Anda di halaman 1dari 61

Umar bin Khaththab pernah mengirimkan surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari

(radhiyallahu ‘anhuma), beliau berkata:

‫امس يَّ ِة َو ثَ َفلَِّ ُْوا ِِف امْ َؼ َ ِرب ََّ ِة‬


ُّ ‫فَ َذ َفلَِّ ُْوا ِِف‬
‚Pelajarilah Sunnah dan Bahasa Arab‛
(Jami’ Bayan Al-Ilm wa Fadhlihi 2228)

(Pengenalan Dasar Bahasa Arab)

(1) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Sekapur sirih

،‫ بٔما بؼد‬،‫ اذلد هلل زة امؼاملني وامطالت وامسالم ػىل هبٌُا محمد وػىل بٓهل وحصبَ بٔمجؼني‬،‫بسم هللا امرمحن امرحمي‬
Segala puja dan puji hanya kita peruntukkan kepada Allah sebagai Dzat satu-
satunya yang patut teruntuk-kan segala puja dan puji tersebut. Shalawat serta salam
senantiasa kita mohon kepada Allah agar tercurahkan Rasulullah Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam, kepada keluarga beliau, para sahabat beliau, dan kepada siapa saja yang
selalu meniti jalannya beliau hingga Hari Kiamat.
Seiring dengan mewabahnya pandemi Covid 19, Allah limpahkan kemashlahatan di
balik ujian. Kita diberikan kemudahan dalam meniti jalannya para ulama yaitu
menuntut ilmu syar’i, salah satunya ilmu bahasa Arab. Meskipun pembelajaran tersebut
hanya melalui online, namun kita yakin inilah salah satu bentuk anugerah Allah kepada
kita. Yang mana anugerah ini tidaklah dilimpahkan oleh Allah kecuali kepada siapa
yang dikehendaki-Nya.
Dengan mengharapkan kemudahan dan keridhoan dari Allah, kami berusaha sesuai
dengan kemampuan menulis ringkasan ‚Pengenalan Dasar Bahasa Arab‛ untuk pemula.
Tentu saja tiada gading yang tidak retak, apalagi kami hanyalah pembelajar juga dalam
ilmu bahasa Arab. Maka jika ada kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan, kami
berharap kiranya dikritisi untuk sebuah perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga saja usaha kita ini dinilai sebagai sebuah amalan shaleh oleh Allah, dalam
rangka ikhtiar kita menuntut ilmu dan sebagai hujjah kita kelak ketika di tanya buat apa
nikmat waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Dan semoga Allah limpahkan
kefahaman serta ilmu yang bermanfaat kepada kita semua.
Aamiin.
Abul Khair Al Minkabawi

(2) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


DAFTAR ISI

Sekapur Sirih……………………………….……………………………………………. 2
Pelajaran Pertama………………………….………………………………………….... 4
Pelajaran Kedua…………………………………….…………………………………. 11
Pelajaran Ketiga………………………………….……………………………………. 15
Pelajaran Keempat……………………………….……………………………………. 20
Pelajaran Kelima………………………………………………………………….…… 26
Pelajaran Keenam……………………….………………………………………….…. 31
Pelajaran Ketujuh…………………………………………….……………………….. 35
Pelajaran Kedelapan…………………………………………….……………………. 40
Pelajaran Kesembilan………………………………………………………………… 43
Pelajaran Kesepuluh………………………………………………………………….. 48
Pelajaran Kesebelas…………………………………………………………………… 51
Pelajaran Keduabelas…………………………………………...……………………. 55
Penutup……………………………………………..………………………………….. 60

(3) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 1
Mengenal Kalimah (‫ )امـ َ ِك َم ُة‬dan Macamnya

Kalimah (‫ )امـكمة‬artinya ‘kata’, didalam bahasa Arab istilah inilah yang digunakan
untuk penyebutan ‘kata’. Adapun kalimah didalam ilmu bahasa Arab terbagi menjadi
tiga macam, yaitu: Isim (‫س‬ٌ ْ ‫) ِا‬, Fi’il (‫) ِف ْؼ ٌل‬, dan Huruf (‫) َح ْر ٌف‬

Maka dari susunan tiga unsur inilah nantinya yang akan membentuk sebuah
kalimat yang sempurna. Bisa jadi susunan tersebut terdiri dari isim saja, isim dengan fi’il
atau isim dengan fi’il serta huruf. Adapun contoh-contoh dari penyusunannya adalah:

‫امْ َبُ ُْت َ ِمج َْ ٌل‬


(Rumah itu indah), contoh kalimat diatas hanya terdiri dari susunan isim saja yaitu
‫( امْ َبُ ُْت‬rumah) dan ‫( مجَ ِ َْ ٌل‬indah)

‫َجلَ َس َّامر ُج ُل‬


(Seorang laki-laki itu telah duduk), maka pada kalimat diatas terdiri dari susunan
fi’il ‫( َجلَ َس‬duduk) dan isim ‫( َّامر ُج ُل‬laki-laki)

ُ ُ ِ‫ًَأ‬
‫ُك بَ ْمحَدُ خ ْ ًُْبا ِِف امْ َبُ ِْت‬

(Ahmad sedang makan roti di dalam rumah), pada kalimat diatas terdiri dari
susunan:
ُ ُ ِ‫( ًَأ‬sedang makan/fi’il), ‫ام َبُ ِْت‬/‫خ ْ ًُْبا‬/ ُ‫( بَ ْمحَد‬Ahmad, roti, rumah/isim), ‫( ِِف‬di
‫ُك‬
dalam/huruf jer)
(4) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
Pengertian Isim, Fi’il dan Huruf.

ٌ ْ ‫) ِا‬, yaitu sebuah kata yang menunjukkan arti benda, sifat, atau keterangan
Isim (‫س‬
waktu.

Semua kata yang mempunyai arti sebuah benda (benda padat, benda cair, benda
hidup atau benda mati), dan semua kata yang menunjukkan arti sifat serta semua kata
yang menunjukkan keterangan waktu, maka termasuk kepada isim.
Adapun diantara contoh-contohnya adalah:
a. menunjukkan arti benda, seperti:
‫( بَُ ٌْت‬rumah), ‫( َح َج ٌر‬batu), ‫( ُب ْرثُلَا ٌل‬jeruk), ‫( َما ٌء‬air), ‫( َز ُج ٌل‬laki-laki)

b. menunjukkan arti sifat, seperti:


‫( مجَ ِ َْ ٌل‬indah), ‫( َو ِاس ٌع‬luas), ‫( نَب ْ ٌِْي‬besar),
‫( َض ِغ ْ ٌْي‬kecil), ‫( ه َِظ َْ ٌف‬bersih), ‫اِس‬ٌ ِ ‫( َو‬kotor)

c. menunjukkan arti keterangan waktu, seperti:


‫( ً َ ْو ٌم‬hari), ‫( شَ ِ ٌْر‬bulan), ‫( َس يَ ٌة‬tahun)

Catatan: Adapun untuk mengenali isim ada dua cara, yaitu dengan mengetahui
maknanya serta tanda-tandanya.

(5) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Fi’il (‫) ِف ْؼ ٌل‬, yaitu kata kerja yang menunjukkan (berkaitan) dengan waktu tertentu.

Apabila dijumpai sebuah kata yang menunjukkan arti pekerjaan yang mana waktu
terjadinya pekerjaan tersebut dilakukan pada waktu tertentu, maka itulah yang
dinamakan dengan fi’il.

Contohnya:
‫( ػَ ِ َِل‬telah mengetahui), ‫ََص‬ َ َ ‫( ه‬telah menolong), ‫( َ َِس َع‬telah mendengar)
‫( نَ َخ َب‬telah menulis), ‫( َجلَ َس‬telah duduk)

Huruf (‫) َح ْر ٌف‬, yaitu kata yang kurang berfungsi kecuali jika bersambung dengan
kata lain (isim atau fi’il)

Yang dimaksud disini adalah huruf-huruf yang memiliki makna, bukan huruf
hijaiyah. Karena dalam bahasa Arab huruf itu terbagi menjadi dua yaitu huruf hijaiyah
dan huruf maknawiyah.

a). Huruf hijaiyah yaitu huruf-huruf yang tidak memiliki makna, seperti:

‫ي‬......‫د‬،‫خ‬،‫ح‬،‫ج‬،‫ث‬،‫ة‬،‫ا‬

b). Huruf maknawiyah yaitu huruf-huruf yang memiliki makna, namun kurang
berfungsi maknanya apabila dia berdiri sendiri, seperti:

َّ ُ ‫َو‬
‫ ِم ْن‬،‫ َس ْو َف‬، ْ‫ كَد‬،‫ ٔب ْو‬،‫ ا َّٕن‬،‫ ُ َْل‬،‫ث‬،

(6) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Misalnya ‫( ِم ْن‬artinya ‘dari’) akan kurang berfungsi kecuali dia bersambung dengan
kata lain (isim), silahkan lihat contoh dibawah ini:

.......‫خ ََر َح امْ ُم َطل ُّ ْو َن ِم ْن‬


(Orang-orang yang sholat telah keluar dari...)

Maka pada kalimat diatas ‫ ِم ْن‬belum berfungsi secara sempurna dan kalimat
tersebut belum bisa dipahami. Namun fungsi ‫ ِم ْن‬akan jadi sempurna apabila setelahnya
ada kata yang lain, seperti:
‫خ ََر َح امْ ُم َطل ُّ ْو َن ِم َن امْ َم ْسجِ ِد‬

Tanda-tanda isim:

a. Menerima tanwin (dhommah tanwin, fathtah tanwin, kasroh tanwin),


contohnya:
ٌ‫ ِن َخاة‬،‫ كَلَـ ٌم‬،‫ نَبِِ ْـ ٌر‬،‫ ً َ ْو ٌم‬،‫ً َ ِمِ ْـ ٌن‬

b. Menerima alif lam (‫)ال‬, contohnya:


ُ َ‫ ْامكـِخ‬،‫ امـلَ َ ُِل‬،‫ امـكَب ْ ُِْي‬،‫ امـ ََ ْو ُم‬،‫امـ ََ ِم ْ ُني‬
‫اة‬

Catatan penting: dalam sebuah isim tidak boleh terkumpul padanya antara alif lam
dan tanwin.

c. Jika didahului oleh salah satu huruf jer, contohnya:

ِّ ِ ‫ ػَ َىل ْام ُك ْر‬،َ‫ َغ ْن بَ ِِب ُ َُرٍْ َرت‬،‫امس ْو ِق‬


‫ ِم ُم َح َّم ٍد‬،‫ بـِامْلَ َ ِِل‬،‫ نَ َزًْ ٍد‬،‫ ِِف امْ َبُ ِْت‬،‫س‬ ُّ ‫ ّا ََل‬، ‫ِم َن امْ َمدْ َز َس ِة‬

(7) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Huruf Jer (‫جر‬ ّ ‫ )حرف‬adalah sebuah kata yang hukum asalnya menjadikan kasroh
harokat akhir isim setelahnya, dan yang bisa dimasuki oleh huruf jer hanyalah isim.
Adapun macam-macam huruf jer, diantaranya:

ِ‫ ل‬،‫ ِة‬، َ‫ ك‬،‫ ِ ِْف‬،‫ ا ََٕل‬،‫ ِم ْن‬،‫ ػَ َىل‬،‫َغ ْن‬

Termasuk juga kepada huruf maknawiyah adalah huruf-huruf ‘Athof (kata untuk
penggabungan) namun ia bukan termasuk kepada tanda isim, seperti:

‫ ُ َّث‬،‫ َف‬،‫ بَ ْم‬،‫ بَ ْو‬،‫َو‬

d. Huruf terakhirnya berharakat kasroh,

Contohnya:

5:‫ ) َسلَ ٰـ ٌم ُِ َی َح َّ َّٰت َم ۡطلَع ِ بمۡفَ ۡج ِر) سوزت املدز‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar)

e. Diakhiri oleh ta’ marbuthah (‫)ت‬


Contohnya:

2:‫ ) َو َم ۤا بَذ َ ىۡزٰ َم َما مَ َۡ َ َُل بمۡلَدۡ ِز) سوزت املدز‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu)

(8) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Tanda-tanda fi’il:

Seperti halnya isim maka fi’il juga memiliki tanda-tanda tersendiri. Secara umum
tandanya adalah apabila kata tersebut bermakna kata kerja. Adapun secara ringkas
diantara tandanya ialah:

a. Jika didahului oleh Qod ( ْ‫)كَد‬


Contohnya:

َ ‫ )كَدۡ بَفۡلَ َح َمن َسنَّٰىٰ َا ۝ َوكَدۡ خ‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬


01-9 :‫َاة َمن ذ ََّس ٰىٰ َا( سوزت امشمس‬

(Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan


sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya)

b. Jika didahului oleh Sa (‫ َ)ســ‬atau Sawfa (‫َ)س ْو َف‬


Contohnya:

َ ‫(ّلَك َس ََ ۡؼلَ ُم‬


4:ٔ‫ون) سوزت اميبأ‬ َّ َ :‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui)

8 :‫ (فَ َس ْو َف ُُی ََاس ُب ِح َس ًاًب ٌ َِس ًْيا) سوزت الاوشلاق‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah)

(9) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


c. Jika didahului oleh Lam (‫)مَ ْم‬
Contohnya:

ْ َ ًُ ‫ (مَ ۡم ً َ ِ ِۡل َومَ ۡم‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬


3:‫وَل) سوزت الٕخالص‬

(Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan)

ْ
d. Jika diakhiri oleh ta’ maftuhah sukun (‫)ث‬
Contohnya:

0: ‫ ( ٕا َرا ب َّمس َم ۤا ُء بوشَ لَّ ْت( سوزت الاوشلاق‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Apabila langit terbelah)

Adapun tanda-tandanya yang lain Insyaallah nanti akan diketahui seiring dengan
pembelajaran di level selanjutnya.

Sedangkan Huruf tidak memiliki tanda-tanda khusus, maka membedakan dengan


isim adalah dengan cara menghafalkannya. Hal ini juga disebabkan jumlahnya yang
sedikit.

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(10) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 2
Isim ditinjau dari jenisnya

Pembahasan tentang hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan dengan seksama,
karena dalam menyusun sebuah kalimat dalam bahasa Arab mempunyai kaedah-kaedah
tersendiri yang tidak ada dalam bahasa yang lain.
Sebagai permisalan kita ambil contoh penggunaan kata tunjuk dalam bahasa Arab
seperti ‫( َُ َذا‬ini) untuk laki-laki dan ٍِ ‫( َُ ِذ‬ini) untuk wanita. Ketika kita menggunakan
dua macam kata tunjuk tersebut berarti kita terlebih dahulu harus mengetahui jenis dari
benda yang ditunjuk, contohnya:
‫َز ُج ٌل‬
Ketika kita ingin mengatakan ‘Ini seorang laki-laki’ maka harus menggunakan kata
tunjuk untuk jenis laki-laki, maka kalimatnya menjadi :
‫َُ َذا َز ُج ٌل‬
Tidak boleh digunakan kata tunjuk untuk wanita sehingga menjadi ‫ َُ ِذ ٍِ َز ُج ٌل‬karena
ini menyalahi kaedah bahasa Arab, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu isim jika
ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1). Isim Mudzakkar (‫ )اس مذنّر‬yaitu isim yang menunjukkan laki-laki yang pada
isim tersebut tidak terdapat tanda mu’annats,

Contohnya (yang menunjukkan laki-laki dari sesuatu yang bernyawa):


‫( ُم َح َّم ٌد‬Muhammad), ‫( َسًْ ٌد‬Zaid), ‫( َغ ْبدُ هللا‬Abdullah), ‫( ُم ْو َس‬Musa), dan lain-
lainnya.

(11) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


‫( َز ُج ٌل‬seorang laki-laki), ‫( َو َ ٌَل‬anak laki-laki), ‫( َطا ِم ٌب‬seorang siswa), dan lain-
lainnya.
‫( ِذًْ ٌم‬ayam jantan), ‫( بٔ ْ هز ٌَب‬kelinci), ‫( بَلَ ٌر‬sapi), ‫( غَ َ ٌن‬kambing), dan lain-lainnya.

Adapun yang menunjukkan laki-laki dari sesuatu yang tidak bernyawa, contohnya:
‫( كَ َ ٌِل‬pena), ‫س‬
‫( ُن ْر ِ ي‬kursi), ٌ‫( ِن َخاة‬kitab), ‫( ِجدَ ٌز‬dinding), ٌ‫( ًَبة‬pintu), dan lain-
lainnya.

2). Isim Mu’annats (‫ )اس مؤه ّر‬yaitu isim yang menunjukkan wanita,

Contohnya(yang menunjukkan wanita dari sesuatu yang bernyawa):

‫( ُِ ْي ٌد‬Hindun), ‫( َسًًْ َ ُب‬Zainab), ‫( َطا ِم َب ٌة‬seorang siswi), ‫( ا ْٕم َربٔ ٌت‬seorang wanita), ‫بَلَ َر ٌت‬
(seekor sapi betina) dan lain-lainnya.

Adapun yang menunjukkan wanita dari sesuatu yang tidak bernyawa, contohnya:

‫( َم ْكذَ َب ٌة‬perpustakaan), ٌ‫( َس بُّ ْو َزت‬papan tulis), ‫( ِم ْم َس َح ٌة‬penghapus), ‫( َساػَ ٌة‬jam tangan)
ٌ‫( َس ََّ َازت‬mobil), ‫( َح ِل ِْ َب ٌة‬tas), dan lain-lainnya.

Apakah isim mu’annats mempunyai tanda-tanda untuk bisa membedakannya


dengan isim mudzakkar? Kita katakan iya, isim mu’annats memiliki tanda-tanda yang
nantinya akan membedakannya dengan isim mudzakkar.

(12) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Tanda-tanda Isim Mu’annats, yaitu:
a. Ada huruf ta’ marbuthah (‫ )ت‬selain nama laki-laki, seperti:
‫( ُم ْس ِل َم ٌة‬seorang muslimah), ‫( بَلَ َر ٌت‬sapi betina) , ‫( ِم ْر َو َح ٌة‬kipas angin), dan lain-
lainnya.
Maka jadikanlah ini sebuah kaedah yang umum dalam bahasa Arab, bahwa salah
satu tanda yang bisa menunjukkan sebuah isim tersebut mu’annats ialah ketika ada
huruf ta’ marbuthah (‫ )ت‬pada isim tersebut kecuali nama laki-laki.
Kaedah asalnya yaitu:
‫س اث ََّط َل ًِبمخَّا ِء امْ َم ْربُ َط ِة ُم َؤه ٌَّر‬
ٍ ْ ‫ُك ِا‬
ُّ ُ
(Setiap isim yang bersambung (berakhiran) dengan Ta’ Marbuthah adalah
Mu’annats)

Catatan: Adapun nama laki-laki yang berakhiran dengan ta’ marbuthah maka ia
adalah isim mudzakkar, seperti:
‫( َ ْمح َز ُت‬Hamzah), ‫( ُم َؼا ِوً َ ُة‬Mu’awiyah), ‫( َطلْ َح ُة‬Thalhah), ‫( ُش ْؼ َب ُة‬Syu’bah), dan lain-
lainnya.

b. Nama wanita (baik yang berasal dari bahasa Arab atau tidak), seperti:
‫( َسًًْ َ ُب‬Zainab), ‫( ُِ ْي ٌد‬Hindun), ‫( بٔ ْ ََسا ُء‬Asma’), dan lain-lainnya.

c. Sifat yang khusus untuk wanita, seperti:


‫( َحا ِم ٌل‬hamil), ‫( َحائِ ٌظ‬haidh), ‫( ُم ْر ِض ٌع‬menyusui), dan lain-lainnya.

(13) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Maksudnya yaitu apabila ditemukan sebuah isim yang menunjukkan sifat yang
mana sifat tersebut hanya ada pada wanita (tidak dimiliki oleh laki-laki), maka ini
adalah salah satu tanda isim mu’annats.
Catatan: Isim yang menunjukkan sifat khusus untuk wanita ini boleh diberikan ta’
marbuthah (‫ )ت‬dan boleh tidak. Karena tanpa ta’ marbuthah-pun maka ia telah
dipahami sebagai sebuah isim mu’annats.

d. Anggota badan yang ganda (dobel), seperti:

‫( ِز ْج ٌل‬kaki), ‫( ً َ ٌد‬tangan), ‫( بٔ ُر ٌن‬telinga), ‫( َح ِاج ٌب‬alis), ‫( نَ يف‬telapak tangan)


‫( كَدَ ٌم‬telapak kaki), ‫( َخ يد‬pipi), ‫( فَ ِخ ٌد‬paha), dan lain-lainnya.

Kesimpulannya: Setelah mengetahui tanda-tanda dari isim mu’annats, maka isim


yang tidak memiliki tanda-tanda diatas adalah isim mudzakkar. Allahu a’lam

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(14) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 3
Isim ditinjau dari jumlahnya

Isim apabila ditinjau dari jumlahnya terbagi menjadi tiga:

A). Isim Mufrod (‫ )اس مفرذ‬adalah setiap isim yang menunjukkan jumlah satu
(tunggal), seperti:
ُ َ‫( ام ِكذ‬sebuah kitab) , ٌ‫( َس ََّ َازت‬sebuah mobil), dan lain-
‫( َز ُج ٌل‬seorang laki-laki) , ‫اة‬
lainnya.

Perhatikan penggunaannya dalam sebuah kalimat, misalnya kita mengatakan:


‫َُ َذا َز ُج ٌل‬
Maka secara arti dalam bahasa Arab diartikan dengan Ini seorang laki-laki, dengan
kata lain pada kalimat diatas menunjukkan jumlah satu.

B). Isim Mutsanna (‫مثن‬


ّ ‫ )اس‬adalah setiap isim yang menunjukkan jumlah dua
(ganda)
Sebuah isim jika ingin dijadikan mutsanna maka harus memenuhi syarat,
diantaranya:

a. Isim tersebut harus dari bentuk kata yang tunggal (mufrod)


b. Isim mufrod tersebut harus yang terdiri dari satu kata (tidak boleh lebih)

(15) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Adapun cara membuat isim mutsanna ada dua rumus yaitu dengan menambahkan
‫ان‬/
ِ ‫ ٍْ ِن‬diakhir isim mufrod-nya. Harokat huruf nun (‫ )ن‬senantiasa kasroh dan harokat
huruf sebelum ‫ ِان‬/ ‫ ٍْ ِن‬adalah fathah, contohnya:
ِ ْ َ ‫ ٍْ ِن = ِنخَاب‬+ ٌ‫ ِان = ِنخَابـَ ِان – ِنخَاة‬+ ٌ‫ِنخَاة‬
‫ـني‬
ِ ْ ‫ ٍْ ِن = امشَ َج َرث‬+ ‫ ِان = امشَ َج َرثـَ ِان – امشَ َج َر ُت‬+ ‫امشَ َج َر ُت‬
‫َـني‬

Contoh didalam ayat Al Qur’an:


01-8:‫ )بَمَ ۡم َ َۡن َؼل َّهلُۥ َغ َۡيَ ۡ ِني ۝ َو ِم َساًنً َوشَ فَذَ ۡ ِني ۝ َوَُدَ ًٌَۡ ٰـ َُ بميَّ ۡجدَ ٍۡ ِن( امبِل‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

C). Isim Jama’ (‫ )اس ادلع‬adalah isim yang menunjukkan jumlah lebih dari dua
(biasanya diartikan dengan ‘beberapa’) dan terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Jama’ Mudzakkar Salim (‫ )مجع مذنّر سامل‬yaitu jumlah lebih dari dua yang
menunjukkan laki-laki dan selamat (tidak berubah) dari bentuk mufrodnya,
contohnya:

‫( ُم ْس ِل ُم ْو َن – ُم ْس ِل ِم ْ َني‬beberapa muslim), ‫( املُدَ ِّز ُس ْو َن – املُدَ ِّز ِس ْ َني‬beberapa guru),


‫( ُم َح ّمدُ ْو َن – ُم َح ّم ِد ٍْ َن‬beberapa Muhammad), dan lain-lainnya.

Perlu diperhatikan bahwasannya tidak semua isim mudzakkar bisa dijadikan


kedalam bentuk jama’ mudzakkar salim. Adapun syarat sebuah isim bisa dijadikan
mudzakkar salim adalah:

(16) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


a. Sifat yang menunjukkan makna laki-laki yang berakal (dan inilah yang akan
sering dijumpai dalam jama’ mudzakkar salim).
b. Nama laki-laki berakal yang tidak berakhiran huruf ta’ marbuthah (‫)ت‬

Cara pembuatannya (penyusunannya) yaitu:


Isim mudzakkar yang telah terpenuhi persyaratan diatas ditambahkan ‫ ٍْ َن‬/ ‫ْو َن‬
diakhir bentuk mufrodnya, huruf nun yang terakhir senantiasa fathah, contohnya:

َ ْ ‫ امل ُ ْس ِل ِم‬/‫( امل ُ ْس ِل ُم ْو َن‬orang-orang muslim) berasal dari: ‫ ٍْ َن‬/ ‫ ْو َن‬+ ‫امْ ُم ْس ِ ُِل‬
‫ـني‬
َ ْ ٌِ ‫ ُم ْؤ ِم‬/‫( ُم ْؤ ِمٌُ ْو َن‬orang-orang mukmin) berasal dari: ‫ ٍْ َن‬/ ‫ ْو َن‬+ ‫ُم ْؤ ِم ٌن‬
‫ـني‬

Contoh lainnya:
‫( ُم َح ّمدُ ْو َن‬beberapa Muhammad), ‫( ُم ْف ِل ُح ْو َن‬orang-orang yang beruntung), dan
lain-lainnya.

Contoh didalam ayat Al Qur’an:

6:‫ُّر بمۡ َ ِِرً َّ ِة( امبُ ٌّة‬ ِ ۡ ‫ )ا َّن ب َّ َِّل ٍَن نَ َف ُرو ۟ا ِم ۡن بَُۡلِ ب ۡم ِكذَ ٰـ ِب َوبمۡ ُم‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
ُّ َ ‫ۡش ِن َني ِِف ًنَ ِز َ ََجنَّ َ َخ ٰـ ِ ِِل ٍَن ِفهیَ ۤاۚ بُ ۟ومَ ٰۤـى َم ُ ۡه‬
ّ ّ

Catatan: Apabila sebuah isim mudzakkar tidak memenuhi syarat diatas, maka ia
tidak bisa dijadikan kedalam bentuk jama’ mudzakkar salim, contohnya:

‫( َم ْسجِ ٌد‬masjid), ‫( ام َبُ ُْت‬rumah), ٌ‫( ًَبة‬pintu), dan lain-lainnya.

Kenapa tidak bisa? Karena beberapa kalimah di contoh tersebut merupakan sesuatu
yang tidak berakal.

(17) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


2. Jama’ Mu’annats Salim (‫ )مجع مؤهر سامل‬yaitu jumlah lebih dari dua yang
menunjukkan wanita dan selamat dari bentuk mufrodnya, contohnya:

ِ ‫اث – امل ُ ْس ِل َم‬


‫اث‬ ُ ‫( امل ُ ْس ِل َم‬beberapa muslimah), ‫اث‬
ٍ ‫اث – َطا ِم َب‬
ٌ ‫( َطا ِم َب‬para siswi),
‫اث – َس ََّ َاز ٍاث‬
ٌ ‫( َس ََّ َاز‬beberapa mobil), dan lain-lainnya.
Pada jama’ muannats salim tidak ada syarat khusus dalam pembuatannya, yang
penting ia adalah isim mu’annats (berlaku umum).
Adapun cara membuat jama’ mu’annats salim ada dua, yaitu:
a. Apabila isim mufrodnya tidak berakhiran ta’ marbuthah maka ditambahkan pada
ٌ ‫ ٍاث‬secara langsung, contohnya:
akhirnya ‫اث‬/

ٍ َ‫ َسًًَْب‬/ ‫اث‬
‫اث‬ ٌ َ‫ ٍاث = َسًًَْب‬/ ‫اث‬
ٌ + ‫َسًًْ َ ُب‬
‫ ُِ ْيدَ ٍاث‬/ ‫اث‬
ٌ َ‫ ٍاث = ُِ ْيد‬/ ‫اث‬
ٌ + ‫ُِ ْي ٌد‬

b. Apabila isim mufrodnya berakhiran ta’ marbuthah (‫ )ت‬maka dihilangkan terlebih


ٌ ‫ ٍاث‬, contohnya:
dahulu ta’ marbuthah (‫ )ت‬tersebut, kemudian ditambahkan ‫اث‬/

ٍ ‫ ُم ْس ِل َم‬/ ‫اث‬
‫اث‬ ٌ ‫ ٍاث = ُم ْس ِل َم‬/ ‫اث‬
ٌ + ‫ُم ْس ِل َم ٌة‬
‫اث‬ ٍ ‫ َطامِ َب‬/ ‫اث‬
ٌ ‫ ٍاث = َطا ِم َب‬/ ‫اث‬
ٌ + ‫َطا ِم َب ٌة‬

Catatan: Ketika melafazhkan Jamak Muannats Salim tolong diperhatikan mad


(panjang pendeknya), karena sekilas lafazh jamak tersebut mirip dengan mufrodnya.
Silahkan lihat contoh-contoh jamak muannats salim di QS. At Tahrim : 5

3. Jama’ Taksir (‫ )مجع حكسْي‬yaitu jumlah lebih dari dua yang mengalami perubahan
dari bentuk mufrodnya, contohnya:

(18) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


‫( َامطا ِم ُب‬siswa) menjadi ‫( ُامط َّال ُة‬para siswa)
ٌ‫( ًَبة‬pintu) menjadi ٌ‫( بٔبْ َواة‬beberapa pintu)
‫( كَ َ ٌِل‬pena) menjadi ‫( بٔ ْك َال ٌم‬beberapa pena)
‫( َز ُج ٌل‬laki-laki) menjadi ‫( ِز َجا ٌل‬para lelaki)
ٌ‫( ِن َخاة‬kitab) menjadi ‫( ُن ُخ ٌب‬beberapa kitab)
‫( بَُ ٌْت‬rumah) menjadi ‫( بُ َُ ْو ٌث‬beberapa rumah),
‫( َ َْن ٌم‬bintang) menjadi ‫( ُ َُن ْو ٌم‬beberapa bintang)
‫( َم ْسجِ ٌد‬masjid) menjadi ُ‫( َم َس ِاجد‬beberapa masjid)
‫( َمدْ َز َس ٌة‬sekolah) menjadi ‫( َمدَ ِاز ُش‬beberapa sekolah), dan lain-lainnya.
Contohnya didalam Al Qur’an:
Silahkan lihat QS. At Takatsur: 2 (kata ‫ ) امْ َملَا ِبر‬dan QS. Al Qari’ah: 5 (kata ‫) امْجِ َبا ُل‬,
serta contoh-contoh lainnya di dalam Al Qur’an maupun Hadits-hadits Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam.
Catatan:
a. Jama’ taksir tidak dikatakan salim karena ia tidak selamat dari bentuk
mufrodnya (mengalami perubahan dari bentuk mufrodnya).
b. Perubahan dari bentuk mufrodnya bisa jadi oleh penambahan/pengurangan
huruf atau harokat pada bentuk mufrodnya.
c. Pada pembuatan jama’ taksir tidak ada kaidah tertentu, dan bisa diketahui
dengan cara mendengarkan perkataan orang Arab atau menghafalnya dari kamus.

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(19) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 4
Mengenal Dhomir

Isim Dhomir (‫ )اس امضمْي‬yaitu kata ganti suatu benda yang berfungsi untuk
menunjukkan:

a. Kata ganti orang yang bicara/ orang pertama (‫) ُمذَ َ ِكّم‬
b. Kata ganti orang yang di ajak bicara/ orang kedua (‫) ُمخ ََاطب‬
c. Kata ganti orang yang dibicarakan/ orang ketiga (‫)غَائِب‬

Adapun sebagai pengenalan maka dhomir terbagi menjadi tiga, yaitu:


1). Rofa’ Munfashil (‫ )مضْي زفع مٌفطل‬yaitu kata ganti (dhomir) yang terpisah dari
kata lain dan dia berkedudukan sebagai subjek (pelaku), lafazhnya adalah:

a. Kata ganti orang ketiga (‫)امغائب‬, yaitu:


‫( ُ َُو‬dia), ‫( ُ َُها‬dia berdua), ‫( ُ ْه‬mereka) untuk laki-laki.

َ ِ (dia), ‫( ُ َُها‬dia berdua), ‫( ُ َُّن‬mereka) untuk wanita.


‫ِه‬

b. Kata ganti orang kedua (‫)اخملاطب‬, yaitu:


‫( بٔه َْت‬kamu), ‫( بٔهْ ُخ َما‬kamu berdua), ‫( بٔه ُ ُْْت‬kalian) untuk laki-laki.
‫( بٔه ِْت‬kamu), ‫( بٔهْ ُخ َما‬kamu berdua), ‫( بٔه ُ َُّْت‬kalian) untuk wanita.

(20) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


c. Kata ganti orang pertama (‫)املخكم‬, yaitu:
َ‫( بًٔن‬saya), ‫( َ َْن ُن‬kami) untuk laki-laki dan wanita.

Silahkan lihat tabel dibawah ini:

‫مجع‬ ‫مثن‬
ّ ‫مفرذ‬ ‫امؼائب‬
(Jama’) (Mutsanna) (Mufrod) (KG ke-3)
‫ُ ْه‬ ‫ُ َُها‬ ‫ُ َُو‬ ‫مذهر‬
‫ُُ َّن‬ ‫ُ َُها‬ َِ
‫ِه‬ ‫مؤهر‬

‫مجع‬ ‫مثن‬
ّ ‫مفرذ‬ ‫اخملاطب‬
(Jama’) (Mutsanna) (Mufrod) (KG ke-2)
‫بٔه ُ ُْْت‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬ ‫بٔه َْت‬ ‫مذهر‬
‫بٔه ُ َُّْت‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬ ‫بٔه ِْت‬ ‫مؤهر‬

‫ََن ُن‬ ‫بًٔن‬ ‫املخكم‬ ‫مذهر – مؤهر‬


(Mutsanna/jama’) (Mufrod) (KG ke-1) (Mudzakkar/muannats)

Contoh-contoh dalam kalimat:


‫َج َاء ُ َُو‬
(Dia telah datang), maka dhomir ‫ ُ َُو‬pada contoh diatas tampak dan terpisah dari
fi’il (‫) َج َاء‬, kemudian dia berkedudukan sebagai subjek (pelaku)

(21) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Kesimpulannya: dimanapun dijumpai lafazh-lafazh diatas yang terbaca, tertulis,
terlihat, terpisah dari kata yang lain dan dia berada pada posisi subjek, maka inilah yang
disebut dengan dhomir rofa’ munfashil.

2). Nashob Muttashil (‫ )مضْي هطب مذّطل‬yaitu dhomir yang bersambung dengan fi’il
dan berkedudukan sebagai objek (yang dikenai pekerjaan), adapun perubahan lafazhnya
adalah:
a. Kata ganti orang ketiga laki-laki:

‫( ُ َُو‬dia) lafazhnya berubah menjadi ُ‫ه‬, contohnya: ٍُ ‫ََص‬ََ‫ه‬


‫( ُ َُها‬mereka berdua) lafazhnya tetap ‫ ُ َُها‬, contohnya: ‫ََص ُ َُها‬
ََ‫ه‬
‫( ُ ْه‬mereka) lafzhnya tetap ‫ ُ ْه‬, contohnya: ‫ََص ُ ْه‬
ََ‫ه‬

b. Kata ganti orang ketiga wanita:

‫ِه‬ َ ِ (dia) lafazhnya berubah menjadi ‫َُا‬, contohnya: ‫ََصَُا‬ ََ‫ه‬


‫( ُ َُها‬mereka berdua) lafazhnya tetap ‫ ُ َُها‬, contohnya : ‫ََص ُ َُها‬
ََ‫ه‬
‫( ُُ َّن‬mereka) lafazhnya tetap ‫ ُ َُّن‬, contohnya: ‫ََصُ َُّن‬
ََ‫ه‬

c. Kata ganti orang kedua laki-laki:

‫( بٔه َْت‬kamu) lafazhnya berubah menjadi َ‫ك‬, contohnya: َ‫ه َََصك‬


‫( بٔهْ ُخ َما‬kalian berdua) lafazhnya berubah menjadi ‫ ُ َمُك‬, contohnya : ‫ََص ُ َمُك‬
ََ‫ه‬
‫( بٔه ُ ُْْت‬kalian) berubah menjadi ‫ُك‬,ْ ُ contohnya: ‫ََصُ ُْك‬
ََ‫ه‬

(22) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


d. Kata ganti orang kedua wanita:

‫( بٔه ِْت‬kamu) lafazhnya berubah menjadi ‫ ِك‬, contohnya: ‫ََص ِك‬ ََ‫ه‬
‫( بٔهْ ُخ َما‬kalian berdua) lafazhnya berubah menjadi ‫ ُ َمُك‬, contohnya : ‫ََص ُ َمُك‬
ََ‫ه‬
‫( بٔه ُ َُّْت‬kalian) berubah menjadi ‫ ُن َّن‬, contohnya: ‫ََص ُن َّن‬
ََ‫ه‬

e. Kata ganti orang pertama laki-laki/wanita:

َ‫( بًٔن‬saya) lafazhnya diganti ‫ ْي‬dan ditambahkan nun kasroh sebelumnya maka
menjadi ‫ِن‬, ْ ِ contohnya: ‫ََص ِ ِْن‬
ََ‫ه‬
‫( َ َْن ُن‬kami) lafazhnya berubah menjadi َ‫ ًن‬, contohnya: َ‫ََصًن‬
ََ‫ه‬

Silahkan lihat dan cermati tabel dibawah ini:

‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫مؤهر امغائب‬ ‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫مذهر امغائب‬
(Nashob (Fi’il) (KG 3 (Nashob (Fi’il) (KG 3
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
‫ََصَُا‬ ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ِه‬ ٍُ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ُو‬
‫ََص ُ َُها‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ُام‬ ‫ََص ُ َُها‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ُام‬
‫ََص ُُ َّن‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ُ ّن‬ ‫ََص ُ ْه‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ه‬

(23) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫مؤهر اخملاطب‬ ‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫مذهر اخملاطب‬
(Nashob (Fi’il) (KG 2 (Nashob (Fi’il) (KG 2
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
‫ََص ِك‬ ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ِ ‫ٔب‬
‫هت‬ َ‫ََصك‬ ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ َ ‫ٔب‬
‫هت‬
‫ََص ُ َمُك‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫بٔهامت‬ ‫ََص ُ َمُك‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫بٔهامت‬
‫ََص ُن َّن‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ّ ُ ٔ‫ب‬
‫هُت‬ ‫ََصُ ُْك‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫ٔبهُت‬

‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫املخكم‬ ‫هطب مذطل‬ ‫فؼل‬ ‫املخكم‬


(Nashob (Fi’il) (KG 1) (Nashob (Fi’il) (KG 1)
Muttashil) Muttashil)
َ‫ََصًن‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫َنن‬ ‫ََص ِ ِْن‬
ََ‫ه‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬ ‫بًٔن‬

Catatan: Pada dhomir َ‫ ٔبًن‬ada kaedah khusus dalam perubahannya yaitu dengan
menambahkan nun kasroh (‫ ِ)ن‬sebelum ‫ي‬,ْ dan huruf nun inilah yang dinamakan
dengan Nun Wiqoyah (huruf nun yang berfungsi untuk mencegah peng-kasrohan pada
sebuah fi’il)

3). Jer Muttashil (‫ )مضْي جر مذّطل‬yaitu dhomir yang bersambung dengan isim atau
kemasukan huruf jer dan biasanya menunjukkan kepemilikan. Adapun perubahan
lafazhnya sama persis dengan nashob muttashil kecuali pada dhomir َ‫( بًٔن‬pada jer
muttashil dihilangkan huruf nun wiqoyahnya).

(24) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Silahkan lihat dan cermati tabel dibawah ini:

‫جر مذطل‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫جر مذطل مؤهر امغائب اس‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫اس‬ ‫مذهر امغائب‬
(Jer (Isim/huruf) (KG 3 (Jer (Isim/huruf) (KG 3
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
‫ِنخَابُـَِا‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫ِه‬ َُ ُ‫ِنخَاب‬ ٌ‫ِنخَاة‬ ‫ُو‬
‫ِنخَابُـُِ َما‬ ٌ‫ِنخَاة‬ ‫ُام‬ ‫ِنخَابُـُِ َما‬ ٌ‫ِنخَاة‬ ‫ُام‬
‫ِن َخابُـُِ َّن‬ ٌ‫ِنخَاة‬ ‫ُ ّن‬ ‫ِنخَابُـُِ ْم‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫ه‬

‫جر مذطل‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫جر مذطل مؤهر اخملاطب اس‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫مذهر اخملاطب اس‬
(Jer (Isim/huruf) (KG 2 (Jer (Isim/huruf) (KG 2
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
‫ِن َخابُ ِم‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫هت‬ِ ٔ‫ب‬ ‫ِنخَابُ َم‬ ٌ‫ِنخَاة‬ َ ٔ‫ب‬
‫هت‬
‫ِن َخابُـ ُُكَا‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫بٔهامت‬ ‫ِن َخابُـ ُُكَا‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫بٔهامت‬
‫ِنخَابُـكُ َّن‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ّ ُ ‫ٔب‬
‫هُت‬ ‫ِن َخابُـ ُ ْمك‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫بٔهُت‬

‫جر مذطل‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫اس‬ ‫املخكم‬ ‫جر مذطل‬ ّ ‫ حرف‬/ ‫اس‬ ‫املخكم‬
(Jer (Isim/huruf) (KG 1) (Jer (Isim/huruf) (KG 1)
Muttashil) Muttashil)
‫ِنخَابُيَا‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫َنن‬ ‫ِن َخابـِ ْي‬ ٌ‫ِن َخاة‬ ‫بًٔن‬

Catatan : Pada jer muttashil maka bersambungnya hanya boleh dengan isim atau
huruf dan tidak boleh bersambung dengan fi’il. Allahu a’lam

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---


(25) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
PELAJARAN 5
Mengenal Isim Isyarah & Isim Maushul

Isim Isyaroh (‫ )اس الٕشازت‬yaitu isim yang berfungsi untuk menunjuk suatu benda
atau biasa disebut juga dengan kata tunjuk.
Adapun dalam bahasa Arab maka Isim Isyaroh (kata tunjuk) dibagi berdasarkan
beberapa hal diantaranya:
A). Isim isyaroh untuk menunjuk benda yang dekat (‫ )ا ٕلشَ َاز ُت نِلْلَ ِرًْب‬berakal atau
tidak berakal:

‫مخع نلؼاكل‬ ‫مثن‬ ‫مفرذ‬ ‫نللرًب‬


(>2 berakal) (2) (1) (dekat)
‫َُ ُؤلٓ ِء‬ ‫َُ َذ ِان‬ ‫َُ َذا‬ ‫( مذهر‬lk)
‫َُ ُؤلٓ ِء‬ ‫َُخَ ِان‬ ٍِ ‫َُ ِذ‬ ‫( مؤهر‬pr)

a. Untuk mudzakkar lafazhnya adalah:


‫( َُ َذا‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat mufrod (‫)املفرذ‬, contohnya:
ٌ‫ َُ َذا ِن َخاة‬، ‫َُ َذا َز ُج ٌل‬
‫( َُ َذ ِان‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat mutsanna (‫)املثن‬, contohnya:
‫ َُ َذ ِان ِن َخ َاًب ِن‬، ‫َُ َذ ِان َز ُج َال ِن‬
‫( َُ ُؤلٓ ِء‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat jama’(‫ )ادلع‬berakal, contohnya:
‫َُ ُؤلٓ ِء ُم ْس ِل ُم ْو َن‬

(26) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


b. Untuk mu’annats lafazhnya adalah:
ٍِ ‫( َُ ِذ‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat mufrod (‫)املفرذ‬, contohnya:
‫ َُ ِذ ٍِ ََش ََر ٌت‬، ‫َُ ِذ ٍِ َطا ِم َب ٌة‬
‫( َُخَ ِان‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat mutsanna (‫)املثن‬, contohnya:
‫ َُ َخ ِان ََش ََرَتَ ِن‬، ‫َُ َخ ِان َطا ِم َب َخ ِان‬
‫( َُ ُؤلٓ ِء‬ini) untuk menunjuk benda yang dekat jama’(‫ )ادلع‬berakal, contohnya:
ٌ ‫َُ ُؤلٓ ِء ُم ْس ِل َم‬
‫اث‬

B). Isim isyaroh untuk benda yang jauh (‫ )ا ٕلشَ َاز ُت نِلْ َب ِؼ َْد‬berakal atau tidak berakal:

‫مخع نلؼاكل‬ ‫مثن‬ ‫مفرذ‬ ‫نلبؼَد‬


(>2 berakal) (2) (1) (jauh)
‫بٔ ْومَئِ َم‬ ‫را ِه َم‬ ‫َر ِ َل‬ ‫( مذهر‬lk)
‫بٔ ْومَئِ َم‬ ‫َت ِه َم‬ َ ْ ِ‫ث‬
‫ل‬ ‫( مؤهر‬pr)

a. Untuk mudzakkar lafazhnya adalah:


‫( َر ِ َل‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh mufrod (‫)املفرذ‬, contohnya:
ُ َ‫رل ام ِكذ‬
‫اة‬ َ ِ ، ‫رل َّامر ُج ُل‬
َِ
‫( َرا ِه َم‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh mutsanna (‫)املثن‬, contohnya:
‫ َرا ِه َم ِن َخ َاًب ِن‬، ‫َرا ِه َم َز ُج َال ِن‬
‫( بٔ ْومَئِ َم‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh jama’(‫ )ادلع‬berakal, contohnya:
‫مئم ُم ْس ِل ُم ْو َن‬
َ ‫بٔو‬

(27) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


b. Untuk mu’annats lafazhnya adalah:

َ ْ ِ‫( ث‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh mufrod (‫)املفرذ‬, contohnya:
‫ل‬
‫ل ََش ََر ٌت‬
َ ْ ِ‫ ث‬، ‫ل َطا ِم َب ٌة‬
َ ْ ِ‫ث‬
‫( َتَ ِه َم‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh mutsanna (‫)املثن‬, contohnya:
‫ َتَ ِه َم ََش ََرَتَ ِن‬، ‫َتَ ِه َم َطا ِم َب َخ ِان‬
‫( بٔ ْومَئِ َم‬itu) untuk menunjuk benda yang jauh jama’(‫ )ادلع‬berakal, contohnya:
ٌ ‫مئم ُم ْس ِل َم‬
‫اث‬ َ ‫بٔو‬

Catatan pada pembahasan isim isyaroh:


a. Isim isyaroh ‫ َُ ُؤلٓ ِء‬hanya boleh digunakan untuk menunjuk benda yang dekat,
jama’, dan yang berakal baik itu mudzakkar maupun mu’annats. Sedangkan isim
isyaroh dekat untuk jama’ yang tidak berakal menggunakan ٍِ ‫ َُ ِذ‬, contohnya:
ٌ ‫ َُ ِذ ٍِ َس ََّ َاز‬، ‫َُ ِذ ٍِ ُن ُخ ٌب‬
‫اث‬
b. Isim isyaroh ‫ ٔب ْومَ ِئ َم‬hanya boleh digunakan untuk menunjuk benda yang jauh,
jama’, dan yang berakal baik itu mudzakkar maupun mu’annats. Sedangkan isim
isyaroh jauh untuk jama’ yang tidak berakal menggunakan ‫ل‬ َ ْ ِ‫ ث‬, contohnya:
َ ْ ِ‫ ث‬، ‫ل بُ َُ ْو ٌث‬
ٌ ‫ل َس بُّ َوز‬
‫اث‬ َ ْ ِ‫ث‬

Isim Maushul (‫ )الاس املوضول‬yaitu isim yang menunjukkan kata sambung.


Perhatikan contoh penggunaannya dalam kalimat:
‫َّ ِاَّلي ِِف امْ َبُ ِْت َز ُج ٌل‬

(28) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


(Orang yang ada di dalam rumah itu adalah laki-laki), isim maushul pada contoh di
atas adalah kata ‫ َّ ِاَّل ْي‬yang bermakna ‚yang‛
Adapun lafazh-lafazh dari isim maushul silahkan perhatikanlah tabel dibawah ini:

‫>( مخع‬2) ‫( مثن‬2) ‫( مفرذ‬1) ‫الاس املوضول‬


‫نلؼاكل‬ ‫ غْي امؼاكل‬/ ‫نلؼاكل‬ ‫ غْي امؼاكل‬/ ‫نلؼاكل‬
‫َّ ِاَّل ٍْ َن‬ ‫ا َّ َنَّل ِان‬ ‫َّ ِاَّلي‬ ‫( مذهر‬lk)
َّ ‫َّامال ِِت‬
‫امّلٓ ِئ‬/ ‫انلَّخَ ِان‬ ‫ام َّ ِ ْت‬ ‫( مؤهر‬pr)

A). Untuk mudzakkar:


‫ َّ ِاَّل ْي‬digunakan untuk menyambung isim mudzakkar mufrod (‫ )املفرذ‬berakal/tidak
berakal, contohnya:
ِ‫امطا ِم ُب َّ ِاَّل ْي ِِف امْفَ ْطل‬
َّ ‫َُ َذا‬

‫ ا َّ َنَّل ِان‬digunakan untuk menyambung isim mudzakkar mutsanna (‫)املثن‬


berakal/tidak berakal, contohnya:
ِ‫امطا ِم َب ِان ا َّ َنَّل ِان ِِف امْفَ ْطل‬
َّ ‫َُ َذ ِان‬

