Anda di halaman 1dari 6

Journal JPCS

Vol. 3 No. 2 Nov.


Peqguruang: Conference Series 2021
eISSN: 2686–3472

Graphical abstract EKONOMI KERAKYATAN DALAM MENANGGULANGI


KEMISKINAN (STUDI KASUS KOPERASI MITRA DHUAFA
KECAMATAN POLEWALI)
1*Ahmad Mujahidin, 2Saifuddin, 3Busrah

123*Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Al


Asyariah Mandar
Corresponding author
ahmadmujahidin.af@gmail.com

Abstract Abstrak
Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi
People's economy is a traditional economy that is the basis of local basis kehidupan masyarakat lokal dalam mempertahankan
people's lives in maintaining their lives. This people's economy is kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
developed based on the knowledge and skills of local communities berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal
in managing the environment and land. So when talking about a dalam mengelola lingkungan dan tanah. Sehingga jika berbicara
people's economy, it is certainly closely related to cooperatives tentang ekonomi kerakyatan tentu sangat berkaitan dengan
where cooperatives have the same goals as a people's economy Koperasi dimana koperasi mempunyai tujuan yang sama dengan
where cooperatives are a joint effort that has the aim of improving ekonomi kerakyatan yang dimana koperasi ialah suatu usaha
the fate of economic life based on the principle of gotong royong, the bersama yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki nasib
cooperative movement is also a symbol of hope for economic groups. kehidupan ekonomi yang didasari asas gotong royong, gerakan
which is based on mutual assistance among its members, so that koperasi juga merupakan lambang harapan bagi golongan ekonomi
they are able to create a sense of mutual trust in themselves in the bawah yang didasari atas tolong-menolong diantara para
ties of cooperative fraternity. in tackling poverty in Polewali anggotanya, sehingga mampu membuat rasa saling mempercayai
District? And what factors influence the Mitra Dhuafa cooperative kepada diri sendiri dalam ikatan persaudaraan koperasi. Adapun
in implementing a people's economy in tackling poverty? In writing yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini ialah
this thesis, the researcher uses a qualitative approach where this bagaimana tentang bagaimana peran koperasi dalam hal ini
approach does not measure numbers but the meaning and process koperasi Mitra Dhuafa dalam menerapkan sistem ekonomi
in its activities. The role of the Mitra Dhuafa cooperative in kerakyatan dalam menanggulangi kemiskinan di Kecamatan
tackling poverty in Polewali can be said to be successful, where the polewali? Dan faktor apa saja yang mempengaruhi koperasi Mitra
Mitra Dhuafa Cooperative is a forum for the people's economy by Dhuafa dalam menerapkan ekonomi kerakyatan dalam
prioritizing the principles of family and welfare so that the menanggulangi kemiskinan? Dalam penulisan skripsi ini peneliti
community in Polewali District can feel the lack of capital in menggunakan metode pendekatan kualitatif yang dimana metode
developing their business so that they can borrow funds from this pendekatan ini tidak mengukur angka-angka melainkan makna
cooperative. and will be paid in weekly installments by the dan proses didalam aktivitasnya. Peran koperasi Mitra Dhuafa
community. dalam menanggulangi kemiskinan di Polewali dapat dikatakan
Keywords: People's Economy, Cooperative berhasil, dimana Koperasi Mitra Dhuafa ialah wadah
perekonomian rakyat dengan mengutamakan prinsip-prinsip
kekeluargaaan dan kesejahteraan sehingga dapat dirasakan
perannya oleh masyarakat Kecamatan Polewali yang kekurangan
modal dalam mengembangkan ushananya sehingga dapat
meminjam dana di koperasi ini dan akan dibayar secara beransur
perminggu oleh masyarakat.

Kata Kunci : Ekonomi Kerakyatan, Koperasi

Article history
DOI: https://dx.doi.org/10.35329/jp.v3i2.2223
Received : 15 September 2021 | Received in revised form : 19 Oktober 2021 | Accepted : 21 Novemeber 2021

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472


848
Ahmad Mujahidin, Saifuddin, Busrah / Ekonomi Kerakyatan dalam Menanggulangi Kemiskinan ….

Masalah kemiskinan adalah masalah


1. PENDAHULUAN paling krusial di Indonesia dengan fakta masih
banyaknya penduduk Indonesia yang masih hidup
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang dalam kemiskinan. Padahal pemerintah telah
berkeadilan, berdaya saing maju dan sejahtera memberikan komitmennya dengan sungguh-
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh untuk melaksanakan kebijakan
(NKRI) adalah tujuan dari pembangunan nasional. pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada
Hidup layak merupakan hak asasi manusia yang kaum miskin yang memungkinkan rakyat
diakui secara universal, konstitusi Indonesia Indonesia keluar dari kemiskinan. Partisipasi
dalam UUD 1945 yang mengatakan bahwa masyarakat dalam perekonomian merupakan
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan syarat mutlak untuk mewujudkan masyarakat
kehidupan bangsa, serta mewujudkan suatu yang berdaya dalam bidang ekonomi. (Krisna,
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu 2015) Untuk mewujudkan partisipasi masyarakat
berarti hidup yang layak dan bebas dari maka disusun suatu konsep sistem perekonomian
kemiskinan adalah hak asasi setiap warga negara, yang melibatkan seluruh masyarakat yakni sistem
sehingga Pembangunan nasional pada dasarnya ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan adalah
meningkatkan kesejahteraan umum yang adil dan sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
merata bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah kegiatan
demikian pengentasan kemiskinan adalah prioritas ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat
utama pembangunan. (Kurniawan, 2010) kebanyakan yang secara swadaya mengelola
Pengentasan kemiskinan telah menjadi sumber daya ekonomi apa saja yang dapat
tujuan pembangunan yang fundamental sehingga diusahakan dan dikuasainya, dan selanjutnya
menjadi sebuah alat ukur untuk menilai efektifitas disebut sebagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
berbagai jenis program pembangunan. (Zuber, terutama meliputi sektor pertanian, peternakan,
2014)Pemerintah baik pusat dan daerah telah kerajinan, makanan, dan sebagainya. Kegiatan
berupaya dalam melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi ini terutama ditujukan untuk memenuhi
dan programprogram penanggulangan kemiskinan, kebutuhan dasar dan keluarganya tanpa harus
namun masih jauh dari induk permasalahan. mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Kebijakan dan program yang dilakasanakan belum Menurut Prof. Dr. Mubyarto, Sistem
menunjukkan hasil yang optimal. Masih terjadi ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang
kesenjangan antara rencanadan pencapaian tujuan berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan
karena kebijakan dan program penanggulangan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada
kemiskinan lebih berorientasi pada program ekonomi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi
sektoral. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi
penanggulangan kemiskinan yang terpadu, jejaring (network) yang menghubungkan sentra-
terintegrasi dan sinergi sehingga dapat sentra inovasi, produksi, dan kemandirian usaha
menyelesaikan masalah secara tuntas karena masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis
permasalahan kemiskinan merupakan lingkaran teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring
kemiskinan (Sukmaraga, 2014). pasar domestik di antara sentra dan pelaku usaha
Kemiskinan merupakan salah satu masyarakat. Alfred Masrshall menyatakan bahwa
masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Ekonomi Rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi
Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia orang kecil yang karena merupakan kegiatan
kemanusiaan itu sendiri dan implikasi keluarga, tidak merupakan usaha formal berbadan
permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan hukum, tidak secara resmi diakui sebagai sektor
aspek kehidupan manusia, walaupun sering sekali ekonomi yang berperanan penting dalam
tidak disadari kehadirannya oleh manusia yang perekonomian nasional. Penerapan ekonomi
bersangkutan. Secara singkat kemiskinan dapat kerakyatan di Indonesia tertuang dalam Konstitusi
didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
kekurangan pada sejumlah atau segolongan orang (Mubyarto, 2014)
dibandingkan dengan standar kehidupan yang Pasal 33 dalam UUD 1945 menyatakan
umum berlaku dalam masyarakat yang dengan jelas bahwa, ekonomi dilakukan seluas-
bersangkutan. Sedangkan menurut World Bank luasnya untuk kepentingan rakyat, justru yang
(2004) menetapkan standar kemiskinan terjadi adalah perekonomian yang dijalankan
berdasarkan pendapatan perkapita, penduduk hanya menguntungkan beberapa pihak saja.
yang pendapatan perkpitanya kurang dari Pertumbuhan ekonomi yang dicatatkan oleh BPS
sepertiga pendapatan perkapita nsional, maka ternyata dinikmati hanya oleh sebagaian kecil
termasuk dalam kategori miskin. Dalam hal ini masyarakat Indonesia khususnya para
ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah konglemerat, sistem ekonomi kita masih belum
USD$ 2 perorang perhari. (Suliswanto, 2010)

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472


849
Ahmad Mujahidin, Saifuddin, Busrah / Ekonomi Kerakyatan dalam Menanggulangi Kemiskinan ….

berpihak kepada kepentingan ekonomi masyarakat Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas,
kecil. peneliti tertarik mengangkat judul penelitian
Usaha pemerintah menuju penerapan tentang “Ekonomi Kerakyatan dalam
ekonomi kerakyatan sudah berangsur mengarah ke menanggulangi kemiskinan (studi kasus koperasi
hal yang positif, pemerintah mulai memberikan Mitra dhuafa kecamatan Polewali)”
prioritas kepada sektor-sektor yang berhubungan
dengan ekonomi kerakyatan. Ada sejumlah sektor 2. METODE PENELITIAN
yang menjadi fokus pemerintah dalam
pelaksanaan ekonomi kerakyatan, yakni Koperasi. Pada penelitian kali ini, Penulis
Dalam UUD 1945 yakni pasal 33 ayat 1 dijelaskan menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam
bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha liter artur metode penelititan, kualitatif tidak
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Hal hanya dimaknai sebagai jenis data, tetapi juga
inilah menjadi dasar pembentukan koperasi di berhubungan dengan analisis data dan interpretasi
Indonesia. Koperasi adalah badan hukum yang atas objek kajian. Secara historis, implementasi
didirikan oleh orang perseorangan atau badan penelitian kualitatif bermula dari pengamatan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan sebagai perbandingan pada penelitian kuantitatif,
para anggotanya sebagai modal untuk pengamatan berkenaan dengan pengukuran
menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan tingkatan dengan suatu cirri tertentu. Namun
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan penelitian kuaitatif menunjuk pada segi alamiah
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. yang di pertentangkan dengan kuantum (jumlah).
Koperasi merupakan “Soko Guru” perekonomian Maksudnya, Penelitian kualitatif tidak di
Indonesia yang merupakan salah satu contoh maksudkan untuk mengadakan penghitungan
ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia. Pada secara kuantitas. Hal ini berbeda dengan
masa orde baru, keberadaan koperasi sangat pengamatan pada penelitian kuantitatif yang
membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas pengamatannya berdasarkan perhitungan
perekonomian di desa. Saat itu hampir di setiap persentase. (Prastowo, 2011)
desa berdiri Koperasi Unit Desa (KUD). Menjelang Penelitian yang dilakukan menggunakan
pergantian rezim kekuasaan orde baru, banyak metode analisis deskriptif,dimana penelitian yang
KUD mengalami kegagalan dan menghentikan dilakukan yaitu memecahkan masalah yang ada
usahanya atau bangkrut. Namun saat ini dilapangan berdasarkan fakta dan data secara
eksistensi koperasi mulai menggeliat kembali. actual dan mendalam, melakukan pemusatan
Usaha-usaha koperasi yang ada saat ini lebih masaah yang terjadi pada masa sekarang.
banyak berupa koperasi simpan pinjam yang (Moleong, 2018)
dipergunakan oleh para anggota untuk menunjang Penulis melakukan penelitian di
kegiatan ekonomi mereka menuju ke arah Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar.
kemakmuran. (Sutrisna, 2019) Adapun objek penelitian penulis ialah masyrakat
Dinas Koperasi UMKM Kabupaten yang tergabung dalam keanggotan koperasi serta
Polewali Mandar mencatat sekitar 38 Koperasi pihak koperasi Mitra Dhuafa kecamatan Polewali.
yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di
Polewali Mandar, salah satu koperasi yang paling
besar ialah Koperasi Mitra Dhuafa yang dimana 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
koperasi ini merupakan Koperasi simpan pinjam
yang membantu perempuan berpendapatan rendah Kemiskinan bisa terjadi dimana saja dan
dalam pemenuhan modal usaha. Tidak adanya kepada siapa saja, tanpa memandan warna ras,
jaminan berupa barang serta mudahnya proses suku, agama dan budaya, ini seperti sesuatu yang
dalam mengajukan pinjaman memilukan jika melihat kondisi seperti ini, apa
menjadikan KOMIDA sebagai lembaga pilihan lagi di Perkotaan ada begitu banyak bentuk
para perempuan ini. Tidak hanya kemiskinan, salah satu cara untuk mengurangi
itu, KOMIDA pun selalu berupaya untuk kemiskinan ialah dengan adanya koperasi sebagai
memenuhi kebutuhan anggota. Salah satunya design yang sesuai untuk diterapkan agar mampu
melalui inovasi produk yang sesuai dengan memajukan kehidupan rakyat miskin di
kebutuhan anggota. Selain melakukan simpan- kecamatan Polewali.
pinjam, sesuai dengan tujuan utama Untuk masyarakat di kota maupun
lembaga, KOMIDA juga menyediakan pelayanan perkampungan lembaga koperasi telah sangat
non-keuangan berupa pelatihan kesehatan, dikenal, di Polewali peranan koperasi bisa
memotivasi pendidikan bagi anak anggota, dan dikatakan sangat penting bagi sebagian
pengelolaan keuangan keluarga. Semua jenis masyarakat kecil yang sumber penghasilannya
pelayanan berkualitas tersebut tentunya didukung bergantung pada usaha kecil menengah yang
oleh staf yang kompeten dan berintegritas tinggi. memiliki modal relatif terbilang kecil, dari itu
tidak heran lagi jika melihat ada banyaknya

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472


850
Ahmad Mujahidin, Saifuddin, Busrah / Ekonomi Kerakyatan dalam Menanggulangi Kemiskinan ….

koperasi mulai dari di daerah pedesaan maupun di Tujuan koperasi ialah untuk
daerah perkotaan dalam hal ini ialah sekitar meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dan
pinggir jalan poros trans Sulawesi. Pentingnya anggotanya serta andil dalam meningkatkan
koperasi sudah dirasakan diberbagai hal mulai tatanan perekonomian dalam menciptakan
dari sulitnya modal usaha, ekonomi hingga ada masyarakat yang sejahtera dan makmur. Agar
banyak orang yang memanfaatkan jasa koperasi tujuan ini bisa tercapai, maka koperasi memegang
untuk mendapatkan modal usaha demi peran yang sangat startegis dan penting dalam
memajukan taraf hidup mereka. perekonomian masyarakat. (Firdansy, 2018)
Dari banyaknya koperasi yang ada di Namun tidak hanya meminjamkan modal
Polewali ini Koperasi Mitra Dhuafa lah yang usaha saja melainkan koperasi Mitra Dhuafa juga
menarik bagi peneliti untuk diteliti karena meminjamkan pinjaman untuk kebetuhan sehari-
koperasi ini hadir untuk meringankan masalah hari seperti biaya alat rumah tangga, pendidikan
ekonomi rakyat, melihat sudah lama koperasi ini dan biaya-biaya lainnya.
ada di Kabupaten Polewali Mandar khususnya di b. Meningkatkan Pendapatan Anggota
Kecamatan Polewali. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
Melihat dari undang-undang Nomor 12 KOMIDA “Koperasi Mitra Dhuafa” memiliki peran
tahun 1967 yang membahas pokok perekonomian, positif terhadap peningkatan pendapatan anggota
disini koperasi ditafsirkan sebagai organisasi serta keberadaannya memberi manfaat bagi
ekonomi rakyat yang bersifat sosial, anggota. Hal tersebut terlihat dari analisis
beranggotakan orang-orang atau badan hukum. pendapatan informan serta pernyataan dari
Koperasi Mitra Dhuafa yang merupakan tata informan secara langsung. Dari pernyataan yang
susunan ekonomi sebagai usaha bersama diberikan masing-masing informan bahwa
berdasarkan asas gotong royong dan kekeluargaan. informan merasakan terjadi peningkatan pada
Tujuan koperasi ialah untuk meningkatkan pendapatan mereka walapun tidak secara continue
kesejahteraan bagi masyarakat dan anggotanya tiap tahun, serta informan merasakan bahwa
serta andil dalam meningkatkan tatanan dengan adanya KOMIDA “Koperasi Mitra Dhuafa”
perekonomian dalam menciptakan masyarakat khususnya Unit Simpan Pinjam dan pelatihan
yang sejahtera dan makmur. Agar tujuan ini bisa khusus anggota sangat berperan dalam
tercapai, maka koperasi memegang peran yang permodalan usaha untuk tetap berjalan dan
sangat startegis dan penting dalam perekonomian bahkan usaha lebih maju.
masyarakat. (Baswir, 2017) Salah satu Mantan Meskipun terdapat banyak lembaga
anggota di Koperasi Mitra Dhuafa menjelaskan, keuangan di Kecamatan Polewali para informan
bahwa : merasa tetap lebih menguntungkan menjadi
“saya dulu pernah bergabung menjadi nasabah dan anggota KOMIDA “Koperasi Mitra
Anggota di KOMIDA selama kurang lebih 4 tahun Dhuafa”. Selain itu informan juga merasa manfaat
mulai dari tahun 2016 sampai akhir 2020, berkat dengan adanya unit-unit usaha yang dikelolakan
adanya KOMIDA, saya sudah tidak lagi KOMIDA “Koperasi Mitra Dhuafa” karena mampu
bergantung pada koperasi ini, Alhamdulillah saya memenuhi kebutuhan anggota sehingga KOMIDA
sudah bisa kembangkan usaha saya sendiri berkat “Koperasi Mitra Dhuafa” mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari KOMIDA” kepercayaan dari para anggota. Kepercayaan dari
Sebagaimana dari hasil penelitian yang anggota tentunya ditanggapi oleh KOMIDA
dilakukan oleh penulis, peran koperasi mitra “Koperasi Mitra Dhuafa” dengan melakukan
dhuafa bisa dikatakan berhasil yang dimana pelayanan terbaik agar anggota merasa nyaman
Sistem ekonomi kerakyatan yang diterapkan oleh dan sejahtera.Adapaun dari hasil penelitian yang
koperasi sangat mempengaruhi bagaimana dilakukan oleh penulis menyimpulkan bahwa tidak
kekuatan dan kondisi ekonomi pada anggota maksimalnya penelitian ini dalam menggali faktor
koperasi. Adapun peran koperasi Mitra Dhuafa penghambat dan pendukung dalam menanggulangi
Kecamatan Polewali ialah sebagai: kemiskinan, namun penulis tetap berusaha
a. Meminjamkan modal usaha semaksimal mungkin agar penulitian ini mampu
Melihat dari undang-undang Nomor 12 menjadi referensi yang berguna bagi masyarakat
tahun 1967 yang membahas pokok perekonomian, dan terkhusus kepada peneliti selanjutnya.
disini koperasi ditafsirkan sebagai organisasi Adapun faktoryang mampu penulis
ekonomi rakyat yang bersifat sosial, rumuskan ialah sebagai berikut :
beranggotakan orang-orang atau badan hukum. a. Faktor penghambat
Koperasi Mitra Dhuafa yang merupakan tata Pada dasarnya semua koperasi dalam
susunan ekonomi sebagai usaha bersama menanggulangi kemiskinan mempunya faktor-
berdasarkan asas gotong royong dan kekeluargaan. faktor penghambat, seperti yang peneliti dapatkan
dari Koperasi Mitra Dhuafa Kecamatan polewali,
yaitu di bagi menjadi 2 faktor penghambat, seperti:

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472


851
Ahmad Mujahidin, Saifuddin, Busrah / Ekonomi Kerakyatan dalam Menanggulangi Kemiskinan ….

1) Kariawan keyakinan dalam diri yang dapat memberikan


Pada karyawan terdapat beberapa kebahagian dan kedamaian hati. Bekerja tidak
kelemahan yang menjadi penghalang atau semata-mata untuk mendapatkan materi/harta,
penghambat berkembangnya koperasi ialah tapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja
karyawan yang masih kurang memperdulikan hati menjadi damai, tentram, dan tidurpun
tentang keberlangsungan hidup koperasi. Berarti nyenyak.1
mental dan kepribadian karyawan belum berjiwa 2) Anggota
koperasi sehingga ada beberapa karyawan yang Dari banyaknya anggota kelompok yang
kadang tidak maksimal dalam membina anggota tergabung pada koperasi Mitra Dhufa, ada
kelompok yang berakibat ada anggota yang kurang beberapa anggota kelompok yang pada dasarnya
dalam peningkatan keterampilan dan mereka mempunyai sebuah faktor yang menjadi
pengetahuannnya. pendorong seperti saling membantu atar anggota
2) anggota kelompok.
Ada banyak anggota koperasi Mitra Sangat penting saling membantu antar
Dhuafa yang belum sadar akan peran koperasi sesama anggota kelompok, pasalnya dengan saling
dalam hal untuk meningkatkan kesejahteraan membantu tentu akan memudahakan setiap
mereka. Akan lebih baik jika dalam kelompok urusan. Dalam hal ini sifat tolong menolong juga
keanggotaan koperasi ada seorang yang mampu menjadi fator penting dalam segala hal baik dalam
menokohi mereka untuk bergerak pada sasaran ruang lingkup sosial maupun ruang lingkup
yang tepat. Antusias mereka dalam kegiatan koperasi.
mingguan atau bulanan harus ditingkatkan yang
mana jika pertemuan ada banyak anggota yang 4. SIMPULAN
kurang berkenan untuk dari, hal ini disebabkan
oleh kesibukan selain koperasi, sehingga apa yang Peran koperasi Mitra duafa dalam
menjadi keputusan atau informasi yang lahir dari menanggulangi kemiskinan di Polewali dapat
pertemuan tersebut tidak mereka anggap sebagai dikatakan berhasil, dimana Koperasi Mitra Duafa
keputusan atau informasi yang mengikat. ialah wadah perekonomian rakyat dengan
Masalah yang ada di Koperasi Mitra mengutamakan prinsip-prinsip kekeluargaaan dan
Dhuafa akan semakin besar jika tidak ditangangi kesejahteraan sehingga dapat dirasakan perannya
secara efesien. Langkah awal yang harus oleh masyarakat Kecamatan Polewali yang
dilakukan sebelum melalukan pemecahan masalah kekurangan modal dalam mengembangkan
ialah dengan menganalisis apa yang menjadi ushananya sehingga dapat meminjam dana di
pemicu masalah koperasi ini dan akan dibayar secara berangsur
b. Faktor Pendukung perminggu oleh masyarakat.
Walaupun ada beberapa yang menjadi Dalam hal ini bisa dikatakan hadirnya
faktor penghambat Koperasi Mitra Dhuafa dalam koperasi Mitra duafa sangatlah menolong
menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Polewali masyarakat menengah kebawah dengan pelayanan
akan tetapi juga masih ada beberapa faktor yang yang di berikan koperasi ini sangatlah banyak,
menjadi faktor pendungnya yang kemudian penulis salah satu peran koperasi Mitra Dhuafa adalah
merumuskannya pada dua aspek, yaitu: dengan membentuk kelompok minimal 6 orang
1) Karyawan yang rumahnya berdekatan, setelah kelompok
Beberapa karyawan memang memiliki terbentuk kemudian kelompok tersebut dibina dan
beberapa kelemahan akan tetapi ada juga di berikan bantuan modal usaha.
beberapa yang penulis amati karyawan yang Faktor penghambat dan pendukung
memiliki potensi seperti karyawan yang koperasi Mitra Duafa dalam menanggulangi
mempunyai integritas, bersikap jujur, ramah dan kemiskinan di Polewali antara lain ialah:
pekerja keras. Dapat dijelaskan bahwa sebuah 1. Faktor penghambat antara lain:
organisasi atau koperasi akan mudah karyawan mencakup masalah keanggotaan dan
yang memiliki pendidikan tinggi, berpengalaman, karyawan koperasi, dimana kesadaran
dan lulusan perguruan tinggi terkenal. Tetapi anggota dan karyawan menjadi
untuk mendapatkan pegawai yang jujur, tulus, dan penghambat proses Koperasi Mitra Duafa
dapat dipercaya tidaklah mudah. Pegawai seperti dalam menanggulangi kemiskinan.
ini masih langka, maka sudah menjadi kewajiban 2. faktor pendorong antara lain: Sumber
pimpinan untuk menemukan mutiara-mutiara daya Manusia yang bagus, proses
yang terpendam diseluruh nusantara ini untuk peminjaman modal yang mudah dan tanpa
menjadi agent of change menuju kesuksesan. jaminan, dan anggota kelompok yang
Karyawan yang jujur dan tulus dalam saling memperdulikan satu sama lain.
melaksanakan pekerjaan akan melibatkan hati
nuraninya. Sikap jujur dan tulus adalah sebuah

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472


852
Ahmad Mujahidin, Saifuddin, Busrah / Ekonomi Kerakyatan dalam Menanggulangi Kemiskinan ….

Tentu hal ini akan sangat membantu


masyarakat Polewali dalam
mensejahterkan hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Baswir, R. (2017). Koperasi Indonesia. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Firdansy, C. M. (2018). Koperasi Dalam Sistem
Perekonomian di Indonesia. Jakarta:
Pusat Penelitian Badan Keahlian Dewan
DPRI.
Krisna. (2015). The Efforts Of Poverty Alllevation
Through The Empowermet of Micro, Small
and Medium Enterprises. Jurnal
Kemensos, Vol. 2 No. 4.
Kurniawan, D. (2010). Strategi Pertumbuhan
Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi.
Bandung: Graha Eksos.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mubyarto. (2014). Ekonomi Kerakyatan. Jakarta:
Lembaga Suluh Nusantara dan AIFIS.
Prastowo, A. (2011). Metode Penelitian Kualitatif
dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suliswanto, M. (2010). Pengaruh Produk domestik
bruto dan indeks pembangunan manusia
terhadap angka kemiskinan di indonesia.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2.
Sutrisna, I. W. (2019). Penanggulangan
Kemiskinan Melalui Perekenomian
Partisipatif. Jurnal Cakrawarti, 01.
Zuber, A. (2014). Kemiskinan Dalam
Pembangunan. Jurnal Analisa Sosiologi,
Vol. 3 no. 1.

Journal Peqguruang: Conference Series/Volume 3, Nomor 2, November (2021)| eISSN: 2686–3472

Anda mungkin juga menyukai