiswa dalam belakang budaya yang jelas-jelas berbeda
menerjemahkan sebagaian besar isi puisi dengan penulis puisi tersebut memiliki
tersebut. Litotes merupakan gaya bahasa kesulitan yang besar ketika menerjemahkan
perbandingan yang digunakan untuk puisi tersebut, 2). Padanan kata, puisi pada
membandingkan sesuatu dengan hal lain umumnya merupakan karya sastra yang
dengan cara merendahkan diri menurut Keraf penulisannya menggunakan makna kias atau
(dalam Ratna 2014:439-447). Figure of speech tidak sebenarnya sehingga dalam hal ini
ini digunakan untuk membandingkan tokoh si mahasiswa merasa kesulitan dalam
kekasih yang tidak sebaik, seindah, secantik, menemukan padanan kata yang sesuai yang
dan serupawan hal lain. dapat menggambarkan maksud sesungguhnya
Selanjutnya, figure of speech hiperbola dari si penulis.
juga ditemukan dalam beberapa baris hasil
terjemahan mahasiswa. Hiperbola merupakan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
figure of speech yang melebihi sifat dan 4.1 Kesimpulan
kenyataan yang sesungguhnya menurut Keraf Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat
(dalam Ratna 2014:439-447). Dalam puisi ini, disimpulkan bahwa:
sebagian kecil mahasiswa menggunakan 1. Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa
hiperbola untuk menyatakan bahwa si kekasih Inggris Tahun Ketiga Fakultas Keguruan
memiliki suatu hal yang luar biasa indah, dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas
cantik, dan baik melebihi segalanya. Lancang Kuning tahun 2017/2018
Figure of speech yang terakhir adalah memiliki kemampuan menerjemah karya
ironi. Penggunaan gaya bahasa ironi dalam sastra dalam hal ini puisi “My Mistress’
terjemahan puisi tersebut oleh mahasiswa Eyes are Nothing Like the Sun” yang
terdapat pada baris akhir puisi. Di mana pada baik.
hasil terjemahan ini menyebutkan bahwa 2. Hasil analisa figure of speech terjemahan
meskipun penulis berusaha merendahkan si puisi yang telah dilakukan oleh

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018


104

mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa DAFTAR PUSTAKA


Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Unilak tersebut memiliki tiga Baker, Mona. 2006. In Other Words. London
jenis figure of speech, yaitu liotes dan & New York: Rouledge, Taylor and
ironi. Francis Group
3. Dalam menerjemahkan puisi tersebut,
mahasiswa menemukan beberapa Bassnett, Susan dan Andre Lefevere (Eds.).
kesulitan yaitu budaya yang berbeda dan 2002. Translation, History and Culture.
mencari padanan kata yang dapat USA: Cassell
digunakan untuk menggambarkan isi puisi
yang sebenarnua. Hatim, Basil and Jeremy Munday. 2004.
Translation An advanced resource book.
4.2 Saran London & New York: Rouledge, Taylor
Berdasarkan hasil dari kegiatan penelitian and Francis Group.
ini, maka dapat disarankan beberapa hal:
1. Bagi para mahasiswa agar kedepannya Larson, Mildred L. 1988. Penerjemahan
mampu meningkatkan kemampuan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk
menerjemahnya untuk lebih baik lagi, Pemadanan Antarbahasa (Diterjemahkan
sehingga hasil terjemahan tersebut lebih oleh Kencanawati Taniran dari Meaning-
akurat, lebih berterima, dan memenuhi based Translation: A Guide to Cross
unsur keterbacaan yang baik serta jadi Language Equivalence). Jakarta:
bahan acuan bagi mahasiswa untuk Penerbit Arcan.
menambah wawasan dalam
menerjemahkan sebuah teks bahasa Molina dan Albir. 2002. Teknik Menerjemah.
sumber ke dalam bahasa target. http://ihsania.blog.uns.ac.id/teknik-
2. Bagi para dosen dan peneliti selanjutnya penerjemahan-menurut-molina-dan-
dapat mengkaji lebih dalam lagi faktor- albir/
faktor yang mempengaruhi kemampuan
mahasiswa dalam menerjemahkan sebuah Nababan, M. Rudolf. 2006. “Pelatihan dan
teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Penelitian Penerjemahan pada Pelatihan
Indonesia serta bisa dijadikan sebagai Pemertajaman Kemampuan
evaluasi di dalam mengajarkan metode, Menerjemahkan”, Solo
teknik, dan strategi dalam menerjemahkan
sebuah teks sehingga menghasilkan Newmark, Peter. 1988. A textbook of
sebuah terjemahan yang berkualitas. Translation. London: Prentice Hall.

Nida, Eugene A. dan C.H. Taber. 1976.


Language Translation and Translation.
California: Stanford University.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 9, No 1, Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai