Bab 1 Pendahuluan Salinan
Bab 1 Pendahuluan Salinan
SKRIPSI
Disusun oleh :
WAHYUNI SEPTYANA
NPM : 211020015
PENDAHULUAN
Investasi secara umum diartikan sebagai kegiatan menentukan dana atau modal
untuk hal tertentu dengan harapan mendapat keuntungan baik dalam jangka waktu
yang pendek maupun jangka waktu yang panjang. Perkembangan pasar modal di
modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor.
mengambil keputusan, apakah akan berinvestasi atau tidak dan seberapa besar
dana yang akan di investasikan pada perusahaan tersebut sehingga calon investor
mau melakukan berbagai cara agar dana yang di investasikan tersebut memiliki
memiliki beberapa tujuan yang ingin diraih oleh pemilik dan manajemen, salah
satunya adalah perusahaan menginginkan laba yang optimal atau untuk mendapat
laba yang besar. Untuk melihat tingkat keuntungan perusahaan, digunakan rasio
keuntungan/laba atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio
rentabilitas. Menurut Syafri (2013) rasio profitabilitas atau disebut juga rasio
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini memberikan
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang
didapatkan dari hasil penjualan dan pendapatan investasi. Intinya dalam rasio ini
dalam suatu perusahaan berarti tinggi pula efisiensi penerapan modal yang
digunakan oleh perusahaan tersebut. Maka setiap perusahaan akan berusaha untuk
apakah perusahaan tersebut akan pailit atau dapat terus bertahan di dunia
tersebut, dan semakin berkurang pula uang kas yang digunakan oleh perusahaan
dalam peredarannya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pilot (2016), menghasilkan bahwa
adalah faktor modal kerja atau sering di sebut rasio aktivitas. Menurut Kasmir
(2013) rasio aktivitas (manajemen modal kerja) adalah rasio yang digunakan
modal kerja.
melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagi
dapat juga dipenuhi dari sumber eksternya itu dengan meminjam dana kepada
pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula
kombinasi dari masing- masing sumber dana. Kombinasi dari penggunaan dana
dikenal dengan nama rasio penggunaan dana pinjaman atau utang dan juga
rendah.
penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2017) jugak menghasilkan bahwa secara
Selain itu, setiap perusahaan yang sudah go publik memiliki tata kelola
perusahaan yang dikenal dengan suatu istilah yaitu good corporate governance.
menguntungkan. Dalam banyak hal, corporate governance yang baik telah terbukti
juga meningkatkan kinerja korporat sampai 30% diatas tingkat kembalian (rate of
perusahaan yang diukur dengan ROE. Berdasarkan kedua hasil penelitian diatas,
pusat dan pemerintah daerah melalui berbagai pajak dan retribusi, peningkatan
mengandalkan
melainkan harus mampu mengolah data perusahaan dengan baik. Kegiatan wisata
memiliki peranan yang sangat penting pada industri pariwisata, yaitu untuk
barang dan jasa oleh wisatawan, pajak-pajak yang dikenakan pada bisnis dalam
usaha. Perubahan landscape bisnis yang dipicu gaya hidup digital, disrupted
pendekatan baru dan business model yang inovatif agar bisnis tetap survive dan
berkelanjutan. Banyak perusahaan baru berhasil memanfaatkan perubahan
tersebut dan dengan jeli memberikan penawaran produk ataupun jasa secara
telah berhasil menguasai industri, serta memaksa untuk memikirkan kembali cara
pembisnis perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata pasalnya salah satu cara
wisata, hotel, maupun restoran menjadi sepi pengunjung. Akibatnya, pelaku usaha
Hotel dan Restoran Indonesia mencatat, hingga 13 April 2020, anggotanya telah
menutup 1.642 hotel dan 353 restoran atau tempat hiburan yang tak beroperasi,
industri pariwisata pun kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing meski
begitu beberapa upaya dilakukan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata ditengah
pariwisata, perhotelan, dan restoran. harus dapat melakukan strategi dan inovasi
terhadap bisnisnya pada saat masa pademi ini secara responsif terhadap perubahan
tersebut.
Lebih dari 2000 hotel dan 8000 restoran tutup dengan potensi hilang
pendapatan Januari-April 2020 dari sektor hotel sekitar Rp30 triliun dan restoran
Rp40 triliun. Kemudian kerugian maskapai 812 juta USD atau setara Rp11,3
triliun. Kerugian tour operator mencapai Rp4 triliun. Hal ini dapat dilihat dari
penurunan penjualan saat pandemi cofid 19 ini, yakni sebesar 30,9 triliun rupiah
pada triwulan II tahun 2020, turun -50,2% di banding triwulan II tahun 2019 yang
sebesar 62,2 triliun rupiah. Dari segi laba komprehensif, pada triwulan II tahun
2020, SHID juga mencatat kerugian sebesar -22 triliun rupiah. Kerugian ini
meningkat jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2019 yaitu sebesar -19
triliun rupiah. Hal ini dikarenakan adanya penurunan signifikan pada penjualan
bersih Fast Food Indonesia turun 89,24% menjadi Rp5,41 miliar pada kuartal
I/2020, padahal pada periode kuartal I/2019 emiten ini berhasil meraup laba
triliun per 30 juni 2020, reliasasi ini turun 55,15% dari Rp2,99 triliun dari periode
Indonesia"
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi dari masalah yang ada
adalah adanya perbedaan hasil penelitian dari beberapa penelitian terdahulu yang
permasalahan dari perusahaan sektor pariwisata, hotel dan restoran dimana secara
umum Indonesia sedang dalam masa pandemi, dapat dilihat di setiap kota dan
yang terdapat dalam sektor ini tidak mengalami peningkatan keuntungan bahkan
C. Pembatasan Masalah
pembahasannya lebih fokus dan terarah serta tidak menyimpang dari tujuan yang
yang diukur dengan current ratio (CR), pengaruh manajemen modal kerja yang
diukur melalui perputaran modal kerja yaitu dengan working capital turnover
(WCT), leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER), Good Corporate
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas peneliti adalah:
Indonesia?
Indonesia?
Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
pada perusahaan pariwisata, perhotelan, dan restoran yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada perusahaan
Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
1.Bagi Peneliti
2. Bagi Perusahaan
profitabilitas perusahaan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dalam menilai kinerja
4. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan informasi dalam
pengembangan penelitian yang lebih baik lagi terutama yang berhubungan dengan
dalam memecahkan masalah dengan teori-teori yang ada, serta menjadi referensi
penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
1.Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti
digunakanlah rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan
rasio rentabilitas.
Menurut Fahmi (2017) rasio profitabilitas atau disebut juga rasio rentabilitas
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rasio tinggkat pengembalian atas investasi dan
Dari pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bawah rasio profitabilitas
atau aktiva yang dimilikinya. Menurut Fahmi (2017), rasio profitabilitas secara
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin besar gross profit margin
maka semakin baik. Rumus untuk mencari GPM adalah sebagai berikut:
Pengukuran ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
laba perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga
laba dengan aktiva yang tersedia. Rumus untuk mencari return on assets adalah
sebagai berikut:
efisiensi sebuah investasi dengan membandingkan laba bersih dengan total biaya
atau modal yang di investasikan. Dengan kata lain ROI mengukur keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang di
Net Income
Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi
tingkat laba yang dapat dihasilkan perusahaan dengan seluruh aktiva yang dimiliki
perusahaan.
2. Likuiditas
luar dalam menjalankan operasinya. Pihak luar ini biasa di sebut dengan kreditor.
Seorang kreditor dalam membantu sebuah perusahaan, harus mengetahui
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu dan rasio ini sering
Menurut Kasmir (2013) rasio likuiditas diartikan sebagai rasio yang mengukur
Dari pengertian beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio likuditas
segera dibayarkan.
Menurut Fahmi (2017) terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas
dengan kewajiban lancar. Rumus dari current ratio adalah sebagai berikut:
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
Modal kerja adalah suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Sumber modal kerja
ekuitas pemegang saham, dan penurunan aktiva yang tidak lancar. Adapun rumus
Rasio likuiditas arus kas menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber
kas, kas dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi
perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan menagih kas. Adapaun
Liabilities
karena dalam praktiknya, sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar
200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau
memuaskan bagi perusahaan. Current ratio yang tinggi juga menunjukkan posisi
para kreditor yang baik karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa
Manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada
diinginkan.
Menurut Fahmi (2017) rasio aktivitas (rasio modal kerja) adalah rasio yang
aktivitas ini dilakukan dengan sangat maksimal dengan maksud mendapat hasil
yang maksimal.
Menurut Hery (2017) rasio aktivitas (rasio modal kerja) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang
Menurut Syafri (2013) rasio aktivitas (manajemen modal kerja) adalah rasio yang
Dari pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio ktivitas atau
rasio manajemen modal kerja adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
Menurut Fahmi (2017) terdapat beberapa cara untuk mengukur rasio aktivitas
penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan
piutang meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari
working capital turnover (WCT) atau bisa disebut perputaran modal kerja adalah
sebagai berikut:
Working Capital Turnover = Penjualan/
AsetLancar - HutangLancar
tinggi pada perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai
berikut:
tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran
dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan, maka kita dapat menghitung hari
rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun
Perputaran Persediaan
Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi
dari persediaan.
aset berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin
4. Rasio Leverage
sumber dana. Sumber-sumber dana yang diperoleh adalah pinjaman atau modal
solvabilitas (leverage).
Perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari
Menurut Fahmi (2017) rasio solvabilitas (leverage) adalah rasio yang mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Pemakain utang yang terlalu
tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.
Menurut Kasmir (2013) rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah rasio yang
dengan aktivanya.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio
solvabilitas atau sering juga disebut rasio leverage adalah rasio yang
Menurut Fahmi (2017) adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio leverage
antara lain.
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Rumus untuk mencari debt to
Total Asset
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk
perusahaan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko
keuangan perusahaan tersebut. Rumus dari debt to equity ratio adalah sebagai
berikut:
Long term debt to equity ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri
yang disediakan oleh perusahaan. Rumus untuk mencari long term debt to equity
ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan
Times interest earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan
bunga. Jumlah kali perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh
mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena
tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari Time
(Interest)
Atau :
Fixed charge coverage (FCC) merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan
sewa. Rumus untuk mencari fixed charged coverage(FCC) adalah sebagai berikut:
parameter dari rasio leverage, karena bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini
perusahaan tersebut.
Adapun Center for Europan Policy study (CESP) dalam Wijaya (2011)
dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada di dalam
jadi, berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa good
berikut:
e. Kesinambungan manfaat
Menurut The Forum for Corporate Governancein Indonesia yang dikutip oleh
a. Komisaris
b. Pemegangsaham
c. Direksi
d. Komite audit
e. Sekretarisperusahaan
g. Auditor eksternal
h. Auditor internal
Terbatas menganut two board system, yaitu direksi dan komisaris. Ada direksi
jawab legal atas urusan suatu perusahaan kepada Board of Directors. Board of
mengembangkan kebijakan yang luas, dan memilih personel tingkat atas untuk
Ukuran dewan komisaris pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh
anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian
dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
C. Kerangka Berpikir
Kerangka konseptual atau sering juga disebut kerangka pemikiran adalah suatu
model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor
yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka
akibat), dimana variabel independen yang telah ditentukan yaitu likuiditas yang
diproksikan dengan current ratio (X1), manajemen modal kerja yang diproksikan
dengan working capital turnover (X2), leverage yang diproksikan dengan debt to
equity ratio (X3), good corporate governance yang diproaksikan dengan UDK
(ROA) (Y). Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:
D. Hipotesis Penelitian
kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Atas dasar pemikiran ini, peneliti
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.