‫ َّ ِاَّل ٍْ َن‬digunakan untuk menyambung isim mudzakkar jama’ (‫ )ادلع‬khusus yang


berakal, contohnya:
ِ‫امط َّال ُة َّ ِاَّل ٍْ َن ِِف امْفَ ْطل‬
ُّ ‫َُ ُؤلٓ ِء‬
B). Untuk mu’annats:
‫ امت‬digunakan untuk menyambung isim mu’annats mufrod (‫ )املفرذ‬berakal/tidak
berakal, contohnya:
ِ‫امطا ِم َب ُة ام َّ ْت ِِف امْفَ ْطل‬
َّ ٍِ ‫َُ َذ‬

(29) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


‫نلخان‬
ِ ‫ ا‬digunakan untuk menyambung isim mu’annats mutsanna (‫)املثن‬
berakal/tidak berakal, contohnya:

ِ‫امطا ِم َبخَ ِان انلَّخَ ِان ِِف امْفَ ْطل‬


َّ ‫َُخَ ِان‬

‫امّلٓ ِئ‬/‫ امّلٓ ِِت‬digunakan untuk menyambung isim mu’annats jama’ (‫ )ادلع‬khusus
yang berakal, contohnya:

ِ‫اث َّامال ِِت (امّلٓ ِئ) ِِف امْ َف ْطل‬


ُ ‫امطا ِم َب‬
َّ ‫َُؤلٓ ِء‬

Catatan pada pembahasan isim maushul:

- Isim maushul ‫امّلٓ ِئ‬/‫امالِت‬/


ِ ‫ اَّل ٍْ َن‬hanya untuk menyambung isim jama’ yang
berakal saja, sedangkan untuk menyambung isim jama’ yang tidak berakal
menggunakan ‫ ِامت‬atau ‫َما‬

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(30) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 6
Fi’il ditinjau dari waktu kejadiannya

Fi’il jika ditinjau dari waktu terjadinya (َ‫ )سماه‬perbuatan tersebut terbagi menjadi
tiga:
A). Fi’il Madhi (‫ )امفؼل املايض‬yaitu fi’il yang menunjukkan kejadian yang telah lampau
dari waktu ketika dibicarakan yang bermakna ‘telah...’, contohnya:
‫امط َّال ُة‬
ُّ ‫ذ ََز َش‬
(Murid-murid telah belajar)
‫َح ِفظَ بَ ْمحَدُ َح ِدًْثًا‬
(Ahmad telah menghafal sebuah hadits)
‫َرُ ََب ُم َح َّم ٌد إَل امْ َمدْ َز َس ِة‬
(Muhammad telah pergi ke sekolah)

Contoh ayat Al Qur’an:


0:‫ََص ب َّ َِّلل َوبمۡفَ ۡذ ُح( اميَص‬
ُ ۡ ‫)ا َرا َج ۤا َء ه‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
ّ

(Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan)

Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa sebuah fi’il itu termasuk kepada fi’il
madhi? Maka untuk mengetahuinya ada beberapa cara, yaitu:

(31) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


a. Diketahui dari arti kata tersebut, jika menunjukkan arti ‘telah’ maka ia adalah
fi’il madhi.
ْ yang berfungsi untuk
b. Apabila fi’il tersebut bisa menerima ta’ ta’nits (‫)ث‬
menunjukkan mu’annats, contohnya:

‫ ذ ََز َش = ذ ََز َس ْت‬...، ‫ خ ََر َح = خ ََر َج ْت‬...، ‫َرُ ََب = َر َُ َب ْت‬


Contoh ayat Al Qur’an:
5:‫)ػَ ِل َم ۡت ه َ ۡف ٌس َّما كَ َّد َم ۡت َوبَخ ََّر ۡث( الاهفطاز‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
(Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikannya)

c. Apabila fi’il tersebut bersambung dengan ta’ fa’ilin/huruf ta’ berharokat selain
sukun (‫ ُث‬- ‫ ) َث – ِث‬yang menunjukkan subjek (pelaku), contohnya:

‫َر َُ ْب ُت‬ ‫َر َُ ْب ِت‬ ‫َر َُ ْب َت‬ ‫َرُ ََب‬


)‫(مضْي ٔبًن‬ ِ ٔ‫(مضْي ب‬
)‫هت‬ َ ٔ‫(مضْي ب‬
)‫هت‬
Saya telah pergi Kamu (1 orang Kamu (1 orang Telah pergi
wanita) telah pergi laki-laki) telah
pergi

B). Fi’il Mudhori’ (‫ )امفؼل املضازع‬yaitu fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu
ketika dibicarakan/sesudahnya yang bermakna ‘sedang/akan...’

Adapun tanda dari fi’il mudhori’ diantaranya adalah:

(32) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


a. Dikenali dari arti kata tersebut, apabila menunjukkan waktu sedang/akan datang
maka ia adalah fi’il mudhori’
b. Apabila didahului oleh ‫ َســـ‬atau ‫( َس ْو َف‬yang menunjukkan waktu akan datang),
contohnya:
‫ َس ََ ْؼلَ ُم ْو َن‬...، ‫َس ْو َف ثَ ْؼلَ ُم ْو َن‬

Contoh ayat Al Qur’an:


َ ‫ (زُ َّـم َ َّّلَك َس ََ ۡؼلَ ُم‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
5:ٔ‫ون) اميبأ‬
(Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui)

َ ‫( َ َّّلَك َس ۡو َف ثَ ۡؼلَ ُم‬


3:‫ون) امخاكثر‬
(Janganlah begitu; kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu))

Catatan: ‫ َســ‬dan ‫ َس ۡو َف‬maknanya adalah ‚akan‛, namun ada sedikit perbedaan dari
sisi penggunaan dalam kalimat. ‫ َســ‬bermakna akan dengan tenggang waktu yang dekat,
sedangkan ‫ َس ۡو َف‬bermakna akan dengan tenggang waktu yang lama.

c. Apabila didahului huruf mudhoro’ah (‫ ث‬- ‫ )بٔ – ن – ي‬, contohnya:

‫ ثَدْ ُخ ُل‬...، ‫ ًَدْ ُخ ُل‬...، ‫ هَدْ ُخ ُل‬...، ‫بَ ْذ ُخ ُل‬


Contoh ayat Al Qur’an:
2:‫ َ(لٓ بَ ْغ ُبدُ َما ث َ ْؼ ُبدُ ْو َن) اماكفرون‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Aku tidak akan menyembah apa yang engkau sembah)


(33) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
C). Fi’il Amr (‫ )فؼل ا ٔلمر‬yaitu fi’il yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu
dibicarakan, contohnya:
‫ِا ْح َ َِت ْم َو ِ َاَلًْ َم‬
(Muliakanlah orang tuamu!)
Contoh ayat Al Qur’an:

ِ ۡ ‫ ( ِا ۡك َرۡبٔ بِأ‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬


0 :‫س َزب ّ َِم ب َّ َِّلی َخلَ َق) امؼلق‬
(Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan)

Adapun diantara tanda-tanda fi’il amr adalah:


a. Semua fi’il yang menunjukkan makna perintah.

b. Apabila bisa menerima huruf ya’ mukhothobah (yang menunjukkan perintah


untuk mu’annats), misalnya: ‫( اُ ْن ُخ ِ ْب‬Tulislah!)

Catatan: Secara umum untuk mengetahui sebuah fi’il apakah Maadhi, Mudhari’
atau Amr salah satunya adalah dengan mempelajari Ilmu Tashrif (ilmu yang membahas
tentang perubahan sebuah kata). In syaa Allah seiring waktu kita nanti akan
memepelajari dasar-dasar ilmu tashrif ini. Allahu ta’ala a’lam

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(34) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 7
Fi’il ditinjau dari Subjeknya

Pengertian subjek disini adalah kata yang menunjukkan pelaku dari sebuah
pekerjaan (istilah dalam ilmu bahasa Arab disebut dengan Fa’il). Kaidah asalnya adalah
bahwa setiap fi’il maka akan diikuti oleh fa’il, namun ada yang diketahui dan ada juga
yang tidak diketahui.

Maka fi’il jika ditinjau dari subjek (pelaku) nya maka terbagi menjadi dua, yaitu:

A). Fi’il Mabni Ma’lum (‫املبين نلمؼلوم‬


ّ ‫ )امفؼل‬yaitu fi’il yang ada atau diketahui
pelakunya (baik dalam keadaan nampak maupun tersembunyi)
Contoh fi’il mabni ma’lum yang tampak fa’ilnya:
‫كَ َربَ امْ ُم ِذًْ ُع ا ْمخ َ ََِر‬
(Penyiar itu telah membaca berita)
‫ٍَ ْك ُذ ُب ُم َح َّم ٌد اَلَّ ْز َش‬
(Muhammad sedang menulis pelajaran)
Perhatikan contoh diatas ! Maka kata ‫( كَ َر َب‬telah membaca) dan ‫( ٍَ ْكذُ ُب‬sedang
menulis) senantiasa diikuti oleh subjek (pelakunya) yaitu kata ‫( امل ُ ِذًْ ُع‬penyiar) dan ‫ُم َح َّم ٌد‬
(Muhammad)

Contoh fi’il mabni ma’lum yang tersembunyi fa’ilnya:

ِّ ِ ‫بَ ْج ِل ُس ػَ َىل ْام ُك ْر‬


‫س‬

(35) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


(Saya sedang duduk di atas kursi) maka subjek (pelaku) pada contoh diatas
tersembunyi berupa dhomir ‫ بًٔن‬pada kata ‫( بَ ْج ِل ُس‬yang artinya ‚saya sedang duduk‛)

Contoh fi’il mabni ma’lum pada ayat Al Qur’an:


َ ۡ َ‫ (بَمَ ۡم حَ َر نَ َۡ َف فَ َؼ َل َزب ُّ َم ِبأ‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
0:‫حص ٰـ ِب بمۡ ِف ِْلِ ) امفِل‬
(Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah berbuat terhadap
tentara bergajah?)

Catatan: Bagaimana cara mengetahui fi’il tersebut adalah sebuah fi’il mabni
ma’lum? Maka salah satu caranya adalah dengan membuat pertanyaan terhadap kalimat
tersebut untuk mengetahui subjeknya.

Perhatikan contoh berikut:


‫كَ َربَ امْ ُم ِذًْ ُع ا ْمخ َ ََِر‬
(Penyiar itu telah membaca berita)

Maka untuk mengetahui subjek (pelaku)-nya kita bisa buat sebuah pertanyaan:

‫َم ْن كَ َربَ امْخ َ ََِر؟‬


(Siapa yang membaca berita itu?) Maka jawaban pertanyaan ini adalah kata ‫امْ ُم ِذًْ ُع‬
(penyiar) yang disebut sebagai subjek (pelaku).

(36) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


B). Fi’il Mabni Majhul (‫املبين نلمجِول‬
ّ ‫ )امفؼل‬yaitu fi’il yang tidak ada atau tidak
diketahui subjek (pelaku)-nya, contohnya:

‫كُ ِر َئ امْخ َ َُِر‬


(Berita itu telah dibaca)
‫ٍُ ْكذَ ُب اَلَّ ْز ُش‬
(Pelajaran itu sedang ditulis)

Perhatikan contoh diatas ! Maka kata ‫( كُ ِر َئ‬telah dibaca) dan ‫( ٍُ ْكذَ ُب‬telah ditulis)
tidak diikuti oleh subjek (pelakunya) namun langsung bersambung dengan objeknya
yaitu kata ‫( اخلِر‬berita) dan ‫( اَلزش‬pelajaran)

Contoh fi’il mabni majhul pada ayat Al Qur’an:

28:‫ َ(و ُخ ِل َق ب ۡل َوس ٰـ ُن ضَ ِؼَفًا) امًساء‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬


ّ
(Diciptakan manusia bersifat lemah)

Perlu diketahui bahwa dengan tidak adanya subjek (pelaku) bukan berarti kalimat
tersebut belum sempurna, yang penting diperhatikan cara membaca fi’ilnya. Seandainya
fi’il tersebut tidak ada subjeknya maka harus dibaca dengan kaidah fi’il yang majhul
(bentuk fi’il yang pasif)

(37) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Adapun cara membuat fi’il mabni majhul (‫املبين نلمجِول‬
ّ ‫ )امفؼل‬ada beberapa cara,
yaitu:
1. Apabila bentuknya fi’il maadhi (‫)امفؼل املايض‬:

a. Jika fi’il maadhi (‫ )امفؼل املايض‬yang 3 huruf caranya ada dua langkah, yaitu dengan
mendhommah huruf pertama dan mengkasroh huruf sebelum terakhir.

Perhatikan contoh pada tabel dibawah ini:

‫املبين نلمجِول‬
ّ ‫امفؼل‬ ‫امفؼل املايض‬
َ ِ‫ه‬
‫َُص‬ ‫ََص‬
ََ‫ه‬
‫ُك ِر َئ‬ ‫كَ َر َب‬
‫بُ ِخ َذ‬ ‫بَ َخ َذ‬

b. Jika fi’il maadhi (‫ )امفؼل املايض‬lebih dari 3 huruf caranya adalah dengan
mengkasroh huruf sebelum terakhir dan mendhommah semua huruf sebelumnya
yang berharokat (bukan sukun).

Perhatikan contoh pada tabel dibawah ini:

‫املبين نلمجِول‬
ّ ‫امفؼل‬ ‫امفؼل املايض‬
‫كُ ِّط َع‬ ‫كَ َّط َع‬
‫ج ُ ُس ِ ّ َِل‬ ‫ج َ َس َّ َِل‬
‫ُا ْس ُخ ْغ ِف َر‬ ‫ْاس خَ ْغفَ َر‬

(38) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


2. Jika bentuknya fi’il mudhori’ (‫ )امفؼل املضازع‬caranya adalah dengan mendhommah
huruf yang pertama dan memfathah huruf sebelum terakhir. Sedangkan harakat
huruf selainnya dibiarkan seperti asalnya.

Perhatikan contoh pada tabel dibawah ini:

‫املبين نلمجِول‬
ّ ‫امفؼل‬ ‫امفؼل املضازع‬
‫ًُ ْل َـر ُب‬ ‫ً َ ْل َـر ُب‬
‫ًُ َل َّطـ ُع‬ ‫ًُلَ ِّطـ ُع‬
‫ًُذَ َـس َّ ُِل‬ ‫ًَذَ َـس َّ ُِل‬
‫ٌ ُْس َخغْـ َف ُر‬ ‫ٌ َْس خَغْـ ِف ُر‬

Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan taufik istiqomah bagi kita semua dalam
memepelajari bahasa Arab. Aamiin

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(39) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 8
Fi’il ditinjau dari Objeknya

Yang dimaksud dengan objek yaitu sesuatu yang dikenai oleh pekerjaan, dalam ilmu
bahasa Arab disebut dengan istilah Maf’ul bihi (َِ ‫) َم ْفـ ُؼو ٌل بِـ‬
Adapun fi’il jika ditinjau kepada butuh/tidak butuhnya kepada objek (َ‫ )مفـؼول بـ‬nya
terbagi menjadi dua, yaitu:
A). Fi’il Lazim (‫ )ام ِف ْؼ ُل َّامال ِس ُم‬yaitu fi’il yang tidak membutuhkan objek (َ‫)مفـؼول بـ‬,
contohnya:
‫كَـا َم َسًْـ ٌد‬
(Zaid telah berdiri) maka kata ‫( كَـا َم‬telah berdiri) adalah fi’il yang lazim karena ia
cukup dengan pelaku (‫ )فاػل‬saja yaitu ‫( َسًْـ ٌد‬Zaid) tanpa membutuhkan objek (َ‫)مفـؼول بـ‬

Contoh-contoh lainnya:

َّ ‫َجـلَ َس‬
‫امــر ُج ُل‬
(Seorang laki-laki itu telah duduk)

‫ـَض ْث َطا ِمـ َب ٌة‬


َ َ ‫َح‬
(Seorang siswi telah hadir)

ِّ ‫َج َاء‬
‫امط ْفـ ُل‬
(Anak kecil itu telah datang)

(40) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Contoh lainnya dari ayat Al Qur’an:
20:‫(فَـخ ََر َح ِمۡنۡ َا َخ ۤاىفًا ً َ َ ََتكَّ ُ ُۖب كَا َل َز ِ ّة َ َّن ِِن ِم َن بمۡلَ ۡو ِم ب َّمظ ٰـ ِل ِم َني) املطص‬
ّ
(Maka telah keluar Musa dari kota itu dalam keadaan takut menunggu-nunggu
dengan khawatir, dia berdo’a; ‚Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim
Untuk mengetahui sebuah fi’il tersebut adalah fi’il lazim adalah dengan cara
mengetahui artinya terlebih dahulu.

B). Fi’il Muta’addi (‫ )ام ِف ْؼ ُل املُخَ َؼ ِّدي‬yaitu fi’il yang membutuhkan objek (َ‫)مفـؼول بـ‬,
contohnya:
َ َ‫كَ َربِ ُث ْام ِكـخ‬
‫اة‬
(Saya telah membaca sebuah kitab) maka kata ‫( كَ َر َب‬telah membaca) adalah fi’il
muta’addi karena ia membutuhkan objek (َ‫ )مفـؼول بـ‬yaitu ‫امكذاة‬
َ (sebuah kitab)
Contoh-contoh lainnya:

َّ ِ ‫بَ َخ َذ ُم َح َّم ٌد ْام ُك ْـر‬


‫س‬
(Muhammad telah mengambil sebuah kursi)
‫فَـِ َِم امذَّ َـال ِم ِْ ُذ امـد َّْز َش‬
(Murid-murid telah memahami pelajaran)

Contoh lainnya dari ayat Al Qur’an:


2:‫َ(و بَخ َۡر َج ِت ب ۡ َل ۡز ُض بَزۡلَامََِا) امزمزةل‬
(Dan bumi mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya)

(41) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Adapun untuk mengetahui sebuah fi’il tersebut adalah fi’il muta’addi adalah:
a. Dengan cara melihat kamus untuk mengetahui artinya.
b. Apabila tidak diiringi oleh objek maka kalimatnya menjadi tidak dapat dipahami
secara sempurna.

Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan taufik untuk istiqomah bagi kita semua.
Allahu a’lam.

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(42) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 9
Fi’il ditinjau dari Bangunan hurufnya
Fi’il jika ditinjau dari bangunan hurufnya (maksudnya yaitu huruf penyusunnya)
berdasarkan ada atau tidak adanya huruf illat pada fi’il tersebut. Apa itu huruf illat?
Huruf illat disebut juga dengan huruf-huruf yang berpenyakit. Adapun huruf illat ada 3,
yaitu huruf alif (‫)ا‬, wawu (‫ )و‬dan ya’ (‫)ي‬

Oleh karenanya ketika fi’il ditinjau dari sisi ini maka akan terbagi menjadi dua,
yaitu:
1). Fi’il Shohih (‫ )امفؼل امطحَح‬yaitu fi’il yang pada huruf aslinya tidak terdapat huruf
ّ , contohnya:
illat (‫)ػَل‬
َ َ ‫ َز‬...، ‫ ذ ََز َش‬...، ‫نَخَ َب‬
‫س‬

Fi’il shohih (‫ )امفؼل امطحَح‬terbagi menjadi tiga, yaitu:


a. Mahmuz (‫ )املِموس‬yaitu fi’il yang pada huruf aslinya terdapat huruf hamzah (‫)محزت‬

‫كَ َر َب‬ ‫َسأَ َل‬ ‫بَ َم َر‬ ‫املِموس‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:

َ َ‫)كَامُو۟ا ً َ ٰۤـأَ ًَبًنَ ۤ اًنَّ َر َُ ۡبيَا و َ ۡسدَب ُِق َوحَ َر ۡنيَا ًُ ُوس َف ِغيدَ َمذَ ٰـ ِؼيَا فَأَ ََكَ َُ ب َِّّلئۡ ُ ُۖب َو َم ۤا ب‬
07:‫هت ِب ُم ۡؤ ِم ٍن مَّيَا َومَ ۡو ُنيَّا َض ٰـ ِد ِك َني( ًوسف‬
ّ

(43) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


(Mereka berkata; ‚Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala. Dan
kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami orang-orang yang
benar)

b. Mudho’af (‫ )املضاغف‬yaitu fi’il yang huruf pada ‘ain dan lam fi’ilnya adalah huruf
yang sama.

