Anda di halaman 1dari 5

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

(Fitri Chairunnisa, Indra Purnama Sakti, Nur


Azizah) Program studi Pendidikan Matematika
Mata kuliah Filsafat Pendidikan
Universitas Bengkulu
azizameii25@gmail.com

A. Apa itu Pengetahuan?

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Salam (dalam Universitas Ma Chung Program Studi Sistem


Informasi, 2018) pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada: kenal, sadar,
insaf, mengerti dan pandai. Dalam pendapat lain yang disampaikan oleh
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimilikinya (mata, hindung, telinga, mulut, dan lain sebagainya).

Kemudian, pengetahuan berarti suatu informasi atau maklumat yang


diketahui oleh sesorang, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip, dan prosedur. Dalam pengertian lainnya, pengetahuan
merupakan berbagai macam gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi makanan yang baru, ia akan mengetahui tentang bentuk, rasa, dan
aroma makanan tersebut.

Jadi, pengetahuan dapat dikatakan sebagai suatu informasi yang


telah diperoleh seseorang melalui pengelihatan, pendengaran, peraba,
perasa dan penciuman. Sehingga orang tersebut memiliki pamahaman atau
mengerti tentang informasi tersebut dan informasi tersebut dapat melekat di
benak seseorang.

2. Dasar dasar pengetahuan

Menurut Syampadzi Nurroh (dalam Filsafat Ilmu, 2017) secara prinsip


dasar pengetahuan dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan. Berikut ini
mengenai klasifikasi dasar-dasar pengetahuan yang menjadi landasan saat
ini.
a. Penalaran
Penalaran adalah berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir
tertentu. Dengan penalaran inilah manusia mampumengembangkan
pengetahuannya dengan cepat dan mantap. Disamping itu manusia juga
mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan
jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut

b. Hakikat Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri: proses berpikir logis atau dan
analitis.Penalaran juga merupakan suatu proses berfikir dalam menarik
kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan.

c. Logika
Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih
(Valid). Logika berguna dalam proses penenarikan kesimpulan. Logika
dibagi menjadi logika induktif dan logika deduktif

d. Sumber Pengetahuan
Pada dasarnya ada dua cara untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar yaitu mendasarkan diri pada rasio atau disebut rasionalisme dan
mendasarkan diri pada pengalaman atau empirisme, namun terdapat
cara lain yaitu intusi (pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses
penalaran tertentu) dan wahyu merupakan pengetahuan yang
disampaikan oleh tuhan kepada manusia lewat perantara nabi-nabi yang
diutusnya)

B. Apa itu penalaran ?

1. Pengertian Penalaran

penalaran adalah suatu konsep yang paling umum menunjuk pada


salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai
pernyataan baru dari beberapa pernyataan sebelumnya yang telah diketahui
Bakry (1986) . Sementara itu Suriasumantri (2001) mengemukakan secara
singkat bahwa penalaran adalah suatu aktifitas berpikir dalam pengambilan
suatu simpulan yang berupa pegetahuan. Selain itu, penalaran merupakan
suatu proses berpikir dengan menghubungkan bukti, fakta, petunjuk atau
eviden, menuju kepada suatu kesimpulan Keraf (1985).

Jadi, penalaran merupakan suatu konsep yang menunjuk pada


proses berfikir yang menghubungkan bukti, fakta, dan petunjuk agar sampai
pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan
lain yang telah diketahui. Secara umum Penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk mengbungkan fakta-fakta atau data-data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain,
Penalaran berarti sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan
yang logis.

2. Prinsip Penalaran
Prinsip-prinsip penalaran atau aksioma penalaran merupakan dasar
semua penalaran yang terdiri atas tiga prinsip. Adapun, prinsip dasar dapat
didefinisikan bahwa suatu pernyataan mengandung kebenaran universal
yang kebenarannya itu sudah terbukti dengan sendirinya. Ketiga prinsip
penalaran yang dimaksudkan adalah (a) prinsip identitas/ identity; (b) prinsip
nonkontradiksi/ non-contradiction; dan (c) prinsip eksklusi tertii/ excluded
middle (Kristiawan, 2016:57).

a. Prinsip Identitas
Prinsip identitas dalam bahasa latin disebut principium identitatis (law
of identity), merupakan dasar penalaran yang sifatnya langsung dan
jelas tanpa membutuhkan pembuktian. Prinsip identitas berbunyi :
"Sesuatu hal adalah sama dengan halnya itu sendiri." Atau dengan kata
lain bahwa sesuatu benda adalah benda itu sendiri, tidak mungkin yang
lain.

b. Prinsip Non Kontradiksi


Kontradiksi menurut KBBI merupakan pertentangan antara dua hal
yang sangat bertentangan. Prinsip non kontradiksi mengatakan bahwa
"Sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada
waktu yang bersamaan." Atau dengan kata lain sesuatu pernyataan tidak
mungkin mempunyai nilai benar dan tidak benar pada saat yang sama.
Yang dimaksudkan dengan prinsip ini adalah bahwa dua sifat yang
berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin ada pada suatu benda
dalam waktu dan tempat yang sama.

c. Prinsip Eksklusi Tertii


Prinsip eksklusi tertii dalam bahsa latin disebut principium exclusi
tertii (law of excluded middle), yaitu prinsip penyisihan jalan tengah atau
prinsip tidak adanya kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah.
Arti dari prinsip ini adalah bahwa dua sifat yang berlawanan penuh,
secara mutlak, tidak mungkin kedua-duanya dimiliki oleh satu benda,
hanya salah satu yang dimilikinya.
C. Apa itu Logika?

Kristiawan, 2016 menyatakan bahwa logika merupakan cabang filsafat yang


bersifat praktis berpangkal pada penalaran atau asas berfikir yang lurus, dan
sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Definisi lain logika
adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran
yang sahih (valid). Sementara menurut Aristoteles Logika yaitu ajaran tentang
berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran dan hukum yang
menguasai pikiran.

1. Dasar-dasar Logika
Dasar penalaran dalam logika dibedakan menjadi dua,
yaitu deduktif dan induktif. Penalaran deduktif adalah penalaran yang
membangun argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran
dari kesimpulan merupakan konsekuensi logis dari premisnya. Argumen
deduktif dinyatakan valid atau tidak, bukan benar atau salah. Sebuah
argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya adalah
konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif misalnya,
Setiap mamalia bernafas dengan paru-paru. Penalaran induktif
adalah penalaran yang berasal dari serangkaian fakta khusus untuk
mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif misalnya, Kuda
Sumba memiliki sebuah jantung dan Kuda Australia memiliki sebuah jantung.

2. Tempat Logika dalam Peta Ilmu Pengetahuan

Menurut Aristoteles(dalam Kristiawan, Filsafat pendidikan, 2016)


membagi ilmu pengetahuan logika ke dalam tiga kelas atau tiga kelompok
sebagai berikut, (a) Filsafat Spekulatif , bersifat objektif dan bertujuan
pengetahuan demi pengetahuan. Kelompok ini terdiri dari atas fisika,
biopsikologi, metafisila, dan teologia (b)Filsafat Praktika, yang berpedoman
bagi tingkah laku manusia. Kelompok ini terdiri dari etika dan politik(c)
Filsafat Produktif, yang membimbing manusia menjadi produktif melalui
ketrampilan khusus. Kelompok ini terdiri dari kritik sastra, retrotika, dan juga
estetika.

3. Kegunaan logika

Logika sangat berguna dalam kehidupan. Karena melalui logika kita


dapat (a) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren (b)
Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
Dasar-Dasar Pengetahuan (Penalaran Dan Logika) (c) Menambah kecerdasan
dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri (d)
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpikir, kekeliruan, serta kesesatan (Kristiawan, 2016)

DAFTAR PUSTAKA

http://generasi-intelektual.blogspot.com/2015/10/pengertian-penalaran-
secara- umum-dan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan

https://materibelajar.co.id/logika/

Kristiawan,Muhammad (2016). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Valia Pustaka

Nurroh,Syampadzi. (2017). Filsafat Ilmu. Yogyakarta

Universitas Ma Chung Program Studi Sistem Informasi. (2018). Studi kasus system
berbasis pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai