SL 9
SL 9
Tutorial 6
Hafizh Akbar Defan 2113101010062
Deskripsi Lesi
Klasifikasi Lesi
Tipe lesi
: Sekunder
: Ulcer
Kasus 3
Bentuk Lesi : Irregular,
Ovoid
Warna Lesi : Putih yang
dikelilingi
kemerahan
Ukuran Lesi : <1 cm
Batas : Tegas
Tepi lesi : Irregular
Lokasi : Labial atas
Jumlah lesi : Multiple
drg. Liza Meutia Sari, Sp. PM, drg Yuli Fatzia Ossa, Sp. PM, and drg. Sri Rezeki, Sp. PM. Penyakit dan Kelainan Jaringan Lunak Mulut. USK Press
1
12/5/2023
Differential Diagnosis
Diagnosis Keterangan Erythema Multiforme Oral Lichen Acute Herpetic herpes labialis
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) Planus Gingivostomatitis rekuren
● SAR adalah suatu kondisi inflamasi umum yang ditandai (primary herpes)
dengan ulkus bulat/oval, single/multiple, berulang,
nyeri, dengan tepi berbatas dan dasar ulkus bewarna Definisi Efek Reaksi hipersensitivitas adalah kelainan adalah pola gejala penyakit infeksi
kuning atau abu abu dikelilingi oleh lingkaran mukokutan menjadi salah satu ulser mukokutaneus kronis infeksi HSV primer virus rekuren
eritematosa (haloeritema). oral yang berulang dan juga pada epitel skuamosa
yang paling umum,
berlapis pada bibir akibat
● Penyebab pastinya belum diketahui, namun banyak memproduksuksi lesi lepuh dan lebih dari 90%
faktor yang terlibat termasuk perubahan hormonal, kasus disebabkan reaktivasi herpes
trauma, obat-obatan, hipersensivitas makanan, oleh HSV-1. simplex virus tipe
defisiensi nutrisi, stress, dan penggunaan tembakau. 1atau 2
● Ada 3 tipe klinis utama recurrent aphthous stomatitis,
yaitu minor, mayor, dan hepertiform. Gambaran - Bibiir bengkak, berkerang, dan
berdarah
● Pada kasus adalah tipe hepertiform dikarenakan pada Klinis
- Erosi/ulcer tidak beraturan
temuan klinis tampak lesi muncul secara berkelompok, - Pada mulut: di mukosa bukal,
berukuran kecil dgn diameter 1-3mm, mirip dengan labial,dan lidah
infeksi herpes simplex virus primer, sehingga disebut - lesi merah: kulit, oral, hidung, dan
hepertiform. genital, awal timbul menyebar di
lengan, tangan, dan kaki
S.R Prabhu. 2022. Handbook Of Oral Pathology and Oral Medicine. Willey Blackwell. 1st Ed. Page 266
Neville, Damm, Allen, Chi. Oral and Maxillofacial Pathology. Elsevier. 4th Edition. 2016. Page: 306 - ukuran yang bervariasi
Glick, Michael, Martin S. G., Petter B. L, Stephen J. C. .2021. Burket’s Oral Medicine Thirteenth Edition. Wiley Blackwell. Page 55
Penatalaksanaan
Glick, Michael, Martin S. G., Petter B. L, Stephen J. C. .2021. Burket’s Oral Medicine Thirteenth Edition. Wiley Blackwell. Page 55
2
12/5/2023
Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 268
Glick, M; Greenberg, MS; Lockhart, PB and Challacombe, SJ. Burkerts Oral Medicine. 13th Edition.
USA: Wiley Blackwell. 2021. Page 59-60
Diagnosis Kerja
Pemeriksaan Penunjang
Pemfigus vulgaris adalah bentuk pemfigus yang
paling parah, dan biasanya berlangsung kronis,
● Biopsi kedua untuk imunofluoresensi langsung (DIF) harus dilakukan menyebabkan lepuh dan keropeng pada kulit dan
setiap kali PV termasuk dalam diagnosis banding.
juga lecet, erosi dan bisul pada mukosa:
● Penelitian ini paling baik dilakukan pada spesimen biopsi yang diambil dari
* mulut
mukosa atau kulit perilesional yang tampak normal secara klinis, dan
ditempatkan dalam media transpor Michel. * faring
● Pada kasus PV, teknik ini akan mendeteksi IgG yang terikat pada * laring
permukaan keratinosit * esofagus
● Biopsi ini membedakan PV dari penyakit imunobulosa subepidermal * rektum
* hidung
*konjungtiva
* Wilayah anogenital.
Glick, M; Greenberg, MS; Lockhart, PB and Challacombe, SJ. Burkerts Oral Medicine. 13th Edition.
USA: Wiley Blackwell. 2021. Page 59-60 Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 282
3
12/5/2023
Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 282 Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 57.
Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 335. Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 57.
4
12/5/2023
4. PARANEOPLASTIC PEMPHIGUS
Diagnosis banding 4. PARANEOPLASTIC PEMPHIGUS
Diagnosis banding
(manifestasi oral) (manifestasi oral)
- Gejala klinis
Penyakit inflamasi mukosa oral atau - Ulserasi (penuh pada mukosa oral) atau stomatitis berat,
multipel organ, dengan lesi berupa bentuk bermacam-macam, disertai lesi kulit dan keterlibatan
vesikulobulosa / lepuhan, sangat sakit,
disebabkan oleh autoimun, yang fatal, paru.
terkait dengan keganasan.
- Kadang ditemukan krusta hemoragik pada bibir, flaccid
Anamnesis : blisters, sampai erupsi lichenoid yang luas.
Terdapat sariawan yang luas dan sakit,
mengganggu fungsi mulut dan - Malignansi yang sering menyertai seperti: Limfoma Hodgkins
pengunyahan, memiliki riwayat
dan non Hodgkins, leukemia, Karsinoma, Thymoma, Sarkoma,
keganasan.
dan chronic limphocytic lymphoma, Castelman’s disease (pada
anak dan remaja).
Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 245
Indonesia. hal 245.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Sebelum diperkenalkannya kortikosteroid, pemfigus vulgaris biasanya berakibat
Terapi sistemik, seringkali dengan kortikosteroid (misalnya prednisolon minimal 60
fatal terutama akibat dehidrasi atau infeksi sistemik sekunder. Pemfigus vulgaris
mg/hari) sangat penting, kecuali jika hanya terdapat lesi oral lokal, maka
masih merupakan kelainan yang mengancam jiwa, meskipun pengobatan saat ini,
kortikosteroid topikal atau kortikosteroid intralesi mungkin cukup untuk sementara
yang sebagian besar didasarkan pada imunosupresan sistemik, telah secara
waktu. Setelah terkendali, dosis prednisolon dapat dikurangi atau ditambahkan
signifikan mengurangi angka kematian hingga sekitar 10%. Oleh karena itu,
obat tambahan.
keterlibatan dokter dan informasi pasien sangatlah penting.
Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270 Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270
Penatalaksanaan
Hal ini memungkinkan untuk menginduksi remisi lengkap dan tahan lama pada “It Always Seems Impossible Until It is Done,
sebagian besar pasien, sehingga terapi sistemik dapat dihentikan dengan aman Don’t give up the holiday is in this month”
tanpa peningkatan aktivitas penyakit. Proporsi pasien yang dapat mencapai hal ini
terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan terapi dapat dihentikan pada
sekitar 75% pasien setelah 10 tahun. Lesi pada mulut bersifat persisten, dan —Tutorial 6
seringkali membandel bahkan ketika lesi pada kulit dapat dikontrol dengan
pengobatan.
Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270
5
12/5/2023
THANKYOU