Anda di halaman 1dari 14

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN KE-16

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari Pertemuan Ke-16 mengenai Pajak Penjualan Atas Barang


Mewah, mahasiswa mampu memahami konsep Pemungutan PPnBM

B. URAIAN MATERI

1. Karaterisitik PPn BM dan Dasar Pengenaanya.

Undang-undang PPN 1984 Pasal 5 meyatakan Karateristik PPn BM adalah


sebagi berikut :
a. “PPn BM tambahan pungutan disamping PPN
1) penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh pengusaha yang menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah
Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya; dan
2) impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.
b. Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan hanya 1 (satu) kali pada
waktu penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh
pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah”.

Dalam penjelasan Pasal 5 ayat 1 :

“Atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh produsen
atau atas impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, di samping
dikenai Pajak Pertambahan Nilai, dikenai juga Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dengan pertimbangan bahwa: Atas penyerahan Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah oleh produsen atau atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah, di samping dikenai Pajak Pertambahan Nilai, dikenai
juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan pertimbangan bahwa:

1) perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang


berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi;
2) perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah;

Perpajakan 2 193
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

3) perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional; dan


4) perlu untuk mengamankan penerimaan negara.

Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah:

1) barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;


2) barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
3) barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; dan/atau
4) barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status. Pengenaan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah atas impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah tidak memperhatikan siapa yang mengimpor Barang
Kena Pajak tersebut serta tidak memperhatikan apakah impor tersebut
dilakukan secara terus-menerus atau hanya sekali saja. Selain itu,
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terhadap suatu
penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tidak
memperhatikan apakah suatu bagian dari Barang Kena Pajak tersebut
telah dikenai atau tidak dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada
transaksi sebelumnya.

Yang termasuk dalam pengertian menghasilkan pada ayat ini adalah kegiatan:

1) merakit, yaitu menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang


menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti merakit mobil,
barang elektronik, dan perabot rumah tangga;
2) memasak, yaitu mengolah barang dengan cara memanaskan baik
dicampur bahan lain maupun tidak;
3) mencampur, yaitu mempersatukan dua atau lebih unsur (zat) untuk
menghasilkan satu atau lebih barang lain;
4) mengemas, yaitu menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda
untuk melindunginya dari kerusakan dan/atau untuk meningkatkan
pemasarannya; dan
5) membotolkan, yaitu memasukkan minuman atau benda cair ke dalam
botol yang ditutup menurut cara tertentu;

serta kegiatan lain yang dapat dipersamakan dengan kegiatan itu atau
menyuruh orang atau badan lain melakukan kegiatan tersebut”.

Perpajakan 2 194
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

penjelasan Pasal 5 ayat 2 :

Pengertian umum dari Pajak Masukan hanya berlaku pada Pajak


Pertambahan Nilai dan tidak dikenal pada Pajak Penjualan atas Barang
Mewah. Oleh karena itu, Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah
dibayar tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang terutang. Dengan demikian, prinsip pemungutannya hanya 1 (satu) kali
saja, yaitu pada waktu:

1) penyerahan oleh pabrikan atau produsen Barang Kena Pajak yang


tergolong mewah; atau
2) impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Penyerahan pada
tingkat berikutnya tidak lagi dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3)

2. Kriteria dan Tarif PPn BM

Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak yang tergolong mewah" adalah:

a. barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;


b. barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
c. barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi; dan/atau
d. barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status

Tertuang dalam pasal 8 UU PPN 1984 Tarif PPn BM adalah sebagai berikut :

a. Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah ditetapkan paling rendah 10%
(sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen).
b. Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif
0% (nol persen).
c. Ketentuan mengenai kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

Kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang berupa


kendaraan bermotor berdasarkan PMK Nomor 141/PMK./010/2021 adalah
sebagai berikut:

1) “Jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan


bermotor angkutan orang untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)

Perpajakan 2 195
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

orang termasuk pengemudi dengan kapasitas isi silinder sampai dengan


3.000 (tiga ribu) cc, yang dikenai PPnBM dengan tarif:
a) 15% (lima belas persen);
b) 20% (dua puluh persen);
c) 25% (dua puluh lima persen); atau
d) 40% (empat puluh persen),
2) Jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan
bermotor angkutan orang untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)
orang termasuk pengemudi dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3.000
(tiga ribu) cc sampai dengan 4.000 (empat ribu) cc, yang dikenai PPnBM
dengan tarif:
a) 40% (empat puluh persen);
b) 50% (lima puluh persen);
c) 60% (enam puluh persen); atau
d) 70% (tujuh puluh persen),
3) Jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan
bermotor kabin ganda dengan motor listrik yang seluruh penggerak
utamanya menggunakan listrik dari baterai atau media penyimpanan
energi listrik lainnya atau pembangkit listrik lain secara langsung baik di
kendaraan maupun di luar kendaraan, yang dikenai PPnBM dengan tarif
10%
4) Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor
Roda Empat Emisi Karbon Rendah Yang Dikenai Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah
a) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar
20% (dua puluh persen) dari Harga Jual
b) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar
40% (empat puluh persen) dari Harga Jual
c) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar
46~% (empat puluh enam dua per tiga persen) dari Harga Jual
d) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 53
~% (lima puluh tiga satu per tiga persen) dari Harga Jual
e) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 66;
2/3 (en.am puluh enam dua per tiga persen) dari Harga Jual
f) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar

Perpajakan 2 196
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

80% (delapan puluh persen) dari Harga Jual


g) 20% (dua puluh persen) merupakan kendaraan bermotor yang
termasuk program kendaraan bermotor yang menggunakan
teknologi full hybrid atau mild hybrid untuk kapasitas isi silinder lebih
dari 3.000 (tiga ribu) cc sampai dengan 4.000 (empat ribu) cc
h) 25% (dua puluh lima persen) merupakan kendaraan bermotor yang
termasuk program kendaraan bermotor yang menggunakan
teknologi full hybrid atau mild hybrid untuk kapasitas isi silinder lebih
dari 3.000 (tiga ribu) cc sampai dengan 4.000 (empat ribu) cc
i) 30% (tiga puluh persen) merupakan kendaraan bertnotor yang
termasuk program kendaraan bermotor yang menggunakan
teknologi full hybrid atau mild hybrid untuk kapasitas isi silinder lebih
dari 3.000 (tiga ribu) cc sampai dengan 4.000 (empat ribu) cc
j) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 0%
(nol persen) dari Harga Jual merupakan kendaraan bermotor yang
termasuk program kendaraan bermotor yang menggunakan
teknologi battery electric vehicles atau fuel cell electric vehicles.
k) 15% (lima belas persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar
33~% (tiga puluh tiga satu per tiga persen) dari Harga Jual 3
merupakan kendaraan bermotor yang termasuk program kendaraan
bermotor yang menggunakan teknologi plug-in hybrid electric
vehicles dengan konsumsi bahan bakar lebih dari 28 (dua puluh
delapan) kilometer per liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan
100 (seratus) gram per kilometer.

Kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah selain kendaraan


bermotor Diatur dalam PMK Nomor 35/PMK.010/2017 tentang Jenis
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor
yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah sebagai
berikut :

5) Tarif 20% :
Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,
kondominium, town house, dan sejenisnya:
a) Rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan harga jual
sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih.
b) Apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title, dan

Perpajakan 2 197
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp10.000.000.000,00


(sepuluh miliar rupiah) atau lebih
6) Tarif 40%
a) Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan,
pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak.
b) Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara: Peluru dan bagiannya, tidak termasuk peluru
senapan angin.

7) Tarif 50%
a) Kelompok pesawat udara selain yang tercantum dalam Lampiran II,
kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga:
Helikopter. Pesawat udara dan kendaraan udara lainnya, selain
helikopter.
b) Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara:
1) Senjata artileri
2) Revolver dan pistol
3) Senjata api (selain senjata artileri, revolver dan pistol) dan
peralatan semacam itu yang dioperasikan dengan penembakan
bahan peledak
8) Tarif 75%
Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau
angkutan umum:
a) Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu
terutama dirancang untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua
jenis, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.
b) Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum

3. Bukan Objek PPn BM

PPnBM tidak dikenakan atas impor atau penyerahan:


a. Kendaraan CKD;
b. Kendaraan Sasis;

c. Kendaraan Pengangkutan Barang;

Perpajakan 2 198
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

d. kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder sampai


dengan 250 (dua ratus lima puluh) cc; dan

e. kendaraan bermotor angkutan orang untuk pengangkutan 16 (enam belas)


orang atau lebih termasuk pengemudi.

f. PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:

1) kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan,


kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan
tahanan, dan Kendaraan Angkutan Umum;

2) kendaraan yang digunakan untuk tujuan protokoler kenegaraan;

3) kendaraan bermotor angkutan orang untuk 10 ( sepuluh) orang sampai


dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar
nyala kompresi berupa diesel atau semi diesel dengan semua kapasitas
isi silinder yang digunakan untuk kendaraan dinas Tentara Nasional
Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

4) kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli Tentara


Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara Repu blik
Indonesia.Kendaraan yang digunakan untuk tujuan protokoler
kenegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
semua Jems kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan
rombongan kepresidenan atau yang digunakan berkenaan dengan
penyambutan tamu kenegaraan, tidak termasuk kendaraan bermotor
yang digunakan oleh pejabat atau karyawan.

4. Perhitungan PPn BM

Contoh penghitungan PPN dan PPnBM atas penyerahan Kendaraan CBU. PT


Jaya mengimpor Kendaraan CBU dengan Nilai Impor Rp 300.000.000,00. PPN
impor dipungut dengan tarif 10% dan PPnBM 25%. Kendaraan bermotor
diserahkan kepada distributor yaitu PT Citra dengan keuntungan Rp
30.000.000,00. PT Citra menyerahkan kendaraan bermotor kepada showroom
"Intan" dengan keuntungan Rp 40.000.000,00. Showroom "Intan" menyerahkan
kendaran bermotor kepada konsumen dengan Penghitungan PPN dan PPnBM:

Perpajakan 2 199
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Importir "PT Jaya"

a. Impor CBU :
Nilai lmpor (DPP) : 300.000.000
PPN (11%) : 33.000.000 (Pajak Masukan)
PPnBM (25(%) : 75.000.000 (PPn BM impor dibayar)
Harga lmpor : 408.000.000 (termasuk PPn dan PPn BM)
b. Penyerahan
Harga Beli : 375.000.000 (Termasuk PPn BM yg telah dibayar)
Keuntungan : 30.000.000
DPP PPN : 408.000.000 (harga Jual)
PPN (11%) : 44.880.000 (Pajak Keluaran)
Harga Penjualan oleh lmportir : 482.880.000

Distributor "PT Citra"

a. Pernbelian
Harga Beli dari lrnportir : 408.000.000 (termasuk PPn BM)
PPN (11%) : 44.880.000 (Pajak masukan)
Harga Pembelian : 452.880.000
b. Penyerahan
Harga Beli KB dari lmportir : 408.000.000
Keuntungan : 40.000.000
DPP PPN : 448.000.000
PPN (11%) : 49.280.000
Harga Penjualan oleh Distributor : 497.280.000
c. Dealer atau Showroom "Intan"
Pembelian
Harga Beli dari Distributor : 448.000.000
PPN (11%) : 49.280.000
Harga Pembelian : 497.280.000
Penyerahan
Barga Beli dari Distributor : 448.000.000
Keuntungan : 50.000.000
DPP PPN : 498.000.000
PPN (10%) : 54.780.000
Harga Penjualan oleh Showroom : 552.780.000

Perpajakan 2 200
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

d. Contoh penghitungan PPN dan PPnBM atas penyerahan Kendaraan CKD


atau diproduksi di dalam Daerah Pabean.
PT Jaya mengimpor Kendaraan CKD dengan Nilai Impor Rp 200.000.000,00.
Setelah dirakit, kendaraan bermotor diserahkan kepada distributor yaitu PT
Citra dengan memungut PPnBM 20% dan keuntungan Rp20.000.000,00. PT
Citra menyerahkan kendaraan bermotor kepada showroom "Intan" dengan
keuntungan Rp 30.000.000,00. Showroom "Intan" menyerahkan kendaraan
bermotor kepada konsumen dengan keuntungan Rp 40.000.000, 00.
Penghitungan PPN dan PPnBM:
Importir Kendaraan CKD dan/atau Pabrikan "PT Jaya"
a. lmpor Kenclaraan CKD:
Nilai lmpor (DPP) : 200.000.000
PPnBM : (-) (tidak dikenakan PPnBM)
PPN (11%) : 22.000.000

Harga Impor : 222.000.000

b. Penyerahan setelah dirakit


Harga Beli atau Harga Pokok Produksi : 200.000.000
Keuntungan : 20.000.000
DPP (Harga Jual) : 220.000.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 24.200.000
PPnBM (20%) : 44.000.000
Harga Penjualan oleh lmportir : 288.200.000

Distributor PT Citra

a. Pembelian
Harga Beli dari lmportir (termasuk PPnBM) : 264.000.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 24.200.000
Harga Pembelian : 288.200.000
b. Penyerahan
Harga Beli dari Importir (termasuk PPN) : 264.000.000
Keuntungan : 30.000.000
DPP PPN (Harga Jual) : 294.000.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 32.340.000
Harga Penjualan oleh Distributor : 326.340.000

Perpajakan 2 201
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Dealer atau Showroom lntan

a. Pembelian
Harga Beli dari Distributor (Termasuk PPnBM) : 294.000.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 32.340.000
Harga Pembelian : 326.340.000
b. Penyerahan
Harga Beli dari distributor (termasuk PPnBM) : 294.000.000
Keuntungan : 40.000.000
DPP PPN (Harga Jual) : 334.000.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 36.740.000
Harga Penjualan oleh Showroom : 370.740.000

e. Contoh penghitungan PPN dan PPnBM atas penyerahan kendaraan bermotor


yang dihasilkan di dalam Daerah Pabean.
PT Jaya, produsen kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau,
memproduksi kendaraan bermotor dengan biaya produksi Rp 100.000.000,00.
Kendaraan bermotor diserahkan kepada Distributor yaitu PT Citra dengan nilai
penyerahan Rp 130.000.000,00. Kendaraan bermotor termasuk dalam
golongan tarif PPnBM 15%. PT Citra menyerahkan kendaraan bermotor
kepada showroom "Tanjung" dengan keuntungan Rp 20.000.000,00.
Selanjutnya, showroorn "Tanjung" menyerahkan kendaraan bermotor kepada
konsumen dengan keuntungan Rp 30.000.000,00. Penghitungan PPN dan
PPnBM terutang adalah:

Pabrikan PT Jaya

Biaya Produksi : 100.000.000

Penyerahan :

1) Harga Jual : 130.000.000


2) DPP PPN (harga jual) : 130.000.000
3) DPP PPnBM (20% x harga jual) : 26.000.000
4) PPN (11%) : 14.300.000
5) PPnBM (15%) yang dipungut : 3.900.000
6) Harga Penjualan oleh Pabrikan : 148.200.000

Perpajakan 2 202
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Distributor PT Citra

1) Pembelian
Harga Beli dari Pabrikan : 133.900.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 14.300.000
Harga Pembelian : 148.200.000
2) Penyerahan
Harga Beli dari Pabrikan : 133.900.000
Keuntungan : 20.000.000
DPP PPN : 153.900.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 16.929.000
Harga Penjualan oleh Distributor : 170.829.000

Dealer atau Showroom Tanjung

1) Pembelian
Harga Beli dari Distributor : 153.900.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 16.292.000
Harga Pembelian : 170.829.000
2) Penyerahan
Harga Beli dari Distributor : 153.000.000
Keuntungan : 30.000.000
DPP PPN : 183.900.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 20.299.000
Harga Penjualan oleh Dealer : 204.129.000

f. Contoh penghitungan PPN dan PPnBM atas penyerahan kendaraan bermotor


yang berasal dari sasis
PT Jaya menyerahkan sasis kendaraan bermotor kepada PT Tanjung seharga
Rp 1 00.000.000 (tidak termasuk PPN). PT Tanjung meminta PT Larastika
mengubah sasis tersebut menjadi kendaraan bermotor dengan biaya jasa
karoseri sebesar Rp 20.000.000,00. PPnBM terutang dan dipungut oleh PT
Tanjung saat penyerahan kepada pembeli Bapak Rizky dengan tarif 20%.
Penghitungan dan pelaporan PPN dan PPnBM oleh PT Tanjung adalah
sebagai berikut :

Perpajakan 2 203
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Biaya Produksi
1) Harga Beli Sasis : 100.000.000
2) PPN (Pajak Masukan) : 11.000.000
3) Biaya Jasa Karoseri : 20.000.000
4) PPN Pajak Masukan : 2.200.000
5) Biaya Produksi : 120.000.000

Penyerahan :

1) Biaya Produksi : 120.000.000


2) Keuntungan : 30.000.000
3) DPP : 150.000.000
4) PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 16.500.000
5) PPnBM (20%) : 30.000.000
6) Harga Jual : 196.500.000

Atas pembelian kendaraan bermotor dengan sistem on the road (langsung


atas nama pembeli), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), retribusi
untuk Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), dan Buku Pemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) tidak merupakan unsur Harga Jual yang menjadi
Dasar Pengenaan Pajak sepanjang BBNKB serta retribusi untuk STNK dan
BPKB tersebut tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak.
g. Contoh Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai Dan/Atau Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah Atas Impor Atau Penyerahan Kendaraan Bermotor
Kepada Pihak Yang Memiliki Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah
lmportir PT Jaya
Saat Impor
Nilai Impor (DPP) : 200.000.000
PPnBM (15%) (Dibebaskan) : 0,00
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 22.000.000
Harga Impor : 222.000.000
Penjelasan :
Importir telah memiliki SKB PPnBM sebelum dilakukannya impor maka
dibebaskan PPnBM atas impor kenclaraan bermotor yang tergolong mewah.

Perpajakan 2 204
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Distributor PT Citra

1) Pembelian
Harga Beli KB dari Pabrikan (termasuk PPnBM) : 230.000.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 22.000.000
Harga Pembelian : 252.000.000
2) Penyerahan
Harga Beli KB dari Pabrikan (termasuk PPnBM) : 230.000.000
Keuntungan : 30.000.000
DPP PPN (Harga Jual) : 260.000.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 28.600.000
Harga Penjualan oleh Distributor : 288.600.000

Dealer atau Showroom "lntan", dalam hal kendaraan bermotor diserahkan


kepada pihak yang memiliki SKB PPnBM :

1) Pembelian
Harga Beli KB dari Distributor (termasuk PPnBM) : 260.000.000
PPN (11%) (Pajak Masukan) : 28.600.000
Harga Pembelian : 288.600.000
2) Penyerahan
Harga Beli KB dari Distributor : 260.000.000
Keuntungan : 50.000.000
Dikurangi PPnBM yang
dibebaskan dengan SKB : ( 30.000.000)
DPP PPN (Tidak termasuk PPnBM) : 280.000.000
PPN (11%) (Pajak Keluaran) : 30.800.000
Harga Penjualan oleh Showroom : 310.800.000

Penjelasan:
Harga Beli pada angka 3) huruf b adalah sebesar Rp 260.000.000
termasuk PPnBM yang telah dipungut sebesar Rp 30.000.000 (angka 1).
Untuk penghitungan Dasar Pengenaan Pajak PPN atas penyerahan
kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPnBM, nilai
PPnBM sebesar Rp 30.000.000 dikurangkan dari Harga Jual. Setelah
memperhitungkan keuntungan, Dasar Pengenaan Pajak PPN menjadi Rp
280.000.00.

Perpajakan 2 205
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

C. LATIHAN SOAL

1. Apa yang anda ketahui tentang Karakteristik PPnBM ?


2. PT Sinar menyerahkan sasis kendaraan bermotor kepada PT Baru seharga Rp
200.000.000 (tidak termasuk PPN). PT Baru meminta PT Lea mengubah sasis
tersebut menjadi kendaraan bermotor dengan biaya jasa karoseri sebesar Rp
20.000.000. PPnBM terutang dan dipungut oleh PT Tanjung saat penyerahan
kepada pembeli Bapak Madun dengan tarif 20%. Diminta hitungan PPN dan
PPnBM oleh PT Tanjung

D. DAFTAR PUSTAKA

Untung Sukardji. (2010). Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, Jakarta :


PT. Raja Grafindo Persada.

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Sekertariat Negara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2021. Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang


Harmonisasi Perpajakan. Sekertariat Negara. Jakarta

Heri Purwono. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:


Airlangga.

Perpajakan 2 206

Anda mungkin juga menyukai