Gabungan Materi Toksikologi UTS Edit
Gabungan Materi Toksikologi UTS Edit
1
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi : Ilmu pengetahuan mengenai kerja
senyawa kimia yang merugikan terhadap organisme
hidup.
• Toksikologi adalah cabang dari Farmakologi
• Toksikologi : ilmu pengetahuan tentang interaksi antara
senyawa kimia dengan organisme hidup
• Toksikologi adalah ilmu tentang efek-efek merugikan zat
kimia pada organisme hidup.
• Setidaknya ada 100.000 zat kimia digunakan oleh
manusia. Tiap tahun juga disintesis zat kimia baru, bisa
1000 per tahun. Zat zat kimia ini disebut xenobiotic
(xeno=asing). Penilaian keamanan xenobiotic hampir
selalu merupakan perkiraan saja. 2
Toksikologi Pengantar
• Parasetamol telah digunakan berpuluh tahun,
setelah puluhan tahun, keracunan parasetamol
dapat terjadi kerusakan sel hati, dapat fatal efeknya.
• Selain oleh faktor dosis, keracunan juga dapat
terjadi berdasarkan kelainan genetik (primakuin,
INH, suksinilkolin) atau oleh defisiensi enzim pada
neonatus primer (kloramfenikol). Pemberian obat,
zat kimia baru dengan kombinasi, sulit diramalkan
toksisitasnya.
3
Keamana Zat Kimia
• Gejala toksik pertama ditentukan pada hewan coba
melalui penelitian toksisitas akut dan subkronik, untuk
memastikan kealinan yang dapat ditimbulkan. Uji ini
untuk meramalkan kemungkinan toksik pada manusia
dengan dosis yang lebih kecil, selanjutnya ditentukan
dosis terbesar dalam mg/kg bb/hari yang tidak
menimbulkan efek merugikan pada hewan coba / No
Effect Level/NEL atau No (Observed) effect Lefel /NOEL.
• NEL : Jumlah atau konsentrasi zat kimia dalam
penelitian/observasi yang tidak menimbulkan kelainan
buruk/perubahan morfologi atau fungsi organ,
pertumbuhan, perkembangan maupun lama hidup
hewn coba.
• Faktor keamanan dari manusia ke tikus sebesar 100.
(digunakan factor 10 x 10. 10 pertama perbedaan
manusia ke tikus, 10 kedua perbedaan antar manusia)4
Keamana Zat Kimia
• Bila NEL dibagi 100 diperoleh batas keamanan yang
disebut Acceptable Daily Intake (ADI)
NEL
• ADI = = mg/kgBB/hari
100
• ADI : dosis suatu zat kimia terbesar dalam
mg/kgBB/hari, yang dapat diberikan setiap hari
seumur hidup, diperkirakan tidak menimbulkan
efek kesehatan yang buruk pada manusia.
5
Klasifikasi keracunan
Menurut cara terjadinya keracunan :
• Self poisoning : pasien makan obat berlebihan dengan
pengetahuannya bahwa dosis obat ini tidak berbahaya,
pasien tidak bermaksud bunuh diri, menarik perhatian
linkungan saja
• Attempted suicide, pasien bermaksud bunuh diri, bisa
berakhir dengan kematian atau sembuh kembali bila
salah tafsir dosis dimakannya.
• Accidental poisoning. Keracunan karena kecelakaan,
tanpa factor sengaja sama sekali.
• Homicidal poisoning, keracunan akibat tindakan
kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni
orang lain. 6
Klasifikasi keracunan/toksikologi
Menurut mula waktu terjadinya keracunan/lama
waktu terpapar :
• Keracunan akut : lebih mudah dikenal, terjadi
mendadak setelah makan suatu obat/absorbsi zat
toksik.
• Keracunan kronik, diagnosa sulit karena gejalanya
timbul lama dan perlahan setelah terpajan. Gejala juga
dapat akut setelah diberi beberapa kali (untuk zat t1/2
panjang, diekskresi lebih dari 24 jam sehingga
terakumulasi). Efek toksik kronik, terpapar
lama/berulang, mencapai konsentrasi toksik, akhirnya
timbul keracunan. Toksisitas jangka waktu panjang,
contoh oleh kerja zat bersifat karsinogenik / mutagenik
7
Klasifikasi keracunan
Menurut organ yang terdampak
• Racun SSP, Racun Jantung, racun hati, racun ginjal,
dan lain-lain.
• Seringkali racun pada berbagai organ, contoh
karbon tetraklorida bersifat toksik terhadap hati,
ginjal dan jantung.
Menurut Jenis bahan kimia
• Golongan alcohol, fenol, logam berat, organoklorin
dll
8
Gejala dan diagnose keracunan
• Berdasarkan zat racun
9
Toksikologi Pengantar
• Bidang toksikologi
– Ahli toksikologi deskriptif, melakukan uji toksisitas untuk
memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi risiko akibat pajanan bahan kimia yang
terjadi pada manusia dan lingkungan.
– Ahli toksikologi mekanistik, menentukan bagaimana
bahan kimia memberikan efek membahayakan pada
organisme hidup.
– Ahli toksikologi regulasi, menilai apakah suatu obat atau
zat kimia lainnya mempunyai resiko cukup rendah,
untuk membenarkan obat dapat digunakan.
10
Toksikologi Pengantar
• Bidang toksikologi penting untuk kedokteran;
– Toksikologi forensik, menggabungkan kimia analitik dan
toksikologi dasar, menekankan aspek-aspek medikolegal
bahan kimia. Membantu dalam penyelidikan
postmortem untuk menentukan penyebab dan kondisi
kematian.
– Toksikologi klinis, menekankan penyakit yang disebabkan
oleh atau berhubungan khusus dengan zat toksik.
11
Toksikologi Pengantar
• Interaksi zat aktif dengan organisme hidup perlu
diperhatikan ;
– Kerja farmakon (senyawa aktif)-Farmakodinamik
atau toksodinamik
– Farmakokinetik / toksokinetik (pengaruh
organisme terhadap zat aktif)
• Senyawa pada dosis toksik----- Racun
• Setiap zat berpotensi racun, tergangtung dosis.
• Penentuan dosis/konsentrasi subtoksik penting,
guna menghindari eksposisi/pemaparan sehingga
kerusakan dapat dihindari. 12
Toksikologi Pengantar
• Risiko keracunan bergantung pada
– Sifat zat
– Kemungkinan kontak dengan zat racun
– Jumlah diabsorbsi—ditentukan cara terpapar
(oral, hirup, kulit, dll)
– Waktu kontak/lama kontak dengan zat racun
13
Toksikologi Pengantar
• Tugas ahli toksikologi
– Pencegahan
– Cara mengatasi / pengobatan
14
Toksikologi Pengantar
• Penggolongan toksikologi berdasarkan jenis zat dan
keadaan yang mengakibatkan kerja toksik ;
– Toksikologi obat
– Toksikologi zat aditif (menimbulkan ketergantungan)
– Toksikologi bahan makanan
– Toksikologi pestisida
– Toksikologi industri
– Toksikologi lingkungan
– Toksikologi aksidental
– Toksikologi perang
– Toksikologi sinar
15
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi obat dan Kombinasi obat, mencakup;
– Kerja /efek tidak diinginkan
– Keracunan akut karena dosis berlebih
– Pengujian obat potensial menyebabkan toksik
dan toleransi pada fase pre klinik
16
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi zat aditif
– Jumlah orang ketergantungan meningkat,
mengakibatkan dampak sosial politik
– Merokok-Menyebabkan kanker paru, gangguan
jantung dan peredaran darah
– Psikoaktif- Menyebabkan kebobrokan mental
– Contoh; Penyalagunaan marihuana, morfin,
Ekstasi/Metilendoksimetamfetamin/MDMA,
heroin, alkohol.
17
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi bahan makanan
– Memeriksa bahan bahan makanan, mungkin ada
ada zat tambahan merugikan, misal ; bahan
pengawet, zat warna, bahan pengikat, korigensia
rasa, residu antibiotik
– Toksikologi kekurangan makanan (sering di
negara berkembang) atau kelebihan makanan
(sering penyebab kematian di negara maju)
18
Toksikologi Pengantar
Toksikologi Pestisida
• Pestisida yaitu pembasmi yang digunakan
pada pengganggu tanaman. Termasuk :
– Fungisida (cth; difekonazol, frofikenazol) ;
– Rodentisida/membunuh binatang pengerat spt tikus (cth
; senyawa arsen, thalium sulfat) dan
– Insektisida digunakan untuk membunuh serangga
(senyawa organoposafat : Cth; chlorpyrifos, diazinon,
dichlovis, malathion) , organoklorin (Cth; lindane,
chlordane dan DDT), karbamat (cth ; bendiokarbamat),
pirethrin/pirethroid sintetik (cth ; permethrin).
19
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi pekerjaan
– Mencakup semua jenis keracunan dalam pekerjaan.
– Berhubungan dengan unsur kimia di tempat kerja.
– Melindungi keracunan / proteksi bagi pekerja,
dengan menentukan batas toleransi untuk tiap zat
beracun dalam ppm.
– Pekerja dapat terpapar saat sintesis, manufaktur,
pengemasan dan penggunaan di tempat kerja
– Penyakit yang sering terjadi akibat toksikologi
pekerjaan : penyakit kulit dan saluran pernapasan.
20
Toksikologi Pengantar
• Nilai ambang batas (threshold limit value /TLV), dalam bagian
per juta (part per million / ppm) atau mg/m3, ada 3 kategori
berdasarkan kondisi paparan ;
1. Threshold Limit Value-Time Weighted Average (TLV-TWA) adalah
konsentrasi untuk jam kerja normal 8 jam/hari atau 40 jam/
minggu tanpa membahayakan
2. Threshold Limit Value-Short Term Eksposure Limite (TLV-STEL)
adalah konsentrasi yang tidak dapat dilampaui selama 15 menit
perode paparan.
3. Threshold Limit Value-Ceiling (TLV-C) adalah konsentrasi yang
tidak dapat dilalui walaupun singkat.
• Pedoman ini selalu dievaluasi sesuai informasi yang terbaru.
• Sekitar 600 bahan kimia telah ditetapkan nilai ambang
batasnya.
• Tugas : Cari bahan kimia dengan batasan yang dijinkan dalam
ppm, termasuk cemaran pada Ranitidin, yaitu NDMA.
21
Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja :
No. Bahan Kimia Nilai Ambang Batas Keterangan
(ppm)
1. Etanolamin 3 ppm -
Sumber :
Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005, Standar Nasional Indonesia (SNI) : Nilai 22
Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara Tempat Kerja, SNI 19-0232-2005.
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi lingkungan
– Mengkaji potensi dampak unsur kimia berbahaya
dalam bentuk polutan terhadap lingkungan dan
makhluk hidup.
– Lingkungan mencakup udara, tanah, air.
– Polutan adalah unsur yang terdapat dilingkungan
yang berdampak membahayakan organisme
hidup.
– Pencemaran lingkungan menyebabkan lesi toksik
pada manusia, perubahan biosfer atau
lingkungan luar. 23
Toksikologi lingkungan
• Pencemaran lingkuan : limbah plastik yang stabil,
limbah nuklir (aktif ratusan tahun), gas buang
kendaraan bermotor, gas cerobong industri, tinja,
detergen, bahan kimia rumah tangga, penebangan
hutan.
• Contoh pencemaran lingkungan (penelitian);
– Lumpur mencemari instalasi penjernihan air (membawa
logam berat).
– Limbah logam merkuri (Hg) dari Industri mencemari
perairan, yang dapat mencemari ikan.
• Ekotoksikologi : perluasan toksikologi lingkungan,
berhubungan dengan dampak terhadap populasi
organisme hidup atau terhadap ekosistem. 24
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi aksidental, seperti ;
– Kecelakaan karena zat beracun, serta
penggunaannya untuk tujuan kriminal.
– Keracunan oleh bahan kimia rumah tangga dan
obat yang disimpan di tempat yang mudah
dicapai anak-anak
– Keracunan tidak disengaja
– Keracunan dengan maksud bunuh diri
25
Toksikologi Pengantar
• Kedokteran forensik, termasuk;
– Penentuan kadar alkohol dalam nafas atau dalam
darah
– Identifikasi zat dicurigai obat bius
– Identifikasi doping pada olahragawan
– Identifikasi zat pada mayat, dugaan pembunuhan
atau usaha pembunuhan.
26
Toksikologi Pengantar
• Toksikologi Perang, termasuk;
– Senjata nuklir, biologi dan kimia
– Penggunaan racun tanaman secara militer
– Gas air mata (untuk membubarkan demonstrasi)
• Toksikologi sinar, termasuk;
– Penggunaan reaktor nuklir
– Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran
dan industri
27
Baca Bab Toksikologi di buku Farmakologi.
TERIMA KASIH
28
Tahoma Siregar
Adverse effects
Meneyebabkan beberapa perubahan dari keadaan
normal organisme
Tergantung jumlah senyawa aktif pada tempat target
(target site) dengan waktu kontak cukup
Racun
Beberapa senyawa mampu menghasilkan respons
melukai/mencederai pada sistem biologik
Organisme hidup
Sekelompok binatang atau tanaman air pada suatu
tempat sasaran / target sites.
Semua bahan adalah racun; Pada prinsipnya
tidak ada bahan yang tidak racun. Hanya
dosis yang membedakan racun dan obat
Paracelsus (1493-1541)
Udara, air dan polutan
Polutan udara adalah CO, oksida, nitrogen, SO2,
hidrokarbon, dan partikulat. Sumber utama dari alat
transportasi, proses industri, sumber tenaga listrik dan
pemanas rumah dan bangunan.
Polutan bahan organik, hidrokarbon seperti benzo (a)
pyrene yang dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna.
Partikulat adalah campuran heterogen, sering kali
dalam bentuk asap. Partikulat penting sebagai
pembawa hidrokarbon yang diadsorbsi selain itu juga
penyebab iritasi pada sistem pernapasan
menimbulkan iritasi paru-paru seperti : peroxyacetyl
nitrat, acrolein, dan formaldehida
Bahan kimia pertanian yang ditemukan dalam air :
insektisida seperti diklorinasi hidrokarbon,
organophosphates, dan carbamates.
Diklorinasi senyawa hidrokarbon seperti : DDT, Chlordane,
dan dieldrin, sekarang angka kejadian keracuanan ini
berkurang karena dibatasi penggunaan di Amerika Serikat,
juga di Indonesia.
Pesticidies lain termasuk herbicidies, fungisida,
nematocides, dan redonticides.
Pupuk meskipun kurang berbahaya/beracun, namun
berkontribusi terhadap masalah lingkungan seperti sebagai
eutrofikasi (masalah lingkungan hidup oleh limbah fosfat,
khususnya dalam ekosistem air tawar). Dalam beberapa
kasus, titik sumber bahan kimia untuk pertanian adalah
pertanian/perkebunan . Pencemaran di sungai sering terjadi.
Hydrokarbon Berat molekul rendah terhalogenasi
seperti kloroform, dichloroethane, dan karbon
tetraklorida dapat masuk ke saluran air sebagai
cemaran.
Kontaminan pada makanan, kedelai, senyawa dalam
makanan diproses. Racun bakteri seperti eksotoksin
dari Clostridium botulinum. Cotoxins seperti ;
aflatoxins dari Aspergillus flavus. Residu pestisida dan
residu dari makanan hewan sebagai bahan tambahan
makanan seperti dietilstilbestrol dan antibiotik, untuk
avariety bahan kimia industri seperti
PCB/polychlorinated biphenyl compound dan
polyborminated bifenil (untuk buat plastik).
Bahan kimia ditambahkan pada makanan sebagai
pengawet, diantaranya antibakeri, antifungi, atau
antioksidan; untuk mengubah karakteristik fisika, untuk
proses; untuk mengubah rasa; untuk mengubah warna dan
bau.
bahan tambahan pada makanan mempunyai bukti
menyebabakan keracunan kronik.
Banyak diketahui dari uji beberapa bahan – bahan tambahan
ketika dilakukan pengujian keracunan teramati relatif
sederhana dampaknya, bagaimanapun ringannya efek,
dalam jangka panjang kemudian bisa menjadi racun. Tabel
1.1 memberikan contoh bermacam-macam tipe zat
tambahan organik pada makanan.
Zat anorganik, sangat penting seperti nitrat dan nitrit.
Tabel 1.1 contoh bahan kimia organik pada makanan
Fungsi Kelas Contoh
Pengawet Antioksidan Butilated hidroksianisol
Asam askorbat
Antifungi Metil p-asam benzoat
Propionat
Pembantu proses Anticaking Kalsium silikat
Sodium aluminosilikat
Pengemulsi Propilen glikol
Monogliserida
Khelatin EDTA
Sodium tartrat
Stabilisator Gum ghatti
Sodium alginat
Humektan Propilen glikol
Gliserol
Tabel 1.1 contoh bahan kimia organik pada makanan
NaCl 4.000
Nikotin 1
Kurare 0,5
IV IM PO
Tahoma Siregar
Toksisitas kronik
• Toksisitas jangka lama, pemberian obat secara
berulang selama 1-3 bulan (percobaan sub akut), 3-
6 bulan percobaan kronik atau seumur hewan
(lifelong studies). Memperpanjang toksisitas kronik
lebih dari 6 bulan tidak memberikan efek manfaat
lebih baik, kecuali untuk uji karsinogenitas.
• Tujuan uji tokisistas kronik adalah menguji
keamanan obat.
• Data dari hewan ke manusia ditafsirkan/ekstrapolasi
tidak boleh dilakukan begitu saja, tanpa
mempertimbangkan berbagai faktor perbedaan
antara manusia dan hewan.
Toksisitas kronik
• Penilaian keamanan obat/zat kimia dengan tahapan
:
1. Menentukan LD50
2. Melakukan toksisitas sub akut dan kronik untuk
menentukan NOEL
3. Melakukan percobaaan karsinogenitas, teratogenitas,
dan mutagenitas.
• Fakta bahwa agen-agen dalam lingkungan
kemungkinan membawa bermacam-macam bentuk
penyakit, misal kanker telah diketahui sejak abad
ke-18
Sejarah penemuan dari antigen lingkungan yang
menyebabkan kanker pada manusia
1n (terendah):
Efek farmakologi dengan efek samping minimal
10 n (menengah)
Memperlihatkan efek toksik minimal
3 dosis
100 n (teringgi)
Memperlihatkan efek toksik, tetapi hanya,
mematikan sebagian kecil
Toksisitas kronik
• Hampir sama dengan sub akut, bedanya yaitu ;
waktu 1-2 tahun
Tosisitas khusus
• Uji toksisitas teratogenik (cacat terhadap bayi)
• Uji toksisitas karsinogenik (kanker), untuk zat
yang dicurigai menyebabkan kanker.
• Uji toksisitas mutagenik (kelainan gen)
• Uji toksisitas terhadap sistem reproduksi
Toksisitas Khusus
Kelompok Geliat
Zat uji II ++
Kontrol positif / +
pembanding
Kelompok Zat Perlu Diuji Toksisitasnya
Kelator (CaNa₂EDTA,
Dimerkaprol, Penislamin, asam
2,3-dimerkaptosuksinat,
deferoksamin, asam
dietilentriaminpenta-asetat. Penyakit
Untuk mengikat logam dan
mempermudah ekskresi
Logam diperlukan tubuh
a. Esensial:
Makro: Ca, Na, K, Mg
Mikro: Cu, Zn, Fe, Mn, Co, Mo, Se.
b. Non-esensial (toksik): Hg, Pb, Cd, As
• Logam bentuk kimianya dapat berubah akibat
pengaruh fisikakimia, biologis atau akibat aktivitas
manusia (manusia menaikkan kadar logam di tempat
aktivitas manusia).
• Toksisitasnya berubah drastis bila bentuk kimianya
berubah. Cth : Merkuri anorganik bersifat toksik pada
ginjal. Metil merkuri (organic) bersifat lipofilik dapat
melintasi sawar darah otak, toksik pada SSP.
Timbal/Lead (Pb)
Sumber Toksik :
• Paparan dari lingkungan di udara (pemakaian
bensin yang mengandung Pb/Tetra etil timbal)
• Timbal digunakan dalam produksi baterai dan
kabel listrik, insektisida.
• Merkuri digunakan dalam industry kloralkali
sebagai katoda dalam elektrolisis garam dalam air
untuk meghasilkan klorin dan NaOH.
• Solder
• Pelapis PVC (pipa)
• Produksi cat
• air dan makanan
Timbal tidak memiliki manfaat di tubuh manusia.
Tempat kerja
Enzim
• Logam kerja utamanya menghambat enzim. Cth;
– Logam menghambat gugus SH suatu enzim.
– Logam menggusur kofaktor. Cth. Pb menggusur
Zink dalam enzim yang bergantung pada adanya
Zink, misalnya asam δ-aminolevulinathidratase
(ALAD).
• Menghambat sintesis enzim. Cth : nikel dan platina
menghambat asam δ-aminolevulinat sintetase (ALAS).
Mengganggu hem yang penting bagi hemoglobin dan
sitokrom.
• Enzim dapat dilindungi dari logam dengan memberi zat
pengkhelat, misalnya Dimerkaprol (BAL) yang
membentuk ikatan yang stabil dengan logam.
Efek toksik logam, secara umum :
• Karsinogen ; Arsen, kromium, nikel, Berilium,
cadmium, Cisplatin
• Fungsi imun. Penghambatan fungsi imun.
Menginduksi hipersensitifitas (berilium, kromium,
nikel, emas, merkuri, platina dan zirconium), lihat
tabel di bawah.
• Susunan Saraf Pusat. Bentuk kimia menentukan
mudah masuk/mempengaruhi Susunan Saraf (SS).
Logam merkuri dan metil merkuri mudah memasuki
dan menginduksi toksik pada SS. Logam lain yang
neurotoksik : tembaga, trietiltin, emas, litium dan
mangan.
Efek toksik logam, secara umum :
• Ginjal. Cd mempengaruhi tubulus proksimal ginjal.
Kromium, platina dan merkuri anorganik
menginduksi kerusakan ginjal terutama tubulus
proksimal.
• Sistem Pernapasan. Logam menyebabkan iritasi dan
radang saluran napas
Reaksi hipersensitif terhadap logam
Logam Jenis Tampilan klinis Mekanisme rekasi
rekasi
Darah Ekskresi:
Usus (Pb-eritrosit) Jaringan Urin (90%),
Sal Napas t1/2 empedu,
20-30 Kulit
Lunak ;
Hari, bisa Keras (keringat),
1-2 bulan Sum-sum Rambut,
Tulang,
tulang, Kuku, dan
gigi
otak, Hati Air susu
t1/2 :
Ginjal,
Puluhan
gonad
tahun(10
t1/2 : 1-2
-30)
bulan
Farmakokinetika Timbal
Distribusi
• Faktor yang mempengaruhi distribusi kalsium juga
mempengaruhi distribusi Pb. Asupan posfat tinggi
mempermudah penimbunan Pb dalam tulang dan
mengurangi Pb dalam jaringan lunak. Jika posfat cukup,
vitamin D mempermudah penimbunan Pb dalam tulang.
• Hormon paratiroid dan dihidrotakisterol memobilisasi Pb dari
tulang, meningkatkan kadar Pb dalam darah dan ekskresinya
dalam urin. Pb juga ditemukan dalam ASI, keringat, rambut,
kuku.
• Setelah diserab, Pb terikat ke eritrosit dan awalnya
didistribusikan secara luas ke jaringan lunak seperti; sumsum
tulang, otak, ginjal, hati, otot dan gonad; kemudian ke
permukaan tulang subperiosteal; lalu ke matriks tulang. Pb
juga menembus plasenta sehingga potensial berbahaya pada
janin.
Farmakokinetika Timbal
• Kinetika klirens Pb di tubuh mengikuti model
multikompartemen (disebagian besar darah dan
jaringan lunak, dengan t½ 1-2bulan dan di kerangka
tubuh, dengan t½ hingga puluhan tahun).
Farmakokinetika Timbal
Ekskresi
• Lebih dari 90% dieliminasi dari urin, sisanya
diekskresi melalui empedu, kulit, rambut, kuku,
keringat dan air susu.
• Pb yang tidak disekresi disimpan di kerangka tubuh.
• Pelepasan secara perlahan dari kerangka tubuh
dapat meningkatkan kadar dalam darah selama
bertahun-tahun setelah paparan terhenti.
• Keadaan seseorang dengan hipertiroid
menyebabkan intoksikasi Pb nyata.
Farmakodinamik Pb
• Kelebihan timbal di dalam tubuh memberikan
efek toksik, minimal melalui 3 mekanisme,
yaitu:
–Aktivitas hambatan enzim, kadang sebagai
konsekuensi ikatan pada gugus sulfhidril
–Dengan mempengaruhi aksi kation esensial,
terutama kalsium, zat besi dan seng
–Dengan mengubah struktur reseptor serta
membran sel
Farmakodinamik Pb/Toksisitas Pb
A. Sistem Saraf
• SSP janin, anak merupakan target yang sangat
spesifik bagi efek toksik timbal.
• Konsentrasi Pb 15 µg/dl dalam darah
menyebabkan gangguan subklinis fungsi
neurokognitif pada anak kecil. Kemampuan
mendengar juga mengalami penurunan. Orang
dewasa kurang sensitif terhadap SSP timbal.
Farmakodinamik Pb
A. Sistem Saraf
• Pb [30 µg/dl] dalam darah : perubahan perilaku dan
neurokognitif agak tersamar, tanda & gejala ; cepat
marah, kelelahan, gangguan koordinasi visual motorik,
penurunan libido, anoreksia, gangguan tidur, dan
kelambatan waktu reaksi, sakit kepala, artralgia dan
myalgia juga sering dikeluhkan. Tremor tidak sering.
• Pb [100 µg/dl] : Ensefalopati, terjadi kerusakan pada
arteriol dan kapiler yang mengakibatkan edema otak,
diikuti peningkatan tekanan intra kranial dan
menimbulkan ataksia, kehilangan kesadaran, konvulsi
dan kematian. Juga terjadi neuropati perifer.
Farmakodinamik Pb
A. Sistem Saraf
• Pada anak kadar 40-50 µg/dl dapat menunjukkan
hiperaktifitas, berkurangnya focus perhatian,
menurun IQ.
• Sindrom klinis pada anak dapat terlihat pada Pb
darah sebesar 70 µg/dl, (spt kerusakan arterial,
edema otak).
Farmakodinamik Pb
B. Darah/sistemhematopoietik
• Pb dapat menimbulkan anemia baik normositik,
mikrositik atau hipokromik.
• Pb mempengaruhi sintesis Hem (disintesis dari glisin
dan suksinil koenzim A/KoA dengan piridoksal posfat
sebagai kofaktor) dengan cara menyakatkan
penggabungan zat besi ke dalam protoporphyrin IX,
menghambat fungsi enzim pada alur sintesis Hem,
termasuk (aminolevulinic acid dehydrase dan
ferrochelatase).
• Pb juga penyebab anemia melalui kenaikan fragilitas
membran eritrosit dan penurunan waktu kelangsungan
hidup sel darah merah. Pada paparan tinggi terjadi
hemolisis.
Farmakodinamik Pb
C. Ginjal
• Paparan Pb dosis tinggi kronis, [Pb] > 80 µg/dl
selama beberapa bulan atau tahun, dapat
mengakibatkan fibrosis dan nefrosklerosis
interstisial pada ginjal.
Farmakodinamik Pb
D. Organ Reproduksi
• Pb [12-17 µg/dl] pada wanita hamil dapat
berpengaruh pada perkembangan neurologist dan
janin dalam kandungan dan fungsi kognitif si anak
selanjutnya. Peningkatan angka keguguran,
penurunan masa kehamilan.
• Pada pria, Pb > [40 µg/dl] dalam darah dihubungkan
dengan penurunan atau kelainan produksi sperma.
Wanita Terpapar Timbal (Pb) dan Risiko Pada Kehamilan
28
Farmakodinamik Pb
F. Sistem kardiovaskular
• Pb [7 µg/dl] dalam darah diasosiasikan dengan
peningkatan resiko hipertensi.
G. Karsinogenitas
Telah teramati pada hewan.
Bentuk utama intoksikasi timbal
A. Keracunan timbal anorganik
1. Akut (ditandai kadar > 0.72 ppm dalam darah)
– Keracunan Pb anorganik akut sudah jarang terjadi sekarang.
Pemakaian sudah dihindari di masyarakat.
– Pb masuk lewat inhalasi, Senyawa Pb larut dalam asam atau
inhalasi uap Pb. Efek astringen menimbulkan rasa haus dan
rasa logam. Gejala lain; mual, muntah, tinja warna hitam
karena Pb sulfide, dapat disertai diare atau konstipasi.
Gejala berat : ensefalopati atau kolik, anemia hemolitik dan
peningkatan aminotransferase hati.
– Pb anorganik menyebabkan parestesia, nyeri dan
kelemahan otot, anemia berat dan hemoglobiuria karena
hemolysis darah, dapat terjadi kerusakan ginjal, kematian
dapat terjadi 1-2 hari.
Bentuk utama intoksikasi timbal
A. Keracunan timbal
2. Kronis, gejala ada 6 sindrom;
– Sindrom abdominal. Dimulai mual, muntah, sakit kepala. Ca
gulokonas IV dianjurkan untuk mengurangi nyeri abdominal
– Sindrom neuromuscular/lead plasy.
– Sindrom SSP. Gejala kekakuan, ataksia, vertigo, insomnia,
gelisah dan iritabilitas
– Sindrom hematologi. Gejala anemia
– Sindrom renal
– Sindrom lainnya
• Gejala ; keluhan anoreksia, lelah dan malaise, keluhan
neurologist, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, lekas marah atau
depresi, lemah, atralgia atau mialgia dan gejala gastrointestinal.
• Diagnosis harus ditegaskan melalui pengukuran Pb dalam darah.
Nilai Pb darah 0.1-0,4 ppm. Gejala Pb jelas terlihat bila >0,8 ppm.
Diatas 0.4 ppp tanpa gejala atau hanya turun aktivitas.
Bentuk utama intoksikasi timbal
B. Keracunan Pb organik (organo timbal)
• Biasanya disebabkan oleh Pb tetraetil atau tetrametil yang
digunakan sebagai antiknock pada beberapa macam bensin,
Bensin mengandung Pb tidak dijual lagi di USA, dibeberapa
Negara masih digunakan.
• Di Jakarta bensin sudah tidak mengandung Pb harusnya,
sebab banyak kendaraan dan penduduk padat ?.
• Pb organik lebih cepat menguap dan larut dalam lemak.
Cepat diserap melalui kulit dan saluran nafas.
• Gejala pada SSP : insomnia, mimpi buruk, anoreksia, mual,
diare, sakit kepala, lemah otot dan isntabilitas emosional.
• Keracunan parah : insomnia, halusinasi, delirium, gemetar,
kejang dan kematian.
• Sumber paparan Pb organik : Saat pembersihan tangki bensin
atau menghirup bensin yang mengandung Pb.
Pengobatan keracunan Pb
A. Pengobatan keracunan Pb anorganik meliputi ;
– Penghentian paparan dengan segera
– Perawatan suportif dan penggunaan terapi kelasi.
– Keseimbangan cairana dan elektolit dipertahankan.
– Pemberian antikejang untuk serangan tiba-tiba.
– Edema serebral dapat diperbaiki dengan pengobatan
kortikosteroid (deksametason) dan mannitol.
• Calsium disodium Edetat (CaNa2EDTA) diberikan dosis 50-75
mg/kgBB/hari, IM atau melalui infus kontinyu yang dibagi
dalam dua atau tiga kali pemberian, selama 5 hari. Diikuti
dengan pengobatan Dimercaprol 4 mg/kgBB. Interval
pemberian CaNa₂EDTA dan pemberian dimercaprol/BAL IM
setelah 4 jam. Pengulangan pemberin CaNa₂EDTA setelah
dihentikan 2 hari. Dan dapat dengan D-penisilamin 250 mg PO,
4 kali, 5 hari
Pengobatan keracunan Pb
B. Pengobatan keracunan Pb organik
–Pengobatan awal dengan dekontaminasi
kulit dan mencegah paparan lebih lanjut
–Pengobatan kejang dengan antikejang
(diazepam)
–Kelasi bila dalam darah konsentrasinya
tinggi. Spt ppt di atas.
Tabel 1. Toksik senyawa arsen, timbal dan merkuri tertentu
Lo- Bentuk Jalur Distrbusi Efek klinis Aspek penting Metabolisme
gam yang masuk absorbsi utama dari mekanisme dan
tubuh utama eliminasi
Bentuk:
• garam As2O3 Toksik
• asam arsenat H4AsO4 Toksik
• Oksida As2O5 Toksik
• Garam komplek PbHAs5O4 Kurang toksik
• Organik As Ikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik
45
Keracunan Arsen
46
Keracunan Arsenik anorganik akut
• Pengobatan dilandasi pada
– dekontaminasi isi perut,
– perawatan suportif, dan
– kelasi (dilakukan dengan pemberian dimercaprol
segera 3-5 mg/kg setiap 4-6 jam IM). Efikasi
dimercaprol paling tinggi jika diberikan dalam
beberapa menit sampai beberapa jam setelah
paparan. Succimer juga dapat digunakan.
B. Keracunan arsenic anorganik kronis
• Menunjukan sejumlah tanda dan gejala
multisitemik. Waktu muncul gejala sesuai toleransi
individu dan dosis.
• Gejala kelelahan, penurunan berat badan dan
kelemahan terjadi bersamaan dengan anemia,
keluhan gastrointestinal non spesifik.
• Efek paling khas adalah perubahan kulit, biasanya
setelah beberapa tahun dan meliputi pola
hiperpigmentasi dan hiperkeratosis tetes hujan
yang menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
Kanker paru, kulit, hati, ginjal atau kandung kemih
dapat terjadi.
MERKURI
• Merkuri metalik, satu-satunya logam cair (liquid).
• Bentuk Hg yaitu; uap Hg (unsur Hg), garam Hg dan Hg
organic. Unsur Hg ialah Hg anorganik paling mudah
menguap. Garam Hg : monovalent Hg₂Cl₂, dan divalen
HgCl₂. Hg organic ; Garam alkil merkuri, seperti ; metil
merkuri sangat toksik, digunakan sebagai fungisida.
• Pada awal tahun 1950 an, epidemik cacat lahir dan
penyakit neurologist terjadi di desa nelayan di
Minamata (Jepang). Senyawa penyebabnya ditemukan
metilmerkuri yang terbentuk dalam air laut melalui aksi
metabolik organisme air tehadap merkuri elemental
yang dibuang dari pabrik disekitarnya. Selain itu juga
oleh garam merkuri anorganik dan senyawa arilmerkuri
yang memberikan pola toksisitas yang relatif unik.
Minamata disease