Proposal Media Pembelajaran Milon Wonday
Proposal Media Pembelajaran Milon Wonday
Anggapan yang tidak sepenuhnya salah, misalnya anggapan bahwa matematika adalah
pelajaran yang berisi rumus-rumus. Memang benar bahwa matematika identik dengan rumus,
namun yang perlu diajakan bahwa rumus-rumus itu tidak datang dengan sendirinya, namun
ada pendekatan-pendekatan yang digunakan sehingga didapatkan rumus-rumus yang ada saat
ini. Para pendidik cenderung tidak mengikutsertakan peserta didik dalam mencari suatu
jawaban dari permasalahan yang ada dengan menggunakan penalaran, melainkan dengan
menggunakan rumus yang ada. Sehingga pada saat anak lupa dengan rumus yang sudah ia
hafal, maka ia tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Padahal yang terpenting dalam menguasai
matematika adalah proses bernalar. Penekanan hafalan pada pembelajaran matematika
tradisional merupakan sesuatu yang dianggap paling buruk dan harus disingkirkan. Namun
kita juga tidak boleh melupakan bahwa proses dan keahlian menghafal juga harus
diperhatikan oleh para guru. Perlu diingat bahwa dalam menghadapi ujian, siswa tidak
diperkenankan menggunakan kalkulator dan alat hitung lainnya. Jadi pemahaman akan suatu
permasalahan dengan keahlian menghafal tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Pemodelan Matematika, Universitas Indonesia
(UI), Prof Djati Kerami mengemukakan, cara memperkenalkan pelajaran matematika kepada
anak-anak harus secara alami, agar anak tidak merasa takut terlebih dahulu, sehingga mereka
diharapkan tertarik kepada pelajaran metematika. Ia mencontohkan bagaimana seorang anak
diperkenalkan lingkungan dengan beberapa pohon yang ada di sekelilingnya. Biarkan anak
tersebut menghitung pohon tersebut, tanpa disadari mereka telah belajar matematika. Belajar
matematika harus didasari dengan rasa senang, dengan begitu siswa akan “memiliki”
matematika, dan proses belajar mengajar akan lebih kondusif sehingga pada akhirnya tujuan
pembelajaran matematika dapat tercapai. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan
belajar mengajar harus dapat memahami tujuan dari proses belajar yang yang dilakukan.
Secara umum, tujuan dari belajar adalah agar ilmu yang didapatkan dari proses belajar dapat
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
Apakah alat peraga mobil garis bilangan dapat membantu meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa terhadap pembelajaran konsep bilangan bulat sekolah dasdar ?
2 . Definisi Operasional
Untuk mengantisipasi kesalahpahaman tentang definisi-definisi yang ada dalam
proposal penelitian ini, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi operasional
yang meliputi:
Alat peraga ini bermanfaat untuk mengajarkan materi operasi perhitungan, seperti
penjumlahan dan pengurangan.
Kayu/papan
Bambu
Kertas Karton/Manila Berwarna
Busa/Styrofoam
Lem/perekat
Spidol
Cara pembuatan :
MILON WONDA MAHASISWA STKIP SURYA PRODI MATEMATIKA 10
Kayu dipotong memanjang
Buat potongan karton seukuran permukaan kayu, kemudian buat tulisan bilangan bulat
diatasnya (misalnya -10 sampai dengan 10)
Tempelkan tulisan bilangan bulat pada kayu menggunakan lem/perekat
Siapkan dua potongan bambu, yang digunakan sebagai dudukan kayu bertuliskan
bilangan bulat
Hias bambu menggunakan kertas warna, beri tulisan pada batang bambu pertama
“Negatif” dan bambu kedua “Positif”
Bentuk busa/styrofoam menjadi bentuk mobil, tempelkan pula tanda panah dari kertas
ke badan mobil
Cara Penggunaan :
D. TUJUAN PENELITIAN
Mengacu pada rumusan masalah yang tertera di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
Meneliti peranan alat peraga mobil garis bilangan dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman matematia untuk pembelajaran konsep bilangan bulat
untuk siswa sekolah dasar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat alat peraga dalam pembelajaran matematika tidak hanya sebagai alat yang digunakan
oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan kepada peserta didik. Pada dasarnya
manfaat alat peraga adalah menumbuhkan motivasi kepada peserta didik, dapat mengingat
pelajaran dengan mudah, peserta didik menjadi aktif dalam merespon, memberi umpan balik
MILON WONDA MAHASISWA STKIP SURYA PRODI MATEMATIKA 11
dengan cepat, mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan praktek dengan tepat.
Dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer yang dikutip Erman Suherman,
ditulis bahwa manfaat alat peraga.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru
Menggunakan hasil desain berbasis alat peraga mobil garis bilangan, sebagai starting
point pembelajaran, yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sekolah
dasar.
2. Bagi siswa
Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan matematika lebih terkhususnya untuk
kemampuan pemahaman matematika, mengembangkan strategi berhitung, dan
mengemukakan ide mereka, dengan variasi soal yang diberikan.
3. Bagi peneliti lainnya
Menjadi rujukan bahwa alat peraga garis bilangan dapat dijadikan referensi dalam
penelitian tentang pembelajaran matematika kedepannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat alat peraga dalam proses
pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan dan informasi, menanamkan konsep yang
benar, menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar, serta dapat
meningkatkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya memungkinkan siswa untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Pengalaman akan benda-benda kongkrit yang
didapatkan siswa akan sangat membantu dalam mendasari konsep-konsep yang abstrak. Oleh
karena itu benda-benda nyata dan benda-benda yang dimanipulasi akan sangat membantu
siswa dalam belajar matematika. Alat peraga sebagai media pendidikan memegang peranan
yang besar dalam penanaman konsep matematika.
F. KAJIAN TEORITI
2. Pengertian Belajar
Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu terjadi proses belajar. Proses ini
berlangsung baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari maupun tidak disadari. Hal
ini disebabkan karena sifat manusia yang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum
diketahuinya. Belajar merupakan kebutuhan setiap orang, sebab dengan belajar seseorang
dapat memahami dan menguasai sesuatu sehingga kemampuannya dapat ditingkatkan.
Hal ini tampak pada semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran
dan sikap manusia yang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. “Belajar
seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman”.“Belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dengan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif”. Dari beberapa definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh para pakar
pendidikan, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan
pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui proses latihan atau
pengalaman.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus
merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
ataupun sikap.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang dikemukakan ustaqim
di antaranya adalah:
a. Kemampuan pembawaan.
Pelajaran matematika merupakan suatu jalan menuju berpikir merdeka. Menurut Jujun,
”matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang
ingin kita sampaikan. Lambang- lambang matematika bersifat “Artifisial”, yaitu baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus mati”.11 Menurut James dan James, ”matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep- konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.Selain dari definisi matematika di atas ada
beberapa definisi lain yang dikemukakan oleh para tokoh matematika antara lain:
a. Jhonson dan Myklebust, “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
untuk mengekpresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.
Keterangan:
1. Siswa hanya diberikan panduan awal bahwa posisi awal mobil berada di angka 0
dan menghadap ke arah kanan. Operasi penjumlahan berarti mobil bergerak maju
ke arah kanan, dan operasi pengurangan berarti mobil bergerak mundur ke arah
kiri.
2. Operasi pengurangan dengan bilangan negatif (-) memiliki arti yang berbeda.
3. Posisi awal mobil berada di angka 0 dan menghadap ke arah kanan. Operasi
penjumlahan berarti mobil bergerak ke arah kanan, dan operasi pengurangan
berarti mobil bergerak ke arah kiri, jika melibatkan bilangan negatif (-) berarti
mobil berbalik arah. 4. Untuk tipe soal nomor 3, 4, 5, 7, 8 dan 9, siswa tidak
diberikan panduan sebelumnya. Penyeleasian tipe soal di atas dibahas bersama
sama dalam kelompok dengan dibantu guru. Ini dimaksudkan untuk melatih nalar,
perkiraan, dan daya berfikir siswa ketika menjumpai tipe soal tersebut.
