Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

NEGARA DAN KONSTITUSI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PPKn
Dosen Pengampu: M. Ilham Khalid Al-Faraby, M.Pd

Disusun oleh :
Imas Siti Fuziah (22186232137)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-PUI)
MAJALENGKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat, karunia seta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas Individu mata kuliah Pembelajaran PPKn dengan judul
“Negara dan Konstitusi”.
Sholawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda
Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan selaku umatnya semoga
mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah, dan mendapat kebahagiaan fiddunya wal
akhiroh.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah yang saya buat ini. Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Majalengka, 29 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Negara ......................................................................................................... 3

1. Pengertian Negara................................................................................... 3

2. Fungsi Negara ......................................................................................... 4

3. Unsur-unsur Negara ................................................................................ 5

4. Bentuk – bentuk Negara ......................................................................... 6

B. Konstitusi .................................................................................................... 9

1. Pengertian Konstitusi .............................................................................. 9

2. Jenis-jenis Konstitusi ............................................................................ 10

3. Fungsi Konstitusi Secara Umum .......................................................... 11

4. Tujuan Konstitusi ................................................................................. 12

C. Perubahan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia pada Tahun 1945 12

1. Sejarah Pembentukan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Negara .........12

2. Peran BPUPKI, PPKI, dan KNIP dalam Proses Penyusunan dan


Pengesahan UUD 1945 ..........................................................................13

3. Isi dan Karakteristik UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Sederhana,


Singkat dan Fleksibel.............................................................................14

ii
D. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 ........................................................................................................... 14

1. Pengertian Amandemen........................................................................ 14

2. Tujuan Amandemen ............................................................................. 14

3. Urutan Sejarah Perubahan Amandemen UUD 1945 ............................ 15

4. Hasil Amandemen UUD 1945 .............................................................. 16

BAB III PENUTUP............................................................................................... 18

A. Kesimpulan................................................................................................ 18

B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh
diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap
UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan
ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain
sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara warga negara dengan
negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah
peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula
adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah
sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan
demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya
demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang
telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat
untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang
melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan
suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu.
Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah
merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan
bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis
dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan
kemanusiaan. Dengan ini, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan
perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna.
Dalam artian, Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat berarti bagi
perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi
monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Negara?
2. Apa Pengertian Konstitusi?
3. Bagaimana Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia pada tahun 1945?
4. Bagaimana Amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun
1945?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Pengertian Negara.
2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Konstitusi.
3. Mengetahui Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia pada tahun 1945.
4. Mengetahui Amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun
1945.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Negara
1. Pengertian Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara


dapat diartikan kedalam dua hal. Pertama, negara adalah sebuah organisasi
yang berada pada suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara
sah serta ditaati oleh masyarakat di dalamnya.

Kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial


yang mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di
bawah lembaga politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan
politik, berdaulat yang memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh
suatu wilayah tersebut.

Selain itu, menurut Muh Nur El Ibrahimi mengenai pengertian


negara terbagi menjadi tiga, yang dikutip dari buku “Bentuk Negara dan
Pemerintahan RI”, terdiri dari:

a. Sebuah bentuk organisasi yang ada pada baik satu kelompok maupun
beberapa kelompok individu yang tinggal bersama atau mendiami suatu
wilayah tertentu. Selain itu, mereka juga mengakui adanya suatu
pemerintahan di dalam sebuah negara yang bertugas untuk mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok maupun beberapa kelompok
individu yang ada.
b. Sebuah perserikatan yang menjalankan sebuah pemerintahan melalui
hukum yang sifatnya mengikat masyarakat yang ada di dalamnya
melalui kekuasaan untuk memaksa para masyarakat yang ada di dalam
suatu wilayah tertentu serta membedakannya dengan kondisi
masyarakat yang berada di luar wilayah tersebut untuk menciptakan
ketertiban sosial.

3
4

c. Sebuah asosiasi yang melaksanakan penertiban di dalam sebuah


kelompok masyarakat maupun wilayah tertentu yang berdasarkan
dengan sistem hukum yang sudah disahkan dan diselenggarakan oleh
sistem pemerintah yang ada.

2. Fungsi Negara
Sebuah negara yang merupakan bentuk dari organisasi di suatu
wilayah tertentu juga memiliki berbagai fungsi, yang terdiri dari:
a. Melaksanakan penertiban
Fungsi dari sebuah negara yang pertama adalah melaksanakan
penertiban. Hal ini dikarenakan dalam sebuah negara agar tujuan
bersama yang ingin diraih tercapai, harus adanya penertiban yang
merupakan sebuah bentuk pencegahan agar bentrokan antara
masyarakat tidak terjadi.
Negara dalam hal ini bertindak sebagai stabilisator yang
menjaga keseimbangan segala lingkungan yang ada di dalamnya.
b. Mengusahakan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat
Fungsi dari sebuah negara yang kedua adalah mengusahakan
kesejahteraan serta kemakmuran rakyat. Negara dalam hal ini memiliki
arti bahwa akan selalu berusaha untuk memperjuangkan kehidupan
masyarakat di dalamnya dan mengeluarkan usaha agar masyarakat
yang ada dapat hidup dengan makmur secara adil dan juga merata.
c. Pertahanan
Fungsi dari sebuah negara yang ketiga adalah pertahanan.
Dalam konteks ini, pertahanan negara merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi berjalannya serta kelangsungan hidup dari sebuah negara.
d. Menegakkan keadilan
Fungsi dari sebuah negara yang keempat adalah menegakkan
keadilan. Hal ini dikarenakan, keadilan merupakan suatu hal yang
penting dan bukanlah suatu status yang dapat langsung terjadi,
melainkan untuk meraih keadilan ini sendiri membutuhkan sebuah
5

proses. Pada sebuah negara, terdapat berbagai badan pengadilan yang


dapat digunakan untuk menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat
di dalamnya.
3. Unsur-unsur Negara
Setelah mengetahui fungsi sebuah negara, terdapat beberapa unsur
yang membuat sebuah wilayah dapat disebut sebagai sebuah negara. Berikut
unsur dasar dari sebuah negara:
a. Rakyat
Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat
maupun jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan tanpa adanya
masyarakat di dalam sebuah negara maka akan mustahil negara tersebut
dapat terbentuk. Seperti yang Leacock katakan, dimana sebuah negara
tidak dapat berdiri tanpa adanya sekelompok individu yang tinggal di
dalamnya.
Selain itu, sekelompok individu yang tinggal di sebuah wilayah
tersebut harus dipersatukan oleh sebuah perasaan maupun tujuan
sehingga dapat terbentuknya sebuah negara.
Tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka sistem
pemerintahan pada negara tersebut tidak dapat berjalan. Masyarakat
yang ada pada sebuah negara juga berfungsi sebagai SDM atau Sumber
Daya Manusia yang berguna bagi sebuah negara dalam menjalankan
kegiatan atau aktivitasnya di kehidupan sehari-hari.
b. Wilayah
Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah,
dimana jika pada sebuah negara tidak ada wilayah yang dapat ditempati
atau tinggali oleh manusia di dalamnya, maka negara tersebut tidak
akan terbentuk. Selain itu, individu yang ada di dalamnya juga harus
tinggal secara permanen, agar sebuah negara dapat terbentuk.
Seperti pada contoh yang dapat kita lihat adalah Bangsa Yahudi,
dimana mereka tidak mendiami sebuah tempat secara permanen dan
6

terus bepergian sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal atau


wilayah yang jelas yang dapat mereka jadikan sebagai sebuah negara.
Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah
negara dapat menjalankan kegiatan serta kehidupan sehari-harinya
sebagai warga negara dan sistem pemerintahan yang ada dapat berjalan
dan beroperasi sesuai dengan fungsinya.
c. Pemerintahan
Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah adanya
pemerintahan, dimana selain memiliki penduduk serta wilayah, sebuah
negara juga penting untuk memiliki sistem pemerintahan di dalamnya.
Pemerintahan sendiri memiliki definisi sebagai berikut, secara
luas pemerintah dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
bertugas untuk mengelola kewenangan serta kebijakan yang ada dalam
mengambil sebuah keputusan dan melaksanakan kepemimpinan serta
koordinasi pemerintahan dan pembangunan masyarakat serta
wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk sebuah
lembaga pada wilayah yang mereka tempati.
d. Kemampuan membuat hubungan dengan negara lain
Unsur dari sebuah negara yang ketempat adalah kemampuan
sebuah negara dalam membangun hubungannya dengan lain. Dengan
memiliki kemampuan ini, sekelompok orang yang menempati suatu
wilayah tertentu dan sudah memiliki sistem pemerintahannya layak
menjadi subjek hukum internasional atau tidak. Dengan diakui oleh
berbagai negara lain maka negara tersebut akan dianggap memiliki
tingkatan yang setara dan diakui namanya oleh negara lain.
4. Bentuk – bentuk Negara
Bentuk negara merupakan suatu organisasi atau susunan secara
keseluruhan mengenai struktur dari sebuah negara dengan batas peninjauan
secara sosiologis dan yuridis. Bentuk dari suatu negara akan membahas
tentang dasar negara, susunannya, dan tata tertib dari suatu negara itu sesuai
dengan kedudukan dan kekuasaan yang dianut oleh negara tersebut.
7

Batas peninjauan secara sosiologis merupakan suatu bentuk negara


yang tanpa melihat bagaimana keseluruhan isinya. Sedangkan, peninjauan
secara yuridis adalah suatu bentuk negara yang melihat dari struktur dan
isinya.
Berikut ini merupakan beberapa bentuk negara berdasarkan
zamannya, antara lain:
a. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno
Adapun tiga bentuk negara pada zaman yunani kuno, yaitu
Monarki, Demokrasi, dan Oligarchi.
1) Monarki merupakan bentuk negara yang berasal dari bahasa
Yunani “monos” yang berarti “satu”. Sedangkan, archien berarti
“memerintah”.
2) Demokrasi adalah bentuk negara yang berasal dari bahasa Yunani
“Demos” yang berarti “rakyat”. Oleh karena itu, pemerintahannya
dipegang oleh rakyat.
3) Oligarchi yaitu bentuk negara yang berasal dari bahasa Yunani
“oligai” yang berarti “beberapa”. Oleh sebab itu, pemerintahannya
dipegang oleh beberapa orang dalam suatu negara tersebut.
b. Bentuk Negara Pada Zaman Pertengahan
Pada zaman pertengahan bentuk negaranya adalah Republik dan
Kerajaan. Seorang ahli bernama Duguit mengemukakan pendapatnya
bahwa negara Republik dengan Kerajaan memiliki perbedaan. Jika cara
pengangkatan kepala negaranya ditunjuk oleh keturunannya maka
disebut Monarkhi. Namun, apabila kepala negaranya terpilih maka
disebut Republik.
Berbeda dengan pendapat ahli lain yaitu Machiavelli yang
mengemukakan bahwa negara Kerajaan dalam pembentukannya dipilih
berdasarkan kemauan seseorang atau orang tertentu, sedangkan negara
berbentuk Republik dipilih berdasarkan atas kemauan negara yang
diatur oleh hukum dan keinginan dari banyak orang.
c. Bentuk Negara Pada Zaman Modern-Sekarang
8

Pada zaman modern seperti sekarang bentuk negaranya adalah


Kesatuan dan Serikat.
1) Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah suatu bentuk negara yang berdaulat
dan merdeka dengan satu pemerintahan yang berpusat pada
kekuasan dengan mengatur seluruh daerah. Namun, dalam
pelaksanaannya negara kesatuan ini terbagi lagi ke dalam dua
macam sistem pemerintahan yaitu Sentral dan Otonomi.
a) Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi
Pemerintahan pada sistem ini merupakan pemerintahan
yang dipimpin langsung oleh pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah di bawah naungannya yang melaksanakan
kebijakan pemerintahan pusat tersebut. Salah satu contoh sistem
pemerintahan pada zaman ini yaitu pada masa pemerintahan
presiden Soeharto pada Orde Baru.
b) Negara Kesatuan dengan Sistem Desentralisasi
Sistem desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari
pemerintahan pusat ke daerah. Sistem ini dikenal dengan istilah
otonomi daerah atau swatantra.

2) Negara Serikat
Negara serikat atau Federasi adalah suatu bentuk negara
gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah
negara serikat. Pada awalnya, negara-negara bagian ini merupakan
suatu negara yang berdaulat, merdeka, dan berdiri sendiri. Sistem
pada negara ini dapat melepaskan sebagian dari kekuasaannya
dengan menyerahkannya kepada negara serikat. Penyerahan
kekuasaan dari negara-negara bagian tersebut kepada negara serikat
biasa disebut dengan istilah limitatif.
9

B. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dengan judul “Konstitusi dan Konstitusionalisme”,
Guru Besar Ilmu Perundang-undangan dari Universitas Andalas yakni
Profesor Yuliandri mengungkapkan bahwa konstitusi dan
konstitusionalisme merupakan dua bentuk kata yang memiliki hubungan
keterkaitan dan bisa saling meneguhkan eksistensi.

Konstitusionalisme sendiri adalah sebuah paham yang sangat perlu


untuk dijaga melalui pembentukan konstitusi. Hal itu sama halnya bahwa
konstitusi merupakan sarana agar paham konstitusionalisme dapat
diimplementasi dalam sebuah negara.

Profesor Yuliandri menjelaskan dalam buku tersebut bahwa kata


konstitusi merupakan kata yang berasal dari bahasa Perancis, yakni
constituer, yang memiliki makna membentuk. Kata constituer sendiri
memiliki maksud sebagai pembentukan suatu negara. Oleh karena itu,
konstitusi memiliki kedudukan sebagai sebuah wujud hukum tertinggi.
Konstitusi sendiri dapat terbentuk dari hasil pemikiran para pendiri negara.

Dalam sistem negara Indonesia, para pendiri negara membentuk


UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 adalah hasil dari
sebuah kesepakatan oleh para pendiri negara Republik Indonesia yang
berangkat dari berbagai macam latar belakang daerah dan beragam disiplin
ilmu. UUD 1945 dapat dikatakan lahir melalui sebuah mekanisme yang
demokratis dengan kompromi dari semua pihak.

Masih mengutip pendapat dari Profesor Yuliandri, konstitusi


memuat ketentuan pokok tentang lembaga dan kekuasaan yang hendak
menjalankan aspek formil atau biasa disebut kewenangan negara. Tidak
hanya itu, konstitusi juga mengandung ketentuan pokok mengenai
10

kekuasaan dan lembaga terkait adanya jaminan terhadap aspek materiil atau
hak asasi manusia.

Setelah memahami uraian di atas, secara sederhana, pengertian


konstitusi dapat dipahami sebagai hukum dasar yang dapat dijadikan sebuah
pedoman dalam menjalankan pelaksanaan pemerintahan negara.

2. Jenis-jenis Konstitusi

Berdasarkan Modul Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII yang


terbit oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017
menjelaskan tentang 2 jenis konstitusi beserta contohnya, seperti berikut:

a. Konstitusi Tertulis

Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar


negara, bangunan negara dan tata negara yang mengatur perikehidupan
satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.

Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang


pernah digunakan negara Indonesia, di antaranya yaitu:

1) UUD 1945
2) UUD RIS
3) UUD Sementara
4) UUD 1945 Hasil Amandemen

b. Konstitusi Tidak Tertulis

Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai


konvensi. Konvensi sendiri memiliki pengertian sebagai kebiasaan
sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah negara.
11

Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang


pernah digunakan negara Indonesia, di antaranya yaitu:

1) Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan


musyawarah secara mufakat.
2) Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16
Agustus 1945, dan Pidato Presiden sebelum MPR melakukan sidang.
Presiden sebagai kepala negara telah menyiapkan bahan-bahan
untuk sidang umum MPR yang akan datang.
3) Adat istiadat

3. Fungsi Konstitusi Secara Umum

Secara umum, konstitusi memiliki beberapa fungsi, di antarnya


yaitu:

a. Konstitusi berfungsi untuk memberikan pembatasan kepada kekuasaan


suatu pemerintahan agar tidak terjadi pemerintahan yang bertindak
sewenang-wenang sehingga hak-hak bagi warga negara dapat terjamin,
terlindungi, dan tersalurkan.
b. Konstitusi memiliki fungsi sebagai piagam atas lahirnya suatu negara
c. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sumber hukum tertinggi
d. Konstitusi memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan pembatasan
terhadap kekuasaan dari suatu pemerintahan
e. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sebuah identitas nasional dan
lambang negara
f. Konstitusi memiliki fungsi sebagai salah satu cara untuk memberikan
perlindungan terhadap hak asasi manusia sekaligus jaminan kebebasan
untuk warga dari suatu negara.
12

4. Tujuan Konstitusi
Selain fungsi konstitusi di atas, konstitusi juga memiliki tujuan yang
penting untuk diketahui. Berikut ini adalah tiga tujuan dari konstitusi secara
ringkas, di antaranya yaitu:
a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk
membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan tindakan yang
merugikan masyarakat banyak.

b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari


penguasaan sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak
asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya konstitusi maka setiap
penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
c. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan
batasan-batasan untuk penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini
juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara
agar negara dapat berdiri kokoh.

C. Perubahan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia pada Tahun


1945
1. Sejarah Pembentukan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Negara
UUD 1945 adalah konstitusi tertulis pertama yang dimiliki oleh
Indonesia sebagai negara merdeka. UUD 1945 disusun oleh Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),
yang dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI
terdiri dari 68 anggota yang berasal dari berbagai golongan dan organisasi
nasionalis Indonesia. BPUPKI melakukan dua kali sidang, yaitu pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli-17 Juli 1945. Dalam sidang
pertama, BPUPKI membahas tentang dasar negara, bentuk negara, dan
13

kedudukan kepala negara. Dalam sidang kedua, BPUPKI membahas


tentang rancangan UUD 1945 secara keseluruhan.
UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang merupakan kelanjutan dari BPUPKI.
PPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 dan
terdiri dari 21 anggota yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. PPKI melakukan
sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang tersebut, PPKI menetapkan UUD
1945 sebagai hukum dasar negara dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai
Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
2. Peran BPUPKI, PPKI, dan KNIP dalam Proses Penyusunan dan
Pengesahan UUD 1945
BPUPKI memiliki peran penting dalam proses penyusunan UUD
1945 sebagai konstitusi tertulis pertama Indonesia. BPUPKI merupakan
wadah bagi para tokoh nasionalis Indonesia untuk menyatukan gagasan
dan aspirasi tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan yang
diinginkan oleh bangsa Indonesia. BPUPKI juga merupakan lembaga yang
merumuskan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, yang diusulkan oleh
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 19453.
PPKI memiliki peran penting dalam proses pengesahan UUD 1945
sebagai hukum dasar negara. PPKI merupakan lembaga yang memiliki
kewenangan untuk menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi resmi
Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. PPKI juga merupakan
lembaga yang menunjuk Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia
serta membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai badan
perwakilan rakyat sementara.

KNIP memiliki peran penting dalam proses penyempurnaan UUD


1945 sebagai hukum dasar negara. KNIP merupakan lembaga yang
berfungsi sebagai badan legislatif sementara sebelum terbentuknya DPR
definitif. KNIP juga merupakan lembaga yang berwenang untuk
14

memberikan persetujuan atau penolakan atas usul Presiden untuk


mengubah UUD 1945. KNIP juga merupakan lembaga yang mengawasi
pelaksanaan UUD 1945 oleh Presiden dan pemerintah.
3. Isi dan Karakteristik UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Sederhana,
Singkat dan Fleksibel
UUD 1945 terdiri dari 37 pasal dan dua aturan tambahan yang
mengatur tentang dasar negara, bentuk negara, kedudukan dan
kewenangan lembaga-lembaga negara, hak dan kewajiban warga negara,
pertahanan dan keamanan negara, keuangan negara, agama negara,
bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu kebangsaan.
UUD 1945 juga dilengkapi dengan penjelasan yang berisi tentang maksud
dan tujuan dari setiap pasal6.
UUD 1945 memiliki karakteristik sebagai konstitusi yang
sederhana, singkat, dan fleksibel. Sederhana artinya UUD 1945 tidak
terlalu rumit dan mudah dipahami oleh rakyat. Singkat artinya UUD 1945
tidak terlalu panjang dan tidak mengandung hal-hal yang tidak perlu.
Fleksibel artinya UUD 1945 dapat disesuaikan dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan bangsa.

D. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun


1945
1. Pengertian Amandemen
Amandemen UUD 1945 adalah perubahan atau penyempurnaan
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang merupakan hukum dasar tertulis dan tertinggi di Indonesia.
Amandemen dilakukan untuk merevisi bagian yang sudah ada dan
menyempurnakan isi dari bagian undang-undang tersebut.
2. Tujuan Amandemen

Tujuan dilakukannya amandemen adalah menyempurnakan aturan


dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
15

perkembangan zaman serta kebutuhan bangsa dan negara. Adapun tujuan


amandemen secara lebih rinci adalah:

a. Memperjelas hukum-hukum yang terkandung di dalam UUD 1945


b. Membentuk hukum yang belum dijelaskan sebagai penyempurna UUD
1945
c. Menyelaraskan UUD 1945 dengan kondisi sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan teknologi saat ini
d. Menyempurnakan aturan mengenai tatanan negara, kedaulatan rakyat,
pembagian kekuasaan, hak asasi manusia, dan lainnya
e. Meningkatkan kualitas demokrasi, konstitusionalisme, dan supremasi
hukum di Indonesia

3. Urutan Sejarah Perubahan Amandemen UUD 1945

UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan dalam kurun


waktu 1999-2002. Amandemen yang terjadi pada UUD 1945 ditetapkan
dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR. Berikut merupakan urutan
sejarah perubahan amandemen UUD 1945.

a. Amandemen Pertama dilakukan pada tahun 1999 tepatnya pada


tanggal 14 s.d 21 Oktober 1999 melalui Sidang Umum MPR
1999. Hasil dari amandemen ini yaitu diterapkan 9 pasal, yakni Pasal 5,
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan
Pasal 21.
b. Amandemen Kedua terjadi satu tahun setelahnya, yaitu tanggal 7 s.d
18 Agustus 2000 melalui Sidang Tahunan MPR. Hasil dari amandemen
ini yaitu diterapkan sebanyak 16 pasal baru yang menggantikan pasal
lama. Pasal-pasal tersebut antara lain Pasal 1 ayat (3), Pasal 3 ayat (1),
Pasal 4 ayat (1), Pasal 6A ayat (1) s.d (4), Pasal 7A ayat (1) s.d (3),
Pasal 7B ayat (1) s.d (3), Pasal 11 ayat (1) s.d (3), Pasal 22C ayat (1)
s.d (4), Pasal 22D ayat (1) s.d (4), Pasal 22E ayat (1) s.d (6), Pasal 23
16

ayat (1) s.d (6), Pasal 23A ayat (1) s.d (2), Pasal 24 ayat (1) s.d (3),
Pasal 24A ayat (1) s.d (2), Pasal 24B ayat (1) s.d (2), dan Pasal 24C
ayat (1) s.d (2).
c. Amandemen Ketiga terjadi pada tahun berikutnya yaitu tanggal 1 s.d.9
November melalui Sidang Tahunan MPR. Hasil dari amandemen ini
yaitu diterapkan sebanyak tujuh pasal baru yang menggantikan pasal
lama. Pasal-pasal tersebut antara lain Pasal 6 ayat (1), Pasal 6B ayat (1)
s.d (3), Pasal 8 ayat (1) s.d (4), Pasal 11A ayat (1) s.d (2), Pasal 18 ayat
(1) s.d (7), Pasal 18A ayat (1) s.d (2), dan Pasal 18B ayat (1) s.d (2).
d. Amandemen Keempat terjadi pada tahun 2002 tepatnya tanggal 1
s.d.11 Agustus melalui Sidang Tahunan MPR. Hasil dari amandemen
ini yaitu diterapkan sebanyak 14 pasal baru yang menggantikan pasal
lama. Pasal-pasal tersebut antara lain Pasal 2 ayat (1), Pasal 5 ayat (1),
Pasal 6A ayat (5), Pasal 7A ayat (4), Pasal 7B ayat (4), Pasal 9A, Pasal
10A, Pasal 18C, Pasal 22F, Pasal 23B, Pasal 23C, Pasal 24D, Pasal 27
ayat (3), dan Pasal 28I.

4. Hasil Amandemen UUD 1945

Hasil dari amandemen UUD 1945 adalah terjadinya perubahan


signifikan dalam beberapa aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,
antara lain:

a. Perubahan sistem pemerintahan dari semi-presidensial menjadi


presidensial murni dengan pembatasan masa jabatan presiden dan wakil
presiden maksimal dua periode.
b. Perubahan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden dari melalui
MPR menjadi langsung oleh rakyat.
c. Perubahan kedudukan MPR dari lembaga tertinggi negara menjadi
lembaga tinggi negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat
dan memiliki kewenangan mengubah dan menetapkan UUD.
17

d. Pembentukan lembaga-lembaga negara baru seperti Mahkamah


Konstitusi, Komisi Yudisial, Dewan Perwakilan Daerah, Badan
Pemeriksa Keuangan, dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
e. Penguatan hak asasi manusia dengan penambahan pasal-pasal yang
mengatur tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan hidup, perlindungan anak, perempuan, dan kelompok
minoritas.
f. Penguatan otonomi daerah dengan penambahan pasal-pasal yang
mengatur tentang pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan
daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan
pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau
kalimatunsawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk
mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung
menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi
melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan
arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-
karya berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

M. Aris Yusuf, gramediablog. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-


negara/#Pengertian_Negara. (Diakses pada tanggal 28 September 2023).

Nandy,gramediablog.https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konstitusi/.
(Diakses pada tanggal 28 September 2023).

Universitas An Nur lampung. 2023.https://an-nur.ac.id/blog/perubahan-sistem-


ketatanegaraan-republik-indonesia-yang-pertama-pada-tanggal-oktober-
1945.html. (Diakses pada tanggal 28 September 2023).

Universitas An Nur lampung. 2023.https://an-nur.ac.id/sejarah-amandemen-uud-


1945-dan-tujuan-amandemen/#Tujuan_Amandemen_UUD_1945.
(Diakses pada tanggal 28 September 2023).

19

Anda mungkin juga menyukai