Anda di halaman 1dari 40

BAHAN WORKSHOP

PPST – AHSP
KELOMPOK KERJA BENDUNG

RPT0
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

Konsep

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis


Volume II : Bendung
Bagian – 3 : Pekerjaan Konstruksi

ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR


SDA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

PENDAHULUAN........................................................................................................... iii

1. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 1

2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1

3. ISTILAH DAN DEFINISI....................................................................................... 2

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN................................................................... 3


4.1. Program Pelaksanaan ......................................................................................... 3
4.2. Aspek – aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan ............ 3
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan ............................................................................... 4
4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering).................................................................. 4
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan.............................................................................. 4
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa.... 5

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................ 6


5.1. Pekerjaan Persiapan Umum ................................................................................ 6
5.2. Pekerjaan Persiapan Khusus............................................................................... 7
5.3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Utama dan Penunjang Bendung ..................... 7
5.4. Pekerjaan Lain-lain .............................................................................................. 8
5.5. Pelaporan dan Photo Dokumentasi ..................................................................... 10

6. PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU .................................................. 12


6.1. Pengendalian Biaya ............................................................................................. 12
6.2. Pengendalian Mutu .............................................................................................. 15
6.3. Pengendalian Waktu............................................................................................ 17

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN .................................................................... 17


7.1. Pengukuran ......................................................................................................... 17
7.2. Dasar Pembayaran .............................................................................................. 18

BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 21

i
KATA PENGANTAR

Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.

Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.

Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota


panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi
anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan
komposisi yang seimbang satu sama lain.

ii
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.

Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi dan pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu
dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).

Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang


pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan; pekerjaan pintu dan pekerjaan lain-lain.

iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis


Volume II : Bendung
Bagian – 3 : Pekerjaan Konstruksi

1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran.
Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari pekerjaan persiapan
umum dan khusus, pekerjaan konstruksi umum dan khusus pada pembangunan bendung serta
pekerjaan lain-lain.

2. ACUAN NORMATIF
Rancangan Pedoman Teknis :
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong, dan Adukan Semen.
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 7, Pekerjaan Dewatering
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Balok kayu adalah adalah balok dari bahan kayu baik mengandung hati maupun tidak
dan berbentuk segi empat siku siku .
3.2. Bahan perapat celah sambungan konstruksi bangunan adalah bahan bersifat adhesif
dan kohesif yang membentuk suatu lapisan perapat pada celah sambungan
3.3. Bahan Elastis adalah bahan polimer yang cepat kembali menedekati bentuk dan ukuran
semula bila mendapat peubahan bentuk akibat adanya penekanan dan penarikan yang
lemah dan melepaskan kembali tekanan tersebut.
3.4. Construction Joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton
baru dengan beton lama/yang telah ada sehingga merupakan suatu kesatuan yang rigid
3.5. Contraction joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton
baru dengan beton lama/yang telah ada, namun satu sama lain merupakan konstruksi

1 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

yang saling terpisah sehingga biasaya untuk mencegah adanya rembesan atau
perbedaan penurunan perlu dilengkapi dengan dowel Bar atau injeksi semen.
3.6. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.7. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi teknik,
gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat
3.8. Endapan keras kering adalah merupkan endapan yang terbentuk setelah proses
pembuatan. Endapan ini bila dipotong potong akan hancur menjadi remah remah
3.9. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (krib) yang sudah dilaksanakan apabila
terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3.10. Gel adalah bagian dari cat yang terbentuk setelah proses pembuatan dan tidak dapat
bercampurlauapun dengan pengadukan
3.11. Intake adalah bangunan bangunan yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai,
guna mengatur pemasukan air ke saluran irigasi
3.12. Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam
bentuk pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil
kegiatan perencanaan teknik
3.13. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir :
5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton
3.14. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana krib, meliputi perhitungan;
gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.15. Solvent adalah pelarut untuk melarutkan pengikat cat dan setelah menguap cat akan
mengering.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknik konstruksi bangunan bendung harus memuat :

4.1. Program Pelaksanaan


1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar
dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling
awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh

2 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan
yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan
Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.

4.2. Aspek – aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk
setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan
setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi
yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan
surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.

3 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

5) Aspek Sosial dan Budaya


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan
memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.

4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)


Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air tergenang.
Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu melakukan
pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari
lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus
dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang
sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan–pekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau Standar
yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan atau
material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus memberi tahu
dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.

4 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah
menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi,
brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya sesuai dengan Kontrak.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik
konstruksi bangunan bendung harus memuat :
5.1. Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
1) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Jalan Penghubung Sementara

5 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan


Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Laboratorium dan Peralatan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
a) Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
b) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
c) Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya. Schedule
pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian pemadatan
tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Laboratorium
yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia Jasa.
Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan Penyedia
Jasa.
4) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal ...
... ...
5) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
6) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal staf
Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi
pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
7) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
5.2. Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi bendung meliputi :

6 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

1) Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan


Kegiatan pengukuran meliputi ; pemasangan benchmark dan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran itu sendiri.
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
2) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
5.3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Utama dan Penunjang Bendung
Pelaksanaan kegiatan konstruksi bangunan utama dan penunjang bendung terdiri dari
pekerjaaan :
1) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah pada pelaksanaan konstruksi bendung meliputi : pembersihan; galian;
timbunan dan timbunan kembali.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
2) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-
xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
3) Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung harus memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton.
4) Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi bendung harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya
meliputi : pasangan batu kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu
kosong dan bronjong yang berfungsi sebagai rip-rap.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-5, Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong, Batu Dengan
Mortar, dan Adukan Semen.
5) Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan.
6) Pekerjaan Pintu
Pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-8, Pekerjaan Pintu.

7 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

5.4. Pekerjaan Lain-lain


Pekerjaan lain-lain pada konstruksi bendung sebagi berikut :
1) Papan duga muka air
Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air bendung
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi dan pelaksanaan konstruksi papan duga muka air mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Asuransi
Pelaksanaan asuransi ditentukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
berlaku; misal DEPNAKER dan Jamsostek.
5.5. Pelaporan dan Photo Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
iv. Daftar tenaga setempat
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

8 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

b) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
c) Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titikk
dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Detail Kontrak
- Nama atau Lokasi
9 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau tanda
sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.

6. PENGENDALIAN BIAYA , MUTU DAN WAKTU (BMW)


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik
konstruksi bangunan bendung harus memuat :

6.1. Pengendalian Biaya


1) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas, yaitu
mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada dan
penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
ii. pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya juga
lancar.
iii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek

10 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

iv. pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
v. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
vi. pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
vii. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
viii. pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
2) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
a) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
b) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
c) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan, yang
kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
3) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:

11 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

- Mengetahui dan mendapat informasi


- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikanlangsung atas
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadiannegatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?
- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi
standar spesifikasi teknis dan kontrak?
- apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
- apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?
- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan
dan ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai
sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman
biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang jatuh
tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini menjadi
batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil

12 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk


kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
- melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
- melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordiantor pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
- melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional pelaksanaan
pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer pekerjaan kepada
perusahaan / direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi / revisi
terakhir) :
- realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana
yang diambil dari rap / cash flow.
- penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan
termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan perbaikannya
(preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya terhadap rencana
sampai bulan depan
- foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol

6.2. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
- pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
- pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
- nama pemeriksanaan,

13 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

- metode pemeriksaan
- frekuensi pemeriksaan
- spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
- toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa
aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran sesuai
dengan desain kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi anggaran
yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin keselamatan
dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud tersebut haruslah
dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan konstruksi, meliputi
pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu dapat dilakukan
sebagai berikut :
1) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
a) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
i. memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
ii. mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan.
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan benda-
benda uji yang akan dikirim ke laboratorium
b) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
c) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
i. Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
ii. Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah
dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan :
- tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakandengan baik, maka pekerjaan harus
dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
- tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka
tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki
menurut cara baru
2) Penerapan standar/pedoman
a) Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
b) Standar/pedoman pengujian

14 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku


c) Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
6.3. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional paelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts – Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
b) Critical path metode atau network planning

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
pekerjaan konstruksi bendung tetap harus memuat :
7.1. Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaaan konstruksi didasarkan pada jenis dari masing-masing
pekerjaan, meliputi :
1) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,

15 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,


Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
2) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
3) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
4) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian – 4, Pekerjaan Beton
5) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong
6) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
7) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain
7.2. Dasar Pembayaran
Dasar pembayaran dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi memuat ukuran volume, ukuran
manfaat, ukuran fungsional dan ukuran terpasang yang didasarkan pada gambar rencana
hasil kegiatan detail desain. Jika pekerjaan volume pekerjaan dalam pelaksanaan ternyata
melebihi dari hasil desain maka tidak dilakukan pembayaran dan jika kriteria pelaksanaan
tidak sesuai dengan hasil desain maka dianggap pekerjaan kurang sehingga perlu
pembongkaran. Dasar pembayaran untuk masing-masing jenis pekerjaan pelaksanaan
konstruksi sebagai berikut :
1) Pekerjaan Tanah

16 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
2) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan
pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
3) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
4) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Beton
5) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong
dan Bronjong
6) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-
xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
7) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain.

17 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

1. Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum


2. Jalan masuk dan jalan sementara Lump Sum
3. Gambar konstruksi dan gambar Lump Sum
purna laksana
4. Pekerjaan Tanah Pd T-xx-200x, Bagian–1
5. Pekerjaan Pengukuran dan Pd T-xx-200x, Bagian–2
Pemetaan
6. Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik Pd T-xx-200x, Bagian–3
7. Pekerjaan Beton Pd T-xx-200x, Bagian–4
8. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong Pd T-xx-200x, Bagian–5
dan Bronjong
9. Pekerjaan Pemancangan Pd T-xx-200x, Bagian–6
10. Pekerjaan Dewatering Pd T-xx-200x, Bagian–7

18 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Bibliografi

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, Sub Pekerjaan Pengendalian


Banjir Sungai Cipunegara, 1995, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik,
Bandung.

Yusuf Muhammad Ir. dan Gayo dkk, PT. Pradnya Mitra, 1994, Perbaikan dan Pengaturan
Sungai. Jakarta,.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan-Pekerjaan Irigasi Andalan


Propinsi Sumatera Barat, 2002- 2003, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik.

19 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

LAMPIRAN – A

Contoh Kerangka Acuan Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Konstruksi Pembangunan Bendung.............dan Bangunan Pelengkapnya


di DI............... Kabupaten.............

1. Uraian Pekerjaan
Pengembangan Daerah Irigasi (DI) ………………. adalah salah satu bagian dari Proyek
Irigasi dan Rawa Andalan Propinsi Sumatera Barat yang telah diprogramkan oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air (DGWR) untuk mengembangkan areal pertanian seluas …….. ha
di Sumatera Barat dengan membangun fasilitas jaringan irigasi, jaringan pembuang dan
pengembangan tersiernya.
Lokasi Proyek terletak di Kabupaten …………… yang mencakup kecamatan yaitu :
……………. sebagaimana terlihat di dalam peta lokasi proyek, berjarak …… km dari Kota
Padang kearah ……………..
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab atas
ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah menjadi
beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan ………. sampai
dengan …… dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan ….. sampai dengan ………..
Hujan rata – rata tahunan sekitar …….. m dan 80 % nya adalah ……. m jatuh dalam bulan
….. sampai dengan ………….
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang harus
dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a) Pelaksanaan pekerjaan bendung yang meliputi bangunan utama dan semua bangunan
penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b) Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunan–bangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain–lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.

20 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar
dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling
awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan
yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan
Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.

4.2. Aspek – aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk
setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan
setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi

21 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi
yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan
surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan
memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.

4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)


Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air tergenang.
Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu melakukan
pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari
lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus
dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang
sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan–pekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd

22 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,


Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau Standar
yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan atau
material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus memberi tahu
dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa

23 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah
menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi,
brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya sesuai dengan Kontrak.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam konstruksi bangunan bendung harus
memuat :
5.1. Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
1) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Laboratorium dan Peralatan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
a) Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
b) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
c) Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya. Schedule
pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian pemadatan
tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Laboratorium
yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia Jasa.
Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan Penyedia
Jasa.
4) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal ...
... ...
5) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,

24 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
6) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal staf
Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi
pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
7) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
5.2. Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi bendung meliputi :
1) Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Kegiatan pengukuran meliputi ; pemasangan benchmark dan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran itu sendiri.
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
2) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
5.3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Utama dan Penunjang Bendung
Pelaksanaan kegiatan konstruksi bangunan utama dan penunjang bendung terdiri dari
pekerjaaan :
1) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah pada pelaksanaan konstruksi bendung meliputi : pembersihan; galian;
timbunan dan timbunan kembali.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
2) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-
xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
3) Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung harus memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain.

25 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,


Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton.
4) Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi bendung harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya
meliputi : pasangan batu kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu
kosong dan bronjong yang berfungsi sebagai rip-rap.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-5, Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong, Batu Dengan
Mortar, dan Adukan Semen.
5) Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan.
6) Pekerjaan Pintu
Pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-8, Pekerjaan Pintu.
5.4. Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain pada konstruksi bendung sebagi berikut :
1) Papan duga muka air
Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air bendung
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi dan pelaksanaan konstruksi papan duga muka air mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Asuransi
Pelaksanaan asuransi ditentukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
berlaku; misal DEPNAKER dan Jamsostek.
5.5. Pelaporan dan Photo Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.

26 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
iv. Daftar tenaga setempat
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
b) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
c) Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.

27 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titikk
dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Detail Kontrak
- Nama atau Lokasi
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau tanda
sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.

6. PENGENDALIAN BIAYA , MUTU DAN WAKTU (BMW)


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik
konstruksi bangunan bendung harus memuat :

6.1. Pengendalian Biaya


1) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas, yaitu
mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.

28 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya


menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada dan
penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
ii. pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya juga
lancar.
iii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
iv. pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
v. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
vi. pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
vii. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
viii. pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
2) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
a) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
b) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
c) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan, yang
kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek

29 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang


seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
3) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikanlangsung atas
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadiannegatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?
- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi
standar spesifikasi teknis dan kontrak?
- apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
- apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?
- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan
dan ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai
sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman
biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)

30 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang jatuh
tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini menjadi
batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil
pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk
kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
- melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
- melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordiantor pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
- melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional pelaksanaan
pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer pekerjaan kepada
perusahaan / direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi / revisi
terakhir) :
- realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana
yang diambil dari rap / cash flow.
- penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan
termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan perbaikannya
(preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya terhadap rencana
sampai bulan depan
- foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol

31 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

6.2. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
- pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
- pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
- nama pemeriksanaan,
- metode pemeriksaan
- frekuensi pemeriksaan
- spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
- toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa
aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran sesuai
dengan desain kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi anggaran
yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin keselamatan
dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud tersebut haruslah
dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan konstruksi, meliputi
pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu dapat dilakukan
sebagai berikut :
3) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
d) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
iii. memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
iv. mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan
yang telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan.
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan benda-
benda uji yang akan dikirim ke laboratorium
e) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
f) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:

32 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

iii. Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
iv. Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah
dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan :
- tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakandengan baik, maka pekerjaan harus
dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
- tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka
tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki
menurut cara baru
4) Penerapan standar/pedoman
d) Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
e) Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
f) Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
6.3. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional paelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.

33 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts – Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
b) Critical path metode atau network planning

8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
pekerjaan konstruksi bendung tetap harus memuat :
8.1. Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaaan konstruksi didasarkan pada jenis dari masing-masing
pekerjaan, meliputi :
1) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
2) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
3) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
4) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian – 4, Pekerjaan Beton
5) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong
6) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,

34 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,


Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
7) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain
8.2. Dasar Pembayaran
Dasar pembayaran dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi memuat ukuran volume, ukuran
manfaat, ukuran fungsional dan ukuran terpasang yang didasarkan pada gambar rencana
hasil kegiatan detail desain. Jika pekerjaan volume pekerjaan dalam pelaksanaan ternyata
melebihi dari hasil desain maka tidak dilakukan pembayaran dan jika kriteria pelaksanaan
tidak sesuai dengan hasil desain maka dianggap pekerjaan kurang sehingga perlu
pembongkaran. Dasar pembayaran untuk masing-masing jenis pekerjaan pelaksanaan
konstruksi sebagai berikut :
1) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
2) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan
pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
3) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
4) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Beton
5) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong
dan Bronjong
6) Pekerjaan Pemancangan

35 dari 36
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-
xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
7) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi bendung semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain.

Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

1. Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum


2. Jalan masuk dan jalan sementara Lump Sum
3. Gambar konstruksi dan gambar Lump Sum
purna laksana
4. Pekerjaan Tanah Pd T-xx-200x, Bagian–1
5. Pekerjaan Pengukuran dan Pd T-xx-200x, Bagian–2
Pemetaan
6. Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik Pd T-xx-200x, Bagian–3
7. Pekerjaan Beton Pd T-xx-200x, Bagian–4
8. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong Pd T-xx-200x, Bagian–5
dan Bronjong
9. Pekerjaan Pemancangan Pd T-xx-200x, Bagian–6
10. Pekerjaan Dewatering Pd T-xx-200x, Bagian–7

36 dari 36

Anda mungkin juga menyukai