5. Di akhir pelajaran, guru bersama sama murid menyimpulkan bahwa cara
menyelesaikan soal tipe nomor 3, 4, 5, 7, 8 dan 9 adalah sebagaimana tercantum
pada ilustrasi penggunaan mobil garis bilangan di atas.
9. Kerangka Berpikir
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Penelitian ini akan melibatkan 2 buah kelas yang akan belajar tentang bilangan bulat.
Satu kelas berperan sebagai kelas kontrol dan kelas yang satunya akan berperan sebagai
kelas eksperimen. Dalam kasus ini, kelas kontrol akan diajarkan menggunakan
pengajaran konvensional sedangkan pada kelas eksperimen akan diajarkan menggunakan
pengajaran alat peraga mobil garis bilangan. Dengan demikian, hipotesis dari penelitian
ini adalah:
H0 = Siswa yang diajarkan menggunakan alat peraga mobil garis bilangan
memiliki tingkat kemampuan pemahaman matematika yang tidak lebih
baik daripada siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional.
H. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara kemampuan siswa yang
diajarkan menggunakan alat peraga mobil garis bilangan dengan siswa yang diajarkan
menggunakan metode konvensional. Karena menggunakan kelas kontrol dan juga
eksperimen, maka jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Kedua kelas ini, belum
pernah belajar bilangan bulat sebelumnya. Sehingga tingkat kemampuan pemahaman siswa
O1 X1 O2
Tidak Acak
O3 X2 O4
Keterangan:
X1 = Kelas Kontrol (diajarkan menggunakan metode konvensional)
X2 = Kelas Eksperimen (diajarkan menggunakan alat peraga mobil garis bilangan)
O1 = Pretest untuk kelas kontrol
O2 = Postest untuk kelas kontrol
O3 = Pretest untuk kelas eksperimen
O4 = Postest untuk kelas eksperimen
2. Subjek Penelitian
Populasi penelitian untuk penelitian ini adalah siswa sekolah dasar (SD). Alasan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan untuk siswa sekolah dasar karena tidak terdapat bilangan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa adalah
berupa instrumen tes yang berisi soal-soal yang berhubungan dengan materi bilangan bulat.
Langkah pembuatan instrumen, dimulai dari menyusun kisi- kisi lalu merekonstruksi soal-
soal dalam instrumen. Uji validitas dan reliabilitas instrumen juga dilakukan oleh peneliti
dengan dibantu tenaga ahli yakni pembimbing dan pakar pendidikan matematika. Intrumen
penelitian yang akan digunakan adalah intrumen penelititan kuantittif berupa tes
kemampuan pemahaman matematika dan instrumen penelitian kualitatif berupa pedoman
observasi.
4. Teknik Analisis
Untuk menganalisis data digunakan statistik uji F atau ANOVA satu jalur, jika
persyaratan-persyaratan pengujian telah terpenuhi.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan
Software SPSS 16,0 for windows dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung statistik deskriptif skor pretes, skor postes, dan skor N-Gain meliputi skor
terendah, skor tertinggi, rata-rata, simpangan baku, dan varians.
g =
s maks − s pre
Keterangan :
spos = Skor Postest
spre = Skor Pretest
smaks = Skor maksimal ideal
Kategori:
Nilai Keterangan :
Nilai Keterangan
G ≥ 7 Tinggi
5. Prosedur Penelitian
I. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, antara lain:
a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembalajaran,
serta alat dan bahan yang akan digunakan
b. Melakukan perijinan tempat untuk penelitian
c. Menyusun insrumen penelitian
d. Melakukan proses pembimbingan
e. Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui kualitas
nstrumen yang digunakan. Uji coba ini dilakukan subjek lain diluar penelitian
tetapi mempunyai kemampuan yang setara dengan subjek yang akan diteliti
f. Analisis kualitas instrumen yang akan dilakukan dengan Uji Validitas, Uji
Reliabilitas, Uji Daya Pembeda dan Uji Indeks Kesukaran.
g. Memetukan sampel danpopulasi yang akan diteliti
h. Menghubungi pihak sekolah, untuk mengkonsultasikan waktu dan teknis
penelitian
J. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA