BUDAVA LITERASI SEKOLAH DAN
LINGKUNGAN KAVA LITERASI
Lingkungan Kaya Literasi
Lingkungan kaya literasi merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya literasi
sekolah. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (2019) menyebutkan tiga
lingkungan kaya literasi yang perlu dikembangkan oleh tiap sekolah. Ketiga
lingkungan ini adalah: lingkungan fisik, lingkungan sosial-afektif, dan lingkungan
akademik.
Strategi menciptakan budaya literasi
Mengondisikan lingkungan
1 fisit aman literast 2
Merupakan usaha untuk menciptakan dan
mengatur ruang fisik di sekitar sekolah agar
mendukung dan mendorong aktivitas literasi,
bertujuan untuk menciptakan atmosfer di mana
literasi dihargai dan diterapkan secara aktif oleh
warga sekolah.
Mengupayakan lingkungan
sosial dan afektif sebagai 2.
model komunikasi
interaksi yang literat.
Merupakan usaha untuk menciptakan suatu
konteks di mana komunikasi dan interaksi antar
individu didorong dan diperkaya oleh literasi.
Dalam konteks ini, literasi tidak hanya diartikan
sebagai kemampuan membaca dan menulis,
tetapi juga melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana berkomunikasi
secara efektif dan berinteraksi dengan orang lain
secara literat atau terampil dalam bahasa
Mengupayakan sekolah
3. sebagai lingkungan
akademis yang literat.
Merupakan usaha untuk menjadikan sekolah
sebagai tempat di mana literasi tidak hanya
diajarkan sebagai suatu keterampilan terpisah,
tetapi juga terintegrasi ke dalam seluruh aspek
kehidupan akademis. Lingkungan akademis yang ®
literat dirancang untuk menciptakan budaya di
mana literasi menjadi inti dari pembelajaran
dan di mana siswa dan staf sekolah diilhami
untuk terlibat dalam kegiatan literasi
Parameter Lingkungan Sekolah Kaya Literasi
A. Lingkungan Fisik
1.Karya peserta didik dipajang di lingkungan sekolah seperti rung kepala
sekolah, kordor, ruang kelas, dll.
2.karya peserta dididk dirotasi secara berkala untuk memberikan
keseimbangan.
3.buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca semua ruang
kelas dan ruang lainnya.
4. kepala sekolah bersedia berdialok dengan warga sekolah
Lingkungan Sosial dan Afektif B.
1.Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademis dan
nonakademis) diberikan secara rutin, seperti setiap senin
pagi selepas upacara.
2.Kepala sekolah terlibat dalam pengembangan literasi
3.Merayakan hari besar dan nasional dengan nuansa literasi,
seperti perayaan hari kartini dengan membaca_ surat
suratnya
4.Terdapat budaya kolaborasi antara guru dan staf, dengan
kepakaran masing masing.
5.Terdapat waktu memadai bagi TSL untuk berkolaborasi dalam
menjalankanprogram literasi
6.staf sekolah_ dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan terkait program literasi
Cc.
Lingkungan Sosial dan Afektif
1.Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dari
perencanaan. Bila diperlukan ada pendampingan daripihak
eksternal
2.Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk /
pembelajaran dan pembinaan literasi. @
3.Kegiatan literasi diawasi agartidak digunakan untuk
kepentingan lain.
4.Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan
kegiatan literasi di sekolah.
5.Buku fiksi dan non fiksi tersedia dalam jumlah yang cukup
banyak.
6.Guru menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran