Makalah Pancasila Kelompok 8
Makalah Pancasila Kelompok 8
PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila Sebagai Dasar Fundamental
Bagi Bangsa Negara Indonesia
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
1. Uswatun Khoiria (21010001)
2. Imaya Gera Novana (21010003)
3. Mesyur Cindy A.S (21010005)
4. Zahrani Sabilla Celalifa (21010034)
5. Shela Putri Safira (21010041)
6. Gilang Kurniawan (21010071)
i
KATA PENGANTAR
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun,hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi.yang semoga
bias memberi tambahan padahal yang terkait dengan kepentingan pendidikan
pancasila dalam dasar fundamental bagi bangsa Negara Indonesia.
Kami sebagai penyusun pasti nya tidak pernah lepas dari kesalahan.begitu pula
dalam penyusunan makalah ini,yang mempunyai banyak kekurangan .oleh karena
itu kami mohon maaf atas segala kekurangan nya.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan masalah........................................................................................1
1.3 Rumusan masalah....................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa negara..........2
2.2 Pancasila ..................................................................................................3
2.2 Dasar filosofis pancasila..........................................................................4
2.4 Nilai-nilai Pancansila sebagai nilai Fundamental Negara...................5
2.5 Makna nilai setiap sila di Pancasila.......................................................6
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran .......................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib
hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas
kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran.
Meliputi suasana kebatinan (GeislIichenhintergrund) dari UUD 1945.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan
negara. Hal tersebut dapat dipahami karena semangat tersebut adalah
penting pelaksanaan dan penyelenggaraan negara karena masyarakat
senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman
dan dinamika masyarakat (Kaelan, 2000: 198-199)
2
2.2 Pancasila
Pancasila adalah pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang asas-asasnya wajib
diamalkan agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram serta selaras dengan
perintah Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila sendiri berasal dari dua kata dari
bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti asas.
Sampai saat ini, hanya satu dokumen sejarah yang ditemukan yang
mengungkapkan kata Pancasila di dalamnya yang menjadi sejarah Pancasila.
Dalam Kitab Sutasoma dijelaskan bahwa Pancasila sebagai kata kerja, yakni
pelaksanaan norma kesusilaan yang terdiri dari lima poin. Kelima poin tersebut
meliputi: dilarang melakukan kekerasan, dilarabf mencuri, dilarang mendengki,
dilarang berbohong, dan dilarang meminun minuman keras.Di dalam Kitab
Sutasoma juga dituliskan kata yang menjadi inspirasi persatuan segenap bangsa
“Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Magrwa”.Sumpah Palapa pun juga
ditulis sebagai cerita tentang sejarah bersatunya nusantara untuk pertama kalinya
oleh Mahapatih Gajah Mada.
3
Pancasila adalah substansi esensial yang mendapatkan kedudukan formal
yuridis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.Oleh karena itu, rumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.Perumusan Pancasila yang menyimpang dari pembukaan
secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah atas Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Kaelan, 2000: 91-92).
4
Pancasila diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan,
kebijakan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai pancasila mengandung 7 nilai kerohanian yaitu : Kebenaran,
kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, etis, estetis, religious
Nilai-nilai Pancasila tersebut bagi bangsa menjadi landasan, dasar serta motivasi
atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
kenegaraan. Dengan kata lain, bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan cita-cita
tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan.
5
dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.Pokok pikiran ini adalah
penjabaran dari sila kelima.
Makna inti yang terdapat pada sila pertama adalah Tuhan yang merupakan
bentuk dasar dari keTuhanan.Tuhan adalah pencipta seluruh alam semesta.Yang
Maha Esa berarti maha tunggal, tidak ada sekutu dan tidak dapat di
kesekutukan.Tuhan bagi bangsa dan negara Indonesia adalah suatu keyakinan
yang benar dan teruji dan dapat dibuktikan dengan kaidah-kaidah logika. Karena
keyakinan yang demikianlah, maka negara Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan
Yang Maha Esa.Konsekuensi yang muncul kemudian adalah realisasi
kemanusiaan terutama dalam kaitannya dengan hak-hak dasar kemanusiaan
bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan kepercayaannya masing-masing.
Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29 UUD.Di samping itu, di dalam negara
Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya
Tuhan (atheisme).
6
Sila Kedua: Kemanusian yang Adil dan Beradab
Inti pokok sila kedua Kemanusian yang Adil dan Beradab adalah manusia
yang merupakan bentuk kata dasar dari kemanusian.Menurut Omar Mohammad
Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang
mulia.Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan
makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir /
akal).Kemanusian berarti hakikat dan dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan
martabatnya.Adil berarati wajar yakni sepadan dan seimbang antara hak dan
kewajiaban.Keputusan dan tindakan yang di ambil berdasarkan objektivitas,
bukan berdasarkan subjektivitas perasaan dan emosional semata.Beradab adalah
sikap hidup yang berdasarkan nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan dan
kesusilaan.Sila kedua ini memiliki makna kesadaran sikap dan perbuatan yang
didasarkan kepada potensi budi manusia dalam hubungan dengan norma-norma
dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri maupun sesama manusia
lainnya.
7
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia…”
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yaitu kelompok manusia yang berdiam
dalam satu wilayah negara tertentu tanpa membedakan tugas dan profesi.Sila
keempat berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan menandakan bahwa Indonesia menganut
demokrasi.Hikmat kebijasanaan berarti penggunaan ratio atau pikiran yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan
rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta
didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan adalah
suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan
sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan yang bulat
dan mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem, dalam arti, tata cara mengusahakan
turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui
lembaga perwakilan.
8
untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia. Pengertian itu tidak sama
dengan pengertian sosialisme atau komunisme karena keadilan sosial pada sila
kelima mengandung makna pentingnya hubungan antara manusia sebagai pribadi
dan manusia sebagai bagian dari masyarakat. Tidak boleh terjadi hanya
mementingkan masyarakat (sosialisme), ataupun sebaliknya tidak boleh terjadi
liberalistik yang hanya mementingkan pribadi.
Hal ini juga mencangkup perngertian adil dan makmur yang dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia dengan berdasarkan asas kekeluargaan, sebab keadilan
yang di jiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Jadilah generasi muda yang antusias dengan fakta sejarah , sebab
mengetahui sejarah adalah suatu keharusan,apalagi mengetahui sejarah
bangsanya.Hal ini dapat menjadi sarana meningkatkan rasa tanah air.
Rjinlah membaca,karena dengan membaca kita telah menjadi agen perubahan
bangsa dan membaca adalah jendela dunia .
10