Anda di halaman 1dari 6

12/5/2023

Tutorial 6
Hafizh Akbar Defan 2113101010062

Allief Mahezha Erziel 2113101010060

PENYAKIT JARINGAN LUNAK Dynda Rauzatunnysa 2113101010002

Miftahul Jannah 2113101010036


MULUT ULSERASI
Ade Husna 2113101010055
VESIKULOBULOSA NON INFEKSI Alfa Marzatillah 2113101010005

Tutorial 6 Syarifah Salsabila 2113101010034


drg. Sarinah Rambe, Sp.PM
Laura Maulida 2113101010059

Cut Renaya Akira Kesya 2113101010048

Deskripsi Lesi

01 recurrent aphthous stomatitis

Klasifikasi Lesi
Tipe lesi
: Sekunder
: Ulcer

Kasus 3
Bentuk Lesi : Irregular,
Ovoid
Warna Lesi : Putih yang
dikelilingi
kemerahan
Ukuran Lesi : <1 cm
Batas : Tegas
Tepi lesi : Irregular
Lokasi : Labial atas
Jumlah lesi : Multiple

Anamnesis spesifik PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Kapan pasien menyadari luka tersebut muncul?
2. Dimana pertama kali luka nya muncul?
3. Apakah luka muncul hanya muncul di satu tempat?
4. Sudah berapa lama luka tersebut berada di rongga mulut? No laboratory procedure provides definitive diagnosis
5. Bagaimana rasa sakit yang dialami pasien?
6. Apakah pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan?
7. Apakah pasien sudah pernah menjalani pengobatan sebelumnya?
8. Apakah luka terjadi setelah pasien mengkonsumsi sesuatu?
9. Apakah ketika mengkonsumsi makanan pedas membuat nyeri?
10. Apakah luka yg terjadi dapat sembuh sendiri atau tanpa perawatan?

drg. Liza Meutia Sari, Sp. PM, drg Yuli Fatzia Ossa, Sp. PM, and drg. Sri Rezeki, Sp. PM. Penyakit dan Kelainan Jaringan Lunak Mulut. USK Press

1
12/5/2023

Differential Diagnosis
Diagnosis Keterangan Erythema Multiforme Oral Lichen Acute Herpetic herpes labialis
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) Planus Gingivostomatitis rekuren
● SAR adalah suatu kondisi inflamasi umum yang ditandai (primary herpes)
dengan ulkus bulat/oval, single/multiple, berulang,
nyeri, dengan tepi berbatas dan dasar ulkus bewarna Definisi Efek Reaksi hipersensitivitas adalah kelainan adalah pola gejala penyakit infeksi
kuning atau abu abu dikelilingi oleh lingkaran mukokutan menjadi salah satu ulser mukokutaneus kronis infeksi HSV primer virus rekuren
eritematosa (haloeritema). oral yang berulang dan juga pada epitel skuamosa
yang paling umum,
berlapis pada bibir akibat
● Penyebab pastinya belum diketahui, namun banyak memproduksuksi lesi lepuh dan lebih dari 90%
faktor yang terlibat termasuk perubahan hormonal, kasus disebabkan reaktivasi herpes
trauma, obat-obatan, hipersensivitas makanan, oleh HSV-1. simplex virus tipe
defisiensi nutrisi, stress, dan penggunaan tembakau. 1atau 2
● Ada 3 tipe klinis utama recurrent aphthous stomatitis,
yaitu minor, mayor, dan hepertiform. Gambaran - Bibiir bengkak, berkerang, dan
berdarah
● Pada kasus adalah tipe hepertiform dikarenakan pada Klinis
- Erosi/ulcer tidak beraturan
temuan klinis tampak lesi muncul secara berkelompok, - Pada mulut: di mukosa bukal,
berukuran kecil dgn diameter 1-3mm, mirip dengan labial,dan lidah
infeksi herpes simplex virus primer, sehingga disebut - lesi merah: kulit, oral, hidung, dan
hepertiform. genital, awal timbul menyebar di
lengan, tangan, dan kaki
S.R Prabhu. 2022. Handbook Of Oral Pathology and Oral Medicine. Willey Blackwell. 1st Ed. Page 266
Neville, Damm, Allen, Chi. Oral and Maxillofacial Pathology. Elsevier. 4th Edition. 2016. Page: 306 - ukuran yang bervariasi

Differential Diagnosis Penatalaksanaan


Tanda dan Gejala - Dapat menyerang orang lesi putih seperti jaring Biasanya usia antara 6 - terasa gatal atau
dewasa, umumnya wanita atau jaringan gusi bulan dan 5 tahun, terbakar
(20-40 thn) berwarna merah sebelum timbul Penatalaksanaan disesuaikan dengan tingkat keparahan
Di ikuti limfadenopati, area eritema
- Terasa sakit cerah.
menggigil, demam, mual, - mudah pecah
- Dapat terjadi secara
berulang dalam beberapa
anoreksia, mudah iritasi, membentuk ulser - Kasus ringan (dua or 3 esi kecil)
→ bulan
dan luka pada mulut.
Manifestasinya bervariasi
yang ireguler dan
ditutupi krusta Protector emolient like “OrabaseTM”, dapat diberikan pereda nyeri dengan
- Dapat sembuh sendiri dari ringan hingga sangat kekuningan anastesi topikal: benzocain atau lidokain
melemahkan.
- Kasus parah
Steroid topikal: flucocinide, betametason, atau clobetasol yang dioleskan
Etiologi - 90% infeksi herpes simplex autoimun yang umum terjadi pada etiologinya adalah langsung pada lesi 2- 3 kali/hari setelah makan dan sebelum tidur
- Obat-obatan, dimediasi oleh sel T usia muda dan pd herpes simpleks tipe 1
immunosuppression (penicillins yang menargetkan individu dengan sosial dan 2. predisposisinya
Dapat mix orabase before apply.
- Infeksi HIV sel epitel, terutama ekonomi rendah. sinar matahari, Lesi besar: berikan obat steroid topikal pada kasa, tempatkan pada lesi 15-
- Radioterapi dan kemoterapi di lapisan basal. infeksi dimulai dengan kebiasaan merokok,
30 menit.
kontak langsung saliva trauma mekanis,
atau cairan tubuh stress psikologis, - klorheksadin atau tetrasiklin topikal seperti doksisiklin, digunakan sebagai
melalui mukosa/kulit menstruasi, dan
obat kumur atau dioleskan langsung ke lesi.
luka. imunokompromis.

Glick, Michael, Martin S. G., Petter B. L, Stephen J. C. .2021. Burket’s Oral Medicine Thirteenth Edition. Wiley Blackwell. Page 55

Penatalaksanaan

Terapi topikal tidak membaik Lets to considered terapi sistemik

- Untuk mengurangi jumlah ulkus pada kasus-kasus SAR mayor:


colchicine, pentoxifylline, dapson, steroid sistemik jangka pendek, dan
02
Kasus 4
thalidomide.
a. Pentoxifyline: 400 mg 3 kali/hari
B. Colchicine: 1-1,2 mg, dan dilanjutkan 0,5-0,6 mh 1 jam setelahnya.
- Masing-masing obat ini mempunyai potensi efek samping, terkhusus obat
thalidomide yang memiliki sifat anti-inflamasi dan imunomodulator yang
signifikan dapat menimbulkan cacat lahir parah, neuropati perifer, keluhan
gastrointestinal, kantuk, hingga bahkan mengancam jiwa.

Glick, Michael, Martin S. G., Petter B. L, Stephen J. C. .2021. Burket’s Oral Medicine Thirteenth Edition. Wiley Blackwell. Page 55

2
12/5/2023

Deskripsi Lesi Deskripsi Lesi

Pemphigus Vulgaris Pemphigus Vulgaris

Klasifikasi Lesi : Sekunder Klasifikasi Lesi : Primer


Tipe lesi : Erosi Tipe lesi : Vesikel
Bentuk Lesi : Irregular, Bentuk Lesi : Irregular
striae Warna Lesi : Putih
Warna Lesi : Merah yang kekuningan
dikelilingi Ukuran Lesi : 3 mm x 2 mm
keputihan Batas : Tegas
Ukuran Lesi : 1 cm x 3 mm Tepi lesi : Irregular
Batas : Tegas Lokasi : Mukosa bukal
Tepi lesi : Irregular dextra
Lokasi : Mukosa bukal Jumlah lesi : Multiple
dextra Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270 Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270
Jumlah lesi : Multiple

Anamnesis Spesifik Pemeriksaan Penunjang


1. Kapan pasien menyadari luka tersebut muncul?
2. Dimana pertama kali luka nya muncul? 1. Biopsi
3. Sudah berapa lama luka tersebut berada di rongga mulut? ● PV didiagnosis melalui biopsi dan dapat diambil dari mukosa mulut atau kulit.
● Dua sampel diambil, satu untuk histologi dan yang kedua untuk
4. Bagaimana rasa sakit yang dialami pasien?
imunofluoresensi langsung (DIF).
5. Apakah pasien sedang mengonsumsi obat-obatan? ● Pada penyakit kulit atau mulut yang melepuh, sampel yang ideal adalah
6. Apakah pasien sudah pernah menjalani pengobatan sebelumnya? vesikel utuh baru yang berumur kurang dari 24 jam untuk pemeriksaan
histopatologi.
7. Apakah pasien sering merasa lemas?
● Namun, karena lepuh utuh jarang terlihat, spesimen biopsi harus diambil dari
8. Apakah pasien sering terkena paparan sinar radiasi? tepi lesi yang semakin maju, dimana area dengan karakteristik akantolisis
9. Apakah ada hal yang meringankan nyeri pada luka tersebut? suprabasilar dapat diamati oleh ahli patologi.
10. Apakah luka tersebut juga terdapat di anggota tubuh lainnya? ● Spesimen yang diambil dari bagian tengah daerah yang gundul/datar
● Pemisahan sel, yang disebut akantolisis, terjadi di lapisan bawah stratum
spinosum

Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 268
Glick, M; Greenberg, MS; Lockhart, PB and Challacombe, SJ. Burkerts Oral Medicine. 13th Edition.
USA: Wiley Blackwell. 2021. Page 59-60

Diagnosis Kerja
Pemeriksaan Penunjang
Pemfigus vulgaris adalah bentuk pemfigus yang
paling parah, dan biasanya berlangsung kronis,
● Biopsi kedua untuk imunofluoresensi langsung (DIF) harus dilakukan menyebabkan lepuh dan keropeng pada kulit dan
setiap kali PV termasuk dalam diagnosis banding.
juga lecet, erosi dan bisul pada mukosa:
● Penelitian ini paling baik dilakukan pada spesimen biopsi yang diambil dari
* mulut
mukosa atau kulit perilesional yang tampak normal secara klinis, dan
ditempatkan dalam media transpor Michel. * faring
● Pada kasus PV, teknik ini akan mendeteksi IgG yang terikat pada * laring
permukaan keratinosit * esofagus
● Biopsi ini membedakan PV dari penyakit imunobulosa subepidermal * rektum
* hidung
*konjungtiva
* Wilayah anogenital.

Glick, M; Greenberg, MS; Lockhart, PB and Challacombe, SJ. Burkerts Oral Medicine. 13th Edition.
USA: Wiley Blackwell. 2021. Page 59-60 Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 282

3
12/5/2023

Diagnosis Kerja Diagnosis banding


Pemfigus vulgaris sering kali dimulai dengan pembentukan lepuh (bula) yang terjadi di mulut dan kulit kepala.
Lepuhnya lembut dan mudah pecah.
1. Erythema multiforme
Lesi mulut pada pemfigus vulgaris:
Keluhan utama Erythema multiforme (EM):
● adalah hal yang umum - Luka pada mulut dan bibir disertai perdarahan yang sifatnya akut.
● mungkin merupakan manifestasi awal
- Ada riwayat pemakaian obat-obatan baru yang belum pernah dikonsumsi
● mungkin merupakan satu-satunya manifestasi untuk waktu yang cukup lama
● berbentuk vesikulobulosa, tetapi mudah pecah, bula baru berkembang seiring bula lama yang pecah dan Gejala Prodromal: malaise, demam, myalgia, sakit tenggorokan
mengalami ulserasi
● Bentuk erosi yang tidak beraturan dan awalnya berwarna merah dengan sekeliling berwarna keputihan
namun kemudian berwarna kekuningan sebagai bentuk pengelupasan
● Terlihat terutama pada:
○ Palatum mol dan palatum durum posterior
○ mukosa bukal
○ bibir
○ gingiva, dimana lesi biasanya terdiri dari gingivitis deskuamatif atau erosif yang
parah; terlihat lipatan jaringan yang terkelupas dengan erosi merah atau lubang
ulseratif yang dalam.

Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 282 Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 57.

2. MUCOUS MEMBRANE PEMPHIGOID


Diagnosis banding Diagnosis banding
1. Erythema multiforme
Suatu penyakit autoimun subepitel kronis terutama menyerang membran mukosa, yang Intra oral:
ditandai dengan bula, ulserasi pada mukosa rongga mulut dan atrofi atau jaringan parut - Area erosif/ulserasi ireguler, mudah berdarah, terdapat pada seluruh
pada beberapa organ. mukosa mulut,
- lokasi predominan: mukosa labial, lingual dan bukal,
Adanya keluhan berupa benjolan berisi air, mudah pecah saat makan atau berbicara - bilateral/simetris.
sehingga menyebabkan luka pada rongga mulut. Ada gangguan penglihatan dan kadang ada - Jarang pada dasar mulut, palatum dan gingiva.
keterlibatan di genital.
Ekstra oral:
- Bibir: erosi meluas, oedema, disertai perdarahan
spontan, krusta merah kehitaman, mudah berdarah
- Kulit :
1. Lesi muncul cepat (dalam 24 jam dan berkembang penuh dalam 72 jam,
bertahan selama >= minggu.
2. Lesi patognomonik Erythema multiforme (EM) berupa lesi target berukuran
< 3 cm dengan 3 zona konsentris

Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 335. Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 57.

Diagnosis banding 3. PYOSTOMATITIS VEGETANS


Diagnosis banding
- Ekstra oral:
1. Lesi okular terdiri dari konjungtivitis, symblepharon,
entropion, trichiasis, rasa kering dan opasitas Inflamasi purulent pada rongga mulut yang mengalami ulserasi dan kemudian supurasi.
kornea yang dapat menyebabkan kebutaan Lesi ini biasanya dihubungkan dengan Crohn disease dan Ulcerative Colitis.
2. Lesi dapat melibatkan mukosa genital, laring,
esofagus, dan 20-30% pada kulit. Anamnesis :
- Intra Oral:
1. Lesi oral berupa vesikel atau bula pada gingiva Keluhan lentingan kecil, banyak dan berisi cairan
atau permukaan mukosa lainnya, mudah pecah.
nanah disertai sakit dan terdapat gejala lain
seperti diare pada malam hari, konstipasi, rasa
2. Penekanan pada bula dapat menyebabkan bula
nyeri dan kram pada perut serta demam.
menyebar (Nikolsky sign)
3. Ulser atau erosi iregular persisten akibat bula yang-
pecah dan khas ditutupi oleh fibrin kekuningan dan Gejala klinis :
dikelilingi eritema menyerupai lichen planus erosiva
4. Gingivitis deskuamatif dengan karakteristik gingiva Pustula putih kekuningan pada mukosa yang kemerahan yang
dapat pecah membentuk ulser, multipel, diameter 2-5mm, batas
eritematus dan lunak, distribusinya tidak merata.
jelas, sakit, meninggalkan gambaran seperti snail track. Lokasi
5. Rekurensi mengakibatkan atrofi epitel atau
pada gingiva labial, palatum keras dan lunak, mukosa labial dan
terbentuknya jaringan parut.
mukosa bukal. Lidah dan dasar mulut jarang terjadi.
6. Lesi oral jarang menyebabkan jaringan parut.
Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 381.
Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 335.

4
12/5/2023

4. PARANEOPLASTIC PEMPHIGUS
Diagnosis banding 4. PARANEOPLASTIC PEMPHIGUS
Diagnosis banding
(manifestasi oral) (manifestasi oral)

- Gejala klinis
Penyakit inflamasi mukosa oral atau - Ulserasi (penuh pada mukosa oral) atau stomatitis berat,
multipel organ, dengan lesi berupa bentuk bermacam-macam, disertai lesi kulit dan keterlibatan
vesikulobulosa / lepuhan, sangat sakit,
disebabkan oleh autoimun, yang fatal, paru.
terkait dengan keganasan.
- Kadang ditemukan krusta hemoragik pada bibir, flaccid
Anamnesis : blisters, sampai erupsi lichenoid yang luas.
Terdapat sariawan yang luas dan sakit,
mengganggu fungsi mulut dan - Malignansi yang sering menyertai seperti: Limfoma Hodgkins
pengunyahan, memiliki riwayat
dan non Hodgkins, leukemia, Karsinoma, Thymoma, Sarkoma,
keganasan.
dan chronic limphocytic lymphoma, Castelman’s disease (pada
anak dan remaja).

Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Ernawati, D.,S., Amtha, R. dkk. 2020. panduan praktik klinis ilmu penyakit mulut. ed 1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. hal 245
Indonesia. hal 245.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Sebelum diperkenalkannya kortikosteroid, pemfigus vulgaris biasanya berakibat
Terapi sistemik, seringkali dengan kortikosteroid (misalnya prednisolon minimal 60
fatal terutama akibat dehidrasi atau infeksi sistemik sekunder. Pemfigus vulgaris
mg/hari) sangat penting, kecuali jika hanya terdapat lesi oral lokal, maka
masih merupakan kelainan yang mengancam jiwa, meskipun pengobatan saat ini,
kortikosteroid topikal atau kortikosteroid intralesi mungkin cukup untuk sementara
yang sebagian besar didasarkan pada imunosupresan sistemik, telah secara
waktu. Setelah terkendali, dosis prednisolon dapat dikurangi atau ditambahkan
signifikan mengurangi angka kematian hingga sekitar 10%. Oleh karena itu,
obat tambahan.
keterlibatan dokter dan informasi pasien sangatlah penting.

Pasien dengan lesi mulut yang parah harus dirujuk ke:

● Dokter spesialis paru, terutama pasien dengan pemfigus paraneoplastik,


dan khususnya jika pasien mempunyai gejala atau tanda yang menunjukkan
kesulitan pernapasan
● Ahli gastroenterologi – untuk mendeteksi kemungkinan keterlibatan esofagus.

Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270 Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270

Penatalaksanaan

Hal ini memungkinkan untuk menginduksi remisi lengkap dan tahan lama pada “It Always Seems Impossible Until It is Done,
sebagian besar pasien, sehingga terapi sistemik dapat dihentikan dengan aman Don’t give up the holiday is in this month”
tanpa peningkatan aktivitas penyakit. Proporsi pasien yang dapat mencapai hal ini
terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan terapi dapat dihentikan pada
sekitar 75% pasien setelah 10 tahun. Lesi pada mulut bersifat persisten, dan —Tutorial 6
seringkali membandel bahkan ketika lesi pada kulit dapat dikontrol dengan
pengobatan.

Scully C. Oral and maxillofacial medicine the basis of diagnosis and treatment, 2 ed. Page 270

5
12/5/2023

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai