Makalah Cici
Makalah Cici
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
3. Agar mengetahui ciri-ciri jamur yang bisa dimakan dan ciri-ciri jamur
yang untuk obat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan
2. Untuk mengetahui cara tumbuh jamur
3. Kajian teori
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik,
berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya
mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan
sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan
generatif yaitu spora. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik
yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya
multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme
lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,pertumbuhan, dan
reproduksinya.Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut
hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan- jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar
and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa
dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar
yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel
yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan
dari substrat ;
2
karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat
yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup
pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru
penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika
mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan inang yang cocok. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan
pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap
makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase
pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa
dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
1.Serbuk kayu
2.baglog
3
Itulah alat dan bahan dalam membudidayakan jamur. Jamur yang
berkualitas sangatlah diperlukan bagi konsumen karena jamur yang
berkualitas sudah pasti sangat enak dibandingkan jamur yang tidak
berkualitas.
4
Sterilisasi Baglog, dengan cara mengukusnya dalam drum yang
dimodifikasi selama 8 jam. Lebih bagus lagi dengan alat sterilizer
yang dibuat khusus yang terbuat dari tembok.
Kembang mekar
6. Pembahasan
Pada kedua tanaman jamur pada hasil pembahasan yang telah diberi tanda
A dan B, hasilnya sama yaitu jamur pada baglog akan tampak pada hari
ke-2 tanaman tersebut akan tumbuh dengan perubahan pada
struktur.Fungsi pada baglog pada jamur merupakan media tanam bibit
jamur tiram berbahan serbuk kayu. Jamur yang menggunakan proses
baglog akan tumbuh dengan sehat dan dapat dipanen berulang kali.
6
diletakkan di tempat yang lembab seperti gudang atau kamar mandi.
“Fase awal ini akan memakan waktu kurang lebih satu bulan hingga
Baglog tumbuh tunas Jamur Tiram,” ujarnya.
Satu kali periode budidaya jamur tiram memakan waktu kurang lebih 120
hari. Pembuatan baglog setidaknya butuh 7 hari, inkubasi 30 hari, dan 80 hari
masa tumbuhnya jamur. Dalam waktu 4 bulan tersebut, setiap baglog dapat
dipanen antara 4 sampai 5 kali.
B. Jenis kayu keras yang dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur
tiram putih seperti kayu mahoni, kelapa dan jati. Budidaya jamur tiram
putih juga harus memperhatikan asupan protein dan mineral dalam
media.limbah serbuk kayu yang melimpah tersebut mestinya bisa
dimanfaatkan sebagai media tanam Jamur Tiram. Serbuk kayu memiliki
kandungan lignin dan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan Jamur Tiram
Cara Membudidayakan Jamur Tiram Melalui Tahap SederhanSederhan
Jamur ini sebagian hidup pada kayu yang sudah mati. Sebagian
lainnya tumbuh pada kayu yang masih hidup dan dedaunan yang
sudah gugur serta sisa tumbuhan. Sebagai “pathogen” tumbuhan, jamur
kayu dapat menyebabkan pembusukan akar dan batang sehingga
menyebabkan kematian.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi jamur itu adalah tumbuhan yang tidak punya klorofil, sehingga bersifat
heterotrof. bentuknya seperti cendawan, kemudian ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Mugiono, Arlianti T, Azmi C. 2011, Panduan Lengkap Jamur.
Bogor. Penebar Swadaya Achmad. 2012. Jamur Info Lengkap dan Kiat
Sukses Agribisnis. Jakarta: Agriflo Akbarini D. 2016. Pohon Pelawan
(Tristaniopsis merguensis). Spesies Kunci Keberlanjutan Taman
Keanekaragaman Hayati Namang-Bangka Tengah. Jurnal Biologi 9(1):66-
73 Alexopoulous CJ, Mims CW. 1979. Introductory Mycology, 3rd ed. John
Wiley and Sons. New York, Chicester, Brisbane, Toronto. Ansori ANM, Fusvita
L. Trikurniadewi N, Rahmaniyah F, Arizal EH, Ni'matuzahroh 2014.
Inventorization of Edible Macrofungi from The Tropical Rainforest
Ecosystem of Meru Betiri National Park East Java. Journal of Biological
Engineering ad Review 3(1): 55-57. Arif, Astuti, Muin M, Kuswinanti T.
Harfiani V. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan
Pendidikan dan Latihan Tabo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep. Jurnal Perennial 3(2):49-54, Asnah. 2010. Inventarisasi Jamur
Makroskopis di Ekowisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser
Kabupaten Langkat Sumatera Utara [tesis]. Medan: Universitas Sumatera
Utara. Badalyan SM. 2014. Potential of Mushroom Bioactive Molecules to
Develop Healthcare Biotech Products. Proceeding of the 8 International
Conference on Mushroom Biology and Mushroom Products (ICMBMP8), hlm
373-378. Bessey, E. A. 1964. Morphology and Taxonomy of Fungi. New
York and London: Hufner Publishing Company. Berdan R. 2013. Tips for
Identifying and Photographing Mushrooms, http:
www.canadanaturephotographer.com/mushroom-photography, html. [24 Mei
2017]. Boa E. 2004, Wild Edible Fungi: A Global Overview of Their Use and
Importance to People. Rome: Food and Agriculture Organization of The United
Nations.BPS [Badan Pusat Statistika). 2016. Bangka Tengah dalam Angka .
10