Anda di halaman 1dari 280

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor : 230/G/TF/2019/PTUN-JKT

si
ne
ng
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus, dan

do
gu
menyelesaikan Sengketa Administrasi Pemerintahan pada Tingkat Pertama

In
dengan acara biasa, telah menjatuhkan Putusan dengan pertimbangan-
A
pertimbangan seperti tersebut di bawah ini, dalam sengketa antara:
ah

lik
1. ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI), Badan Hukum Perkumpulan,

berkedudukan di Jakarta Pusat dibentuk pada tanggal 7


am

ub
Agustus 1994 sebagaimana dalam Akta Pendirian No. 557

tertanggal 30 Desember 1997 dibuat di hadapan Notaris


ep
k

H.M. Afdal Gazali, S.H., sebagaimana telah


ah

R
diubah/diperbaharui dalam AD/ART Nomor 32 tertanggal 23

si
Desember 2017 dibuat di hadapan Notaris Ida Noefatmah,

ne
ng

S.H., M.H., tentang Pernyataan Keputusan Kongres Aliansi

Jurnalis Independen yang berkedudukan di Kota Administrasi

do
gu

Jakarta Pusat, di Jalan Kembangan Raya No. 6, Kwitang,

Senen, Jakarta Pusat 10420/Jalan Sigura-gura No. 1/6a,


In
A

Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan 12760


ah

lik

yang kemudian disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM

Nomor: AHU-0000027.AH.01.08 Tahun 2018 tentang


m

ub

Persetujuan Perubahan Badan Hukum Perkumpulan Aliansi


ka

Jurnalis Independen tertanggal 12 Januari 2018.


ep

Berdasarkan Pasal 21 ayat 1 Anggaran Rumah Tangga AJI


ah

berhak diwakili oleh:


R

es

1. ABDUL MANAN, Warga Negara Indonesia, pekerjaan


M

ng

Jurnalis/Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI),


on
gu

Halaman 1 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bertempat tinggal di Citra Graha Blok P.7 No. 39, Jati

si
Sampurna, Kota Bekasi;

2. REVOLUSI RIZA ZULVERDI, Warga Negara Indonesia,

ne
ng
pekerjaan Karyawan Swasta/Sekretaris Jenderal Aliansi

Jurnalis Independen (AJI), bertempat tinggal di Jalan

do
gu Melati Buana III Blok CA/73 Taman Melati RT 008 RW

008, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari,

In
A
Kota Depok;
ah

lik
Selanjutnya disebut sebagai................... PENGGUGAT I;

2. PEMBELA KEBEBASAN BEREKSPRESI ASIA TENGGARA (SAFEnet),


am

ub
Badan Hukum Perkumpulan, berkedudukan di Denpasar,

dibentuk pada tanggal 20 Juni 2013 sebagaimana dalam


ep
Akta Pendirian No. 04 tertanggal 11 Januari 2019, dibuat di
k
ah

hadapan Notaris I Gusti Agung Bagus Mahapradnyana, S.H.,


R

si
M.Kn., tentang Akta Pendirian Perkumpulan Pembela

Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara yang berkedudukan

ne
ng

di Kota Administrasi Denpasar, di Jalan Gita Sura III No. 55,

Peguyangan Kaja, Denpasar Bali yang kemudian disahkan

do
gu

oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor:

AHU-0000401.AH.01.07 Tahun 2019 tentang Pengesahan


In
A

Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Pembela Kebebasan


ah

lik

Berekspresi Asia Tenggara tanggal 19 Januari 2019.

Berdasarkan ketentuan Pasal 21 Anggaran Dasar, dalam hal


m

ub

ini diwakili oleh:

1. DAMAR JUNIARTO, Warga Negara Indonesia, pekerjaan


ka

ep

Karyawan Swasta/Ketua Umum Pembela Kebebasan


ah

Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet), bertempat tinggal


R

di Jalan Pancoran Barat VIII/5, RT 009, RW 003,


es
M

Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan;


ng

on
gu

Halaman 2 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. ANTON MUJAHIR, Warga Negara Indonesia, pekerjaan

si
Wartawan/Sekretaris Pembela Kebebasan Berekspresi

Asia Tenggara (SAFEnet), bertempat tinggal di Jalan

ne
ng
Jalak Subuk Dalem Gang V No. 18, Banjar/Lingkungan

do
gu Tunjung, Kelurahan Peguyungan Kangin, Kecamatan

Denpasar Utara, Bali;

In
A
3. NIKE FEBBYSTA ANDARU, Warga Negara Indonesia,

pekerjaan Ibu Rumah Tangga/Bendahara Pembela


ah

lik
Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet),

bertempat tinggal di Jalan Anggrek No. 6 RT 001, RW


am

ub
001, Kelurahan 20 Ilir D IV, Kecamatan Ilir Timur I, Kota

Palembang, Sumatera Selatan;


ep
k

Selanjutnya disebut sebagai.................. PENGGUGAT II;


ah

R
Penggugat I dan Penggugat II dalam sengketa ini

si
memberikan kuasa kepada:

ne
ng

1. ADE WAHYUDIN, S.H.I;

2. AHMAD FATHANAH HARIS, S.H.;

do
gu

3. ANDI MUTTAQIEN, S.H.;

4. ANGGARA, S.H.;
In
A

5. ASFINAWATI, S.H.;
ah

lik

6. ERA PURNAMASARI, S.H., M.H.;

7. ERASMUS A.T. NAPITUPULU, S.H.;


m

ub

8. FERI KUSUMA, S.H.;


ka

9. GADING YONGGAR DITYA, S.H.*;


ep

10. MONA ERVITA, S.H., M.H.*;


ah

11. MUHAMAD ISNUR, S.H.I.;


R

es

12. MUHAMMAD BUSYROL FUAD, S.H.;


M

ng

13. MUSTAFA, S.H.*;


on
gu

Halaman 3 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. PUTRI KANESIA, S.H.;

si
15. RADEN ARIF NUR FIKRI, S.H.;

16. SISCA MEGA PRASTICA, S.H.I.;

ne
ng
17. TIORIA PRETTY, S.H.;

do
gu kesemuanya warganegara Indonesia, pekerjaan para

Advokat dan Asisten Advokat yang tergabung dalam Tim

In
A
Pembela Kebebasan Pers, beralamat di Jalan Kalibata Timur

IV G No. 10, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan,


ah

lik
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 17 Oktober 2019.

Selanjutnya disebut sebagai.................PARA PENGGUGAT;


am

ub
Melawan:

1. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,


ep
k

berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat di Jalan


ah

R
Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat, 10110, dalam

si
sengketa ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:

ne
ng

1151/M.KOMINFO/HK.10.02/12/2019, tanggal 19 Desember

2019, memberikan kuasa kepada:

do
gu

Nama : S.T. BURHANUDDIN;

Jabatan : Jaksa Agung R.I.;


In
A

Berkedudukan : Jalan Sultan Hasanuddin No. 1,


ah

lik

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA


m

ub

Berdasarkan Surat Kuasa Substitusi Nomor SK-


ka

150/A/JA/12/2019, tanggal 31 Desember 2019, memberikan


ep

kuasa dengan Hak Substitusi kepada:


ah

1. NOVA FUSPITASARI, S.H., M.H. ;


R

es

2. DADI WAHYUDI, S.H., M.H.;


M

ng

3. YANTI WIDYA, S.H., M.H.;


on
gu

Halaman 4 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. PRAUTANI WIRA SWASUDALA, S.H.;

si
5. BONIFACIUS RAYA NAPITUPULU, S.H.;

kesemuanya adalah Jaksa Pengacara Negara, beralamat di

ne
ng
Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 1, Kebayoran Baru, Jakarta

do
gu Selatan;

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

In
A
dalam sengketa ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:

70/M.KOMINFO/HK.10.01/01/2020, tanggal 31 Januari 2020


ah

lik
juga memberikan kuasa kepada:

1. BERTIANA SARI, Kepala Biro Hukum;


am

ub
2. SADJAN, Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi

Informatika;
ep
k

3. WAYAN TONI SUPRIYANTO, Sekretaris Direktorat


ah

R
Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika;

si
4. MASHURI GUSTRIONO, Kabag. Bantuan dan

ne
ng

Dokumentasi Hukum, Biro Hukum;

5. EKO BAKTI CHANDRA JAYA, Kabag. Hukum dan

do
gu

Kerjasama, Sekretariat Direktorat Jenderal Aplikasi

Hukum;
In
A

6. INDRA MAULANA, Kabag. Hukum dan Kerjasama,


ah

lik

Setditjen. PPI;

7. HERI SUNARTO, Kasubag. Advokasi Hukum, Biro


m

ub

Hukum;
ka

8. PRANANTO NINDYO A.N., Kasubag. Pertimbangan


ep

Hukum, Biro Hukum;


ah

9. LAILAH, Kasubag. Dokumentasi Hukum, Biro Hukum;


R

es

10. ISWANDI, Kasubag. Penelaahan dan Bantuan Hukum,


M

ng

Sekretariat Jenderal Aplikasi Informatika;


on
gu

Halaman 5 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. FEBRI IVANA TARIGAN, Kasubag. Penelaahan dan

si
Bantuan Hukum, Setditjen. PPI;

12. JUDY SAKSONO, JFU Analis Advokasi, Biro Hukum;

ne
ng
13. ZENI DAMAYANTI, JFU Analis Bantuan Hukum, Bagian

Hukum dan kerjasama Setditjen PPI;

do
gu 14. NOFI SITI NASIFAH, JFU Analis Konsultasi dan Bantuan

In
Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Aplikasi
A
Informatika;
ah

lik
15. DWI RENDRAHADI SANYOTO, JFU Analis Advokasi,

Biro Hukum;
am

ub
16. PUTRI WAHIDATURAHMA, Staf pada Sekretariat

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika;


ep
k

17. PHILIP KOTLER, Staf pada Biro Hukum;


ah

18. HAYKAL RIFQI, Staf Bagian Hukum dan Kerjasama,


R

si
Setditjen PPI;

ne
ng

kesemuanya adalah Warga Negara Indonesia, Pegawai

Negeri Sipil pada Kementerian Komunikasi dan Informatika;

do
gu

Selanjutnya disebut sebagai............................TERGUGAT I ;

2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Kota Administrasi


In
A

Jakarta Pusat, di Jalan Medan Merdeka Utara No. 3, RT 002

RW 003, Kecamatan Gambir, DKI Jakarta, dalam sengketa


ah

lik

ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Januari

2020, memberikan kuasa kepada:


m

ub

Nama : S.T. BURHANUDDIN,


ka

Jabatan : Jaksa Agung R.I.,


ep

Berkedudukan : Jalan Sultan Hasanuddin No. 1,


ah

Kebayoran Baru Jakarta Selatan;


R

es

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA


M

ng

on
gu

Halaman 6 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan Surat Kuasa Substitusi Nomor SK-

si
005/A/JA/01/2020, tanggal 27 Januari 2020, memberikan

kuasa dengan Hak Substitusi kepada:

ne
ng
1. RIDWAN DAHNIEL, S.H., M.H.;

do
gu 2. PRINUKA ARROM, S.H., M.H.;

3. AKADIYAN ALIFFIA HUSDANAH, S.H., M.H.;

In
A
4. NATHANIEL, S.H.;

5. SHINTA DANISA RISTITA, S.H.;


ah

lik
kesemuanya adalah Jaksa Pengacara Negara, beralamat di

Jalan Sultan Hasanuddin No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta


am

ub
Selatan;

Selanjutnya disebut sebagai...........................TERGUGAT II;


ep
k

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut telah membaca:


ah

si
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 230/PEN-

DIS/TF/2019/PTUN-JKT, tanggal 2 Desember 2019 tentang Penetapan

ne
ng

Pemeriksaan Perkara dengan Acara Biasa;

do
2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 230/PEN-
gu

MH/2019/PTUN-JKT, tanggal 2 Desember 2019 tentang Penunjukan


In
Susunan Majelis Hakim;
A

3. Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:


ah

lik

230/PEN-PPJS/2019/PTUN-JKT, tanggal 2 Desember 2019, tentang

Penunjukan Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti;


m

ub

4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


ka

Nomor: 230/PEN-PP/TF/2019/PTUN-JKT, tanggal 3 Desember 2019,


ep

tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan;


ah

5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


R

es

Nomor: 230/PEN-HS/TF/2019/PTUN-JKT, tanggal 8 Januari 2020, tentang


M

ng

Penetapan Hari Sidang;


on
gu

Halaman 7 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Berkas perkara yang bersangkutan serta mendengar keterangan para pihak

si
yang bersengketa di persidangan;

ne
ng
TENTANG DUDUK SENGKETA

Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan surat gugatannya

do
gu
tertanggal 21 November 2019 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 21 November 2019 di

In
A
bawah Register Perkara Nomor: 230/G/TF/2019/PTUN-JKT, dan telah pula

diperbaiki pada tanggal 8 Januari 2020, dengan mengemukakan alasan-alasan


ah

lik
sebagai berikut:
am

ub
I. OBJEK GUGATAN

Bahwa sesuai dengan UU 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha


ep
k

Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Undang-Undang


ah

No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5


R

si
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Selanjutnya disebut

ne
ng

dengan UU PTUN) dengan Penjelasan Umum alinea ke 5 Undang-Undang 30

Tahun 2014 tetang Administrasi Pemerintahanjo Peraturan Mahkamah Agung

do
gu

Nomor Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2019 Tentang Pedoman

Penyelesaian Sengketa Tindakan Pemerintah dan Kewenangan Mengadili


In
A

Perbuatan Melanggar Hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintah

(Onrechtmatige Overheidsdaad) (Selanjutnya disebut PERMA 2/2019), objek


ah

lik

gugatan perkara a quo adalah:


m

ub

1. Tindakan Pemerintahan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19


ka

ep

Agustus 2019 sejak Pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) s.d
ah

Pukul 20.30 WIT.


R

2. Tindakan Pemerintahan yaitu pemblokiran layanan data dan/atau


es
M

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


ng

on
gu

Halaman 8 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten)

si
Tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 04

September 2019 pukul 23.00 WIT;

ne
ng
3. Tindakan Pemerintahan yaitu memperpanjang pemblokiran layanan

do
gu data dan/atau pemutusan akses internet secara di 4 Kota/Kabupaten di

Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten

In
A
Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2 Kota/Kabupaten di Provinsi

Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak 04


ah

lik
September 2019 Pukul 23.00 WIT sampai dengan 09 September 2019

Pukul 18.00 WIB / 20.00 WIT.;


am

ub
untuk selanjutnya dalam gugatan ini, Tindakan Pemerintahan tersebut

disebut Objek Gugatan.


ep
k

II. HAK DAN KEPENTINGAN PARA PENGGUGAT


ah

si
1. Bahwa Pasal 53 Ayat (1) UU PTUN menyatakan dengan tegas bahwa

“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya

ne
ng

dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan

do
gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan
gu

agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan


In
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
A

dan/atau direhabilitasi.”joPasal 1 angka 5 dan 6 & Pasal 3 PERMA 2/2019;


ah

lik

2. Bahwa Berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan “Setiap orang, tanpa


m

ub

diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan


ka

permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana,


ep

perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang


ah

bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin
R

es

pemeriksaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk
M

ng

memperoleh putusan yang adil dan benar”;


on
gu

Halaman 9 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa Penggugat I adalah Badan Hukum / Organisasi yang memiliki

si
kepentingan langsung atas Objek Gugatan dengan alasan-alasan

sebagai berikut:

ne
ng
a. Bahwa Penggugat I adalah Organisasi Profesi yang secara

do
gu konsisten dan terus menerus melakukan advokasi untuk

memperjuangkan kepentingan kebebasan Pers berupa hak

In
A
berpendapat, hak atas informasi, hak berkumpul dan hak berserikat,

serta memperjuangkan harkat martabat dan kesejahteraan para


ah

lik
wartawan.

b. Bahwa sebagai bagian dalam perjuangannya, Penggugat I sebagai


am

ub
Organisasi telah menggunakan proses Litigasi melalui Hak Gugat

Organisasi di Mahkamah Konstitusi dengan mengajukan Hak Gugat


ep
k

Organisasi, dalam Perkara Permohonan Pengujian Undang-Undang


ah

R
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

si
1945No. 02/PUU-VII/2009di Mahkamah Konstitusi Republik

ne
ng

Indonesia.

c. Bahwa dalam menjalankan fungsi serta tugasnya tidak hanya

do
gu

memperjuangkan atau mengadvokasi anggotanya saja namun juga

turut merespon seluruh permasalahan selama itu menyangkut


In
A

kebebasan pers. Segala aktivitas organisasi Penggugat I


ah

lik

berdasarkan dalam Akta Pendirian No. 557,- Tertanggal 30

Desember 1997 dibuat di hadapan Notarils H.M Afdal Gazali, S.H,


m

ub

sebagaimana telah diubah/diperbaharui dalam AD/ART Nomor 32.-


ka

Tertanggal 23 Desember 2017, dibuat di hadapan Notaris Ida


ep

Noerfatmah Tentang Pernyataan Keputusan Kongres Aliansi


ah

Jurnalis Independen yang berkedudukan di Kota Administrasi


R

es

Jakarta Pusat di Jln. Kembangan Raya No. 6, Kwitang, Senen,


M

ng

Jakarta Pusat 10420/ Jln. Sigura-gura No. 1/6a Duren Tiga,


on
gu

Halaman 10 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan 12760 yang kemudian

si
disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM No. AHU-

0000027.AH.01.08.TAHUN 2018 tentang Persetujuan perubahan

ne
ng
Badan Hukum Perkumpulan Perkumpulan Aliansi Jurnalis

do
gu Independen tertanggal 12 Januari 2018;

d. Bahwa Penggugat I memiliki anggota sebanyak 1.846 (seribu

In
A
delapan ratus empat puluh enam) di seluruh Indonesia dan khusus

di wilayah Papua, Penggugat I memiliki anggota sebanyak 25 (dua


ah

lik
puluh lima) wartawan.

e. Bahwa Penggugat I dalam menjalankan kegiatan-kegiatan advokasi


am

ub
yang sebagaimana telah tertuang dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga organisasi menjalankan fungsi untuk


ep
k

memperjuangkan kebebasan pers. Ini tertuang dalamPasal 10


ah

R
(Anggaran Dasar) tentang Misi AJI : [a. Memperjuangkan

si
kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan informasi, b.

ne
ng

Meningkatkan profesionalisme jurnalis, c. Memperjuangkan

kesejahteraan pekerja pers, d. Mengembangkan demokrasi dan

do
gu

keberagaman, e. Memperjuangkan isu perempuan dan kelompok

marjinal, f. Memperjuangkan hak jurnalis dan pekerja pers


In
A

perempuan, g. Terlibat dalam pemberantasan korupsi,


ah

lik

ketidakadilan, dan kemiskinan];

f. Bahwa Penggugat I adalah organisasi non pemerintah (ORNOP)


m

ub

berbadan hukum yang memiliki cabang yang disebut AJI Kota-


ka

” (Pasal 14 ayat 2 AD), bahwa “AJI Kota adalah cabang AJI di


ep

tingkat Kota yang memiliki sekurang-kurangnya 15 (lima belas)


ah

orang anggota dan memiliki otonomi dalam memilih pengurus,


R

es

mengelola keuangan dan menjalankan program (Pasal 14 ayat 3


M

ng

AD), Bahwa “pengurus AJI Kota dipimpin Ketua, Sekretaris AJI


on
gu

Halaman 11 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kota,” (Pasal 27 ayat 1 ART). Salah satu AJI Kota yang paling

si
berdampak atas pemutusan akses internet adalah AJI Kota

Jayapura.

ne
ng
g. Bahwa sebagai organisasi non pemerintah (ORNOP),maka

do
gu kedudukan Penggugat I memiliki kepentingan dan kedudukan

hukum untuk mewakili anggota dalam memperjuangkan haknya.

In
A
Kedudukan hukum pemohon telah diakui secara eksplisit pada

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 02/PUU-VII/2009 tertanggal 04


ah

lik
Mei 2009.

h. Bahwa Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Sekretaris


am

ub
Jendral mewakili Aliansi Jurnalis Independen di daerah yang terdiri

dari Aliansi Jurnalis Independen Ambon, Batam, Gorontalo, Jember,


ep
k

Lampung, Malang, Medan, Palu, Pontianak, Ternate, Balikpapan,


ah

R
Bireun, Jakarta, Kediri, Lhokseumawe, Manado, Purwokerto,

si
Pekanbaru, Semarang, Yogyakarta, Banda Aceh, Bojonegoro,

ne
ng

Jambi, Kendari, Tanjung Pinang, Makassar, Mandar, Padang,

Papua, Bengkulu, Surabaya, Bandung, Denpasar, Kupang,

do
gu

Mataram, Palembang, Langsa dan Surakarta.

i. Bahwa Penggugat I telah melaksanakan aktifitas berdasarkan


In
A

AD/ART sejak tahun 1994 hingga gugatan ini dimasukan. Aktifitas


ah

lik

tersebut seperti melakukan peningkatan kapasitas Wartawan,

perlindungan wartawan dan advokasi kebijakan.Hal ini dilakukan


m

ub

secaraberkesinambungan dan menunjukkan kepedulian sesuai


ka

dengan Visi, Misi, dan Tujuan dengan melakukan aksi nyata sesuai
ep

dengan Anggaran Dasar yang nyata dimasyarakat lebih dari 2 (dua)


ah

Tahun.
R

es

j. Bahwa Objek Gugatan jelas telah bertentangan dan juga merugikan


M

ng

dengan Visi Misi, Agenda, Perjuangan, komitmen dan segala usaha


on
gu

Halaman 12 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dimiliki dan telah dilakukan oleh Penggugat I selama ini,

si
dimana hal ini dijamin penuh oleh Peraturan Perundang-Undangan

di Indonesia dan bagian utuh dari perwujudan partisipasi

ne
ng
membangun bangsa dan negara;

do
gu k. Bahwa dengan demikian Penggugat I berhak, berkepentingan dan

berdasar secara hukum untuk mengajukan gugatan Tata Usaha

In
A
Negara melalui Hak Gugat Organisasi / legal standing:

4. Bahwa Penggugat II adalah Badan Hukum / Organisasi yang memiliki


ah

lik
kepentingan langsung atas Objek Gugatan dengan alasan-alasan

sebagai berikut:
am

ub
a. Bahwa Penggugat II adalah Badan Hukum Perkumpulan yang

didirikan sejak 27 Juni 2013 [Pasal 2 Akta Pendirian], sebuah


ep
k

organisasi yang fokus serta konsisten melakukan advokasi dan


ah

R
edukasi untuk memperjuangkan hak-hak digital berupa Hak untuk

si
berekspresi, Hak mengakses informasi dan Hak atas rasa aman.

ne
ng

b. Bahwa dalam menjalankan fungsi dan tugas tidak hanya

memperjuangkan atau mengadvokasi anggotanya saja namun turut

do
gu

serta merespon seluruh permasalahan selama itu menyangkut Hak-

hak digital khususnya kebebasan berekspresi dan Hak atas


In
A

informasi. Segala aktivitas organisasi Penggugat II berdasarkan


ah

lik

pada Akta Pendirian Nomor 04.- tertanggal 11 Januari 2019, dibuat

di hadapan Notaris I Gusti Agung Bagus Mahapradnyana,


m

ub

S.H.,.M.Kn Tentang Akta Pendirian Perkumpulan Pembela


ka

Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara yang berkedudukan di Kota


ep

Administrasi Denpasar di Jln. Gita Sura III no 55, Peguyangan Kaja,


ah

Dnpasar, Bali, yang kemudian disahkan oleh Kementerian Hukum


R

es

dan HAM No. AHU-0000401.AH.01.07.TAHUN 2019 Tentang


M

ng

on
gu

Halaman 13 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Pembela

si
Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara tertanggal 19 Januari 2019;

c. Bahwa Penggugat II memiliki anggota sebanyak 35 (tiga puluh lima)

ne
ng
orang di seluruh Indonesia dan khususnya di wilayah Papua,

do
gu Penggugat II memiliki anggota sebanyak 2 (dua) orang di perwakilan

Jayapura.

In
A
d. Bahwa Penggugat II dalam menjalankan kegiatannya berupa

advokasi dan edukasi yang sebagaimana telah tertuang dalam


ah

lik
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi yang

menjalankan fungsi untuk memperjuangkan Hak-hak digital berupa


am

ub
Hak untuk berekspresi, Hak atas informasi dan Hak atas rasa aman

seperti yang disebutkan di bawah ini :


ep
k

Pasal 4 (AD)
ah

R
Maksud dan Tujuan

si
1.) Maksud dan tujuan dari perkumpulan ini adalah:

ne
ng

Mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak digital di Asia

Tenggara khususnya Indonesia

do
gu

2.) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, maka

Perkumpulan menjalankan kegiatan sebagai berikut;


In
A

a. Mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak baik Badan


ah

lik

Pemerintahan maupun Swasta, perorangan maupun

kelompok masyarakat, tingkat lokal, nasional maupun


m

ub

internasional dalam memperjuangkan hak-hak digital


ka

termasuk diantaranya : Hak untuk berekspresi, Hak


ep

mengakses informasi dan hak atas rasa aman.


ah

b. Melakukan pendidikan dan pelatihan di bidang teknologi


R

es

informasi khususnya mengenai hak-hak digital sesuai


M

ng

on
gu

Halaman 14 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan kebutuhan masyarakat guna meningkatkan sumber

si
daya manusia di Asia Tenggara khususnya di Indonesia.

c. Menyebarkan atau menyampaikan informasi-informasi terkait

ne
ng
hak-hak digital kepada masyarakat melalui seminar atau

do
gu pertemuan-pertemuan guna memperkaya pengetahuan di

bidang teknologi informasi, khususnya mengenai hak-hak

In
A
digital sehingga dapat menumbuhkan kesadaran akan arti

pentingnya perlindungan hak-hak digital kepada masyarakat.


ah

lik
d. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan.
am

ub
e. Bahwa Penggugat II merupakan organisasi perkumpulan yang

memiliki cabang/perwakilan di daerah/di tempat lain (sebagaimana


ep
k

Pasal 1 ayat 3 AD). Cabang / perwakilan di daerah/di tempat lain


ah

R
mempunyai otonomi sendiri-sendiri untuk menjalankan

si
kepengurusan organisasi. Pengurus SAFEnet daerah di pimpin oleh

ne
ng

Ketua Umum / Relawan. Salah satunya SAFEnet cabang /

perwakilan Papua yang mengalami dampak pemutusan akses

do
gu

internet.

f. Bahwa sebagaimana dalam uraian di atas, Ketua umum Pembela


In
A

Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet) mewakili


ah

lik

SAFEnet di daerah / di wilayah lain yang terdiri SAFEnet

Banyuwangi, SAFEnet Bogor, SAFEnet Sagena, SAFEnet


m

ub

Bojonegoro, SAFEnet Denpasar, SAFEnet Depok, SAFEnet Jakarta,


ka

SAFEnet Jayapura, SAFEnet Jember, SAFEnet Makassar, SAFEnet


ep

Malang, SAFEnet Mataram, SAFEnet Labuanbajo, SAFEnet


ah

Pelembang, SAFEnet Pekanbaru, SAFEnet Pontianak, SAFEnet


R

es

Samarinda, SAFEnet Surakarta, SAFEnet Surabaya, SAFEnet


M

ng

Temanggung, SAFEnet dan SAFEnet Yogyakarta.


on
gu

Halaman 15 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
g. Bahwa Penggugat II telah beroperasi melaksanakan aktifitas

si
berdasarkan AD/ART sejak tahun 2013 hingga gugatan ini

dimasukan. Aktifitas tersebut seperti melakukan advokasi

ne
ng
penanganan kasus yang berkaitan dengan kebebasan berinternet,

do
gu mempromosikan hak-hak digital dan melakukan pendidikan

mengenai pendidikan hak-hak digital.

In
A
h. Bahwa Penggugat II telah berkesinambungan menunjukkan

kepedulian terhadap sesuai dengan Visi, Misi, dan Tujuan dengan


ah

lik
melakukan aksi nyata sesuai dengan Anggaran Dasar yang nyata

dimasyarakat lebih dari 2 (dua) Tahun;


am

ub
i. Bahwa dengan demikian Penggugat II berhak, berkepentingan dan

berdasar secara hukum untuk mengajukan gugatan Tata Usaha


ep
k

Negara melalui Hak Gugat Organisasi/legal standing:


ah

si
III. OBJEK GUGATAN MERUPAKAN TINDAKAN PEMERINTAHAN YANG

DAPAT DIGUGAT DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

ne
ng

1. Bahwa Objek Gugatan dalam perkara a quo adalah Tindakan

do
Pemerintahan yang dilakukan oleh Para Tergugat sebagaimana dimaksud
gu

dalam Pasal 53 UU PTUN dan PERMA 2/2019yang telah dengan jelas


In
menyebutkan bahwa : Perkara perbuatan melanggar hukum oleh Bdan
A

dan / atau Pejabat Pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad)


ah

lik

merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana

dalam Pasal 2 ayat 1.


m

ub

2. Bahwa Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004


ka

menyebutkan : “Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa,


ep

mengadili, danmemutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa


ah

hukumtidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
R

es

mengadilinya”
M

ng

on
gu

Halaman 16 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004

si
menyebutkan : “Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-

nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat” ;

ne
ng
IV. GUGATAN MASIH DALAM TENGGANG WAKTU

do
gu
1. Bahwa atas Objek Gugatan, pada tanggal 23 Agustus 2019 Penggugat I

mengirimkan Somasi I, dan Pada tanggal 26 Agustus 2019, Para

In
A
Penggugat menemui Tergugat I untuk menyerahkan Somasi II dan

keberatan masyarakat atas tindakan yang dilakukan oleh Tergugat I


ah

lik
melalui petisi online #NyalakanLagi (Ditujukan kepada Tergugat II dan

Tergugat I melalui Situs Web Petisi Online change.org) yang sudah


am

ub
ditandatangani lebih dari 11.000 orang; ep
2. Bahwa Pasal 75 ayat 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 Tentang
k

Administrasi Pemerintahan, menyebutkan : "Warga Masyarakat yang


ah

si
dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat mengajukan

Upaya Administratif kepada Pejabat Pemerintahan atau Atasan Penjabat

ne
ng

yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan"

do
3. Bahwa pada tanggal 04 September 2019, Para Penggugat telah
gu

mengirimkan Keberatan Administratif kepada Para Tergugat, dengan


In
Perihal “Keberatan Atas Pemutusan Akses Internet di Papua”.
A

4. Bahwa berdasarkan Pasal 77 Ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun


ah

lik

2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, menyebutkan “Badan dan /

atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10 Hari


m

ub

kerja”.
ka

5. Bahwa berdasarkan Pasal 77 Ayat (1) UU 30/2014 tersebut PARA


ep

Tergugat mempunyai waktu 10 hari kerja untuk menanggapi upaya


ah

administratif terhitung dari tanggal 04 September 2019 hingga 19


R

es

September 2019.
M

ng

on
gu

Halaman 17 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa terhadap keberatan dan Upaya Administratif yang diajukan,Para

si
Tergugat tidak menanggapi dan / atau tidak memberi tindakan konkret;

7. Bahwa Pasal 4 ayat (1) PERMA 02/2019 menyebutkan Gugatan yang

ne
ng
diajukan paling lama 90 hari sejak tindakan pemerintah dilakukan oleh

do
gu Badan dan / atau Pejabat Administrasi Pemerintah". Dan dalam Pasal 4

ayat 2 nya disebutkan : "Selama warga masyarakat menempuh upaya

In
A
administrasi, tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terbantar sampai keputusan upaya administrasi terakhir diterima"


ah

lik
8. Bahwa berdasarkan pada uraian diatas, Para Penggugat telah

mengajukan keberatan dan atau Upaya Administratif pada 04 September


am

ub
2019, jika berdasarkan Pasal 77 ayat 3 Undang-undang Administrasi

Pemerintahan, Para Tergugat semestinya menanggapi Upaya


ep
k

Administratif dalam bentuk keberatan hingga tanggal 19 September 2019;


ah

R
9. Bahwa dengan demikian berdasarkan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan

si
Mahkamah Agung Nomor 02 tahun 2019 tersebut Para Penggugat

ne
ng

mempunyai waktu 90 Hari kerja mengajukan gugatan sejak 19 September

2019;

do
gu

10.Bahwa Gugatan a quo diajukan pada tanggal 21 November 2019 (49 hari

sejak upaya administrasi diterima) dan masih dalam tenggang waktu 90


In
A

hari kerja;
ah

lik

11.Bahwa oleh karenanya Gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang

waktu sesuai dengan Pasal 55 UU PTUN dan PERMA 02/2019;


m

ub

V. DALAM POKOK PERKARA / POSITA


ka

1. Bahwa Pada 19 Agustus 2019 Tergugat I telah melakukan


ep

throttling atau pelambatan akses / bandwidth di beberapa wilayah


ah

Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua. Tergugat I mengakui secara


R

es

tegas melakukan Pelambatan akses sejak Senin (19/8/2019) pukul 13.00


M

ng

WIT, dan mulai penormalan pada 19 Agustus Pukul 20.30 WIT; Tergugat I
on
gu

Halaman 18 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
beralasan tujuan dilakukan throttling adalah untuk mencegah luasnya

si
penyebaran hoaks yang memicu aksi;

2. Bahwa tindakan Tergugat I diakui secara tegas dan terbuka melalui

ne
ng
Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019 Pada Senin, 19 Agustus

do
gu 2019 Tentang Pelambatan Akses di Beberapa Wilayah Papua Barat dan

Papua di Web Resmi Tergugat I;

In
A
3. Bahwa Pada 21 Agustus 2019 sampai dengan 4 September 2019,

Tergugat I melakukan Tindakan pemblokiran layanan data dan/atau


ah

lik
pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Tindakan a quo berakibat pada putusnya seluruh


am

ub
akses internet layanan data di 29 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua

yakni (Kabupaten Mimika, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Jayawijaya,


ep
k

Pegunungan Bintang, Numfor, Kota Jayapura, Yahukimo, Nabire,


ah

R
Keerom, Puncak Jaya, Puncak, Asmat, Boven Digoel, Mamberamo

si
Raya, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Mappi,

ne
ng

Tolikara, Nduga, Supiori, Waropen, Merauke, Biak, Yapen, dan

Kabupaten Sarmi. Sedangkan kabupaten kota di wilayah Provinsi Papua

do
gu

Barat yang terdampak berjumlah 13 kabupaten kota yakni (Fakfak,

Sorong Selatan, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana,


In
A

Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Kota


ah

lik

Sorong, Kabupaten Sorong dan Kota Manokwari);

4. Bahwa Pada 21 Agustus 2019 Penggugat II melalui Ketua


m

ub

Umumnya Damar Juniarto melakukan keberatan secara terbuka melalui


ka

Petisi online #Nyalakanlagi change.org dan terkait langsung dengan


ep

email Tergugat II dan Tergugat I, pada saat penyerahan surat keberatan


ah

dan Somasi pada Para Tergugat tanggal 26 Agustus 2019 telah


R

es

mendapatkan dukungan 11.000 petisi.


M

ng

on
gu

Halaman 19 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa Penggugat II mengirimkan surat peringatan / somasi I Pada

si
tanggal 23 Agustus dan Surat Peringatan / Somasi II pada tanggal 26

Agustus 2019 kepada Tergugat I, tetapi tidak ada respon dan juga

ne
ng
perubahan yang dilakukan oleh Tergugat I.

do
6.
gu Bahwa Pada 04 Oktober 2019 Para Penggugat mengirimkan

Keberatan Administratif kepada Tergugat I dan Tergugat II, juga tidak

In
A
mendapatkan respon dan perubahan konkret atas Tindakan Tergugat I.

7. Bahwa Tergugat I dalam berbagai siaran persnya berargumen dan /


ah

lik
atau menjelaskan objek gugatan dilakukan atas alasan/pertimbangan

sebagai berikut:
am

ub
1) Luasnya penyebaran hoaks yang memicu aksi (Siaran pers No.

154/HM/Kominfo/08/2019)
ep
k

2) Untuk mempercepat pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di


ah

R
Papua dan sekitarnya, (Siaran pers No. 155/ HM/Kominfo/08/2019)

si
3) Tingginya distribusi dan transmisi informasi hoaks, kabar bohong,

ne
ng

provokasi, rasis ujaran kebencian, dan hasutan (Siaran pers 159

HM/Kominfo/08/2019)

do
gu

8. Bahwa Tergugat I melakukan Tindakan Objek Sengketa yaitu

throttling atau pelambatan akses / bandwidth dan pemblokiran layanan


In
A

data dan / atau pemutusan akses internet adalah cacat kewenangan,


ah

lik

cacat prosedur dan cacat substansi.

9. Bahwa sebenarnya terhadap permasalahan dalam posita angka 7 diatas


m

ub

Para Tergugat telah memiliki kewenangan, prosedur dan substansi


ka

melalui Peraturan Perundangan dan juga telah melakukannya yakni


ep

melalui :
ah

a. Tergugat I memasukkan ke dalam database blacklist Trust+positif.


R

es

Aduan bisa berasal dari Kementerian / Lembaga seperti Kepolisian,


M

ng

on
gu

Halaman 20 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
intelejen, BPOM, BNPT, masyarakat lewat aduan email

si
aduan@kominfo.go.id.

b. Tergugat I melakukan Koordinasi dengan ISP Mengirimkan e- mail

ne
ng
notifikasi kepada seluruh ISP untuk perbaharuan data. Kementerian

do
gu Kominfo dan ISP secara rutin berkoordinasi untuk menyesuaikan

database blacklist;

In
A
c. Pemblokiran (ISP) Teknis pemblokiran dilakukan di masing-masing

penyelenggara jasa akses internet / internet service provide (ISP);


ah

lik
d. Tergugat I menyurati platform teknologi untuk menurunkan konten

atau menutup akun;


am

ub
e. Tergugat I Melakukan debunking hoax, Hasilnya dimuat di website

Kemkominfo;
ep
k

f. Bekerjasama dan atau berkoordinasi dengan Kepolisian Republik


ah

R
Indonesia dengan menangkap dan memproses hukum pidana pelaku

si
penegakan hukum dilakukan terhadap penyebar hoax, provokatif;

ne
ng

10. Bahwa Tindakan Pemerintahan yang seharusnya dilakukan dalam

angka 8 di atas bisa dilihat pengaturannya dalam:

do
gu

a. Untuk Ujaran Kebencian atau Provokasi :

1.) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan


In
A

Transaksi Elektronik jo Undang-Undang No. 19 Tahun 2016


ah

lik

Tentang PerubahanUndang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, pada Pasal 28 ayat 2 : "Setiap


m

ub

Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi


ka

yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau


ep

permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu


ah

berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


R

es

Dimana pada Pasal 45 a ayat (2) dijelaskan : "Setiap Orang yang


M

ng

dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang


on
gu

Halaman 21 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan

si
individu dan / atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan

atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana

ne
ng
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana

do
gu penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

In
A
2.) Peraturan Menteri Kominfo No 19 Tahun 2014 tentang

Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif :


ah

lik
Pasal 4

1.) Jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani


am

ub
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, yaitu:

a. pornografi; dan
ep
k

b. kegiatan ilegal lainnya berdasarkan ketentuan peraturan


ah

R
perundang-undangan

si
2.) Kegiatan ilegal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat

ne
ng

(1) huruf b merupakan kegiatan ilegal yang pelaporannya

berasal dari Kementerian atau Lembaga Pemerintah yang

do
gu

berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan
In
A

Pasal 5
ah

lik

1.) Masyarakat dapat mengajukan pelaporan untuk meminta

pemblokiran atas muatan negatif sebagaimana dimaksud


m

ub

dalam Pasal 4 ayat (1) hurufakepada Direktur Jenderal.


ka

2.) Kementerian atau Lembaga Pemerintah dapat meminta


ep

pemblokiran situs internet bermuatan negatif yang sesuai


ah

dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam


R

es

Pasal 4 kepada Direktur Jenderal


M

ng

on
gu

Halaman 22 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.) Lembaga Penegak Hukum dan atau Lembaga Peradilan

si
dapat meminta pemblokiran situs bermuatan negatif sesuai

dengan kewenangannya kepada Direktur Jenderal

ne
ng
4.) Masyarakat dapat melaporkan situs internet bermuatan

do
gu negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) huruf

b kepada kementerian atau lembaga pemerintah terkait.

In
A
Pasal 7

1.) Masyarakat dapat ikut serta menyediakan layanan


ah

lik
pemblokiran dengan memuat paling sedikit situs-situs dalam

TRUST+Positif.
am

ub
2.) Layanan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Penyedia Layanan Pemblokiran


ep
k

3.) Penyedia Layanan Pemblokiran harus memiliki kriteria


ah

R
sekurang-kurangnya

si
a. terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik;

ne
ng

b. berbadan hukum Indonesia;

c. memiliki dan/atau menggunakan data center di Indonesia;

do
gu

dan

d. memiliki prosedur operasi yang transparan dan akuntabel.


In
A

b. Untuk Hasutan:
ah

lik

1.) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik jo Undang-Undang No. 19 Tahun 2016


m

ub

Tentang PerubahanUndang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang


ka

Informasi dan Transaksi Elektronik, pada Pasal 29 : "Setiap


ep

Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi


ah

Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman


R

es

kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.


M

ng

Dimana dalam Pasal 45 b nya disebutkan ancaman pidana bagi


on
gu

Halaman 23 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang melanggar Pasal 29 tersebut : "Setiap Orang yang dengan

si
sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan /

atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau

ne
ng
menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling

lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak

In
A
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)."

2.) Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2019 tentang


ah

lik
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronikjo. Peraturan

Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem


am

ub
dan Transaksi Elektronik;

Peran Pemerintah dalam penyelenggaraan sistem dan Transaksi


ep
k

Elektronik meliputi:
ah

R
a. memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan

si
Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan

ne
ng

perundang-undangan;

b. melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan

do
gu

sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan

Transaksi Elektronik yang mengganggu ketertiban umum,


In
A

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;


ah

lik

c. melakukan pencegahan penyebarluasan dan penggunaan

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang


m

ub

memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan


ka

peraturan perundang-undangan; dan menetapkan Instansi


ep

atau institusi yang memiliki Data Elektronik strategis yang


ah

wajib dilindungi
R

es

c. Berita Bohong :
M

ng

on
gu

Halaman 24 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang No. 1 Tahun 1964 Tentang Peraturan Hukum

si
Pidana, pada pasal 14 dan 15

Pasal 14

ne
ng
1.) Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan

do
gu bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan

rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggitingginya

In
A
sepuluh tahun.

2.) Barang siapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan


ah

lik
pemberitahuan, yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan

rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau


am

ub
pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara

setinggi-tingginya tiga tahun.


ep
k

Pasal 15
ah

R
Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang

si
berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti

ne
ng

setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan

atau mudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,

do
gu

dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun

11. Bahwa terhadap dasar hukum yang telah diuraikan Para Tergugat
In
A

mempunyai kewenangan untuk mencegah terjadinya hal-hal berupa


ah

lik

penyebaran penyebaran hoaks, provokasi, ujaran kebencian dan

hasutan yang secara benar dan mendasar, bukan melakukan tindakan


m

ub

pemutusan internet dengan dalil pasal 40 Undang-undang No. 16 Tahun


ka

2016 Tentang Perubahan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang


ep

Informasi dan Transaksi Elektronik. Dimana pasal tersebut hanya


ah

mengatur terkait konten negative bukan Pemutusan Internet;


R

es

12. Bahwa, Tergugat II sebagai atasan dari Tergugat I bertanggungjawab


M

ng

penuh atas tindakan Tergugat I sebagai Pembantu dari Tergugat II,


on
gu

Halaman 25 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 UU 39 Tahun 2008 tentang

si
Kementerian “Kementerian berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Presiden”.

ne
ng
13. Bahwa Tergugat II sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam

do
gu menjalankan tugasnya dibantu oleh Tergugat I yang membidangi urusan

komunikasi di bidang pemerintahan, sehingga tindakan Tergugat II dan

In
A
Tergugat I melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam melaksanakan

tugas pemerintahan, sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat (1) dan


ah

lik
(2), “Bahwa Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemeritahan

menurut UUD 1945 dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-


am

ub
menteri negara yang membidangi urusan tertentu di bidang

pemerintahan.
ep
k

14. Bahwa Tergugat II sebagai atasan dari Tergugat I sekaligus sebagai


ah

R
Penanggung jawab tertinggi Pemerintahan bertanggung jawab penuh

si
atas tindakan Tergugat I sebagai Pembantu dari Tergugat II;

ne
ng

15. Para Penggugat telah melakukan Upaya Administratif kepada Tergugat

II untuk mengkoreksi Objek Gugatan yang dilakukan oleh Tergugat I,

do
gu

tetapi Tergugat II nyatanya tidak memberikan respon atau jawaban

apapun, juga tidak melakukan tindakan konkret apapun atas Tindakan


In
A

Tergugat II yang cacat kewenangan, cacat prosedur dan cacat


ah

lik

substansi;

16. Bahwa akibat perbuatan Tergugat I dan Tergugat II, wartawan pada
m

ub

umumnya dan khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat tidak bisa
ka

melakukan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi hak informasi


ep

masyarakat karena ketidakadaan atau keterbatasan akses internet.


ah

Kesulitan tersebut tercermin berdasarkan komunikasi antara wartawan


R

es

di lapangan dengan pimpinan redaksi, kesulitan menghubungi


M

ng

on
gu

Halaman 26 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
narasumber untuk proses konfirmasi berita, mengunduh berita ke media

si
online dan menyebarkan berita melalui medium internet;

17. Bahwa Para Penggugat selaku organisasi yang fokus memperjuangkan

ne
ng
kebebasan pers melihat ancaman itu merupakan sebuah upaya

do
gu sistematis, terencana, untuk membungkam dan menghalang-halangi

pekerjaan wartawan untuk menyuarakan informasi secara terbuka

In
A
kepada masyarakat. Padahal pekerjaan wartawan dilindungi oleh

hukum. Seperti dinyatakan dalam Pasal 8 UU Pers No. 40/1999 yang


ah

lik
menyatakan: “dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat

perlindungan hukum” dan Pasal 4 ayat 3 yang menyatakan: Untuk


am

ub
menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.


ep
k

Sebagaimana dalam Visi dan Misi sebagai berikut


ah

R
1) Penggugat I : a. Memperjuangkan kebebasan pers dan hak

si
publik untuk mendapatkan informasi, b. Meningkatkan

ne
ng

profesionalisme jurnalis, c. Memperjuangkan kesejahteraan

pekerja pers, d. Mengembangkan demokrasi dan keberagaman,

do
gu

e. Memperjuangkan isu perempuan dan kelompok marjinal, f.

Memperjuangkan hak jurnalis dan pekerja pers perempuan, g.


In
A

Terlibat dalam pemberantasan korupsi, ketidakadilan, dan


ah

lik

kemiskinan];

2) Penggugat II : a. Hak untuk berekspresi, Hak mengakses


m

ub

informasi dan hak atas rasa aman. b. Melakukan pendidikan dan


ka

pelatihan di bidang teknologi informasi c. Menyebarkan atau


ep

menyampaikan informasi-informasi terkait hak-hak digital kepada


ah

masyarakat melalui seminar atau pertemuan-pertemuan guna


R

es

memperkaya pengetahuan di bidang teknologi informasi,


M

ng

on
gu

Halaman 27 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18. Bahwa Para Penggugat melihat ancaman itu serius dan menghambat

si
kebebasan pers karena masyarakat menjadi terhalang-halangi

keinginannya mendapat informasi sebab wartawan yang bersangkutan

ne
ng
tidak bisa bekerja akibat tidak adanya akses internet. Bahwa dengan

do
gu demikian masyarakat dan pembaca mengalami kesulitan memutuskan

informasi apa yang benar dan apa yang salah. Informasi yang

In
A
terdistorsi membuat putusan dan penilaian yang diambil juga terdistorsi.

19. Bahwa Penggugat I adalah organisasi yang memiliki anggota sebanyak


ah

lik
1.846 (seribu delapan ratus empat puluh enam ribu) di seluruh

Indonesia dan khusus di wilayah Papua, Penggugat I memiliki anggota


am

ub
sebanyak 25 (dua puluh lima) wartawan. Anggota AJI yang sedang

melakukan kegiatan jurnalistik, mengalami hambatan karena terjadinya


ep
k

pemblokiran yakni sebagai berikut :


ah

R
1) Kerugian Nyata Bagi Pers / Wartawan (Kerugian langsung dialami

si
oleh anggota Penggugat I yang juga Direktur PT. Jujur Bicara

ne
ng

Papua dan penanggung jawab Media Pers Tabloid Jubi)

a. Bahwa Penggugat I memiliki anggota bernama Victor Mambor,

do
gu

yang juga merupakan Direktur PT. Jujur Bicara Papua dan

Penanggung Jawab Media Pers Tabloid Jubi.


In
A

b. Bahwa Media Pers Tabloid Jubi sudah terverifikasi Dewan Pers


ah

lik

sebagai perusahaan pers, terhambat kerja-kerja jurnalistiknya

sejak internet diputus pada tanggal 21 Agustus 2019. Media Pers


m

ub

Tabloid Jubi kesulitan memverifikasi dan mengklarifikasi


ka

informasi yang sampai di meja redaksi. Demikian juga untuk


ep

mengakses email, para redaksi kesulitan untuk berkoordinasi


ah

dengan para reporternya di lapangan.


R

es

c. Bahwa karena diputusnya akses internet, Media Pers Tabloid


M

ng

Jubi terpaksa menyewa sebuah kamar di Hotel Horison Kotaraja


on
gu

Halaman 28 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari tanggal 21 Agustus 2019 hingga 13 September 2019 hanya

si
untuk menggunakan saluran internet yang disediakan oleh hotel.

d. Bahwa internet merupakan akses terpenting untuk sebuah media

ne
ng
online. Hanya dengan internet, media online bisa mengklarifikasi

do
gu dan verifikasi hingga menyebarkan informasi kepada

masyarakat.

In
A
e. Bahwa dengan terputusnya akses internet, Media Pers Tabloid

Jubi mengalami kerugian baik dari segi materil maupun


ah

lik
immateril. Kerugian yang dimaksud seperti terlambatnya

penerbitan koran cetak dan turun drastisnya pendapatan untuk


am

ub
media online.

2) Kerugian Nyata Bagi Pers / Wartawan (Kerugian langsung dialami


ep
k

oleh Anggota Penggugat 1 Yang Juga Pemimpin Redaksi


ah

R
Cendrawasih Pos)

si
a. Bahwa Penggugat I memiliki Anggota bernama Lucky Ireuw yang

ne
ng

juga merupakan Pemimpin Redaksi media Cendrawasih Pos.

b. Bahwa pemblokiran internet berdampak pada media cetak

do
gu

Cendrawasih Pos. Akibat pemblokiran tersebut aktifitas jurnalistik

di Cendrawasih Pos terhambat karena kesulitan menerima data


In
A

dari wartawan sehingga seluruh aktifitas yang membutuhkan


ah

lik

akses internet harus/terpaksa dipindahkan ke hotel-hotel terdekat

yang masih memiliki layanan wifi. Pemblokiran internet membuat


m

ub

sistem kerja terganggu karena informasi, data dan atau hasil


ka

liputan wartawan tidak bisa langsung dikirim via email atau


ep

whatsapp. Sehingga para reporter harus datang langsung ke


ah

kantor untuk menyerahkan hasil liputannya.


R

es

c. Bahwa pasca kericuhan tanggal 29 Agustus 2019 Cendrawasih


M

ng

Pos memutuskan untuk tidak terbit, hal ini disebabkan hambatan


on
gu

Halaman 29 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
akses internet untuk mengirim berita secara cepat dan aman.

si
Pemblokiran internet ini memberikan dampak kerugian bagi

Cendrawasih Pos akibat tidak tersedianya berita untuk

ne
ng
diterbitkan. Tidak hanya kerugian penjualan koran namun juga

do
gu kerugian terhadap pendapatan iklan.

d. Bahwa masyarakat dan atau pelanggan Cendrawasih Pos

In
A
sempat mendatangi kantor Cendrawasih Pos untuk menanyakan

alasan tidak terbitnya Cendrawasih Pos, karena masyarakat


ah

lik
berharap mendapat berita yang benar tentang semua kejadian

yang terjadi dari mulai pemblokiran internet hingga kericuhan.


am

ub
3) Kerugian Nyata Bagi Pers / Wartawan (Kerugian langsung dialami

Oleh Anggota Penggugat 1 Yang Juga Pemimpin Redaksi Media


ep
k

TEMPO. CO, Pemilik Cek Fakta TEMPO.CO)


ah

R
a. Bahwa Penggugat I memiliki anggota bernama Wahyu

si
Dhyatmika yang juga merupakan Pemimpin Redaksi media

ne
ng

Tempo.co yang memiliki Tim Cek Fakta Tempo;

b. Bahwa pemblokiran internet ini juga berdampak Tim Cek Fakta

do
gu

Tempo. Pada tanggal 19 Agustus 2019, media Tempo menerima

informasi tentang Papua pasca pengepungan asrama


In
A

mahasiswa Papua di Surabaya. Berisi foto-foto dan narasi


ah

lik

“Radikal ‘Hatei’ Cabang Papua kembali membunuh 31 pekerja

jalan trans papua, pada acara HUT OPM diduga aka mendirikan
m

ub

negara ‘laipah’ bintang kejora. Tim Cek Fakta Tempo kembali


ka

mengkontak Dickry via Whatsapp. Dia bilang “Saya cari belum


ep

ketemu soalnya, tapi seingat saya dulu pernah dishare waktu


ah

kejadian penembakan pekerja jembatan di Nduga.” Dia


R

es

mengatakan bahwa sedang terkendala karena internet di Papua


M

ng

dibatasi sudah 2 hari. “Jaringan agak susah mau buka susah


on
gu

Halaman 30 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sekali. Kalau wi-fi masih bisa tapi kalau pakai data seluler, mati

si
total.” Cek fakta Tempo akhirnya gagal untuk memverifikasi

informasi ini.

ne
ng
c. Bahwa pada tanggal 23 Agustus 2019, Cek fakta Tempo

do
gu mendapatkan video viral di Twitter yang dibagikan oleh akun

Suryosodipuro dengan narasi “Para perusuh (Papua) di Kota

In
A
Sorong mengepung masjid bersiap menyerang masjid dan kaum

muslimin. Namun takbir masjid menyerukan untuk jihad...”


ah

lik
Unggahan di Twitter kemudian dihapus pada 24 Agustus 2019.

Akan tetapi Cek Fakta Tempo juga mendapatkan unggahan yang


am

ub
sama menjadi viral di Youtube dengan narasi yang provokatif :

“Para perusuh di Papua Kota Sorong akan menyerang masjid


ep
k

dan kaum muslimin.” Tim Cek fakta Tempo lalu memeriksa


ah

R
unggahan itu selama tiga hari dengan beberapa tools. Dari

si
pencarian itu, Cek fakta Tempo menemukan bahwa arsitektur

ne
ng

masjid itu memang identik dengan Masjid Raya di Sorong. Tapi,

belum terjawab apakah suara yang menyerukan jihad dalam

do
gu

video itu hasil suntingan atau benar seruan takmir setempat

karena terhambat tidak adanya saluran internet.


In
A

d. Bahwa pada tanggal 26 Agustus 2019, Cek fakta Tempo


ah

lik

menghubungi koresponden Tempo di Manokwari, Hans Arnold

untuk meminta nomor kontak wartawan di Sorong. Hans


m

ub

kemudian memberikan nomor Olha Mulalinda. Sekiranya pukul


ka

10.31 WIB, Cekfakta Tempo kemudian menghubungi Olha


ep

Mulalinda via Whatsapp. Namun pesan baru terkirim dua jam


ah

kemudian. Pukul 13.44 WIB, Olha Mulalinda menjawab pesan


R

es

Cek fakta Tempo. “Iya siang mbak Ika. Bagaimana? maaf


M

ng

jaringan disini up down. Jaringan Wifinya yang take down.


on
gu

Halaman 31 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kemarin seharian. Hari ini agak lumayan.” Cek fakta Tempo

si
kemudian mengirimkan link Facebook mengenai informasi masjid

Sorong itu kepada Olha. Dia menjawab: “Yang mbak kirim itu

ne
ng
editan sepertinya. Benar videonya tapi suaranya gak bener.” Dan

do
gu pada pukul 14.01 WIB, Cek fakta Tempo kemudian mengkontak

nomor tersebut dan mengirimkan WA namun saat itu tidak bisa

In
A
dihubungi. Karena sudah tiga hari melakukan verifikasi dan tidak

berhasil, Cek Fakta Tempo akhirnya menunda verifikasi atas


ah

lik
informasi tersebut.

e. Bahwa pada tanggal 5 September 2015 Redaksi Tempo.co


am

ub
mengaku juga kesulitan mengakses narasumber atau meliput di

Deiyai sebagai dampak pembatasan internet. Hingga redaksi


ep
k

menerima laporan hasil investigasi Ketua Departemen Keadilan


ah

R
dan Perdamaian Sinode KINGMI di Tanah Papua. Dalam laporan

si
itu menyebutkan jumlah korban sipil yang tewas di Deiyai

ne
ng

berjumlah 8 orang. Tim Cekfakta Tempo menganggap meski ada

hasil investigasi Sinode KINGMI tapi belum bisa jadi bahan

do
gu

penguat untuk membantah klaim hoaks dari Puspen TNI. Sebab

untuk kasus-kasus klaim hoaks dari pemerintah, kedalaman


In
A

verifikasi harus lebih dan harus orisinal milik Tempo, tidak bisa
ah

lik

hanya menggunakan bahan dari media atau lembaga lain.

REDAKSI Tempo.co juga memberitahu bahwa wartawan Majalah


m

ub

Tempo, Riky Ferdianto turun ke Papua. Tapi menurut redaksi, si


ka

wartawan hanya di Jayapura dan Abepura, tidak bisa ke Deiyai


ep

karena harus menempuh dua kali penerbangan. Sementara


ah

sejak 31 Agustus 2019, Bandara Waghete di Kabupaten Deiyai


R

es

ditutup karena kerusuhan. Cek fakta Tempo akhirnya tidak bisa


M

ng

melakukan pemeriksaan atas klaim hoaks dari Puspen TNI.


on
gu

Halaman 32 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4) Kerugian Nyata Bagi Pers / Wartawan (Kerugian langsung dialami

si
oleh Anggota Penggugat 1 Yang Juga Koordinator Liputan Media

CNN INDONESIA TV)

ne
ng
a. Bahwa Penggugat I memiliki anggota bernama Joni Aswira

do
gu yang juga merupakan Koordinator Liputan CNN Indonesia TV;

b. Bahwa pemblokiran internet berdampak pada Media CNN

In
A
Indonesia TV. Anggota AJI Jakarta yang bernama Joni Aswira

(Koordinator Liputan CNN Indonesia TV)dan tim ditugaskan ke


ah

lik
Jayapura selama 6 hari dan berangkat pada tanggal 2

September 2019 dari Jakarta, saat tiba di Sentani Jayapura


am

ub
seketika itu jaringan data internet sudah tidak bisa digunakan.

Bahwa Joni dan tim CNN Indonesia TV merasakan dampak


ep
k

dari pemblokiran internet di Jayapura, yaitu kesulitan


ah

R
melakukan komunikasi dengan editorial di Jakarta untuk

si
kebutuhan koordinasi, pengiriman gambar atau video liputan.

ne
ng

c. Bahwa akses internet hingga saat itu hanya bisa diakses di

hotel saja, sehingga membuat tim CNN Indonesia TV tidak

do
gu

bisa langsung mengirimkan berita saat itu juga, karena

mereka harus kembali ke hotel terlebih dahulu untuk bisa


In
A

mendapatkan akses internet.


ah

lik

d. Bahwa akibat sulitnya akses internet ini menimbulkan kerugian

terhadap tim CNN Indonesia TV karena liputan terkini tentang


m

ub

situasi di Jayapura terlambat sampai di Jakarta dan terlambat


ka

untuk tayang. Bahkan untuk beberapa isu tertentu yang


ep

dibutuhkan verifikasi cepat menjadi tidak terkirim.


ah

Kerugian Nyata Dan Langsung Yang Dialami Oleh Penggugat II


R

es

20. Bahwa Penggugat II memiliki anggota bernama Syaifullah dan Alldo


M

ng

Mooy yang berdomisili di Jayapura, Papua;


on
gu

Halaman 33 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21. Bahwa pemblokiran internet berdampak pada terhentinya program

si
Organisasi SAFEnet Sub Divisi Papua dan Papua Barat, yaitu

mengedukasi pemuda Papua dalam memanfaatkan internet secara

ne
ng
positif, dikarenakan Kepala Sub Divisi Papua dan Papua Barat tidak

do
gu dapat melakukan koordinasi dan komunikasi dengan anggotanya;

22. Bahwa salah satu dan/atau kedua anggota SAFEnet beberapa kali

In
A
mendapati bahwa akses internet melalui gawai ponsel cerdas dengan

jaringan internet seluler Telkomsel sama sekali tidak dapat dilakukan,


ah

lik
seperti yang dialami Syaifullah di Jayapura pada 20 Agustus 2019,

Alldo di Jayapura pada 23 Agustus 2019 yang hanya dapat


am

ub
mengakses internet melalui jaringan WiFi Indihome.

23. Bahwa seperti yang dilaporkan Syaifullah pada 26 Agustus 2019,


ep
k

jaringan internet seluler (layanan data) sampai 26 Agustus 2019 masih


ah

R
terblokir di Jayapura.

si
24. Bahwa seperti yang dilaporkan Syaifullah sejak 25 Agustus 2019

ne
ng

akses internet melalui jaringan WiFi Indihome tidak berfungsi di

beberapa titik di Jayapura, dan ini dialami hingga 28 Agustus 2019.

do
gu

25. Bahwa seperti yang dilaporkan Alldo pada 27 Agustus 2019, ia

mengalami jaringan WiFi Indihome tidak dapat diakses selama


In
A

beberapa hari hingga akhirnya ia baru dapat mengirimkan pesan pada


ah

lik

organisasi di malam hari pada 27 Agustus 2019.

26. Bahwa seperti dilaporkan Syaifullah pada 29 Agustus 2019, bahwa


m

ub

pada pukul 15.35 WIT jaringan seluler di Jayapura menghilang,


ka

termasuk tidak dapat mengirimkan sms dan melakukan panggilan


ep

telepon.
ah

Kerugian Nyata Lainnya Yang Dialami Pemerintah Daerah Dan Masyarakat Luas.
R

es

27. Bahwa Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe mengeluhkan


M

ng

jaringan internet Papua yang tak kunjung pulih di Provinsi Papua. Hal
on
gu

Halaman 34 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut mengakibatkan sistem pelayanan secara elektronik terhadap

si
seperti e-budgeting dan e-planning. Selain sistem elektronik yang

down, terjadi pula kerusakan disejumlah fasilitas e-goverment seperti

ne
ng
absensi elektronik pegawai;

do
gu 28. Bahwa Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) Provinsi

Papua melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

In
A
mengeluhkan adanya pembatasan jaringan internet. Pasalnya mereka

terhambat atas pelayanan pengadaan barang dan jasa yang


ah

lik
memerlukan koneksi internet. Pembatasan internet ini dapat

merugikan waktu, tenaga dan biaya. Adanya kerugian materil yang


am

ub
dialami yaitu sekira 700 miliar rupiah terpaksa tertunda dalam proses

dan penyerapan anggaran baik di BLPBJ maupun pada OPD di


ep
k

lingkungan Pemprov Papua termasuk dalam kualitas pekerjaan


ah

R
maupun waktu bekerja;

si
29. Bahwa Pengemudi Ojek Online Gojek di Jayapura mengeluhkan

ne
ng

adanya pemblokiran internet di Papua sehingga mereka kehilangan

mata pencaharian. Selain driver Gojek, kerja jurnalistik di harian

do
gu

Cendrawasih Pos mengalami hal yang sama dari akibat buruknya

jaringan internet, sehingga kerja-kerja jurnalitik terhambat dalam


In
A

mengakses informasi dan komunikasi.


ah

lik

30. Bahwa Pemutusan akses internet di Papua dan Papua Barat juga

mengurangi jumlah wisata asing yang berkunjung ke Papua. Data dari


m

ub

Association of the Indonesia Tours and Travel Agenscies (ASITA)


ka

Papua, mereka sempat merugi akibat pemblokiran di Papua, yaitu


ep

sebesar Rp. 750 juta per hari;


ah

31. Sebagian Mesin ATM di Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau
R

es

penarikan uang. Yang dapat dilakukan oleh mesin ATM hanya


M

ng

pelayanan tertentu misalnya pengisian uang elektronik;


on
gu

Halaman 35 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Objek Gugatan Bertentangan Dengan Dan /Atau Melanggar Ketentuan Peraturan

si
Perundang-Undangan.

32. Bahwa Objek gugatan jelas melanggar Pasal 4 ayat (1) Undang –

ne
ng
Undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers menyebutkan bahwa

do
gu “kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara”, dan

Pasal 4 ayat (3) yang berbunyi “ Untuk menjamin kemerdekaan pers,

In
A
pers nasional mempunyai hak untuk mencari, memperoleh, dan

menyebarluaskan gagasan dan informasi”, dimana melalui Objek


ah

lik
Gugatan menghalangi dan mengganggu aktifitas wartawan yang

sedang melakukan peliputan media di Papua, Papua Barat dan


am

ub
wilayah lainnya. Sehingga, para penerima informasi terbatasi hak

mendapatkan informasinya.
ep
k

33. Bahwa Objek Gugatan bertentangan dengan Pasal 28 J Undang-


ah

R
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 jo Undang–

si
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 73

ne
ng

yang mengatur tentang pembatasan dan larangan yang hanya dapat

dibatasi oleh dan berdasarkan undang - undang;

do
gu

34. Bahwa Pasal 19 ayat 3 Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2005

Tentang Pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak - Hak Sipil


In
A

dan Politik khususnya yang terkait kebebasan untuk mencari,


ah

lik

menerima dan memberikan informasi dapat dikenai pembatasan

sepanjang dapat dilakukan sesuai dengan hukum. Hal ini dapat


m

ub

diartikan bahwa terkait dengan pembatasan - pembatasan yang


ka

dilakukan harus berlandaskan hukum dan peraturan perundang -


ep

undangan, guna mendapatkan kepastian hukum terkait dengan


ah

pembatasan - pembatasan tersebut;


R

es

35. Bahwa Objek Gugatan tidak dilakukan sesuai dengan prinsip


M

ng

pembatasan hak asasi manusia dalam hal keadaan darurat. Bahwa


on
gu

Halaman 36 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pengganti Undang-Undang

si
Nomor 23 Tahun 1959 tentang Pencabutan Undang-Undang No. 74

Tahun 1957 (Lembaran Negara No. 160 Tahun 1957) dan Menetapkan

ne
ng
keadaan bahaya, mengatur bahwa pengumuman pernyataan atau

do
gu penghapusan Keadaan Bahaya (Keadaan Darurat Sipil, Militer dan

Perang) dilakukan oleh Tergugat II;

In
A
Objek Gugatan cacat prosedur mengingat sampai dengan saat ini

Tergugat II tidak pernah mengumumkan pernyataan terkait situasi


ah

lik
Papua Barat dan Papua dalam keadaan bahaya, justru pernyataan

yang terkait dengan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Papua


am

ub
Barat dan Papua dilakukan oleh Tergugat I;

Bahwa kekeliruan Tergugat II membatasi adanya “keadaan darurat”


ep
k

harus dilakukan dengan memenuhi beberapa syarat seperti yang telah


ah

R
dijelaskan dalam General Comment No. 29 on Article 4 of ICCPR

si
(Konvenan International Hak Sipil dan Politik), ada dua syarat tentang

ne
ng

kondisi mendasar yang harus dipenuhi untuk dapat membatasi hak

asasi manusia; dimana situasi harus berupa keadaan darurat yang

do
gu

mengancam kehidupan bangsa, dan negara (presiden) pihak harus

menyatakan secara resmi negara dalam keadaan darurat;


In
A

36. Bahwa Objek Gugatan telah melanggar Pasal 1 angka 1 Undang-


ah

lik

Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan

Pendapat di Muka Umum menyatakan “Setiap orang berhak atas


m

ub

kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Objek


ka

Gugatan merupakan tindakan pembungkaman dan penyembunyian


ep

fakta-fakta di wilayah Papua, dan publik dipaksa menerima kebenaran


ah

tertentu. Kebenaran yang harus diterima hanyalah kebenaran dari


R

es

pelaku pembungkaman. Dengan adanya kebebasan atas informasi,


M

ng

maka kebenaran ‘lain’ dapat diungkapkan tanpa rasa takut. Hak ini
on
gu

Halaman 37 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penting untuk menjamin pencarian (seeking) dan penemuan

si
(discovery) kebenaran. Oleh karena itu kebebasan atas informasi

menantang sikap yang absolutism

ne
ng
37. Bahwa Objek Gugatan telah melanggar pembatasan dalam

do
gu mengakses internet. Objek Gugatan telah membatasi ruang gerak

untuk menyatakan pendapat dan berdemokrasi. Sebab, kebutuhan

In
A
warga negara untuk mengetahui dan memahami persoalan-persoalan

publik sangat penting bagi berjalannya negara demokrasi. Adanya


ah

lik
informasi yang akurat dapat melindungi masyarakat dari analisis yang

keliru. Masyarakat yang ada di Papua sangat membutuhkan informasi


am

ub
yang cukup untuk mengungkapkan suara dan kepentingan mereka

dan mengontrol pejabat-pejabat publik. Mengenai syarat


ep
k

pembatasannya diatur dalam ketentuan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a),


ah

R
dan ayat (2b) UU. Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

si
Transaksi Elektronik, dimana ketentuan hukum tersebut tidak relevan

ne
ng

dengan keadaan yang terjadi di Papua dan Papua Barat;

38. Bahwa Pasal 19 ayat 2 Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2005

do
gu

Tentang Pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak -Hak Sipil

dan Politik setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan


In
A

pendapat; hak ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan


ah

lik

memberikan informasi yang pada akhirnya terlanggar karena akibat

dari Objek Gugatan dengan Pembatasan dan Pemblokiran Layanan


m

ub

Data di Wilayah Papua Barat dan Papua.


ka

39. Dampak dari pelanggaran terhadap Pasal 19 ayat 2 tidak hanya


ep

berdampak pada anggota - anggota dari Pihak Penggugat melainkan


ah

berdampak pada hak - hak masyarakat untuk mencari, menerima dan


R

es

memberikan informasi terkait dengan situasi dan kondisi di wilayah


M

ng

Papua Barat dan Papua. Satu - satunya informasi hanya didapatkan


on
gu

Halaman 38 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
baik oleh anggota - anggota Penggugat maupun masyarakat dari

si
Pemerintah, yang jelas - jelas memiliki kepentingan dan cenderung

tidak berimbang;

ne
ng
40. Bahwa Objek Gugatan juga melanggar Undang - Undang Nomor 25

do
gu Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dimana akibat dari Perbuatan

Tergugat berdampak negative terhadap kegiatan pelayanan publik,

In
A
karena beberapa pelayanan atas jasa atau pelayanan administratif

menggunakan layanan data, sehingga akibat dari Perbuatan Tergugat


ah

lik
terkait Pelambatan dan Pemblokiran Layanan Data di Papua Barat

dan Papua tidak dapat dilakukan, hal ini jelas - jelas sangat merugikan
am

ub
kepentingan masyarakat Papua Barat dan Papua sebagai penerima

manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak


ep
k

langsung.
ah

R
41. Bahwa Tergugat II tidak sama sekali menegur Tergugat I karena

si
tindakannya yang menghambat kebebasan pers. Seperti tertuang di

ne
ng

dalam Pasal 4 ayat (1) Undang - Undang nomor 40 tahun 1999

tentang pers menyebutkan bahwa “kemerdekaan pers dijamin sebagai

do
gu

hak asasi warga negara”, dan pasal 4 ayat (3) yang berbunyi “ Untuk

menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak untuk


In
A

mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi;


ah

lik

42. Bahwa Objek Gugatan, harus dilakukan dengan berpedoman pada

standar hukum Hak Asasi Manusia Internasional yang berlaku,


m

ub

sebagaimana dalam Pasal 4 ICCPR yang diratifikasi melalui UU 12


ka

Tahun 2005 Tentang Ratifikasi Konvensi Internasional Hak Sipil dan


ep

Politik yang mengatur bahwa pembatasan terhadap Hak Asasi


ah

Manusia hanya diperbolehkan jika tiga hal telah terpenuhi, yakni [a]
R

es

Adanya situasi darurat yang mengancam kehidupan bangsa, [b]


M

ng

Adanya deklarasi resmi situasi darurat oleh negara; dan [c] Adanya
on
gu

Halaman 39 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
notifikasi terkait deklarasi resmi situasi darurat tersebut kepada

si
Sekretaris Jendral PBB yang kemudian akan mengkonfirmasi kepada

negara-negara pihak lainnya;

ne
ng
43. Bahwa Objek Gugatan juga bertentangan dengan kewenangan,

do
gu prosedur dan substansi dalam yang diatur dalam :

1) Pasal 28 dan 29 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008

In
A
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Undang-undang

No. 16 Tahun 2016 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 11


ah

lik
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2) Pasal 14 dan 15 Undang-Undang No. 1 tahun 1946 tentang


am

ub
Peraturan Hukum Pidana jo UU No. 7 Tahun 1958 tentang

Menyatakan Berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1946


ep
k

Republik Indonesia tentang Peraturan Hukum Pidana Untuk


ah

R
Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Mengubah Kitab

si
Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 8

ne
ng

Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP)

do
gu

3) Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik jo. Peraturan


In
A

Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem


ah

lik

dan Transaksi Elektronik

4) Peraturan Menteri Kominfo No 19 Tahun 2014 tentang


m

ub

Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif


ka

Objek Gugatan Bertentangan Dengan Dan / Atau Melanggar Asas Umum


ep

Pemerintahan Yang Baik (AUPB)


ah

44. Objek Gugatan melanggar Asas Kepastian Hukum. Sesuai dengan


R

es

Pasal 10 huruf a Undang Undang No 30 Tahun 2014 Yang dimaksud


M

ng

dengan “asas kepastian hukum” adalah asas dalam negara hukum


on
gu

Halaman 40 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-

si
undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan.

ne
ng
Objek Gugatan jelas membuat Peraturan Perundang-Undangan yang

do
gu melindungi kerja-kerja wartawan dan selama ini diadvokasi oleh Para

Penggugat menjadi tidak memiliki kepastian hukum. Undang - Undang

In
A
Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers Pasal 6 terkait dengan peran

Pers untuk memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui informasi


ah

lik
jadi tidak bisa dikerjakan pada saat Objek Gugatan dilakukan.

Pengaturan tentang bagaimana membatasi dan menangani hoax,


am

ub
ujaran kebencian dan provokasi yang masih berlaku pun tidak jelas,

seharusnya Para Tergugat menggunakan mekanisme yang sudah


ep
k

ada, bukan membuat mekanisme yang tanpa dasar hukum.


ah

R
45. Objek Gugatan melanggar dengan Asas Tertib Penyelenggara Negara.

si
Yang dimaksud dengan Asas Tertib Penyelenggara Negara adalah

ne
ng

asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan

keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara;

do
gu

Objek gugatan yang dilakukan tanpa adanya kejelasan dasar hukum,

tanpa surat keputusan yang memadai, melabrak banyak peraturan-


In
A

perundang undangan yang berlaku sebagaimana dijelaskan diatas,


ah

lik

jelas melanggar asas tertib penyelenggara negara. Objek gugatan

melabrak jaminan penghormatan dan perlindungan hak-hak


m

ub

konstitusional warga yang dijamin oleh Peraturan Perundang-


ka

Undangan.
ep

46. Objek Gugatan melanggar Asas Kepentingan Umum.Penjelasan Pasal


ah

10 ayat 1 huruf a Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang


R

es

Administrasi Pemerintahan menyebutkan: “Yang dimaksud dengan


M

ng

asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan


on
gu

Halaman 41 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesehjateraan dan kemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif,

si
akomodatif, selektif dan tidak diskriminasi”

Objek Gugatan sangat berdampak pada seluruh aspek kepentingan

ne
ng
umum warga di Provinsi Papua dan Papua Barat selama diberlakukan.

do
gu Seluruh pelayanan publik, akses informasi, sistem pemerintahan dan

swasta yang terhubung dengan internet semua tidak bisa diakses.

In
A
wartawan dan perusahaan-perusahaan media yang sangat

membutuhkan akses komunikasi dan kerja-kerja menggunakan


ah

lik
internet jadi tidak bisa melakukan tugasnya. kerja-kerja jurnalistik

menjadi terhambat dikarenakan kesulitan dalam melakukan verifikasi


am

ub
dan klafirikasi informasi antara para redaksi dan para reporternya di

lapangan. Objek gugatan juga sangat berdampak luas bagi seluruh


ep
k

masyarakat umum seperti dijelaskan dalam angka 27 - 31 diatas;


ah

R
47. Objek Gugatan melanggar Asas Keterbukaan. Penjelasan Pasal 10

si
ayat 1 huruf aUndang - Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang

ne
ng

Administrasi Pemerintahan menyebutkan: “Yang dimaksud dengan

asas Keterbukaan adalah asas yang melayani masyarakat untuk

do
gu

mendapatkan akses dan memperoleh informasi yang benar, jujur dan

tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintah dengan tetap


In
A

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan


ah

lik

rahasia negara”

48. Bahwa sesuai dengan 10 huruf e Undang Undang No 30 Tahun 2014


m

ub

Yang dimaksud dengan “asas tidak menyalahgunakan kewenangan”


ka

adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat


ep

Pemerintahan tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan


ah

pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan tujuan
R

es

pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui, tidak


M

ng

menyalahgunakan, dan / atau tidak mencampuradukkan kewenangan;


on
gu

Halaman 42 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Objek Gugatan dilakukan dengan tidak beralasan dan tidak

si
berdasarkan prosedur dan kriteria pembatasan hak sebagaimana

yang dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

ne
ng
Objek Gugatan juga dilakukan hanya dengan melakukan siaran pers

do
gu dan tanpa alasan kewenangan dan prosedur yang jelas, menunjukkan

Para Tergugat menyalahgunakan kewenangan yang jelas telah diatur

In
A
dalam Peraturan Perundang-Undangan jika menghadapi masalah

yang dijelaskan oleh Tergugat I dalam siaran-siaran persnya;


ah

lik
Objek gugatan tersebut sebagai tindakan pemerintahan harus

memenuhi prasyarat agar tidak melampaui kewenangan dan


am

ub
bertentangan dengan perundang-undangan.

49. Objek Gugatan Melanggar Asas Proporsionalitas. Sesuai dengan


ep
k

Pasal 3 Angka 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang


ah

R
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,

si
Kolusi, dan Nepotisme Asas Proporsionalitas yaitu asas yang

ne
ng

mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban

penyelenggara negara. Alasan-alasan yang dipakai untuk Tergugat I

do
gu

jelas menunjukkan bahwa perbuatan oknum masyarakat yang

menyebarkan hoax, kebencian, dan provokasi sangat bisa


In
A

diidentifikasi dan jelas cara memutus rantainya sesuai dengan


ah

lik

kewenangan, prosedur, dan substansi yang telah diatur dan

dilaksanakan sampai sekarang. Tapi justru Para Tergugat melalui


m

ub

Objek Gugatan melakukan penghukuman kepada seluruh warga di


ka

Provinsi Papua dan Papua Barat. Jurnalis yang sedang melakukan


ep

tugas-tugas yang dimandatkan Undang-Undang menjadi terhambat.


ah

Para Penggugat yang menjalankan visi, misi, agenda juga menjadi


R

es

terganggu. Sangat besar kemungkinan Hakim, Jaksa Polisi yang


M

ng

sedang bekerja dan memenuhi tugas negara dalam penegakan hukum


on
gu

Halaman 43 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan membutuhkan layanan data atau akses internet menjadi tidak

si
bisa. Guru, Murid, Mahasiswa yang sedang melakukan rangkaian

kegiatan pendidikan dan akademik serta membutuhkan layanan

ne
ng
internet juga menjadi terganggu.

do
gu 50. Pasal 3 ayat 1 UU. No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, menyatakan

Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,

In
A
hiburan dan kontrol sosial. Sehingga bentuk pelayanan yang

seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah berupa memberikan


ah

lik
akses informasi kapada masyarakat malah tidak dijalankan

sebagimana dalam perundang-undangan.


am

ub
Akibat Objek Gugatan, peran Pers nasional tidak berjalan sebagaima

mestinya sebagaimana dalam pasal 8 huruf a “memenuhi hak


ep
k

masyarakat untuk mengetahui” hal tersebut yang tidak terpenuhi


ah

R
dalam kerja-kerja jurnalistik yang diakubatkan oleh pemutusan akses

si
infomasi berupa pemutusan akses jaringan internet di Papua dan

ne
ng

Papua Barat.

VI. Kesimpulan

do
gu

Bahwa berdasarkan fakta hukum dan posita diatas, jelas Objek Gugatan

yaitu Tindakan Pemerintahan Yang dilakukan oleh Tergugat I dan tergugat II


In
A

berupa:
ah

lik

(1) Tindakan PemerintahanThrottling atau pelambatan akses/bandwidth

di beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada


m

ub

19 Agustus 2019 sejak Pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) s.d
ka

Pukul 20.30 WIT;


ep

(2) Tindakan Pemerintahan Pemblokiran layanan data dan/atau


ah

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


R

es

Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten)


M

ng

on
gu

Halaman 44 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 04

si
September 2019 pukul 23.00 WIT;

(3) Tindakan Pemerintahan Memperpanjang pemblokiran layanan data

ne
ng
dan/atau pemutusan akses internet secara di 4 Kota/Kabupaten di

do
gu Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,

Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2

In
A
Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan

Kota Sorong) sejak 04 September 2019 Pukul 23.00 WIT sampai


ah

lik
dengan 09 September 2019 Pukul 18.00 WIB / 20.00 WIT;

Bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan melanggar


am

ub
asas umum pemerintahan yang baik. Objek Gugatan a quo adalah

Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan,


ep
k

Tindakan Para Tergugat a quo cacat secara wewenang, prosedur dan


ah

R
substansi;

si
VII. Permohonan/Petitum

ne
ng

Berdasarkan uraian-uraian yang telah kami sebutkan di atas, Para

Penggugat mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim yang memeriksa

do
gu

serta mengadili perkara a-quo untuk berkenan mengeluarkan putusan yang

amarnya sebagai berikut:


In
A

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;


ah

lik

2.Menyatakan Tindakan Pemerintahan Yang dilakukan oleh Tergugat I dan

Tergugat II berupa:
m

ub

(1) Tindakan Pemerintahan Throttling atau pelambatan


ka

akses/bandwidth di beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan


ep

Provinsi Papua pada 19 Agustus 2019 sejak Pukul 13.00 WIT


ah

(Waktu Indonesia Timur) s.d Pukul 20.30 WIT;


R

es

(2) Tindakan Pemerintahan Pemblokiran layanan data dan/atau


M

ng

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


on
gu

Halaman 45 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten)

si
Tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada

04 September 2019 pukul 23.00 WIT;

ne
ng
(3) Tindakan Pemerintahan Memperpanjang pemblokiran layanan data

do
gu dan/atau pemutusan akses internet secara di 4 Kota/Kabupaten di

Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,

In
A
Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2

Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan


ah

lik
Kota Sorong) sejak 04 September2019 Pukul 23.00 WIT sampai

dengan 09 September 2019 Pukul 18.00 WIB / 20.00 WIT;


am

ub
adalah Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan, Tindakan Para Tergugat a quo cacat secara wewenang,


ep
k

prosedur dan substansi;


ah

R
3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

si
perkara ini;

ne
ng

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Ex aquo et bono;

do
gu

Menimbang, bahwa atas gugatan Para Penggugat sebagaimana tersebut

di atas, Tergugat I telah mengajukan Jawaban Tertulis pada persidangan tanggal


In
A

22 Januari 2020, sebagai berikut :


ah

lik

A. DALAM EKSEPSI

Para Penggugat Tidak Mempunyai Kepentingan Untuk Menggugat (Tidak


m

ub

Mempunyai Persona Standi In Judicio);


ka

1. Bahwa Para Penggugat dalam gugatan halaman 20 sampai dengan


ep

halaman 25, pada pokoknya mendalilkan:


ah

a. Anggota Penggugat I bernama Lucky Ireuw pemimpin redaksi media


R

es

Cendrawasih Pos mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu


M

ng

aktifitas jurnalistik di Cendrawasih Pos terhambat karena kesulitan


on
gu

Halaman 46 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menerima data dari wartawan, membuat sistem kerja terganggu karena

si
informasi, data dan atau hasil liputan wartawan tidak bisa langsung

dikirim via email, menimbulkan kerugian koran dan iklan.

ne
ng
b. Anggota Penggugat I bernama Wahyu Dhyatmika pemimpin redaksi

do
gu media tempo.co mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu gagal

untuk memverifikasi informasi tentang Papua pasca pengepungan

In
A
asrama mahasiswa Papua di Surabaya, unggahan-unggahan video viral

di Twitter dan youtube perihal Para Perusuh di Sorong Papua yang


ah

lik
akan menyerang masjid dan kaum muslimin dan kesulitan mengakses

narasumber atau meliput di Deiyai.


am

ub
c. Anggota Penggugat I bernama Joni Aswira Koordinator liputan CNN

Indonesia TV mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu kesulitan


ep
k

melakukan komunikasi dengan editorial di Jakarta untuk kebutuhan


ah

R
koordinasi, pengiriman gambar atau video liputan yang mengakibatkan

si
liputan terkini tentang situasi Papua terlambat sampai di Jakarta dan

ne
ng

terlambat untuk tayang bahkan untuk beberapa isu tertentu yang

dibutuhkan verifikasi cepat menjadi tidak terkirim.

do
gu

d. Anggota Penggugat II bernama Syaifullah dan AlldoMooy mengalami

kerugian akibat objek gugatan yaitu hanya dapat mengakses internet


In
A

melalui jaringan wifi Indihome.


ah

lik

e. Pemerintah daerah dan masyarakat luas mengalami kerugian akibat

objek gugatan yaitu Seluruh pelayanan publik, akses informasi, sistem


m

ub

pemerintahan dan swasta yang terhubung dengan internet semua tidak


ka

bisa diakses. Wartawan dan perusahaan-perusahaan media yang


ep

membutuhkan akses komunikasi dan kerja-kerja menggunakan internet


ah

menjadi tidak bisa melakukan tugasnya. Kerja-kerja jurnalistik menjadi


R

es

terhambat, sistem elektronik yang down, terjadi kerusakan fasilitas e-


M

ng

government seperti absensi elektronik pegawai, pada Biro Layanan


on
gu

Halaman 47 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) Provinsi Papua melalui Layanan

si
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) terhambat atas pelayanan

pengadaan barang dan jasa yang memerlukan koneksi internet,

ne
ng
pengemudi ojek online di Jayapura kehilangan pencaharian, kerja-kerja

do
gu jurnalistik terhambat mengakses informasi dan komunikasi, mengurangi

jumlah wisata asing yang berkunjung ke Papua dan sebagian mesin

In
A
ATM di Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau penarikan uang.

2. Bahwa dalil-dalil Penggugat dimaksud tidak berdasarkan hukum, dengan


ah

lik
alasan sebagai berikut:

a. Seseorang atau badan hukum perdata diberikan hak untuk


am

ub
mengajukan gugatan Tata Usaha Negara, namun harus dilihat ada

atau tidaknya unsur kepentingan seseorang atau badan hukum


ep
k

perdata tersebut. Pengertian kepentingan dalam kaitannya dengan


ah

R
hukum acara TUN sebagaimana pendapat Indroharto, SH dalam

si
bukunya “Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata

ne
ng

Usaha Negara,” Buku II Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara,

Pustaka Sinar Harapan, cetakan ke-7, Jakarta, 2000, hal. 37 – 40,

do
gu

mengandung dua arti yang pada pokoknya:

1) Menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh hukum;


In
A

Adanya kepentingan seperti itu merupakan syarat minimal untuk


ah

lik

dapat dijadikan alasan pengajuan suatu gugatan di Pengadilan

TUN. Yang dimaksud dengan kepentingan disini adalah suatu nilai,


m

ub

baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan yang


ka

ditimbulkan atau yang menurut nalar dapat diharapkan akan timbul


ep

oleh keluarnya suatu keputusan TUN atau suatu keputusan


ah

penolakan TUN. Suatu kepentingan atau nilai yang harus dilindungi


R

es

oleh hukum disatu pihak ditentukan oleh :


M

ng

on
gu

Halaman 48 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a) Faktor kepentingan dalam kaitannya dengan orang yang berhak

si
menggugat:

Suatu kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum baru ada

ne
ng
apabila:

do
gu (1) Ada hubungannya dengan Penggugat sendiri, artinya untuk

dapat dianggap sebagai orang yang berkepentingan maka

In
A
Penggugat harus mempunyai kepentingan sendiri untuk

mengajukan gugatan.
ah

lik
(2) Kepentingan itu harus bersifat pribadi, artinya Penggugat

harus mempunyai kepentingan untuk menggugat yang jelas


am

ub
dan dapat dibedakan dengan kepentingan orang lain.

(3) Kepentingan itu harus bersifat langsung, artinya yang terkena


ep
k

secara langsung itu adalah kepentingan Penggugat itu


ah

R
sendiri. Kepentingan tersebut bukan diperoleh dari orang

si
lain.

ne
ng

(4) Kepentingan itu secara objektif dapat ditentukan, baik

mengenai luas maupun intensitasnya.

do
gu

b) Faktor kepentingan dalam kaitannya dengan keputusan TUN

yang bersangkutan.
In
A

Bahwa Penggugat harus dapat menunjukkan kerugian yang


ah

lik

bersifat langsung diderita akibat dikeluarkannya keputusan TUN

sehingga hanya keputusan TUN yang menimbulkan akibat


m

ub

hukum yang dikehendaki oleh Badan atau Jabatan TUN yang


ka

mengeluarkannya sajalah yang mempunyai arti untuk digugat.


ep

2) Kepentingan proses, dalam arti tujuan yang ingin dicapai dengan


ah

mengajukan gugatan yang bersangkutan.


R

es

Tujuan yang hendak dicapai dengan berproses adalah terlepas dari


M

ng

kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum. Jadi barang siapa


on
gu

Halaman 49 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang menggunakan haknya untuk itu dianggap ada maksudnya.

si
Adagiumnya mengatakan: Point d’ interet - Point d’ Action (bila ada

kepentingan maka disitu baru boleh berproses), ini merupakan

ne
ng
ketentuan hukum acara yang tidak tertulis, jadi untuk setiap proses

do
gu juridis itu harus ada kepentingannya untuk berproses.

3. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun

In
A
2004 dan penjelasannya, hanya orang atau badan hukum perdata yang

berkedudukan sebagai subyek hukum saja yang dapat mengajukan


ah

lik
gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk menggugat Keputusan

Tata Usaha Negara. Selain itu hanya orang atau badan hukum perdata
am

ub
yang kepentingannya terkena oleh akibat hukum Keputusan Tata Usaha

Negara yang dikeluarkan dan karenanya yang bersangkutan merasa


ep
k

dirugikan dibolehkan menggugat Keputusan Tata Usaha Negara.


ah

R
4. Berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah diikuti

si
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Lain sebagai berikut:

ne
ng

a. Putusan PTUN Surabaya Nomor: 97/G.TUN/PTUN.SBY tanggal 1

Maret 2007 yang dikuatkan dengan Putusan MA Nomor:

do
gu

207K/TUN/2009 tanggal 04 Agustus 2011;

b. Putusan TUN Jakarta Nomor: 12/G/2009/PTUN-JKT tanggal 30 April


In
A

2009; dan
ah

lik

c. Putusan Nomor 51/G/2010/PTUN-JKT tanggal 06 September 2010

yang dikuatkan dengan Putusan MA Nomor: 201K/TUN/2011 tanggal


m

ub

04 Agustus 2011.
ka

Pada pokoknya Hakim berpendirian bahwa kualitas Penggugat yang


ep

mengajukan gugatan harus ada suatu kepentingan yang dirugikan dengan


ah

dikeluarkannya Keputusan TUN tersebut, dengan demikian unsur


R

es

kepentingan merupakan syarat esensial sifatnya dalam mengajukan


M

ng

on
gu

Halaman 50 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sengketa TUN seperti dimaksud adagium “tiada kepentingan tiada

si
gugatan”.

5. Ketentuan Pasal 1 angka 5 dan angka 6 Perma Nomor 2 Tahun 2019

ne
ng
tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan Pemerintahan dan

do
gu kewenangan Mengadili perbuatan melanggar Hukum Oleh Badan dan /

atau pejabat Pemerintahan (Onrechmatige Overheidsdaad), mengatur:

In
A
“5. Warga masyarakat adalah seseorang atau badan hukum perdata

yang terkait dengan tindakan pemerintah.


ah

lik
6. Penggugat adalah warga masyarakat yang kepentingannya dirugikan

sebagai akibat dilakukannya tindakan pemerintah.”


am

ub
6. Bahwa berdasarkan uraian di atas, Para Penggugat tidak memiliki

kepentingan untuk mengajukan gugatan a quo, karena Para Penggugat


ep
k

dalam gugatannya sama sekali tidak menjelaskan keterkaitan hubungan


ah

R
langsung dengan obyek gugatan. Para Penggugat hanya menjelaskan

si
kerugian yang dialami oleh redaksi media yang dipimpin oleh anggota

ne
ng

Penggugat I dan kerugian anggota Penggugat II serta kerugian yang

dialami oleh Pemerintah daerah dan masyarakat tanpa disertai dasar

do
gu

kewenangan Para Penggugat untuk mewakili kerugian sebagaimana yang

didalilkan Para Penggugat.


In
A

7. Selain itu, Tergugat I pada hari Sabtu tanggal 28 September 2019, pukul
ah

lik

09.00 WIT telah membuka kembali layanan data internet di Kabupaten

Wamena dan dilakukan di 15 persen titik/sites Kota Jayapura yang masih


m

ub

dilakukan pembatasan ketika sebagian besar wilayah lainnya telah dibuka


ka

pada 13 September 2019 sehingga seluruh layanan telekomunikasi dan


ep

internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan 13 kabupaten/kota di


ah

Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti semula (siaran Pers
R

es

No. 190/HM/KOMINFO/09/2019 tanggal 28 September 2019).


M

ng

on
gu

Halaman 51 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Oleh karena Tergugat I telah membuka kembali layanan data di Papua

si
dan Papua Barat, maka sudah tidak terdapat lagi sengketa tata usaha

negara antara Para Penggugat dengan Tergugat I sehingga Para

ne
ng
Penggugat sudah tidak mempunyai kepentingan hukum dalam suatu

do
gu sengketa tata usaha negara (point d’ interet point d’ action). Sehingga

gugatan Para Penggugat sudah tidak relevan lagi untuk diajukan.

In
A
9. Dengan demikian jelas bahwa Para Penggugat sama sekali tidak memiliki

kualitas (Kepentingan) untuk mengajukan gugatan, sehingga cukup


ah

lik
beralasan bagi Majelis Hakim PTUN Jakarta yang memeriksa, memutus

dan menyelesaikan sengketa TUN a quo untuk menyatakan Gugatan yang


am

ub
diajukan oleh Para Penggugat tidak dapat diterima.

B. DALAM POKOK PERKARA


ep
k

Bahwa dalam gugatannya, Para Penggugat mendalilkan pada pokoknya objek


ah

R
gugatan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan dan Asas-

si
Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) sebagai berikut:

ne
ng

1. Objek gugatan bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan,

yaitu:

do
gu

a. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers

yang mengatur bahwa “kemerdekaan dijamin sebagai hak asasi warga


In
A

negara”, dan Pasal 4 ayat (3) yang berbunyi “untuk menjamin


ah

lik

kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak untuk mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi”, karena


m

ub

menghalangi dan mengganggu aktifitas wartawan yang sedang


ka

melakukan peliputan media di Papua, Papua Barat dan wilayah


ep

lainnya. Sehingga para penerima informasi terbatasi mendapatkan


ah

informasinya.
R

es

b. Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun


M

ng

1945 jo Pasal 73 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak


on
gu

Halaman 52 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Asasi Manusia yang mengatur mengenai pembatasan dan larangan

si
yang hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang.

c. Pasal 19 ayat (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang

ne
ng
pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

do
gu (UU No. 12/2005) khususnya yang terkait kebebasan untuk mencari,

menerima dan memberikan informasi dapat dikenai pembatasan

In
A
sepanjang dapat dilakukan sesuai dengan hukum. Hal ini dapat

diartikan bahwa terkait dengan pembatasan-pembatasan yang


ah

lik
dilakukan harus berlandaskan hukum dan peraturan perundang-

undangan, guna mendapatkan kepastian hukum terkait dengan


am

ub
pembatasan-pembatasan tersebut.

d. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang


ep
k

Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum menyatakan


ah

R
“setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan

si
mengeluarkan pendapat”. Objek gugatan merupakan tindakan

ne
ng

pembungkaman dan penyembunyian fakta-fakta di wilayah Papua, dan

public dipaksa menerima kebenaran tertentu. Kebenaran yang harus

do
gu

diterima hanyalah kebenaran dari pelaku pembungkaman. Dengan

adanya kebebasan atas informasi, maka kebenaran “lain” dapat


In
A

diungkapkan tanpa rasa takut. Hak ini penting untuk menjamin


ah

lik

pencarian (seeking) dan penemuan (discovery) kebenaran. Oleh

karena itu kebebasan atas informasi menantang sikap yang


m

ub

absolutism.
ka

e. Pasal 40 ayat (2), ayat (2a) dan ayat (2b) Undang-Undang Nomor 11
ep

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik karena objek


ah

gugatan telah melanggar pembatasan dalam mengakses internet,


R

es

membatasi ruang gerak untuk menyatakan pendapat dan


M

ng

berdemokrasi. Kebutuhan warga negara untuk mengetahui dan


on
gu

Halaman 53 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memahami persoalan-persoalan publik sangat penting bagi

si
berjalannya negara demokrasi. Adanya informasi yang akurat dapat

melindungi masyarakat dari analisis yang keliru. Masyarakat yang ada

ne
ng
di Papua sangat membutuhkan informasi yang cukup untuk

do
gu mengungkapkan suara dan kepentingan mereka dan mengontrol

pejabat-pejabat publik.

In
A
f. Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang

pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik


ah

lik
(UU No. 12/2005), setiap orang berhak atas kebebasan untuk

menyatakan pendapat. Hak ini termasuk kebebasan untuk mencari,


am

ub
menerima dan memberikan infornasi yang pada akhirnya terlanggar

karena akibat dari objek gugatan dengan pembatasan dan pemblokiran


ep
k

layanan data di wilayah Papua dan Papua Barat.


ah

R
g. Dampak pelanggaran terhadap pasal 19 ayat (2) tersebut tidak hanya

si
berdampak pada anggota-anggota dari pihak Penggugat melainkan

ne
ng

berdampak pada hak-hak masyarakat untuk mencari, menerima dan

memberikan informasi terkait dengan situasi dan kondisi di wilayah

do
gu

Papua Barat dan Papua. Satu-satunya informasi hanya didapatkan

baik oleh anggota-anggota Penggugat maupun masyarakat dari


In
A

pemerintah, yang jelas-jelas memiliki kepentingan dan cenderung tidak


ah

lik

berimbang.

h. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


m

ub

karena akibat dari perbuatan Tergugat I berdampak negatif terhadap


ka

kegiatan pelayan publik, karena beberapa pelayanan atas jasa atau


ep

administrative menggunakan data, sehingga akibat dari perbuatan


ah

Tergugat I terkait pembatalan dan pemblokiran layanan data di Papua


R

es

Barat dan Papua tidak dapat dilakukan, hal ini jelas sangat merugikan
M

ng

kepentingan masyarakat Papua Barat dan Papua sebagai penerima


on
gu

Halaman 54 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak

si
langsung.

i. Pasal 4 ICCPR yang diratifikasi melalui UU No. 12/2005 yang

ne
ng
mengatur bahwa pembatasan terhadap hak asasi manusia hanya

do
gu diperbolehkan jika hal telah terpenuhi yakni adanya situasi darurat

yang mengancam kehidupan bangsa, adanya deklarasi resmi situasi

In
A
darurat oleh negara, dan adanya notifikasi terkait deklarasi resmi

situasi darurat tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB yang


ah

lik
kemudian akan mengkonfirmasi kepada negara-negara pihak lainnya.

j. Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang


am

ub
Informasi dan Transaksi Elektronik jo Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008


ep
k

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


ah

R
k. Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang

si
peraturan Hukum Pidana jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1958

ne
ng

tentang Menyatakan Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946

tentang peraturan Hukum pidana untuk seluruh wilayah Republik

do
gu

Indonesia dan Mengubah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang


In
A

Hukum Acara Pidana (KUHAP).


ah

lik

l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang

penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik jo Peraturan


m

ub

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem


ka

dan Transaksi Elektronik.


ep

m. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2014


ah

tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif.


R

es

2. Objek gugatan bertentangan dengan dan/atau melanggar asas-asas


M

ng

umum pemerintahan yang baik, yaitu:


on
gu

Halaman 55 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Asas kepastian hukum karena objek gugatan telah membuat peran pers

si
untuk memenuhi hak masyarakat agar dapat mengetahui informasi

sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun

ne
ng
1999 tentang Pers jadi tidak bisa dikerjakan pada saat objek gugatan

do
gu dilakukan. Selain itu Pengaturan tentang bagaimana membatasi dan

menangani hoax, ujaran kebencian dan provokasi yang masih berlaku

In
A
pun tidak jelas, seharusnya Para Tergugat menggunakan mekanisme

yang sudah ada, bukan membuat mekanisme yang tanpa dasar hukum.
ah

lik
b. Asas tertib penyelenggara negara karena objek dilakukan tanpa adanya

kejelasan dasar hukum, tanpa surat keputusan yang memadai,


am

ub
melabrak banyak peraturan perundang-undangan yang berlaku,

melabrak jaminan penghormatan dan perlindungan hak-hak


ep
k

konstitusional warga yang dijamin oleh peraturan perundang-undangan.


ah

R
c. Asas kepentingan umum karena objek gugatan berdampak pada

si
seluruh aspek kepentingan umum warga di Provinsi Papua dan Papua

ne
ng

Barat selama diberlakukan. Seluruh pelayanan publik, akses informasi,

sistem pemerintahan dan swasta yang terhubung dengan internet

do
gu

semua tidak bisa diakses. Wartawan dan perusahaan-perusahaan

media yang membutuhkan akses komunikasi dan kerja-kerja


In
A

menggunakan internet menjadi tidak bisa melakukan tugasnya. Kerja-


ah

lik

kerja jurnalistik menjadi terhambat dikarenakan kesulitan dalam

melakukan verifikasi dan klarifikasi informasi antara para redaksi dan


m

ub

para reporternya dilapangan. Objek gugatan juga sangat berdampak


ka

luas bagi seluruh masyarakat umum seperti sistem elektronik yang


ep

down, terjadi kerusakan fasilitas e-government seperti absensi


ah

elektronik pegawai, pada Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa


R

es

(BLPBJ) Provinsi Papua melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik


M

ng

(LPSE) terhambat atas pelayanan pengadaan barang dan jasa yang


on
gu

Halaman 56 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memerlukan koneksi internet, pengemudi ojek online di Jayapura

si
kehilangan pencaharian, kerja-kerja jurnalistik terhambat mengakses

informasi dan komunikasi, mengurangi jumlah wisata asing yang

ne
ng
berkunjung ke Papua dan sebagian mesin ATM di Jayapura tidak dapat

do
gu melakukan transfer atau penarikan uang.

d. Asas keterbukaan (Para Penggugat tidak menyampaikan alasan

In
A
mengapa Tergugat I melanggar asas keterbukaan).

e. Asas tidak menyalahgunakan kewenangan karena objek gugatan


ah

lik
dilakukan dengan tidak beralasan dan tidak berdasarkan prosedur dan

kriteria pembatasan hak sebagaimana yang dimaksud ketentuan


am

ub
peraturan perundang-undangan. Objek gugatan juga dilakukan hanya

dengan melakukan siaran pers dan tanpa alasan kewenangan dan


ep
k

prosedur yang jelas.


ah

R
f. Asas proporsionalitas karena objek gugatan melakukan penghukuman

si
kepada seluruh warga di Provinsi Papua dan Papua Barat. Jurnalis

ne
ng

yang sedang melakukan tugas-tugas yang dimandatkan undang-

undang menjadi terhambat. Para Penggugat yang menjalankan visi,

do
gu

misi, agenda juga menjadi terganggu. Sangat besar kemungkinan

Hakim, Jaksa, Polisi yang sedang bekerja dan memenuhi tugas negara
In
A

dalam penegakan hukum dan membutuhkan layanan data atau akses


ah

lik

internet menjadi tidak bisa. Guru, murid, mahasiswa yang melakukan

rangkaian kegiatan pendidikan dan akademik serta membutuhkan


m

ub

layanan internet juga menjadi terganggu.


ka

Bahwa dalil-dalil gugatan Para Penggugat tersebut di atas sama sekali tidak
ep

beralasan dan tidak berdasar atas hukum, oleh karena itu Tergugat I
ah

menyatakan menolak semua dalil gugatan Para Penggugat.


R

es

Bahwa Tergugat I menyampaikan jawaban terhadap pokok perkara sebagai


M

ng

berikut:
on
gu

Halaman 57 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Keputusan Objek Gugatan Tidak Bertentangan Dengan Peraturan

si
Perundang-Undangan Yang Berlaku.

Bahwa Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa telah didasarkan

ne
ng
pada 3 (tiga) aspek hukum utama pembentukan suatu Keputusan TUN

do
gu yaitu aspek kewenangan, aspek prosedur, dan aspek substansi

sebagaimana diatur Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun

In
A
2014 tentang Administrasi Pemerintahan (selanjutnya disebut “UU

Administrasi Pemerintahan”).
ah

lik
a. Aspek kewenangan

Bahwa objek gugatan telah diterbitkan oleh Tergugat I telah sesuai


am

ub
dengan kewenangannya, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Ketentuan dalam Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b)
ep
k

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan


ah

R
Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-

si
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-

ne
ng

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (selanjutnya disebut “UU ITE”), mengatur sebagai

do
gu

berikut:

Pasal 40 UU ITE:
In
A

“(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis


ah

lik

gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi

Elektronik dan Transaksi Elektronik yang mengganggu


m

ub

ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan


ka

Perundang-undangan.
ep

(2a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan


ah

dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


R

es

Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan


M

ng

ketentuan peraturan perundang-undangan


on
gu

Halaman 58 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada

si
ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan

akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara

ne
ng
Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses

do
gu terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang memiliki muatan yang melanggar hukum.”

In
A
2) Selanjutnya berdasarkan penjelasan umum angka I alinea 9 UU

ITE menjelaskan kriteria konten ilegal adalah sebagai berikut:


ah

lik
Ketiga, karakteristik virtualitas ruang siber memungkinkan konten

ilegal seperti Informasi dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki


am

ub
muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau

pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman,


ep
k

penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga


ah

R
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik,

si
serta perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan

ne
ng

berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan, dan pengiriman

ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara

do
gu

pribadi dapat diakses, didistribusikan, ditransmisikan, disalin,

disimpan untuk didiseminasi kembali dari mana saja dan kapan


In
A

saja. Dalam rangka melindungi kepentingan umum dari segala


ah

lik

jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi

Elektronik dan Transaksi Elektronik, diperlukan penegasan peran


m

ub

Pemerintah dalam mencegah penyebarluasan konten ilegal dengan


ka

melakukan tindakan pemutusan akses terhadap Informasi


ep

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan


ah

yang melanggar hukum agar tidak dapat diakses dari yurisdiksi


R

es

Indonesia serta dibutuhkan kewenangan bagi penyidik untuk


M

ng

meminta informasi yang terdapat dalam Penyelenggara Sistem


on
gu

Halaman 59 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Elektronik untuk kepentingan penegakan hukum tindak pidana di

si
bidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik.

3) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 23 UU

ne
ng
ITE jo Pasal 1 angka 35 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

do
gu 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

(selanjutnya disebut “PP No.82/2012”) yang merupakan turunan

In
A
dari UU ITE, mengatur sebagai berikut:

Pasal 1 angka 23 UU ITE:


ah

lik
“Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh

Presiden”
am

ub
Pasal 1 angka 35 PP No.82/2012:

“Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


ep
k

pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.”


ah

R
4) Mencermati ketentuan Pasal 1 angka 23 jo. Pasal 40 ayat (2), ayat

si
(2a), dan ayat (2b) UU ITE jo Pasal 1 angka 35 PP No. 82/2012,

ne
ng

maka secara yuridis Tergugat I selaku pejabat yang ditunjuk

presiden untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

do
gu

komunikasi dan informatika mempunyai kewenangan atributif untuk

mencegah terjadinya penyebarluasan konten ilegal dengan


In
A

melakukan tindakan pemutusan akses terhadap Informasi


ah

lik

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan

yang melanggar hukum agar tidak dapat diakses dari yurisdiksi


m

ub

Indonesia untuk melindungi ketertiban umum;


ka

5) Bahwa perbuatan Tergugat I berupa:


ep

a) Melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di


ah

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua


R

es

pada 19 Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia


M

ng

Timur) s.d pukul 20.30 WIT.


on
gu

Halaman 60 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Melakukan pemblokiran layanan data dan/atau pemutusan

si
akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29

kota/kabupaten) dan Provinsi Papua barat (13

ne
ng
kota/kabupaten) tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan

do
gu setidak-tidaknya pada 4 September 2019 pukul 23.00 WIT.

(2) Melakukan memperpanjang pemblokiran layanan data

In
A
dan/atau pemutusan akses internet di 4 kota/kabupaten di

Provinsi Papua (Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,


ah

lik
Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2

kota/kabupaten di Provinsi Papua Barat (Kota Manokwari


am

ub
dan Kota Sorong) sejak tanggal 4 September 2019 pukul

23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00


ep
k

WIB/20.00 WIT.
ah

R
Merupakan kewenangan Tergugat I sebagaimana diatur dalam

si
Pasal 1 angka 23 jo Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU

ne
ng

ITE jo Pasal 1 angka 35 PP No. 82/2012 serta Penjelasan angka I

alinea 9 UU ITE untuk mencegah terjadinya penyebarluasan

do
gu

penyebaran berita bohong dan menyesatkan serta mencegah

perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan berdasarkan


In
A

suku, agama, ras, dan golongan di beberapa wilayah Provinsi


ah

lik

Papua Barat dan Provinsi Papua yang dapat dilakukan oleh Pihak

yang tidak bertanggung jawab;


m

ub

Berdasarkan uraian di atas, maka objek gugatan telah memenuhi


ka

aspek kewenangan pembentukan suatu Keputusan Tata Usaha


ep

Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 23 jo Pasal 40 ayat


ah

(2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE jo Pasal 1 angka 35 PP No.
R

es

82/2012 serta Penjelasan angka I alinea 9 UU ITE.


M

ng

b. Aspek Prosedur
on
gu

Halaman 61 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa objek gugatan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku,

si
dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Bahwa Tergugat I secara atributif mempunyai kewenangan

ne
ng
untuk melakukan tindakan sebagaimana objek gugatan, dimana

do
gu Tergugat I terlebih dahulu telah berkoordinasi dengan

Kementerian/Lembaga terkait, dan Aparat Penegak Hukum

In
A
(APH). Adapun pengaturan terkait koordinasi tersebut baru diatur

dalam Pasal 97 ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah


ah

lik
Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan

Transaksi Elektronik, yang diundangkan dan berlaku pada


am

ub
Oktober 2019 yaitu setelah dilakukannya objek gugatan oleh

Tergugat I.
ep
k

2) Bahwa adapun latar belakang Tergugat I melakukan


ah

R
tindakan sebagaimana disebut dalam objek gugatan karena pada

si
hari Kamis tanggal 15 Agustus 2019 telah terjadi kericuhan

ne
ng

antara mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa

Papua (AMP) yang menuntut Papua Merdeka dengan warga

do
gu

dan aparat keamanan di Malang. Kemudian pada hari Jumat

tanggal 16 Agustus 2019 dan Sabtu tanggal 17 Agustus 2019


In
A

terjadi pengepungan yang dilakukan oleh beberapa Ormas


ah

lik

terhadap Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang disertai

dengan kata-kata rasis sebagai akibat adanya isu perusakan


m

ub

bendera Merah Putih.


ka

3) Menyusul kejadian di Malang dan Surabaya, terdapat


ep

banyak berita yang tersebar di media online yang belum tentu


ah

kebenarannya, sehingga memicu aksi massa di Manokwari,


R

es

Jayapura, dan beberapa tempat lain di Papua dan Papua Barat


M

ng

pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019. Selanjutnya terkait


on
gu

Halaman 62 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyebarluasan berita tersebut, Tergugat I melakukan verifikasi

si
kepada Polri dan TNI yang kemudian mengidentifikasi adanya 1

berita yang dikategorikan sebagai Disinformasi (berita yang di

ne
ng
dalamnya terdapat fakta tapi digiring ke informasi yang tidak

do
gu benar) yaitu Polres Surabaya Menculik Dua Orang Pengantar

Makanan untuk Mahasiswa Papua dan 1 berita hoaks yakni Foto

In
A
Mahasiswa Papua Tewas Dipukul Aparat di Surabaya yang

diumumkan di Website Kominfo dan stophoax.id tanggal 19


ah

lik
Agustus 2019.

4) Untuk mencegah luasnya penyebaran hoaks yang memicu


am

ub
aksi massa, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan

throttling atau pelambatan akses/bandwidth mulai pukul 13.00


ep
k

WIT di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat yang dilakukan


ah

R
secara bertahap. Hal ini juga telah disampaikan oleh Tergugat I

si
sebagaimana Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019

ne
ng

tanggal 19 Agustus 2019.

https://kominfo.go.id/content/detail/20787/siaran-pers-no-

do
gu

154hmkominfo082019-tentang-pelambatan-akses-di-beberapa-

wilayah-papua-barat-dan-papua/0/siaran_pers
In
A

5) Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan


ah

lik

dan ketertiban di Papua dan sekitarnya, setelah berkoordinasi

dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait, Tergugat I


m

ub

melakukan pemblokiran sementara layanan Data


ka

Telekomunikasi, mulai Rabu (21/8) hingga suasana Tanah Papua


ep

kembali kondusif dan normal, sebagaimana termuat dalam


ah

Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019 tanggal 21 Agustus


R

es

2019.
M

ng

on
gu

Halaman 63 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
https://www.kominfo.go.id/content/detail/20821/siaran-pers-no-

si
155hmkominfo082019-tentang-pemblokiran-layanan-data-di-

papua-dan-papua-barat/0/siaran_pers

ne
ng
6) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Tergugat I dengan

do
gu Kepolisian dan instansi terkait pada Jumat 23 Agustus 2019

pukul 16.00 WIB, Tergugat I selaku representatif Pemerintah

In
A
menyimpulkan bahwa meskipun situasi dan kondisi di beberapa

Kota dan Kabupaten di Papua dan Papua Barat mulai berangsur-


ah

lik
angsur pulih, namun distribusi dan transmisi informasi hoaks,

kabar bohong, provokatif dan rasis masih terbilang


am

ub
tinggi. Tergugat I pada tanggal 23 Agustus 2019 telah

mengidentifikasi, memvalidasi dan memverifikasi dengan hasil


ep
k

setidaknya 33 (tiga puluh tiga) konten berupa informasi hoaks


ah

R
dan provokasi terkait isu Papua tersebar di total 849 tautan

si
informasi yang disebarkan ke ratusan ribu pemilik akun media

ne
ng

sosial facebook, Instagram, twitter, dan youtube.

7) Selanjutnya berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepolisian

do
gu

dan Instansi yang terkait, Tergugat I telah memutuskan untuk

melakukan pemblokiran akses internet di Papua dan Papua


In
A

Barat masih berlanjut, namun masyarakat tetap dapat


ah

lik

berkomunikasi dengan menggunakan layanan panggilan telepon

dan layanan pesan singkat/SMS . Hal ini sebagai disampaikan


m

ub

melalui Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019 tanggal 23


ka

Agustus 2019.
ep

https://kominfo.go.id/content/detail/20860/siaran-pers-no
ah

159hmkominfo082019-tentang-pemblokiran-layanan-data-di-
R

es

papua-dan-papua-barat-masih-berlanjut/0/siaran_pers
M

ng

on
gu

Halaman 64 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8) Pada rentang waktu pemblokiran akses telekomunikasi di

si
Papua dan Papua Barat masih terdapat aksi massa antara lain:

a) Aksi massa (demo) di Deiyai Papua, yang mengakibatkan 1

ne
ng
anggota TNI meninggal dan 5 Polisi terluka, tanggal 28

do
gu Agustus 2019.

https://www.liputan6.com/news/read/4049216/demo-ricuh-

In
A
di-deiyai-papua-1-anggota-tni-meninggal-dan-5-polisi-

terluka
ah

lik
b) Aksi pemotongan kabel utama jaringan optik Telkom yang

mengakibatkan matinya seluruh jenis layanan seluler di


am

ub
banyak lokasi di Jayapura, tanggal 29 Agustus 2019.

https://kominfo.go.id/content/detail/20982/siaran-pers-no-
ep
k

163hmkominfo082019-tentang-pernyataan-pers-
ah

R
menkominfo/0/siaran_pers

si
9) Berdasarkan hasil koordinasi dengan aparat penegak

ne
ng

hukum/keamanan Kementerian Kominfo membuka kembali blokir

atas layanan data secara bertahap di Papua dan Papua Barat

do
gu

dengan mempertimbangkan situasi keamanan yang sudah mulai

pulih serta sebaran informasi hoaks, kabar bohong, ujaran


In
A

kebencian, hasutan dan provokasi yang menurun, hal tersebut


ah

lik

juga telah disampaikan dalam:

a) Siaran Pers No.170/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 4


m

ub

September 2019
ka

b) Siaran Pers No.173/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 6


ep

September 2019
ah

c) Siaran Pers No.175/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 9


R

es

September 2019
M

ng

on
gu

Halaman 65 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d) Siaran Pers No.177/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 10

si
September 2019

e) Siaran Pers No.179/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 11

ne
ng
September 2019

do
gu f) Siaran Pers No.181/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 13

September 2019

In
A
10) Pada tanggal 23 September 2019 kembali terjadi kerusuhan

di Wamena, sehingga untuk mempercepat proses pemulihan


ah

lik
situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Wamena

setelah terjadi aksi unjuk rasa dan kerusuhan massa di wilayah


am

ub
tersebut yang dipicu oleh distribusi informasi hoaks, kabar

bohong dan ujaran kebencian, Pemerintah kembali memutuskan


ep
k

untuk melakukan pembatasan sementara layanan data


ah

R
telekomunikasi di wilayah Kabupaten Wamena, mulai Senin

si
(23/9/2019) Pukul 12:30 WIT hingga suasana kembali kondusif

ne
ng

dan normal. Masyarakat tetap bisa berkomunikasi menggunakan

layanan suara/voice dan pesan singkat/SMS.

do
gu

11) Pemerintah juga kembali mengimbau masyarakat untuk tidak

menyebarkan informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian


In
A

berbasis SARA, hasutan dan provokasi melalui media apapun


ah

lik

termasuk media sosial, agar proses pemulihan kembali situasi

dan kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Wamena cepat


m

ub

berlangsung. Hal ini sebagaimana disampaikan melalui Siaran


ka

Pers No. 187/HM/KOMINFO/09/2019 tanggal 23 September


ep

2019.
ah

https://kominfo.go.id/content/detail/21719/siaran-pers-no-
R

es

187hmkominfo092019-tentang-pembatasan-layanan-data-di-
M

ng

wamena/0/siaran_pers
on
gu

Halaman 66 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12) Pada Sabtu, 28 September 2019, pukul 09.00 WIT, Pemerintah

si
telah membuka kembali layanan data internet di Kabupaten

Wamena, juga dilakukan di 15 persen titik/sites Kota Jayapura

ne
ng
yang masih dilakukan pembatasan ketika sebagian besar wilayah

do
gu lainnya telah dibuka pada 13 September 2019. Dengan demikian

seluruh layanan telekomunikasi dan internet di 29

In
A
kabupaten/kota di Provinsi Papua dan 13 kabupaten/kota di

Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti semula. Hal


ah

lik
ini sebagaimana disampaikan melalui Siaran Pers No.

190/HM/KOMINFO/09/2019 tanggal 28 September 2019.


am

ub
https://kominfo.go.id/content/detail/21806/siaran-pers-no-

190hmkominfo092019-tentang-layanan-data-wamena-kembali-
ep
k

dibuka-layanan-telekomunikasi-di-seluruh-papua-kembali-
ah

R
normal/0/siaran_pers

si
13) Bahwa tindakan Tergugat I berupa:

ne
ng

a) Melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua

do
gu

pada 19 Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu

Indonesia Timur) s.d pukul 20.30 WIT.


In
A

b) Melakukan pemblokiran layanan data dan/atau pemutusan


ah

lik

akses internet secara menyeluruh di Provinsi papua (29

kota/kabupaten) dan Provinsi Papua barat (13


m

ub

kota/kabupaten) tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan


ka

setidak-tidaknya pada 4 September 2019 pukul 23.00 WIT.


ep

c) Melakukan memperpanjang pemblokiran layanan data


ah

dan/atau pemutusan akses internet di 4 kota/kabupaten di


R

es

Provinsi Papua (Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,


M

ng

Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2


on
gu

Halaman 67 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kota/kabupaten di Provinsi Papua Barat (Kota Manokwari

si
dan Kota Sorong) sejak tanggal 4 September 2019 pukul

23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00

ne
ng
WIB/20.00 WIT.

do
gu perlu dilihat dari kemanfaatan untuk melindungi kepentingan umum

dan keamanan negara.

In
A
Adapun manfaat dilakukannya objek gugatan oleh Tergugat I yaitu:

a) Telah mencegah penyebaran berita bohong dan menyesatkan


ah

lik
serta berkurangnya perbuatan penyebaran kebencian antara

suku, agama, ras dan antargolongan di beberapa wilayah


am

ub
Provinsi Papua dan Papua Barat;

b) Telah mencegah penyebarluasan kerusuhan dan/atau


ep
k

kerusakan fasilitas umum dan fasilitas negara sehingga tidak


ah

R
menimbulkan kerugian bagi masyarakat/negara;

si
14) Bahwa asas hukum kemanfaatan (doelmatigheid) atau tujuan

ne
ng

yang hendak dicapai objek gugatan tersebut sesuai dengan

pendapat:

do
gu

a) Prof. Kuntjoro Purbopranoto, SH. dalam bukunya Beberapa

Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan


In
A

Administrasi Negara, Alumni, cetakan ke empat, Bandung


ah

lik

1985, halaman 48-50, menyatakan:

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar supaya keputusan itu


m

ub

sebagai keputusan yang sah ialah sebagai berikut :


ka

(1) Syarat-syarat materiil


ep

(a) Alat pemerintahan yang membuat keputusan harus


ah

berwenang (berhak)
R

es
M

ng

on
gu

Halaman 68 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(b) Dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat

si
keputusan tidak boleh ada kekurangan yuridis (geen

juridische gebreken in de wilsvorning).

ne
ng
(c) Keputusan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan

do
gu dalam peraturan yang menjadi dasarnya dan

pembuatannya harus juga memperhatikan procedure

In
A
membuat keputusan, bilamana prosedur itu ditetapkan

dengan tegas dalam peraturan itu (rechmatig).


ah

lik
(d) Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan

tujuan yang hendak dicapai (doelmatig)


am

ub
Penjelasan:

(d). Harus “doelmatig” = menuju sasaran yang tepat.


ep
k

Sifatnya “doelmatig bestuur”= tindakan-tindakan langsung


ah

R
terarah kepada sasaran yang ingin dicapai, harus efisien,

si
hemat, cermat tetapi berhasil. Jika kewenangan dilakukan

ne
ng

tidak sesuai dengan tujuan yang seharusnya hendak dicapai

hal itu disebut “detournament de pouvoir” (menyimpang dari

do
gu

tujuan, menyeleweng)

(2) Syarat-syarat formil


In
A

(a) Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan


ah

lik

persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan

cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi.


m

ub

(b) Harus diberi bentuk yangtelah ditentukan.


ka

(c) Syarat-syarat, berhubung dengan pelaksanaan


ep

keputusan itu dipenuhi.


ah

(d) Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal


R

es

yang menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya


M

ng

keputusanitu dan tidak boleh dilupakan.


on
gu

Halaman 69 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b) Selanjutnya Indroharto, SH dalam bukunya Usaha Memahami

si
Undang-Undang Tentang Peradilan Tata usaha Negara Buku II

Beracara Di Pengadilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar

ne
ng
Harapan, Cetakan kedelapan, Jakarta 2003, halaman 165-166,

do
gu yang menyatakan:

“Sebagaimana diketahui pengujian suatu keputusan yang

In
A
dipersoalkan itu dapat dibedakan antara pengujian:

(1) Yang Lengkap, artinya keputusan yang bersangkutan itu diuji


ah

lik
baik mengenai segi kebijaksanaan yang ditempuh maupun

mengenai hukum yang diterapkan;


am

ub
(2) Hal ini dilakukan dalam prosedur keberatan oleh instansi

yang mengeluarkan keputusan semula maupun oleh instansi


ep
k

banding administratif (pengujian oleh instansi dalam


ah

R
lingkungan pemerintah sendiri atau instansi yang berlaku

si
sebagai instansi pengawas administratif). Disitu yang diuji

ne
ng

terutama adalah ketetapan kebijaksanaan yang ditempuh

apakah cukup efektif dan efisien atau tidak di samping juga

do
gu

apakah penerapan hukumnya sudah tepat atau tidak (benar

menurut hukum atau tidak).”


In
A

15) Bahwa substansi dari asas doelmatigheid adalah


ah

lik

kemanfaatan, efektifitas, dan efisiensi penerbitan suatu

Keputusan TUN. Kemanfaatan pada dasarnya adalah salah satu


m

ub

bentuk asas yang perlu diperhatikan dalam penerbitan


ka

Keputusan TUN. Sehingga dalam menilai suatu penerbitan


ep

Keputusan TUN tidak hanya dinilai dari sisi asas rechtmatigheid


ah

semata tetapi juga harus dinilai dari sisi doelmatigheid.


R

es

Majelis Hakim seharusnya dalam membuat pertimbangan hukum


M

ng

juga menggunakan asas doelmatigheid, tetap harus


on
gu

Halaman 70 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempertimbangkan alasan materiil dan formil. Hal tersebut

si
sejalan dengan pendapat Prof. Kuntjoro Purbopranoto dalam

bukunya Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan

ne
ng
Peradilan Administrasi Negara.

do
gu Menjadi kewenangan Majelis Hakim untuk menilai suatu

keputusan TUN dianggap sah baik dari segi rechmatigheid

In
A
maupun doelmatigheid ataupun menggunakan kedua-duanya.

16) Berdasarkan uraian di atas, meskipun ketentuan dalam PP


ah

lik
No. 71/2019 diberlakukan pada bulan oktober 2019, namun

dengan memperhatikan asas kemanfaatan (doelmatigheid)


am

ub
dalam upaya melindungi kepentingan umum bagi masyarakat

dan negara, serta secara faktual Tergugat I telah melakukan


ep
k

koordinasi dengan melibatkan Kementerian/Lembaga sebelum


ah

R
pelaksanaan objek gugatan, maka tindakan Tergugat I telah

si
sesuai secara prosedural.

ne
ng

c. Aspek Substansi

Bahwa penerbitan objek sengketa telah sesuai dengan aspek

do
gu

substansi, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Perbuatan Tergugat I tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 4


In
A

ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,


ah

lik

dengan alasan sebagai berikut:

a) Ketentuan dalam Pasal 28 ayat (1) dan (2) J UUD 45, mengatur
m

ub

sebagai berikut:
ka

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang


ep

lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


ah

bernegara.
R

es

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang


M

ng

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan


on
gu

Halaman 71 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

si
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang

ne
ng
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

do
gu keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis.

In
A
b) Selanjutnya ketentuan dalam Pasal 28 UU ITE, mengatur pada

pokoknya melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak


ah

lik
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa

kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok


am

ub
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA).
ep
k

c) Ketentuan peraturan perundang-undangan memberikan hak


ah

R
kepada setiap orang (pers) untuk mendapatkan dan

si
memberitakan informasi kepada masyarakat, namun hak yang

ne
ng

dimiliki setiap orang (pers) dibatasi oleh suatu peraturan

perundang-undangan yang secara atributif melekat pada

do
gu

Pemerintah dalam upaya menjaga ketertiban umum dan

keamanan negara;
In
A

d) Pemerintah dalam hal ini Tergugat I mempunyai kewajiban


ah

lik

sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat

(2b) UU ITE untuk mencegah agar tidak terjadi masifnya


m

ub

penyebaran informasi hoaks, kabar bohong, provokatif dan rasis


ka

yang berpotensi kerusuhan yang dapat memecah belah


ep

persatuan dan mengancam keamanan negara yang menjadi


ah

kewenangan atributif Pemerintah untuk melindungi kepentingan


R

es

umum khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat.


M

ng

on
gu

Halaman 72 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e) Bahwa adalah keliru apabila Para Penggugat menyatakan

si
perbuatan Tergugat I telah melanggar hak wartawan (pers)

untuk mendapatkan informasi elektronik untuk selanjutnya

ne
ng
diberitakan kepada masyarakat, karena pada faktanya

do
gu perbuatan Tergugat I hanya melakukan tindakan pembatasan

akses internet hanya terhadap layanan data seluler. Dalam hal

In
A
ini Para Penggugat masih dapat melakukan komunikasi dan

mendapatkan informasi melalui layanan suara (voice) dan SMS


ah

lik
melalui telepon seluler, faksimile, akses Internet Service

Provider (ISP) atau Wireless Fidelity (wifi). Selain itu, pada


am

ub
tanggal 5 September 2019 Tergugat I telah menyediakan media

center di Jayapura dan Manokwari untuk pers mengirimkan


ep
k

berita ke kantor masing-masing yang berada di luar wilayah


ah

R
Papua dan Papua Barat.

si
2) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I telah

ne
ng

melanggar ketentuan dalam Pasal 28 J Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 45) jo Pasal 73

do
gu

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

(UU 39/1999), adalah keliru dengan alasan sebagai berikut:


In
A

a) Ketentuan dalam Pasal 28 J UUD 45 dan Pasal 73 UU 39/1999,


ah

lik

mengatur sebagai berikut:

Pasal 28 J:
m

ub

“(1)Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang


ka

lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


ep

bernegara.
ah

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang


R

es

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan


M

ng

undang-undang dengan maksud semata-mata untuk


on
gu

Halaman 73 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

si
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang

adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

ne
ng
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

do
gu demokratis.”

Pasal 73:

In
A
“Hak dan kebebasan yang diatur dalam Undang-undang ini

hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang,


ah

lik
semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan

terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain,


am

ub
kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan bangsa.”

b) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Pasal 28 ayat (2) UU


ep
k

ITE, mengatur sebagai berikut:


ah

R
Pasal 28 ayat (2):

si
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan

ne
ng

informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian

atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat

do
gu

tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan

(SARA).”
In
A

c) Mencermati ketentuan dalam Pasal 28 J dan Pasal 73 yang


ah

lik

membatasi hak dan kebebasan seseorang untuk menjamin

ketertiban umum dan kepentingan bangsa, serta sebagai


m

ub

implementasi dari ketentuan tersebut di atas, pembatasan hak


ka

dan kebebasan tersebut selanjutnya diatur dalam Pasal 28 ayat


ep

(2) UU ITE, dengan demikian Tergugat I selaku representatif


ah

Pemerintah dalam upaya menjaga ketertiban umum serta


R

es

mencegah timbulnya rasa kebencian berdasarkan suku, agama,


M

ng

ras, dan antar golongan (SARA) melakukan pembatasan akses


on
gu

Halaman 74 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
internet di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat. Hal ini

si
juga sejalan dengan Pasal 20 ayat (2) International Covenant

On Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi

ne
ng
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang

do
gu Pengesahan International Covenant On Civil and Political Rights

(Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) (UU

In
A
No. 12/2005), yang mengatur sebagai berikut:

“Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar


ah

lik
kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk

melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan, harus


am

ub
dilarang oleh hukum.”

d) Berdasarkan uraian tersebut di atas, tindakan Tergugat I untuk


ep
k

melakukan perbuatan pelambatan dan pemutusan akses


ah

R
internet di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat justru

si
telah sesuai dengan ketentuan Pasal 28 J UUD 1945, Pasal 73

ne
ng

UU No. 39 Tahun 1999, dan Pasal 20 ayat (2) UU No. 12/2005;

3) Perbuatan Tergugat I tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 19

do
gu

ayat (3) UU No. 12/2005 karena Pembatasan yang dilakukan oleh

Pemerintah dalam hal Tergugat I telah dilakukan sesuai dengan


In
A

hukum yang berlaku yaitu ketentuan dalam Pasal 40 ayat (2), ayat
ah

lik

(2a), dan ayat (2b) UU ITE, sehingga dalil Para Penggugat adalah

keliru dan tidak berdasarkan hukum.


m

ub

4) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I telah


ka

melanggar ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 9


ep

Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di


ah

Muka Umum (UU No. 9/1998) merupakan dalil yang keliru, karena
R

es

alasan-alasan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Halaman 75 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a) Ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 9/1998, mengatur

si
sebagai berikut:

Pasal 1 angka 1

ne
ng
”Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap

do
gu warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan,

tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab

In
A
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku”
ah

lik
b) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Bab VII PERBUATAN

YANG DILARANG, Pasal 28 ayat (2) Jo. Pasal 40 ayat (2), ayat
am

ub
(2a), dan ayat (2b) UU ITE, mengatur sebagai berikut:

Pasal 28 ayat (2)


ep
k

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan


ah

R
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian

si
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat

ne
ng

tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan

(SARA).”

do
gu

Pasal 40 UU ITE:

“(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala


In
A

jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan


ah

lik

Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik yang

mengganggu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan


m

ub

Peraturan Perundang-undangan.
ka

(2a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan


ep

penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik


ah

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan


R

es

yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan


M

ng

perundang-undangan
on
gu

Halaman 76 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud

si
pada ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan

pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada

ne
ng
Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan

do
gu pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang

In
A
melanggar hukum.”

c) Memperhatikan ketentuan tersebut di atas, setiap orang


ah

lik
diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat secara

lisan dan tertulis dengan persyaratan penyampaian informasi


am

ub
tersebut tidak menimbulkan atau mengganggu ketertiban umum

serta keamanan negara sebagaimana diatur dalam UU ITE;


ep
k

d) Tergugat I dalam melakukan perbuatan sebagaimana obyek


ah

R
gugatan a quo merupakan implementasi dari ketentuan UU ITE

si
guna melakukan pencegahan terhadap penyebarluasan

ne
ng

informasi yang tidak dapat dipastikan kebenaranya dalam

rangka menjaga ketertiban umum dan kepentingan bangsa,

do
gu

sehingga dalil Para Penggugat yang menyatakan Perbuatan

Tergugat I dalam melakukan obyek gugatan menyebabkan


In
A

melanggar ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 9/1998


ah

lik

merupakan penafsiran yang keliru dan tidak memperhatikan

peraturan perundang-undangan lain yang terkait, dalam hal ini


m

ub

Pasal 28 J UUD 45 jo Pasal 73 UU 39/1999, Pasal 20 ayat (2)


ka

UU No. 12/2005, dan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b)
ep

UU ITE.
ah

5) Bahwa dalil Para Penggugat yang menyatakan objek gugatan telah


R

es

melanggar pembatasan dalam mengakses internet, membatasi


M

ng

ruang gerak untuk menyatakan pendapat dan berdemokrasi


on
gu

Halaman 77 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana ketentuan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b)

si
UU ITE adalah keliru karena Tergugat I telah bertindak sesuai

dengan kewenangan atributif yang dimiliki Tergugat I sebagaimana

ne
ng
termuat dalam UU ITE untuk melakukan untuk mencegah terjadinya

do
gu penyebarluasan penyebaran berita bohong dan menyesatkan serta

mencegah perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan

In
A
berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan pada beberapa

wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang dapat


ah

lik
dilakukan oleh Pihak yang tidak bertanggung jawab.

6) Bahwa dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat


am

ub
I telah merugikan masyarakat secara langsung atau tidak langsung

karena tidak mendapatkan pelayanan publik sebagaimana


ep
k

ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


ah

R
Pelayanan Publik (UU No. 25/2009), adalah keliru, dengan alasan

si
sebagai berikut:

ne
ng

a) Ketentuan dalam pasal 11 UU No. 25/2009 menyebutkan

sebagai berikut:

do
gu

Pasal 11 ayat (1) UU No. 25/2009:

“Penyelenggara berkewajiban melakukan penyeleksian dan


In
A

promosi pelaksana secara transparan, tidak diskriminatif, dan


ah

lik

adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan”

b) Perbuatan Tergugat I dalam melakukan pembatasan akses


m

ub

internet sebagaimana obyek gugatan merupakan implementasi


ka

dari ketentuan Pasal 11 ayat (1) UU No. 25/2009 dalam rangka


ep

melakukan penyeleksian, dalam hal ini informasi yang dapat


ah

diteruskan kepada publik, dengan batasan sebagaimana diatur


R

es

dalam ketentuan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU
M

ng

ITE.
on
gu

Halaman 78 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selain itu pembatasan akses internet ini juga merupakan bentuk

si
perlindungan terhadap kepentingan dan keamanan negara

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 2 huruf a Undang-

ne
ng
Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (UU No.

do
gu 36/1999), yang menyatakan sebagai berikut:

Pasal 7 ayat (2) huruf a:

In
A
“Dalam penyelenggaraan telekomunikasi, diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:
ah

lik
a. melindungi kepentingan dan keamanan negara”,

sehingga Tergugat I sudah seharusnya mengimplementasikan


am

ub
ketentuan sebagai regulator di bidang telekomunikasi

mempunyai kewajiban untuk melindungi kepentingan dan


ep
k

keamanan negara.
ah

R
7) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I

si
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019

ne
ng

tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP No.

71/2019) adalah tidak berdasar, karena perbuatan Tergugat I

do
gu

dilakukan pada bulan Agustus 2019, sedangkan PP No. 71/2019

berlaku dan diundangkan pada bulan Oktober 2019, sehingga


In
A

secara yuridis Perbuatan Tergugat I pada bulan Agustus 2019 tidak


ah

lik

bertentangan dengan ketentuan dalam PP No. 71/2019.

Berdasarkan uraian di atas, maka objek gugatan telah memenuhi aspek


m

ub

kewenangan, prosedur, dan substansi sehingga dalil Para Penggugat


ka

yang menyatakan objek gugatan bertentangan dengan ketentuan Pasal 52


ep

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi


ah

Pemerintahan (UU No. 30/2014) adalah tidak berdasar menurut hukum.


R

es

Dengan demikian, beralasan Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili,


M

ng

dan memutus perkara a quo untuk menolak dalil-dalil Para Penggugat.


on
gu

Halaman 79 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Objek Gugatan tidak Bertentangan dengan Asas-Asas Umum

si
Pemerintahan yang Baik.

a. Objek gugatan tidak melanggar asas kepastian hukum sebagaimana

ne
ng
yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan

do
gu objek gugatan justru untuk menciptakan kepastian hukum yaitu

mencegah terjadinya penyebarluasan penyebaran berita bohong dan

In
A
menyesatkan serta mencegah perbuatan menyebarkan kebencian atau

permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan di beberapa


ah

lik
wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang dilakukan oleh

Pihak yang tidak bertanggung jawab (vide Pasal 1 angka 23 jo Pasal 40


am

ub
ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE, Pasal 1 Penjelasan angka I

alinea 9 UU ITE, Pasal 1 angka 35 PP No. 82/2012, Pasal 20 ayat (2)


ep
k

UU No. 12/2005) serta melindungi kepentingan dan keamanan negara


ah

R
(vide Pasal 7 ayat (2) huruf a UU No. 36/1999).

si
b. Objek gugatan tidak melanggar asas tertib penyelenggara negara

ne
ng

sebagaimana yang didalilkan Para Penggugat karena, Tergugat I

mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan pencegahan

do
gu

masifnya penyebaran informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan

rasis yang dapat mengancam keamanan negara berdasarkan


In
A

kewenangan atributif yang dijelaskan pada angka 2 huruf a.


ah

lik

c. Objek gugatan tidak melanggar asas kepentingan umum sebagaimana

yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan


m

ub

objek gugatan justru untuk melindungi kepentingan umum khususnya di


ka

wilayah Papua dan Papua Barat agar tidak terjadi masifnya penyebaran
ep

informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan rasis yang berpotensi


ah

mengakibatkan meluasnya kerusuhan yang dapat memecah belah


R

es

persatuan dan mengancam keamanan negara.


M

ng

on
gu

Halaman 80 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Objek gugatan tidak melanggar asas keterbukaan karena tindakan

si
Tergugat I melakukan objek gugatan telah disiarkan melalui:

1) Siaran Pers No.154/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 19 Agustus

ne
ng
2019 (throttling);

do
gu 2) Siaran Pers No.155/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 21 Agustus

2019 (pemblokiran); dan

In
A
3) Siaran Pers No.159/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 23 Agustus

2019 (perpanjangan waktu pemblokiran).


ah

lik
Untuk normalisasi objek gugatan secara bertahap telah disiarkan

melalui:
am

ub
1) Siaran Pers No.170/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 4 September

2019;
ep
k

2) Siaran Pers No.173/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 6 September


ah

R
2019;

si
3) Siaran Pers No.175/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 9 September

ne
ng

2019;

4) Siaran Pers No.177/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 10 September

do
gu

2019;

5) Siaran Pers No.179/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 11 September


In
A

2019; dan
ah

lik

6) Siaran Pers No.181/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 13 September

2019.
m

ub

Selain itu dalam gugatan Para Penggugat tidak dapat memberikan


ka

alasan atas dalil gugatan yang menyatakan objek gugatan melanggar


ep

asas keterbukaan.
ah

e. Objek gugatan tidak melanggar asas menyalahgunakan kewenangan


R

es

karena sebagaimana telah Tergugat I sampaikan pada jawaban pokok


M

ng

perkara bahwa tindakan Tergugat I melakukan objek gugatan telah


on
gu

Halaman 81 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai dengan kewenangan, prosedur, dan substansi sebagaimana

si
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Objek gugatan tidak melanggar asas proporsionalitas sebagaimana

ne
ng
yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan

do
gu objek gugatan telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari

tindakan tersebut yaitu melindungi kepentingan umum khususnya di

In
A
wilayah Papua dan Papua Barat agar tidak terjadi masifnya penyebaran

informasi hoaks, kabar bohong, provokasi, dan ujaran kebencian yang


ah

lik
mengakibatkan kerusuhan yang dapat memecah belah persatuan dan

mengancam keamanan negara, sehingga tindakan Tergugat I bukanlah


am

ub
merupakan penghukuman terhadap antara lain seluruh warga di

Provinsi Papua dan Papua Barat dan jurnalis yang sedang bertugas
ep
k

sebagaimana asumsi Para Penggugat yang didalilkan dalam Gugatan


ah

R
halaman 31 angka 49.

si
3. Dalil Kerugian Para Penggugat Merupakan Dalil yang Keliru.

ne
ng

Bahwa Para Penggugat dalam Gugatan halaman 19 s.d. halaman 25

mendalilkan peristiwa-peristiwa kerugian sebagai akibat dari Objek

do
gu

Gugatan. Menurut Tergugat I hal tersebut adalah dalil yang keliru karena

mencampuradukkan beberapa peristiwa-peristiwa kerugian yang tidak


In
A

diakibatkan oleh Tindakan Pemerintahan Tergugat I (in casu Objek


ah

lik

Gugatan dalam perkara a quo) namun seakan-akan merupakan akibat dari

Objek Gugatan, antara lain:


m

ub

a. Kerusakan fasilitas e-government seperti absensi elektronik pegawai;


ka

b. Terhambatnya koneksi internet untuk Layanan Pengadaan Secara


ep

Elektronik (LPSE) pada Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa


ah

(BLPBJ) Provinsi Papua;


R

es

c. Sebagian mesin ATM di Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau


M

ng

penarikan uang,
on
gu

Halaman 82 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalil-dalil Para Penggugat adalah dalil yang keliru dan tidak berdasarkan

si
hukum dengan penjelasan sebagai berikut:

1). Bahwa sesungguhnya ketiga hal tersebut dalam pengoperasiannya

ne
ng
tidak menggunakan layanan paket data dari jaringan bergerak

do
gu seluler yang merupakan Objek Gugatan, melainkan layanan internet

yang menggunakan jaringan telekomunikasi lainnya antara lain

In
A
jaringan tetap lokal yang dengan media kabel (termasuk fiber optic)

dan layanan ATM yang menggunakan jaringan tetap tertutup


ah

lik
dengan media satelit (VSAT) yang bukan termasuk Objek Gugatan.

(vide Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang


am

ub
Penyelenggaraan Telekomunikasi).

b) Bahwa kerugian yang didalilkan oleh Para Penggugat bukan


ep
k

kerugian yang langsung diderita oleh Para Penggugat melainkan


ah

R
kerugian yang dialami oleh pihak ketiga, sehingga dalil-dalil

si
kerugian Para Penggugat tidak sesuai dengan ketentuan dalam

ne
ng

Pasal 1 angka 5 dan angka 6 Perma 2/2019.

Dengan demikian, Gugatan Para Penggugat yang dalam dalilnya

do
gu

mencampuradukkan peristiwa kerugian sebagaimana tersebut di atas yang

pada faktanya tidak ada hubungannya dengan Objek Gugatan, sekiranya


In
A

dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim untuk menolak Gugatan


ah

lik

a quo.

Berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat I sampaikan dalam Eksepsi dan


m

ub

Jawaban pada pokok perkara terhadap dalil-dalil gugatan Para Penggugat,


ka

maka Tergugat I memohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha


ep

Negara Jakarta, yang memeriksa dan mengadili perkara a quo dapat


ah

memberikan putusan:
R

es

DALAM EKSEPSI:
M

ng

Menerima Eksepsi Tergugat I


on
gu

Halaman 83 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DALAM POKOK PERKARA:

si
1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tindakan Pemerintahan yang dilakukan Tergugat I berupa:

ne
ng
a. Tindakan Pemerintahan throttling atau pelambatan akses/bandwidth

do
gu di beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada

19 Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) s.d

In
A
pukul 20.30 WIT.

b. Tindakan Pemerintahan pemblokiran layanan data dan/atau


ah

lik
pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29

kota/kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 kota/kabupaten)


am

ub
tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4

September 2019 pukul 23.00 WIT.


ep
k

c. Tindakan Pemerintahan memperpanjang pemblokiran layanan data


ah

R
dan/atau pemutusan akses internet secara di 4 kota/kabupaten di

si
Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,

ne
ng

Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2

kota/kabupaten di Provinsi Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan

do
gu

Kota Sorong) sejak tanggal 4 September 2019 pukul 23.00 WIT

sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00 WIB/20.00 WIT,


In
A

adalah bukan perbuatan melanggar hukum karena Tindakan Tergugat I


ah

lik

telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan AAUPB.

3. Membebankan biaya perkara kepada Para Penggugat.


m

ub

Menimbang, bahwa atas gugatan Para Penggugat sebagaimana tersebut


ka

di atas, Tergugat II telah mengajukan Jawaban Tertulis pada persidangan tanggal


ep

29 Januari 2020, sebagai berikut :


ah

A. DALAM EKSEPSI
R

es

A. Eksepsi Error In Persona


M

ng

on
gu

Halaman 84 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 5 Tahun

si
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

ne
ng
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

do
gu Negara dan diubah kembali dengan Undang-Undang No. 51 Tahun

2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun

In
A
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut UU

PTUN), yang dimaksud dengan Tergugat adalah badan atau pejabat


ah

lik
tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan

wewenang yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang


am

ub
yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat

oleh orang atau badan hukum perdata. Dalam perkara a quo yang
ep
k

menjadi objek gugatan adalah tindakan pemerintahan yang


ah

R
merupakan perluasan dari keputusan tata usaha negara berdasarkan

si
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

ne
ng

Pemerintahan (selanjutnya disebut UU Administrasi Pemerintahan)

dan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2 Tahun

do
gu

2019 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan

Pemerintahan dan Kewenangan Mengadili Perbuatan Melanggar


In
A

Hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrechtmatige


ah

lik

Overheidsdaad) (selanjutnya disebut Perma No. 2 Tahun 2019).

Adapun berdasarkan Pasal 1 angkat 7 Perma No. 2 Tahun 2019,


m

ub

tergugat adalah pejabat pemerintahan atau penyelenggara negara


ka

lainnya yang melakukan tindakan pemerintahan berdasarkan


ep

wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang


ah

digugat oleh warga masyarakat;


R

es

2. Merujuk pada pendapat Indroharto, S.H. dalam bukunya Usaha


M

ng

Memahami Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II,


on
gu

Halaman 85 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara, terbitan Pustaka Sinar

si
Harapan, pada halaman 31, ketentuan Pasal 1 angka 6 UU PTUN

menunjuk siapa-siapa yang dapat menjadi tergugat yaitu selalu badan

ne
ng
atau jabatan TUN yang mengeluarkan keputusan berdasarkan

do
gu wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya.

Yang dimaksud dengan “berdasarkan wewenang yang ada padanya

In
A
atau yang dilimpahkan kepadanya” itu menunjuk kepada ketentuan

hukum yang dijadikan dasar sehingga jabatan TUN itu dianggap


ah

lik
berwenang mengeluarkan keputusan TUN (dalam perkara a quo

berupa tindakan) yang disengketakan. Ketentuan hukum yang menjadi


am

ub
dasar wewenang tersebut bersifat atributif. Ada kalanya ketentuan

dalam peraturan dasar yang memberikan wewenang pemerintahan


ep
k

secara atributif tersebut didelegasikan kepada badan atau jabatan


ah

R
TUN yang lain. Apabila atas dasar pendelegasian wewenang

si
pemerintahan tersebut badan atau jabatan TUN yang memperoleh

ne
ng

delegasi mengeluarkan keputusan TUN, maka badan atau jabatan

TUN terakhir inilah yang menurut hukum harus dianggap bertanggung

do
gu

jawab atas keluarnya keputusan TUN tersebut dan karenanya ialah

yang harus digugat;


In
A

3. Bahwa dalam perkara a quo, yang melakukan objek gugatan secara


ah

lik

langsung adalah Tergugat I;

4. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat dalam gugatan halaman


m

ub

12 s/d halaman 17, pada pokoknya mendalilkan bahwa objek


ka

sengketa dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II karena:


ep

a. Tergugat II sebagai atasan dari Tergugat I bertanggung jawab


ah

penuh atas tindakan Tergugat I sebagai pembantu dari Tergugat II


R

es

sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 39


M

ng

Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang mengatur bahwa


on
gu

Halaman 86 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

si
Presiden;

b. Tergugat II sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam

ne
ng
menjalankan tugasnya dibantu oleh Tergugat I yang membidangi

do
gu urusan komunikasi di bidang pemerintahan, sehingga tindakan

Tergugat II dan Tergugat I melakukan koordinasi dan sinkronisasi

In
A
dalam melaksanakan tugas pemerintahan, sebagaimana tertuang

dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) UUD 1945;


ah

lik
c. Bahwa Tergugat II sebagai atasan dari Tergugat I sekaligus sebagai

penanggung jawab tertinggi pemerintahan bertanggung jawab


am

ub
penuh atas tindakan Tergugat I sebagai pembantu dari Tergugat II;

5. Bahwa Tergugat I mempunyai tugas menyelenggarakan urusan


ep
k

pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika untuk membantu


ah

R
Tergugat II dalam menyelenggarakan pemerintahan negara yang

si
kewenangannya didelegasikan dari Tergugat II melalui Peraturan

ne
ng

Presiden No. 54 Tahun 2015. Dengan demikian, tindakan Tergugat I

yang menjadi objek gugatan dilakukan berdasarkan delegasi

do
gu

kewenangan tersebut. Delegasi itu sendiri berdasarkan ketentuan

Pasal 1 angka 23 UU Administrasi Pemerintahan adalah pelimpahan


In
A

kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih


ah

lik

tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah

dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya


m

ub

kepada penerima delegasi;


ka

6. Bahwa sebagaimana telah disampaikan pada huruf b di atas, badan


ep

atau pejabat TUN yang memperoleh delegasi (dalam perkara a quo


ah

Tergugat I) mengeluarkan keputusan TUN (dalam perkara a quo


R

es

berupa tindakan), maka menurut hukum yang harus dianggap


M

ng

bertanggung jawab atas keluarnya keputusan TUN tersebut dan


on
gu

Halaman 87 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karenanya ialah yang harus digugat adalah Tergugat I. Hal tersebut

si
juga diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 23 UU Administrasi

Pemerintahan. Dengan demikian, Para Penggugat keliru menarik

ne
ng
Tergugat II sebagai tergugat (Gemis Aanhoeda Nigheid) sehingga

do
gu sangat beralasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini menyatakan gugatan Para Penggugat tidak

In
A
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).

B. Eksepsi Para Penggugat Tidak Berhak Mengajukan Gugatan (Exceptio


ah

lik
Legitima Persona Standi In Judicio);

1. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) UU PTUN beserta


am

ub
penjelasannya, yang dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata

Usaha Negara (selanjutnya disebut PTUN) hanyalah orang atau badan


ep
k

hukum perdata yang kepentingannya terkena (dirugikan) oleh akibat


ah

R
hukum Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan. Dalam perkara

si
a quo yang menjadi objek gugatan adalah tindakan pemerintahan yang

ne
ng

merupakan perluasan dari keputusan tata usaha negara berdasarkan UU

Administrasi Pemerintahan dan Perma No. 2 Tahun 2019. Adapun

do
gu

berdasarkan Pasal 1 angka 6 Perma No. 2 Tahun 2019, penggugat

adalah warga masyarakat yang kepentingannya dirugikan sebagai akibat


In
A

dilakukannya tindakan pemerintahan;


ah

lik

2. Bahwa dikarenakan dalam UU PTUN maupun penjelasannya tidak

terdapat penjelasan lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan


m

ub

kepentingan, maka merujuk pada pendapat Indroharto, S.H. dalam


ka

bukunya Usaha Memahami Undang-Undang Peradilan Tata Usaha


ep

Negara, Buku II, Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara, terbitan


ah

Pustaka Sinar Harapan, pada halaman 37 s/d halaman 40, pengertian


R

es

kepentingan itu dalam kaitannya dengan hukum acara TUN mengandung


M

ng

dua arti yaitu menunjuk pada nilai yang harus dilindungi oleh hukum dan
on
gu

Halaman 88 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan proses (apa yang hendak dicapai dengan melakukan suatu

si
proses gugatan yang bersangkutan). Terkait dengan arti kepentingan

yang menunjuk pada nilai yang harus dilindungi oleh hukum, dibagi lagi

ne
ng
kedalam dua faktor yaitu kepentingan dalam kaitannya dengan yang

do
gu berhak menggugat dan kepentingan dalam hubungannya dengan

keputusan TUN yang bersangkutan. Mengenai kepentingan dalam

In
A
kaitannya yang berhak menggugat dapat dilihat dari:

a. Penggugat harus mempunyai kepentingan sendiri untuk mengajukan


ah

lik
gugatan tersebut, ia tidak dapat berbuat atas namanya kalau

sesungguhnya hal itu adalah mengenai kepentingan orang lain, sebab


am

ub
kalau ia hendak berproses guna kepentingan orang lain ia

memerlukan suatu kuasa;


ep
k

b. Kepentingan itu harus bersifat pribadi, dimana Penggugat memiliki


ah

R
kepentingan untuk menggugat yang jelas dapat dibedakan dengan

si
kepentingan orang lain;

ne
ng

c. Kepentingan itu harus bersifat langsung;

d. Kepentingan itu secara objektif dapat ditentukan baik mengenai luas

do
gu

maupun intensitasnya.

Mengenai kepentingan dalam hubungannya dengan keputusan TUN


In
A

yang bersangkutan, Penggugat harus dapat menunjukkan bahwa


ah

lik

keputusan TUN yang digugatnya itu merugikan dirinya secara langsung.

Sementara terkait dengan kepentingan proses (apa yang hendak dicapai


m

ub

dengan melakukan suatu proses gugatan yang bersangkutan), tujuan


ka

yang hendak dicapai dengan berproses adalah terlepas dari kepentingan


ep

yang harus dilindungi oleh hukum. Hal ini bertujuan agar Pemerintah
ah

jangan sampai terganggu kinerjanya untuk melayani proses yang tidak


R

es

ada tujuannya, artinya jika kepentingan tidak ada, gugatan itu akan
M

ng

dinyatakan tidak berdasar berdasarkan Pasal 62 PTUN;


on
gu

Halaman 89 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat dalam gugatan halaman 5

si
s/d halaman 10, pada pokoknya mendalilkan:

a. Penggugat I memiliki kepentingan langsung atas objek gugatan

ne
ng
karena sebagai organisasi profesi yang berbadan hukum,

do
gu menjalankan kegiatan-kegiatan advokasi sebagaimana tertuang dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi untuk

In
A
menjalankan fungsi untuk memperjuangkan kebebasan pers. Selain

itu, sebagai organisasi non pemerintah, Penggugat I memiliki


ah

lik
kepentingan dan kedudukan hukum untuk mewakili anggota dalam

memperjuangkan haknya. Penggugat I juga mendalilkan bahwa objek


am

ub
gugatan bertentangan dan merugikan visi-misi, agenda, perjuangan,

komitmen, dan segala usaha yang dimiliki dan telah dilakukan oleh
ep
k

Penggugat I sehingga berkepentingan dan berdasar secara hukum


ah

R
untuk melakukan gugatan TUN melalui Hak Gugat Organisasi/Legal

si
Standing;

ne
ng

b. Penggugat II memiliki kepentingan langsung atas objek gugatan

karena sebagai badan hukum perkumpulan, fokus secara konsisten

do
gu

melakukan advokasi dan edukasi untuk memperjuangkan hak-hak

digital berupa hak untuk berekspresi, hak mengakses informasi, dan


In
A

hak atas rasa aman. Selain itu, karena Penggugat II telah


ah

lik

berkesinambungan menunjukkan kepedulian sesuai dengan visi, misi,

dan tujuan dengan melakukan aksi nyata sesuai dengan Anggaran


m

ub

Dasar yang nyata di masyarakat lebih dari 2 (dua) tahun sehingga


ka

berhak, berkepentingan, dan berdasar secara hukum untuk


ep

mengajukan gugatan TUN melalui Hak Gugat Organisasi/Legal


ah

Standing;
R

es

4. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat dalam gugatan halaman


M

ng

20 s/d halaman 25, pada pokoknya mendalilkan:


on
gu

Halaman 90 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Anggota Penggugat I bernama Lucky Ireuw pemimpin redaksi media

si
Cendrawasih Pos mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu

aktifitas jurnalistik di Cendrawasih Pos terhambat karena kesulitan

ne
ng
menerima data dari wartawan, membuat sistem kerja terganggu

do
gu karena informasi, data dan atau hasil liputan wartawan tidak bisa

langsung dikirim via email, menimbulkan kerugian koran dan iklan;

In
A
b. Anggota Penggugat I bernama Wahyu Dhyatmika pemimpin redaksi

media tempo.co mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu gagal


ah

lik
untuk memverifikasi informasi tentang Papua pasca pengepungan

asrama mahasiswa Papua di Surabaya, unggahan-unggahan video


am

ub
viral di Twitter dan youtube perihal Para Perusuh di Sorong Papua

yang akan menyerang masjid dan kaum muslimin dan kesulitan


ep
k

mengakses narasumber atau meliput di Deiyai


ah

R
c. Anggota Penggugat I bernama Joni Aswira Koordinator liputan CNN

si
Indonesia TV mengalami kerugian akibat objek gugatan yaitu kesulitan

ne
ng

melakukan komunikasi dengan editorial di Jakarta untuk kebutuhan

koordinasi, pengiriman gambar atau video liputan yang mengakibatkan

do
gu

liputan terkini tentang situasi Papua terlambat sampai di Jakarta dan

terlambat untuk tayang bahkan untuk beberapa isu tertentu yang


In
A

dibutuhkan verifikasi cepat menjadi tidak terkirim;


ah

lik

d. Anggota Penggugat II bernama Syaifullah dan Alldo Mooy mengalami

kerugian akibat objek gugatan yaitu hanya dapat mengakses internet


m

ub

melalui jaringan wifi Indihome;


ka

e. Pemerintah daerah dan masyarakat luas mengalami kerugian akibat


ep

objek gugatan yaitu Seluruh pelayanan publik, akses informasi, sistem


ah

pemerintahan dan swasta yang terhubung dengan internet semua


R

es

tidak bisa diakses. Wartawan dan perusahaan-perusahaan media


M

ng

yang membutuhkan akses komunikasi dan kerja-kerja menggunakan


on
gu

Halaman 91 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
internet menjadi tidak bisa melakukan tugasnya. Kerja-kerja jurnalistik

si
menjadi terhambat, sistem elektronik yang down, terjadi kerusakan

fasilitas e-government seperti absensi elektronik pegawai, pada Biro

ne
ng
Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) Provinsi Papua

do
gu melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) terhambat atas

pelayanan pengadaan barang dan jasa yang memerlukan koneksi

In
A
internet, pengemudi ojek online di Jayapura kehilangan pencaharian,

kerja-kerja jurnalistik terhambat mengakses informasi dan komunikasi,


ah

lik
mengurangi jumlah wisata asing yang berkunjung ke Papua dan

sebagian mesin ATM di Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau


am

ub
penarikan uang;

5. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat dalam gugatannya hanya


ep
k

mendalilkan kerugian-kerugian yang dialami dialami oleh redaksi media


ah

R
yang dipimpin oleh anggota Penggugat I dan kerugian anggota

si
Penggugat II serta kerugian yang dialami oleh Pemerintah daerah dan

ne
ng

masyarakat tanpa sama sekali menjelaskan kerugian langsung akibat

objek gugatan yang dialami Para Tergugat. Penggugat juga tidak dapat

do
gu

menjelaskan kepentingan langsung yang bersifat pribadi sebagai dasar

hak dan kepentingan untuk mengajukan gugatan. Para Penggugat tidak


In
A

dapat mengajukan gugatan atas kepentingan orang lain yang merasa


ah

lik

dirugikan oleh objek gugatan;

6. Bahwa Hak Gugat Organisasi/Legal Standing merupakan praktek yang


m

ub

dikenal dalam perkara lingkungan hidup dan perlindungan konsumen.


ka

Dalam perkara a quo, Para Penggugat mendalilkan dasar hak untuk


ep

mengajukan gugatan TUN melalui Hak Gugat Organisasi/Legal Standing


ah

yang mana tidak dikenal dalam perkara PTUN.


R

es

7. Bahwa sebagaimana siaran Pers No. 190/HM/KOMINFO/09/2019


M

ng

tanggal 28 September 2019 Tergugat I pada hari Sabtu tanggal 28


on
gu

Halaman 92 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
September 2019, pukul 09.00 WIT telah membuka kembali layanan data

si
internet di Kabupaten Wamena dan dilakukan di 15 persen titik/sites Kota

Jayapura yang masih dilakukan pembatasan ketik sebagian besar

ne
ng
wilayah lainnya telah dibuka pada 13 September 2019 sehingga seluruh

do
gu layanan telekomunikasi dan internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi

Papua dan 13 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat telah berfungsi

In
A
normal seperti semula. Oleh karena Tergugat I telah membuka kembali

layanan data di Papua dan Papua Barat, maka sudah tidak terdapat lagi
ah

lik
sengketa tata usaha negara antara Para Penggugat dengan Tergugat I

sehingga Para Penggugat sudah tidak mempunyai kepentingan hukum


am

ub
dalam suatu sengketa tata usaha negara (point d’ interet - point d’ action)

dan gugatan Para Penggugat sudah tidak relevan lagi untuk diajukan;
ep
k

8. Bahwa berdasarkan uraian di atas, Para Penggugat tidak memiliki


ah

R
kepentingan yang dirugikan sebagai akibat dari objek gugatan.

si
Mengingat gugatan TUN melalui Hak Gugat Organisasi/Legal Standing

ne
ng

tidak dikenal dalam perkara PTUN, dan seluruh layanan telekomunikasi

dan internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan 13

do
gu

kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti

semula, maka Para Penggugat tidak memenuhi persyaratan untuk


In
A

mengajukan gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (1) UU


ah

lik

PTUN. Dengan tidak terpenuhinya persyaratan untuk mengajukan

gugatan, maka Para Penggugat tidak memiliki legal standing atau


m

ub

kedudukan hukum untuk mengajukan gugatan sehingga sangat


ka

beralasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili


ep

perkara ini menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima


ah

(niet ontvankelijk verklaard).


R

es

C.Eksepsi Tentang Gugatan Kabur (Exceptio Obscuur Libel)


M

ng

1. Pasal 56 UU No. 5 Tahun 1986 mengatur:


on
gu

Halaman 93 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Gugatan harus memuat :

si
a. Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan

penggugat atau kuasanya;

ne
ng
b. Nama jabatan, dan tempat kedudukan tergugat;

do
gu c. Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh

pengadilan.

In
A
(2) Apabila gugatan dimuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa

Penggugat, maka gugatan harus disertau surat kuasa yang sah.


ah

lik
(3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha

Negara yang disengketakan oleh Penggugat.


am

ub
2. Menurut M. Yahya Harahap, S.H., dasar dan alasan gugatan (Posita /

Fundamentum Petendi) yang tidak menjelaskan dasar hukum (Rechts


ep
k

Grond) dan kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan, atau dasar
ah

R
hukum jelas tetapi tidak menjelaskan fakta (fetelijke grond), dalil gugatan

si
seperti itu tidak memenuhi syarat formil gugatan. Gugatan dianggap tidak

ne
ng

jelas dan tidak tertentu (een duidelijk en bepaalde conclusie).

3. Bahwa Penggugat tidak dapat menguraikan kejadian peristiwa yang

do
gu

mendasari diajukannya gugatan secara jelas. Penggugat tidak dapat

menguraikan perbuatan Tergugat II yang bertentangan dengan ketentuan


In
A

peraturan perundang-undangan. Dalil Penggugat terhadap Tergugat II sama


ah

lik

sekali tidak menggambarkan adanya perbuatan Tergugat II yang merupakan

perbuatan sewenang-wenang, oleh karenanya dasar hukum yang diajukan


m

ub

Penggugat terhadap Tergugat II sebagaimana didalilkan di dalam gugatan


ka

menjadi tidak tepat dan menyebabkan ketidaksesuaian antara fakta dengan


ep

dasar hukum, maka dapat dikatakan bahwa gugatan penggugat kabur


ah

(obscuur libel) dengan demikian cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk
R

es

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet onvankelijk


M

ng

verklaard).
on
gu

Halaman 94 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II.DALAM POKOK PERKARA

si
Terlebih dahulu Tergugat II menyatakan segala sesuatu yang dikemukakan di

dalam Eksepsi tetap dipertahankan dan merupakan bagian yang tidak

ne
ng
terpisahkan di dalam pokok perkara,

do
Bahwa dalam gugatannya, Para Penggugat mendalilkan hal-hal pada
gu
pokoknya sebagai berikut:

In
A
A. Dalil Para Penggugat yang secara khusus ditujukan kepada Tergugat II adalah

sebagai berikut:
ah

lik
1. Bahwa Para Tergugat mempunyai kewenangan untuk mencegah terjadinya

hal-hal berupa penyebaran hoaks, provokasi, ujaran kebencian dan hasutan


am

ub
yang secara benar dan mendasar, bukan melakukan tindakan pemutusan

internet dengan dalil Pasal 40 UU No. 16 Tahun 2016 tentang Perubahan UU


ep
k

No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dimana pasal
ah

R
tersebut hanya mengatur terkait konten negatif bukan pemutusan internet;

si
2. Bahwa Tergugat II sebagai atasan dari Tergugat I bertanggung jawab penuh

ne
ng

atas tindakan Tergugat I sebagai Pembantu dari Tergugat II sebagaimana

tertuang dalam Pasal 3 UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara:

do
gu

“Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.”;

3. Bahwa Tergugat II sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam


In
A

menjalankan tugasnya dibantu oleh Tergugat I yang membidangi urusan


ah

lik

komunikasi di bidang pemerintahan, sehingga tindakan Tergugat II dan

Tergugat I melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam melaksanakan tugas


m

ub

pemerintahan sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) UUD
ka

1945: “Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD


ep

1945 dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri negara yang


ah

membidangi urusan tertentu di bidang pemerintahan;


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 95 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa Tergugat II sebagai atasan Tergugat I sekaligus sebagai penanggung

si
jawab tertinggi pemerintahan bertanggung jawab atas tindakan Tergugat I

sebagai pembantu dari Tergugat II;

ne
ng
5. Para Penggugat telah melakukan upaya administrasi kepada Tergugat II untuk

do
mengoreksi objek gugatanyang dilakukan oleh Tergugat I, tetapi Tergugat II
gu
nyatanya tidak memberikan respon atau jawaban apapun, juga tidak

In
A
melakukan tindakan konkrit apapun atas tindakan Tergugat II yang cacat

kewenangan, cacat prosedur dan cacat substansi;


ah

lik
6. Bahwa akibat perbuatan Tergugat I dan Tergugat II, wartawan pada umumnya

khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat tidak bisa melakukan pekerjaan
am

ub
sehari-hari untuk memenuhi hak informasi masyarakat karena ketidakadaan

atau keterbatasan internet. Kesulitan tersebut tercermin berdasarkan


ep
k

komunikasi antara Wartawan di lapangan dengan Pimpinan Redaksi, kesulitan


ah

R
menghubungi narasumber untuk proses konfirmasi berita, mengunduh berita

si
ke media online dan menyebarkan berita melalui medium internet.

ne
ng

B.Objek gugatan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan dan

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) dengan uraian sebagai

do
gu

berikut:

1. Objek gugatan bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan,


In
A

yaitu:
ah

lik

a. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang

Pers (selanjutnya disebut UU Pers) yang mengatur bahwa


m

ub

“kemerdekaan dijamin sebagai hak asasi warga negara”, dan


ka

Pasal 4 ayat (3) yang berbunyi “untuk menjamin kemerdekaan


ep

pers, pers nasional mempunyai hak untuk mencari,


ah

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi”,


R

es

karena menghalangi dan mengganggu aktifitas wartawan


M

ng

yang sedang melakukan peliputan media di Papua, Papua


on
gu

Halaman 96 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Barat dan wilayah lainnya. Sehingga para penerima informasi

si
terbatasi mendapatkan informasinya;

b. Pasal 28 J UUD 1945 jo. Pasal 73 Undang-Undang No. 39

ne
ng
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (selanjutnya disebut

do
gu UU HAM) yang mengatur mengenai pembatasan dan

larangan yang hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan

In
A
undang-undang;

c. Pasal 19 ayat (3) Undang-undang No. 12 Tahun 2005 tentang


ah

lik
pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil

dan Politik (selanjutnya disebut UU No. 12 Tahun 2005)


am

ub
khususnya yang terkait kebebasan untuk mencari, menerima

dan memberikan informasi dapat dikenai pembatasan


ep
k

sepanjang dapat dilakukan sesuai dengan hukum. Hal ini


ah

R
dapat diartikan bahwa terkait dengan pembatasan-

si
pembatasan yang dilakukan harus berlandaskan hukum dan

ne
ng

peraturan perundang-undangan, guna mendapatkan

kepastian hukum terkait dengan pembatasan-pembatasan

do
gu

tersebut;

d. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang


In
A

Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum


ah

lik

(selanjutnya disebut (UU No. 9 Tahun 1998) menyatakan

“setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul,


m

ub

dan mengeluarkan pendapat”. Objek gugatan merupakan


ka

tindakan pembungkaman dan penyembunyian fakta-fakta di


ep

wilayah Papua, dan publik dipaksa menerima kebenaran


ah

tertentu. Kebenaran yang harus diterima hanyalah kebenaran


R

es

dari pelaku pembungkaman. Dengan adanya kebebasan atas


M

ng

informasi, maka kebenaran “lain” dapat diungkapkan tanpa


on
gu

Halaman 97 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
rasa takut. Hak ini penting untuk menjamin pencarian

si
(seeking) dan penemuan (discovery) kebenaran. Oleh karena

itu kebebasan atas informasi menantang sikap yang

ne
ng
absolutism;

do
gu e. Pasal 40 ayat (2), ayat (2a) dan ayat (2b) Undang-Undang No.

11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

In
A
(selanjutnya disebut UU ITE) karena objek gugatan telah

melanggar pembatasan dalam mengakses internet,


ah

lik
membatasi ruang gerak untuk menyatakan pendapat dan

berdemokrasi. Kebutuhan warga negara untuk mengetahui


am

ub
dan memahami persoalan-persoalan publik sangat penting

bagi berjalannya negara demokrasi. Adanya informasi yang


ep
k

akurat dapat melindungi masyarakat dari analisis yang keliru.


ah

R
Masyarakat yang ada di Papua sangat membutuhkan

si
informasi yang cukup untuk mengungkapkan suara dan

ne
ng

kepentingan mereka dan mengontrol pejabat-pejabat publik;

f. Pasal 19 ayat (2) Undang-undang No. 12 Tahun 2005

do
gu

mengatur bahwa setiap orang berhak atas kebebasan untuk

menyatakan pendapat. Hak ini termasuk kebebasan untuk


In
A

mencari, menerima dan memberikan infornasi yang pada


ah

lik

akhirnya terlanggar karena akibat dari objek gugatan dengan

pembatasan dan pemblokiran layanan data di wilayah Papua


m

ub

dan Papua Barat;


ka

g. Dampak pelanggaran terhadap pasal 19 ayat (2) tersebut


ep

tidak hanya berdampak pada anggota-anggota dari pihak


ah

Penggugat melainkan berdampak pada hak-hak masyarakat


R

es

untuk mencari, menerima dan memberikan informasi terkait


M

ng

dengan situasi dan kondisi di wilayah Papua Barat dan Papua.


on
gu

Halaman 98 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Satu-satunya informasi hanya didapatkan baik oleh anggota-

si
anggota Penggugat maupun masyarakat dari pemerintah,

yang jelas-jelas memiliki kepentingan dan cenderung tidak

ne
ng
berimbang;

do
gu h. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (selanjutnya disebut UU Pelayanan Publik) karena

In
A
akibat dari perbuatan Tergugat I berdampak negatif terhadap

kegiatan pelayan publik, karena beberapa pelayanan atas jasa


ah

lik
atau administrative menggunakan data, sehingga akibat dari

perbuatan Tergugat I terkait pembatalan dan pemblokiran


am

ub
layanan data di Papua Barat dan Papua tidak dapat dilakukan,

hal ini jelas sangat merugikan kepentingan masyarakat Papua


ep
k

Barat dan Papua sebagai penerima manfaat pelayanan publik,


ah

R
baik secara langsung maupun tidak langsung;

si
i. Pasal 4 ICCPR yang diratifikasi melalui UU No. 12 Tahun

ne
ng

2005 yang mengatur bahwa pembatasan terhadap hak asasi

manusia hanya diperbolehkan jika hal telah terpenuhi yakni

do
gu

adanya situasi darurat yang mengancam kehidupan bangsa,

adanya deklarasi resmi situasi darurat oleh negara, dan


In
A

adanya notifikasi terkait deklarasi resmi situasi darurat


ah

lik

tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB yang kemudian

akan mengkonfirmasi kepada negara-negara pihak lainnya;


m

ub

j. Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008


ka

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Undang-


ep

Undang No. 16 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-


ah

Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi


R

es

Elektronik;
M

ng

on
gu

Halaman 99 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
k. Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang No. 1 Tahun 1946

si
tentang peraturan Hukum Pidana (selanjutnya disebut KUHP)

jo. Undang-Undang No. 7 Tahun 1958 tentang Menyatakan

ne
ng
Berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 tentang

do
gu peraturan Hukum pidana untuk seluruh wilayah Republik

Indonesia dan Mengubah Kitab Undang-Undang Hukum

In
A
Pidana dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut


ah

lik
KUHAP);

l. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang


am

ub
penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

(selanjutnya disebut PP No. 71 Tahun 2019) jo. Peraturan


ep
k

Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan


ah

R
Sistem dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut PP No.

si
82 Tahun 2012;

ne
ng

m. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 19 Tahun

2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif.

do
gu

2.Objek gugatan bertentangan dengan dan/atau melanggar asas-asas

umum pemerintahan yang baik, yaitu:


In
A

a. Asas kepastian hukum karena objek gugatan telah


ah

lik

membuat peran pers untuk memenuhi hak masyarakat

agar dapat mengetahui informasi sebagaimana diatur


m

ub

dalam Pasal 6 UU Pers jadi tidak bisa dikerjakan pada


ka

saat objek gugatan dilakukan. Selain itu Pengaturan


ep

tentang bagaimana membatasi dan menangani hoax,


ah

ujaran kebencian dan provokasi yang masih berlaku


R

es

pun tidak jelas, seharusnya Para Tergugat


M

ng

on
gu

Halaman 100 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggunakan mekanisme yang sudah ada, bukan

si
membuat mekanisme yang tanpa dasar hukum.

b. Asas tertib penyelenggara negara karena objek

ne
ng
dilakukan tanpa adanya kejelasan dasar hukum, tanpa

do
gu surat keputusan yang memadai, melabrak banyak

peraturan perundang-undangan yang berlaku,

In
A
melabrak jaminan penghormatan dan perlindungan

hak-hak konstitusional warga yang dijamin oleh


ah

lik
peraturan perundang-undangan.

c. Asas kepentingan umum karena objek gugatan


am

ub
berdampak pada seluruh aspek kepentingan umum

warga di Provinsi Papua dan Papua Barat selama


ep
k

diberlakukan. Seluruh pelayanan publik, akses


ah

R
informasi, sistem pemerintahan dan swasta yang

si
terhubung dengan internet semua tidak bisa diakses.

ne
ng

Wartawan dan perusahaan-perusahaan media yang

membutuhkan akses komunikasi dan kerja-kerja

do
gu

menggunakan internet menjadi tidak bisa melakukan

tugasnya. Kerja-kerja jurnalistik menjadi terhambat


In
A

dikarenakan kesulitan dalam melakukan verifikasi dan


ah

lik

klarifikasi informasi antara para redaksi dan para

reporternya dilapangan. Objek gugatan juga sangat


m

ub

berdampak luas bagi seluruh masyarakat umum


ka

seperti sistem elektronik yang down, terjadi kerusakan


ep

fasilitas e-government seperti absensi elektronik


ah

pegawai, pada Biro Layanan Pengadaan Barang dan


R

es

Jasa (BLPBJ) Provinsi Papua melalui Layanan


M

ng

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) terhambat atas


on
gu

Halaman 101 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelayanan pengadaan barang dan jasa yang

si
memerlukan koneksi internet, pengemudi ojek online di

Jayapura kehilangan pencaharian, kerja-kerja

ne
ng
jurnalistik terhambat mengakses informasi dan

do
gu komunikasi, mengurangi jumlah wisata asing yang

berkunjung ke Papua dan sebagian mesin ATM di

In
A
Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau

penarikan uang.
ah

lik
d. Asas keterbukaan (Para Penggugat tidak

menyampaikan alasan mengapa Tergugat II melanggar


am

ub
asas keterbukaan).

e. Asas tidak menyalahgunakan kewenangan karena


ep
k

objek gugatan dilakukan dengan tidak beralasan dan


ah

R
tidak berdasarkan prosedur dan kriteria pembatasan

si
hak sebagaimana yang dimaksud ketentuan peraturan

ne
ng

perundang-undangan. Objek gugatan juga dilakukan

hanya dengan melakukan siaran pers dan tanpa

do
gu

alasan kewenangan dan prosedur yang jelas.

f. Asas proporsionalitas karena objek gugatan


In
A

melakukan penghukuman kepada seluruh warga di


ah

lik

Provinsi Papua dan Papua Barat. Jurnalis yang sedang

melakukan tugas-tugas yang dimandatkan undang-


m

ub

undang menjadi terhambat. Para Penggugat yang


ka

menjalankan visi, misi, agenda juga menjadi


ep

terganggu. Sangat besar kemungkinan Hakim, Jaksa,


ah

Polisi yang sedang bekerja dan memenuhi tugas


R

es

negara dalam penegakan hukum dan membutuhkan


M

ng

layanan data atau akses internet menjadi tidak bisa.


on
gu

Halaman 102 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Guru, murid, mahasiswa yang melakukan rangkaian

si
kegiatan pendidikan dan akademik serta membutuhkan

layanan internet juga menjadi terganggu.

ne
ng
Bahwa dalil-dalil gugatan Para Penggugat tersebut di atas sama sekali tidak

do
beralasan dan tidak berdasar atas hukum, oleh karena itu Tergugat II
gu
menyatakan menolak semua dalil gugatan Para Penggugat.

In
A
Bahwa Tergugat II menyampaikan jawaban terhadap pokok perkara sebagai

berikut:
ah

lik
1. Terkait kedudukan Tergugat I selaku Menteri Negara yang membidangi

urusan komunikasi dan informatika dan bertugas membantu Tergugat II


am

ub
selaku Presiden RI, Tergugat II menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Negara dibentuk dengan diberikan tugas, fungsi dan kewajiban untuk


ep
k

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karenanya, untuk


ah

R
menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Pemerintah sebagai personifikasi

si
negara diberikan hak untuk melakukan tindakan-tindakan

ne
ng

(bestuurhandelingen). Pemerintah adalah subjek hukum, sebagai

dragger van de rechten en pelichten atau pendukung hak-hak dan

do
gu

kewajiban-kewajiban. Sebagai subjek hukum, Pemerintah sebagaimana

subjek hukum lainnya melakukan tindakan-tindakan. Tindakan


In
A

Pemerintah (bestuurhandelingen) adalah setiap tindakan atau perbuatan


ah

lik

yang dilakukan oleh alat perlengkapan pemerintahan (bestuurorgan)

dalam menjalankan fungsi pemerintahan;


m

ub

b. Dalam konsep hukum Pemerintahan, tindakan pemerintah tersebut


ka

dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan materiil/faktual (fietelijke


ep

handeling) dan tindakan hukum (rechthandeling). Terhadap kedua jenis


ah

tindakan pemerintah tersebut, Philipus M. Hadjon menyatakan bahwa


R

es

pada umumnya pembedaan yang diberikan terhadap kedua perbuatan


M

ng

pemerintah itu didasarkan pada terdapat atau tidaknya akibat hukum


on
gu

Halaman 103 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(rechtsgevolg) dari perbuatan pemerintah yang bersangkutan. Fietelijke

si
handelingen tidak melahirkan akibat hukum, sedangkan

rechtshandelingen justru dimaksudkan untuk melahirkan akibat hukum;

ne
ng
c. Salah satu bentuk tindakan hukum pemerintah adalah penetapan

do
gu beschikking atau dalam literatur hukum Indonesia disebut Keputusan

Tata Usaha Negara (KTUN). Berdasarkan Pasal 1 angka 9 UU PTUN,

In
A
diatur bahwa keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan

tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
ah

lik
yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,


am

ub
individual dan final yang mengakibatkan akibat hukum bagi seseorang

atau badan hukum perdata;


ep
k

d. Menurut Kuntjoro Purbopranoto, agar keputusan yang dibuat menjadi


ah

R
keputusan yang sah terdapat syarat materiil sahnya keputusan yaitu: alat

si
pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang (berhak),

ne
ng

dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat keputusan tidak boleh

ada kekurangan yuridis (geen yuridische gebreken in de welsvoming),

do
gu

keputusan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan dalam peraturan

yang menjadi dasarnya, dan pembentukannya harus juga


In
A

memperhatikan prosedur membuat keputusan bilamana prosedur


ah

lik

tersebut ditetapkan dengan tegas dalam peraturan itu (rechtmatig). Isi

dan tujuan keputusan tersebut juga harus sesuai isi dan tujuan yang
m

ub

hendak dicapai (doelmatig);


ka

e. Istilah wewenang memiliki padanan dengan istilah “authority, power, atau


ep

competence” dalam bahasa Inggris, “bevoegd” dalam bahasa Belanda,


ah

dan “gezag” dalam bahasa Jerman. Istilah authority dapat diartikan


R

es

sebagai “The power delegated by a principal to his agent; The lawful


M

ng

delegation of power by one person to another.” Dari pengertian tersebut


on
gu

Halaman 104 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat diartikan bahwa wewenang merupakan kekuasaan untuk

si
bertindak. Namun demikian wewenang harus dibedakan dengan

kekuasaan dan hak. Tidak semua kekuasaan adalah kewenangan,

ne
ng
namun semua kewenangan adalah kekuasaan. Kewenangan adalah

do
gu kekuasaan yang diformalkan dalam peraturan perundang-undangan,

sedangkan kekuasaan tidak hanya diberikan oleh hukum, namun dapat

In
A
juga karena politik, ekonomi, kedudukan sosial dan sebagainya.

Begitupun kewenangan dan hak harus dibedakan, dimana kewenangan


ah

lik
merupakan kekuasaan untuk bertindak dalam ranah hukum publik,

adapun hak adalah kekuasaan untuk bertindak dalam ranah hukum


am

ub
privat. Terkait dengan kewenangan, Philipus M. Hadjon, berpendapat

bahwa dalam Hukum Tata Negara wewenang (bevoegdheid)


ep
k

dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum (rechtsmacht). Jadi dalam


ah

R
konsep hukum publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan.

si
Selanjutnya Philipus M Hadjon menyatakan “Sebagai konsep hukum

ne
ng

publik, wewenang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga komponen, yaitu

pengaruh, dasar hukum dan konformitas hukum. Komponen pengaruh

do
gu

ialah bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan

perilaku subyek hukum. Komponen dasar hukum, bahwa wewenang itu


In
A

selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya dan komponen konformitas


ah

lik

hukum, mengandung makna adanya standard wewenang, yaitu standard

umum (semua jenis wewenang) dan standard khusus (untuk jenis


m

ub

wewenang tertentu)”.
ka

f. Wewenang merupakan syarat yang harus dipenuhi alam tindakan


ep

pemerintahan, artinya tindakan pemerintahan harus didasarkan pada


ah

norma wewenang yang diterimanya, baik yang diperoleh secara atribusi,


R

es

delegasi, maupun mandat. Philipus M Hadjon berpendapat bahwa setiap


M

ng

tindakan pemerintahan harus bertumpu pada kewenangan yang sah dan


on
gu

Halaman 105 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diperoleh melalui tiga sumber yaitu atribusi, delegasi, dan mandat.

si
Definisi kewenangan atribusi adalah kewenangan yang melekat pada

jabatan yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Dasar atau

ne
ng
Undang-Undang, sedangkan kewenangan delegasi dan mandat

do
gu bersumber dari pelimpahan. Pada prinsipnya dalam menjalankan

kewenangannya, badan/pejabat yang berwenang tidak diperkenankan

In
A
bertindak melampaui kewenangannya (ultra vires). Karena setiap

penggunaan kewenangan selalu dibatasi oleh materi (materiae), ruang


ah

lik
(locus), dan waktu (tempus). Di luar batas-batas tersebut maka dapat

dikatakan tindakan pemerintahan yang melampaui batas-batas


am

ub
wewenang (onbevoegdheid), oleh karenanya tindakan pemerintah harus

didasarkan pada kewenangan yang sah;


ep
k

g. Bab V tentang Kementerian Negara, Pasal 17 UUD 1945 mengatur


ah

R
tentang:

si
1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara;

ne
ng

2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden;

3) Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam Pemerintahan;

do
gu

4) Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian negara

diatur undang-undang.
In
A

Apabila mencermati ketentuan Pasal 17 UUD 1945, khususnya ayat (3)


ah

lik

maka dapat diketahui bahwa setiap menteri membidangi urusan

pemerintahan tertentu sesuai dengan bidang kerjanya;


m

ub

h. Tugas dan tanggung jawab menteri komunikasi dan informatika terkait


ka

bidang telekomunikasi, diatur di dalam ketentuan Pasal 1 angka 17 UU


ep

No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (selanjutnya disebut UU


ah

Telekomunikasi) yang mengatur bahwa Menteri adalah Menteri yang


R

es

ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi.


M

ng

on
gu

Halaman 106 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya Bab III tentang Pembinaan, Pasal 4 UU Telekomunikasi

si
mengatur tentang:

1) Telekomunikasi dikuasi oleh negara dan pembinaannya dilakukan

ne
ng
oleh Pemerintah;

do
gu 2) Pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan

penyelenggaraan telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan,

In
A
pengaturan, pengawasan dan pengendalian;

3) Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan


ah

lik
pengendalian di bidang telekomunikasi sebagaimana dimaksud ayat

(2) dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan


am

ub
memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam

masyarakat serta perkembangan global.


ep
k

Artinya telekomunikasi dikuasai oleh negara serta dalam menetapkan


ah

R
kebijakan terkait pengaturan, pengawasan, dan pengendalian di bidang

si
telekomunikasi dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan

ne
ng

memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam

masyarakat serta perkembangan global. Menteri Komunikasi dan

do
gu

Informatika sebagai Menteri yang bertugas dan bertanggung jawab di

bidang komunikasi dan informatika mempunyai kewenangan


In
A

sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 4 UU Telekomunikasi;


ah

lik

i. Kedudukan Kementerian Komunikasi dan Informatika di dalam tata

pemerintahan Indonesia diatur di dalam Pasal 1 Peraturan Presiden


m

ub

Republik Indonesia No. 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi


ka

dan Informatika (selanjutnya disebut Perpres No. 54 Tahun 2015) yang


ep

mengatur tentang:
ah

1) Kementerian Komunikasi dan Informatika berada di bawah dan


R

es

bertanggung jawab kepada Presiden;


M

ng

2) Kementerian Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh Menteri;


on
gu

Halaman 107 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
j. Adapun tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika

si
terdapat di dalam ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3 Perpres 54 Tahun 2015

yang mengatur:

ne
ng
Pasal 2:

do
gu Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan

In
A
informatika untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan

Pemerintahan Negara.
ah

lik
Pasal 3:
am

ub
a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan

sumber daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan


ep
k

pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi informatika,


ah

R
pengelolaan informasi dan komunikasi publik;

si
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan

ne
ng

perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan

informatika, penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan

do
gu

informasi dan komunikasi publik;

c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan


In
A

pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika,


ah

lik

penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi

informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik;


m

ub

d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia


ka

di bidang komunikasi dan informatika;


ep

e. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh


ah

unsur organisasi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan


R

es

Informatika;
M

ng

on
gu

Halaman 108 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan

si
Kementerian Komunikasi dan Informatika;

g. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

ne
ng
jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika;

do
gu h. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Komunikasi dan Informatika.

In
A
k. Memperhatikan uraian penjelasan tersebut di atas, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa kedudukan Menteri Komunikasi dan Informatika tidak


ah

lik
semata-mata sebagai bawahan Presiden RI tetapi Menteri Komunikasi

dan informatika merupakan perangkat negara dan pemerintahan yang


am

ub
diberikan kewenangan undang-undang atau disebut kewenangan yang

bersifat atributif yang kemudian didelegasikan kepada Menteri


ep
k

Komunikasi dan Informatika RI untuk melaksanakan tugas dan fungsinya


ah

R
dalam bidang telekomunikasi dan informatika, sehingga

si
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan kewenangan Manteri

ne
ng

Komunikasi dan Informatika RI berada pada Menteri Komunikasi dan

Informatika RI bukan berada pada Presiden RI in casu Tergugat II.

do
gu

2. Objek Gugatan Tidak Bertentangan dengan dan/atau Melanggar

Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku, dengan alasan sebagai


In
A

berikut:
ah

lik

Bahwa objek sengketa telah didasarkan pada 3 (tiga) aspek hukum utama

pembentukan suatu Keputusan TUN yaitu aspek kewenangan, aspek


m

ub

prosedur, dan aspek substansi sebagaimana diatur Pasal 52 ayat (1) UU


ka

Administrasi Pemerintahan.
ep

a. Aspek Kewenangan
ah

Bahwa objek sengketa telah diterbitkan oleh Tergugat I telah sesuai


R

es

dengan kewenangannya, dengan penjelasan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Halaman 109 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Ketentuan dalam Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) Undang-

si
Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.

ne
ng
19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 11

do
gu Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya

disebut “UU ITE”), mengatur sebagai berikut:

In
A
Pasal 40 UU ITE:

(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis


ah

lik
gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik

dan Transaksi Elektronik yang mengganggu ketertiban umum,


am

ub
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

(2a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan dan


ep
k

penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


ah

R
yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan

si
peraturan perundang-undangan;

ne
ng

(2b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses

do
gu

dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem

Elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap


In
A

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang


ah

lik

memiliki muatan yang melanggar hukum.

(2) Selanjutnya berdasarkan penjelasan umum angka I alinea 9 UU ITE


m

ub

menjelaskan kriteria konten ilegal adalah sebagai berikut:


ka

Ketiga, karakteristik virtualitas ruang siber memungkinkan konten


ep

ilegal seperti Informasi dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki


ah

muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau


R

es

pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman,


M

ng

penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga


on
gu

Halaman 110 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik,

si
serta perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan

berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan, dan pengiriman

ne
ng
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara

do
gu pribadi dapat diakses, didistribusikan, ditransmisikan, disalin,

disimpan untuk didiseminasi kembali dari mana saja dan kapan saja.

In
A
Dalam rangka melindungi kepentingan umum dari segala jenis

gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan


ah

lik
Transaksi Elektronik, diperlukan penegasan peran Pemerintah dalam

mencegah penyebarluasan konten ilegal dengan melakukan


am

ub
tindakan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum


ep
k

agar tidak dapat diakses dari yurisdiksi Indonesia serta dibutuhkan


ah

R
kewenangan bagi penyidik untuk meminta informasi yang terdapat

si
dalam Penyelenggara Sistem Elektronik untuk kepentingan

ne
ng

penegakan hukum tindak pidana di bidang Teknologi Informasi dan

Transaksi Elektronik.

do
gu

3) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 23 UU ITE

jo. Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun 2012, mengatur sebagai


In
A

berikut:
ah

lik

Pasal 1 angka 23 UU ITE:

“Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh


m

ub

Presiden”
ka

Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun 2012:


ep

“Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


ah

pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.”


R

es

4) Mencermati ketentuan Pasal 1 angka 23 jo. Pasal 40 ayat (2), ayat


M

ng

(2a), dan ayat (2b) UU ITE jo. Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun
on
gu

Halaman 111 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2012 tersebut, maka secara yuridis Tergugat I selaku pejabat yang

si
ditunjuk presiden untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang komunikasi dan informatika mempunyai kewenangan untuk

ne
ng
mencegah terjadinya penyebarluasan konten ilegal dengan

do
gu melakukan tindakan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar

In
A
hukum agar tidak dapat diakses dari yurisdiksi Indonesia untuk

melindungi ketertiban umum;


ah

lik
5) Bahwa perbuatan Tergugat I yang menjadi objek gugatan berupa:

a)Melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di


am

ub
beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada

19 Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur)


ep
k

s.d pukul 20.30 WIT;


ah

R
b) Melakukan pemblokiran layanan data dan/atau pemutusan akses

si
internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29 kota/kabupaten)

ne
ng

dan Provinsi Papua barat (13 kota/kabupaten) tertanggal 21

Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September

do
gu

2019 pukul 23.00 WIT;

c) Melakukan memperpanjang pemblokiran layanan data dan/atau


In
A

pemutusan akses internet di 4 kota/kabupaten di Provinsi Papua


ah

lik

(Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan

Kabupaten Jayawijaya) dan 2 kota/kabupaten di Provinsi Papua


m

ub

Barat (Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak tanggal 4


ka

September 2019 pukul 23.00 WIT sampai dengan 9 September


ep

2019 pukul 18.00 WIB/20.00 WIT;


ah

Merupakan kewenangan Tergugat I sebagaimana diatur dalam Pasal


R

es

1 angka 23 jo. Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE jo.
M

ng

Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun 2012 serta Penjelasan angka I


on
gu

Halaman 112 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alinea 9 UU ITE untuk mencegah terjadinya penyebarluasan

si
penyebaran berita bohong dan menyesatkan serta mencegah

perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan berdasarkan

ne
ng
suku, agama, ras, dan golongan di beberapa wilayah Provinsi Papua

do
gu Barat dan Provinsi Papua yang dapat dilakukan oleh Pihak yang

tidak bertanggung jawab.

In
A
Berdasarkan uraian di atas, maka objek gugatan telah memenuhi aspek

kewenangan pembentukan suatu Keputusan Tata Usaha Negara


ah

lik
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 23 jo. Pasal 40 ayat (2), ayat

(2a), dan ayat (2b) UU ITE jo. Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun 2012
am

ub
serta Penjelasan angka I alinea 9 UU ITE.

b. Aspek Prosedur
ep
k

Bahwa objek gugatan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku,


ah

R
dengan penjelasan sebagai berikut:

si
1) Bahwa Tergugat I mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan

ne
ng

sebagaimana objek gugatan, dimana Tergugat I terlebih dahulu telah

berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, dan Aparat Penegak

do
gu

Hukum (APH). Adapun pengaturan terkait koordinasi tersebut baru diatur

dalam Pasal 97 ayat (2), dan ayat (3) PP No. 71 Tahun 2019, yang
In
A

diundangkan dan berlaku pada Oktober 2019 yaitu setelah dilakukannya


ah

lik

objek gugatan oleh Tergugat I;

2) Bahwa adapun latar belakang Tergugat I melakukan tindakan sebagaimana


m

ub

disebut dalam objek gugatan karena pada hari Kamis tanggal 15 Agustus
ka

2019 telah terjadi kericuhan antara mahasiswa yang tergabung dalam


ep

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang menuntut Papua Merdeka dengan


ah

warga dan aparat keamanan di Malang. Kemudian pada hari Jumat


R

es

tanggal 16 Agustus 2019 dan Sabtu tanggal 17 Agustus 2019 terjadi


M

ng

pengepungan yang dilakukan oleh beberapa Ormas terhadap Asrama


on
gu

Halaman 113 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mahasiswa Papua di Surabaya yang disertai dengan kata-kata rasis

si
sebagai akibat adanya isu perusakan bendera Merah Putih;

3) Menyusul kejadian di Malang dan Surabaya, terdapat banyak berita yang

ne
ng
tersebar di media online yang belum tentu kebenarannya, sehingga

do
gu memicu aksi massa di Manokwari, Jayapura, dan beberapa tempat lain di

Papua dan Papua Barat pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019.

In
A
Selanjutnya terkait penyebarluasan berita tersebut, Tergugat I melakukan

verifikasi kepada Polri dan TNI yang kemudian mengidentifikasi adanya


ah

lik
berita yang dikategorikan sebagai disinformasi (berita yang di dalamnya

terdapat fakta tapi digiring ke informasi yang tidak benar) yaitu Polres
am

ub
Surabaya Menculik Dua Orang Pengantar Makanan untuk Mahasiswa

Papua dan berita hoaks yakni Foto Mahasiswa Papua Tewas Dipukul
ep
k

Aparat di Surabaya yang diumumkan di Website Kominfo dan stophoax.id


ah

R
tanggal 19 Agustus 2019;

si
4) Untuk mencegah luasnya penyebaran hoaks yang memicu aksi massa,

ne
ng

Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan throttling atau

pelambatan akses/bandwidth mulai pukul 13.00 WIT di beberapa wilayah

do
gu

Papua dan Papua Barat yang dilakukan secara bertahap. Hal ini juga telah

disampaikan oleh Tergugat I sebagaimana Siaran Pers No.


In
A

154/HM/KOMINFO/08/2019 tentang Pelambatan Akses di Beberapa


ah

lik

Wilayah Papua Barat dan Papua tanggal 19 Agustus 2019;

5) Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di


m

ub

Papua dan sekitarnya, setelah berkoordinasi dengan aparat penegak


ka

hukum dan instansi terkait, Tergugat I melakukan pemblokiran sementara


ep

layanan data telekomunikasi, mulai Rabu 21 Agustus 2019 hingga


ah

suasana tanah Papua kembali kondusif dan normal, sebagaimana termuat


R

es

dalam Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019 tentang Pemblokiran


M

ng

Layanan Data di Papua dan Papua Barat tanggal 21 Agustus 2019;


on
gu

Halaman 114 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Tergugat I dengan Kepolisian

si
dan instansi terkait pada Jumat 23 Agustus 2019 pukul 16.00 WIB,

Tergugat I selaku representatif Pemerintah menyimpulkan bahwa

ne
ng
meskipun situasi dan kondisi di beberapa kota dan kabupaten di Papua

do
gu dan Papua Barat mulai berangsur-angsur pulih, namun distribusi dan

transmisi informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan rasis masih

In
A
terbilang tinggi. Tergugat I pada tanggal 23 Agustus 2019 telah

mengidentifikasi, memvalidasi dan memverifikasi dengan hasil setidaknya


ah

lik
33 (tiga puluh tiga) konten berupa informasi hoaks dan provokasi terkait

isu Papua tersebar di total 849 tautan informasi yang disebarkan ke


am

ub
ratusan ribu pemilik akun media sosial facebook, Instagram, twitter, dan

youtube;
ep
k

7) Selanjutnya berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepolisian dan instansi


ah

R
yang terkait, Tergugat I telah memutuskan untuk melakukan pemblokiran

si
akses internet di Papua dan Papua Barat masih berlanjut, namun

ne
ng

masyarakat tetap dapat berkomunikasi dengan menggunakan layanan

panggilan telepon dan layanan pesan singkat (SMS). Hal ini sebagai

do
gu

disampaikan melalui Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019 tentang

Pemblokiran Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih Berlanjut


In
A

tanggal 23 Agustus 2019;


ah

lik

8) Pada rentang waktu pemblokiran akses telekomunikasi di Papua dan

Papua Barat masih terdapat aksi massa antara lain:


m

ub

a) Aksi massa (demo) di Deiyai Papua, yang mengakibatkan 1 anggota


ka

TNI meninggal dan 5 Polisi terluka, tanggal 28 Agustus 2019;


ep

b) Aksi pemotongan kabel utama jaringan optik Telkom yang


ah

mengakibatkan matinya seluruh jenis layanan seluler di banyak lokasi di


R

es

Jayapura, tanggal 29 Agustus 2019;


M

ng

on
gu

Halaman 115 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9) Berdasarkan hasil koordinasi dengan aparat penegak hukum/keamanan

si
Tergugat I telah membuka kembali blokir atas layanan data secara

bertahap di Papua dan Papua Barat dengan mempertimbangkan situasi

ne
ng
keamanan yang sudah mulai pulih serta sebaran informasi hoaks, kabar

do
gu bohong, ujaran kebencian, hasutan, dan provokasi yang menurun, hal

tersebut juga telah disampaikan dalam:

In
A
a) Siaran Pers No.170/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 4 September

2019;
ah

lik
b) Siaran Pers No.173/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 6 September

2019;
am

ub
c) Siaran Pers No.175/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 9 September 2019;

d) Siaran Pers No.177/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 10 September


ep
k

2019;
ah

R
e) Siaran Pers No.179/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 11 September

si
2019;

ne
ng

f) Siaran Pers No.181/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 13 September

2019;

do
gu

10) Pada tanggal 23 September 2019 kembali terjadi kerusuhan di Wamena,

sehingga untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan


In
A

ketertiban di wilayah Kabupaten Wamena setelah terjadi aksi unjuk rasa


ah

lik

dan kerusuhan massa di wilayah tersebut yang dipicu oleh distribusi

informasi hoaks, kabar bohong, dan ujaran kebencian Tergugat I kembali


m

ub

memutuskan untuk melakukan pembatasan sementara layanan data


ka

telekomunikasi di wilayah Kabupaten Wamena, mulai Senin 23


ep

September 2019 Pukul 12:30 WIT hingga suasana kembali kondusif dan
ah

normal. Masyarakat tetap bisa berkomunikasi menggunakan layanan


R

es

suara (voice) dan pesan singkat (SMS);


M

ng

on
gu

Halaman 116 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11) Tergugat I juga kembali mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan

si
informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian berbasis SARA,

hasutan dan provokasi melalui media apapun termasuk media sosial,

ne
ng
agar proses pemulihan kembali situasi dan kondisi keamanan di wilayah

do
gu Kabupaten Wamena cepat berlangsung. Hal ini sebagaimana

disampaikan melalui Siaran Pers No. 187/HM/KOMINFO/09/2019

In
A
tentang Pembatasan Layanan Data di Wamena tanggal 23 September

2019;
ah

lik
12) Pada Sabtu, 28 September 2019, pukul 09.00 WIT, Pemerintah telah

membuka kembali layanan data internet di Kabupaten Wamena, juga


am

ub
dilakukan di 15 persen titik/sites Kota Jayapura yang masih dilakukan

pembatasan ketika sebagian besar wilayah lainnya telah dibuka pada 13


ep
k

September 2019. Dengan demikian seluruh layanan telekomunikasi dan


ah

R
internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan 13 kabupaten/kota di

si
Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti semula. Hal ini

ne
ng

sebagaimana disampaikan melalui Siaran Pers No.

190/HM/KOMINFO/09/2019 tentang Layanan Data Wamena Kembali

do
gu

Dibuka Layanan Telekomunikasi di Seluruh Papua Kembali Normal

tanggal 28 September 2019;


In
A

13) Bahwa tindakan Tergugat I yang menjadi objek gugatan berupa:


ah

lik

a) Melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di beberapa

wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19 Agustus


m

ub

2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) s.d pukul 20.30
ka

WIT;
ep

b) Melakukan pemblokiran layanan data dan/atau pemutusan akses


ah

internet secara menyeluruh di Provinsi papua (29 kota/kabupaten)


R

es

dan Provinsi Papua barat (13 kota/kabupaten) tertanggal 21 Agustus


M

ng

on
gu

Halaman 117 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September 2019 pukul

si
23.00 WIT;

c) Melakukan memperpanjang pemblokiran layanan data dan/atau

ne
ng
pemutusan akses internet di 4 kota/kabupaten di Provinsi Papua

do
gu (Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan

Kabupaten Jayawijaya) dan 2 kota/kabupaten di Provinsi Papua

In
A
Barat (Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak tanggal 4 September

2019 pukul 23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul


ah

lik
18.00 WIB/20.00 WIT;

Perlu dilihat dari kemanfaatan untuk melindungi kepentingan umum


am

ub
dan keamanan negara. Adapun manfaat dilakukannya objek gugatan

oleh Tergugat I yaitu:


ep
k

a) Telah mencegah penyebaran berita bohong dan menyesatkan


ah

R
serta berkurangnya perbuatan penyebaran kebencian antara

si
suku, agama, ras dan antargolongan di beberapa wilayah

ne
ng

Provinsi Papua dan Papua Barat;

b) Telah mencegah penyebarluasan kerusuhan dan/atau kerusakan

do
gu

fasilitas umum dan fasilitas negara sehingga tidak menimbulkan

kerugian bagi masyarakat/negara;


In
A

14) Bahwa asas hukum kemanfaatan (doelmatigheid) atau tujuan yang


ah

lik

hendak dicapai objek gugatan tersebut sesuai dengan pendapat:

a) Prof. Kuntjoro Purbopranoto, S.H. dalam bukunya Beberapa Catatan


m

ub

Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara,


ka

terbitan Alumni, pada halaman 48 s/d halaman 50, menyatakan:


ep

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar supaya keputusan itu


ah

sebagai keputusan yang sah ialah sebagai berikut :


R

es

(1)Syarat-syarat materiil
M

ng

on
gu

Halaman 118 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) Alat pemerintahan yang membuat keputusan harus

si
berwenang (berhak);

(b) Dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat

ne
ng
keputusan tidak boleh ada kekurangan yuridis (geen

do
gu juridische gebreken in de wilsvorning);

(c) Keputusan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan

In
A
dalam peraturan yang menjadi dasarnya dan

pembuatannya harus juga memperhatikan procedure


ah

lik
membuat keputusan, bilamana prosedur itu ditetapkan

dengan tegas dalam peraturan itu (rechmatig);


am

ub
(d) Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan

tujuan yang hendak dicapai (doelmatig). Penjelasan:


ep
k

Harus “doelmatig” = menuju sasaran yang tepat. Sifatnya


ah

R
“doelmatig bestuur” berarti tindakan-tindakan langsung

si
terarah kepada sasaran yang ingin dicapai, harus efisien,

ne
ng

hemat, cermat, tetapi berhasil. Jika kewenangan

dilakukan tidak sesuai dengan tujuan yang seharusnya

do
gu

hendak dicapai hal itu disebut “detournament de pouvoir”

(menyimpang dari tujuan, menyeleweng);


In
A

(2)Syarat-syarat formil
ah

lik

(a)Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan

persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan


m

ub

cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi;


ka

(b) Harus diberi bentuk yang telah ditentukan;


ep

(c) Syarat-syarat, berhubung dengan pelaksanaan keputusan


ah

itu dipenuhi;
R

es
M

ng

on
gu

Halaman 119 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(d) Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal

si
yang menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya

keputusan itu dan tidak boleh dilupakan;

ne
ng
b) Selanjutnya Indroharto, S.H. dalam dalam bukunya Usaha Memahami

do
gu Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, Beracara

di Peradilan Tata Usaha Negara, terbitan Pustaka Sinar Harapan,

In
A
pada halaman 165 s/d halaman 166, menyatakan:

“Sebagaimana diketahui pengujian suatu keputusan yang


ah

lik
dipersoalkan itu dapat dibedakan antara pengujian:

(1) Yang Lengkap, artinya keputusan yang bersangkutan itu


am

ub
diuji baik mengenai segi kebijaksanaan yang ditempuh

maupun mengenai hukum yang diterapkan;


ep
k

(2) Hal ini dilakukan dalam prosedur keberatan oleh instansi yang
ah

R
mengeluarkan keputusan serupa maupun oleh instansi

si
banding administratif (pengujian oleh instansi dalam

ne
ng

lingkungan pemerintah sendiri atau instansi yang berlaku

sebagai instansi pengawas administratif). Disitu yang diuji

do
gu

adalah ketetapan kebijaksanaan yang ditempuh apakah

cukup efektif dan efisien atau tidak di samping juga apakah


In
A

penerapan hukumnya sudah tepat atau tidak (benar menurut


ah

lik

hukum atau tidak).”

15) Bahwa substansi dari asas doelmatigheid adalah kemanfaatan, efektifitas,


m

ub

dan efisiensi penerbitan suatu Keputusan TUN. Kemanfaatan pada


ka

dasarnya adalah salah satu bentuk asas yang perlu diperhatikan dalam
ep

penerbitan Keputusan TUN. Sehingga dalam menilai suatu penerbitan


ah

Keputusan TUN tidak hanya dinilai dari sisi asas rechtmatigheid semata
R

es

tetapi juga harus dinilai dari sisi doelmatigheid;


M

ng

on
gu

Halaman 120 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
16) Majelis Hakim seharusnya dalam membuat pertimbangan hukum juga

si
menggunakan asas doelmatigheid, tetap harus mempertimbangkan

alasan materiil dan formil. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Prof.

ne
ng
Kuntjoro Purbopranoto dalam bukunya Beberapa Catatan Hukum Tata

do
gu Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara yaitu menjadi

kewenangan Majelis Hakim untuk menilai suatu keputusan TUN

In
A
dianggap sah baik dari segi rechmatigheid maupun doelmatigheid

ataupun menggunakan kedua-duanya;


ah

lik
Berdasarkan uraian di atas, meskipun ketentuan dalam PP No. 71 Tahun

2019 diberlakukan pada bulan oktober 2019, namun dengan


am

ub
memperhatikan asas kemanfaatan (doelmatigheid) dalam upaya

melindungi kepentingan umum bagi masyarakat dan negara, serta


ep
k

secara faktual Tergugat I telah melakukan koordinasi dengan melibatkan


ah

R
Kementerian/Lembaga sebelum pelaksanaan objek gugatan, maka

si
tindakan Tergugat I telah sesuai secara prosedural.

ne
ng

c. Aspek Substansi

Bahwa penerbitan objek sengketa telah sesuai dengan aspek substansi,

do
gu

dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Perbuatan Tergugat I tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 4 ayat


In
A

(1) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, dengan alasan


ah

lik

sebagai berikut:

a) Ketentuan dalam Pasal 28 ayat (1) dan (2) J UUD 45, mengatur
m

ub

sebagai berikut:
ka

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang


ep

lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


ah

bernegara;
R

es

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang


M

ng

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan


on
gu

Halaman 121 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

si
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang

ne
ng
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

do
gu keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis;

In
A
b) Selanjutnya ketentuan dalam Pasal 28 UU ITE, pada pokokny

melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak


ah

lik
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa

kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok


am

ub
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA);
ep
k

c) Ketentuan peraturan perundang-undangan memberikan hak


ah

R
kepada setiap orang (pers) untuk mendapatkan dan

si
memberitakan informasi kepada masyarakat, namun hak yang

ne
ng

dimiliki setiap orang (pers) dibatasi oleh suatu peraturan

perundang-undangan yang secara atributif melekat pada

do
gu

Pemerintah dalam upaya menjaga ketertiban umum dan

keamanan negara;
In
A

d) Pemerintah dalam hal ini Tergugat I mempunyai kewajiban


ah

lik

sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat

(2b) UU ITE untuk mencegah agar tidak terjadi masifnya


m

ub

penyebaran informasi hoaks, kabar bohong, provokatif dan rasis


ka

yang berpotensi kerusuhan yang dapat memecah belah


ep

persatuan dan mengancam keamanan negara yang menjadi


ah

kewenangan atributif Pemerintah untuk melindungi kepentingan


R

es

umum khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat;


M

ng

on
gu

Halaman 122 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e) Bahwa adalah keliru apabila Para Penggugat menyatakan

si
perbuatan Tergugat I telah melanggar hak wartawan (pers) untuk

mendapatkan informasi elektronik untuk selanjutnya diberitakan

ne
ng
kepada masyarakat, karena pada faktanya perbuatan Tergugat I

do
gu hanya melakukan tindakan pembatasan akses internet hanya

terhadap layanan data seluler. Dalam hal ini Para Penggugat

In
A
masih dapat melakukan komunikasi dan mendapatkan informasi

melalui layanan suara (voice) dan SMS melalui telepon seluler,


ah

lik
faksimile, akses Internet Service Provider (ISP) atau Wireless

Fidelity (wifi). Selain itu, pada tanggal 5 September 2019


am

ub
Tergugat I telah menyediakan media center di Jayapura dan

Manokwari untuk pers mengirimkan berita ke kantor masing-


ep
k

masing yang berada di luar wilayah Papua dan Papua Barat.


ah

R
2) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I telah

si
melanggar ketentuan dalam Pasal 28 J UUD 1945 jo. Pasal 73 UU HAM

ne
ng

adalah keliru dengan alasan sebagai berikut:

a) Ketentuan dalam Pasal 28 J UUD 45 dan Pasal 73 UU HAM, mengatur

do
gu

sebagai berikut:

Pasal 28 J:
In
A

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
ah

lik

dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara;
m

ub

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang


ka

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan


ep

undang-undang dengan maksud semata-mata untuk


ah

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan


R

es

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil


M

ng

sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,


on
gu

Halaman 123 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

si
demokratis;

Pasal 73:

ne
ng
Hak dan kebebasan yang diatur dalam Undang-undang ini hanya

do
gu dapat dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-

mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap

In
A
hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan,

ketertiban umum dan kepentingan bangsa.


ah

lik
b) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE,

mengatur sebagai berikut:


am

ub
c) Pasal 28 ayat (2):

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi


ep
k

yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan


ah

R
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas

si
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

ne
ng

d) Mencermati ketentuan dalam Pasal 28 J dan Pasal 73 yang membatasi

hak dan kebebasan seseorang untuk menjamin ketertiban umum dan

do
gu

kepentingan bangsa, serta sebagai implementasi dari ketentuan

tersebut di atas, pembatasan hak dan kebebasan tersebut selanjutnya


In
A

diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE, dengan demikian Tergugat I


ah

lik

selaku representasi Pemerintah dalam upaya menjaga ketertiban umum

serta mencegah timbulnya rasa kebencian berdasarkan suku, agama,


m

ub

ras, dan antar golongan (SARA) melakukan pembatasan akses internet


ka

di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat. Hal ini juga sejalan
ep

dengan Pasal 20 ayat (2) International Covenant On Civil and Political


ah

Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi dengan UU No. 12 Tahun 2005


R

es

tentang yang mengatur sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Halaman 124 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar

si
kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk

melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan, harus dilarang

ne
ng
oleh hukum.

do
gu e) Berdasarkan uraian tersebut di atas, tindakan Tergugat I untuk

melakukan perbuatan pelambatan dan pemutusan akses internet di

In
A
beberapa wilayah Papua dan Papua Barat justru telah sesuai dengan

ketentuan Pasal 28 J UUD 1945, Pasal 73 UU No HAM, dan Pasal 20


ah

lik
ayat (2) UU No. 12 Tahun 2005;

3) Perbuatan Tergugat I tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 19 ayat (3)


am

ub
UU No. 12 Tahun 2005 karena pembatasan yang dilakukan oleh Tergugat I

telah dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku yaitu ketentuan dalam
ep
k

Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE, sehingga dalil Para
ah

R
Penggugat adalah keliru dan tidak berdasarkan hukum;

si
4) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I telah

ne
ng

melanggar ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 9 Tahun 1998

tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (UU No.

do
gu

9/1998) merupakan dalil yang keliru, karena alasan-alasan sebagai

berikut:
In
A

a) Ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 9/1998, mengatur sebagai


ah

lik

berikut:

Pasal 1 angka 1
m

ub

Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga


ka

negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan


ep

sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan


ah

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 125 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b) Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Bab VII tentang Perbuatan

si
yang Dilarang, Pasal 28 ayat (2) Jo. Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan

ayat (2b) UU ITE, mengatur sebagai berikut;

ne
ng
Pasal 28 ayat (2)

do
gu Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan

informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau

In
A
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu

berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA);


ah

lik
Pasal 40 UU ITE:

(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis


am

ub
gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi

Elektronik dan Transaksi Elektronik yang mengganggu


ep
k

ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan


ah

R
Perundang-undangan;

si
(2a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan

ne
ng

dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai

do
gu

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(2b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada


In
A

ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan


ah

lik

akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara

Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses


m

ub

terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


ka

yang memiliki muatan yang melanggar hukum;


ep

c) Memperhatikan ketentuan tersebut di atas, setiap orang diberikan


ah

kebebasan untuk menyampaikan pendapat secara lisan dan tertulis


R

es

dengan persyaratan penyampaian informasi tersebut tidak


M

ng

on
gu

Halaman 126 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menimbulkan atau mengganggu ketertiban umum serta keamanan

si
negara sebagaimana diatur dalam UU ITE;

d) Tergugat I dalam melakukan perbuatan sebagaimana objek gugatan

ne
ng
a quo merupakan implementasi dari ketentuan UU ITE guna

do
gu melakukan pencegahan terhadap penyebarluasan informasi yang

tidak dapat dipastikan kebenaranya dalam rangka menjaga

In
A
ketertiban umum dan kepentingan bangsa, sehingga dalil Para

Penggugat yang menyatakan Perbuatan Tergugat I dalam


ah

lik
melakukan objek gugatan menyebabkan melanggar ketentuan

dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 9 Tahun 1998 merupakan


am

ub
penafsiran yang keliru dan tidak memperhatikan peraturan

perundang-undangan lain yang terkait, dalam hal ini Pasal 28 J


ep
k

UUD 1945 jo. Pasal 73 UU HAM, Pasal 20 ayat (2) UU No. 12


ah

R
Tahun 2005, dan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE;

si
e) Bahwa dalil Para Penggugat yang menyatakan objek gugatan telah

ne
ng

melanggar pembatasan dalam mengakses internet dan membatasi

ruang gerak untuk menyatakan pendapat dan berdemokrasi

do
gu

sebagaimana ketentuan Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b)

UU ITE adalah keliru karena Tergugat I telah bertindak sesuai


In
A

dengan kewenangan yang dimiliki Tergugat I sebagaimana termuat


ah

lik

dalam UU ITE untuk melakukan untuk mencegah terjadinya

penyebarluasan penyebaran berita bohong dan menyesatkan serta


m

ub

mencegah perbuatan menyebarkan kebencian atau permusuhan


ka

berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan pada beberapa


ep

wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang dapat


ah

dilakukan oleh Pihak yang tidak bertanggung jawab;


R

es

5) Bahwa dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I telah


M

ng

merugikan masyarakat secara langsung atau tidak langsung karena tidak


on
gu

Halaman 127 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendapatkan pelayanan publik sebagaimana ketentuan UU Pelayanan

si
Publik adalah keliru, dengan alasan sebagai berikut:

a) Ketentuan dalam pasal 11 UU Pelayanan Publik menyebutkan sebagai

ne
ng
berikut:

do
gu Pasal 11 ayat (1):

Penyelenggara berkewajiban melakukan penyeleksian dan

In
A
promosi pelaksana secara transparan, tidak diskriminatif, dan adil

sesuai dengan peraturan perundang-undangan;


ah

lik
b) Perbuatan Tergugat I dalam melakukan pembatasan akses internet

sebagaimana objek gugatan merupakan implementasi dari ketentuan


am

ub
Pasal 11 ayat (1) UU No. 25/2009 dalam rangka melakukan

penyeleksian, dalam hal ini informasi yang dapat diteruskan kepada


ep
k

publik, dengan batasan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 40


ah

R
ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE;

si
c) Selain itu pembatasan akses internet ini juga merupakan bentuk

ne
ng

perlindungan terhadap kepentingan dan keamanan negara

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 2 huruf a UU Telekomunikasi,

do
gu

yang menyatakan sebagai berikut:

Pasal 7 ayat (2) huruf a:


In
A

Dalam penyelenggaraan telekomunikasi, diperhatikan hal-hal


ah

lik

sebagai berikut:

a. melindungi kepentingan dan keamanan negara;


m

ub

Sehingga Tergugat I sudah seharusnya mengimplementasikan


ka

ketentuan sebagai regulator di bidang telekomunikasi mempunyai


ep

kewajiban untuk melindungi kepentingan dan keamanan negara.


ah

6) Dalil Para Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat I


R

es

bertentangan dengan PP No. 71 Tahun 2019 adalah tidak berdasar,


M

ng

karena perbuatan Tergugat I dilakukan pada bulan Agustus 2019,


on
gu

Halaman 128 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedangkan PP No. 71 Tahun 2019 berlaku dan diundangkan pada bulan

si
Oktober 2019, sehingga secara yuridis Perbuatan Tergugat I pada bulan

Agustus 2019 tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PP No. 71

ne
ng
Tahun 2019;

do
gu Berdasarkan uraian di atas, maka objek gugatan telah memenuhi aspek

kewenangan, prosedur, dan substansi sehingga dalil Para Penggugat

In
A
yang menyatakan objek gugatan bertentangan dengan ketentuan Pasal 52

Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan


ah

lik
(UU No. 30/2014) adalah tidak berdasar menurut hukum. Dengan

demikian, beralasan Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan


am

ub
memutus perkara a quo untuk menolak dalil-dalil Para Penggugat.

3. Objek Gugatan Tidak Bertentangan dengan dan/atau Melanggar Asas-Asas


ep
k

Umum Pemerintahan yang Baik dengan alasan sebagai berikut:


ah

R
a. Objek gugatan tidak melanggar asas kepastian hukum sebagaimana

si
yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan

ne
ng

objek gugatan justru untuk menciptakan kepastian hukum yaitu

mencegah terjadinya penyebarluasan penyebaran berita bohong dan

do
gu

menyesatkan serta mencegah perbuatan menyebarkan kebencian atau

permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan


In
A

(SARA) di beberapa wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat


ah

lik

yang dilakukan oleh Pihak yang tidak bertanggung jawab (vide Pasal 1

angka 23 jo. Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) UU ITE, Pasal 1
m

ub

Penjelasan angka I alinea 9 UU ITE, Pasal 1 angka 35 PP No. 82 Tahun


ka

2012, Pasal 20 ayat (2) UU No. 12/2005) serta melindungi kepentingan


ep

dan keamanan negara (vide Pasal 7 ayat (2) huruf a UU No. 36/1999);
ah

b. Objek gugatan tidak melanggar asas tertib penyelenggara negara


R

es

sebagaimana yang didalilkan Para Penggugat karena, Tergugat I


M

ng

mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan pencegahan


on
gu

Halaman 129 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masifnya penyebaran informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan

si
rasis yang dapat mengancam keamanan negara berdasarkan

kewenangan atributif yang dijelaskan pada angka 2 huruf a;

ne
ng
c. Objek gugatan tidak melanggar asas kepentingan umum sebagaimana

do
gu yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan

objek gugatan justru untuk melindungi kepentingan umum khususnya di

In
A
wilayah Papua dan Papua Barat agar tidak terjadi masifnya penyebaran

informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan rasis yang berpotensi


ah

lik
mengakibatkan meluasnya kerusuhan yang dapat memecah belah

persatuan dan mengancam keamanan negara;


am

ub
d. Objek gugatan tidak melanggar asas keterbukaan karena tindakan

Tergugat I melakukan objek gugatan telah disiarkan melalui:


ep
k

1) Siaran Pers No.154/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 19 Agustus


ah

R
2019 (throttling);

si
2) Siaran Pers No.155/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 21 Agustus

ne
ng

2019 (pemblokiran); dan

3) Siaran Pers No.159/HM/KOMINFO/08/2019, tanggal 23 Agustus

do
gu

2019 (perpanjangan waktu pemblokiran);

Untuk normalisasi objek gugatan secara bertahap telah disiarkan melalui:


In
A

1) Siaran Pers No.170/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 4 September


ah

lik

2019;

2) Siaran Pers No.173/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 6 September


m

ub

2019;
ka

3) Siaran Pers No.175/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 9 September


ep

2019;
ah

4) Siaran Pers No.177/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 10 September


R

es

2019;
M

ng

on
gu

Halaman 130 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5) Siaran Pers No.179/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 11 September

si
2019; dan

6) Siaran Pers No.181/HM/KOMINFO/09/2019, tanggal 13 September

ne
ng
2019;

do
gu Selain itu dalam gugatan Para Penggugat tidak dapat memberikan

alasan atas dalil gugatan yang menyatakan objek gugatan melanggar

In
A
asas keterbukaan.

e. Objek gugatan tidak melanggar asas menyalahgunakan kewenangan


ah

lik
karena sebagaimana telah Tergugat I sampaikan pada jawaban pokok

perkara bahwa tindakan Tergugat I melakukan objek gugatan telah


am

ub
sesuai dengan kewenangan, prosedur, dan substansi sebagaimana

diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;


ep
k

f. Objek gugatan tidak melanggar asas proporsionalitas sebagaimana


ah

R
yang didalilkan Para Penggugat karena tindakan Tergugat I melakukan

si
objek gugatan telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari

ne
ng

tindakan tersebut yaitu melindungi kepentingan umum khususnya di

wilayah Papua dan Papua Barat agar tidak terjadi masifnya penyebaran

do
gu

informasi hoaks, kabar bohong, provokasi, dan ujaran kebencian yang

mengakibatkan kerusuhan yang dapat memecah belah persatuan dan


In
A

mengancam keamanan negara, sehingga tindakan Tergugat I bukanlah


ah

lik

merupakan penghukuman terhadap antara lain seluruh warga di Provinsi

Papua dan Papua Barat dan jurnalis yang sedang bertugas sebagaimana
m

ub

asumsi Para Penggugat yang didalilkan dalam Gugatan halaman 31


ka

angka 49;
ep

4. Dalil Kerugian Para Penggugat merupakan Dalil yang Keliru


ah

Bahwa Para Penggugat dalam gugatan halaman 19 s/d halaman 25


R

es

mendalilkan peristiwa-peristiwa kerugian sebagai akibat dari objek gugatan.


M

ng

Menurut Tergugat I hal tersebut adalah dalil yang keliru karena


on
gu

Halaman 131 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mencampuradukkan beberapa peristiwa-peristiwa kerugian yang tidak

si
diakibatkan oleh Tindakan Pemerintahan Tergugat I (in casu objek gugatan

dalam perkara a quo) namun seakan-akan merupakan akibat dari Objek

ne
ng
Gugatan, antara lain:

do
gu a. Kerusakan fasilitas e-government seperti absensi elektronik pegawai;

b. Terhambatnya koneksi internet untuk Layanan Pengadaan Secara

In
A
Elektronik (LPSE) pada Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

(BLPBJ) Provinsi Papua;


ah

lik
c. Sebagian mesin ATM di Jayapura tidak dapat melakukan transfer atau

penarikan uang;
am

ub
Dalil-dalil Para Penggugat adalah dalil yang keliru dan tidak berdasarkan

hukum dengan penjelasan sebagai berikut:


ep
k

a. Bahwa sesungguhnya ketiga hal tersebut dalam pengoperasiannya tidak


ah

R
menggunakan layanan paket data dari jaringan bergerak seluler yang

si
merupakan objek gugatan, melainkan layanan internet yang

ne
ng

menggunakan jaringan telekomunikasi lainnya antara lain jaringan tetap

lokal yang dengan media kabel (termasuk fiber optic) dan layanan ATM

do
gu

yang menggunakan jaringan tetap tertutup dengan media satelit (VSAT)

yang bukan termasuk objek gugatan. (vide Pasal 9 Peraturan Pemerintah


In
A

No. 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi);


ah

lik

b. Bahwa kerugian yang didalilkan oleh Para Penggugat bukan kerugian

yang langsung diderita oleh Para Penggugat melainkan kerugian yang


m

ub

dialami oleh pihak ketiga, sehingga dalil-dalil kerugian Para Penggugat


ka

tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 angka 5 dan angka 6


ep

Perma 2/2019.
ah

Dengan demikian, Gugatan Para Penggugat yang dalam dalilnya


R

es

mencampuradukkan peristiwa kerugian sebagaimana tersebut di atas


M

ng

yang pada faktanya tidak ada hubungannya dengan Objek Gugatan,


on
gu

Halaman 132 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sekiranya dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim untuk

si
menolak Gugatan a quo;

Berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat II sampaikan dalam Eksepsi dan

ne
ng
Jawaban pada pokok perkara terhadap dalil-dalil gugatan Para Penggugat, maka

do
Tergugat II memohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
gu
Jakarta, yang memeriksa dan mengadili perkara a quo dapat memberikan

In
A
putusan:

DALAM EKSEPSI:
ah

lik
1. Menerima Eksepsi Tergugat II untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet


am

ub
ontvankelijk verklaard);

DALAM POKOK PERKARA:


ep
k

1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;


ah

R
2. Menyatakan tindakan Tergugat II yang sependapat dengan tindakan

si
Tergugat I yang menjadi objek gugatan berupa:

ne
ng

a. Tindakan Pemerintahan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19

do
gu

Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) s.d pukul

20.30 WIT;
In
A

b. Tindakan Pemerintahan pemblokiran layanan data dan/atau pemutusan


ah

lik

akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29 kota/kabupaten)

dan Provinsi Papua Barat (13 kota/kabupaten) tertanggal 21 Agustus


m

ub

2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September 2019 pukul


ka

23.00 WIT;
ep

c. Tindakan Pemerintahan memperpanjang pemblokiran layanan data


ah

dan/atau pemutusan akses internet secara di 4 kota/kabupaten di


R

es

Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten


M

ng

Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2 kota/kabupaten di Provinsi


on
gu

Halaman 133 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak tanggal 4

si
September 2019 pukul 23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019

pukul 18.00 WIB/20.00 WIT,

ne
ng
adalah bukan perbuatan melanggar hukum;

do
3. Membebankan biaya perkara kepada Para Penggugat;
gu Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat I dan Tergugat II tersebut Para

In
A
Penggugat mengajukan Repliknya tertanggal 5 Februari 2020, dan atas Replik

Para Penggugat tersebut, Tergugat I dan Tergugat II masing-masing


ah

lik
mengajukan Dupliknya tertanggal 12 Februari 2020 yang untuk mempersingkat

uraian Putusan, maka Replik dan Duplik tersebut tidak dicantumkan dalam
am

ub
Putusan akan tetapi termuat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan

satu kesatuan dengan putusan ini;


ep
k

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat I


ah

R
telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi

si
meterai cukup, dilegalisir dan telah dicocokkan dengan aslinya atau fotokopinya

ne
ng

sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta telah diberi tanda

P.1.1 sampai dengan P.1.46, sebagai berikut:

do
gu

1. Bukti P.1.1 : Akta Pernyataan Keputusan Kongres Aliansi Jurnalis

Independen Nomor 32, tanggal 23 Desember 2017


In
A

dibuat di hadapan Ida Noerfatmah, S.H., M.H. Notaris


ah

lik

di Tangerang Selatan. (fotokopi sesuai dengan asli

salinan);
m

ub

2. Bukti P.1. 2 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


ka

Nomor: AHU-0000027.AH.01.08. Tahun 2018 Tentang


ep

Persetujuan Perubahan Badan Hukum Perkumpulan -


ah

Perkumpulan Aliansi Jurnalis Independen, tertanggal


R

es

12 Januari 2018. (fotokopi sesuai print out);


M

ng

on
gu

Halaman 134 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bukti P.1.3 : Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor:

si
34/G/2010/PTUN-JKT tanggal 5 Agustus 2010 antara

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) melawan Lembaga

ne
ng
Sensor Film (LSF). (fotokopi sesuai print out);

do
4. gu Bukti P.1.4 : Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : 370

K/Pdt/2017 tanggal 23 Mei 2017 antara Aliansi

In
A
Jurnalis Independen (AJI) melawan Negara Republik

Indonesia cq. Presiden R.I. cq. Kementerian


ah

lik
Komunikasi dan Informatika, (fotokopi sesuai print

out);
am

ub
5. Bukti P.1.5 : Jurnal Kajian Putusan Pengadilan “ Dictum” edisi 2

Tahun 2004, Mas Achmad Santosa, S.H., LLM.


ep
k

menulis Tulisan berjudul Gugatan AJI : Perluasan Hak


ah

R
Gugat Organisasi (Legal Standing). (fotokopi dari

si
fotokopi);

ne
ng

6. Bukti P.1.6 : Buku berjudul “ Menyingkap Fakta : Paduan Liputan

Investigasi Media Cetak, Radio dan Televisi“ karangan

do
gu

Dandhy Dwi Laksono. (cetakan);

7. Bukti P.1.7 : Buku berjudul “Bagaimana Pemohon Bisa


In
A

Memanfaatkan Hak Atas Informasi” karangan


ah

lik

Sunudyantoro dan Tobby Mendel yang diterbitkan

oleh AJI. (cetakan);


m

ub

8. Bukti P.1.8 : Buku berjudul “Menggedor Pintu, Mendobrak Sekat


ka

Informasi: Pengalaman Jurnalis Memohon Informasi


ep

Publik” karangan Adib Muttaqin, dkk. yang diterbitkan


ah

oleh AJI. (cetakan);


R

es

9. Bukti P.1.9 : Kartu Tanda Penduduk atas nama Abdul Manan dan
M

ng

Revolusi Riza Zulverdi selaku Ketua dan Sekretaris


on
gu

Halaman 135 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Aliansi Jurnalis Independen (AJI). (fotokopi sesuai

si
dengan asli);

10. Bukti P.1.10 : Buku berjudul “Menimbang Antara Kemandirian dan

ne
ng
Keadilan Pangan” Kompilasi Karya Nominasi dan

do
gu Pemenang Penghargaan Liputan Media Terbaik

Tentang Isu Keadilan Pangan, yang diterbitkan oleh

In
A
AJI Indonesia, didukung oleh Oxfam Australian AID.

(cetakan);
ah

lik
11. Bukti P.1.11 : Buku berjudul “Masa Depan Yang Terabaikan “

Kompilasi Karya Nominasi dan Pemenang


am

ub
Penghargaan Liputan Media Terbaik Tentang Isu Anak

2013, yang diterbitkan oleh AJI Indonesia, didukung


ep
k

oleh UNICEF. (cetakan);


ah

R
12. Bukti P.1.12 : Buku berjudul “Kumpulan Hasil Liputan Peserta

si
Banking Journalist Academy 2013 “ yang diterbitkan

ne
ng

oleh AJI Indonesia. (cetakan);

13. Bukti P.1.13 : Buku berjudul “Pernikahan Usia Dini di Indonesia

do
gu

Realitas dan Dampak Sosial “Kompilasi Karya

Nominasi dan Pemenang Penghargaan Karya


In
A

Jurnalis Terbaik Tentang Anak 2015, yang diterbitkan


ah

lik

oleh AJI Indonesia, didukung oleh UNICEF. (cetakan);

14. Bukti P.1.14 : Buku berjudul “Menjaga Pangan, Merawat Masa


m

ub

Depan“ Kompilasi Karya Nominasi dan Pemenang


ka

Penghargaan Liputan Media Terbaik Tentang Isu


ep

Keadilan Pangan- Grow Award 2017, yang diterbitkan


ah

oleh AJI Indonesia, didukung oleh Oxfam Australian


R

es

AID. (cetakan);
M

ng

on
gu

Halaman 136 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Bukti P.1.15 : Buku berjudul “Liku-liku Sistem Jaminan Sosial“

si
Kumpulan Liputan Jurnalis Tentang Sistem Jaminan

Sosial di Indonesia Peruiode 2015-2016, yang

ne
ng
diterbitkan oleh AJI Indonesia, bekerjasama dengan

do
gu Friedrich Ebert Stiftung perwakilan Indonesia dan

Dewan Jaminanan Sosial Nasional (DJSN). (cetakan);

In
A
16. Bukti P.1.16 : Buku berjudul “Jejak Jurnalis Perempuan“,diterbitkan

oleh AJI Indonesia, didukung oleh FNV. (cetakan);


ah

lik
17. Bukti P.1.17 : Buku berjudul “ Menelisik Korupsi Anggaran Publik :

Kumpulan Liputan Isu Anggaran“, yang diterbitkan


am

ub
oleh AJI Indonesia, didukung oleh Prorep USAID

Indonesia. (cetakan);
ep
k

18. Bukti P.1.18 : Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019, Senin


ah

R
tanggal 19 Agustus 2019 Tentang Pembatasan Akses

si
di Beberapa Wilayah Papua Barat dan Papua.

ne
ng

(fotokopi sesuai print out);

19. Bukti P.1.19 : Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019, Rabu

do
gu

tanggal 21 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran

Layanan Data di Papua dan Papua Barat. (fotokopi


In
A

sesuai print out);


ah

lik

20. Bukti P.1.20 : Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019, Jumat

tanggal 23 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran


m

ub

Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih


ka

Berlanjut. (fotokopi sesuai print out);


ep

21. Bukti P.1.21 : Siaran Pers No. 163/HM/KOMINFO/08/2019, Kamis


ah

tanggal 29 Agustus 2019 pukul 23:00 Tentang


R

es

Pernyataan Pers Menkominfo R.I. (fotokopi sesuai


M

ng

print out);
on
gu

Halaman 137 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
22. Bukti P.1.22 : Siaran Pers No. 170/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

si
tanggal 4 September 2019 Tentang Pemerintah

Secara Bertahap Buka Blokir Layanan Data di Papua

ne
ng
dan Papua Barat. (fotokopi sesuai print out);

do
23. Bukti P.1. 23
gu : Siaran Pers No. 173/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat

tanggal 6 September 2019 pukul 20:30 Tentang

In
A
Kabupaten Nabire dan Dogiyai Kondusif, Blokir

Layanan Data Dibuka. (fotokopi sesuai print out);


ah

lik
24. Bukti P.1.24 : Siaran Pers No. 175/HM/KOMINFO/09/2019, Senin

tanggal 9 September 2019 pukul 18:00 WIB Tentang


am

ub
Layanan Data di Papua Terus Dibuka Secara

Bertahap. (fotokopi sesuai print out);


ep
k

25. Bukti P.1.25 : Siaran Pers No. 177/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu


ah

R
tanggal 10 September 2019 pukul 19:00 WIB Tentang

si
Mimika dan Jayawijaya Kondusif, Blokir Layanaan

ne
ng

Data Dibuka. (fotokopi sesuai print out);

26. Bukti P.1.26 : Siaran Pers No. 179/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

do
gu

tanggal 11 September 2019 Tentang Layanan Data

Internet di Seluruh Papua Barat Dibuka. (fotokopi


In
A

sesuai print out);


ah

lik

27. Bukti P.1.27 : Siaran Pers No. 181/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat

tanggal 13 September 2019 Tentang Layanan Data


m

ub

Internet di Jayapura Dibuka Secara Bertahap.


ka

(fotokopi sesuai print out);


ep

28. Bukti P.1.28 : Siaran Pers No. 187/HM/KOMINFO/09/2019, Senin


ah

tanggal 23 September 2019 pukul 19:00 WIB Tentang


R

es

Pembatasan Layanan Data di Wamena. (fotokopi


M

ng

sesuai print out);


on
gu

Halaman 138 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
29. Bukti P.1.29 : Siaran Pers No. 190/HM/KOMINFO/09/2019, Sabtu

si
tanggal 28 September 2019 Tentang Layanan Data

Wamena Kembali Dibuka, Layanan Telekomunikasi di

ne
ng
Seluruh Papua Kembali Normal. (fotokopi sesuai print

do
gu out);

30. Bukti P.1.30 : Surat Keberatan Administratif Para Penggugat kepada

In
A
Tergugat I, hal : Keberatan Atas Pemutusan Akses

Internet di Papua “ tanggal 4 September 2019.


ah

lik
(fotokopi dari fotokopi, tanda terima fotokopi sesuai

dengan asli);
am

ub
31. Bukti P.1.31 : Surat Keberatan Administratif Para Penggugat kepada

Tergugat II, hal : Keberatan Atas Pemutusan Akses


ep
k

Internet di Papua “ tanggal 4 September 2019.


ah

R
(fotokopi dari fotokopi, tanda terima fotokopi sesuai

si
dengan asli);

ne
ng

32. Bukti P.1.32 : Artikel Berita VOA Indonesia yang berjudul : Gubernur

Papua Minta Pemerintah Buka Blokir Internet”,

do
gu

tertanggal 28 Agustus 2019. (fotokopi sesuai print

out);
In
A

33. Bukti P.1.33 : Artikel Berita Liputan 6.com yang berjudul “ Jokowi :
ah

lik

Pemblokiran Internet di Papua untuk kebaikan

bersama” tertanggal 22 Agustus 2019. (fotokopi


m

ub

sesuai print out);


ka

34. Bukti P.1.34 : Artikel berita CNN Indonesia yang berjudul Kominfo
ep

Janji Evaluasi Dampak Blokir Interner, tertanggal 28


ah

Agustus 2019. (fotokopi sesuai print out);


R

es

35. Bukti P.1.35 : Artikel berita BBC Indonesia yang berjudul Papua :
M

ng

Akses internet diblokir, Dewan Pers sebut langkah itu


on
gu

Halaman 139 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lebih berbahaya dari hoaks, tertanggal 31 Agustus

si
2019. (fotokopi sesuai print out);

36. Bukti P.1.36 : Siaran Pers Tergugat I terkait Trust Positif atau

ne
ng
penyaringan konten negatif dan Trust Positif yang

do
gu memblokir konten-konten yang diduga melanggar

undang-undang. (fotokopi sesuai print out);

In
A
37. Bukti P.1.37 : Siaran Pers dengan judul “ Aduan Masyarakat “ yang

dikeluarkan oleh Tergugat I. (fotokopi sesuai print


ah

lik
out);

38. Bukti P.1.38 : Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika


am

ub
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 Tentang

Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif.


ep
k

(fotokopi dari fotokopi);


ah

R
39. Bukti P.1.39 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

si
1999 Tentang PERS. (fotokopi dari fotokopi);

ne
ng

40. Bukti P.1.40 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2005 tentang Pengesahan International Covenant on

do
gu

Civil and Political Rights (Kovenan Internasional

tentang Hak-Hak Sipil dan Politik). (fotokopi dari


In
A

fotokopi);
ah

lik

41. Bukti P.1.41 : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1959 Tentang Pencabutan Undang-


m

ub

Undang No. 74 Tahun 1957 (Lembaran Negara No.


ka

160 Tahun 1957) dan Penetapan Keadaan Bahaya.


ep

(fotokopi dari fotokopi);


ah

42. Bukti P.1.42 : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang


R

es

Pelayanan Publik. (fotokopi dari fotokopi);


M

ng

on
gu

Halaman 140 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 140
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
43. Bukti P.1.43 : Berita Media Tempo.Com, yang dikeluarkan pada

si
tanggal 20 Agustus 2019 dengan judul “ (Fakta atau

Hoaks) Benarkah Veronika Koman Menyebut Ada

ne
ng
Penculikan Mahasiswa di Asrama Papua di Surabaya

do
gu Sebagaimana Narasi Kominfo ?”. (print out);

44. Bukti P.1.44 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

In
A
2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan


ah

lik
Transaksi Elektronik. (fotokopi dari fotokopi);

45. Bukti P.1.45 : Surat dari Acces Now beserta lampirannya kepada
am

ub
Ketua PTUN Jakarta tertanggal 7 Mei 2020, Perihal :

se dalam perkara Nomor : 230/G/TF/2019/PTUN-JKT.


ep
k

(fotokopi dari fotokopi);


ah

R
46. Bukti P.1.46 : Keterangan Ahli Di Bidang Hukum Administrasi

si
Negara Atas Nama Oce Madril, S.H.,M.A. (fotokopi

ne
ng

dari fotokopi);

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat II

do
gu

telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi

meterai cukup, dilegalisir dan telah dicocokkan dengan aslinya atau fotokopinya
In
A

sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta telah diberi tanda
ah

lik

P. 2.1 sampai dengan P. 2.42, sebagai berikut:

1. Bukti P.2.1 : Akta Pendirian Perkumpulan Pembela Kebebasan


m

ub

Berekspresi Asia Tenggara, Nomor 04, tanggal 11


ka

Januari 2019 dibuat di hadapan I Gusti Agung Bagus


ep

Mahapradnyana, S.H., M.Kn. Notaris di Denpasar


ah

-Bali. (fotokopi sesuai dengan salinan);


R

es

2. Bukti P.2.2 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


M

ng

Nomor : AHU-00000401.AH.01.07. Tahun 2019


on
gu

Halaman 141 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 141
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum

si
Perkumpulan Pembela Kebebasan Berekspresi Asia

Tenggara, tertanggal 19 Januari 2019 . (fotokopi

ne
ng
sesuai print out);

do
3. gu Bukti P.2.3 : Undangan dari Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Kementerian Perencanaan Pembangunan

In
A
Nasional, Nomor : … /SA.04/03/2019, tanggal Maret

2019, Hal : Diskusi Pencapaian Progres Bantuan


ah

lik
Hukum TPB/SDG Tujuan 16. (fotokopi dari fotokopi);

4. Bukti P.2.4 : Undangan Fokus Group Discussion (FGD) terkait


am

ub
Pemetaan Media Sosial dalam peristiwa 21 - 23 Mei

2019 yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak


ep
k

Asasi Manusia R.I. dengan suratnya Nomor :


ah

R
19/TPF19-0.3.3/VII/2019 tanggal 15 Juli 2019.

si
(fotokopi sesuai print out);

ne
ng

5. Bukti P.2.5 : Undangan Fokus Group Discussion (FGD) terkait

pemetaan dan tata kelola perlindungan data pribadi

do
gu

(Roadmap PDP) yang diselenggarakan oleh

Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I. dengan


In
A

suratnya Nomor : 1337/DJAI.2/AI.02.02/08/2019,


ah

lik

tanggal 13 Agustus 2019 (fotokopi dari fotokopi);

6. Bukti P.2.6 : Undangan Focus Group Discussion (FGD) yang


m

ub

diselenggarakan oleh Komnas Perempuan dengan


ka

suratnya Nomor: 074/KNAKTP/Pimpinan/


ep

DJAI.2/AI.02.02/08/2019, IV/2019 tanggal 29 April


ah

2019 (fotokopi dari fotokopi);


R

es

7. Bukti P.2.7 : Kartu Tanda Penduduk Pengurus Pembela


M

ng

Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet)


on
gu

Halaman 142 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 142
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketua, Sekretaris dan Bendahara atas nama Damar

si
Juniarto, Anton Muhajir, STP dan Nike Febbysta

Andaru. (fotokopi sesuai dengan asli);

ne
ng
8. Bukti P.2.8 : Buku berjudul “Media Sosial Untuk Advokasi Publik,

do
gu Buku Kerja Organisasi Masyarakat Sipil dan

Komunitas” disusun oleh ICT Watch dan Stikom LSPR

In
A
Jakarta. (cetakan);

9. Bukti P.2.9 : Buku berjudul “Toolkit Kebebasan Berekspresi Bagi


ah

lik
Aktivis Informasi” Diterbitkan oleh The United Nation

Educational, Scientific dan Cultural Organization,


am

ub
(UNESCO). (cetakan);

10. Bukti P.2.10 : Buku berjudul “Jalan Terjal Memperjuangkan Hak-Hak


ep
k

Digital” Karya Riset dalam bentuk laporan yang dibuat


ah

R
oleh SAFEnet. (cetakan);

si
11. Bukti P.2.11 : Buku berjudul “Memahami dan Menyikapi Kekerasan

ne
ng

Berbasis Gender Online” Karya Riset yang dibuat oleh

SAFEnet. (cetakan);

do
gu

12. Bukti P.2.12 : Laporan SAFEnet tentang Kebebasan Pers di

Indonesia. (sesuai cetakan);


In
A

13. Bukti P.2.13 : Riset SAFEnet berjudul “ Menertibkan Hoax Sebagai


ah

lik

Dalih Pengekangan Kebebasan Ekspresi di Asia

Tenggara. (sesuai cetakan);


m

ub

14. Bukti P.2.14 : Laporan Investigasi SAFEnet berjudul “ Memindai


ka

Aktivitas MCA Dalam Kontestasi Sosial-Politik di


ep

Indonesia. (fotokopi dari fotokopi);


ah

15. Bukti P.2.15 : Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019, Senin


R

es

tanggal 19 Agustus 2019 Tentang Pembatasan Akses


M

ng

on
gu

Halaman 143 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 143
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di Beberapa Wilayah Papua Barat dan Papua.

si
(fotokopi sesuai print out);

16. Bukti P.2.16 : Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019, Rabu

ne
ng
tanggal 21 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran

do
gu Layanan Data di Papua dan Papua Barat. (fotokopi

sesuai print out);

In
A
17. Bukti P.2.17 : Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019, Jumat

tanggal 23 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran


ah

lik
Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih

Berlanjut. (fotokopi sesuai print out);


am

ub
18. Bukti P.2.18 : Siaran Pers No. 163/HM/KOMINFO/08/2019, Kamis

tanggal 29 Agustus 2019 pukul 23:00 Tentang


ep
k

Pernyataan Pers Menkominfo R.I. (fotokopi sesuai


ah

R
sesuai print out);

si
19. Bukti P.2.19 : Siaran Pers No. 170/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

ne
ng

tanggal 4 September 2019 Tentang Pemerintah

Secara Bertahap Buka Blokir Layanan Data di Papua

do
gu

dan Papua Barat. (fotokopi sesuai print out);

20. Bukti P.2.20 : Siaran Pers No. 173/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat


In
A

tanggal 6 September 2019 pukul 20:30 Tentang


ah

lik

Kabupaten Nabire dan Dogiyai Kondusif, Blokir

Layanan Data Dibuka. (fotokopi sesuai print out);


m

ub

21. Bukti P.2.21 : Siaran Pers No. 175/HM/KOMINFO/09/2019, Senin


ka

tanggal 9 September 2019 pukul 18:00 WIB Tentang


ep

Layanan Data di Papua Terus Dibuka Secara


ah

Bertahap. (fotokopi sesuai print out);


R

es

22. Bukti P.2.22 : Siaran Pers No. 177/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu


M

ng

tanggal 10 September 2019 pukul 19:00 WIB Tentang


on
gu

Halaman 144 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 144
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mimika dan Jayawijaya Kondusif, Blokir Layanan Data

si
Dibuka. (fotokopi sesuai print out);

23. Bukti P.2.23 : Siaran Pers No. 179/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

ne
ng
tanggal 11 September 2019 Tentang Layanan Data

do
gu Internet di Seluruh Papua Barat Dibuka. (fotokopi

sesuai print out);

In
A
24. Bukti P.2.24 : Siaran Pers No. 181/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat

tanggal 13 September 2019 Tentang Layanan Data


ah

lik
Internet di Jayapura Dibuka Secara Bertahap.

(fotokopi sesuai print out);


am

ub
25. Bukti P.2.25 : Siaran Pers No. 187/HM/KOMINFO/09/2019, Senin

tanggal 23 September 2019 pukul 19:00 WIB Tentang


ep
k

Pembatasan Layanan Data di Wamena. (fotokopi


ah

R
sesuai print out);

si
26. Bukti P.2.26 : Siaran Pers No. 190/HM/KOMINFO/09/2019, Sabtu

ne
ng

tanggal 28 September 2019 Tentang Layanan Data

Wamena Kembali Dibuka, Layanan Telekomunikasi di

do
gu

Seluruh Papua Kembali Normal. (fotokopi sesuai print

out);
In
A

27. Bukti P.2.27 : Petisi #Nyalakan Lagi Lanjutkan! dari Change .Org.
ah

lik

(fotokopi sesuai print out);

28. Bukti P.2.28 : Surat Keberatan Administratif Para Penggugat kepada


m

ub

Tergugat I, hal : Keberatan Atas Pemutusan Akses


ka

Internet di Papua “ tanggal 4 September 2019.


ep

(fotokopi dengan stempel basah);


ah

29. Bukti P.2.29 : Surat Keberatan Administrarif Para Penggugat


R

es

kepada Tergugat II, hal : Keberatan Atas Pemutusan


M

ng

on
gu

Halaman 145 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 145
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Akses Internet di Papua “ tanggal 5 September 2019.

si
(fotokopi dengan stempel basah);

30. Bukti P.2.30 : Artikel Berita BBC Indonesia yang berjudul Papua :

ne
ng
Akses Internet Diblokir, Dewan Pers sebut langkah itu

do
gu lebih berbahaya dari hoaks (fotokopi sesuai print out);

31. Bukti P.2.31 : Artikel berita VOA Indonesia yang berjudul Gubernur

In
A
Papua minta pemerintah buka blokir internet,

tertanggal 28 Agustus 2019. (fotokopi sesuai print


ah

lik
out);

32. Bukti P.2.32 : Artikel Berita Liputan 6.com yang berjudul “ Jokowi :
am

ub
Pemblokiran Internet di Papua Untuk Kebaikan

Bersama” tertanggal 22 Agustus 2019. (fotokopi


ep
k

sesuai print out);


ah

R
33. Bukti P.2.33 : Artikel Berita CNN Indonesia yang berjudul Kominfo

si
Janji Evaluasi Dampak Blokir Internet, tertanggal 28

ne
ng

Agustus 2019. (fotokopi sesuai print out);

34 Bukti P.2.34 : Artikel berita Tempo.co yang berjudul Pemblokiran

do
gu

Internet di Papua, SAFEnet: Layanan Publik

Terhambat. (fotokopi sesuai print out);


In
A

35. Bukti P.2.35 : Siaran Pers Tergugat I terkait Trust Positif atau
ah

lik

penyaringan konten negatif dan Trust Positif yang

memblokir konten-konten yang diduga melanggar


m

ub

Undang-Undang. (fotokopi sesuai print out);


ka

36. Bukti P.2.36 : Siaran Pers dengan judul “ Aduan Masyarakat “ yang
ep

dikeluarkan oleh Tergugat I. (fotokopi sesuai print


ah

out);
R

es
M

ng

on
gu

Halaman 146 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 146
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
37. Bukti P.2.37 : Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika R.I.

si
Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Penanganan Situs

Internet Bermuatan Negatif. (fotokopi dari fotokopi)

ne
ng
38. Bukti P.2.38 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

do
gu 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On

Civil and Political Rights (Kovenan Internasional

In
A
Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik). (fotokopi dari

fotokopi);
ah

lik
39. Bukti P.2.39 : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1959 Tentang Pencabutan Undang-


am

ub
Undang No. 74 Tahun 1957 (Lembaran Negara No.

160 Tahun 1957) dan Penetapan Keadaan Bahaya.


ep
k

(fotokopi dari fotokopi);


ah

R
40. Bukti P.2.40 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

si
2009 Pelayanan Publik. (fotokopi dari fotokopi);

ne
ng

41. Bukti P.2.41 : Berita Media Tempo.Com, yang dikeluarkan pada

tanggal 20 Agustus 2019 dengan judul “ (Fakta atau

do
gu

Hoaks) Benarkah Veronika Koman Menyebut Ada

Penculikan Mahasiswa Di Asrama Papua Di Surabaya


In
A

Sebagaimana Narasi Kominfo ?”. (print out);


ah

lik

42. Bukti P.2.42 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang


m

ub

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan


ka

Transaksi Elektronik. (fotokopi dari fotokopi);


ep

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya Tergugat I


ah

telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi
R

es

meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya atau fotokopinya sehingga
M

ng

on
gu

Halaman 147 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 147
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta telah diberi tanda T.I-1 sampai

si
dengan T.I-38, sebagai berikut:

1. Bukti T I - 1 : Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019, Senin

ne
ng
tanggal 19 Agustus 2019 Tentang Pembatasan Akses

do
gu di Beberapa Wilayah Papua dan Papua Barat.

(fotokopi sesuai print out);

In
A
2. Bukti T I - 2 : Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019, Rabu

tanggal 21 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran


ah

lik
Layanan Data di Papua dan Papua Barat. (fotokopi

sesuai print out);


am

ub
3. Bukti T I - 3 : Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019, Jumat

tanggal 23 Agustus 2019 Tentang Pemblokiran


ep
k

Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih


ah

R
Berlanjut. (fotokopi sesuai print out);

si
4. Bukti T I - 4 : Siaran Pers No. 163/HM/KOMINFO/08/2019, Kamis

ne
ng

tanggal 29 Agustus 2019 Tentang Pernyataan Pers

Menkominfo R.I. (fotokopi sesuai sesuai print out);

do
gu

5. Bukti T I - 5 : Siaran Pers No. 170/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

tanggal 4 September 2019 Tentang Pemerintah


In
A

Secara Bertahap Buka Blokir Layanan Data di Papua


ah

lik

dan Papua Barat. (fotokopi sesuai print out);

6. Bukti T I - 6 : Siaran Pers No. 173/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat


m

ub

tanggal 6 September 2019 Tentang Kabupaten Nabire


ka

dan Dogiyai Kondusif, Blokir Layanan Data Dibuka.


ep

(fotokopi sesuai print out);


ah

7. Bukti T I - 7 : Siaran Pers No. 175/HM/KOMINFO/09/2019, Senin


R

es

tanggal 9 September 2019 Tentang Layanan Data di


M

ng

Papua Terus Dibuka Secara Bertahap, sisakan 5


on
gu

Halaman 148 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 148
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Wilayah yang Masih Belum Konduksif. (fotokopi

si
sesuai print out);

8. Bukti T I - 8 : Siaran Pers No. 177/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

ne
ng
tanggal 10 September 2019 Tentang Mimika dan

do
gu Jayawijaya Kondusif, Blokir Layanan Data Dibuka.

(fotokopi sesuai print out);

In
A
9. Bukti T I - 9 : Siaran Pers No. 179/HM/KOMINFO/09/2019, Rabu

tanggal 11 September 2019 Tentang Layanan Data


ah

lik
Internet di Seluruh Papua Barat Dibuka. (fotokopi

sesuai print out);


am

ub
10. Bukti T I - 10 : Siaran Pers No. 181/HM/KOMINFO/09/2019, Jumat

tanggal 13 September 2019 Tentang Layanan Data


ep
k

Internet di Jayapura Dibuka Secara Bertahap.


ah

R
(fotokopi sesuai print out);

si
11. Bukti T I - 11 : Siaran Pers No. 187/HM/KOMINFO/09/2019, Senin

ne
ng

tanggal 23 September 2019 Tentang Pembatasan

Layanan Data di Wamena. (fotokopi sesuai print out);

do
gu

12. Bukti T I - 12 : Siaran Pers No. 190/HM/KOMINFO/09/2019, Sabtu

tanggal 28 September 2019 Tentang Layanan Data


In
A

Wamena Kembali Dibuka, Layanan Telekomunikasi di


ah

lik

Seluruh Papua Kembali Normal. (fotokopi sesuai print

out);
m

ub

13. Bukti T I - 13 : Ringkasan Statistik Persebaran Konten Hoaks


ka

Provokasi Kerusuhan Papua Periode 18 Agustus - 08


ep

November 2019. (print out tanda tangan asli);


ah

14. Bukti T I - 14 : Surat dari Kementerian Koordinator Bidang Politik,


R

es

Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Nomor :


M

ng

UN-1478/SD.00/08/2019 tanggal 28 Agustus 2019,


on
gu

Halaman 149 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 149
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal : Undangan Mendampingi Menko Polhukam.

si
(fotokopi dari fotokopi);

15. Bukti T I - 15 : Foto layanan akses internet bagi media untuk

ne
ng
mengirim berita ke kantor masing-masing di Jakarta.

do
gu (fotokopi sesuai print out);

16. Bukti T I - 16 : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

In
A
Tahun 1945. (fotokopi dari fotokopi);

17. Bukti T I - 17a : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun


ah

lik
2016 Tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan


am

ub
Transaksi Elektronik. (fotokopi dari fotokopi);

18. Bukti T I - 17b : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


ep
k

2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


ah

R
(fotokopi dari fotokopi);

si
19. Bukti T I - 17c : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

ne
ng

2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik. (fotokopi dari fotokopi);

do
gu

20. Bukti T I - 18 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

2014 Tentang Administrasi Pemerintahan. (fotokopi


In
A

dari fotokopi);
ah

lik

21. Bukti T I - 19 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

1999 Tentang Hak Asasi Manusia. (fotokopi dari


m

ub

fotokopi);
ka

22. Bukti T I - 20 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun


ep

2005 Tentang Pengesahan International Covenant On


ah

Civil and Political Rights (Kovenan Internasional


R

es

Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik). (fotokopi dari


M

ng

fotokopi);
on
gu

Halaman 150 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 150
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23. Bukti T I - 21 : Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia

si
Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyelesaian

Sengketa Tindakan Pemerintahan dan Kewenangan

ne
ng
Mengadili Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Badan

do
gu dan / atau Pejabat Pemerintahan (Onrechtmatige

Overheidsdaad). (fotokopi dari fotokopi);

In
A
24. Bukti T I - 22 : Berita Tempo.co tanggal 19 Agustus 2019 dengan

judul : “Wiranto Gelar Rapat Tertutup Bahas Situasi


ah

lik
Manokwari”. (fotokopi sesuai print out);

25. Bukti T I - 23 : Berita Trimbun News.Com tanggal 19 Agustus 2019


am

ub
dengan judul : “Update Kerusuhan di Manokwari

Papua : Polisi Sebut Foto Hoaks Mahasiswa Tewas


ep
k

Jadi Sebab Kerusuhan”. (fotokopi sesuai print out);


ah

R
26. Bukti T I - 24 : Berita CNBC Indonesia tanggal 19 Agustus 2019

si
dengan judul : “Papua Barat Rusuh, Kominfo

ne
ng

Perlambat Akses Internet”. (fotokopi sesuai print out);

27. Bukti T I - 25 : Berita tempo.co tanggal 20 Agustus 2019 dengan

do
gu

judul : “Kronologi Kerusuhan di Manokwari dan

Sorong, Papua Barat”. (fotokopi sesuai print out);


In
A

28. Bukti T I - 26 : Berita Deutsche-Welle (DW) tanggal 21 Agustus 2019


ah

lik

dengan judul : “Amankan Situasi di Papua, Polisi

Kerahkan Ribuan Personil Tambahan ”. (fotokopi


m

ub

sesuai print out);


ka

29. Bukti T I - 27 : Berita Antara News tanggal 21 Agustus 2019 dengan


ep

judul : “Percepat Proses pemulihan Kemkominfo


ah

Blokir Layanan Data Internet di Papua dan Papua


R

es

Barat”. (fotokopi sesuai print out);


M

ng

on
gu

Halaman 151 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 151
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
30. Bukti T I - 28 : Berita katadata.co.id tanggal 22 Agustus 2019 dengan

si
judul : “Internet Diblokir di Papua, Layanan Telepon

dan SMS Telkomsel Normal”. (fotokopi sesuai print

ne
ng
out);

do
31. Bukti T I - 29
gu : Berita CNBC Indonesia tanggal 22 Agustus 2019

dengan judul : “Kata Jokowi Soal Pemblokiran Penuh

In
A
Akses Internet di Papua”. (fotokopi sesuai print out);

32. Bukti T I - 30 : Berita liputan6.com tanggal 28 Agustus 2019 dengan


ah

lik
judul : “Demo Ricuh di Deiyai Papua, 1 Anggota TNI

Meninggal dan 5 Polisi Terluka”. (fotokopi sesuai print


am

ub
out);

33. Bukti T I - 31 : Berita BBC News Indonesia tanggal 29 Agustus 2019


ep
k

dengan judul : “Jayapura Rusuh, Diwarnai Aksi


ah

R
Pembakaran Dan Penjarahan : ‘Ada yang mau

si
mengacaukan Papua’ kata Wiranto”. (fotokopi sesuai

ne
ng

print out);

34. Bukti T I - 32 : Berita CNN Indonesia tanggal 30 Agustus 2019

do
gu

dengan judul : “Telkom Buka Suara Soal Kabel Optik

Putus di Jayapura”. (fotokopi sesuai print out);


In
A

35. Bukti T I - 33 : Berita Kompas.com tanggal 31 Agustus 2019 dengan


ah

lik

judul : “Berikut 5 Pernyataan Wiranto Soal Kerusuhan

di Papua”. (fotokopi sesuai print out);


m

ub

36. Bukti T I - 34 : Twitter Resmi Polda Papua tanggal 1 September


ka

2019 dengan cuitan: “Maklumat Kapolda Papua


ep

Tentang Menjaga Keamanan dan Ketertiban Umum”.


ah

(fotokopi sesuai print out);


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 152 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 152
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
37 Bukti T I - 35 : Berita CNN Indonesia tanggal 2 September 2019

si
dengan judul : “Kapolda Papua Keluarkan Maklumat

Untuk Sikapi Kerusuhan”. (fotokopi sesuai print out);

ne
ng
38. Bukti T I - 36 a : Undangan Rapat Kerja tanggal 3 September 2019

do
gu dari Dewan Perwakilan Rakyat Nomor: PW/

14492/DPR RI/IX/2019, tanggal 3 September 2019

In
A
guna Pembahasan Isu Papua dan Solusi

Penjelasannya. (fotokopi sesuai print out);


ah

lik
39. Bukti T I - 36 b : Draf Kesimpulan Raker Komisi I DPR RI dengan

Menhan, Menlu, Menkominfo, Mabes TNI dan BIN,


am

ub
Kamis, 5 September 2019. (fotokopi sesuai print out);

40. Bukti T I - 36 c : Print out situs Kementerian Kominfo tanggal 6


ep
k

September 2019 dalam katagori berita dengan judul :


ah

R
Raker Bersama Komisi I DPR RI. Kominfo Jelaskan

si
Pembatasan Internet. (fotokopi sesuai print out);

ne
ng

41. Bukti T I - 37 : Surat dari Kementerian Koordinator Bidang Politik,

Hukum, dan Keamanan R.I. ditujukan kepada Dirjen

do
gu

APTIKA, Kemenkominfo, Nomor : B-92/KL.01/2/2020,

tanggal 24 Februari 2020 tentang : Informasi terkait


In
A

RPTM tentang Pelemahan Signal Internet di Wilayah


ah

lik

Papua Tahun 2019. (fotokopi sesuai print out);

42. Bukti T I - 38 : Screen capture WhatsApp group “Love Papua”


m

ub

mengenai koordinasi kebijakan pembatasan internet


ka

di Papua antara Kementerian Kominfo dengan


ep

Kementerian / Lembaga Terkait Dan Aparat Penegak


ah

Hukum. (fotokopi sesuai print out);


R

es

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya Tergugat


M

ng

II telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi
on
gu

Halaman 153 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 153
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya atau fotokopinya sehingga

si
dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta telah diberi tanda T.2.1 sampai

dengan T.2.13, sebagai berikut:

ne
ng
1. Bukti T.2.1 : Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

do
gu 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. (fotokopi

dari fotokopi);

In
A
2. Bukti T.2.2 : Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. (fotokopi


ah

lik
dari fotokopi);

3. Bukti T.2.3 : Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986


am

ub
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. (fotokopi dari

fotokopi);
ep
k

4. Bukti T.2.4 : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang


ah

R
Peradilan Tata Usaha Negara. (fotokopi dari fotokopi);

si
5. Bukti T.2.5 : Pasal 1 angka 6 Peraturan Mahkamah Agung

ne
ng

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang

Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan

do
gu

Pemerintah dan Kewenangan Mengadili Perbuatan

Melanggar Hukum Oleh Badan dan / atau Pejabat


In
A

Pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad).


ah

lik

(fotokopi dari fotokopi);

6. Bukti T.2.6 : Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia


m

ub

Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyelesaian


ka

Sengketa Tindakan Pemerintah dan Kewenangan


ep

Mengadili Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Badan


ah

dan / atau Pejabat Pemerintahan (Onrechtmatige


R

es

Overheidsdaad). (fotokopi dari fotokopi);


M

ng

on
gu

Halaman 154 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 154
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Bukti T.2.7 : Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia

si
Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Kementerian

Komunikasi dan Informatika. (fotokopi dari fotokopi);

ne
ng
8. Bukti T.2.8 : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54

do
gu Tahun 2015 Tentang Kementerian Komunikasi dan

Informatika. (fotokopi dari fotokopi);

In
A
9. Bukti T.2.9 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

2014 Tentang Administrasi Pemerintahan. (fotokopi


ah

lik
dari fotokopi);

10. Bukti T.2.10 : Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia


am

ub
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

Pemerintahan. (fotokopi dari fotokopi);


ep
k

11. Bukti T.2.11 : Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia


ah

R
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

si
Pemerintahan. (fotokopi dari fotokopi);

ne
ng

12. Bukti T.2.12 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

1999 Tentang Telekomunikasi. (fotokopi dari fotokopi);

do
gu

13. Bukti T.2.13 : Press Release Kunjungan Kerja Jokowi ke Papua dan

Papua Barat. (fotokopi sesuai print out);


In
A

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, untuk menguatkan dalil


ah

lik

gugatannya, Para Penggugat telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi yang

bernama JONI ASWIRA PUTRA, IKA NINGTYAS UNGGRAINI, dan NAHEMIA


m

ub

LUCKY IREEUW dan 2 (dua) orang Ahli bernama Dr. HERLAMBANG PERDANA
ka

WIRATRAMAN, S.H., M.A., dan OCE MADRIL, S.H., M.A. sebagai berikut:
ep

Saksi 1. JONI ASWIRA PUTRA, di bawah sumpah memberikan keterangan pada


ah

pokoknya sebagai berikut:


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 155 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 155
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi bekerja sebagai Jurnalis di CNN Indonesia sejak bulan

si
November tahun 2017 sampai dengan sekarang, ditempatkan pada bagian

kordinator liputan dan base camp di Jakarta;

ne
ng
- Bahwa blokr internet terjadi pada bulan Agustus sampai dengan September

do
2019 dan dengan adanya pemblokiran tersebut saksi tidak bisa menggunakan
gu
data internet;

In
A
- Bahwa pada saat terjadinya pemblokiran internet, tanggal 3 September 2019

saksi ditugaskan oleh kantor untuk meliput kerusuhan yang terjadi di Papua
ah

lik
khususnya di Jayapura;

- Bahwa saksi meliput di Jayapura sampai dengan tanggal 8 September 2019;


am

ub
dan meliput di kota – kota tertentu saja di Distrik Abepura;

- Bahwa sebelum berangkat ke Papua saksi sudah tahu ada gangguan internet
ep
k

berupa pelambatan internet dari pemberitaan dan kordinasi dengan teman-


ah

R
teman kantor serta kru yang ada di Jayapura;

si
- Bahwa saksi melakukan rekaman dan hasil rekaman dikirim ke Jakarta akan

ne
ng

tetapi pengiriman ke Jakarta tidak lancer tertunda sampai 12 jam;

- Bahwa saksi sebagai jurnalis televisi bertugas untuk menyampaikan berita

do
gu

berupa gambar dan suara (audio visual) dari lokasi, liputan rekaman gambar

dan suara dikirimkan ke Jakarta dan ditayangkan di televisi;


In
A

- Bahwa dalam satu tim peliputan ada 3 (tiga) orang, saksi sebagai produser
ah

lik

lapangan, ada koresponden / reporter dan kameramen, Koresponden

DItugaskan melakukan live report;


m

ub

- Bahwa cara kerja live report itu adalah melaporkan kejadian langsung yang
ka

ada di lapangan dengan gambar dan suara, akan tetapi saksi tidak bisa
ep

melakukan live report dengan gambar secara langsung;


ah

- Bahwa untuk bisa melaksanakan live report dilakukan dengan ada 2 (dua)
R

es

cara, yang pertama dengan menggunakan Mobile Satelit yang menggunakan


M

ng

langsung jaringan satelit dan menggunakan Stream Box yang menggunakan


on
gu

Halaman 156 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 156
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jaringan internet data, karena stream box ini ada 10 SIM card yang

si
dimasukkan dan saksi menggunakan stream box untuk live report;

- Bahwa alat stream box yang saksi gunakan untuk melakukan live report tidak

ne
ng
bisa dipakai karena menggunakan sim card dan paket data karena tidak ada

do
internet;
gu
- Bahwa karena stream box tidak berfungsi karena gangguan internet, maka

In
A
live report dengan gambar tidak bisa dikirim dan saksi mengirim berita melalui

telepon seperti jurnalis radio melaporkan peristiwa;


ah

lik
- Bahwa saksi tidak melakukan live report dengan menggunakan jaringan satelit

karena biayanya mahal;


am

ub
- Bahwa saksi tidak tahu sebelum diadakan pelambatan dan pembatasan

internet ada pemberitahuan dari pemerintah;


ep
k

- Bahwa saksi tidak tahu setelah tanggal 28 September 2019 internet sudah
ah

R
normal kembali;

si
- Bahwa saksi tidak tahu ada maklumat dari Kapolda setempat untuk

ne
ng

menghentikan adanya penyebaran hoax;

- Bahwa internet di Papua masih bisa diakses dengan wifi hotel.

do
gu

- Bahwa selama terjadi hambatan dari tanggal 3 sampai dengan 8 September

2019, live report yang harus tayang adalah 19 dan yang tidak terpenuhi ada 5
In
A

live report (dalam arti tidak dapat mengirim gambar dan suara);
ah

lik

- Bahwa pengiriman gambar melalui wifi hotel yang diputar tidak pada waktunya

tidak bisa memenuhi ketentuan live report;


m

ub

- Bahwa penggunaan internet dalam keadaan normal setelah liputan selesai


ka

materinya bisa langsung ditayangkan. Saksi bisa langsung streaming;


ep

- Bahwa saksi mengetahui bahwa internet putus sebelum berangkat ke Papua


ah

dan saksi mencari informasi penggunaan internet. Semua wartawan


R

es

menggunakan internet hotel, tetapi saksi mengalami kendala karena internet


M

ng

hotel limitnya tidak cukup memadai untuk mengirim file gambar dan suara,
on
gu

Halaman 157 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 157
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
beda dengan wartawan lain yang mengirim teks dan foto. Sehingga saksi

si
menunggu tengah malam saat internet sepi dan itupun berkali-kali gagal. Jadi

materi liputan yang saksi liput tiap hari yang semestinya bisa segera dikirim

ne
ng
cepat tertunda sampai 12 jam atau 1(satu) hari;

do
- Bahwa kejadian tersebut berulang dari tanggal 8 September 2019, pernah 4
gu
(empat) hari berturut-turut mengalami kejadian seperti itu dan akhirnya minta

In
A
tolong pejabat Telkom setempat untuk membantu saksi, tapi kenyataannya

tetap sama saja. Saksi juga pernah pindah ke hotel yang lain dan
ah

lik
menggunakan akses lain di hotel yang berbeda hasilnya juga sama;

- Bahwa oleh karena situasi dan informasi terbaru di Jayapura sangat susah,
am

ub
akhirnya televisi tempat saksi bekerja memutar ulang materi-materi yang

sebelumnya;
ep
k

- Bahwa kordinasi saksi dengan perusahaan ikut tertunda;


ah

R
- Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 5 September 2019 Pemerintah telah

si
menyediakan akses internet kepada pers di Kantor Wintel Jayapura dan di

ne
ng

Kantor Telkom Manokwari;

- Bahwa pelambatan dari tanggal 3 sampai dengan 8 September 2019,

do
gu

sehingga tidak terpenuhi 5 (lima) live report. Target tersebut dari perencanaan

produser karena setiap hari saksi diberi tugas 1 sampai 3 kali live report oleh
In
A

kantor;
ah

lik

- Bahwa sebagai wartawan saksi bekerja untuk memenuhi informasi publik dan

jika target dari kantor tidak tercapai sebagai wartawan tidak bisa melaporkan
m

ub

situasi real time pada saat itu;


ka

Saksi 2. IKA NINGTYAS UNGGRAINI, di bawah sumpah memberikan


ep

keterangan pada pokoknya sebagai berikut:


ah

- Bahwa Saksi bekerja sebagai Jurnalis di Tempo sejak tahun 2008 sampai
R

es

dengan sekarang dan sejak tahun 2018 diberi tugas sebagai pemeriksa fakta;
M

ng

on
gu

Halaman 158 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 158
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa perbedan antara jurnalis dengan pemeriksa fakta adalah Jurnalis

si
meliput semua peristiwa untuk saksi laporkan. Pemeriksa fakta tugasnya

adalah memeriksa informasi-informasi yang beredar khususnya di media

ne
ng
sosial apakah berita itu sebenarnya terjadi /fakta atau bukan;

do
- Bahwa saksi tahu tanggal 19 Agustus 2019 ada pemblokiran internet dari
gu
pemberitaan saat saksi memeriksa fakta dari rumah di Banyuwangi;

In
A
- Bahwa fakta yang saksi periksa waktu itu adalah kejadian demonstrasi

semacam anarkis terhadap mahasiswa Papua dan ternyata itu diikuti oleh
ah

lik
banyak sekali informasi-informasi yang beredar di media sosial. Jadi yang

saksi lakukan adalah memeriksa apakah informasi-informasi yang beredar di


am

ub
media siosial itu adalah fakta atau hoaks;

-- Bahwa yang saksi lakukan sebagai pemeriksa fakta adalah menyortir


ep
k

informasi apa yang akan disajikan hari itu;


ah

R
- Bahwa pada tanggal 19 Agustus 2019 ada foto yang beredar di twiter, ada

si
puluhan pria yang tampak berjejer di jalanan dan narasinya akan ada

ne
ng

pembunuhan terhadap pekerja di Papua, dan saksi melakukan verifikasi

online yaitu memeriksa dengan verifikasi mengunakan tools yang ada di

do
gu

internet;

- Bahwa pada saat saksi memeriksa dengan tahap verifikasi online ternyata
In
A

tidak menemukan. Ketika verifikasi online tidak berhasil maka saksi


ah

lik

menggunakan jaringan temen-teman pemeriksa fakta yang ada di daerah itu

atau temen-teman jurnalis yang bekerja di daerah tersebut dan mengkontak


m

ub

teman-teman pemeriksa fakta yang ada di Papua untuk membantu saksi


ka

memeriksa apakah foto ini memang benar terjadi di sana;


ep

- Bahwa hasilnya teman-teman di Papua waktu itu merasa kesulitan untuk


ah

memeriksa fakta karena jaringan sedang drop dan mereka tidak bisa
R

es

memeriksa fakta melalui HP jaringan tidak ada ;


M

ng

on
gu

Halaman 159 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 159
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang saksi lakukan ketika merasa kesulitan dalam mencari fakta

si
melalui teman-teman di Papua adalah menunggu 1 atau 2 hari mungkin

internet sudah stabil ternyata sampai 3 hari masih belum stabil. Karena saksi

ne
ng
tidak bisa mencari foto ini, dan karena tidak ada jawaban akhirnya saksi

do
memutuskan tidak memeriksa itu;
gu
- Bahwa saksi meminta bantuan ke Papua melalui whatsapp tetapi teman

In
A
disana tidak bisa membuka link karena konten foto memang lebih berat dan

butuh data tambahan. WA sempat delay sampai 3 jam;


ah

lik
- Bahwa selain pengecekan foto-foto mengenai pembunuhan terhadap pekerja

pada tanggal 22 Agustus 2019, saksi ada melakukan pengecekan lain yaitu
am

ub
tanggal 23 Agustus 2019 ada berita di twitter, youtube dan face book sebuah

masjid yang ada di kota Sorong, ada banyak demostran dan ada suara azan
ep
k

dan ada seruan masyarakat untuk berjihad karena ada sebuah serangan.
ah

R
Saksi nilai ini cukup provokatif dan saya cek apakah ini benar fakta atau

si
hoaks. Pengecekan saksi tidak berhasil karena tidak bisa kontak dengan

ne
ng

jaringan teman-teman di Papua, keluhannya sama mereka tidak bisa

membuka link, tidak bisa melakukan pemeriksaan fakta karena terhambat;

do
gu

- Bahwa saksi ada pengecekan fakta lain yaitu pada tanggal 29 Agustus 2019

waktu itu banyak beredar foto-foto mayat. Narasi yang muncul di twitter pada
In
A

waktu itu adalah bahwa ini korban penembakan yang terjadi di Deliyard,
ah

lik

karena menjadi viral, saksi mencoba kontak lagi teman-teman disana karena

verifikasi online tidak berhasil, dan juga tidak bisa memastikan apakah itu
m

ub

korban penembakan oleh TNI;


ka

- Bahwa saksi tahu adanya pemblokiran tanggal 19 Agustus 2019 dari berita
ep

tapi dari media mana saksi lupa karena saksi bekerja dengan banyak media
ah

sosial dan saksi coba cross ceck ke Kominfo yang membenarkan adanya
R

es

pelambatan;
M

ng

on
gu

Halaman 160 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 160
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa cara saksi untuk mengkonfirmasi bahwa itu berita benar atau hoaks

si
adalah dengan menggunakan tools dan saksi sudah dilatih untuk melakukan

pemeriksaan fakta dengan verifikasi online oleh google dan tim dari Amerika

ne
ng
Serikat;

do
- Bahwa berita itu hoax apabila memenuhi : 1. Peristiwa itu atau video narasi
gu
dan foto tidak seperti yang ditayangkan, 2. Bisa terjadi itu ada manipulasi

In
A
dalam foto dan video itu, 3. Mungkin foto dan videonya benar tapi narasinya

yang salah dan cukup dengan verifikasi online kami sudah bisa menemukan
ah

lik
bahwa ini katagori hoaks;

- Bahwa pada terhadap tiga pemberitaan tanggal 19, 23 dan 29 Agustus 2019
am

ub
saksi hanya kontak dengan teman-teman yang ada di Papua untuk bertanya

dan ternyata jaringan di sana susah dan pengiriman bisa delay sampai 3 jam;
ep
k

- Bahwa saksi tidak mengecek kalau pelambatan internet, pemblokiran dan


ah

R
perpanjangan pemblokiran itu disiarkan melalui siaran Pers;

si
- Bahwa pekerjaan saksi hanya melalui online saja tidak mengecek fakta ke

ne
ng

lapangan, karena selama ini dengan verifikasi online sudah bisa terjawab dan

jika tidak terjawab oleh verifikasi online maka mengkontak teman-teman yang

do
gu

ada di Papua;

- Bahwa akurasi verifikasi yang saksi lakukan harus akurat karena jika tidak
In
A

akurat maka konsekuensinya saksi bisa dilaporkan. Akurasi adalah yang


ah

lik

pertama yang harus saksi pastikan sebelum saksi memberikan kesimpulan

suatu fakta itu hoaks;


m

ub

- Bahwa setelah hasil verifikasi saksi temukan bahwa ini berita hoaks berikutnya
ka

saksi harus menulis berita dalam sebuah artikel namanya Artikel Cek Fakta
ep

kemudian saksi unggah di Situs Tempo. Setelah saksi menulis dan


ah

memverifikasikan Artikel, karena tempo bekerjasama dengan face book saksi


R

es

memberikan label untuk informasi itu jenis hoaks atau bukan;


M

ng

on
gu

Halaman 161 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 161
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi tidak tahu ada ajuran dari Kapolda Papua yang melarang

si
melakukan menyebarkan berita hoaks;

- Bahwa sepengetahuan saksi pelambatan pemblokiran itu dinormalkan kembali

ne
ng
tanggal 4 September 2019;

do
- Bahwa saksi adalah pemeriksa independen dalam kasus Papua, sehingga
gu
saksi tidak bisa mengandalkan sumber dari Kepolisian maupun Kominfo, jadi

In
A
saksi melakukan pemeriksaan fakta dari sumber di Papua;

Saksi 3. NAHEMIA LUCKY IREEUW, berjanji memberikan keterangan pada


ah

lik
pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Saksi bekerja di Surat Kabar Cendrawasih Pos sebagai Pimpinan


am

ub
Redaksi sejak tahun 2017 sampai dengan sekarang;

- Bahwa saksi mengetahui adanya pemblokiran internet tanggal 13 Agustus


ep
k

2019 dimulai dengan pelambatan internet, tanggal 21 Agustus 2019 tidak bisa
ah

R
kirim berita dan gambar;

si
- Bahwa dengan pelambatan internet teks masih bisa dikirim tetapi gambar tidak

ne
ng

bisa, dengan pemblokiran tidak bisa kirim gambar dan teks terjadi sampai

dengan tanggal 28 September 2019 ;

do
gu

- Bahwa yang saksi alami tanggal 13 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 21

Agustus 2019 terjadi pelambatan dan mulai tanggal 21 sampai dengan tanggal
In
A

28 September 2019 internet sama sekali tidak bisa ;


ah

lik

- Bahwa ketika internet diblokir dan tidak bisa dibuka saksi mencari alternatif

lain. Saksi mencari tempat lain yang masih bisa internet;


m

ub

- Bahwa jaringan internet dibuka sejak tanggal 28 September 2019;


ka

- Bahwa jurnalis yang bekerja untuk Cendrawasih Pos ada 18 yang tersebar di
ep

seluruh Papua, sebagaian besar jurnalis ada di Kota Jayapura, Kabupaten


ah

Jayapura, dan kabupaten lain seperti di Merauke, Wamena, Biak, Waropeng,


R

es

Timika dan Seruni;


M

ng

on
gu

Halaman 162 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 162
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa rutinitas pekerjaan jurnalis di Cendrawasih Pos sebelum ada

si
pemutusan internet adalah mengirim berita dan informasi bisa darimana saja

melalui whatsapp atau email tidak harus datang ke kantor karena jarak tempuh

ne
ng
yang sangat jauh seperti di Timika, Biak dan Seruni dan daerah pegunungan.

do
Untuk Jurnalis yang ada di Kota Jayapura dia tidak harus ke kantor, jika
gu
mengalami kendala di lapangan dapat mengirim berita lewat email atau

In
A
whatsapp;

- Bahwa saat pemadaman internet jurnalis dari 3 (tiga) wilayah yaitu jurnalis
ah

lik
yang ada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan di Kabupaten Sorong,

mereka diwajibkan datang ke kantor untuk mengirim berita dan gambar;


am

ub
- Bahwa untuk jurnalis di luar ketiga wilayah itu mereka mengalami kendala, dan

mereka mencari hotel atau tempat lain yang ada internetnya dan itupun sangat
ep
k

lambat. Biasanya mereka mengirim 7 sampai 8 kali berita dalam satu hari,
ah

R
sejak pelambatan hanya mampu mengirim 3 berita dalam satu hari karena

si
agak susah bahkan mereka ada menyimpan berita dan gambar di flash disk

ne
ng

dan dikirim dengan menitipkan kepada orang di bandara.

- Bahwa alternatif pengiriman berita di luar ketiga wilayah itu selain dengan

do
gu

flash disk bisa dengan telepon, tapi itu hanya untuk konfirmasi saja;

- Bahwa pada tanggal 30 dan 31 Agustus 2019 ada demonstrasi dan kerusuhan
In
A

jadi jurnalisnya tidak bisa ke kantor dan tidak bisa kirim berita sehingga tidak
ah

lik

ada stok berita dan media saksi memutuskan tidak terbit;

- Bahwa di Jayapura demonstrasi serta memblokir jalan itu sudah sering saksi
m

ub

alami, itu masih bisa diantisipasi karena berita bisa dikirim darimana saja
ka

karena ada internet. Lain dengan situasi kemaren sehingga saksi tidak bisa
ep

terbit 2 (dua) hari tanggal 30 dan 31 Agustus 2019 karena disamping faktor
ah

keamanan juga tidak ada stok berita;


R

es

- Bahwa dengan tidak terbitnya Harian Cendrawasih Pos selama 2 (dua) hari
M

ng

mengalami kerugian dan pendapatan menurun.Oplah Cendrawasih Pos tiap


on
gu

Halaman 163 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 163
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hari 5.000 exemplar dengan harga jual Rp. 7.000,-/eksemplar dan karena tidak

si
terbit maka kerugian saksi sebesar Rp. 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah)

dan ada juga kerugian dalam pendapatan iklan sebesar Rp. 60.000.000,-

ne
ng
(enam puluh juta rupiah), karena pendapatan media saksi cukup besar dari

do
iklan;
gu
- Bahwa untuk iklan sudah ada kontraknya karena harian Cendrawasih Pos ada

In
A
24 halaman dan yang 5 halaman berisi iklan, ada kontrak iklan per bulan dan

ada perminggu dan karena selama dua hari tidak terbit ada yang komplain dari
ah

lik
pemasang iklan karena tidak sesuai dengan target;

- Bahwa sejak pemutusan internet wawancara melalui telepon kurang efektif


am

ub
kecuali untuk konfirmasi berita. Jika melalui telepon harus di-edit ulang, jadi

seperti buat berita di atas berita.


ep
k

- Bahwa saksi selain sebagai jurnalis di Harian Cendrawasi Pos, juga


ah

R
tergabung dalam satu organisasi AJI sejak tahun 2002 dan saksi sebagai

si
Ketua AJI di Jayapura;

ne
ng

- Bahwa setiap harian punya konsen masing-masing dan Harian Cendrawasih

Pos adalah media umum dan berita aktual yang paling diutamakan. Disaat

do
gu

Koran saksi tidak terbit justru disaat itulah saksi mengganggap berita yang

sangat penting karena adanya kerusuhan;


In
A

- Bahwa saksi tidak pernah tergabung dalam Organisasi SAFEnet, tetapi saksi
ah

lik

tahu adanya SAFEnet tetapi tidak detail;

- Bahwa saksi tidak tahu tanggal 5 September 2019 Pemerintah telah


m

ub

menyediakan media center di Kota Jayapura;


ka

- Bahwa saksi tahu pemerintah melakukan pelambatan dan pemblokiran akses


ep

internet dari berita untuk mencegah penyebaran hoaks;


ah

- Bahwa saksi tidak tahu di Jayapura ada dikeluarkan Maklumat Kapolda


R

es

Jayapura;
M

ng

on
gu

Halaman 164 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 164
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa para wartawan berkomunikasi bisa dengan SMS tetapi tidak bisa

si
mengirim berita melalui SMS karena SMS karakternya terbatas;

- Bahwa Harian Cendrawasih Pos satu group dengan Jawa Pos, dengan

ne
ng
adanya pelambatan dan berita tidak terkirim, saksi melaporkan kendala

do
tersebut ke Jawa Pos;
gu
- Bahwa sebagai anggota dan Ketua AJI Jayapura dimana AJI adalah Lembaga

In
A
Organisasi Pers dan saksi memperjuangkan kebebasan informasi dan hak

jurnalis dengan adanya tindakan dari pemerintah berupa pelambatan dan


ah

lik
pemblokiran akses internet itu merugikan AJI secara organisasi karena apa

yang saksi perjuangkan dalam kebebasan pers dan hak jurnalis dengan
am

ub
adanya hambatan-hambatan itu menjadi tidak tercapai;

- Bahwa aksi pemadaman akses internet itu, AJI Jayapura bersama-sama


ep
k

dengan AJi Indonesia melakukan komplain kepada pemerintah dengan


ah

R
membuat Press Realese;

si
- Bahwa ketika tanggal 30 dan 31 Agustus 2019, harian Cendrawasih Pos tidak

ne
ng

terbit ada SOPnya yaitu pada tanggal 29 Agustus 2019 saksi rapat untuk

memutuskan tanggal 30 dan 31 Agustus koran tidak terbit dan SOP nya untuk

do
gu

memberitahukan kepada masyarakat bahwa koran tidak terbit, tapi koran saksi

tidak mengumumkannya;
In
A

Ahli 1. Dr. HERLAMBANG PERDANA WIRATRAMAN, S.H., M.A., di bawah


ah

lik

sumpah memberikan pendapat sebagai berikut:

- Bahwa ICCPR ada sejak tahun 1966 dan baru berlaku sepuluh tahun
m

ub

kemudian. Diratifikasi bersamaan dengan hak ekonomi sosial budaya tahun


ka

2005. Dalam perkembangannya Indonesia mereservasi Pasal 1;


ep

- Bahwa sejak tahun 2005 ada ratifikasi optional protocol tapi terkait dengan
ah

penghapusan pidana mati tidak dilakukan;


R

es

- Bahwa hubungan Hak Asasi Manusia terkait dengan pemutusan internet


M

ng

dalam konteks hukum nasional dan internasional adalah disitu ada kebebasan
on
gu

Halaman 165 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 165
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
manusia tentang berekspresi, kebebasan berpendapat dan kebebasan

si
memperoleh informasi atau mengakses. Dalam sistem internasional ada

beberapa ketentuan hukum yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia

ne
ng
melalui Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 sedangkan dalam hukum

do
nasional ada konstitusi yang mengatur tentang kebebasan berpendapat,
gu
berfikir dan menulis, termasuk di sana ada kebebasan pers;

In
A
- Bahwa Pers pernah diupayakan konstitusionalnya pada saat Badan

Konstituante, tapi batal dan dalam proses amandemen, sempat diupayakan


ah

lik
tapi tidak diadopsi, sekalipun demikian kebebasan pers ada jaminan, karena

ketentuan hukum HAM nasional juga mengatur secara menyeluruh tentang


am

ub
aspek-aspek kebebasan pers. Jadi kebebasan ekspresi, kebebasan pers

termasuk kebebasan memperoleh informasi diatur dalam konstitusi dan dalam


ep
k

Undang-Undang Tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Tentang


ah

R
Keterbukaan Informasi Publik;

si
- Bahwa secara khusus tentang internet ada perkembangan baru di tahun 2011.

ne
ng

PBB melalui Dewan HAM melalui pelapor khususnya memperhatikan

perkembangan digital technology sebagai bagian dari kehidupan pranata

do
gu

manusia modern, di mana internet menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kebutuhan kehidupan manusia sekarang ini. Sehingga PBB dalam beberapa


In
A

resolusi atau general comment ketika melakukan komunikasi selalu


ah

lik

memperhatikan internet sebagai persoalan hak asasi manusia. Di dalam

perkembangannya PBB menegaskan internet rights is human rights. Internet


m

ub

right sering dimaksud dengan digital rights adalah bagian dari hak asasi
ka

manusia yang tidak terpisahkan karena dahulu komunikasi secara lisan tapi
ep

sekarang komunikasi menggunakan medium yang memanfaatkan teknologi;


ah

- Bahwa internet sebagai hak asasi manusia. Pembatasan internet merupakan


R

es

bagian yang tidak terpisah dan itu dimungkinkan berdasarkan Pasal 19 ayat
M

ng

(3) ICCPR termasuk dengan pembatasan akses internet. Dalam Pasal 19 ayat
on
gu

Halaman 166 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 166
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(3) ada rumusan yang secara detail, beberapa dimungkinkan sejauh mendapat

si
standar dari Pasal 19 ayat 3 itu yakni: pertama Prescribed by the Law

menyangkut tentang prinsip yang bisa diperkirakan, yang kedua berkaitan

ne
ng
dengan Legitimated Aim bahwa pembatasan itu harus sesuai dengan tujuan,

do
yang ketiga adalah Necessary atau Necessity dimana bicara tentang prinsip-
gu
prinsip kebutuhan dan proporsionality. Jadi pelapor khusus dalam bidang

In
A
kebebasan berekspresi sudah menegaskan berkaitan dengan menguji

pembatasan itu secara hukum berdasarkan Prescribed by the Law,


ah

lik
Legitimated Aim dan Necessary;

- Bahwa Prescribed by the Law merujuk pada tafsir, karena menafsirkan Pasal
am

ub
19 ayat (3) didasarkan pada doktrin hukum yang dalam satu pasal itu ada 4

yang Pertama: The Siracusa Principles on the Limitation and Derogation of


ep
k

Provisions in the International Covenant on Civil and Political Rights tahun


ah

R
1984, Kedua the Paris Minimum Standards of Human Rights Norms in a State

si
of Emergency yang dibuat oleh para ahli komite hukum internasional tahun

ne
ng

1984, ketiga The Johannesburg Principles on National Security, Freedom of

Expression and Access to Information tahun 1996. Keempat The Camden

do
gu

Principles on Freedom of Expression and Equality tahun 2009. Prescribed by

the Law merupakan penafsiran dari doktrin, sama dengan ekonomi sosial
In
A

budaya kita mengenal Limpard Principles untuk menguji layak atau tidak untuk
ah

lik

disebut pelanggaran HAM;

- Bahwa Prescribed by the Law harus ditafsir mengenai 4 hal yaitu: 1. Tidak ada
m

ub

pembatasan atas HAM, kecuali dengan menegaskannya dalam hukum


ka

nasional yang berlaku secara umum yang konsisten dengan ICCPR dan
ep

diberlakukan dalam kurun waktu terbatas, 2. Hukum yang diterbitkan


ah

pembatasan HAM-nya harus tidak dengan kesewenang-wenangan atau tanpa


R

es

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, 3. Aturan hukum yang ditujukan


M

ng

untuk membatasi harus jelas dan dapat diakses semua pihak, 4. Pengaturan
on
gu

Halaman 167 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 167
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang layak harus pula disediakan atau diatur dalam ketentuan tersebut,

si
termasuk ketika ada kewajiban aturan yang sifatnya abusif dan illegal atau

konsekuensi atas pelaksanaan pembatasan hak tersebut;

ne
ng
- Bahwa pengukuran Prescribed by the Law ada 4 dan dari 4 itu menjadi

do
penting untuk diukur apakah standar ketika membatasi atau memblokir
gu
internet memenuhi standar Prescribed by the Law. Disini harus jelas dan harus

In
A
dalam bentuk aturan atau hukum nasional seperti dalam 4 elemen tadi;

- Bahwa selain Prescribed by the Law ada Legitimated Aim penafsiran hal ini
ah

lik
berkaitan dengan pembatasan yang harus memenuhi salah satu tujuan yang

tercantum dalam teks instrumen hukum hak asasi manusia khusus pasal 19
am

ub
ayat (3) ICCPR itu lebih mudah cara mengukurnya dan yang terakhir adalah

Necessary, langkah pembatasan ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang


ep
k

ditentukan, hal ini bisa diuji dari: apakah batasan yang diusulkan proporsional
ah

R
dengan tujuannya? Apakah ada kepentingan publik yang utama dalam

si
menyediakan informasi? Apakah pembatasan mungkin tidak membahayakan

ne
ng

hak itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan dalam General Comment PBB No.

34, Necessary harus terhubung dengan tujuan untuk mencapai fungsi

do
gu

perlindungan yakni “must be appropriate to achieve their protective function”;

- Bahwa konsekwensi dari ratifikasi Undang-undang No. 12 tahun 2005 artinya


In
A

Indonesia tunduk pada ketentuan Hukum HAM internasional dan karena


ah

lik

bentuknya kovenan maka Indonesia punya kewajiban untuk melaksanakan isi

pasal itu dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan itu akan diuji dari report
m

ub

yang disampaikan kepada PBB secara otomatis dan periodik dan ada juga
ka

yang berdasarkan review yang disampaikan oleh pemerintah dan ada laporan
ep

bayangan yang diterima sebagai bagian dari sistem hukum HAM;


ah

- Bahwa setiap tindakan pemerintahan terikat dengan ratifikasi itu wajib


R

es

mengimplementasikan hak asasi terutama yang sudah diratifikasi;


M

ng

on
gu

Halaman 168 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 168
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa jaminan di konstitusi dan mekanisme internasional lainnya terkait

si
dengan hak berekspresi ada di dalam konstitusi ada yang berkaitan dengan

kebebasan berekspresi, pertama Pasal 28C ayat (2) setiap orang berhak

ne
ng
memperjuangkan dirinya, Pasal 28E ayat (3) setiap orang berhak berkumpul

do
dan berserikat dan mengeluarkan pendapat dan Pasal 28F setiap orang bebas
gu
memperoleh informasi dan komunikasi;

In
A
- Bahwa ada di undang-undang lain yang terkait HAM yang mengatur tentang

hak berekspresi di pasal-pasal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39


ah

lik
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Pers Nomor 40

Tahun 1999;
am

ub
- Bahwa pada level nasional HAM dibatasi dalam pelaksanaannya di konstitusi

dan di undang-undang HAM lainnya dan pada level internasional HAM bisa
ep
k

dibatasi dalam pelaksanaannya dalam Pasal 28J dan karena kita meratifikasi
ah

R
International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) melalui Undang-

si
undang No.12 tahun 2005, maka itu sudah menjadi hukum nasional dan cara

ne
ng

menerapkannya perlu mempertimbangkan mekanisme, proses, substansi

yang berkaitan dengan Pasal 19 ayat (3) di UU No. 12 Tahun 2005;

do
gu

- Bahwa terkait dengan Pasal 19 ayat (3) ICCPR, Pemerintah Indonesia terikat

dengan Prinsip-prinsip Siracusa, Johannesburg dalam hal terkait dengan


In
A

aturan hukum internasional yang sudah diratifikasi. Ketika untuk


ah

lik

menterjemahkan tafsiran yang telah diratifikasi maka cara menafsirkannya

PBB telah memberikan doktrin untuk dirujuk agar negara tidak sewenang-
m

ub

wenang. Doktrin itu bisa dilahirkan oleh para ilmuwan yang kemudian diadopsi
ka

oleh PBB. Doktrin itu bisa lahir dari Keputusan-keputusan Pengadilan baik itu
ep

di level regional, nasional maupun internasional;


ah

- Bahwa berkaitan dengan menyampaikan laporannya secara khusus terkait


R

es

dengan internet, human rights dan bagaimana blokir, throttling harus dilakukan
M

ng

dengan standard yang tepat tidak bisa secara langsung dilakukan, bahkan di
on
gu

Halaman 169 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 169
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam laporan khusus PBB itu censor chips itu sendiri dinyatakan sebagai

si
pelanggaran HAM;

- Bahwa jika ada warganegara yang merasa dirugikan dengan pengaturan

ne
ng
throttling atau pelambatan internet bisa melakukan dengan mekanisme

do
standard Prescribe by the Law, makna dibaliknya kenapa harus dinyatakan di
gu
dalam sebuah keputusan atau hukum tertentu, karena dia harus bisa

In
A
dipertanggungjawabkan bahkan bisa dikontrol oleh parlemen atau peradilan

atau badan khusus oleh pemerintah setempat, sehingga ketika ada individual
ah

lik
offline, berkaitan dengan masalah ini maka dia meminta institusi-institusi lain

untuk bekerja di dalam sistem itu, yang kedua komplain juga dapat dilakukan
am

ub
dengan sarana menegaskan, ketika dalam produk hukum tertentu bisa terukur

mekanisme yang bisa digunakan termasuk publik bisa tahu alasan-alasannya.


ep
k

Bahkan publik seharusnya tidak perlu menggugat kalau itu dijelaskan secara
ah

R
rinci sesuai dengan standard Prescribed by the Law karena dalam Prescribed

si
by the Law dijelaskan kalau mau memblokir itu dampaknya apa, itu harus

ne
ng

diatur dan tidak boleh dibiarkan. Jadi pemerintah jika ingin memblokir harus

ada apa yang diblokir dan berapa lama, siapa yang bertanggung jawab, siapa

do
gu

yang dilindungi, dan apa dampaknya. Jika menggunakan dalil hukum apa

dasarnya? PBB sudah memberi petunjuk Prescribed by the Law dalam


In
A

menterjemahkan Pasal 19 ayat (3;


ah

lik

- Bahwa dampak dari pemerintah yang tidak memperhatikan pengaturan

tersebut di forum PBB bisa saja pemerintah berbohong terhadap fakta, di


m

ub

forum PBB pemerintah menyajikan data yang berbeda, atau tidak lapor sama
ka

sekali apa konsekwensinya? Mekanisme juga mengatur kemungkinan


ep

alternatif laporan. Mekanisme PBB juga memberi ruang bagi negara lain
ah

mempertanyakan komitmen Negara Indonesia dan bila kondisinya sudah


R

es

parah PBB bisa memerintahkan secara khusus untuk datang dan membuat
M

ng

mekanisme khusus investigasi untuk minta pertanggungjawaban atas proses-


on
gu

Halaman 170 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 170
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
proses yang dilakukan karena tidak patuh terhadap apa yang sudah

si
diratifikasinya. Itu adalah konsekwensi hukum internasional yang sudah

menjadi hukum nasional;

ne
ng
- Bahwa dalam memaknai dan menafsir Undang-Undang tentang Informasi dan

do
Transaksi Elektonik Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) harus dengan pendekatan
gu
yang tepat. Pasal 40 ayat (2a) itu berhubungan dengan Pasal 40 ayat (2b).

In
A
Pasal 40 ayat (2a) berkaitan dengan informasi dan dokumen dst., lebih ke

konten. Di sini yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan
ah

lik
peraturan perundang-undangan. Di sini sama dengan hak asasi jika

muatannya melanggar atau bertentangan maka dia bisa dibatasi. Pasal 40


am

ub
ayat (2b) isinya dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 ayat (2a) pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses


ep
k

terhadap informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memiliki muatan


ah

R
melanggar hukum. Penafsiran Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) menggunakan

si
metode penafsiran sistematis dalam hukum karena semua merujuk pada

ne
ng

filtering content yang dalam filtering content tidak termasuk memutus,

memberhentikan dan melambatkan akses internet;

do
gu

- Bahwa jurnalis bekerja sesuai dengan Undang-Undang Pers dan bekerja

menggunakan internet, dengan adanya pemutusan internet jurnalis tidak bisa


In
A

menggunakan internet dan itu merupakan pelanggaran HAM. Kasus ini sudah
ah

lik

menjadi perhatian di PBB ketika di India terutama di wilayah Kashmir dan di

Myanmar. Dalam dua kasus ini pemerintah berdalih untuk menciptakan


m

ub

kemanan nasional, tapi faktanya di dua kasus itu PBB kesulitan untuk
ka

mengakses informasi mengenai pembantaian terhadap manusia, persoalan


ep

pelanggaran HAM terjadi di dua wilayah itu. Jadi pemblokiran internet adalah
ah

merupakan pelanggaran HAM dan dampaknya jauh lebih luas;


R

es

- Bahwa untuk sampai pada kesimpulan pembatasan internet adalah perbuatan


M

ng

melanggar HAM, harus dibuktikan apakah HAM itu derogable atau non
on
gu

Halaman 171 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 171
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
derogable rights, ada sejumlah hak yang sifatnya non derogable rights dan

si
kasus ini termasuk yang derogable rights artinya bisa dikurangi atau dibatasi.

Ketika bisa dikurangi tetap dikatakan pelanggaran HAM, tetapi bisa dibatasi

ne
ng
dan dibatasinya dengan mekanisme yang tunduk pada Pasal 4 ayat (3) ICCPR

do
dan rujukan Pasal 4 ayat (3) terkait dengan situasi darurat yang di Indonesia
gu
harus tunduk kepada hukum secara khusus nasional bahkan pada Pasal 4

In
A
ayat (3) ICCPR harus notifikasi kepada PBB sebagai negara yang sudah

meratifikasi;
ah

lik
- Bahwa pembatasan internet itu adalah memang pelanggaran HAM, dalam

instrumen PBB ada dikenal Permissible Limitations yaitu pembatasan-


am

ub
pembatasan yang diizinkan, itu tidak berarti tidak melanggar HAM, dia tetap

melanggar HAM tetapi yang diizinkan oleh hukum;


ep
k

- Bahwa suatu perbuatan dikatakan melanggar HAM atau tidak, ada forum yang
ah

R
terkait. Ketika disebut nama itu melanggar hukum tapi hanya merujuk pada

si
satu pasal dan tidak ada forum untuk menyelesaikannya, tetapi ketika

ne
ng

menyatakan sesuatu tindakan melanggar HAM dengan tafsir yang ada, maka

harus dibuktikan. Forum di sini misalnya Pengadilan adalah salah satu forum

do
gu

untuk menegaskan bahwa itu bentuk dari pelanggaran HAM. Jadi forumnya

bisa pengadilan dan orang dapat mengekspresikan serta menyampaikan


In
A

pendapat dengan pertimbangan dan forum ini yang menguji baik itu di
ah

lik

pengadilan atau bukan. Itu sebabnya Prescribed by the Law itu penting karena

Prescribed by the Law itu terukur, teruji dan terprediksi;


m

ub

- Bahwa yang ahli pahami dalam kasus a quo adalah menggunakan siaran pers
ka

bukan produk hukum dan siaran pers itu sendiri bukan doktrin hukum dan
ep

siaran pers tidak bisa diukur dan diuji, jadi siaran pers layaknya NGO atau
ah

LSM siapa saja bisa bikin siaran pers dan itu bukan standard yang dimaksud
R

es

dalam Pasal 19 ayat (3) dalam Prescribed by the Law;


M

ng

on
gu

Halaman 172 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 172
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa peran pers selama ini khususnya dalam situasi konflik menjadi sangat

si
vital untuk menyeimbangkan informasi baik itu konflik secara horizontal

maupun konflik secara struktural. Peran pers sangat penting dalam informasi

ne
ng
yang diberikan, beritanya bisa untuk mengambil kebijakan yang diawali

do
dengan pemberitaan-pemberitaan yang dilahirkan oleh karya jurnalistik. Itu
gu
sebabnya kita punya Undang-Undang Pers yang menjamin kemerdekaan

In
A
untuk pers itu sebagai hak asasi manusia. Dalam konflik di negara-negara

otoritarian begitu mudahnya menghentikan kejadian seperti yang kita alami


ah

lik
dulu. Hari ini authoritarianisme ala Suharto tidak terjadi karena kita sudah

berubah menjadi situasi yang lebih demokratis. Myanmar contoh negara yang
am

ub
ketika situasi konflik persnya dibungkam sehingga untuk mengungkap

blockpinnya dan menjadi catatan terburuk di PBB sehingga untuk mendeteksi


ep
k

negara Myanmar harus menggunakan satelit, itupun tidak bisa menjelaskan


ah

R
berapa orang yang meninggal dan kampung yang dibakar. Semoga kita tidak

si
kembali ke jaman dahulu ketika ada model authoritarianisme dalam bentuk

ne
ng

baru yang disebut Digital Authoritarian yaitu model pemerintahan yang anti

demokrasi, tidak mau diawasi, tidak menghendaki adanya pengawasan publik,

do
gu

tidak memberi jalan mudah kepada wartawan untuk mencari pemberitaan;

- Bahwa sejak ada Undang-undang No. 40 tahun 1999 memang betul ada
In
A

inflasi media dan inflasi pers tetapi pers yang tidak sungguh-sungguh
ah

lik

berfungsi dan tidak menjaga kode etik yang suka propaganda dan menyebar

hoaks itu akan mati dengan sendirinya, yang menjadi pembelajaran penting di
m

ub

negara kita pers memberi alternatif pemberitaan, pers juga membantu


ka

pemerintah karena dia menjalankan fungsi informasi dari publik. Pemerintah


ep

terbantu dengan pers karena dengan pers informasi dapat diakses dan dapat
ah

dipertangungjawabkan. Disana ada mekanisme yang meminta


R

es

pertanggungjawaban terhadap karya jurnalistik. Terkait dengan produk pers


M

ng

on
gu

Halaman 173 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 173
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang hoaks pasti tidak akan bertahan lama. Dalam penelitian saya secara

si
statistik produk hoaks akan colapse;

- Bahwa dalam perkembangannya, media itu multiplatform, ada yang cetak ada

ne
ng
yang siar dan ada yang internet/digital media. Tren ke depan adalah dengan

do
digital media karena akses informasi lebih cepat dan akurat dan terpercaya,
gu
maka internet bagian dari perkembangan digital tehnologi sangat membantu

In
A
pekerjaan dunia pers. Namun yang disayangkan jika ada blocking internet

maka kerja untuk mencari, menyimpan atau menyampaikan informasi itu


ah

lik
menjadi lebih sulit dan mengganggu kerja jurnalistik. Dalam kacamata

Undang-Undang Pers blocking internet merupakan pelanggaran terhadap


am

ub
Pasal 4 Undang-Undang Pers. Blocking internet dampaknya besar terhadap

pers di tengah teknologi dimana pers memanfaatkan akses internet;


ep
k

- Bahwa dengan tujuan untuk melindungi keamanan nasional bisa dibenarkan


ah

R
untuk melaksanakan throttling dan harus tunduk kepada Pasal 4 ayat 3 dan

si
pasal 19 ayat (3) ICCPR, throttling untuk alasan keamanan bisa saja akan

ne
ng

tetapi syarat yang digunakan untuk alasan national security lebih panjang

harus notifikasi ke pemerintah dan ke PBB. Presiden harus menetapkan

do
gu

keadaan darurat/emergency karena mengancam nasional;

- Bahwa melakukan pelambatan internet berdasarkan pernyataan Polda Papua


In
A

dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah nasional akan tetapi kebijakan


ah

lik

bukan dari daerah tetapi dari nasional, berarti pusat mempertimbangkan

apakah yang disampaikan Polda Papua menjadi penting atau tidak. Standard
m

ub

itu harus diperjelas kepada publik, apa maksudnya pernyataan Polda itu;
ka

- Bahwa dalam istilah HAM tidak dikenal pemaaf. Dalam Hukum HAM
ep

internasional ada istilah Permissible Limitations dan tidak ada istilah


ah

pengecualian seperti pada pidana;


R

es

- Bahwa justifikasi throttling apalagi blocking tidak dibenarkan dalam hak asasi
M

ng

manusia dan jika tetap dilakukan throttling maka harus didapat informasi dari
on
gu

Halaman 174 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 174
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jajaran internalnya untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan termasuk juga

si
informasi pers. Informasi itu dikelola pemerintah, di saat apa bisa

mengeluarkan, di saat standard-standard yang jika dilihat dari kacamata HAM

ne
ng
beda dengan kacamata administrasi. Dalam konteks HAM pemerintah punya

do
kewajiban untuk memberikan jaminan perlindungan HAM termasuk untuk
gu
malakukan pembatasan. Dalam alasan-alasan termasuk dalam Pasal 19 ayat

In
A
(3) seperti Public Moral, Public Health, National Security, Public Order. Seperti

sekarang karena Corona publik dilarang keluar dulu. Itu boleh dibatasi
ah

lik
mobilitasnya tapi dengan pertimbangan mengapa harus dibatasi dan itu tidak

boleh melalui siaran pers tapi harus dengan keputusan;


am

ub
- Bahwa berdasarkan Pasal 19 ayat (3) pembatasan internet diperbolehkan

tetapi harus ada alasan-alasan yaitu keamanan nasional, ketertiban sosial dan
ep
k

ketertiban moral. Bagaimana cara melaksanakan ketertiban umum dan


ah

R
ketertiban moral dan untuk menjelaskan ini merujuk pada doktrin The Siracusa

si
Principles tahun 1984, bagaimana cara menafsirkannya Pertama ekspresi

ne
ng

terkait ketertiban umum yang digunakan dalam ICCPR didefinisikan sebagai

sekumpulan aturan yang memastikan berfungsinya kehidupan masyarakat

do
gu

atau ketentuan dalam prinsip-prinsip dasar terkait keberadaan masyarakat

yang harus dilindungi. Penghormatan HAM adalah bagian dari ketertiban


In
A

umum. Kedua Ketertiban publik harus ditafsirkan dalam konteks tujuan khusus
ah

lik

untuk HAM yang dibatasi berdasarkan hal tersebut. Ketiga Lembaga Negara

yang bertanggung jawab untuk mengelola ketertiban umum harus dapat


m

ub

diawasi kekuasaannya melalui parlemen, lembaga peradilan, dan badan


ka

khusus independen lainnya;


ep

- Bahwa untuk melindungi ketertiban umum, dengan adanya suatu kondisi


ah

kerusuhan sosial dalam suatu wilayah dapat dikatakan untuk melindungi


R

es

ketertiban umum;
M

ng

on
gu

Halaman 175 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 175
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tidak semua kerusuhan sosial, konflik dan hoaks untuk langsung

si
membatasi, pemerintah dapat mengfungsikan aparat penegak hukum untuk

mengatasi, pemerintah daerah dapat mengatasi jadi tidak dengan cara blokir

ne
ng
internet;

do
- Bahwa pemerintah dalam melakukan throttling harus membuat informasi
gu
kepada publik yang accesible standarnya adalah ada aturan, ada batasan dan

In
A
dapat dipertanggungjawabkan. Apa batasannya dan apa tindakan pemerintah

apa dalam arti aturannya harus mengatakan jika ini ditutup dampaknya akan
ah

lik
begini dan pemerintah akan melakukan apa misalnya dalam upaya

memproses pemulihan keadaan atau kerugian;


am

ub
- Bahwa throttling dan blocking melanggar HAM. Pemerintah mempunyai

wewenang untuk melakukan;


ep
k

- Bahwa wewenang hanya ada di pemerintah, karena diberi wewenang maka


ah

R
disitu harus bisa dimintai pertanggungjawaban atas penggunaan wewenang

si
tersebut. Wewenang yang digunakan harus dengan keputusan atau harus

ne
ng

dengan aturan yang jelas yang bisa dipertanggung-jawabkan secara hukum;

- Bahwa harus ada suatu forum yang menyatakan telah terjadinya perbuatan

do
gu

melanggar hukum dan lembaga-lembaga yang memiliki wewenang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan adalah PTUN, PN, Komnas


In
A

HAM, di pemerintahan di Kominfo juga bisa atau di forum internasional;


ah

lik

- Bahwa internet blocking terjadi di Myanmar tidak banyak yang memahami

bagaimana cara mengatasi persoalan apa yang terjadi di Myanmar dan di


m

ub

Myanmar ternyata tidak hanya soal jurnalis yang tidak bisa meliput tapi
ka

dampaknya jauh lebih dari itu;


ep

- Bahwa mekanisme yang harus dilakukan oleh Pemerintah sebelum melakukan


ah

pembatasan adalah pemerintah menyampaikan kepada publik secara


R

es

langsung dalam bentuk yang dapat dipertanggungjawabkan;


M

ng

on
gu

Halaman 176 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 176
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pemberitaan di media sosial atau di situs website pemerintah, itu

si
hanya suplementary dan jika dipandang dari sudut HAM tidak cukup karena

pembatasan internet di Papua atau Papua Barat harus melalui keputusan

ne
ng
bukan melalui website atau siaran pers. Dari sudut pandang HAM yang

do
digunakan adalah Prescribed by the Law;
gu
- Bahwa ketentuan terkait HAM, terkait hukum internasional, konvensi

In
A
internasional atau traktat internasional yang belum diratifikasi oleh Pemerintah

Negara R.I. tidak bisa ketentuan itu berlaku di Indonesia;


ah

lik
- Bahwa jika ada suatu kerusuhan tidak bisa harus mendahulukan digital rights

atau ketertiban umum, karena ini bukan hanya soal mana yang harus
am

ub
didahulukan. Ketika HAM menegaskan digital technology adalah HAM maka

antara HAM yang satu dengan yang lain di dalam hukum HAM dikenal prinsip.
ep
k

Prinsip-prinsip itu adalah universality, indivisible, nondiscrimination, equality


ah

R
dan interdependency, serta state responsibility;

si
- Bahwa membuat keputusan throttling atau blokir harus ada penegasan dulu

ne
ng

terhadap undang-undang. Mengapa HAM itu pembatasannya hanya dengan

undang-undang bahkan sanksinya hanya dimungkinkan dengan peraturan

do
gu

undang-undang dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2011 itu karena terkait

dengan pembentuk hukumnya ada dua, yaitu eksekutif dan legislatif artinya
In
A

jika ingin membatasi hak ada dua elemen ini yang saling mengontrol. Jadi
ah

lik

tidak ada pembatasan melalui PP atau Perpres apalagi siaran pers;

Ahli 2: OCE MADRIL, S.H., M.A., di bawah sumpah memberikan pendapat


m

ub

sebagai berikut:
ka

- Bahwa suatu tindakan pemerintahan yang dilakukan oleh Menteri, Presiden


ep

sebagai atasan dari Menteri bertanggung jawab atas tindakan Menteri


ah

tersebut, relasi Presiden dengan Menteri bisa dimaknai sebagai relasi mandat.
R

es

Menteri adalah pejabat yang ditunjuk dan diangkat oleh Presiden.


M

ng

Pertanggungjawaban seorang Menteri harus dilihat peraturan perundang-


on
gu

Halaman 177 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 177
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
undangan yang terkait karena tidak bisa dinilai secara umum apakah relasi

si
mandat atau relasi penunjukan Presiden kepada Menteri itu berlaku secara

umum untuk semua sektor urusan pemerintahan karena ada banyak urusan

ne
ng
pemerintahan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan;

do
- Bahwa harus dilihat peraturan perundang-undangan mana yang dibicarakan.
gu
Misalnya peraturan perundang-undangan yang memberikan kewenangan

In
A
secara langsung kepada Menteri tapi ada peraturan perundang-undangan

yang sejatinya itu adalah kewenangan Presiden tetapi kemudian Presiden atas
ah

lik
dasar penunjukan memberikan urusan pemerintahan itu dikelola oleh Menteri;

- Bahwa dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2016 tentang ITE (Informasi dan
am

ub
Transaksi Elektronik) konstruksinya agak berbeda karena konstruksi dalam UU

ITE pemerintah yang dimaksud disitu tidak hanya Menteri tetapi juga Presiden.
ep
k

Jadi pemerintah dalam artian Menteri yang bertanggung jawab untuk urusan
ah

R
informasi yang ditunjuk Presiden. Artinya relasi hubungan antara Presiden dan

si
Menteri kelihatan seperti dalam konstruksi UU ITE karena posisi Menteri

ne
ng

disana adalah posisi yang ditunjuk oleh Presiden, sehingga mestinya secara

logika hukum administrasi ada logika-logika struktur organisasi pemerintahan,

do
gu

ada logika atasan, ada logika pejabat yang mengangkat atau pejabat yang

menunjuk. Dalam logika administrasi dalam beberapa hal atasan/pejabat yang


In
A

menunjuk dapat diminta pertanggungjawaban atau sebetulnya dia memiliki


ah

lik

wewenang juga dalam urusan-urusan yang dilakukan oleh

bawahannya/Menterinya, terutama yang langsung penunjukan berarti bisa


m

ub

dimaknai urusan itu lebih berat daripada urusan mandat;


ka

- Bahwa dalam logika UU Adminstrasi Pemerintahan seorang atasan yang


ep

melakukan keputusan atau tindakan sebetulnya diberikan beban untuk


ah

melakukan tindakan tertentu atau melaksanakan putusan tertentu. Dia bisa


R

es

melakukan putusan atau tindakan korektif misalnya pencabutan, pembatalan,


M

ng

dan pengukuhan. Jadi ada tanggung jawab atasan untuk melakukan tindakan
on
gu

Halaman 178 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 178
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korektif dan dalam UU Administrasi Pemerintahan ada beberapa pasal-pasal

si
yang membebankan tanggung jawab kepada atasan;

- Bahwa jika kita melihat pada logika administratif logika yang dilakukan kepada

ne
ng
atasan dalam hal banding dan ketika atasan melakukan tindakan atau

do
mengkoreksi keputusan, maka atasan pejabat yang mengeluarkan keputusan
gu
atau tindakan itu bisa saja melakukan remisi, pencabutan, pembatalan

In
A
walaupun bukan dia yang melakukan tindakan langsung dalam keputusan itu;

- Bahwa perbuatan melawan hukum oleh pemerintah pada dasarnya bila dilihat
ah

lik
dalam Perma merujuk kepada tindakan pemerintahan yang diikuti dengan

ganti rugi. Asal mula perbuatan melawan hukum pemerintah itu adalah dari
am

ub
pemerintah;

- Bahwa dalam konstruksi UU No. 30 Tahun 2014, Tindakan Administrasi


ep
k

Pemerintahan itu pada Pasal 1 angka 8 adalah perbuatan-perbuatan


ah

R
pemerintahan untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan dalam

si
rangka penyelenggaraan pemerintahan. Artinya pemerintahan menurut UU

ne
ng

ITE ada dua yang bisa dimaknai: pertama perbuatan pemerintah untuk

melakukan sesuatu dan kedua perbuatan pemerintah untuk tidak melakukan

do
gu

sesuatu. Jadi tidak melakukan sesuatu juga termasuk dalam tindakan

pemerintahan. Melakukan sesuatu juga bentuk tindakan pemerintahan. Dalam


In
A

konstruksi yang bagaimana kita melihat relasi menteri dan presiden. Apakah
ah

lik

ketika menteri melakukan sebuah tindakan dan ada keberatan atas tindakan

itu dan presiden tidak melakukan tindakan korektif dan presiden tidak
m

ub

melakukan tindakan apapun, apakah ini bisa dimaknai Presiden sudah


ka

melaksanakan tindakan pemerintahan. Menurut ahli sikap diam presiden dan


ep

tidak mengambil tindakan apapun termasuk dalam katagori tindakan


ah

pemerintahan karena sebenarnya ada pilihan bagi atasan yaitu melakukan


R

es

koreksi terhadap tindakan yang dilakukan oleh bawahan atau membiarkan.


M

ng

Membiarkan dalam konsep doktrin tindakan pemerintahan sebetulnya dia


on
gu

Halaman 179 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 179
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan sesuatu. Doktrin ini yang kita ambil di dalam UU No. 30 Tahun

si
2014;

- Bahwa jika di lihat dari sisi konsep hukum administrasi, konsep yang diambil

ne
ng
oleh hukum administrasi adalah konsep yang sangat luas, tidak hanya

do
melakukan tindakan konkrit tetapi tidak melakukan tindakan konkrit juga
gu
termasuk tindakan pemerintahan. Ketika ada bawahan yang melakukan

In
A
sesuatu kemudian tidak ada tindakan koreksi dari atasan apalagi sudah ada

upaya keberatan, maka sebenarnya atasan sudah melakukan tindakan juga;


ah

lik
- Bahwa dalam Perma setiap gugatan administrasi harus didahului upaya

keberatan maka sebetulnya dihitung sebagai suatu rangkaian karena sebelum


am

ub
masuk upaya di persidangan. Logika administrasi mengatakan jika ada

bawahan yang membuat keputusan kemudian ada warganegara yang


ep
k

keberatan dengan keputusan itu dan tidak dikoreksi oleh pejabat yang
ah

R
bersangkutan maka atasannya bisa mengambil alih. Atasannya bisa

si
mengambil tindakan untuk mengoreksi atau mengukuhkan;

ne
ng

- Bahwa dalam konteks upaya administratif yang harus dilakukan sebelum

gugatan masuk ke PTUN maka sebenarnya kalau tidak ada perubahan disitu

do
gu

maka logika yang dibawa ke PTUN kedua-duanya (Menteri dan Presiden) bisa

digugat. Perma mengharapkan persoalan ini selesai secara administratif di


In
A

pemerintahan maka logikanya adalah logika bertingkat, diajukan dulu


ah

lik

keberatan kepada pejabat yang melakukan kemudian kepada atasan. Jika

fungsi ini tidak bekerja maka pengadilan yang akan mengambil alih. Ketika
m

ub

Perma mensyaratkan mengatur upaya administrasi yang harus ditempuh,


ka

logikanya adalah pejabat-pejabat ini yang melakukan atau atasannya bisa


ep

digugat di pengadilan, karena atasan tidak menggunakan kewenangannya


ah

untuk melakukan sesuatu, mengoreksi atau atasan sebenarnya menyetujui


R

es

perbuatan itu dengan cara tidak menganulir maka atasan bisa digugat karena
M

ng

sudah melaksanakan tindakan pemerintahan;


on
gu

Halaman 180 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 180
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa soal wewenang jika dilihat dari konsep hukum administrasi mengenai

si
syarat sahnya suatu keputusan ada 2, pertama sah secara formil dan sah

secara materiil. Konsep hukum administrasi memandang soal wewenang

ne
ng
adalah bagian dari syarat sah materil karena di dalam sebuah keputusan atau

do
tindakan harus didahului dengan adanya wewenang. Artinya seorang pejabat
gu
atau badan yang melakukan tindakan pemerintahan haruslah badan atau

In
A
pejabat yang berwenang. Ini adalah konsep dasar materil. Kaitannya adalah

dengan konsep tidak berwenang, ada 3 konsep tidak berwenang salah


ah

lik
satunya adalah tidak berwenang secara materil, artinya wewenang itu adalah

alas dasar seseorang pejabat atau badan menggunakan kekuasaannya;


am

ub
- Bahwa dalam pasal-pasal awal UU AP pada Pasal 8 dijelaskan penggunaan

kewenangan pemerintahan. Setiap tindakan harus ditetapkan atau dilakukan


ep
k

oleh pejabat yang berwenang, kemudian dalam UU AP Pasal 7 ayat 2


ah

R
dikatakan bahwa setiap pejabat wajib membuat keputusan atau tindakan yang

si
sesuai dengan kewenangannya kemudian mematuhi AAUPB sesuai dengan

ne
ng

peraturan perundang-undangan dan prosedur;

- Bahwa peraturan perundang-undangan aspek hukum wewenang ditaruh di

do
gu

awal. Konsep Hukum Administrasi Negara (HAN) melihat wewenang adalah

aspek materiil dan sangat penting dalam menilai sah atau tidak sahnya
In
A

sebuah keputusan atau tindakan termasuk juga dalam Undang-Undang No. 30


ah

lik

Tahun 2014 itu merupakan aspek yang paling utama. Dalam UU Administrasi

ada bab khusus tentang larangan penyalahgunaan wewenang, karena aspek


m

ub

wewenang itu penting maka di dalam UU Administrasi ada bab khusus


ka

dilarang pejabat menggunakan wewenang tanpa ada dasar. Secara asas bila
ep

dilihat di Pasal 5 tentang legalitas bahwa sebuah kekuasaan harus digunakan


ah

secara hukum, kemudian ada asas tidak menggunakan wewenang, ada asas
R

es

kepastian hukum dll. Itu semua terkait dengan apakah si badan pemerintahan
M

ng

atau pejabat mempunyai wewenang untuk bertindak atau tidak;


on
gu

Halaman 181 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 181
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa di dalam Pasal 40 Undang-Undang ITE Pemerintah diberikan

si
beberapa kewenangan. Dalam Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) disitu memang

dikatakan pemerintah berwenang. Pertanyaannya wewenang seperti apa?

ne
ng
dalam Pasal 40 ayat (2b) dikatakan pemerintah berwenang untuk melakukan

do
pemutusan akses atau memerintahkan kepada penyelenggara sistem
gu
elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap informasi elektronik

In
A
yang memiliki muatan melanggar hukum;

- Bahwa dalam Pasal 40 ayat (2b) unsur-unsurnya adalah unsur pertama


ah

lik
Pemerintah bisa melakukan pemutusan akses tetapi pemutusan itu kepada

informasi elektronik yang muatannya melanggar hukum. Pasal 40 ayat (2b)


am

ub
harus dibaca secara lengkap tidak bisa dibaca sampai Pemerintah memiliki

akses tetapi harus dimaknai bahwa Pemerintah memutus akses yang


ep
k

bagaimana atau objeknya apa terhadap informasi dokumen elektronik yaitu


ah

R
dokumen elektronik yang muatannya melanggar hukum. Jadi pemerintah

si
berwenang tetapi wewenangnya terbatas hanya untuk memutus akses yang

ne
ng

muatannya melanggar hukum;

- Bahwa dalam undang-undang ini tidak ada penjelasan lebih lanjut apa yang

do
gu

dimaksud dengan akses yang muatannya yang melanggar hukum, mungkin

yang dibayangkan oleh pembuat undang-undang adalah melanggar hukum


In
A

dengan konteks sudah ada keputusan atau penetapan terhadap kontens yang
ah

lik

muatannya melanggar hukum. Pasal (2b) ini ada sedikit berat karena dia

memberi batasan kewenangan pemerintah itu tidak main-main. Pemerintah


m

ub

berwenang tapi dibatasi dengan kalimat yang melanggar hukum. Dalam


ka

undang-undang tidak dijelaskan apa yang harus ditempuh terhadap muatan


ep

yang melanggar hukum, karena ini berkaitan dengan urgent atau tidaknya
ah

tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ketika dia melakukan kewenangan


R

es

Pasal 40 ayat (2a) dan (2b, ini adalah kewenangan yang terbatas,
M

ng

kewenangannya jelas, tindakannya jelas melakukan pemutusan akses tetapi


on
gu

Halaman 182 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 182
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
objeknya juga jelas terhadap informasi atau dokumen elektronik yang memiliki

si
muatan yang melanggar hukum;

- Bahwa jika pemerintah melakukan sesuatu di luar atribusi yang diberikan oleh

ne
ng
undang-undang ini maka bisa dikatakan tindakan atau pemutusan itu berada

do
di luar kewenangannya jika tidak memenuhi perintah dari Pasal 40 ayat (2a)
gu
dan (2b). Tetapi jika fokus pada Pasal 40 ayat (2b), maka kewenangan itu

In
A
adalah kewenangan yang dibatasi dengan objek dan objek itu juga ada

syaratnya tidak hanya soal muatan tapi muatan itu harus melanggar hukum;
ah

lik
- Bahwa jika Pemerintah melakukan pemutusan akses secara keseluruhan

maka tentu dia berada di luar apa yang dikehendaki oleh Pasal 40 ayat (2b),
am

ub
yaitu bisa saja terjadi tetapi ayat (2b)-nya harus dirubah terlebih dahulu bahwa

soal muatan itu harus dihilangkan. Jika dilakukan pemutusan secara


ep
k

keseluruhan, maka secara sederhana akan ada dua aplikasi pertama muatan
ah

R
yang negatif bisa terblok tetapi muatan-muatan yang lain juga bisa ter-blok, di

si
situ Pemerintah tidak punya kewenangan dan di situ ada potensi

ne
ng

penyalahgunaan wewenang;

- Bahwa konsep diskresi dalam undang-undang ada empat pertama karena

do
gu

undang-undang memberikan pilihan, kedua aturannya tidak jelas, ketiga ada

kekosongan aturan keempat ada stagnasi pemerintahan;


In
A

- Bahwa di dalam empat ruang lingkup itulah diskresi bisa dilakukan. Artinya
ah

lik

diskresi secara konseptual pada dasarnya dibuat untuk menimpali peraturan

perundang-undangan. Tetapi begitu konsep ini dinormakan dalam undang-


m

ub

undang, diskresi itu tidak bisa dipandang hanya sebagai asas karena dia
ka

sudah dinormakan dalam hukum positif. UU Administrasi mengatur itu bahkan


ep

tata cara diskresi juga diatur, sehingga sekarang diskresi dipandang sebagai
ah

sebuah wewenang yang harus dijalankan menurut UU Administrasi


R

es

Pemerintahan;
M

ng

on
gu

Halaman 183 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 183
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa setelah memenuhi syarat itu apakah diskresi itu dilakukan dengan tata

si
cara yang ditempuh misalnya diskresi yang menyebabkan inflasi keuangan

negara harus ada persetujuan, diskresi yang merugikan masyarakat harus ada

ne
ng
laporan ke atasan dan persetujuan. Kalau tata cara ini tidak dilakukan maka

do
akan melanggar wewenang diskresi yang ada dalam undang-undang. Kalau
gu
ruang lingkup dan syarat-syarat tidak terpenuhi maka melanggar norma

In
A
diskresi yang ada dalam undang-undang;

- Bahwa Pemerintah memang diberi kewenangan untuk memutus akses tetapi


ah

lik
kemudian dibatasi pertama objeknya jelas yaitu muatan yang melanggar

hukum. Undang-undang tidak menjelaskan bagaimana yang melanggar


am

ub
hukum itu. Apakah hoaks itu harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa informasi

itu mengandung muatan negatif atau tidak. Apa prosedur yang harus ditempuh
ep
k

untuk membuktikan dia melanggar hukum atau tidak. Jika kita kembali pada
ah

R
prinsip kepastian hukum tentu harus ada keputusan yang menyatakan bahwa

si
muatan yang melanggar hukum itu dinilai berdasarkan keputusan yang tetap;

ne
ng

- Bahwa ahli tidak menemukan bagaimana membuktikan sebuah muatan itu

melanggar hukum atau tidak, karena ini berkaitan dengan kewenangan. Jadi

do
gu

muatan-muatan ini dinyatakan dulu sebagai muatan yang melanggar hukum

baru kemudian Pemerintah punya kewenangan untuk memutus akses;


In
A

- Bahwa berdasarkan asas kecermatan Pemerintah melakukan tindakan


ah

lik

dengan cermat maksudnya semua informasi dokumennya lengkap sehingga

tindakan yang diambil berdasarkan dokumen dan informasi yang lengkap. Bila
m

ub

Pemerintah menggunakan informasi yang tidak lengkap tindakan itu pasti akan
ka

menabrak peraturan, menabrak hak warganegara dst. Itulah mengapa kita


ep

mempunyai prinsip-prinsip AUPB;


ah

- Bahwa jika ada penetapan muatan yang informasinya memuat hal-hal yang
R

es

melanggar hukum maka disitulah Pemerintah baru berwenang mengeluarkan


M

ng

memutus akses, jika tiba-tiba pemerintah memutus akses dan membuat


on
gu

Halaman 184 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 184
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
judgement tersendiri dengan muatan yang melanggar hukum, maka tindakan

si
itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Akuntabilitasnya lemah, aspek

kepastian hukumnya lemah, aspek kecermatannya lemah kemudian disitu

ne
ng
akan ada potensi melanggar kewenangan karena dia bisa bersifat resesif apa

do
yang membatasi kewenangan itu;
gu
- Bahwa jika prosedurnya belum ada dan SOP-nya baru ditandatangani setelah

In
A
keputusan itu diterbitkan atau perbuatan itu dilakukan, sepanjang tidak

melanggar norma yang ada di undang-undang, kemudian diskresi itu diambil


ah

lik
dengan cara sesuai dengan pasal yang ada dalam Undang-Undang

Administrasi Pemerintahan maka diskresi boleh diambil dan ditetapkan oleh


am

ub
pejabat itu;

- Bahwa Presiden punya tanggung jawab dengan tindakan yang diambil oleh
ep
k

Menkominfo, logika yang digunakan adalah logika penyelesaian masalah


ah

R
administrasi, atasan pejabat yang melakukan tindakan bisa digugat karena

si
logikanya dalam UU AP dan dikuatkan dengan Perma ada upaya administratif

ne
ng

yang kita kenal dengan keberatan dan banding administratif yang ditujukan

kepada pejabat menentukan dan kemudian ditujukan kepada atasan pejabat

do
gu

yang menentukan. Pada dasarnya dalam logika pemerintahan ada struktur

pemerintahan dan putusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan oleh
In
A

pejabat yang lebih rendah bisa dikoreksi, bisa dicabut bahkan bisa dikukuhkan
ah

lik

oleh pejabat yang lebih tinggi ini logika yang kita ambil dalam administrasi

pemerintahan. Ketika Perma mensyaratkan harus ada upaya keberatan, maka


m

ub

warganegara yang dirugikan harus menempuh upaya ini dengan harapan


ka

atasan si pejabat itu melakukan tindakan korektif dengan upaya administratif


ep

itu, tetapi kemudian upaya administratif tidak dilakukan dan hasilnya tidak
ah

diharapkan oleh warganegara maka warganegara bisa mengajukan perkara di


R

es

PTUN. Atasan pejabat yang membuat keputusan itu sama-sama memiliki


M

ng

tanggung jawab karena ini masalah administrasi, beda jika soal yang digugat
on
gu

Halaman 185 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 185
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah atasannya atau pimpinan tertinggi pemerintahan karena tidak ada lagi

si
atasan di atas dia maka tidak akan ada logika pejabat yang di bawah dan

pejabat yang di atas dalam pemerintahan. Dalam hal seperti ini sebenarnya si

ne
ng
atasan juga melakukan tindakan apa yang kedua-duanya dianggap untuk

do
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, karena dia tidak melakukan
gu
tindakan korektif dan kita lihat pengertian tindakan pemerintahan itu semua

In
A
termasuk tindakan pemerintah yang tidak melakukan sesuatu, dengan

demikian si pejabat atasan itu sudah dianggap menyetujui tindakan itu;


ah

lik
- Bahwa ahli tidak tahu detail tentang Peraturan Menteri Kominfo No. 19 tahun

2014 tentang penanganan pembuatan situs bermuatan negatif;


am

ub
- Bahwa bicara soal kerugian dan kepentingan hukum banyak sekali konsep

dan tafsirnya, termasuk juga banyak putusan-putusan peradilan soal ganti


ep
k

rugi. Dalam hal ini Penggugat adalah organisasi dan sepanjang kepentingan
ah

R
yang diwakili Penggugat mempunyai kepentingan yang sama dengan objek

si
gugatan artinya dia bisa berargumentasi bahwa dia punya kepentingan dalam

ne
ng

perkara itu, sudah cukup banyak konsep yang bisa dirujuk dan banyak juga

konsep ini diterima di peradilan. Kerugiannya bisa kerugian langsung atau

do
gu

tidak langsung kepada si Penggugat, tetapi di dalam relasi objek gugatan dia

memiliki kepentingan dan bisa diargumentasikan jenis kerugian apa yang


In
A

diderita dan diwakili oleh si Penggugat;


ah

lik

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, untuk menguatkan dalil

bantahannya, Tergugat I telah mengajukan 2 (dua) orang saksi bernama


m

ub

SEMUEL ABRIJANI PANGERAPAN dan IRJEN POLISI Drs. RUDOLF ALBERTH


ka

RODJA serta 1 (satu) orang Ahli bernama Prof. Dr. YOS JOHAN UTAMA, S.H.,
ep

M.Hum., yang pada pokoknya sebagai berikut:


ah

Saksi 1. SEMUEL ABRIJANI PANGERAPAN, berjanji memberikan keterangan


R

es

pada pokoknya sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Halaman 186 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 186
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi bekerja di Kominfo dengan jabatan Direktur Jenderal Aplikasi

si
Informatika sejak bulan Oktober tahun 2016 sampai dengan sekarang;

- Bahwa sebelum saksi bertugas di Kominfo saksi adalah karyawan swasta dan

ne
ng
buka usaha sendiri dan juga sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara

do
Jasa Internet Indonesia (APJII);
gu
- Bahwa pelambatan internet di Papua terjadi pada tanggal 19 Agustus 2019,

In
A
yang dilanjutkan dengan penutupan terbatas mulai tanggal 21 Agustus 2019;

- Bahwa dalam proses pelambatan dan penutupan terbatas saksi tidak terlibat,
ah

lik
yang melakukan penutupan terbatas adalah operator karena saksi tidak

mempunyai alat untuk itu, tetapi pelambatan dan pemutusan instruksinya dari
am

ub
Pemerintah;

- Bahwa instruksi dilakukan kepada operator tanggal 19 Agustus 2019 sudah


ep
k

ada pertemuan di WhatsApps group yang anggotanya ada beberapa Dirjen


ah

R
serta semua CEO dari operator;

si
- Bahwa saksi rapat dengan semua CEO sifatnya online tidak ada tatap muka

ne
ng

dilakukan pagi hari pada tanggal 19 Agustus 2019;

- Bahwa rapat dilakukan dalam WAG, dan anggota WAG tersebut adalah

do
gu

Menteri Kominfo, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika

(SDPPI), Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) dan saksi sendiri
In
A

juga ada CEO daripada operator seluler dan CEO dari Telkom;
ah

lik

- Bahwa keputusan untuk melakukan pelambatan akses internet diambil melalui

rapat di dalam WAG, kita mencari jalan bagaimana cara melakukan


m

ub

pengendalian karena berdasarkan Undang-Undang ITE Pasal 40 Pemerintah


ka

wajib, selanjutnya kita mencari cara yang efektif dan berdasarkan hasil diskusi,
ep

yang paling efektif adalah melakukan pelambatan dan dari laporan-laporan di


ah

lapangan dibutuhkan penutupan terbatas;


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 187 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 187
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa dasar dilakukan pelambatan adalah untuk pengendalian informasi

si
hoaks dan dalam WAG yang dibicarakan masih throttling saja, tidak ada

pilihan lain;

ne
ng
- Bahwa pada waktu itu yang dipilih kebijakan throttling karena berdasarkan

do
Informasi dari aparat keamanan di lapangan dan laporan dari intelijen,
gu
informasi pada saat itu tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilakukan

In
A
dengan cara normal, maka langkah yang dipilih adalah throttling;

- Bahwa karena kondisinya tidak seperti biasanya, banyak beredar berita hoaks,
ah

lik
bisa dilakukan pemblokiran kontens dan itu perlu waktu dan pada waktu itu

langkah yang harus segera diambil adalah pelambatan;


am

ub
- Bahwa pada waktu ada disinformasi mahasiswa Papua di Surabaya yang

berlanjut ke Papua, terjadinya informasi itu sangat cepat dan terjadi


ep
k

pemanasan di Papua sehingga diputuskan waktu itu untuk melakukan


ah

R
throttling;

si
- Bahwa pada tanggal 19 Agustus 2019 di pagi hari ada pertemuan dulu di

ne
ng

tingkat Menteri, dilanjutkan pada pertemuan di WAG yang akhirnya langsung

ditindaklanjuti dengan eskalasi yang ada di lapangan dan memberikan

do
gu

perintah ke operator melakukan pelambatan akses internet dan dilanjutkan

dengan penutupan terbatas;


In
A

- Bahwa keputusan untuk melakukan pelambatan akses internet yang


ah

lik

dilanjutkan dengan penutupan terbatas tidak dituangkan dalam bentuk Surat

Keputusan;
m

ub

- Bahwa setelah tanggal 21 Agustus 2019 dilakukan pelambatan dan penutupan


ka

terbatas kita pantau hari per hari, jam per jam;


ep

- Bahwa setelah dilakukan pelambatan dan pemutusan terbatas oleh Menteri


ah

Kominfo secara mekanisme pastinya Menteri sudah melaporkan kepada


R

es

Presiden terkait dengan tindakan ini;


M

ng

on
gu

Halaman 188 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 188
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa setelah dilakukan pelambatan dan pemutusan saksi penah dipanggil

si
oleh Komisi I DPR dan sebelum dipanggil oleh Komisi I ada pertemuan

dengan KSP (Kantor Staf Presiden) Menteri Kominfo dan saya hadir disana

ne
ng
untuk membahas pertemuan dengan Komisi I;

do
- Bahwa untuk pelambatan dan pemutusan akses dilakukan terhadap internet
gu
jaringan seluler karena adanya pendistribusian informasi yang tidak bisa

In
A
dipertanggungjawabkan dan pembatasannya menggunakan seluler. Kita

lakukan pembatasan terbatas karena yang fixed internet tidak dilakukan


ah

lik
pembatasan. Fixed internet itu layanan internet kabel yang ada di kantor-

kantor atau di rumah;


am

ub
- Bahwa karena adanya eskalasi berita penyebaran hoaks dan kejadian ini

adalah yang kedua, yang pertama pada bulan Mei pernah dilakukan
ep
k

pembatasan dan dasar hukum yang digunakan adalah Undang-Undang ITE


ah

R
Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) yang mengatakan pemerintah wajib

si
mengendalikan, dan harus ada tindakan, karena dalam amanat undang-

ne
ng

undang itu wajib. Jadi kewajiban dulu yang diberikan baru kewenangannya.

Pada saat itu teknologi yang kita miliki dan yang ada saat itu adalah teknologi

do
gu

pelambatan dan pemutusan;

- Bahwa ada laporan terkait dengan eskalasi statistik penyebaran berita hoaks
In
A

di Papua yang menjelaskan tentang jenis hoaks dan medianya serta


ah

lik

akumulasi penyebarannya. Itu yang kita amati kenapa pada waktu itu sampai

dilakukan penutupan akses, karena adanya pelajar di Wamena berteriak crush


m

ub

dan akhirnya terjadi pembakaran;


ka

- Bahwa laporan eskalasi setiap bulan dikeluarkan oleh Dirjen Aplikasi


ep

Informatika. Setiap hari kita mengeluarkan tabel tersebut tapi tergantung dari
ah

pembicaraan. Kita punya mesin namanya AIS dan semuanya kegiatan tercatat
R

es

di situ, mesin tersebut mempunyai kemampuan untuk menelusuri dan


M

ng

membaca ulang. Dalam keadaan normal kita melakukan pemantauan


on
gu

Halaman 189 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 189
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terhadap isu-isu yang popular di masyarakat dan itu dilaporkan pada Menteri

si
untuk ditindaklanjuti dan kita khususkan objeknya pada data-data terkait di

Papua;

ne
ng
- Bahwa setelah dilakukan pemutusan terbatas oleh Menteri, maka Menteri

do
menginstruksikan kepada operator seluler untuk menyediakan internet pada
gu
periode 19 Agustus 2019 sampai dengan 4 September 2019, agar media bisa

In
A
meng-cover dan mengirim berita, pemerintah menyediakan fasilitas internet

untuk media dan pers di Kantor Wintel Jayapura dan di Kantor Telkom
ah

lik
Manokwari;

- Bahwa kenapa pembatasan itu sifatnya menyeluruh terhadap layanan data


am

ub
seluler dan tidak kepada konten-konten, karena untuk mengendalikan kontens

dalam situasi yang abnormal dan spesifik. Jika penutupan dilakukan secara
ep
k

normal maka kita harus menulis surat kepada penyedia layanan kemudian
ah

R
mereka me-review. Jadi kami mengambil langkah yang praktis, karena

si
memerintahkan sebuah konten untuk diturunkan ada prosesnya, dimana

ne
ng

penyedia layanan konten itu seperti facebook, twitter mereka punya hak sipil

dan kita tidak mau kondisi seperti itu, jadi kita mengambil sikap tenangkan

do
gu

dulu, baru kita jalankan situasi normal. Itu yang kita putuskan pada waktu itu;

- Bahwa dalam rapat-rapat atau pembahasan tertutup, salah satu isu negatif
In
A

yang dibicarakan adalah tentang disintegrasi karena kita temukan di lapangan


ah

lik

sudah ada kontens-kontens yang berasal dari luar yang kita kenali IT nya

berasal dari luar tapi menggunakan bahasa Indonesia dan melakukan


m

ub

disinformasi disana. Itu yang menjadi basis kita mengambil keputusan karena
ka

sudah ada yang ingin membawa disintegrasi Papua. Padahal di PBB sudah
ep

dinyatakan menjadi wilayah Indonesia dan keadaan di Papua itu dijadikan isu
ah

internasional. Ini yang kita ketemukan di lapangan dan akan dibahas pada
R

es

pertemuan tingkat Menteri;


M

ng

on
gu

Halaman 190 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 190
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Kementerian Kominfo tidak mengakses tiap-tiap individu yang

si
memberikan informasi-informasi yang bermuatan melanggar hukum, karena

kita bukan seperti negara di China yang melakukan sistem self influence,

ne
ng
dimana kita bisa meng-upload semua, kita memilih untuk tidak menggunakan

do
sistem itu karena kita negara demokratis, kita melakukan pasca kejadian,
gu
makanya kita memerlukan bantuan operator karena pelambatan dan

In
A
penutupan tidak dilakukan langsung oleh pemerintah. Semua yang kita

lakukan terbuka dan ada check and balance, pemerintah punya kewenangan
ah

lik
untuk menutup tapi tidak mempunyai alat untuk menutup. Pada saat itu

keadaan di Papua tidak normal maka cara yang lebih praktis dan cepat adalah
am

ub
melakukan pelambatan dan penutupan internet karena pemerintah wajib untuk

melakukan itu sesuai dengan undang-undang. Memang ada beberapa yang


ep
k

tidak setuju dengan tindakan pemerintah akan tetapi jika didiamkan maka
ah

R
resikonya akan menjadi lebih besar;

si
- Bahwa yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan adanya throttling ini adalah

ne
ng

bagaimana mengembalikan kepada situasi normal, kita menenangkan dahulu,

makanya pada tanggal 5 September 2019 sudah dilakukan pembukaan sacara

do
gu

bertahap. Jadi tanggal 19 Agustus 2019 dilakukan pelambatan, tanggal 21

Agustus 2019 dilakukan penutupan terbatas dan tanggal 5 September 2019


In
A

kami dipanggil DPR dan kami sudah melakukan pembukaan secara terbatas
ah

lik

dengan berdasarkan fakta di lapangan dan laporan dari Polda dan dari

Gubernur Papua Barat yang berkirim surat untuk dilakukan pembukaan. Dan
m

ub

kita melakukan pembukaan secara bertahap sesuai dengan kondisi di


ka

lapangan;
ep

- Bahwa Menteri kemudian mengambil langkah memerintahkan operator untuk


ah

memutuskan internet, berupa diskresi dan secara lisan mengumumkan


R

es

kepada publik karena keterbukaan informasi semuanya diumumkan kepada


M

ng

publik karena wajib hukumnya;


on
gu

Halaman 191 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 191
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa memutus akses karena hoaks berdasarkan data-data dan kami

si
verifikasi dangan kondisi di lapangan dan dengan otoritas yang mempunyai

wewenang terhadap hal itu, dan cara kita untuk mengetahui hoaks atau tidak

ne
ng
kita melakukan verifikasi dengan beberapa pihak;

do
- Bahwa semua berita yang tidak benar itu bisa diblokir kalau itu menyangkut
gu
dan meresahkan masyarakat dan pembokiran harus ada 2 unsur yang harus

In
A
dipenuhi yaitu meresahkan dan mengganggu ketertiban umum. Kedua unsur

itu harus dipenuhi dan itu ada dalam undang-undang. Tidak hanya diblokir,
ah

lik
pelakunya bisa kita ajukan kepada kepolisian;

- Bahwa ketika mengambil keputusan untuk melambatkan dan menutup akses,


am

ub
ada permintaan dari otoritas kepada penegak hukum atau Kominfo yang

meminta penutupan setelah di verifikasi data yang ada di medsos apakah


ep
k

kejadiannya benar atau tidak;


ah

R
- Bahwa Kominfo sudah ada MoU dan payung hukumnya, jadi kita tidak perlu

si
lagi surat menyurat kepada aparat. Kominfo tidak bekerja sendiri terkait

ne
ng

dengan penyelenggaraan kontens. Untuk obat-obatan kita bekerja sama

dengan BNN, terkait dengan makanan dengan BPOM, terkait dengan teroris

do
gu

bekerja sama dengan Densus 88. Semua ada di MOU untuk membantu kami

menganalisa lebih cepat;


In
A

- Bahwa ketika ada keputusan untuk melakukan pelambatan atau pemutusan


ah

lik

semua informasi khususnya yang beredar di Papua Barat situasi dan

kondisinya di lapangan sudah tereskalasi tidak menunjukkan kontens per


m

ub

kontens karena tidak terkendali. Kita tidak bisa tahu siapa yang mengirim
ka

berita, maka kita tenangkan dulu masyarakat di Papua baru yang lainnya kita
ep

proses. Jika keadaan normal kontensnya kita cari, kita lakukan kajian hukum
ah

dan kita tutup kontensnya, kita terangkan dasar hukum pelanggarannya.


R

es

Kondisi di Papua kita tidak bisa mengedepankan proses yang normal karena
M

ng

membutuhkan waktu yang lama dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa
on
gu

Halaman 192 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 192
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
eskalasi di Papua bisa dikendalikan jadi kita menutup akses. Dalam undang-

si
undang pemerintah wajib untuk menutup dan kalau kita tidak melakukan

langkah apapun saya bisa dituntut. Di saat situasi seperti itu diperlukan

ne
ng
langkah bersama bukan hanya Kominfo, disana ada BIN, ada Polisi ada

do
Menteri Luar Negeri dan semua ini dipertanggungjawabkan ke DPR. Menteri
gu
Polkumham pada tanggal 5 September 2019 dipertanyakan oleh DPR dan itu

In
A
sifatnya terbuka dan tertutup, pada waktu yang bicara Kementerian Luar

Negeri sifatnya terbuka dan pada waktu yang bicara Menham, BIN dan
ah

lik
Panglima ABRI sifatnya tertutup karena untuk keamanan negara;

- Bahwa saksi sebagai Dirjen Aplikasi Informatika, tupoksinya adalah membuat


am

ub
kebijakan tentang tata kelola terkait dengan informatika kontens dan aplikasi,

dan semua yang bergerak di atas jaringan internet ada di Dirjen Aplikasi;
ep
k

- Bahwa untuk kejadian di Papua yang dibatasi jaringan media selulernya


ah

R
diputuskan oleh Dirjen Penyelenggara Pos Informatika (PPI) yang bisa

si
memerintahkan operator seluler untuk melakukan pelambatan dan pemutusan;

ne
ng

- Bahwa memutus internet tidak hanya laporan dari BIN tapi dari Kepolisian juga

Tentara dan ini merupakan pertemuan di tingkat Menteri di sana ada BIN,

do
gu

Panglima TNI dan Menkopulhukam diputuskan bersama-sama bukan oleh

satu institusi;
In
A

- Bahwa setelah pertemuan antara DPR dengan Menko Polkam tanggal 5


ah

lik

September 2019 diarahkan kepada langkah-langkah pemulihan secara

bertahap berdasarkan laporan dari lapangan dalam hal ini Gubernur dan
m

ub

Polda. Kita buka per wilayah. Untuk wilayah yang sangat rentan dibukanya per
ka

kecamatan;
ep

Saksi 2. IRJEN POLISI Drs. RUDOLF ALBERTH RODJA, berjanji memberikan


ah

keterangan pada pokoknya sebagai berikut:


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 193 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 193
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi tahu perkara yang sedang berlangsung yaitu pemutusan atau

si
pelambatan internet di Papua dan Papua Barat pada saat terjadi kerusuhan di

Papua pada bulan Agustus sampai dengan September 2019;

ne
ng
- Bahwa ketika terjadi kerusuhan di Papua, saat itu saksi menjabat sebagai

do
Kapolda Papua untuk periode dari tanggal 2 Mei 2019 sampai dengan 30
gu
September 2019;

In
A
- Bahwa saat menjabat sebagai Kapolda Papua, saksi mengeluarkan Maklumat

Kapolda Papua terkait dengan kerusuhan yang terjadi di Papua;


ah

lik
- Bahwa awalnya kerusuhan itu terjadi tanggal 19 Agustus 2019, sebelum terjadi

kerusuhan di Papua terjadi kerusuhan di Surabaya dimana Bendera Merah


am

ub
Putih diturunkan di Asrama Mahasiswa Papua dan juga ada ucapan-ucapan

rasis berupa kata monyet kepada para mahasiswa Papua dan ada intimidasi-
ep
k

intimidasi lain soal Papua di asrama mahasiswa Papua di Surabaya sehingga


ah

R
timbullah kemarahan dari seluruh lapisan masyarakat di tanah Papua mulai

si
dari Gubernur, Majelis Rakyat Papua, Tokoh-Tokoh Gereja sampai dengan

ne
ng

seluruh lapisan masyarakat dan pada saat itu Ketua MRP mengeluarkan

maklumat yang menyuruh seluruh mahasiswa yang berada di Pulau Jawa

do
gu

maupun di daerah-daerah lain untuk kembali ke tanah Papua dan ini menjadi

awal terjadinya kerusuhan tanggal 19 Agustus 2019, baik itu terjadi di wilayah
In
A

Papua maupun di Provinsi Papua Bara;


ah

lik

- Bahwa saksi mengetahui karateristik masyarakat Papua, mereka pasti akan

melakukan aksi yang ada di tanah Papua akibat dari kejadian rasisme di
m

ub

Surabaya, sehingga pada tanggal 19 Agustus 2019 saksi melaksanakan rapat


ka

koordinasi dengan Muspida dan tokoh-tokoh gereja untuk menenangkan


ep

masyarakat dan secara internal membuat rencana pengamanan terhadap


ah

kemungkinan akan terjadi unjuk rasa, ekses dari kejadian di Surabaya;


R

es

- Bahwa setelah H plus 2 peristiwa di Surabaya, Forkopinda (Forum Koordinasi


M

ng

Pimpinan Daerah) melakukan rapat di POLDA untuk mengantisipasi situasi


on
gu

Halaman 194 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 194
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kejadian yang mungkin terjadi ekses dari kejadian di Surabaya dengan

si
mendatangi tokoh-tokoh gereja dan tokoh-tokoh agama;

- Bahwa selain melaksanakan rapat internal untuk Forkopinda saksi juga

ne
ng
melalui WA melaporkan kepada Kapolri, Pejabat utama yang terkait ke

do
Direktur Intelkam, Brimob dan ke Kabareskrim tentang kejadian di Surabaya
gu
dan antisipasi yang sudah saksi lakukan oleh Polda Papua secara berjenjang;

In
A
- Bahwa saksi melaporkan selain dengan WA, juga melakukan dengan video

conference maupun dengan telepon langsung kepada Bapak Kapolri,


ah

lik
Wakapolri dan Kabag Intelkam;

- Bahwa ketika kerusuhan terjadi di periode tanggal 19 Agustus 2019 di Papua


am

ub
tidak ada pengrusakan fasilitas umum, tetapi pada tanggal 29 Agustus 2019

saat demonstrasi kedua terjadi pengrusakan fasilitas umum berupa


ep
k

pembakaran kantor Telkom, KPU, Toko Gramedia, ruko-ruko di Jalan Hamadi


ah

R
dan ruko-ruko di depan pelabuhan dan puluhan roda dua dan roda empat

si
yang dibakar oleh massa perusuh termasuk pos-pos polisi. Di Papua tanggal

ne
ng

19 Agustus 2019 demontrasi berjalan dengan aman tetapi di Papua Barat

terjadi pembakaran Kantor MRP dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Baru

do
gu

tanggal 29 Agustus 2019 terjadi pengrusakan;

- Bahwa saat terjadinya kerusahan tanggal 19 dan 29 Agustus 2019 selain saksi
In
A

melakukan pengamanan saksi juga melakukan verifikasi adanya berita hoaks


ah

lik

yang terjadi di media. Dari 29 Kabupaten Kota ada 14 Kabupaten yang

melaksanakan unjuk rasa termasuk Kota Jayapura sedangkan yang 15


m

ub

kabupaten yang lain tidak melaksanakan unjuk rasa, sehingga saksi


ka

menyampaikan ke Kominfo yang 15 kabupaten jangan dilambatkan atau


ep

ditutup internetnya, kemudian saksi melaksanakan kembali koordinasi dengan


ah

Forkopinda terkait dengan pemutusan internet ini dapat menimbulkan gejolak


R

es

di masyarakat dan terkait dengan tindak pidana yang mungkin terjadi di tanah
M

ng

Papua akibat tidak adanya hubungan internet;


on
gu

Halaman 195 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 195
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pemutusan dan pelambatan internet sepengetahuan saksi dilakukan

si
pada tanggal 21 Agustus 2019 terjadi pemutusan 2 hari setelah unjuk rasa

yang pertama;

ne
ng
- Bahwa saksi hanya menyampaikan dari sisi keamanan dengan adanya

do
pemutusan internet di Papua ini sangat menguntungkan karena kelompok-
gu
kelompok yang dimotori oleh KNPB yang masih ingin melakukan unjuk rasa

In
A
susulan terhambat karena selama ini mereka melakukan komunikasi melalui

group-group WA maupun lewat facebook, dengan adanya pemutusan maka


ah

lik
mereka tidak bisa melakukan kembali komunikasi dengan kelompok-kelompok

baik itu di Kota Jayapura sebagai motor di Ibukota maupun di Kabupaten


am

ub
lainnya. Kemudian berita-berita hoaks yang ada di Surabaya sangat banyak

sekali di Papua dan ajakan untuk konflik SARA tidak sampai ke asal. Jadi ada
ep
k

provokator-provokator, baik itu oleh orang asli maupun masyarakat pendatang.


ah

R
Ini tidak sampai ke masyarakat hanya oleh segelintir kelompok saja. Kemudian

si
propaganda-propaganda di media sosial baik di dalam negeri maupun di luar

ne
ng

negeri tidak bisa masuk sampai ke Provinsi Papua. Kemudian komunikasi

antara kelompok-kelompok perlawanan dalam front politik dipimpin oleh KNPB

do
gu

(Komisi Nasional Papua Barat), dan kelompok KKB yang ada di hutan tidak

bisa tersambung karena internetnya diputus atau diperlambat;


In
A

- Bahwa saksi mengeluarkan maklumat Kapolda Papua tanggal 1 September


ah

lik

2019 dua hari setelah terjadi kerusuhan yang mengakibatkan fasilitas umum

dibakar pada tanggal 29 Agustus 2019. Respon dari masyarakat sangat


m

ub

mendukung dengan dikeluarkannya maklumat Kapolda Papua. Tokoh-Tokoh


ka

Gereja, Kepala-Kepala Suku, Forkopinda semua mendukung adanya


ep

maklumat tersebut dan mereka berjanji akan menyampaikan saat ibadah pada
ah

hari Minggu kepada Jemaah supaya tidak melakukan unjuk rasa, kepala-
R

es

kepala suku juga akan menyampaikan kepada masyarakatnya untuk tidak lagi
M

ng

melakukan pengrusakan, demonstrasi atau kerusuhan;


on
gu

Halaman 196 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 196
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ketika keadaan di Papua sudah mulai pulih dan menurun tingkat

si
kerusuhannya, saksi selaku Kapolda setiap hari berkoordinasi dengan

Kominfo untuk melakukan atau membuka kembali akses internet yang diputus,

ne
ng
karena saksi selalu mendapat laporan dari Kapolres-kapolres di Kabupaten

do
bagaimana situasi Polres-polres di wilayah hukum mereka dan apabila
gu
kabupaten-kabupaten itu sudah tidak ada demo lagi maka saksi meminta

In
A
kepada Kominfo untuk segera membuka akses internetnya. Seingat saksi

kabupaten terakhir yang dibuka internetnya adalah Kabupaten Jayapura dan


ah

lik
Kota Jayapura karena menjadi basis dari kelompok-kelompok perlawanan

yang dimotori oleh KNPB (Komite Nasional Papua Barat). Ada beberapa JPS
am

ub
misalnya di Wamena, Tanah Hitam dan di asrama tidak kami buka karena

takut ada unjuk rasa lanjutan;


ep
k

- Bahwa Kominfo membuka internet selalu mendapat rekomendasi dari aparat


ah

R
keamanan. Saksi tidak tiba-tiba meminta membuka internet, tetapi saksi

si
mendapat laporan dari para Kapolres di lapangan apakah bisa dibuka atau

ne
ng

tidak dan setelah internet dibuka kembali wilayah itu unjuk rasa;

- Bahwa para Kapolres membuat laporan dan koordinasi kepada saksi

do
gu

menggunakan media video conference karena video conference yang ada di

Polri tidak menggunakan saluran internet seperti pada umumnya. Mereka


In
A

biasa menggunakan Visad sehingga saksi bisa melaksanakan video


ah

lik

conference;

- Bahwa karena ada pemutusan internet, maka jaringan lain yang bisa
m

ub

digunakan masyarakat atau media pers untuk berkomunikasi dengan pihak di


ka

luar hanya bisa menggunakan sms saja, komunikasi dengan media lain sangat
ep

sulit sekali karena geografis di Papua sangat sulit, tidak semua kabupaten
ah

jaringan internetnya bagus dan bila terjadi penurunan akan semakin sulit;
R

es

- Bahwa saksi selalu kontak baik dengan media cetak lokal maupun media
M

ng

elektronik dari Jakarta termasuk termasuk dari TV One, Metro, Kompas TV,
on
gu

Halaman 197 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 197
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mereka selalu menelepon ke kantor untuk bisa mendapatkan progress dari

si
situasi di Papua dan media tersebut bisa melakukan live streaming dari sana;

- Bahwa ada dari media yang mengeluh karena adanya pemutusan akses

ne
ng
internet sulit menyampaikan berita apabila ingin melaporkan ke pusat misalnya

do
dari Antara, Kompas. Kadang saksi meminjamkan ruangan untuk media
gu
melaporkan hasil liputannya di lapangan;

In
A
- Bahwa saksi kurang mengetahui apakah Kominfo menyediakan tempat untuk

media center;
ah

lik
- Bahwa isi dari Maklumat Polda Papua ada 6 poin, yang isinya adalah setiap

orang dilarang demonstrasi dan menyampaikan pendapat di muka umum yang


am

ub
dapat menimbulkan tindakan anarkis, pengrusakan dan pembakaran fasilitas

umum dan akan diberikan tindakan tegas … dst;


ep
k

- Bahwa di dalam Maklumat tersebut terkait dengan pemutusan internet ada


ah

R
pada poin keempat yaitu dilarang menghasut, mem-posting, menyebarkan

si
berita-berita yang tidak benar dan yang dapat menimbulkan kebencian, rasa

ne
ng

permusuhan antara sesama warga masyarakat sebagai-mana diatur dalam

Pasal 28 ayat 2, Pasal 45 ayat 2 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE jo. Pasal

do
gu

45 ayat 1 KUHP;

- Bahwa salah satu penyebab terjadinya kerusuhan di Papua adalah kasus di


In
A

Surabaya, yang orang Papua merasa terhina dikatakan monyet, media sosial
ah

lik

seluruhnya mengatakan hal tersebut, saat itu sangat meresahkan dimana

kelompok-kelompok perlawanan sampai Pemerintah baik itu MRP, DPRD,


m

ub

Gubernur semuanya marah. Mereka menyampaikan bahwa kami bukan


ka

monyet dan MRP menyampaikan Mahasiswa Papua harus pulang. Kelompok-


ep

kelompok perlawanan menyampaikan untuk demo, dan ada berbagai macam


ah

hoak dan berbagai macam provokasi lainnya;


R

es

- Bahwa saksi tidak merekomendasikan pemutusan internet, domain Polri tidak


M

ng

untuk memutuskan internet. Saksi tidak punya kompetensi untuk memutus


on
gu

Halaman 198 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 198
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
internet, saksi hanya menjaga keamanan agar tidak ada korban, tetapi saksi

si
merekomendasikan untuk membuka internet kembali kepada Kominfo;

- Bahwa Polda Papua tidak merekomendasikan pemutusan internet. Saksi

ne
ng
melaporkan setiap perkembangan dan saksi yakin dari Kominfo, juga di Papua

do
sendiri ada Badan Intelijen Negara, ada Kodam, mereka juga melaporkan
gu
perkembangan di lapangan. Artinya yang mempunyai kewenangan untuk

In
A
memutuskan bukan Polda tetapi dari Pusat dan Pusat mendapat laporan dari

lapangan;
ah

lik
- Bahwa saksi tidak tahu Mabes Polri meminta kepada Kominfo untuk memutus

internet;
am

ub
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang meminta untuk pemutusan internet, karena

tanggal 19 Agustus 2019 terjadi kerusuhan dan tanggal 21 Agustus 2019


ep
k

sudah pemutusan internet, yang jelas di pusat tidak tinggal diam karena isu
ah

R
hoak yang beredar di tanah Papua pasti dibaca oleh Pusat baik oleh BIN,

si
Polri, Kominfo maupun oleh Presiden;

ne
ng

- Bahwa saksi tidak tahu tanggal 19 Agustus 2019 Kominfo telah melakukan

pelambatan internet di beberapa wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat;

do
gu

- Bahwa saksi selalu berkomunikasi dengan tim Kominfo yang tergabung dalam

group WA Kominfo dengan beberapa Kementerian lainnya;


In
A

- Bahwa sebelum bulan Agustus hoaks di Papua sangat banyak sekali. Ada
ah

lik

beberapa kasus yang saksi tangani dan ada beberapa tersangka yang sudah

sampai P 21 di Kejaksaan dan Pengadilan;


m

ub

- Bahwa dalam menangani hoaks di Papua, kadang saksi terkendala dengan


ka

internet yang ada. Di Polda sering mengalami hal tersebut kadang internet
ep

mati beberapa jam, kemudian hidup lagi dan mati lagi, sehingga saksi minta
ah

kepada Telkomsel supaya internet jangan sampai dimatikan karena akan


R

es

mengganggu aktivitas;
M

ng

on
gu

Halaman 199 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 199
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sebelum bulan Agustus saksi tidak pernah meminta memadamkan

si
internet untuk menangani hoaks, saksi hanya menangkap dan menindak

secara Hukum Pidana saja;

ne
ng
- Bahwa selama bulan Agustus dan September 2019 banyak terjadi hoaks,

do
saksi melakukan penindakan dan penangkapan terhadap pelaku-pelaku hoaks
gu
berdasarkan skala prioritasnya, saksi menangani unjuk rasa yang tidak pernah

In
A
berhenti. Setelah nanti unjuk rasa tidak ada saksi akan menangani kasus-

kasus hoaks. Semuanya sudah terdata namun karena tugas saksi sampai
ah

lik
dengan tanggal 30 September 2019 maka dilanjutkan oleh Pejabat berikutnya;

- Bahwa seingat saksi pemutusan internet tidak sepanjang hari dari tanggal 21
am

ub
Agustus 2019 sampai dengan 4 September 2019. Jika tidak ada demonstrasi

sempat dibuka dan jika ada demonstrasi di tanggal 29 Agustus 2019 ditutup
ep
k

kembali;
ah

R
- Bahwa saksi tahu kalau itu berita hoaks karena ada Direktorat Kriminal Umum

si
yang menangani hal tersebut;

ne
ng

- Bahwa koordinasi dengan Kominfo melalui WA dan saksi menjadi anggota di

group Love Papua dan yang tergabung dalam WA group tersebut seingat

do
gu

saksi ada dari Kementerian Luar Negeri, Kominfo dan Polda sendiri;
In
A

Ahli Prof. Dr. YOS JOHAN UTAMA, S.H., M.Hum., bersumpah memberikan
ah

lik

pendapat pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa di dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014,


m

ub

Tindakan Administrasi Pemerintahan adalah perbuatan pejabat pemerintahan


ka

atau penyelenggara badan lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan


ep

perbuatan konkrit dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan;


ah

- Bahwa dalam Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah


R

es

dengan UU No. 51 Tahun 2009, Pengadilan tidak berwenang memeriksa,


M

ng

memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara dalam hal


on
gu

Halaman 200 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 200
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusan yang disengketakan itu dikarenakan: a. dalam waktu perang,

si
keadaan bahaya, keadaan gempa atau bencana alan dan keadaan yang

membahayakan berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan yang

ne
ng
berlaku. b. Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan

do
peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku;
gu
- Bahwa dalam Perma No. 2 Tahun 2019 dalam amarnya ada beberapa hal

In
A
ditolak dll., dan ditambahkan ada kewajiban menghentikan suatu tindakan dan

hal-hal mengenai ganti rugi yang diberikan ketika ada suatu kasus tindakan
ah

lik
pemerintahan yang dianggap tidak sah atau batal;

- Bahwa dalam mengajukan gugatan harus melihat pada Pasal 55 UU Peratun


am

ub
dan Perma No. 2 Tahun 2019 mengenai tenggang waktu. Yang bisa diajukan

gugatan adalah suatu perbuatan yang masih dalam tenggang waktu


ep
k

pengajuan gugatan yaitu 90 hari. Ketika sudah melampaui tentu tidak bisa
ah

R
diajukan gugatan. Campuran objek sengketa hanya bisa jika dalam satu

si
rangkaian tetapi jika perbuatan itu terpisah satu demi satu maka harus

ne
ng

diajukan sendiri-sendiri;

- Bahwa dalam Pasal 1 angka 4 Perma No 2 Tahun 2019 adalah sengketa

do
gu

perbuatan melanggar hukum oleh badan dan atau pejabat pemerintahan

adalah sengketa yang di dalamnya mengandung tuntutan untuk


In
A

menyampaikan tidak sah dan atau batal tindakan pemerintahan atau tidak
ah

lik

mempunyai kekuatan hukum serta ganti rugi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Jadi sangat jelas dalam hal ini notasi amar
m

ub

yang disampaikan bukan perbuatan melawan hukum tetapi adalah tidak sah
ka

atau batal tindakan pejabat pemerintahan tersebut;


ep

- Bahwa tidak ada satu definisi tentang penjelasan masalah kepentingan


ah

Penggugat dirugikan dengan adanya pemutusan akses internet yang merujuk


R

es

pada Pasal 1 angka 6 Perma No. 2 Tahun 2019 sebagai akibat dilakukannya
M

ng

tindakan pemerintahan. Dalam Pasal 53 ayat (1) UU Peratun, berkaitan


on
gu

Halaman 201 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 201
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan pengetahuan yang ahli miliki, kata kerugian adalah kata yang berdasar

si
adanya kerugian yang nyata yang sifatnya terbukti ada suatu kerugian yang

nyata, sedang merasa adanya kerugian itu bersifat potensi yang harus

ne
ng
dibuktikan kemudian;

do
- Bahwa kerugian dalam Perma No. 2 Tahun 2019 yang mewakili kerugian
gu
masyarakat secara keseluruhan, dalam hal ini masyarakat Papua, kerugian

In
A
yang demikian Ketika mewakili suatu legal standing yang berdasarkan

bidangnya hanya berlaku untuk bidangnya saja, tidak bisa kemudian


ah

lik
mengatasnamakan masyarakat umum. Dengan tidak adanya prinsip-prinsip

seolah-olah dianggap class action. Makanya disini legal standing dari


am

ub
kedudukan Penggugat itu dalam konstruksi apa. Jika konstruksinya adalah

mewakili asosiasi jurnalis terbatas pada kerugian atau potensi kerugian yang
ep
k

diderita oleh wartawan yang tergabung dalam asosiasi jurnalis tersebut;


ah

R
- Bahwa dalam penerbitan suatu KTUN atau tindakan pemerintahan itu harus

si
didasari kewenangan. Dalam UU ITE Pasal 40 ayat (2) salah satu tujuannya

ne
ng

adalah melindungi kepentingan dan keamanan negara artinya penggunaan

telekomunikasi termasuk internet harus dalam koridor itu sehingga secara

do
gu

contrario actus, maka kewenangan itu adalah baik memberikan pelayanan

ataupun mencabut pelayanan ketika dihadapkan dengan masalah kepentingan


In
A

dan keamanan negara;


ah

lik

- Bahwa ketika Tergugat I memiliki kewenangan namun belum ada SOP untuk

melakukan suatu tindakan pemerintahan dalam hal ini adalah pemutusan


m

ub

akses internet, maka berdasarkan Pasal 9 ayat (4) UU Administrasi


ka

Pemerintahan yaitu ketiadaan atau ketidakjelasan peraturan perundang-


ep

undangan sebagaimana dimaksud dengan ayat (20b) tidak menghalangi


ah

badan atau pejabat pemerintah yang berwenang untuk menetapkan atau


R

es

melakukan keputusan dan atau tindakan sepanjang memberikan kemanfaatan


M

ng

umum dan sesuai dengan AAUPB. Makanya di dalam UU Administrasi


on
gu

Halaman 202 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 202
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemerintahan dibuka apa yang dinamakan diskresi yaitu diantaranya ketika

si
ada suatu kebutuhan tindakan yang belum ada regulasinya bisa dilakukan

tindakan-tindakan diskresi;

ne
ng
- Bahwa untuk keselamatan dan kepentingan umum dimungkinkan untuk

do
membuat diskresi terutama yang berkaitan dengan masalah keadaan
gu
mendesak seperti dalam Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1986. Yang dimaksud

In
A
keadaan mendesak dalam penjelasan Pasal 25 ayat (5) UU No. 30 Tahun

2014 adalah suatu kondisi objektif dimana dibutuhkan dengan segera


ah

lik
penetapan dan/atau pelaksanaan putusan dan atau tindakan oleh pejabat

pemerintah untuk menangani kondisi yang dapat mempengaruhi, menghambat


am

ub
atau menghentikan menyelenggarakan pemerintahan;

- Bahwa diskresi itu tidak hanya tidak ada aturan. Diskresi adalah suatu kondisi
ep
k

yang dimungkinkan 1. ketika tidak ada UU, 2. Ada ketidakjelasan dalam UU,
ah

R
3. Merupakan pilihan, 4. Dalam hal terjadi stagnasi. Makanya tidak hanya tidak

si
ada UU, ketika ada UU-nya pun dan ketika dilaksanakan menimbulkan

ne
ng

stagnasi bisa dilakukan diskresi. Kemudian agar tidak terjadi pelanggaran dan

penyalahgunaan wewenang maka harus kembali bahwa diskresi itu diukur

do
gu

dulu dari sisi tujuannya yang diatur dalam Pasal 32 ayat (2) UU No. 30 Tahun

2014 yang mengatakan tujuannya adalah melaksanakan penyelenggaraan


In
A

pemerintahan, mengisi kekosongan hukum, memberikan kepastian hukum dan


ah

lik

mengatasi stagnasi pemerintahan. Ketika UU sudah jelas dan UU itu dipakai

tidak menimbulkan masalah, kemudian tiba-tiba mengambil diskresi itu


m

ub

merupakan penyalahgunaan wewenang, tetapi jika ada UU-nya terjadi


ka

stagnasi kemudian membuat diskresi itu boleh atau tidak ada undang-
ep

undangnya. Jadi diskresi itu harus dalam koridor empat hal tadi tidak boleh
ah

keluar dari itu. Jadi tidak bisa sudah ada UU bikin diskresi itu tidak boleh,
R

es

diskresi juga ada syaratnya dalam Pasal 24 diskresi harus sesuai dengan
M

ng

tujuan, tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,


on
gu

Halaman 203 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 203
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai dengan AUPB, berdasarkan alasan yang objektif, tidak menimbulkan

si
konflik kepentingan dan dilakukan dengan iktikad baik. Diskresi yang diambil

dalam keadaan darurat bisa dilakukan tanpa pemberitahuan dulu kepada

ne
ng
masyarakat. Jadi langsung bisa dilakukan dan itu ada di Pasal 29 UU N0. 30

do
Tahun 2014 boleh dilakukan tapi kemudian dilaporkan oleh yang melakukan
gu
tindakan itu kepada atasan dalam hal ini ke Presiden sebagai atasan Menteri;

In
A
- Bahwa sebuah pemerintahan bisa dikatakan dalam keadaan bahaya tidak

selalu terkait dengan kedaruratan, karena kedaruratan sudah ada UU-nya.


ah

lik
Ketika keadaan mendesak maka kita harus melakukan apa yang dinamakan

seperti dalam Pasal 25 ayat (5) tadi. Ukurannya sudah jelas di sana yang
am

ub
dapat mempengaruhi, menghambat atau menghentikan penyelenggaraan

pemerintahan. Memang tindakannya kualitatif dan itu didukung dengan


ep
k

informasi-informasi dan informasi itu didapat dari pejabat-pejabat di daerah


ah

R
dan mungkin juga pantauan-pantauan langsung dari pusat;

si
- Bahwa ketika pemerintah sudah menyatakan dirinya dalam keadaan darurat,

ne
ng

dalam masalah berkaitan dengan konflik sosial dan kedaruratan itu ada

ukurannya, tapi ketika ada hal-hal mendesak seperti diatur dalam Pasal 25 itu

do
gu

tidak perlu statement, cukup penilaian objektif saja;

- Bahwa secara hukum administrasi mempertanggungjawabkan tindakan


In
A

tersebut bisa dibuktikan di Pengadilan yang akan menguji apakah tindakan


ah

lik

yang dilakukan itu merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang, jika itu

dianggap suatu diskresi, maka akan diuji diskresinya;


m

ub

- Bahwa dalam hukum administrasi yang dimaksud dengan penyalahgunaan


ka

wewenang itu ada melampaui wewenang, mencampuradukkan wewenang dan


ep

bertindak sewenang-wenang. Dalam Pasal 17 UU Nomor. 30 Tahun 2014


ah

sudah dijelaskan. Yang disebut melampaui wewenang adalah melampaui


R

es

masa jabatan atau batas waktu berlakunya wewenang, melampaui batas


M

ng

wilayah berlakunya wewenang, bertentangan dengan ketentuan peraturan


on
gu

Halaman 204 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 204
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perundang-undangan. Yang dimaksud dengan mencampuradukkan

si
wewenang adalah di luar cakupan bidang atau materi wewenang yang

diberikan, bertentangan dengan tujuan wewenang yang diberikan, bertindak

ne
ng
sewenang-wenang tanpa ada kewenangan dan/atau bertentangan dengan

do
putusan pengadilan;
gu
- Bahwa yang berhak menyatakan pemerintah dalam keadaan darurat, dalam

In
A
UU Darurat yang menyatakan darurat adalah Presiden, pada konflik sosial

tingkat provinsi, Gubernur dan tingkat kabupaten, Bupati yang mengumumkan.


ah

lik
Berdasarkan Pasal 49 ada keadaan mendesak dan keadaan bahaya yang

tidak diatur. Oleh karena itu masing-masing pejabat diberi kewenangan untuk
am

ub
melakukan tindakan berdasarkan kewenangannya, karena tidak perlu adanya

statement;
ep
k

- Bahwa Pasal 40 ayat (2b) UU ITE berbunyi dalam melakukan pencegahan


ah

R
sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) Pemerintah berwenang melakukan

si
pemutusan akses dan atau memerintahkan kepada penyelenggara sistem

ne
ng

elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap informasi elektronik

dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;

do
gu

- Bahwa Pasal 40 ayat (2b) UU ITE sangat jelas suatu kewenangan yang

sifatnya atributif, langsung diberikan oleh undang-undang kepada pemerintah


In
A

dalam hal ini adalah Menkominfo yang dalam hal ini sebagai pembina;
ah

lik

- Bahwa ada frasa pemutusan akses elektronik yang memiliki muatan yang

melanggar hukum dan untuk yang tidak melanggar hukum mungkinkah


m

ub

internet itu dipilah-pilah khusus untuk wartawan, khusus untuk PNS, khusus
ka

untuk yang melanggar;


ep

- Bahwa tindakan pemerintah itu tidak bisa ketika suatu sistem itu menjadi satu
ah

kesatuan, pemerintah berhak melakukan tindakan preventif, tindakan politis


R

es

lain lagi. Kominfo tidak bisa menutup khusus yang hoaks saja, karena ini
M

ng

internet, maka ketika dibuka semua orang bisa masuk;


on
gu

Halaman 205 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 205
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa jika ada rangkaian kegiatan yang sama, yang tindakannya sama atau

si
mirip dalam satu masalah bisa dijadikan satu gugatan misalnya dalam satu

proses ada pemeriksaan, kemudian pengambilan data, kemudian

ne
ng
pengambilan keputusan, itu namanya rangkaian, tapi jika tindakan satu ke

do
satu itu tidak bisa, itu harus satu satu gugatannya;
gu
- Bahwa suatu pemadaman internet di masa A kemudian ada perpanjangan,

In
A
apakah itu perpanjangan atau itu berdiri sendiri. Kita harus melihat kepada

keputusannya apakah keputusan itu diperpanjang kata-katanya atau hal itu


ah

lik
kemudian merupakan tindakan yang berdiri sendiri. Kalau keputusan itu

perpanjangan berarti tindakannya berlanjut tetapi ketika idalam SK nya tidak


am

ub
ada kata perpanjangan maka itu tindakan sendiri-sendiri;

- Bahwa Tindakan Pemerintah yang memadamkan internet masuk dalam ranah


ep
k

kewenangan Perma No. 2 Tahun 2019;


ah

R
- Bahwa suatu lembaga atau pejabat publik pemerintah dalam mengeluarkan

si
diskresi melalui group whatsapp bisa dibenarkan, karena ini merupakan

ne
ng

tindakan bukan SK-nya dan itu ada di Pasal 29, karena ini merupakan suatu

tindakan bahkan tidak perlu diberitahukan kepada masyarakat. Dalam UU No.

do
gu

30 Tahun 2014 Pejabat yang melaksanakan diskresi sesuai Pasal 26, 27 dan

28 dikecualikan dari ketentuan memberitahukan kepada masyarakat


In
A

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);


ah

lik

- Bahwa yang namanya diskresi pasti ada dasarnya yaitu kepastian hukum.

Artinya bisa saja kepastian hukumnya ada pada tenggang waktu tertentu atau
m

ub

bisa diperpanjang sampai diberitahukan sebaliknya dan jika dalam tindakan


ka

tidak ada mengeluarkan tenggang waktu dapat dibenarkan karena kebijakan


ep

diskresi sifatnya terus berlanjut;


ah

- Bahwa jika di suatu wilayah ada pemutusan internet dan pemutusan internet
R

es

itu tidak ada tenggang waktu, karena ini tindakan maka sifatnya responsif atas
M

ng

suatu hal yang sifatnya mendesak, maka tindakan ini bisa dilakukan sampai
on
gu

Halaman 206 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 206
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
batas waktu yang akan diumumkan kemudian. Dalam hal ini kita tidak bisa

si
mengatakan tidak ada kepastian hukum karena mungkin kondisinya tidak bisa

diramalkan kapan akan berakhir, apalagi suatu hal yang berkaitan dengan

ne
ng
konflik-konflik;

do
- Bahwa menurut ahli diskresi bisa dalam bentuk keputusan dan tindakan;
gu
- Bahwa dalam Kominfo tanggung jawab dan tanggung gugatnya harus lihat

In
A
sumber kewenangan dari Kominfo itu sendiri, siapa yang mendapatkan

kewenangan ini. Dalam UU Telekomunikasi sudah sangat jelas dikatakan


ah

lik
kewenangan atributif;

- Bahwa Kominfo bertanggung jawab sepenuhnya atas semua tindakan yang


am

ub
dilakukan oleh Kominfo tidak seperti itu juga, kita harus mendudukkan

tindakan Kominfo itu, karena para konsumen internet tidak berhubungan


ep
k

langsung dengan Kominfo tapi berhubungan dengan penyelenggara. Kominfo


ah

R
disini sebagai Pembina, yang berkaitan dengan penyelenggara (Telkomsel,

si
Indosat dll.) ini yang berhubungan dengan mereka, yang langsung ada

ne
ng

hubungan kerugian karena mereka yang menyelenggarakan dan karena dia

sebagai eksekutor yang berhubungan dengan masyarakat dan yang mendapat

do
gu

jasa langsung dari masyarakat;

- Bahwa mengenai hoaks dalam UU ITE adalah merupakan tindakan pidana,


In
A

untuk pidananya pasti politik, kewenangan Kominfo adalah kewenangan di


ah

lik

bidang internet dan telekomunikasi. Atas dasar penilaian-penilaian yaitu Pasal

25 dan keadaan mendesak berdasarkan informasi yang Kominfo dapatkan


m

ub

seperti rapat-rapat di Jakarta, atas dasar itu Kominfo melakukan tindakan yang
ka

berdasarkan kewenangannya. Jika dia bertindak di bidang Internet berarti


ep

merupakan kewenangan absolut karena itu sudah ditunjuk di dalam UU


ah

Telekomunikasi dan UU ITE. Jika masalah berkaitan dengan hoaksnya itu


R

es

masuk dalam politik;


M

ng

on
gu

Halaman 207 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 207
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Tergugat II tidak mengajukan saksi maupun ahli

si
meskipun Pengadilan telah memberikan kesempatan untuk itu;

Menimbang, bahwa Para Penggugat, Tergugat I serta Tergugat II

ne
ng
menyerahkan Kesimpulannya masing-masing tertanggal 20 Mei 2020 dan untuk

do
mempersingkat uraian Putusan ini, maka Kesimpulan tersebut tidak dicantumkan
gu
dalam Putusan akan tetapi termuat dalam Berita Acara Persidangan dan

In
A
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan


ah

lik
selama pemeriksaan perkara ini berlangsung sebagaimana telah tercantum pada

Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan dianggap


am

ub
telah termuat dan merupakan satu kesatuan dalam Putusan ini;

Menimbang, bahwa pada akhirnya Para Pihak menyatakan tidak akan


ep
k

mengajukan sesuatu hal lagi dalam perkara ini dan selanjutnya mohon Putusan;
ah

R
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

si
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah

ne
ng

mengajukan tuntutan pernyataan sebagai perbuatan melanggar hukum Badan

do
dan/atau Pejabat Pemerintahan terhadap Tindakan Pemerintahan Tergugat I dan
gu

Tergugat II berupa:
In
1. Tindakan Pemerintahan Throttling atau pelambatan akses/bandwidth di
A

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19


ah

lik

Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) sampai

dengan pukul 20.30 WIT;


m

ub

2. Tindakan Pemerintahan yaitu pemblokiran layanan data dan/atau


ka

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


ep

Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten) tertanggal


ah

21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September 2019


R

es

pukul 23.00 WIT;


M

ng

on
gu

Halaman 208 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 208
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Tindakan Pemerintahan yaitu memperpanjang pemblokiran layanan data

si
dan/atau pemutusan akses internet di 4 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua

(yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan

ne
ng
Kabupaten Jayawijaya) dan 2 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat

do
gu (yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak 4 September 2019 pukul

23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00 WIB/20.00 WIT;

In
A
Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo, Majelis Hakim (selanjutnya

disebut “Majelis”) telah menerima 2 (dua) Amicus Curiae yang diajukan oleh Acces
ah

lik
Now tanggal 7 Mei 2020 dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
am

ub
tanggal 8 Mei 2020 yang keduanya dikirimkan langsung kepada Ketua Pengadilan

Tata Usaha Negara Jakarta hingga akhirnya disampaikan dan diterima oleh Majelis
ep
pada tanggal 13 Mei 2020. Walaupun kedua Amicus Curiae tersebut berasal dari
k
ah

dua lembaga yang berbeda dan dikirimkan dengan dua amplop terpisah, akan
R

si
tetapi kedua amplop tersebut berlogo sama yaitu logo Lembaga Studi dan

Advokasi Masyarakat (ELSAM), sehingga Majelis berpendapat bahwa antara

ne
ng

kedua lembaga tersebut terdapat afiliasi. Adanya afiliasi antara kedua lembaga

do
gu

yang mengajukan Amicus Curiae tersebut tidak menimbulkan permasalahan

hukum dan tidak berpengaruh terhadap status independensi Amicus Curiae yang
In
A

diajukan keduanya, oleh karena keduanya bukan merupakan pihak berperkara.

Akan tetapi ternyata Amicus Curiae yang diajukan oleh Acces Now telah dijadikan
ah

lik

sebagai alat bukti surat oleh Penggugat I sebagaimana bukti surat bertanda P.1.45

pada persidangan tanggal 13 Mei 2020, sehingga Majelis mempertimbangkan


m

ub

bahwa oleh karena antara Acces Now dan Lembaga Studi dan Advokasi
ka

ep

Masyarakat (ELSAM) terdapat afiliasi dan satu di antara kedua Amicus Curiae yaitu
ah

yang diajukan oleh Acces Now dijadikan sebagai alat bukti surat oleh Penggugat I,
R

es

maka Majelis menarik kesimpulan bahwa kedua Amicus Curiae tersebut yang
M

ng

on
gu

Halaman 209 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 209
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seharusnya bersifat independen dan tidak ada hubungannya dengan Penggugat atau

si
Tergugat menjadi tidak independen, sehingga untuk menjaga ketidakberpihakan

ne
ng
(imparsialitas) karena Majelis harus berperilaku adil dan menjamin kemandirian

Majelis dalam mengadili, kedua Amicus Curiae tersebut tidak akan dipertimbangkan

do
gu
oleh Majelis dalam memberikan penilaian hukum terhadap sengketa a quo;

In
A
DALAM EKSEPSI:

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat, di dalam jawaban


ah

lik
maupun kesimpulan, Para Tergugat telah mengajukan eksepsi yang pada
am

pokoknya sebagai berikut:

ub
Eksepsi Tergugat I (dalam kesimpulan): ep
1. Pengadilan Tata Usaha Negara Tidak Berwenang Mengadili Objek Gugatan
k

(Kompetensi Absolut);
ah

si
2. Gugatan Para Penggugat Cacat Formil karena Daluarsa untuk Objek

Gugatan Pertama dan Tidak Jelas (Obscuur Libel) Petitumnya;

ne
ng

Eksepsi Tergugat I (dalam jawaban):

do
3. Para Penggugat Tidak Mempunyai Kepentingan untuk Menggugat (Tidak
gu

Mempunyai Legal Standing);


In
A

Eksepsi Tergugat II:

1. Eksepsi Error in Persona;


ah

lik

2. Eksepsi Para Penggugat Tidak Berhak Mengajukan Gugatan (Exceptio

Legitima Persona Standi In Judicio);


m

ub

3. Eksepsi tentang Gugatan Kabur (Exceptio Obscuur Libel);


ka

Menimbang, bahwa oleh karena di dalam jawaban dan kesimpulan, Para


ep

Tergugat juga mengajukan eksepsi, dan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat I
ah

dalam kesimpulan-nya di antaranya menyangkut kewenangan absolut Pengadilan


R

es

Tata Usaha Negara untuk mengadili sengketa a quo, maka dengan berpedoman
M

ng

pada ketentuan Pasal 77 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
on
gu

Halaman 210 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 210
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

si
Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 yang di

antaranya pada pokoknya mengatur bahwa eksepsi tentang kewenangan absolut

ne
ng
Pengadilan dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, maka walaupun

do
sengketa a quo telah melalui pemeriksaan dismissal process oleh Ketua
gu
Pengadilan Tata Usaha Negara dan juga melalui pemeriksaan persiapan oleh

In
A
Majelis, akan tetapi dengan diajukannya eksepsi tentang kompetensi absolut

dalam kesimpulan, maka terlebih dahulu Majelis akan mempertimbangkan eksepsi


ah

lik
kompetensi absolut;

Menimbang, bahwa perihal kompetensi/kewenangan absolut Peradilan


am

ub
Tata Usaha Negara dalam mengadili sengketa, semula berdasarkan ketentuan

Pasal 25 ayat (1) dan (5) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
ep
k

Kekuasaan Kehakiman, Pasal 4 serta Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


ah

R
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta Pasal 1 angka 10 Undang-

si
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang

ne
ng

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kewenangan absolut

Peradilan Tata Usaha Negara adalah mengadili Sengketa Tata Usaha Negara

do
gu

yaitu sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau

badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di
In
A

pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha


ah

lik

Negara termasuk Sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Akan tetapi dengan berlakunya Undang-Undang Nomor


m

ub

30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (selanjutnya disebut “Undang-


ka

Undang Administrasi Pemerintahan”), sesuai dengan ketentuan Pasal 85 ayat (1)


ep

dan Penjelasan Umum alinea ke-5 Undang-Undang Administrasi Pemerintahan


ah

yang menyatakan bahwa Warga Masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap


R

es

Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan kepada


M

ng

Peradilan Tata Usaha Negara dan ketentuan Pasal 1 angka 18 undang-undang


on
gu

Halaman 211 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 211
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut yang menyatakan bahwa Pengadilan adalah Pengadilan Tata Usaha

si
Negara, maka kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara bukan hanya

mengadili Sengketa Tata Usaha Negara atau Sengketa Keputusan Administrasi

ne
ng
Pemerintahan, namun juga mengadili Sengketa Tindakan Administrasi

do
Pemerintahan. Yang dimaksud dengan Tindakan Administrasi Pemerintahan
gu
menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Administrasi Pemerintahan adalah

In
A
perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk

melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka


ah

lik
penyelenggaraan pemerintahan;

Menimbang, bahwa lebih lanjut hukum acara penyelesaian sengketa


am

ub
Tindakan Administrasi Pemerintahan diatur di dalam Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan


ep
k

Pemerintahan dan Kewenangan Mengadili Perbuatan Melanggar Hukum oleh


ah

R
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrechmatige Overheidsdaad)

si
(selanjutnya disebut “Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019”). Di

ne
ng

dalam Judul dan Pasal 1 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun

2019 tersebut Tindakan Administrasi Pemerintahan disebut sebagai Tindakan

do
gu

Pemerintahan;

Menimbang, bahwa di dalam eksepsi yang diajukan dalam kesimpulan,


In
A

Tergugat I mendalilkan bahwa suatu gugatan tidak dapat diajukan ke Pengadilan


ah

lik

Tata Usaha Negara apabila negara dalam keadaan bahaya dan Pengadilan tidak

berwenang memeriksa perkara tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 49


m

ub

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang menyatakan bahwa Pengadilan tidak


ka

berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha


ep

Negara tertentu dalam hal keputusan yang disengketakan itu dikeluarkan:


ah

a. dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau


R

es

keadaan luar biasa yang membahayakan, berdasarkan peraturan


M

ng

perundang-undangan yang berlaku;


on
gu

Halaman 212 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 212
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan

si
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut Majelis mempertimbangkan

ne
ng
bahwa dari rumusan Pasal 49 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun

do
1986, maka ketentuan mengenai keadaan-keadaan sebagaimana disebut di
gu
dalam Pasal 49 dinyatakan “berdasarkan pada peraturan perundang-undangan

In
A
yang berlaku”. Tergugat I mendalilkan secara tegas di dalam eksepsinya bahwa

Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa dilakukan karena negara


ah

lik
dalam keadaan bahaya, sehingga menurut Tergugat I Pengadilan Tata Usaha

Negara tidak berwenang secara absolut mengadilinya;


am

ub
Menimbang, bahwa oleh karena penentuan mengenai keadaan bahaya

menurut Pasal 49 huruf a di atas harus berdasarkan peraturan perundang-


ep
k

undangan yang berlaku, maka di dalam hukum nasional Indonesia, peraturan


ah

R
perundang-undangan yang mengatur mengenai keadaan bahaya adalah

si
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959 tentang

ne
ng

Pencabutan Undang-Undang No. 74 Tahun 1957 (Lembaran Negara No. 160

Tahun 1957) dan Penetapan Keadaan Bahaya yang dalam beberapa peraturan

do
gu

perundang-undangan di antaranya Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial disebut juga sebagai Undang-
In
A

Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya sebagaimana telah
ah

lik

diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 52 Prp Tahun 1960

(selanjutnya disebut sebagai “Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


m

ub

Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang


ka

Keadaan Bahaya”);
ep

Menimbang, bahwa pada halaman 12-13 kesimpulannya Tergugat I


ah

mendalilkan bahwa kondisi keadaan bahaya darurat sipil sebagaimana diatur di


R

es

dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959


M

ng

adalah keadaan yang tidak dapat dipersamakan dengan kondisi Papua dan
on
gu

Halaman 213 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 213
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Papua Barat, sehingga Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor

si
23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan

Bahaya tidak dapat mengikat pada kondisi keamanan Papua dan Papua Barat

ne
ng
pada sekitar bulan Agustus s.d. September 2019, akan tetapi Tergugat I tidak

do
menjelaskan apa yang menjadi perbedaan antara kondisi Papua dan Papua
gu
Barat pada bulan-bulan itu dengan kondisi sebagaimana dimaksud di dalam

In
A
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-

Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya, begitu pula
ah

lik
keterangan ahli yang diajukan oleh Para Tergugat yaitu Prof. Dr. Yos Johan

Utama, S.H., M.Hum., juga menyatakan bahwa keadaan bahaya tidak harus
am

ub
selalu seperti keadaan darurat menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959


ep
k

tentang Keadaan Bahaya, karena ukurannya sudah jelas yaitu bersifat kualitatif
ah

R
yang dapat mempengaruhi, menghambat atau menghentikan penyelenggaraan

si
pemerintahan yang didukung dari informasi pejabat di daerah maupun pantauan

ne
ng

langsung dari pusat, sehingga didasarkan pada penilaian objektif saja. Akan

tetapi menurut ahli tersebut untuk mempertanggungjawabkan penilaian objektif

do
gu

itu dibuka kemungkinan gugatan di Pengadilan yang akan menguji apakah

tindakan yang dilakukan merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang dan


In
A

jika itu dianggap suatu diskresi, maka akan diuji diskresinya, sehingga dari
ah

lik

keterangan ahli Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., yang diajukan Para

Tergugat tersebut di satu sisi menyatakan Tindakan Pemerintahan yang menjadi


m

ub

objek sengketa yang terkait dengan keadaan bahaya atau keamanan negara
ka

tidak dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara dan keadaan bahaya tidak
ep

harus selalu seperti keadaan darurat menurut Peraturan Pemerintah Pengganti


ah

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun


R

es

1959 tentang Keadaan Bahaya, akan tetapi di sisi lain ahli menyatakan bahwa
M

ng

untuk mempertanggungjawabkan penilaian objektif itu dibuka kemungkinan


on
gu

Halaman 214 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 214
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan di Pengadilan yang akan menguji apakah tindakan yang dilakukan

si
merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang dan jika itu dianggap suatu

diskresi, maka akan diuji diskresinya;

ne
ng
Menimbang, bahwa atas dalil Tergugat I dan keterangan ahli di atas, oleh

do
karena Pasal 49 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 menegaskan
gu
bahwa keadaan bahaya yang menyebabkan suatu Keputusan dan/atau Tindakan

In
A
Pemerintahan tidak dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara harus

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Majelis


ah

lik
berpendapat bahwa untuk menentukan mengenai keadaan bahaya tidak dapat

hanya atas dasar penilaian Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan, karena


am

ub
apabila hal tersebut dimungkinkan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat

saja membuat penilaian subjektif dan berpotensi selalu menggunakan alasan


ep
k

keadaan bahaya dalam setiap menerbitkan Keputusan dan/atau melakukan


ah

R
Tindakan Pemerintahan untuk menghindari dilakukan pengujian secara hukum

si
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara. Apalagi keterangan ahli Prof. Dr. Yos Johan

ne
ng

Utama, S.H., M.Hum., yang diajukan Para Tergugat juga menyatakan bahwa

untuk mempertanggungjawabkan penilaian Badan dan/atau Pejabat

do
gu

Pemerintahan itu dibuka kemungkinan gugatan di Pengadilan yang akan menguji

apakah Keputusan dan/atau Tindakan yang dilakukan merupakan


In
A

penyalahgunaan wewenang dan jika itu dianggap suatu diskresi, maka akan diuji
ah

lik

diskresinya oleh Pengadilan. Oleh karena itu Majelis berpendapat bahwa

penentuan Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan


m

ub

dilakukan dalam keadaan bahaya harus didasarkan pada parameter objektif baik
ka

dari perspektif Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang mengambil


ep

Keputusan dan/atau Tindakan, dari perspektif masyarakat yang terdampak


ah

maupun dari perspektif Pengadilan yang akan menilai secara hukum Keputusan
R

es

dan/atau Tindakan Pemerintahan. Parameter yang objektif tersebut adalah


M

ng

undang-undang, yang dalam hal ini adalah Peraturan Pemerintah Pengganti


on
gu

Halaman 215 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 215
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun

si
1959 tentang Keadaan Bahaya;

Menimbang bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

ne
ng
Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang

do
Keadaan Bahaya pada Pasal 1 angka (1) menyatakan pada pokoknya bahwa
gu
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagian

In
A
dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan

keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang.
ah

lik
Selanjutnya pada Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang tersebut diatur bahwa pengumuman pernyataan atau penghapusan


am

ub
keadaan bahaya dilakukan oleh Presiden. Dalam sengketa a quo, Tergugat I dan

Tergugat II tidak pernah mengajukan alat bukti yang menunjukkan bahwa


ep
k

Presiden/Tergugat II telah menyatakan secara tertulis atau memutuskan bahwa


ah

R
seluruh atau sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia yang dalam hal ini

si
adalah Provinsi Papua dan Papua Barat dalam keadaan bahaya;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena belum terdapat keputusan Tergugat II yang

menyatakan bahwa seluruh atau sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia

do
gu

yang dalam hal ini adalah Provinsi Papua dan Papua Barat dalam keadaan

bahaya, maka Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa dilakukan


In
A

dalam keadaan yang secara hukum belum dinyatakan sebagai keadaan bahaya,
ah

lik

karena itu alasan Tergugat I bahwa Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek

sengketa dilakukan dalam keadaan bahaya harus dikesampingkan;


m

ub

Menimbang, bahwa apabila objek sengketa dilakukan Tergugat I dalam


ka

rangka kepentingan umum, Majelis mempertimbangkan bahwa Pasal 49 huruf b


ep

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 juga menyatakan bahwa alasan untuk


ah

kepentingan umum harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang


R

es

berlaku. Atas rumusan pasal tersebut, lebih lanjut Majelis memberikan penilaian
M

ng

bahwa di dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai


on
gu

Halaman 216 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 216
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembangunan untuk kepentingan umum, peraturan perundang-undangan

si
tersebut justru memberikan kewenangan kepada Peradilan Tata Usaha Negara

untuk mengadili Keputusan Pemerintahan, di antaranya Undang-Undang Nomor

ne
ng
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

do
Umum yang pada Pasal 23 menyatakan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara
gu
berwenang memeriksa dan memutus gugatan terhadap penetapan atas lokasi

In
A
pembangunan untuk kepentingan umum yang hukum acaranya kemudian diatur

lebih lanjut di dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2016 tentang
ah

lik
Pedoman Beracara Dalam Sengketa Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum pada Peradilan Tata Usaha Negara;


am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka menurut

Majelis, Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa dilakukan dalam


ep
k

keadaan yang secara hukum belum dinyatakan sebagai keadaan bahaya, karena
ah

R
itu Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berwenang secara absolut untuk

si
memeriksa dan mengadili sengketa a quo, sehingga eksepsi Tergugat I yang

ne
ng

demikian harus dinyatakan tidak diterima;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan eksepsi

do
gu

lain-lain sesuai dengan urutan waktu/tahapan diajukannya eksepsi, sehingga yang

akan dipertimbangkan terlebih dahulu adalah eksepsi-eksepsi Para Tergugat yang


In
A

diajukan bersamaan dengan jawaban yang apabila eksepsi-eksepsi tersebut


ah

lik

dinyatakan tidak diterima, baru dipertimbangkan eksepsi lainnya yang diajukan

Tergugat I dalam kesimpulan;


m

ub

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan eksepsi


ka

tentang kedudukan hukum (legal standing) Para Penggugat dalam mengajukan


ep

gugatan;
ah

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya Para Tergugat pada pokoknya


R

es

secara senada mendalilkan bahwa Para Penggugat tidak mempunyai legal


M

ng

standing/kedudukan hukum dalam menggugat karena tidak adanya unsur


on
gu

Halaman 217 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 217
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan pada Para Penggugat berdasarkan doktrin tentang pengertian

si
kepentingan sebagaimana diungkapkan Indroharto, ketentuan Pasal 53 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang

ne
ng
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan penjelasannya,

do
berbagai putusan Pengadilan Tata Usaha Negara maupun ketentuan Pasal 1
gu
angka 5 dan angka 6 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019. Di

In
A
dalam gugatannya, Para Penggugat sama sekali tidak menjelaskan keterkaitan

hubungan langsung dengan objek gugatan. Para Penggugat hanya menjelaskan


ah

lik
kerugian yang dialami oleh redaksi media yang dipimpin oleh anggota Penggugat

I dan kerugian anggota Penggugat II serta kerugian yang dialami oleh


am

ub
Pemerintah Daerah dan masyarakat tanpa disertai dasar kewenangan Para

Penggugat untuk mewakili kerugian sebagaimana yang didalilkan Para


ep
k

Penggugat. Menurut Para Tergugat hak gugat organisasi/Legal Standing


ah

R
merupakan praktik yang dikenal dalam perkara lingkungan hidup dan

si
perlindungan konsumen, dalam perkara a quo, Para Penggugat mendalilkan

ne
ng

dasar hak untuk mengajukan gugatan TUN melalui hak gugat organisasi/Legal

Standing yang tidak dikenal dalam perkara PTUN. Selain itu sebagaimana siaran

do
gu

Pers No. 190/HM/KOMINFO/09/2019 tanggal 28 September 2019, pada hari

Sabtu tanggal 28 September 2019, pukul 09.00 WIT, Tergugat I telah membuka
In
A

kembali layanan data internet di Kabupaten Wamena dan dilakukan di 15 persen


ah

lik

titik/sites Kota Jayapura yang masih dilakukan pembatasan ketika sebagian

besar wilayah lainnya telah dibuka pada 13 September 2019, sehingga seluruh
m

ub

layanan telekomunikasi dan internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan


ka

13 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti


ep

semula, karena itu tidak terdapat lagi sengketa antara Tergugat I dan Para
ah

Penggugat, sehingga Para Penggugat tidak memiliki kepentingan yang dirugikan


R

es

sebagai akibat dari objek gugatan;


M

ng

on
gu

Halaman 218 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 218
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut, Para Penggugat telah

si
membantahnya dengan menyatakan bahwa Para Penggugat memiliki kepentingan

untuk menggugat karena Para Penggugat merupakan badan hukum perkumpulan

ne
ng
yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai

do
subjek hukum perdata yang telah melakukan kegiatan sesuai dengan Akta
gu
Pendirian/Anggaran Dasarnya dan dalam gugatan telah menjelaskan kepentingan

In
A
dan kerugian yang dialami. Selain itu menurut Para Penggugat, berbagai Putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara hingga Mahkamah Agung telah mengakui hak
ah

lik
gugat organisasi yang diajukan menggunakan mekanisme hak gugat organisasi

(legal standing) selain dalam perkara lingkungan hidup dan konsumen. Terkait
am

ub
telah dibukanya kembali akses internet, Para Penggugat mendalilkan bahwa

kelalaian atau kesengajaan tidak melepaskan tuntutan hukum oleh seseorang atau
ep
k

badan hukum yang dirugikan atas tindakan tersebut, sehingga sesuai dengan
ah

R
ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 beserta

si
penjelasannya, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 dan doktrin

ne
ng

Indroharto tentang kepentingan, Para Penggugat mendalilkan mempunyai

kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan;

do
gu

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi kedudukan hukum (legal standing)

Para Penggugat, Majelis mempertimbangkan bahwa sesuai dengan asas “point


In
A

d’interet-point d’action” atau “no interest, no action” dalam hukum acara di


ah

lik

peradilan, seseorang atau pihak dikatakan mempunyai kedudukan hukum untuk

dapat mengajukan tuntutan hak atau gugatan apabila mempunyai kepentingan.


m

ub

Hal ini sejalan pula dengan ketentuan hukum hukum acara peradilan tata usaha
ka

negara sebagaimana diatur di dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9


ep

Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986


ah

tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan bahwa: “Orang atau
R

es

badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu


M

ng

Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada


on
gu

Halaman 219 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 219
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

si
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa

disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”, maupun ketentuan Pasal 1 angka

ne
ng
5 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa

do
“Warga Masyarakat adalah seseorang atau badan hukum perdata yang terkait
gu
dengan Tindakan Pemerintahan” dan Pasal 1 angka 6 Peraturan Mahkamah

In
A
Agung tersebut yang menyatakan bahwa “Penggugat adalah Warga Masyarakat

yang kepentingannya dirugikan sebagai akibat dilakukannya Tindakan


ah

lik
Pemerintahan”, sehingga untuk dapat mengajukan gugatan dipersyaratkan apabila

mempunyai kepentingan atas diterbitkannya objek sengketa dan kepentingannya


am

ub
tersebut dirugikan atas penerbitan objek sengketa tersebut;

Menimbang, bahwa Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara tidak


ep
k

menjelaskan pengertian istilah kepentingan. Menurut doktrin dan praktik peradilan,


ah

R
kepentingan dalam hukum acara administrasi mengandung dua arti, pertama;

si
Kepentingan sebagai nilai atau kualitas yang mendapat perlindungan dari hukum,

ne
ng

kedua; Kepentingan sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh proses.

Kepentingan sebagai nilai yang harus dilindungi secara hukum adalah suatu nilai

do
gu

yang mendapat pengaruh atau dinilai secara layak dapat diperkirakan

menguntungkan atau merugikan yang timbul akibat dikeluarkan suatu keputusan


In
A

tata usaha negara atau ditolaknya penerbitan suatu keputusan tata usaha negara.
ah

lik

Pada nilai yang harus dilindungi secara hukum dijumpai adanya hubungan antara

subjek hukum pada satu sisi dengan keputusan administrasi pada sisi lain.
m

ub

Konkritnya ditentukan oleh faktor yang berhubungan dengan subjek hukum itu
ka

sendiri dan pada sisi lain oleh faktor yang berhubungan dengan keputusan
ep

administrasi. Sedangkan kepentingan proses adalah tujuan yang hendak dicapai


ah

dengan gugatan dengan kata lain maksud diselenggarakannya proses oleh


R

es

pengambil inisiatif perkara;


M

ng

on
gu

Halaman 220 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 220
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka menurut

si
Majelis, yang dimaksud dengan kepentingan adalah kepentingan hukum, yaitu

kepentingan yang dilandasi adanya hubungan hukum antara Para Penggugat

ne
ng
dengan objek sengketa dan ada tidaknya kerugian yang dialami sendiri oleh Para

do
Penggugat;
gu Menimbang, bahwa selain pengaturan gugatan harus diajukan oleh pihak

In
A
yang mengalami kerugian secara langsung, yurisprudensi yang didasarkan pada

doktrin Profesor Christopher Stone dalam tulisan berjudul “Should Trees Have
ah

lik
Standing?” memberikan hak kepada organisasi dengan persyaratan tertentu untuk

menjadi wali (guardian) bagi objek alam yang bersifat inanimatif (tidak dapat
am

ub
berbicara) untuk mengajukan gugatan ke pengadilan sebagaimana Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 820/PDT.G/1998/PN.JKT.PST tanggal 7


ep
k

Agustus 1989 yang kemudian diikuti putusan pengadilan di lingkungan peradilan


ah

R
umum maupun di lingkungan peradilan tata usaha negara. Sejalan dengan itu,

si
Mahkamah Agung melalui Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor

ne
ng

36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara

Lingkungan Hidup juga menyatakan bahwa gugatan melalui mekanisme hak gugat

do
gu

organisasi (legal standing) dapat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa mekanisme hak gugat organisasi (legal standing) yang


In
A

awalnya di Indonesia lahir dari yurisprudensi dalam perkara lingkungan hidup,


ah

lik

akhirnya diakui dalam berbagai peraturan perundang-undangan di antaranya

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


m

ub

Lingkungan Hidup pada Pasal 92 dan di bidang hukum perlindungan konsumen


ka

yaitu pada Pasal 46 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
ep

tentang Perlindungan Konsumen serta terkait pengelolaan sampah sebagaimana


ah

diatur di dalam Pasal 37 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun
R

es

2008 tentang Pengelolaan Sampah;


M

ng

on
gu

Halaman 221 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 221
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi dan peraturan perundang-

si
undangan di atas, Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya

telah mengakui dan memberikan hak kepada organisasi yang walaupun tidak

ne
ng
mengalami kerugian secara langsung, akan tetapi dengan persyaratan tertentu

do
dapat mengajukan gugatan ke pengadilan sebagai wali bukan hanya bagi objek
gu
alam inanimatif tetapi juga untuk kepentingan masyarakat dalam berbagai bidang

In
A
hukum tidak terbatas pada lingkungan hidup, perlindungan konsumen maupun

pengelolaan sampah;
ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang dan praktik

peradilan yang tercermin dalam pertimbangan hukum pada Yurisprudensi yang


am

ub
diikuti secara tetap oleh putusan-putusan berikutnya, Majelis menarik kesimpulan

bahwa organisasi dapat mengajukan gugatan ke pengadilan melalui mekanisme


ep
k

hak gugat organisasi (legal standing) apabila tuntutan yang diajukan terbatas
ah

R
pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti

si
rugi kecuali biaya atau pengeluaran riil dan memenuhi persyaratan:

ne
ng

a. berbentuk badan hukum;

b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut

do
gu

didirikan untuk kepentingan pengembangan bidang yang sesuai dengan

maksud dan tujuan pendiriannya; dan


In
A

c. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya


ah

lik

yang dalam bidang pelestarian lingkungan hidup paling singkat 2 (dua)

tahun, dalam bidang pengelolaan sampah paling singkat 1 (satu) tahun,


m

ub

sedangkan dalam bidang perlindungan konsumen tidak dibatasi minimum


ka

jangka waktunya;
ep

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P.1.1 yang diajukan


ah

Penggugat I berupa salinan Akta Pernyataan Keputusan Kongres Aliansi Jurnalis


R

es

Independen tanggal 23 Desember 2017 Nomor 32 yang dibuat di hadapan Ida


M

ng

Noerfatmah, S.H., M.H., Notaris di Kota Tangerang Selatan dan bukti surat P.1.2
on
gu

Halaman 222 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 222
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berupa Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 12

si
Januari 2018 No. AHU-0000027.AH.01.08.Tahun 2018 tentang Persetujuan

Perubahan Badan Hukum Perkumpulan Aliansi Jurnalis Independen, maka

ne
ng
Majelis memperoleh fakta bahwa Penggugat I adalah perkumpulan yang

do
berbentuk badan hukum. Begitu pula dengan Penggugat II, Perkumpulan
gu
Pembela Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara yang berdasarkan bukti surat

In
A
P.2.1 didirikan berdasarkan salinan Akta Pendirian Perkumpulan Pembela

Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara Nomor 04 tanggal 11 Januari 2019 yang


ah

lik
dibuat di hadapan I Gusti Agung Bagus Mahapradnyana, S.H., M.Kn., Notaris di

Kota Denpasar juga merupakan perkumpulan berbadan hukum sebagaimana


am

ub
ternyata dari bukti surat P.2.2 berupa surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM

Nomor AHU-0000401.AH.01.07 Tahun 2019 tanggal 19 Januari 2019 yang


ep
k

memberikan pengesahan badan hukum Penggugat II, karena itu syarat pertama
ah

R
terpenuhi;

si
Menimbang, bahwa lebih lanjut berdasarkan Pasal 9 salinan Akta

ne
ng

Pernyataan Keputusan Kongres Aliansi Jurnalis Independen tanggal 23

Desember 2017 Nomor 32 yang dibuat di hadapan Ida Noerfatmah, S.H., M.H.,

do
gu

Notaris di Kota Tangerang Selatan sebagaimana bukti P.1.1, visi Penggugat I

adalah terwujudnya pers bebas, profesional dan sejahtera yang menjunjung


In
A

tinggi nilai-nilai demokrasi. Selanjutnya pada Pasal 10 huruf a Akta Pernyataan


ah

lik

Keputusan Kongres tersebut dinyatakan bahwa salah satu Misi Penggugat I

adalah memperjuangkan kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan


m

ub

informasi. Sejalan dengan itu, berdasarkan bukti surat P.2.1 berupa salinan Akta
ka

Pendirian Perkumpulan Pembela Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara Nomor


ep

04 tanggal 11 Januari 2019 yang dibuat di hadapan I Gusti Agung Bagus


ah

Mahapradnyana, S.H., M.Kn. Notaris di Kota Denpasar, pada Pasal 4 ayat (1)
R

es

dinyatakan bahwa maksud dan tujuan dari Perkumpulan ini adalah


M

ng

mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak digital di Asia Tenggara


on
gu

Halaman 223 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 223
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
khususnya Indonesia, sehingga berdasarkan fakta-fakta di atas, maka menurut

si
Majelis, di dalam Anggaran Dasar Para Penggugat berikut perubahannya telah

menegaskan bahwa organisasi mereka didirikan untuk kepentingan perjuangan

ne
ng
hak asasi manusia seperti hak atas informasi termasuk hak-hak digital dan

do
kebebasan pers sebagai pemenuhan syarat kedua;
gu Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bukti surat P.1.3, P.1.4, P.1.6,

In
A
P.1.7, P.1.8, P.1.10, P.1.11, P.1.12, P.1.13, P.1.14. P.1.15, P.1.16 dan P.1.17,

ternyata Penggugat I telah melakukan berbagai kegiatan terkait Hak Asasi


ah

lik
Manusia dan kebebasan pers dengan mengajukan gugatan ke pengadilan

maupun penerbitan buku. Selain itu, berdasarkan bukti surat P.2.4, P.2.5, P.2.6,
am

ub
P.2.7, P.2.8, P.2.9, P.2.10, P.2.11, P.2.12, P.2.13, dan P.2.14, Penggugat II juga

telah melakukan berbagai kegiatan di bidang pemajuan hak-hak digital baik


ep
k

dalam bentuk diskusi maupun penerbitan buku dan laporan hasil penelitian,
ah

R
sehingga menurut Majelis, Para Penggugat telah memenuhi syarat ketiga yaitu

si
melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya;

ne
ng

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan apakah

Para Penggugat dalam mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk

do
gu

melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi;

Menimbang, bahwa di dalam posita gugatannya Para Penggugat


In
A

mendalilkan di antaranya bahwa Tindakan-Tindakan Pemerintahan yang


ah

lik

dilakukan Para Tergugat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

dan asas-asas umum pemerintahan yang baik, selanjutnya di dalam petitumnya,


m

ub

Para Penggugat mohon agar objek sengketa dinyatakan sebagai perbuatan


ka

melanggar hukum Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;


ep

Menimbang, bahwa dengan posita dan petitum yang demikian, maka


ah

menurut Majelis gugatan Para Penggugat terbatas pada tuntutan untuk


R

es

melakukan tindakan tertentu yaitu agar Pengadilan menyatakan objek sengketa


M

ng

on
gu

Halaman 224 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 224
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan perbuatan melanggar hukum Pejabat Pemerintahan tanpa adanya

si
tuntutan ganti rugi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka Majelis

ne
ng
menarik kesimpulan bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat

do
memenuhi persyaratan sebagai gugatan yang dapat diajukan melalui mekanisme
gu
hak gugat organisasi (legal standing) untuk kepentingan perjuangan hak asasi

In
A
manusia di antaranya hak atas informasi termasuk hak-hak digital dan

kebebasan pers;
ah

lik
Menimbang, bahwa mengenai dalil eksepsi Para Tergugat bahwa oleh

karena Tergugat I telah telah membuka kembali layanan data di Papua dan
am

ub
Papua Barat, maka sudah tidak terdapat lagi sengketa antara Para Penggugat

dengan Para Tergugat, karena itu Para Penggugat sudah tidak mempunyai
ep
k

kepentingan hukum dalam mengajukan gugatan a quo, maka Majelis


ah

R
mempertimbangkan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 71 ayat (5) Undang-

si
Undang Administrasi Pemerintahan dinyatakan bahwa kerugian yang timbul

ne
ng

akibat Keputusan dan/atau Tindakan yang dibatalkan menjadi tanggung jawab

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka

do
gu

walaupun suatu Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan telah tidak ada lagi karena telah dibatalkan, dicabut atau berakhir,
In
A

akan tetapi sepanjang pada saat Keputusan dan/atau Tindakan tersebut berlaku
ah

lik

atau pernah dilakukan telah menimbulkan kerugian, maka Warga Masyarakat

tetap dapat mengajukan gugatan terhadap Badan dan/atau Pejabat


m

ub

Pemerintahan yang menerbitkan Keputusan dan/atau melakukan Tindakan


ka

Pemerintahan;
ep

Menimbang, bahwa di dalam gugatannya, Para Penggugat mendalilkan


ah

bahwa sebagai akibat Tindakan Para Tergugat telah mengakibatkan kerugian di


R

es

antaranya anggota-anggota Penggugat I yang menjadi penanggung jawab


M

ng

Tabloid Jubi, pemimpin redaksi Cendrawasih Pos, Tempo.Co dan koordinator


on
gu

Halaman 225 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 225
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
liputan CNN Indonesia TV yang mengalami kesulitan melakukan verifikasi dan

si
klarifikasi informasi, berkoordinasi dengan redaksi dan reporter lapangan,

keterlambatan penyampaian informasi bahkan sempat tidak menerbitkan koran

ne
ng
cetak dan menurunnya pendapatan, sehingga menimbulkan kerugian materiil

do
dan immaterial. Sementara anggota Penggugat II juga mengalami kerugian
gu
berupa terhentinya program organisasi SAFEnet Sub Divisi Papua dan Papua

In
A
Barat dalam mengedukasi pemuda Papua memanfaatkan internet secara positif.

Sistem pelayanan Pemerintah Daerah Provinsi Papua secara elektronik terhadap


ah

lik
e budgeting dan e-planning juga terganggu. Pengemudi transportasi daring juga

mengalami kerugian serta berkurangnya jumlah wisatawan asing yang


am

ub
berkunjung ke Papua;

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis mempertimbangkan bahwa


ep
k

walaupun dalam sengketa a quo Tindakan-Tindakan Pemerintahan yang menjadi


ah

R
objek sengketa telah tidak lagi dilakukan oleh Para Tergugat, akan tetapi oleh

si
karena Tindakan-Tindakan Pemerintahan tersebut telah pernah dilakukan dan

ne
ng

pada saat dilakukan dianggap oleh Para Penggugat telah menimbulkan kerugian

bagi Warga Masyarakat, maka Para Penggugat yang telah memenuhi

do
gu

persyaratan sebagai organisasi yang dapat mengajukan gugatan melalui

mekanisme hak gugat organisasi (legal standing) tetap mempunyai hak untuk
In
A

mengajukan gugatan terhadap Para Tergugat;


ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Para

Penggugat mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan


m

ub

gugatan a quo, karena itu eksepsi Tergugat I dan II terkait legal standing Para
ka

Penggugat yang demikian harus dinyatakan tidak diterima;


ep

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan eksepsi


ah

Tergugat II perihal error in persona;


R

es

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi error in persona, Tergugat II


M

ng

mendalilkan bahwa Tergugat I mempunyai tugas menyelenggarakan urusan


on
gu

Halaman 226 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 226
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika untuk membantu Tergugat II

si
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara yang kewenangannya

didelegasikan dari Tergugat II melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015

ne
ng
tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan demikian Tindakan

do
Tergugat I yang menjadi objek gugatan dilakukan berdasarkan delegasi
gu
kewenangan, maka menurut hukum sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal

In
A
1 angka 23 Undang-Undang Administrasi Pemerintahan yang harus dianggap

bertanggung jawab atas keluarnya Keputusan/Tindakan tersebut dan karenanya


ah

lik
yang harus digugat adalah Tergugat I, oleh karena itu Para Penggugat keliru

menarik Tergugat II sebagai pihak Tergugat, sehingga gugatan Para Penggugat


am

ub
harus dinyatakan tidak diterima (niet ontvankelijk verklaard);

Menimbang, bahwa atas eksepsi ini, Para Penggugat membantahnya


ep
k

dengan menyatakan bahwa Tergugat II jelas dan telah nyata juga mengetahui,
ah

R
menyetujui, dan mendukung objek gugatan dengan menyatakan pemblokiran

si
internet di wilayah Papua dan Papua Barat untuk kepentingan dan kebaikan

ne
ng

bersama. Selain itu, Para Penggugat telah mengajukan upaya administratif kepada

Tergugat II untuk mengoreksi objek gugatan yang dilakukan Tergugat I, akan tetapi

do
gu

Tergugat II tidak memberikan respon atau tindakan konkret apapun atas Tindakan

Tergugat II, sehingga meskipun Tergugat I yang melakukan tindakan hukum tetapi
In
A

tidak melepaskan Tergugat II sebagai pimpinan yang melakukan kontrol dan


ah

lik

monitoring terhadap tindakan pemerintahan yang menjadi objek gugatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Para Penggugat yang


m

ub

dihubungkan dengan bukti surat P.1.18 yang sama dengan bukti surat P.2.15 dan
ka

bukti surat T.I-1 berupa Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019, Senin, 19


ep

Agustus 2019 tentang Pelambatan Akses di Beberapa Wilayah Papua Barat dan
ah

Papua, bukti surat P.1.19 yang sama dengan bukti surat P.2.16 dan bukti surat T.I-
R

es

2 berupa Siaran Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019, Rabu, 21 Agustus 2019


M

ng

tentang Pemblokiran Layanan Data di Papua dan Papua Barat dan bukti surat
on
gu

Halaman 227 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 227
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P.1.20 yang sama dengan bukti surat P.2.17 dan bukti surat T.I-3 berupa Siaran

si
Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019, Jumat, 23 Agustus 2019 tentang

Pemblokiran Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih Berlanjut, yang

ne
ng
menunjukkan adanya Tindakan-Tindakan Pemerintahan Tergugat I yang menjadi

do
objek sengketa yang dikaitkan pula dengan jawaban Para Tergugat yang
gu
menyatakan bahwa objek sengketa dilakukan oleh Tergugat I sesuai

In
A
kewenangannya berdasarkan Pasal 1 angka 23, Pasal 40 ayat (2), ayat (2a),

ayat (2b) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas


ah

lik
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik berikut Penjelasan Umum angka I alinea 9 undang-undang tersebut


am

ub
dan Pasal 1 angka 35 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, maka Majelis memperoleh


ep
k

fakta bahwa Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa dilakukan


ah

R
oleh Tergugat I;

si
Menimbang, bahwa menurut Para Tergugat, Tindakan-Tindakan

ne
ng

Pemerintahan yang menjadi objek sengketa telah didelegasikan oleh Tergugat II

kepada Tergugat I, sehingga dengan mendasarkan pada Pasal 1 angka 23 dan

do
gu

Pasal 13 ayat (7) Undang-Undang Administrasi Pemerintahan dan Peraturan

Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 Pasal 1 angka 7 yang menyatakan bahwa
In
A

Tergugat adalah Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya yang


ah

lik

melakukan Tindakan Pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada padanya

atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh Warga Masyarakat,


m

ub

seharusnya tanggung jawab dan tanggung gugat beralih kepada Tergugat I;


ka

Menimbang, bahwa terhadap diikutsertakannya Tergugat II sebagai pihak


ep

dalam perkara a quo, Majelis mempertimbangkan bahwa di dalam gugatannya,


ah

Para Penggugat mendalilkan bahwa objek gugatan bertentangan dengan


R

es

peraturan perundang-undangan di antaranya bahwa objek gugatan tidak dilakukan


M

ng

sesuai dengan prinsip pembatasan hak asasi manusia dalam hal keadaan darurat
on
gu

Halaman 228 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 228
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

si
Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959

tentang Keadaan Bahaya yang pada Pasal 2 ayat (2) mengatur bahwa

ne
ng
pengumuman pernyataan atau penghapusan keadaan bahaya dilakukan oleh

do
Tergugat II;
gu Menimbang, bahwa di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

In
A
Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959

tentang Keadaan Bahaya pada Pasal 1 angka (1) dinyatakan pada pokoknya
ah

lik
bahwa Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau

sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan
am

ub
tingkatan keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang.

Selanjutnya pada Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang tersebut diatur bahwa


ep
k

pengumuman pernyataan atau penghapusan keadaan bahaya dilakukan oleh


ah

R
Presiden;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat I dan Tergugat II serta

ne
ng

keterangan saksi Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi

Informatika pada Tergugat I di antaranya menyatakan bahwa Tindakan

do
gu

Pemerintahan Tergugat I yang menjadi objek sengketa dilakukan dalam situasi

abnormal dan spesifik untuk pengendalian dalam mencegah masifnya penyebaran


In
A

informasi hoaks yang berpotensi menimbulkan kerusuhan dan disintegrasi bangsa;


ah

lik

Menimbang, bahwa terlepas dari isu/permasalahan hukum mengenai

apakah situasi abnormal dan spesifik sebagaimana disebut saksi Para Tergugat
m

ub

yang mendasari alasan Tergugat I melakukan Tindakan Pemerintahan yang


ka

menjadi objek sengketa adalah keadaan bahaya atau keadaan darurat


ep

sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


ah

Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959


R

es

tentang Keadaan Bahaya atau tidak dan apakah Tergugat I untuk melakukan
M

ng

Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa tersebut harus terlebih


on
gu

Halaman 229 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 229
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dahulu terdapat adanya pernyataan keadaan darurat dari Tergugat II atau tidak,

si
oleh karena untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut merupakan penilaian

hukum dalam ranah pokok perkara bukan eksepsi, akan tetapi Majelis

ne
ng
berpendapat bahwa walaupun pengaturan mengenai kewenangan yang diperoleh

do
melalui delegasi dalam berbagai peraturan perundang-undangan menyatakan
gu
bahwa tanggung gugat dan tanggung jawab kewenangan delegasi berada pada

In
A
penerima delegasi, oleh karena Para Penggugat telah mengemukakan dalam

gugatan bahwa salah satu peraturan perundangan-undangan yang dianggap


ah

lik
dilanggar dalam Tindakan yang dilakukan oleh Para Tergugat adalah Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang


am

ub
Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya yang di dalamnya memuat

kewenangan dan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Tergugat II dalam


ep
k

kaitannya dengan Tindakan yang dilakukan oleh Tergugat I yang menjadi objek
ah

R
sengketa, maka Majelis menarik kesimpulan bahwa selain mengajukan gugatan

si
terhadap Tergugat I, diikutsertakannya Tergugat II sebagai pihak Tergugat dalam

ne
ng

sengketa a quo tidak keliru dan tidak mengakibatkan gugatan Para Penggugat

menjadi error in persona, karena itu eksepsi yang demikian harus pula dinyatakan

do
gu

tidak diterima;

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi gugatan kabur, Tergugat II


In
A

mendalilkan bahwa Para Penggugat tidak dapat menguraikan kejadian peristiwa


ah

lik

yang mendasari diajukannya gugatan secara jelas karena Para Penggugat tidak

menguraikan perbuatan Tergugat II yang bertentangan dengan ketentuan


m

ub

peraturan perundang-undangan. Dalil Para Penggugat terhadap Tergugat II sama


ka

sekali tidak menggambarkan adanya perbuatan Tergugat II yang merupakan


ep

perbuatan sewenang-wenang, oleh karenanya dasar hukum yang diajukan Para


ah

Penggugat terhadap Tergugat II menjadi tidak tepat dan menyebabkan


R

es

ketidaksesuaian antara fakta dengan dasar hukum, karena itu gugatan Para
M

ng

Penggugat kabur (obscuur libel);


on
gu

Halaman 230 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 230
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut Para Penggugat

si
membantahnya dengan menyatakan bahwa gugatan Para Penggugat telah

memuat dengan jelas identitas Para Penggugat, nama jabatan dan tempat

ne
ng
kedudukan Tergugat, serta memuat pula dasar maupun alasan gugatan dan hal

do
yang diminta untuk diputuskan Pengadilan atas terbitnya ketiga objek gugatan,
gu
sehingga telah memenuhi syarat gugatan sebagaimana diatur di dalam Pasal 56

In
A
ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara;
ah

lik
Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat II perihal gugatan kabur atau

tidak jelas yang dibantah oleh Para Penggugat di atas, setelah mempelajari
am

ub
dengan saksama gugatan Para Penggugat, di dalam gugatannya Para Penggugat

mendalillkan bahwa Tergugat II mengetahui, menyetujui, dan mendukung objek


ep
k

gugatan yang dilakukan Tergugat I dengan menyatakan pemblokiran internet di


ah

R
wilayah Papua dan Papua Barat untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Selain

si
itu, Para Penggugat menyatakan telah mengajukan upaya administratif kepada

ne
ng

Tergugat I dan Tergugat II untuk mengoreksi objek gugatan yang dilakukan

Tergugat I, akan tetapi Tergugat II tidak memberikan respon atau tindakan konkret

do
gu

apapun atas Tindakan Tergugat I, sehingga menurut Para Penggugat, meskipun

Tergugat I yang melakukan tindakan hukum tetapi tidak melepaskan Tergugat II


In
A

sebagai pimpinan yang melakukan kontrol dan monitoring terhadap tindakan


ah

lik

pemerintahan yang menjadi objek gugatan, oleh karena itu Majelis

mempertimbangkan bahwa terlepas dari tepat tidaknya dalil Para Penggugat


m

ub

mengenai tanggung jawab dan peran Tergugat II atas terjadinya Tindakan


ka

Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I karena untuk menilai terbukti


ep

tidaknya tanggung jawab dan peran pihak-pihak dalam suatu tindakan hukum
ah

hanya dapat dilakukan pada ranah pokok perkara, akan tetapi menurut Majelis
R

es

senyatanya di dalam gugatan, Para Penggugat telah menguraikan tanggung jawab


M

ng

on
gu

Halaman 231 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 231
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan peran Tergugat II dalam Tindakan Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat

si
I yang menjadi objek sengketa;

Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis juga mencermati bahwa di dalam

ne
ng
posita gugatannya, Para Penggugat telah pula menguraikan secara jelas

do
hubungan hukum antara Para Penggugat dengan Para Tergugat dan objek
gu
sengketa serta mendeskripsikan status, kepentingan dan akibat hukum yang

In
A
ditimbulkan akibat dilakukannya objek sengketa yang menurut Para Penggugat

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta asas-


ah

lik
asas umum pemerintahan yang baik dan selanjutnya di dalam petitumnya

mengajukan permohonan agar objek sengketa tersebut dinyatakan sebagai


am

ub
perbuatan melanggar hukum Pejabat Pemerintahan, karena itu Majelis menarik

kesimpulan bahwa gugatan Para Penggugat tidak kabur dan telah jelas, sehingga
ep
k

eksepsi yang demikian harus pula dinyatakan tidak diterima;


ah

R
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan eksepsi

si
lain yang diajukan Tergugat I dalam kesimpulan yaitu gugatan Para Penggugat

ne
ng

cacat formil karena daluarsa untuk objek gugatan pertama dan tidak jelas (obscuur

libel) petitumnya;

do
gu

Menimbang, bahwa terkait eksepsi daluarsanya pengajuan gugatan untuk

objek gugatan pertama, Majelis mempertimbangkannya dengan berpedoman pada


In
A

ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata


ah

lik

Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun

2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa:


m

ub

“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari
ka

terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau


ep

Pejabat Tata Usaha Negara”;


ah

Menimbang, bahwa selanjutnya menyangkut gugatan mengenai Tindakan


R

es

Pemerintahan, Majelis merujuk pula pada ketentuan Undang-Undang Administrasi


M

ng

Pemerintahan yang pada Pasal 75 sampai dengan Pasal 78 mengatur mengenai


on
gu

Halaman 232 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 232
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
upaya administratif terhadap Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau

si
Pejabat Administrasi Pemerintahan. Kemudian secara khusus, Pasal 4 ayat (1)

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 mengatur lebih lanjut bahwa

ne
ng
gugatan dalam kaitan dengan Tindakan Pemerintahan diajukan paling lama 90

do
(sembilan puluh) hari sejak Tindakan Pemerintahan dilakukan oleh Badan
gu
dan/atau Pejabat Pemerintahan dan menurut Pasal 1 angka 10 Peraturan

In
A
Mahkamah Agung tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan hari adalah

hari kerja. Selanjutnya Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2
ah

lik
Tahun 2019 tersebut menegaskan bahwa selama warga masyarakat menempuh

upaya administratif, tenggang waktu penghitungan pengajuan gugatan


am

ub
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) terbantar sampai keputusan upaya

administratif terakhir diterima. Di dalam Pasal 77 ayat (4) Undang-Undang


ep
k

Administrasi Pemerintahan digariskan ketentuan bahwa Badan dan/atau Pejabat


ah

R
Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan di atas, maka penghitungan

ne
ng

tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja pengajuan gugatan adalah sejak

objek gugatan dilakukan sampai dengan diajukannya gugatan, bukan sampai

do
gu

dengan dilakukannya perbaikan gugatan dan penghitungan tenggang waktu

terbantar selama warga masyarakat menempuh upaya administratif sampai


In
A

keputusan upaya administratif terakhir diterima atau tenggang waktu paling lama
ah

lik

10 (sepuluh) hari kerja penyelesaian upaya administratif yang menjadi kewajiban

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan terlewati;


m

ub

Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo berdasarkan bukti surat P.1.18


ka

yang sama dengan bukti surat P.2.15 dan bukti surat T.I-1 berupa Siaran Pers No.
ep

154/HM/KOMINFO/08/2019 yang merupakan objek sengketa pertama, ternyata


ah

objek sengketa pertama dilakukan pada hari Senin, tanggal 19 Agustus 2019.
R

es

Selanjutnya berdasarkan bukti surat P.I.30 yang sama dengan P.2.28 berupa surat
M

ng

dari Para Penggugat tanggal 4 September 2019 yang diterima oleh Tergugat I
on
gu

Halaman 233 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 233
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada tanggal 4 September 2019 Perihal Keberatan atas Pemutusan Akses Internet

si
di Papua dan bukti surat P.I.31 yang sama dengan P.2.29 berupa surat dari Para

Penggugat tanggal 4 September 2019 yang diterima oleh Tergugat II pada tanggal

ne
ng
5 September 2019 Perihal Keberatan atas Pemutusan Akses Internet di Papua,

do
diperoleh fakta ternyata pada tanggal 4 September 2019 Para Penggugat telah
gu
mengajukan upaya administratif berupa surat keberatan yang diterima oleh

In
A
Tergugat I pada tanggal 4 September 2019 dan diterima oleh Tergugat II pada

tanggal 5 September 2019 agar Para Tergugat menghentikan dan tidak


ah

lik
mengulangi tindakan pelambatan dan/atau pemutusan akses internet, akan tetapi

setelah melewati batas waktu 10 (sepuluh) hari kerja, tidak terdapat bukti bahwa
am

ub
Para Tergugat telah menyelesaikan keberatan tersebut, sehingga berdasarkan

alat-alat bukti surat di atas dihubungkan dengan tanggal pengajuan gugatan oleh
ep
k

Para Penggugat, Majelis menarik kesimpulan bahwa dihitung dari sejak


ah

R
dilakukannya Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa pertama yaitu

si
tanggal 19 Agustus 2019 yang kemudian penghitungan tenggang waktu terbantar

ne
ng

sejak Para Penggugat mengajukan upaya administratif yang diterima oleh

Tergugat I tanggal 4 September 2019 dan diterima oleh Tergugat II tanggal 5

do
gu

September 2019 hingga terlampauinya batas waktu 10 (sepuluh) hari kerja yang

menjadi kewajiban Para Tergugat untuk menyelesaikan upaya administratif yaitu


In
A

tanggal 18 September 2019, sehingga tenggang waktu pengajuan gugatan


ah

lik

dihitung kembali sejak tanggal 19 September 2019, maka gugatan Para

Penggugat yang diajukan pada tanggal 21 November 2019 adalah 58 (lima puluh
m

ub

delapan) hari kerja sejak objek sengketa pertama dilakukan, karena itu pengajuan
ka

gugatan baik dihitung dari dilakukannya objek gugatan pertama, kedua maupun
ep

ketiga belum melewati tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja pengajuan
ah

gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


R

es

1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta Pasal 4 ayat (1) dan (2)
M

ng

on
gu

Halaman 234 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 234
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019. Dengan demikian eksepsi

si
Tergugat I tentang daluarsa pengajuan gugatan harus dinyatakan tidak diterima;

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi gugatan tidak jelas (obscuur libel)

ne
ng
petitumnya, karena petitum gugatan yang meminta Pengadilan menyatakan Para

do
Tergugat melakukan perbuatan melanggar hukum tidak sesuai dengan ketentuan
gu
Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

In
A
Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun

2019, maka Majelis mempertimbangkan bahwa Peraturan Mahkamah Agung


ah

lik
Nomor 2 Tahun 2019 pada bagian Menimbang huruf b menyatakan bahwa

perbuatan melawan hukum oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan


am

ub
(onrechtmatige overheidsdaad) merupakan Tindakan Pemerintahan atau dengan

kata lain Tindakan Pemerintahan sama dengan istilah Perbuatan Hukum oleh
ep
k

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan, selain itu sesuai dengan keterangan ahli
ah

R
yang diajukan Para Tergugat Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., yang

si
menyatakan jika Tindakan Pemerintahan telah dilakukan, maka gugatan yang

ne
ng

dapat diajukan adalah mengenai ganti kerugian dan atas keterangan ahli tersebut

Majelis sependapat, karena hal tersebut sejalan pula dengan ketentuan Pasal 71

do
gu

ayat (5) Undang-Undang Administrasi Pemerintahan bahwa kerugian yang timbul

akibat Keputusan dan/atau Tindakan yang dibatalkan menjadi tanggung jawab


In
A

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;


ah

lik

Menimbang, bahwa akan tetapi dalam suatu gugatan, untuk menyatakan

adanya ganti kerugian harus dipastikan terlebih dulu bahwa perbuatan tersebut
m

ub

merupakan perbuatan tidak sah atau dapat dibatalkan atau melanggar hukum. Hal
ka

ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pada saat masih menjadi kewenangan
ep

mengadili pengadilan perdata dalam lingkup peradilan umum, suatu perbuatan


ah

dinyatakan sebagai perbuatan melanggar hukum pejabat pemerintahan maupun


R

es

pihak lainnya harus memenuhi 5 (lima) unsur, yaitu: i) adanya perbuatan, ii)
M

ng

perbuatan tersebut termasuk kriteria melanggar hukum, iii) adanya kesalahan, iv)
on
gu

Halaman 235 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 235
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya kerugian, dan v) adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan

si
dengan kerugian yang ditimbulkan (hubungan kausalitas), sehingga apabila

suatu gugatan memuat pula petitum ganti kerugian, maka sebelum ditentukan

ne
ng
ganti kerugiannya, perbuatan tersebut harus dinyatakan terlebih dahulu sebagai

do
perbuatan melanggar hukum apabila terbukti dalam pembuktian sebagai
gu
perbuatan melanggar hukum. Karena antara perbuatan melanggar hukum dengan

In
A
ganti kerugian harus terdapat hubungan sebab akibat. Kerugian yang dapat

digugat harus sebagai akibat dari perbuatan melanggar hukum;


ah

lik
Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo, objek sengketa telah selesai

dilakukan atau telah berakhir atau pada saat diajukan gugatan, Tindakan
am

ub
Pemerintahan tersebut tidak dilakukan lagi, sehingga tidak mungkin dinyatakan

tidak sah atau batal apalagi dimintakan perintah pencabutan atau penghentian
ep
k

Tindakan, tuntutan yang dapat diajukan sesuai Pasal 71 ayat (5) Undang-Undang
ah

R
Administrasi Pemerintahan di atas adalah ganti kerugian, akan tetapi apabila

si
hendak mengabulkan tuntutan ganti kerugian, maka perbuatan pejabat

ne
ng

pemerintahan yang digugat harus terlebih dahulu dinyatakan sebagai perbuatan

melanggar hukum;

do
gu

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat diajukan melalui

mekanisme hak gugat organisasi (legal standing) yang tidak memperbolehkan


In
A

tuntutan ganti kerugian, maka satu-satunya tuntutan adalah agar Tindakan Pejabat
ah

lik

Pemerintahan tersebut dinyatakan sebagai perbuatan melanggar hukum, sehingga

berdasarkan pertimbangan di atas, maka gugatan Para Penggugat yang menuntut


m

ub

agar Pengadilan menyatakan Tindakan Pemerintahan Tergugat I dan II yang


ka

menjadi objek sengketa dinyatakan sebagai perbuatan melanggar hukum Badan


ep

dan/atau Pejabat Pemerintahan sudah tepat, sehingga eksepsi Tergugat I yang


ah

demikian harus pula dinyatakan tidak diterima;


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 236 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 236
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka seluruh

si
eksepsi Para Tergugat dinyatakan tidak diterima, oleh karena itu selanjutnya

Majelis akan mempertimbangkan mengenai pokok perkara;

ne
ng
DALAM POKOK PERKARA;

do
gu Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah

sebagaimana tersebut di atas;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Para Penggugat, Jawaban Para

Tergugat dan keseluruhan jawab jinawab antara Para Penggugat dan Para
ah

lik
Tergugat yang dihubungkan dengan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan,
am

maka permasalahan hukum yang dipersengketakan dalam perkara a quo adalah:

ub
1. Apakah Tindakan Tergugat I bertentangan dengan peraturan perundang-
ep
undangan dan/atau asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB)?
k

2. Bagaimanakah tanggung jawab Tergugat II dalam terjadinya Tindakan


ah

si
Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I?

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan memberikan penilaian hukum

ne
ng

apakah Tindakan-Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa a quo

do
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau
gu

melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik dengan menggunakan 3


In
A

(tiga) parameter syarat sahnya Tindakan Pemerintahan yaitu:

a. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;


ah

lik

b. dibuat sesuai prosedur; dan

c. substansi yang sesuai dengan objek Tindakan;


m

ub

Menimbang, bahwa Majelis akan mempertimbangkan terlebih dahulu


ka

mengenai wewenang Tergugat I dan II dalam melakukan objek sengketa;


ep

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Para Penggugat, Jawaban Para


ah

Tergugat dan keseluruhan jawab jinawab antara Para Penggugat dan Tergugat
es

yang dihubungkan dengan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan yaitu bukti
M

ng

on
gu

Halaman 237 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 237
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
surat P.1.18 yang sama dengan bukti surat P.2.15 dan bukti surat T.I-1 berupa

si
Siaran Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019, Senin, 19 Agustus 2019 tentang

Pelambatan Akses di Beberapa Wilayah Papua Barat dan Papua, bukti surat

ne
ng
P.1.19 yang sama dengan bukti surat P.2.16 dan bukti surat T.I-2 berupa Siaran

do
Pers No. 155/HM/KOMINFO/08/2019, Rabu, 21 Agustus 2019 tentang
gu
Pemblokiran Layanan Data di Papua dan Papua Barat dan bukti surat P.1.20

In
A
yang sama dengan bukti surat P.2.17 dan bukti surat T.I-3 berupa Siaran Pers No.

159/HM/KOMINFO/08/2019, Jumat, 23 Agustus 2019 tentang Pemblokiran


ah

lik
Layanan Data di Papua dan Papua Barat Masih Berlanjut, yang menunjukkan

adanya Tindakan-Tindakan Pemerintahan Tergugat I yang menjadi objek


am

ub
sengketa, maka objek sengketa dalam perkara a quo adalah:

1. Tindakan Pemerintahan Throttling atau pelambatan akses/bandwidth di


ep
k

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19


ah

R
Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) sampai

si
dengan pukul 20.30 WIT;

ne
ng

2. Tindakan Pemerintahan yaitu pemblokiran layanan data dan/atau

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29

do
gu

Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten) tertanggal

21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September 2019


In
A

pukul 23.00 WIT;


ah

lik

3. Tindakan Pemerintahan yaitu memperpanjang pemblokiran layanan data

dan/atau pemutusan akses internet di 4 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua


m

ub

(yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan


ka

Kabupaten Jayawijaya) dan 2 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat


ep

(yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak 4 September 2019 pukul
ah

23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00 WIB/20.00 WIT;
R

es
M

ng

on
gu

Halaman 238 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 238
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa di dalam Jawabannya, Para Tergugat menyatakan

si
bahwa objek sengketa dilakukan oleh Tergugat I sesuai kewenangannya

berdasarkan Pasal 1 angka 23, Pasal 40 ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) serta

ne
ng
Penjelasan Umum angka I alinea 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

do
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
gu
Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut sebagai “Undang-

In
A
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik”), Pasal 1 angka 17 Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, dan Pasal 1 angka 35 Peraturan


ah

lik
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan

Transaksi Elektronik;
am

ub
Menimbang, bahwa perihal kewenangan tersebut, Majelis

mempertimbangkan lebih lanjut bahwa Pasal 40 ayat (2), (2a) dan (2b) Undang-
ep
k

Undang Nomor 19 Tahun 2016 mengatur bahwa:


ah

R
(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan

si
sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi

ne
ng

Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

do
gu

(2a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan dan

penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang


In
A

memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan


ah

lik

perundang-undangan;

(2b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a),


m

ub

Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau


ka

memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk


ep

melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau


ah

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;


R

es

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “Pemerintah” menurut Pasal 1


M

ng

angka 23 Undang-Undang tersebut adalah Menteri atau pejabat lainnya yang


on
gu

Halaman 239 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 239
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditunjuk oleh Presiden. Menteri menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999

si
tentang Telekomunikasi pada Pasal 1 angka 17 adalah Menteri yang ruang

lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi. Begitu pula di

ne
ng
dalam ketentuan Pasal 1 angka 35 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012

do
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik dinyatakan bahwa
gu
yang dimaksud dengan Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

In
A
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika;

Menimbang, bahwa terkait dengan peraturan pemerintah sebagai


ah

lik
pelaksanaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, oleh karena

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem


am

ub
dan Transaksi Elektronik sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 82

Tahun 2012 baru berlaku pada tanggal 10 Oktober 2019 setelah dilakukannya
ep
k

Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa, maka dalam memberikan


ah

R
penilaian hukum terhadap Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa,

si
Majelis tidak menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019

ne
ng

sebagai instrumen analisis, akan tetapi mendasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 yang pada saat Tindakan Pemerintahan

do
gu

dilakukan masih berlaku;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 23, Pasal 40


In
A

ayat (2), ayat (2a), dan ayat (2b) serta Penjelasan Umum angka I alinea 9
ah

lik

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka 17 Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Pasal 1 angka 35


m

ub

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem


ka

dan Transaksi Elektronik dan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
ep

2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika, maka Majelis


ah

berpendapat bahwa Tergugat I mempunyai kewenangan untuk melakukan


R

es

pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem


M

ng

on
gu

Halaman 240 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 240
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik

si
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;

Menimbang, bahwa mengenai permasalahan hukum apakah kewenangan

ne
ng
Tergugat I untuk melakukan pemutusan dan/atau memerintahkan kepada

do
Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan tersebut hanya
gu
dapat dilakukan berupa tindakan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik

In
A
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum

ataukah berupa tindakan pemutusan akses terhadap layanan data internet yang
ah

lik
berakibat akses yang diputus bukan hanya terhadap Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum,


am

ub
maka Majelis akan mempertimbangkan hal tersebut dalam kaitannya dengan

penggunaan wewenang Tergugat I dari aspek prosedur dan substansi;


ep
k

Menimbang, bahwa terkait dengan kewenangan Tergugat II dalam objek


ah

R
sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I, Majelis mempertimbangkan bahwa di

si
dalam gugatannya, Para Penggugat mendalilkan di antaranya bahwa objek

ne
ng

gugatan dilakukan tidak sesuai dengan prinsip pembatasan hak asasi manusia

dalam hal keadaan darurat sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan

do
gu

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang

Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya yang pada Pasal 2 ayat (2)
In
A

mengatur bahwa pengumuman pernyataan atau penghapusan keadaan bahaya


ah

lik

dilakukan oleh Tergugat II;

Menimbang, bahwa di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


m

ub

Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959


ka

tentang Keadaan Bahaya pada Pasal 1 angka (1) dinyatakan pada pokoknya
ep

bahwa Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau


ah

sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan
R

es

tingkatan keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang.
M

ng

Selanjutnya pada Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


on
gu

Halaman 241 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 241
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang tersebut diatur bahwa pengumuman pernyataan atau penghapusan

si
keadaan bahaya dilakukan oleh Presiden. Pasal 3 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang

ne
ng
Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya mengatur bahwa

do
penguasaan tertinggi dalam keadaan bahaya dilakukan oleh Presiden/Panglima
gu
Tertinggi Angkatan Perang selaku penguasa Darurat Sipil Pusat/Penguasa

In
A
Darurat Militer Pusat/Penguasa Perang Pusat yang dalam melakukan

penguasaan dapat dibantu oleh Badan yang terdiri dari pihak-pihak sebagaimana
ah

lik
disebutkan dalam ayat (2) Pasal tersebut dan dapat mengangkat Menteri/Pejabat

lain selain yang tersebut dalam ayat (2) pasal tersebut apabila dipandang perlu
am

ub
sebagaimana ditegaskan dalam ayat (3) Pasal tersebut;

Menimbang, bahwa lebih lanjut di dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah


ep
k

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp


ah

R
Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya dinyatakan bahwa Penguasa Darurat Sipil

si
berhak mengadakan peraturan-peraturan untuk membatasi pertunjukan-

ne
ng

pertunjukan, percetakan, penerbitan, pengumuman, penyampaian, penyimpanan,

penyebaran, perdagangan dan penempelan tulisan-tulisan berupa apapun juga,

do
gu

lukisan-lukisan, klise-klise dan gambar-gambar. Selanjutnya pada Pasal 17 ayat

(1), (2) dan (3) dinyatakan pula bahwa Penguasa Darurat Sipil berhak:
In
A

1. mengetahui semua berita-berita serta percakapan-percakapan yang


ah

lik

dipercakapkan kepada kantor tilpon atau kantor radio, pun melarang atau

memutuskan pengiriman berita-berita atau percakapan-percakapan


m

ub

dengan perantaraan tilpon atau radio.


ka

2. membatasi atau melarang pemakaian kode-kode, tulisan rahasia,


ep

percetakan rahasia, tulisan steno, gambar-gambar, tanda-tanda, juga


ah

pemakaian bahasa-bahasa lain dari pada bahasa Indonesia;


R

es

3. menetapkan peraturan-peraturan yang membatasi atau melarang


M

ng

pemakaian alat-alat telekomunikasi sepertinya tilpon, tilgrap, pemancar


on
gu

Halaman 242 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 242
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
radio dan alat-alat lainnya yang ada hubungannya dengan penyiaran radio

si
dan yang dapat dipakai untuk mencapai rakyat banyak, pun juga mensita

atau menghancurkan perlengkapan-perlengkapan tersebut;

ne
ng
Sehingga oleh karena Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor

do
23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan
gu
Bahaya khususnya Pasal 13 mengatur ketentuan tentang kewenangan untuk

In
A
membatasi percetakan, penerbitan, dan penyampaian tulisan-tulisan berupa

apapun juga dan Pasal 17 ayat (1) dan (3) mengatur ketentuan menyangkut
ah

lik
pemutusan akses yaitu “membatasi atau melarang” pemakaian alat-alat

telekomunikasi yang kesemuanya dilakukan dalam rangka kewenangan Tergugat


am

ub
II berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (2) yaitu melakukan

pengumuman pernyataan atau penghapusan keadaan bahaya, maka Majelis


ep
k

menarik kesimpulan bahwa Tergugat II juga mempunyai kewenangan dalam


ah

R
kaitannya dengan Tindakan Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I

si
sepanjang Tindakan Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I tersebut

ne
ng

dilakukan dalam keadaan bahaya atau keadaan darurat sebagaimana dimaksud di

dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun

do
gu

1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya,

sedangkan mengenai permasalahan hukum apakah situasi yang mendasari


In
A

alasan dilakukannya Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa adalah


ah

lik

keadaan bahaya atau keadaan darurat sebagaimana dimaksud di dalam Undang-

undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya atau tidak dan
m

ub

terkait keabsahan penggunaan wewenang Tergugat II menyangkut Tindakan


ka

Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I yang menjadi objek sengketa akan
ep

dipertimbangkan Majelis dalam aspek prosedur dan substansi;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka


R

es

Majelis berpendapat bahwa Para Tergugat mempunyai kewenangan untuk


M

ng

melakukan Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa;


on
gu

Halaman 243 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 243
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan aspek

si
prosedur dan substansi dilakukannya Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek

sengketa;

ne
ng
Menimbang, bahwa di dalam gugatannya, pada pokoknya Para Penggugat

do
mendalilkan bahwa objek sengketa bertentangan dengan berbagai peraturan
gu
perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik dan

In
A
ketiadaan atau keterbatasan akses internet mengakibatkan wartawan kesulitan

melakukan pekerjaannya untuk memperoleh berita, menghubungi narasumber


ah

lik
untuk konfirmasi berita, mengunduh berita ke media online dan menyebarkan

berita melalui media internet, hal mana merupakan hambatan terhadap kebebasan
am

ub
pers yang berimbas pada terhalanginya hak masyarakat atas informasi sehingga

masyarakat mengalami kesulitan untuk memutuskan informasi apa yang benar


ep
k

dan tidak yang berpotensi membuat keputusan dan penilaian yang diambil menjadi
ah

R
terdistorsi. Selain berdampak pada kebebasan atas informasi, menurut Para

si
Penggugat objek sengketa juga berdampak pada tidak terpenuhinya hak ekonomi

ne
ng

masyarakat;

Menimbang, bahwa sebaliknya Para Tergugat membantah dalil Para

do
gu

Penggugat dengan menyatakan pada pokoknya bahwa objek sengketa tidak

bertentangan dengan berbagai peraturan perundang-undangan dan asas-asas


In
A

umum pemerintahan yang baik oleh karena Undang-Undang Dasar Negara


ah

lik

Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) maupun peraturan perundang-

undangan lainnya walaupun memberikan hak kepada pers maupun masyarakat


m

ub

untuk mendapatkan dan menyebarluaskan informasi, akan tetapi hak tersebut


ka

dibatasi oleh peraturan perundang-undangan dan pembatasan tersebut


ep

memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk melakukan Tindakan


ah

Pemerintahan dalam rangka menjaga ketertiban umum dan keamanan negara


R

es

termasuk Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa yang dilakukan


M

ng

dalam rangka mencegah terjadinya penyebarluasan berita bohong (hoaks) dan


on
gu

Halaman 244 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 244
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ujaran kebencian atau permusuhan bersifat rasis yang berpotensi menimbulkan

si
kerusuhan, memecah belah persatuan dan mengancam keamanan negara

khususnya di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat;

ne
ng
Menimbang, bahwa Pasal 28F Undang-Undang Dasar Negara Republik

do
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
gu
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

In
A
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan


ah

lik
segala jenis saluran yang tersedia. Sejalan dengan itu, Pasal 14 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga


am

ub
mengatur hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan

serta untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan


ep
k

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang


ah

R
tersedia. Pengakuan mengenai hak untuk memperoleh dan menyampaikan

si
informasi tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 19 ayat (2) International

ne
ng

Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak

Sipil Dan Politik) yang telah disahkan oleh Indonesia berdasarkan Undang-

do
gu

Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on

Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan
In
A

Politik) yang dengan telah disahkan melalui Undang-Undang, maka Kovenan


ah

lik

tersebut dapat dijadikan pula sebagai pisau analisis untuk memberikan penilaian

secara hukum dalam sengketa a quo;


m

ub

Menimbang, bahwa hak untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan


ka

informasi sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan di atas


ep

dalam rumusan Pasal 28F UUD 1945 dinyatakan sebagai dapat dilakukan dengan
ah

menggunakan “segala jenis saluran yang tersedia”, sedangkan Pasal 14 ayat (1)
R

es

dan (2) Undang-Undang Hak Asasi Manusia menyebutkannya sebagai “segala


M

ng

jenis sarana yang tersedia”, sementara Pasal 19 ayat (2) Kovenan Internasional
on
gu

Halaman 245 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 245
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Hak-Hak Sipil dan Politik menuliskannya sebagai “melalui media lain

si
sesuai pilihannya”, sehingga menurut Majelis hak untuk mencari, memperoleh

dan menyampaikan informasi dapat dilakukan melalui segala jenis

ne
ng
saluran/sarana/media yang tersedia termasuk melalui internet. Oleh karena

do
internet dapat mengirimkan berbagai bentuk informasi yang dapat menjangkau ke
gu
seluruh dunia dalam waktu yang cepat dan efisien, maka dalam

In
A
perkembangannya internet telah dimanfaatkan bukan hanya sebagai wahana

untuk menyalurkan hak menyatakan pendapat serta hak untuk mencari,


ah

lik
memperoleh dan menyampaikan informasi, akan tetapi dijadikan pula media untuk

mewujudkan kebebasan berekspresi secara luas yang memungkinkan


am

ub
dilakukannya banyak hak asasi lainnya di antaranya hak atas pendidikan dan

pengajaran, hak memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
ep
k

dan budaya, hak atas pekerjaan, hak politik, hak untuk berserikat dan berkumpul,
ah

R
dan hak atas pelayanan kesehatan sebagaimana diakui dan dijamin pula secara

si
tegas di dalam Pasal 28 C, Pasal 28D ayat (2), Pasal 28E dan Pasal 28H UUD

ne
ng

1945;

Menimbang, bahwa oleh karena itu hak atas akses internet sebagai cara

do
gu

untuk mewujudkan hak menyatakan pendapat serta hak untuk mencari,

memperoleh dan menyampaikan informasi serta hak-hak lainnya, diakui,


In
A

dihormati, dilindungi dan dijamin oleh konstitusi UUD 1945 dan Undang-undang,
ah

lik

maka hak tersebut wajib dipenuhi oleh negara;

Menimbang, bahwa namun demikian, sesuai dengan ketentuan Pasal 29


m

ub

ayat (2) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa,


ka

Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Pasal 73 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
ep

tentang Hak Asasi Manusia, dan Pasal 19 ayat (3) Kovenan Internasional tentang
ah

Hak-Hak Sipil dan Politik mengatur bahwa dalam menjalankan hak dan
R

es

kebebasannya, termasuk hak atas akses internet untuk mewujudkan kebebasan


M

ng

berekspresi dan hak untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan informasi,


on
gu

Halaman 246 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 246
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-

si
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan

ne
ng
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan

do
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis;
gu Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 29 ayat (2) Deklarasi Universal Hak

In
A
Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Pasal

73 Undang-Undang Hak Asasi Manusia, dan Pasal 19 ayat (3) Kovenan


ah

lik
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik serta berbagai penafsiran terkait

Pasal 19 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik dalam


am

ub
beberapa instrumen seperti: i) Siracusa Principles on the Limitation and

Derogation of Provisions in the International Covenant on Civil and Political


ep
k

Rights, ii) The Johannesburg Principles on National Security, Freedom of


ah

R
Expression and Access to Information dan iii) The Camden Principles on

si
Freedom of Expression and Equality, serta Komentar Umum (General Comment)

ne
ng

No. 34 tentang Pasal 19 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

memberikan pedoman mengenai pembatasan kebebasan berekspresi dan hak

do
gu

untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan informasi dan hak-hak lainnya

termasuk yang digunakan melalui internet;


In
A

Menimbang, bahwa dari berbagai instrumen hukum HAM internasional


ah

lik

dan nasional di atas, sejatinya Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 dan berbagai

undang-undang nasional yang mengatur HAM telah menyampaikan cukup jelas


m

ub

kriteria pembatasan tersebut, sehingga dalam mempertimbangkan sengketa a


ka

quo, Majelis akan merujuk lebih kepada UUD 1945 dan undang-undang nasional
ep

Indonesia serta perjanjian internasional yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-


ah

Hak Sipil dan Politik yang telah disahkan dengan undang-undang termasuk
R

es

penafsirannya yang menurut Majelis, penafsiran autentik adalah penafsiran yang


M

ng

diterbitkan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB (United Nations Human Rights
on
gu

Halaman 247 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 247
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Committee) di dalam Komentar Umum (General Comment) No. 34, sehingga

si
Majelis menarik kesimpulan bahwa pembatasan terhadap kebebasan

berekspresi dan hak untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan informasi

ne
ng
dan hak-hak lainnya yang digunakan melalui internet harus memenuhi 3 (tiga)

do
syarat:gu
i. pembatasan harus diatur dalam peraturan perundang-undangan berupa

In
A
undang-undang;

ii. pembatasan harus memenuhi/sesuai dengan salah satu tujuan berikut ini:
ah

lik
a. untuk menjamin pengakuan serta penghormatan hak atau nama baik

pihak lain, atau


am

ub
b. untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan:

1) moral,
ep
k

2) nilai-nilai agama,
ah

R
3) keamanan,

si
4) kesusilaan,

ne
ng

5) ketertiban umum, atau

6) kesehatan masyarakat.

do
gu

dalam suatu masyarakat demokratis;

iii. harus dibuktikan bahwa pembatasan tersebut diperlukan secara


In
A

proporsional;
ah

lik

Menimbang, bahwa walaupun dalam UUD 1945 dan berbagai instrumen

hukum HAM menyebutkan 3 (tiga) pembatasan HAM dituliskan dengan urutan


m

ub

sebagaimana tersebut di atas, akan tetapi dengan memperhatikan logika


ka

peristiwa hukumnya dalam praktik adalah awalnya terjadi suatu peristiwa atau
ep

keadaan yang dijadikan atau menimbulkan alasan untuk mencapai tujuan


ah

sehingga tujuan sebagaimana dimaksudkan dalam pembatasan kedua sekaligus


R

es

pula dimaknai sebagai alasan untuk melakukan pembatasan HAM bertolak dari
M

ng

peristiwa konkret yang ada, kemudian alasan atau tujuan tersebut dicari dasar
on
gu

Halaman 248 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 248
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukumnya dalam undang-undang apakah dimungkinkan melakukan suatu

si
tindakan dengan alasan atau tujuan tersebut di dalam undang-undang dan

selanjutnya baru dipertimbangkan apakah tindakan tersebut memang diperlukan

ne
ng
dan proporsional untuk mencapai tujuan yaitu meniadakan peristiwa atau

do
keadaan yang semula dijadikan alasan untuk melakukan tindakan, sehingga
gu
dengan landasan pemikiran tersebut, dalam sengketa a quo menurut Majelis

In
A
urutan syarat pembatasan HAM sebagai alat analisis terhadap objek sengketa

adalah:
ah

lik
i) terpenuhi tidaknya salah satu tujuan untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan hak atau nama baik pihak lain, atau untuk memenuhi
am

ub
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

keamanan, kesusilaan, ketertiban umum, atau kesehatan masyarakat


ep
k

dalam suatu masyarakat demokratis;


ah

R
ii) pembatasan tersebut harus berdasarkan undang-undang, dan

si
iii) harus dibuktikan bahwa pembatasan tersebut diperlukan secara

ne
ng

proporsional;

Menimbang, bahwa terkait dengan syarat pertama yaitu terpenuhi

do
gu

tidaknya salah satu tujuan atau alasan dilakukannya objek sengketa terhadap

satu atau lebih kriteria sebagaimana tersebut di atas, maka Majelis


In
A

mempertimbangkan bahwa di dalam jawaban, duplik dan kesimpulan, Para


ah

lik

Tergugat mendalilkan bahwa objek sengketa dilakukan oleh Tergugat I dilandasi

oleh peristiwa kericuhan antara mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi


m

ub

Mahasiswa Papua (AMP) yang menuntut Papua Merdeka dengan warga dan
ka

aparat keamanan di Malang pada hari Kamis, tanggal 15 Agustus 2019.


ep

Kemudian pada hari Jumat, tanggal 16 Agustus 2019 dan Sabtu, tanggal 17
ah

Agustus 2019 terjadi pengepungan yang dilakukan oleh beberapa Ormas


R

es

terhadap Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang disertai dengan kata-kata


M

ng

rasis sebagai akibat adanya isu perusakan bendera Merah Putih. Menyusul
on
gu

Halaman 249 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 249
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kejadian di Malang dan Surabaya, terdapat banyak berita yang tersebar di media

si
online yang belum tentu kebenarannya, sehingga memicu aksi massa di

Manokwari, kemudian Jayapura, dan beberapa tempat lain di Papua dan Papua

ne
ng
Barat pada hari Senin, tanggal 19 Agustus 2019. Selanjutnya terkait

do
penyebarluasan berita tersebut, Tergugat I melakukan verifikasi kepada Polri dan
gu
TNI yang kemudian mengidentifikasi adanya satu berita yang dikategorikan

In
A
sebagai disinformasi (berita yang di dalamnya terdapat fakta tapi digiring ke

informasi yang tidak benar) yaitu Polres Surabaya menculik dua orang pengantar
ah

lik
makanan untuk Mahasiswa Papua dan satu berita hoaks yakni Foto Mahasiswa

Papua tewas dipukul aparat di Surabaya yang diumumkan di Website Kominfo


am

ub
dan stophoax.id tanggal 19 Agustus 2019, sehingga untuk mencegah luasnya

penyebaran hoaks yang memicu aksi massa, kemudian Tergugat I melakukan


ep
k

throttling atau pelambatan akses/bandwidth pada tanggal 19 Agustus 2019 mulai


ah

R
pukul 13.00 WIT di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat yang dilakukan

si
secara bertahap sebagaimana Siaran Pers Tergugat I No.

ne
ng

154/HM/KOMINFO/08/2019 tanggal 19 Agustus 2019 yang kemudian disusul

dengan pemblokiran layanan data telekomunikasi seluler tetapi tidak untuk

do
gu

layanan suara dan SMS;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil dilakukannya objek sengketa,


In
A

Tergugat I telah mengajukan alat bukti surat bertanda T.I-1, T.I-2 dan T.I-3 yang
ah

lik

merupakan Siaran Pers objek sengketa, kemudian bukti surat T.I-4, T.I-5, T.I-6,

T.I-7, T.I-8, T.I-9, T.I-10, T.I-11 dan T.I-12 berupa rangkaian Siaran Pers yang
m

ub

menunjukkan kronologi dilakukannya pemblokiran hingga dibukanya pemblokiran


ka

akses internet. Selanjutnya bukti surat T.I-13, T.I-14, dan T.I-15 yang
ep

menunjukkan masifnya berita bohong (hoaks) dan koordinasi yang dilakukan


ah

oleh Para Tergugat dengan instansi lain serta upaya mengakomodir akses
R

es

media. Selain itu diajukan pula bukti surat bertanda T.I-22, T.I-23, T.I-24, T.I-25,
M

ng

T.I-26, T.I-27, T.I-28, T.I-29, T.I-30, T.I-31, T.I-32, T.I-33, T.I-34, T.I-35, T.I-36, T.I-
on
gu

Halaman 250 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 250
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
37, dan T.I-38 yang menunjukkan pemberitan media tentang peristiwa di Papua

si
dan Papua Barat serta Tindakan yang dilakukan oleh Para Tergugat yang

dihubungkan pula dengan keterangan saksi Irjen Polisi Drs. Rudolf Alberth Rodja

ne
ng
yang pada saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua dan saksi Semuel Abrijani

do
Pangerapan yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Aplikasi Informatika pada
gu
Tergugat I yang secara senada menyatakan bahwa kerusuhan di Papua dan

In
A
Papua Barat memang dipicu oleh persebaran berita bohong (hoaks) dan ujaran

kebencian menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA),


ah

lik
sehingga berdasarkan alat-alat bukti surat yang dihubungkan dengan keterangan

saksi yang diajukan Tergugat I, maka Majelis sependapat dengan Para Tergugat
am

ub
bahwa objek sengketa dilakukan oleh Tergugat I untuk mengendalikan

penyebaran berita bohong (hoaks), hasutan, ujaran kebencian atau permusuhan


ep
k

berdasarkan SARA yang berpotensi menimbulkan kerusuhan yang dapat


ah

R
memecah belah persatuan dan mengancam keamanan negara khususnya di

si
wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka persyaratan

pembatasan hak atas internet dalam objek sengketa memenuhi syarat pertama

do
gu

yaitu dilakukan sesuai dengan tuntutan atas pertimbangan keamanan dan

ketertiban umum;
In
A

Menimbang, bahwa terkait dengan syarat kedua yaitu pembatasan harus


ah

lik

diatur dalam peraturan perundang-undangan berupa undang-undang, selain

dinyatakan secara eksplisit dalam Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 dan Pasal 73
m

ub

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, terkait


ka

dengan hak akses internet untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan


ep

informasi, Penjelasan Umum Alinea kedua Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016


ah

juga menegaskan bahwa hak dan kebebasan melalui penggunaan dan


R

es

pemanfaatan Teknologi Informasi tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan


M

ng

pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang;


on
gu

Halaman 251 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 251
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dalam tataran undang-undang, Undang-Undang

si
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 mengatur berbagai

ne
ng
ketentuan baik perdata, pidana maupun administrasi yang merupakan

do
pembatasan hak dan kebebasan penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
gu
Informasi melalui internet. Dalam konteks perdata, Pasal 26 ayat (2) Undang-

In
A
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur bahwa pihak yang

dilanggar haknya dapat mengajukan gugatan atas kerugian. Selanjutnya dari


ah

lik
aspek pidana, perbuatan membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan


am

ub
diancam pidana dalam Pasal 27 ayat (1) dan pasal 45 ayat (1) undang-undang

tersebut, jika mengandung muatan perjudian diancam pidana dalam Pasal 27


ep
k

ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2), penyebaran muatan penghinaan dan/atau
ah

R
pencemaran nama baik diancam pidana dalam Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45

si
ayat (3), penyebaraan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa

ne
ng

kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu

berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) diancam pidana

do
gu

dalam Pasal 28 ayat (2) dan 45B ayat (2) dan pengiriman ancaman kekerasan

atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi diancam pidana dengan Pasal
In
A

29 dan Pasal 45B Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.


ah

lik

Sedangkan pembatasan HAM yang bersifat administratif diatur di dalam Pasal 40

ayat (2), (2a) dan (2b) serta Penjelasan Umum alinea ke-9 yang pada pokoknya
m

ub

bahwa dalam rangka melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan
ka

sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik


ep

yang mengganggu ketertiban umum, Pemerintah wajib melakukan pencegahan


ah

penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


R

es

Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang atau yang melanggar hukum
M

ng

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang untuk melakukan


on
gu

Halaman 252 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 252
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal tersebut Pasal 40 ayat (2b) menyatakan bahwa Pemerintah berwenang

si
melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara

Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap Informasi

ne
ng
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar

do
hukum; gu Menimbang, bahwa dengan rumusan undang-undang yang demikian,

In
A
menurut Para Penggugat yang didukung oleh keterangan ahli yang diajukan Para

Penggugat yaitu Dr. Herlambang Perdana Wiratraman, S.H., M.A., dan Oce
ah

lik
Madril, S.H., M.A., kewenangan Tergugat I adalah pemutusan akses dan/atau

memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan


am

ub
pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang memiliki muatan atau konten yang melanggar hukum, bukan pemutusan
ep
k

layanan internet, sehingga oleh karena objek gugatan adalah Tindakan


ah

R
Pemerintahan pelambatan dan pemutusan akses internet di sebagian dan/atau

si
seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat, maka menurut Para Penggugat

ne
ng

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik;

do
gu

Menimbang, bahwa sebaliknya Tergugat I di dalam jawaban dan pada

halaman 8-10 duplik-nya serta pada halaman 33 kesimpulan-nya, dengan


In
A

mengacu pada rumusan Pasal 1 angka 23, Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) Undang-
ah

lik

Undang Nomor 19 Tahun 2016, Tergugat I mendalilkan bahwa Pemerintah wajib

melakukan pencegahan penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik


m

ub

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai


ka

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan melalui 2 (dua) kewenangan,


ep

yaitu:
ah

1. Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses; dan/atau


R

es
M

ng

on
gu

Halaman 253 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 253
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk

si
melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;

ne
ng
Tergugat I menyatakan bahwa kewenangan pemutusan akses yang dilakukan

do
gu
oleh Pemerintah dengan kewenangan Pemerintah untuk memerintahkan

Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses adalah dua

In
A
hal yang luas lingkup/cakupan kegiatannya berbeda atau tidak sama. Dengan

mendasarkan pada definisi Sistem Elektronik dan definisi Akses sesuai ketentuan
ah

lik
Pasal 1 angka 5 dan 15 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 serta definisi
am

ub
internet (Interconnection Networking) dalam KBBI, maka Tergugat I berpendapat

bahwa kewenangan pertama Pemerintah untuk melakukan pemutusan akses


ep
adalah tidak hanya terbatas pada Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
k
ah

Elektronik yang memiliki muatan dilarang, melainkan akses sebagaimana


R

si
dimaksud dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 yaitu

berupa kegiatan berinteraksi dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau

ne
ng

dalam jaringan, in casu adalah jaringan internet. Sedangkan kewenangan kedua

do
gu

Pemerintah yaitu untuk memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik

untuk melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau


In
A

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum adalah

terbatas (limitatif) hanya terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


ah

lik

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum saja yang dapat

dilakukan pemutusan akses oleh Penyelenggara Sistem Elektronik atas perintah


m

ub

Pemerintah;
ka

Menimbang, bahwa terhadap perbedaan penafsiran di atas, Majelis


ep

mempertimbangkan bahwa rumusan Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang Nomor


ah

19 Tahun 2016 adalah: “Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud


es

pada ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau


M

ng

on
gu

Halaman 254 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 254
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan

si
pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang memiliki muatan yang melanggar hukum”, sehingga dengan rumusan yang

ne
ng
demikian Majelis sependapat dengan Tergugat I dalam satu hal yaitu bahwa

do
kewenangan tersebut mencakup dua hal, yaitu i) melakukan pemutusan akses
gu
dan/atau ii) memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk

In
A
melakukan pemutusan akses. Akan tetapi mengenai apakah luas

lingkup/cakupan akses yang dapat dilakukan pemutusan baik oleh pemerintah


ah

lik
maupun oleh Penyelenggara Sistem Elektronik atas perintah Pemerintah sama

ataukah berbeda, oleh karena penjelasan pasal tersebut menyatakan cukup


am

ub
jelas, maka Majelis merujuk pada Penjelasan umum alinea ke-9 Undang-Undang

tersebut yang menyatakan di antaranya bahwa: “Dalam rangka melindungi


ep
k

kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan


ah

R
Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik, diperlukan penegasan peran

si
Pemerintah dalam mencegah penyebarluasan konten ilegal dengan melakukan

ne
ng

tindakan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum agar tidak dapat

do
gu

diakses dari yurisdiksi Indonesia serta dibutuhkan kewenangan bagi penyidik

untuk meminta informasi yang terdapat dalam Penyelenggara Sistem Elektronik


In
A

untuk kepentingan penegakan hukum tindak pidana di bidang Teknologi


ah

lik

Informasi dan Transaksi Elektronik”;

Menimbang, bahwa dari Penjelasan Umum alinea ke-9 Undang-Undang


m

ub

Nomor 19 Tahun 2016 di atas ditegaskan secara jelas bahwa “peran Pemerintah
ka

dalam mencegah penyebarluasan konten ilegal dengan melakukan tindakan


ep

pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik


ah

yang memiliki muatan yang melanggar hukum agar tidak dapat diakses dari
R

es

yurisdiksi Indonesia”, bukan secara luas pemutusan akses terhadap jaringan


M

ng

internet;
on
gu

Halaman 255 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 255
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa pendapat Majelis ini diperkuat pula oleh ketentuan

si
dalam Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang–undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

ne
ng
Nomor 15 Tahun 2019 dalam Lampiran II Teknik Penyusunan Peraturan

do
Perundang-Undangan Bab III Ragam Bahasa Peraturan Perundang–undangan
gu
pada angka 243 huruf b dinyatakan bahwa ciri-ciri bahasa peraturan perundang-

In
A
undangan antara lain bercorak hemat hanya kata yang diperlukan yang dipakai.

Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tersebut menurut


ah

lik
Majelis harus dibaca dan dimaknai bahwa dalam melakukan pencegahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2a), Pemerintah berwenang dalam 2 (dua)


am

ub
hal, yaitu:

1. melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau


ep
k

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum,


ah

R
dan/atau

si
2. memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk

ne
ng

melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;

do
gu

Oleh karena frasa “terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


In
A

yang memiliki muatan yang melanggar hukum” digunakan dua kali baik dalam

kewenangan pertama pemerintah melakukan pemutusan akses maupun


ah

lik

kewenangan kedua pemerintah memerintahkan Penyelenggara Sistem

Elektronik untuk melakukan pemutusan akses, maka pada saat perumusan


m

ub

kedua kewenangan tersebut digabungkan, sesuai dengan ketentuan dalam


ka

ep

Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang–undangan bahwa bahwa ciri-ciri bahasa peraturan perundang-


ah

undangan antara lain bercorak hemat hanya kata yang diperlukan yang dipakai,
es
M

maka frasa “terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang


ng

on
gu

Halaman 256 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 256
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memiliki muatan yang melanggar hukum” hanya dituliskan satu kali di bagian

si
akhir kalimat pasal, akan tetapi dimaksudkan mengikuti kedua kewenangan

pemerintah yang dirumuskan dalam kalimat sebelumnya. Hal yang sama juga

ne
ng
ditemui dalam perumusan judul Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

do
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 yaitu
gu
istilah “Informasi Elektronik” dan “Transaksi Elektronik” adalah dua istilah yang

In
A
terpisah, akan tetapi ketika digabungkan, maka kata “Elektronik” di belakang

kedua istilah tersebut hanya dituliskan satu kali, sehingga judul Undang-Undang
ah

lik
Nomor 11 Tahun 2008 hasil penggabungan kedua istilah tersebut menjadi

“Informasi dan Transaksi Elektronik”;


am

ub
Menimbang, bahwa lebih dari itu, berdasarkan keterangan saksi Semuel

Abrijani Pangerapan, dalam sengketa a quo senyatanya Tindakan Tergugat I


ep
k

dalam melakukan pelambatan dan pemutusan akses dilakukan dengan


ah

R
memerintahkan Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukannya;

si
Menimbang, bahwa dengan merujuk terutama pada Penjelasan Umum

ne
ng

alinea ke-9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 yang secara tegas

merumuskan luas lingkup/cakupan kewenangan Pemerintah melakukan

do
gu

pemutusan akses didukung dengan ketentuan dalam Undang–Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–undangan


In
A

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019,


ah

lik

maka Majelis menarik kesimpulan bahwa luas lingkup/cakupan kewenangan

pemerintah untuk melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada


m

ub

Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses


ka

sebagaimana dimaksud di alam Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang Nomor 19


ep

Tahun 2016 adalah sama, yaitu pemutusan akses hanya terhadap Informasi
ah

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar


R

es

hukum dan tidak mencakup pemutusan akses terhadap jaringan internet;


M

ng

on
gu

Halaman 257 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 257
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis mempertimbangkan bahwa

si
pemaknaan pembatasan hak atas internet yang dirumuskan di dalam Pasal 40

ayat (2b) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik hanya terhadap

ne
ng
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang

do
melanggar hukum dan tidak mencakup pemutusan akses terhadap jaringan
gu
internet sejalan pula dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Kovenan Internasional

In
A
tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang menyatakan bahwa tidak satupun dalam

Kovenan ini yang dapat ditafsirkan sebagai memberi hak pada suatu negara,
ah

lik
kelompok atau perorangan untuk melakukan kegiatan atau tindakan yang

ditujukan untuk menghancurkan hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang diakui


am

ub
dalam Kovenan ini, atau untuk membatasinya lebih daripada yang telah

ditetapkan dalam Kovenan ini;


ep
k

Menimbang, bahwa ketentuan di dalam Undang-Undang Informasi dan


ah

R
Transaksi Elektronik tersebut sama dan sebangun dengan ketentuan dalam hal

si
pembatasan hak atas internet dilakukan dengan alasan atau tujuan moral dan

ne
ng

kesusilaan, yang dalam Pasal 18 huruf a Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008

tentang Pornografi memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk

do
gu

melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk

pornografi atau jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui


In
A

internet. Akan tetapi kewenangan yang diberikan Undang-Undang Pronografi dan


ah

lik

yang dapat dilakukan Pemerintah adalah pemutusan jaringan termasuk

pemblokiran hanya terhadap konten internet yang memuat barang pornografi


m

ub

atau penyediaan jasa pornografi, tidak dengan melakukan pemblokiran seluruh


ka

jaringan internet, karena jika dapat dilakukan pemutusan akses seluruh jaringan
ep

internet mengakibatkan bukan hanya konten pornografi yang terputus aksesnya,


ah

tetapi konten positif dan pemenuhan hak-hak lainnya melalui internet pun akan
R

es

terputus pula aksesnya;


M

ng

on
gu

Halaman 258 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 258
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dengan demikian walaupun Pasal 28J ayat (2)

si
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 73 Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan

Pasal 19 ayat (3) Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

ne
ng
menyatakan bahwa berbagai HAM termasuk hak atas internet sebagai sarana

do
untuk mencari, memperoleh dan menyampaikan informasi maupun untuk
gu
menjalankan hak-hak lainnya dapat dilakukan pembatasan melalui undang-

In
A
undang dan undang-undang yang membatasi tersebut dalam kaitan dengan

sengketa a quo adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 sebagai


ah

lik
perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, akan tetapi ternyata politik hukum Indonesia yang tercermin
am

ub
dalam Pasal 40 ayat (2), (2a) dan (2b) undang-undang tersebut, pembatasan hak

atas internet dapat dilakukan pemerintah melalui pemutusan akses hanya


ep
k

terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki


ah

R
muatan yang melanggar hukum dan tidak mencakup pemutusan akses terhadap

si
jaringan internet;

ne
ng

Menimbang, bahwa terkait dengan adanya penyebaran berita bohong

(hoaks), hasutan, ujaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA yang

do
gu

berpotensi menimbulkan kerusuhan yang dapat memecah belah persatuan dan

mengancam keamanan negara khususnya di wilayah Provinsi Papua dan Papua


In
A

Barat, maka sesuai dengan pembatasan HAM yang telah diatur di dalam
ah

lik

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, tindakan yang dapat

dilakukan oleh Pemerintah adalah: dari aspek hukum pidana melakukan proses
m

ub

hukum pidana terhadap pihak-pihak yang melakukan perbuatan tersebut yaitu


ka

perbuatan penyebarluasan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa


ep

kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu


ah

berdasarkan atas SARA dilakukan proses hukum berdasarkan Pasal 28 ayat (2)
R

es

dan 45B ayat (2), sedangkan pengiriman ancaman kekerasan atau menakut-
M

ng

nakuti yang ditujukan secara pribadi diancam pidana dengan Pasal 29 dan Pasal
on
gu

Halaman 259 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 259
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
45B Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, sementara untuk

si
penyebarluasan berita bohong (hoaks) dapat pula diancam pidana dengan

undang-undang lain yaitu Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1

ne
ng
Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, sementara dari aspek tindakan

do
administratif, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik memberikan
gu
kewenangan Pemerintah melakukan pembatasan akses internet dengan cara

In
A
pemutusan akses hanya terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum sebagaimana


ah

lik
disebutkan di atas, tidak mencakup pelambatan dan/atau pemutusan jaringan

internet sebagaimana objek sengketa;


am

ub
Menimbang, bahwa terhadap keadaan ini, Tergugat I mendalilkan bahwa

mengingat masifnya penyebaran konten berita bohong (hoaks) pada tanggal 18


ep
k

Agustus sampai dengan 8 November 2019 di Papua dan Papua Barat yang
ah

R
berdasarkan Ringkasan Statistik Persebaran Konten Hoaks Provokasi terdapat

si
sebanyak 941.282 (sembilan ratus empat puluh satu ribu dua ratus delapan

ne
ng

puluh dua) konten hoaks, maka tidak akan efektif upaya pencegahan berita

bohong jika Pemerintah hanya membatasi pemutusan akses terhadap Informasi

do
gu

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar

hukum, dalil mana didukung pula oleh alat bukti surat yang diajukan Tergugat I
In
A

bertanda T.I-13 berupa Ringkasan Statistik Persebaran Konten Hoaks Provokasi


ah

lik

Kerusuhan Papua Periode 18 Agustus-8 November 2019, sehingga di dalam

dupliknya Tergugat I mendalilkan bahwa objek sengketa dilakukan dalam


m

ub

kewenangan Tergugat I untuk melakukan diskresi untuk mengisi kekosongan


ka

hukum sebagaimana diatur di dalam Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang


ep

Administrasi Pemerintahan. Menurut Tergugat I kekosongan hukum yang


ah

dimaksud adalah belum adanya Standard Operasional Prosedur (SOP) untuk


R

es

melakukan Tindakan Pemerintahan pemutusan akses internet;


M

ng

on
gu

Halaman 260 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 260
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dalil Tergugat I bahwa objek sengketa merupakan

si
diskresi didukung pula oleh keterangan ahli Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H.,

M.Hum., yang menyatakan bahwa dengan mendasarkan pada Pasal 9 ayat (4)

ne
ng
Undang-Undang Administrasi Pemerintahan bahwa ketiadaan atau

do
ketidakjelasan
gu peraturan perundang-undangan tidak menghalangi Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan yang berwenang untuk menetapkan dan/atau

In
A
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan sepanjang memberikan kemanfaatan

umum dan sesuai dengan AUPB, sehingga dapat dilakukan diskresi, maka
ah

lik
selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan perihal diskresi dalam objek

sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I;


am

ub
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 6 ayat (1) dan (2) huruf e Undang-

Undang Administrasi Pemerintahan menyatakan bahwa Pejabat Pemerintahan


ep
k

memiliki hak untuk menggunakan kewenangan dalam mengambil Keputusan


ah

R
dan/atau Tindakan diantaranya menggunakan diskresi sesuai dengan tujuannya.

si
Selanjutnya ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Administrasi

ne
ng

Pemerintahan menyatakan bahwa setiap penggunaan Diskresi Pejabat

Pemerintahan bertujuan untuk:

do
gu

a. melancarkan penyelenggaraan pemerintahan;

b. mengisi kekosongan hukum;


In
A

c. memberikan kepastian hukum; dan


ah

lik

d. mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna

kemanfaatan dan kepentingan umum;


m

ub

Menurut Buku “Anotasi Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi


ka

Pemerintahan” yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia-Center for Study of


ep

Governance and Administrative Reform (UI-CSGAR) tahun 2017 pada halaman


ah

129 dinyatakan bahwa:


es
M

ng

on
gu

Halaman 261 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 261
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Kata “dan” di atas menunjukaan bahwa 4 (empat) tujuan tersebut

si
bukanlah optional atau pilihan, melainkan satu kesatuan yang seluruhnya

harus terpenuhi menjadi tujuan dalam setiap penggunaan diskresi.

ne
ng
Dengan kata lain, jika salah satu dari ke-4 (empat) saja tidak terpenuhi,

do
gu maka penggunaan diskresi tidak memenuhi syarat tujuan yang jelas

sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1). Dengan ketentuan ini, maka

In
A
penggunaan diskresi oleh pejabat pemerintah tidaklah mudah dan bukan

hal remeh.”
ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, maka keempat tujuan

diskresi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang


am

ub
Administrasi Pemerintahan bersifat kumulatif bukan alternatif, sehingga semua

tujuan harus terpenuhi;


ep
k

Menimbang, bahwa selanjutnya ketentuan Pasal 24 Undang-Undang


ah

R
Administrasi Pemerintahan menyatakan bahwa Pejabat Pemerintahan yang

si
menggunakan diskresi harus memenuhi syarat:

ne
ng

a. sesuai dengan tujuan Diskresi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

ayat (2);

do
gu

b. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. sesuai dengan AUPB;


In
A

d. berdasarkan alasan-alasan yang objektif;


ah

lik

e. tidak menimbulkan Konflik Kepentingan; dan

f. dilakukan dengan iktikad baik;


m

ub

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan


ka

terpenuhi tidaknya tujuan diskresi dalam objek sengketa sebagaimana dimaksud


ep

di dalam Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Administrasi Pemerintahan yang


ah

merupakan salah satu syarat dilakukannya diskresi menurut Pasal 24 huruf a


R

es

Undang-Undang Administrasi Pemerintahan;


M

ng

on
gu

Halaman 262 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 262
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa salah satu tujuan diskresi menurut Pasal 22 ayat (2)

si
huruf b adalah mengisi kekosongan hukum. Dalam perspektif kekosongan

hukum, Tergugat I mendalilkan bahwa kekosongan hukum terjadi dalam

ne
ng
sengketa a quo karena belum adanya Standard Operasional Prosedur (SOP)

do
untuk melakukan pemutusan akses internet. Menurut Majelis, Tergugat I
gu
menyampaikan argumentasi ini dilandasi oleh pemikiran bahwa berdasarkan

In
A
ketentuan Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Tergugat I mempunyai kewenangan untuk melakukan pelambatan dan/atau


ah

lik
pemutusan akses internet bukan hanya pelambatan dan/atau pemutusan akses

terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki


am

ub
muatan yang melanggar hukum, sementara sebagaimana telah dipertimbangkan

Majelis sebelumnya, kewenangan pemerintah untuk melakukan pemutusan


ep
k

akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk


ah

R
melakukan pemutusan akses sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 40 ayat

si
(2b) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 adalah pemutusan akses hanya

ne
ng

terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki

muatan yang melanggar hukum dan tidak mencakup pelambatan dan/atau

do
gu

pemutusan akses terhadap jaringan internet, sehingga menurut Majelis, oleh

karena pembatasan hak atas internet menurut UUD 1945 dan Undang-Undang
In
A

Hak Asasi Manusia serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 harus diatur
ah

lik

dalam undang-undang, apabila dianggap terjadi kekosongan hukum, maka

isu/permasalahan kekosongan hukum tersebut bukan permasalahan mengenai


m

ub

ada tidaknya SOP pelambatan dan/atau pemutusan akses jaringan internet, akan
ka

tetapi permasalahan mengenai ada tidaknya undang-undang yang memberikan


ep

kewenangan kepada Pemerintah untuk melakukan pemutusan akses jaringan


ah

internet bukan hanya pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau


R

es

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum;


M

ng

on
gu

Halaman 263 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 263
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo, di dalam eksepsi kompetensi

si
absolut, Tergugat I menyatakan bahwa objek sengketa dilakukan dalam keadaan

bahaya sebagaimana telah dipertimbangkan oleh Majelis sebelumnya, akan

ne
ng
tetapi pada halaman 12-13 kesimpulannya Tergugat I mendalilkan bahwa kondisi

do
keadaan bahaya darurat sipil sebagaimana diatur di dalam Peraturan Pemerintah
gu
Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959 adalah keadaan yang tidak

In
A
dapat dipersamakan dengan kondisi Papua dan Papua Barat, sehingga

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959 tidak


ah

lik
dapat mengikat pada kondisi keamanan Papua dan Papua Barat pada sekitar

bulan Agustus s.d. September 2019, akan tetapi Tergugat I tidak menjelaskan
am

ub
apa yang menjadi perbedaan antara kondisi Papua dan Papua Barat pada bulan-

bulan itu dengan kondisi sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan Pemerintah


ep
k

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp


ah

R
Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya, begitu pula keterangan ahli yang diajukan

si
oleh Para Tergugat yaitu Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., yang

ne
ng

menyatakan bahwa keadaan bahaya tidak harus selalu seperti keadaan darurat

menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun

do
gu

1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya

karena ukurannya sudah jelas yaitu bersifat kualitatif yang dapat mempengaruhi,
In
A

menghambat atau menghentikan penyelenggaraan pemerintahan yang didukung


ah

lik

dari informasi pejabat di daerah maupun pantauan langsung dari pusat, sehingga

didasarkan pada penilaian objektif saja;


m

ub

Menimbang, bahwa atas dalil Tergugat I yang didukung oleh keterangan


ka

ahli tersebut, Majelis mempertimbangkan bahwa hak atas internet selain menjadi
ep

wahana untuk menikmati dan menggunakan hak atau kebebasan berekspresi


ah

dan hak atas informasi juga sebagai media untuk mewujudkan banyak hak
R

es

lainnya di antaranya hak atas pendidikan dan pengajaran, hak memperoleh


M

ng

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, hak atas
on
gu

Halaman 264 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 264
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerjaan, hak politik, hak untuk berserikat dan berkumpul, dan hak atas

si
pelayanan kesehatan sebagaimana diakui dan dijamin di dalam Pasal 28 C,

Pasal 28D ayat (2), Pasal 28E dan Pasal 28H UUD 1945 serta Undang-Undang

ne
ng
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on

do
Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
gu
Ekonomi, Sosial dan Budaya), Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang

In
A
Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan

Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik), Undang-Undang Nomor 40


ah

lik
Tahun 1999 tentang Pers dalam rangka menjamin kebebasan pers, dan berbagai

Undang-Undang lainnya, sehingga untuk pembatasan dalam menjalankan hak


am

ub
dan kebebasannya, Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 menegaskan harus dalam

bentuk Undang-Undang dan pembatasan tersebut dilakukan dengan berbagai


ep
k

alasan dan tujuan yang secara limitatif telah disebutkan dalam UUD 1945 dan
ah

R
instrumen hukum HAM di atas serta harus dilakukan karena memang dibutuhkan

si
secara proporsional dalam suasana negara yang demokratis;

ne
ng

Menimbang, bahwa berangkat dari pemikiran tersebut, adalah logis

apabila kemudian pembentuk undang-undang yaitu Dewan Perwakilan Rakyat

do
gu

(DPR) dan Pemerintah merumuskan dalam Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016)


In
A

bahwa pembatasan hak atas internet dalam hal terjadi penyebarluasan dan
ah

lik

penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki

muatan yang melanggar hukum, kewenangan untuk melakukan pencegahan oleh


m

ub

pemerintah melalui pemutusan akses hanya terhadap Informasi Elektronik


ka

dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum dan
ep

tidak mencakup pemutusan akses terhadap jaringan internet. Logika pembatasan


ah

Hak atas internet dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik


R

es

adalah sejalan dengan asas dalam hukum pidana yakni “tiada pidana tanpa
M

ng

kesalahan”, yaitu secara pidana hanya terhadap pihak yang melakukan


on
gu

Halaman 265 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 265
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyalahgunaan internet yang bersifat melanggar hukum yang dilakukan proses

si
pidana dan hanya terhadap hak atas internet pelaku-lah yang dibatasi dengan

cara dilakukan pemutusan terhadap akses Informasi Elektronik dan/atau

ne
ng
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum yang

do
disebarkan oleh pelaku, sehingga pelaku menjadi tidak mempunyai hak lagi
gu
untuk mempunyai akses menyebarluaskan Informasi Elektronik dan/atau

In
A
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum, begitu pula

masyarakat juga terlindungi dari Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


ah

lik
Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum karena diputusnya

akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut,


am

ub
sehingga kehendak dan tujuan penyalahgunaan oleh pelaku menjadi tidak

tercapai. Dengan demikian Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik


ep
k

mengindividualisir pembatasan hak atas internet hanya terhadap pihak yang


ah

R
melakukan penggunaan internet secara melanggar hukum dan hanya dapat

si
dilakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

ne
ng

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum. Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Elektronik tidak memungkinkan pemutusan akses

do
gu

terhadap jaringan internet yang dapat berdampak pada hak asasi pihak lain yang

bukan pelaku;
In
A

Menimbang, bahwa walaupun Undang-Undang Informasi dan Transkasi


ah

lik

Elektronik tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan objek sengketa oleh

Pemerintahan, akan tetapi bukan berarti tidak ada ketentuan dalam peraturan
m

ub

perundang-undangan setingkat Undang-Undang yang memberikan kewenangan


ka

kepada Tergugat I untuk melakukan objek sengketa, ketentuan tersebut adalah


ep

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-


ah

undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya, akan tetapi
R

es

ketentuan tersebut mengatur mengenai negara dalam keadaan bahaya atau


M

ng

keadaan darurat;
on
gu

Halaman 266 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 266
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Tindakan Pemerintahan yang dimungkinkan untuk

si
dapat dilakukan oleh Tergugat I berdasarkan Pasal 40 ayat (2), (2a) dan (2b)

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah melakukan

ne
ng
pelambatan dan/atau pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau

do
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum, maka Majelis
gu
berpendapat bahwa objek sengketa berupa pelambatan dan pemutusan jaringan

In
A
internet yang melebihi Tindakan pembatasan HAM yang diperbolehkan dalam

Pasal 40 ayat (2), (2a) dan (2b) Undang-Undang Informasi dan Transaksi
ah

lik
Elektronik bukan lagi merupakan bentuk pembatasan (restriction) hak atas

internet sebagaimana ketentuan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Pasal 73
am

ub
Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Pasal 19 ayat (3) Kovenan

Internasional Hak Sipil dan Politik, akan tetapi merupakan bentuk pengurangan
ep
k

(derogation) hak atas internet yang berimplikasi pada hak-hak lainnya


ah

R
sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 4 ayat (1) Kovenan Internasional tentang

si
Hak-Hak Sipil dan Politik yang dilakukan dalam keadaan darurat dan sejalan

ne
ng

dengan itu ternyata Pasal 13 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang

do
gu

Keadaan Bahaya mengatur ketentuan tentang kewenangan Pemerintah untuk

membatasi di antaranya percetakan, penerbitan, pengumuman, penyampaian,


In
A

penyimpanan, penyebaran, perdagangan dan penempelan tulisan-tulisan berupa


ah

lik

apapun juga serta ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (3) mengatur kewenangan

Pemerintah untuk menetapkan peraturan-peraturan yang membatasi atau


m

ub

melarang pemakaian dan menyita atau menghancurkan perlengkapan-


ka

perlengkapan alat-alat telekomunikasi yang dapat dipakai untuk mencapai rakyat


ep

banyak. Menurut Majelis lingkup kewenangan tersebut adalah termasuk


ah

kewenangan untuk melakukan pemutusan akses internet;


R

es

Menimbang, bahwa dengan demikian walaupun Tergugat I mendalilkan


M

ng

bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun


on
gu

Halaman 267 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 267
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya tidak

si
dapat mengikat dan tidak dapat diberlakukan pada kondisi keamanan Papua dan

Papua Barat pada sekitar bulan Agustus s.d. September 2019 begitu pula

ne
ng
keterangan ahli Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., menyatakan bahwa

do
keadaan bahaya tidak harus selalu seperti keadaan darurat menurut Peraturan
gu
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang

In
A
Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya karena ukurannya sudah

jelas yaitu bersifat kualitatif yang dapat mempengaruhi, menghambat atau


ah

lik
menghentikan penyelenggaraan pemerintahan yang didukung dari informasi

pejabat di daerah maupun pantauan langsung dari pusat, sehingga didasarkan


am

ub
pada penilaian objektif saja, namun Majelis mempertimbangkan bahwa oleh

karena objek sengketa bukan saja merupakan pembatasan (restriction) hak atas
ep
k

internet sebagaimana ketentuan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Pasal 73
ah

R
Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Pasal 19 ayat (3) Kovenan

si
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, akan tetapi merupakan bentuk

ne
ng

pengurangan (derogation) hak atas internet yang berimplikasi pada hak-hak

lainnya sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 4 ayat (1) Kovenan Internasional

do
gu

tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang dilakukan dalam keaadaan darurat dan

senyatanya Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur keadaan darurat


In
A

atau keadaan bahaya yang di dalamnya mengatur kewenangan Pemerintah


ah

lik

melakukan Tindakan Pemerintahan yang menjadi objek sengketa, maka Majelis

menarik kesimpulan bahwa ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti


m

ub

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun


ka

1959 tentang Keadaan Bahaya dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
ep

memberikan penilaian hukum terhadap objek sengketa;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah


R

es

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp


M

ng

Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya dinyatakan pada pokoknya bahwa


on
gu

Halaman 268 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 268
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagian

si
dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan

keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang.

ne
ng
Selanjutnya pada Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

do
Undang tersebut diatur bahwa pengumuman pernyataan atau penghapusan
gu
keadaan bahaya dilakukan oleh Presiden. Pasal 3 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan

In
A
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang

Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya mengatur bahwa


ah

lik
penguasaan tertinggi dalam keadaan bahaya dilakukan oleh Presiden/Panglima

Tertinggi Angkatan Perang selaku penguasa Darurat Sipil Pusat/Penguasa


am

ub
Darurat Militer Pusat/Penguasa Perang Pusat yang dalam melakukan

penguasaan dapat dibantu oleh Badan yang terdiri dari pihak-pihak sebagaimana
ep
k

disebutkan dalam ayat (2) Pasal tersebut dan dapat mengangkat Menteri/Pejabat
ah

R
lain selain yang tersebut dalam ayat (2) pasal tersebut apabila dipandang perlu

si
sebagaimana ditegaskan dalam ayat (3) Pasal tersebut;

ne
ng

Menimbang, bahwa di dalam sengketa a quo, Para Tergugat tidak

mengajukan alat bukti yang menunjukkan bahwa Tergugat II telah menyatakan

do
gu

seluruh atau sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan

bahaya berikut tingkatan keadaan kedaruratannya sebagaimana dahulu pernah


In
A

dilakukan oleh Tergugat II untuk wilayah lain di antaranya melalui Keputusan


ah

lik

Presiden Nomor 88 Tahun 2000 dan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2003.

Alat bukti surat lainnya yang diajukan Tergugat I bertanda T.I-16 sampai dengan
m

ub

T.I-21 serta alat bukti surat yang diajukan Tergugat II bertanda T.2-1 sampai
ka

dengan T.2.12 hanyalah berupa peraturan perundang-undangan yang telah


ep

menjadi pengetahuan umum dan telah menjadi bagian pertimbangan Majelis,


ah

sementara alat bukti surat T.2.13 print out kunjungan kerja Tergugat II ke Papua
R

es

dan Papua Barat menunjukkan peristiwa yang terjadi setelah dilakukannya objek
M

ng

sengketa. Sejalan dengan itu tidak terdapat pula alat bukti yang menunjukkan
on
gu

Halaman 269 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 269
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah dibentuknya Badan yang membantu Tergugat II yang terdiri dari pihak-pihak

si
sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp

ne
ng
Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya termasuk tidak adanya alat bukti yang

do
menunjukkan Tergugat I menjadi anggota badan dimaksud;
gu Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Majelis

In
A
berpendapat bahwa walaupun menurut Tergugat I, dalam melakukan objek

sengketa, Tergugat I telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak keamaan


ah

lik
sebagaimana bukti surat bertanda T.I-14, T.I-22, T.I-33, T.I-36a, T.I-36b, T.I-36c,

T.I-37, dan T.I-38 serta keterangan saksi Semuel Abrijani Pangerapan dan saksi
am

ub
Irjen Polisi Drs. Rudolf Alberth Rodja, akan tetapi oleh karena objek sengketa

yang dilakukan oleh Tergugat I baik berupa pelambatan maupun pemutusan


ep
k

akses internet yang menjadi objek sengketa merupakan rangkaian Tindakan


ah

R
Pemerintahan yang saling terkait karena berasal dari kehendak yang sama dari

si
Tergugat I, ternyata tidak didahului dengan adanya keputusan pernyataan

ne
ng

keadaan bahaya oleh Tergugat II dan Tergugat I bukan merupakan anggota

Badan yang membantu Tergugat II sebagai penguasa Darurat Sipil

do
gu

Pusat/Penguasa Darurat Militer Pusat/Penguasa Perang Pusat, maka dari aspek

prosedur, Tindakan Pemerintahan yang dilakukan oleh Tergugat I bertentangan


In
A

dengan Pasal 1 ayat (1), Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3 ayat (1), (2) dan (3)
ah

lik

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-

undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya;


m

ub

Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis mempertimbangkan bahwa


ka

kebebasan menyampaikan pendapat dan informasi termasuk kebebasan pers


ep

dengan menggunakan sarana apa saja yang dianggap tepat untuk


ah

menyampaikan pendapat dan informasi agar menjangkau sebanyak mungkin


R

es

orang merupakan hak asasi yang fundamental yang menjadi landasan hak dan
M

ng

kebebasan lainnya di masyarakat yang demokratis karena memungkinkan orang


on
gu

Halaman 270 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 270
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk mengaktualisasikan segenap hak dan potensinya untuk pengembangan

si
dirinya, menyampaikan dan mengungkap kebenaran serta berpartisipasi secara

aktif dalam penyelenggaran pemerintahan agar terwujud pemerintahan yang

ne
ng
transparan, akuntabel, responsif, efektif dan efisien (pemerintahan yang

do
baik/good governance);
gu Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka objek

In
A
sengketa berupa pelambatan dan/atau pemutusan jaringan internet bukan hanya

pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


ah

lik
yang memiliki muatan yang melanggar hukum, walaupun menurut Tergugat I

dilakukan dalam rangka tujuan kemanfaatan yaitu untuk mencegah penyebaran


am

ub
berita bohong (hoaks), hasutan, ujaran kebencian atau permusuhan berdasarkan

SARA yang berpotensi menimbulkan kerusuhan yang dapat memecah belah


ep
k

persatuan dan mengancam keamanan negara khususnya di wilayah Provinsi


ah

R
Papua dan Papua Barat dan dilakukan hanya terhadap layanan data seluler,

si
maka Majelis mempertimbangkan oleh karena sebagian besar masyarakat

ne
ng

memanfaatkan internet dengan menggunakan layanan data seluler dan bahkan

hampir terdapat ketergantungan orang terhadap internet melalui data seluler

do
gu

dalam melakukan setiap aktivitas dalam kehidupannya sementara objek

sengketa yang dilakukan Tergugat I tidak didahului dengan Keputusan Tergugat II


In
A

menyatakan keadaan bahaya sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


ah

lik

Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959

tentang Keadaan Bahaya, sehingga objek sengketa dilakukan oleh Tergugat I


m

ub

dalam situasi yang secara hukum belum dinyatakan sebagai keadaan bahaya,
ka

menurut Majelis telah mengakibatkan hak asasi lain pihak lain yang bukan pelaku
ep

penyalahgunaan internet menjadi terabaikan bahkan terkurangi di antaranya


ah

kebebasan pers sebagaimana keterangan saksi Joni Aswita Putra yang


R

es

menyatakan mengalami kesulitan dalam penayangan berita secara langsung


M

ng

akibat pemutusan layanan internet, saksi Ika Ningtyas Unggraini yang mengalami
on
gu

Halaman 271 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 271
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesulitan melakukan verifikasi kebenaran fakta di Provinsi Papua dan Papua

si
Barat, termasuk terganggunya sebagian aktivitas pemerintahan dan hak ekonomi

masyarakat yang tergantung dari internet, karena itu Majelis berpendapat bahwa

ne
ng
objek sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I dalam keadaan yang secara

do
hukum belum dinyatakan sebagai keadaan bahaya tersebut dari aspek substansi
gu
tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak proporsional dalam suasana negara

In
A
yang demokratis sebagai syarat ketiga pembatasan HAM;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata


ah

lik
terdapat undang-undang yang mengatur dan memberikan kewenangan kepada

Tergugat I untuk melakukan pelambatan dan pemutusan internet yaitu Peraturan


am

ub
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-undang

Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya, sehingga menurut Majelis
ep
k

tidak terdapat kekosongan hukum yang mengatur objek sengketa yang dilakukan
ah

R
oleh Tergugat I;

si
Menimbang, bahwa sejalan dengan itu, ternyata objek sengketa yang

ne
ng

dilakukan Tergugat I ditinjau dari aspek prosedur bertentangan dengan hukum

yaitu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun

do
gu

1959/Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya

sedangkan dari aspek substansi tidak memenuhi syarat pembatasan hak atas
In
A

internet yaitu diperlukan secara proporsional dalam suasana negara yang


ah

lik

demokratis, sehingga secara substantif bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai persyaratan pembatasan HAM


m

ub

sebagaimana diatur di dalam Pasal Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Pasal 73
ka

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Pasal 19
ep

ayat (3) Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang telah
ah

disahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005;


R

es

Menimbang, bahwa oleh karena tidak terdapat kekosongan hukum yang


M

ng

mengatur objek sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I, sementara mengisi


on
gu

Halaman 272 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 272
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kekosongan hukum merupakan salah satu tujuan dilakukannya diskresi

si
sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 22 ayat (2) huruf b Undang-Undang

Administrasi Pemerintahan, maka dari perspektif diskresi, objek sengketa tidak

ne
ng
memenuhi secara kumulatif tujuan diskresi sebagaimana ditentukan di dalam

do
Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Administrasi Pemerintahan. Selain itu dari
gu
aspek prosedur dan substansi, objek sengketa bertentangan dengan peraturan

In
A
peraturan perundang-undangan sebagaimana telah dipertimbangkan

sebelumnya, sehingga dengan tidak terpenuhinya secara kumulatif tujuan


ah

lik
diskresi dan penggunaan diskresi tersebut bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan, maka persyaratan diskresi sebagaimana diatur di dalam


am

ub
Pasal 24 huruf a dan huruf b Undang-Undang Administrasi Pemerintahan juga

menjadi tidak terpenuhi dalam objek sengketa;


ep
k

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka


ah

R
objek sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I dari aspek prosedur dan

si
substansi telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

ne
ng

berlaku, sehingga Majelis tidak perlu lagi mempertimbangkan pemenuhan asas-

asas umum pemerintahan yang baik dalam objek sengketa;

do
gu

Menimbang, bahwa oleh karena Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2

Tahun 2019 pada bagian Menimbang huruf b menyatakan bahwa perbuatan


In
A

melawan hukum oleh badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (onrectmatige


ah

lik

overheidsdaad) merupakan Tindakan Pemerintahan, maka Majelis berpendapat

bahwa Tindakan Pemerintahan Tergugat I dalam objek sengketa merupakan


m

ub

perbuatan melanggar hukum oleh Pejabat Pemerintahan;


ka

Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis mempertimbangkan bahwa


ep

internet adalah wahana yang bersifat netral. Yang menjadikan internet tidak
ah

netral adalah pengguna dan penggunaannya. Penggunaan internet dapat


R

es

dilakukan secara negatif apabila disalahgunakan secara melanggar hukum untuk


M

ng

kepentingan satu pihak dan merugikan banyak pihak lain. Akan tetapi dengan
on
gu

Halaman 273 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 273
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memperhatikan manfaat luar biasa dari kemudahan yang disediakan teknologi

si
internet, penggunaan internet dapat pula bersifat positif untuk memajukan dan

memuliakan kehidupan manusia serta membangun peradaban manusia ke arah

ne
ng
yang lebih baik. Dalam hal terjadi penyalahgunaan internet melalui

do
penyebarluasan konten atau muatan yang melanggar hukum, maka merupakan
gu
suatu tindakan yang tepat dan proporsional apabila pembatasan (restriction) hak

In
A
atas internet hanya ditujukan kepada pelaku dan muatan/konten yang melanggar

hukum melalui pemutusan akses internet terhadap muatan/konten yang


ah

lik
dianggap melanggar hukum serta dilakukan proses hukum terhadap pelakunya,

karena apabila dilakukan pemutusan secara keseluruhan terhadap jaringan


am

ub
internet, akan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar berupa

terabaikannya hak-hak asasi lainnya yang dapat diwujudkan secara positif


ep
k

melalui internet. Oleh karena itu sebagaimana hak-hak asasi manusia lainnya,
ah

R
hak atas internet hanya dapat dilakukan pengurangan (derogation) melalui

si
pemutusan terhadap jaringan internet apabila dalam keaadan bahaya/darurat

ne
ng

negara sesuai dengan undang-undang yang berlaku;

Menimbang, bahwa terkait dengan tanggung jawab Tergugat II, Majelis

do
gu

mempertimbangkan bahwa berdasarkan bukti surat P.1.33 yang sama dengan

bukti surat P.2.32 dan dihubungkan dengan bukti surat T.I-29 menunjukkan
In
A

bahwa Tergugat II menyetujui objek sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I;


ah

lik

Menimbang, bahwa definisi Tindakan Administrasi Pemerintahan menurut

Pasal 1 angka 8 atau Tindakan Pemerintahan menurut Pasal 1 angka 1


m

ub

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 adalah perbuatan Pejabat


ka

Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau


ep

tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan


ah

pemerintahan. Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


R

es

Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959


M

ng

tentang Keadaan Bahaya menyatakan pada pokoknya bahwa Tergugat II


on
gu

Halaman 274 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 274
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai kewenangan menyatakan seluruh atau sebagian dari wilayah Negara

si
Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat sipil

atau keadaan darurat militer atau keadaan perang. Selanjutnya pada Pasal 3 ayat

ne
ng
(1), (2) dan (3) mengatur bahwa penguasaan tertinggi dalam keadaan bahaya

do
dilakukan oleh Tergugat II yang dalam melakukan penguasaan dapat dibantu
gu
oleh Badan yang terdiri dari pihak-pihak sebagaimana disebutkan dalam ayat (2)

In
A
Pasal tersebut dan dapat mengangkat Menteri/Pejabat lain selain yang tersebut

dalam ayat (2) pasal tersebut apabila dipandang perlu sebagaimana ditegaskan
ah

lik
dalam ayat (3) Pasal tersebut;

Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo Tergugat II menyetujui


am

ub
Tindakan Tergugat I yang menjadi objek sengketa, akan tetapi tidak

melaksanakan kewenangannya untuk terlebih dahulu menyatakan seluruh atau


ep
k

sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya berikut
ah

R
tingkatan kedaruratannya dan tidak membentuk/mengangkat Badan yang

si
membantu Tergugat II sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal

ne
ng

3 ayat (1), (2), dan (3) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor

23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan

do
gu

Bahaya, sehingga sebagai akibat hukumnya Tindakan Tergugat I yang menjadi

objek sengketa secara prosedur dan substansi menjadi bertentangan dengan


In
A

peraturan perundang-undangan, sebaliknya apabila Tergugat II melaksanakan


ah

lik

kewenangan dan kewajiban hukumnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959/Undang-Undang Nomor 23 Prp


m

ub

Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya, Tindakan Pemerintahan yang dilakukan


ka

Tergugat I yang menjadi objek sengketa tidak akan dinilai bertentangan dengan
ep

peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu Majelis berpendapat bahwa


ah

Tindakan Tergugat II yang tidak melaksanakan kewenangan dan kewajibannya


R

es

(omission) tersebut merupakan bentuk tidak melakukan perbuatan dalam rangka


M

ng

penyelenggaraan pemerintahan yang termasuk dalam kategori Tindakan


on
gu

Halaman 275 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 275
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemerintahan yang bertentangan dengan kewenangan dan kewajiban hukum

si
Tergugat II sebelum menyetujui Tindakan Tergugat I, sehingga sebagaimana

pertimbangan Majelis terhadap aspek prosedur dan substansi dalam Tindakan

ne
ng
Pemerintahan yang dilakukan Tergugat I, maka terhadap Tindakan Pemerintahan

do
Tergugat II, secara prosedur dan substansi juga bertentangan dengan peraturan
gu
perundang-undangan;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2

Tahun 2019 pada bagian Menimbang huruf b menyatakan bahwa perbuatan


ah

lik
melawan hukum oleh badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (onrechtmatige

overheidsdaad) merupakan Tindakan Pemerintahan, sehingga Tindakan


am

ub
Pemerintahan Tergugat II juga merupakan perbuatan melanggar hukum oleh

Pejabat Pemerintahan, oleh karena itu terkait Tindakan Pemerintahan berupa


ep
k

objek sengketa, maka Tergugat I dan Tergugat II dinyatakan melakukan


ah

R
perbuatan melanggar hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;

si
Menimbang, bahwa oleh karena telah terbukti objek sengketa dilakukan

ne
ng

oleh Tergugat I dan Tergugat II secara melanggar hukum, akan tetapi gugatan

Para Penggugat diajukan melalui mekanisme hak gugat organisasi (legal

do
gu

standing), sehingga tidak terdapat tuntutan ganti kerugian, maka tuntutan Para

Penggugat agar Pengadilan menyatakan Tindakan-Tindakan Pemerintahan yang


In
A

dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II berupa:


ah

lik

1. Tindakan Pemerintahan Throttling atau pelambatan akses/bandwidth di

beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19


m

ub

Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) sampai
ka

dengan pukul 20.30 WIT;


ep

2. Tindakan Pemerintahan yaitu pemblokiran layanan data dan/atau


ah

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


R

es

Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten) tertanggal


M

ng

on
gu

Halaman 276 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 276
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4 September 2019

si
pukul 23.00 WIT;

3. Tindakan Pemerintahan yaitu memperpanjang pemblokiran layanan data

ne
ng
dan/atau pemutusan akses internet di 4 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua

do
gu (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan

Kabupaten Jayawijaya) dan 2 Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat

In
A
(yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak 4 September 2019 pukul

23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019 pukul 18.00 WIB/20.00 WIT;
ah

lik
adalah perbuatan melanggar hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
am

ub
beralasan hukum untuk dikabulkan;

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada sistem pembuktian dalam


ep
hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara yang mengarah pada pembuktian
k
ah

bebas (vrije bewijs) yang terbatas sebagaimana terkandung di dalam ketentuan


R

si
Pasal 100 dan Pasal 107 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9

ne
ng

Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 yang menggariskan

do
gu

ketentuan bahwa Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan/luas

lingkup pembuktian, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, maka


In
A

dalam memeriksa dan mengadili sengketa ini, Majelis mempelajari dan

memberikan penilaian hukum terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh Para
ah

lik

Pihak, namun untuk mempertimbangkan dalil-dalil Para Pihak, Majelis hanya

menggunakan alat-alat bukti yang paling relevan dan paling tepat dengan
m

ub

sengketa ini, sedangkan terhadap alat-alat bukti selain dan selebihnya tetap
ka

dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas perkara;


ep

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dikabulkan,


ah

maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 jo. Pasal 112 Undang-Undang Nomor 5
es

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Tergugat I dan
M

ng

on
gu

Halaman 277 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 277
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat II dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini

si
secara tanggung renteng yang besarnya akan ditentukan dalam amar Putusan ini;

Mengingat ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

ne
ng
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

do
Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009, Undang-
gu
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan serta peraturan

In
A
perundang-undangan lain yang bersangkutan;

------------------------------------------------ M E N G A D I L I :-------------------------------------
ah

lik
Dalam Eksepsi:

- Menyatakan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II tidak diterima;


am

ub
Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat;


ep
k

2. Menyatakan Tindakan-Tindakan Pemerintahan yang dilakukan oleh


ah

R
Tergugat I dan Tergugat II berupa:

si
1. Tindakan Pemerintahan Throttling atau pelambatan akses/bandwidth

ne
ng

di beberapa wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua pada 19

Agustus 2019 sejak pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) sampai

do
gu

dengan pukul 20.30 WIT;

2. Tindakan Pemerintahan yaitu pemblokiran layanan data dan/atau


In
A

pemutusan akses internet secara menyeluruh di Provinsi Papua (29


ah

lik

Kota/Kabupaten) dan Provinsi Papua Barat (13 Kota/Kabupaten)

tertanggal 21 Agustus 2019 sampai dengan setidak-tidaknya pada 4


m

ub

September 2019 pukul 23.00 WIT;


ka

3. Tindakan Pemerintahan yaitu memperpanjang pemblokiran layanan


ep

data dan/atau pemutusan akses internet di 4 Kota/Kabupaten di


ah

Provinsi Papua (yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten


R

es

Mimika, dan Kabupaten Jayawijaya) dan 2 Kota/Kabupaten di Provinsi


M

ng

Papua Barat (yaitu Kota Manokwari dan Kota Sorong) sejak 4


on
gu

Halaman 278 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 278
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
September 2019 pukul 23.00 WIT sampai dengan 9 September 2019

si
pukul 18.00 WIB/20.00 WIT;

Adalah perbuatan melanggar hukum oleh Badan dan/atau Pejabat

ne
ng
Pemerintahan;

do
3. gu Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya perkara

secara tanggung renteng sebesar Rp.457.000,- (empat ratus lima puluh

In
A
tujuh ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


ah

lik
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada hari Kamis, tanggal 28 Mei 2020,
am

ub
oleh kami NELVY CHRISTIN, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, BAIQ

YULIANI, S.H. dan INDAH MAYASARI, S.H., M.H., masing-masing sebagai


ep
Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
k
ah

umum pada hari Rabu, tanggal 3 Juni 2020, oleh Majelis Hakim tersebut dengan
R

si
dibantu oleh Hj. YENI YEANIWILDA, S.E., S.H., M.H., Panitera Pengganti pada

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Para

ne
ng

Penggugat, Kuasa Hukum Tergugat I dan Kuasa Hukum Tergugat II.

do
gu

Hakim Ketua Majelis,


In
A
ah

lik

NELVY CHRISTIN, S.H., M.H.


m

ub
ka

Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,


ep
ah

es

BAIQ YULIANI, S.H. INDAH MAYASARI, S.H., M.H.


M

ng

on
gu

Halaman 279 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 279
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Panitera Pengganti

ne
ng

do
gu Hj. YENI YEANIWILDA, S.E.,S.H.,M.H.

In
A
Rincian Biaya Perkara :
- Pendaftaran ……………….... Rp. 30.000,-
ah

lik
- A T K .................................... Rp . 125.000,-
- Panggilan …………………… Rp. 276.000,-
- Meterai ................................. Rp. 6.000,-
- Redaksi ................................. Rp. 10.000,-
am

ub
- Leges ................................... Rp. 10.000,-
-------------------------
Rp. 457.000,-
ep
(empat ratus lima puluh tujuh ribu rupiah).
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 280 dari 280 halaman Putusan No.230/G/TF/2019/PTUN-JKT


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 280

Anda mungkin juga menyukai