‫غَ َّظ‬ ‫كَ َّل‬ ‫َم َّد‬ ‫املضاغف‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:


0:‫)ثَب َّ ۡت ًَدَ ۤا بَ ِِب مَِ ٍَب َوث ََّب( املسد‬

(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa)

c. Salim (‫ )امسامل‬yaitu fi’il shohih yang bukan termasuk mahmuz atau mudho’af.

‫َغ ُظ َم‬ ‫ػَ ِِل‬ ‫نَ َخ َب‬ ‫امسامل‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:


2:‫ُّر َما َخلَ َق( امفلق‬
ِ ّ َ ‫) ِمن‬
(Dari kejahatan makhluk-Nya)

2). Fi’il Mu’tal (‫ )امفؼل املؼخل‬yaitu fi’il yang pada huruf aslinya terdapat huruf illat,
contohnya:
(44) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
‫ َز َمى‬...، ‫ َضا َم‬...، ‫َوزَ َب‬

Fi’il mu’tal (‫ )امفؼل املؼخل‬terbagi menjadi lima, yaitu:


a. Mitsal (‫ )املثال‬yaitu fi’il mu’tal yang huruf illatnya berada di awal (pada fa’ fi’ilnya)

‫امفؼل املضازع‬ ‫امفؼل املايض‬


ُ‫ً َ ِؼد‬ َ‫َوػَد‬
‫ًَضَ ُع‬ ‫َوضَ َع‬
‫ً َ َْئ َ ُس‬ ‫ً َ ِئ َس‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:


ِ ّ َ ‫َ)و ِمن‬
3:‫ُّر غَ ِاس ٍق ا َرا َوكَ َب( امفلق‬
ّ
(Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita)
b. Ajwaf (‫ )ا ٔلجوف‬yaitu fi’il mu’tal yang huruf illatnya berada di tengah (pada ‘ain
fi’ilnya)

‫امفؼل املضازع‬ ‫امفؼل املايض‬


‫ً َ ُؼ ْو ُذ‬ ‫ػَا َذ‬
‫ً َ ِب ِْ ُع‬ ‫ًَب َع‬
‫ََي َُاف‬ ‫خ ََاف‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:


0:‫ََص ب َّ َِّلل َوبمۡفَ ۡذ ُح( اميَص‬
ُ ۡ ‫)ا َرا َج ۤا َء ه‬
ّ
(45) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
(Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan)
c. Naqish (‫ )امياكص‬yaitu fi’il mu’tal yang huruf illatnya berada di akhir (pada lam
fi’ilnya)

‫امفؼل املضازع‬ ‫امفؼل املايض‬


‫ًَدْ غ ُْو‬ ‫َذػَا‬
‫ً َ ْب ِك‬ ‫بَ َك‬
‫ٍَ ْر َض‬ َ ِ ‫َز‬
‫يض‬

Contohnya dalam ayat Al Qur’an:

8:‫ض ب َّ َُّلل َغۡنۡ ُ ۡم َو َزضُ و۟ا َغ ۡي َُ َر ِ َل ِم َم ۡن خ َِش َی َزبََُّۥ) امبُ ٌّة‬


َ ِ ‫َّ(ز‬
(Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya)
d. Lafif mafruq (‫ )مفِف مفروق‬yaitu fi’il mu’tal yang berhuruf illat di awal dan
akhirnya (pada fa’ dan lam fi’ilnya)

‫امفؼل املضازع‬ ‫امفؼل املايض‬


‫ً َ ِل ْي‬ ‫َو َق‬
‫ً َ ِف ْي‬ ‫َو َِف‬
‫ً َ ِ ْل‬ ‫َو ِ َل‬

e. Lafif maqrun (‫ )مفِف ملرون‬yaitu fi’il mu’tal yang berhuruf illat di tengah dan
akhirnya (pada ‘ain dan lam fi’ilnya)

(46) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


‫امفؼل املضازع‬ ‫امفؼل املايض‬
‫ٍَ ْر ِوي‬ ‫َز َوى‬
‫ً َ ْل َوى‬ ‫كَ ِو َي‬
‫ً َ ْي ِوي‬ ‫ه ََوى‬

Catatan: Cara mudah untuk membedakan antara Lafif mafruq dan Lafif maqrun
yaitu pada Lafif mafruq keberadaan dua huruf illat senantiasa terpisah. Sedangkan pada
Lafif maqrun keberadaan dua huruf illat tersebut selalu beriringan pada ‘ain fi’il dan lam
fi’il-nya. Allahu ta’ala a’lam

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(47) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 10
Mengenal Jumlah Mufidah

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Jumlah atau Kalam (‫ادلَل‬/‫ )امالكم‬artinya adalah
susunan lafazh/kata dalam bentuk bahasa Arab yang memiliki arti yang sempurna
(mufidah). Ketika seseorang yang mengucapkan sebuah kalam telah diam, maka isi dari
apa yang diucapkan tersebut dapat dipahami oleh yang mendengar.
Jumlah/Kalam (‫ادلَل‬/‫ )امالكم‬terbagi menjadi menjadi dua, yaitu:
a. Jumlah Ismiyyah (‫ )مجَل اَسَّة‬yaitu jumlah (kalimat) yang biasanya diawali oleh
isim (kata benda), contohnya:

‫َ َْن ُن ُم َجا ُِدُ ْو َن‬


(Kami adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh)

‫امْ ِؼ ْ ُِل ه ُْو ٌز‬


(Ilmu itu adalah cahaya)

‫ُم َح َّم ٌد َطا ِم ٌب‬


(Muhammad adalah seorang siswa)

Contoh dalam ayat Al Qur’an:


2:‫ (بمۡ َح ۡمدُ ِ َّ َِّلل َز ِ ّة بمۡ َؼ ٰـلَ ِم َني) امفاحتة‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
(Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)

(48) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


2:‫ (ب َّ َُّلل ب َّمط َمدُ ) الٕخالص‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu)

b. Jumlah Fi’liyyah (‫ )مجَل فؼل َّة‬yaitu jumlah (kalimat) yang biasanya diawali oleh fi’il
(kata kerja), contohnya:
‫َض َّامر ُج ُل‬
َ َ ‫َح‬
(Seorang laki-laki itu telah hadir)
َّ ‫ٍَ ْك ُذ ُب‬
‫امطا ِم ُب اَلَّ ْز َش‬
(Seorang siswa itu sedang menulis pelajaran)
‫اُ ْن ُخ ْب اَلَّ ْز َش‬
(Tulislah pelajaran itu)

Contoh dalam ayat Al Qur’an:


0:‫ )ثَب َّ ۡت ًَدَ ۤا بَ ِِب مَِ ٍَب َوث ََّب( املســد‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa)

2:‫) َخلَ َق ب ۡل َوس ٰـ َن ِم ۡن ػَلَ ٍق( امؼلق‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬


ّ

(Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah)

(49) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Mengenali bentuk dari Jumlah Mufidah (kalimat yang sempurna) baik itu Jumlah
Ismiyyah atau Jumlah Fi’liyyah adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini akan terasa
ketika nanti kita mempelajari tentang permasalah I’rob kata dalam sebuah susunan
Jumlah tersebut. Allahu a’lam

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(50) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 11
Mengenal I’rob
Pengertian I’rob (‫ )الغ َْـر ُاة‬secara bahasa yaitu perubahan/ berubah. Sedangkan
ّ
secara istilah I’rob yaitu perubahan harokat pada akhir sebuah kalimah (isim dan fi’il)
karena dipengaruhi/dimasuki oleh ‘amil (alat). Adapun ‘amil yang bisa merubah
harokat sebuah kata tersebut bisa berasal dari isim, fi’il maupun huruf.
Mudahnya ialah ketika dijumpai sebuah isim misalnya bisa berubah harokat
akhirnya dari dhommah menjadi fathah, dan dari fathah berubah menjadi kasroh. Maka
inilah yang dimaksud dengan i’rob (perubahan) disebabkan kemasukan ‘amil (alat)
tertentu. Kalimah yang bisa berubah akhirnya dinamakan dengan kalimah yang mu’rob
(‫)مؼراة‬, sedangkan yang tidak berubah dinamakan dengan Mabni ( ‫)مبين‬
ّ
Perhatikan contoh berikut ini:
a. Isim yang harokat akhirnya dhommah, contoh:

‫امطا ِم ُب َما ُِ ٌـر‬


َّ
(Siswa itu pintar)
‫َرُ ََب ػَلـِ يي‬
(Ali telah pergi)

b. Isim yang harokat akhirnya fathah, contohnya:

َ َ ‫َب‬
‫ُك بَ ْمحَدُ ُخ ْب ًـزا‬
(Ahmad telah memakan roti)

(51) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


c. Isim yang harokat akhirnya kasroh, contohnya:

‫خ ََر ْج ُت ِم َن امْ َمدْ َز َس ِة‬


(Saya telah keluar dari sekolah)
Catatan: sebuah ‘amil juga bisa merubah dua isim sekaligus seperti ‫ ا َّن‬contohnya:
ّ

‫ا َّن امْ َم ْسجِ دَ ب َ ِؼ َْ ٌد‬


ّ
(Sesungguhnya masjid itu jauh)

Adapun I’rob hanya dapat terjadi pada jenis kalimah dari jenis isim dan fi’il saja.

A. I’rob Isim, ada tiga bentuk i’robnya, yaitu:

a. Rofa’/Marfu’ (‫مرفوع‬/‫)امرفع‬,
ّ contohnya:

‫َج َاء ُم َح َّم ٌد‬


b. Nashob/Manshub (‫مٌطوة‬/‫)اميّطب‬, contohnya:

‫َزبًَْ ُت ُم َح َّمدً ا‬
c. Jer/Majrur (‫جمروز‬/‫)اجلر‬,
ّ contohnya:

‫َم َر ْز ُث ِب ُم َح َّم ٍد‬

Contoh i’rob isim di dalam ayat-ayat Al Qur’an:


3:‫ َ(وكَا َل ب ۡل َوس ٰـ ُن َما مََِا) امزمزةل‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
ّ
(Dan manusia bertanya; ‚Mengapa bumi (jadi begini)‛)

(52) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


ٍ ۡ ‫ (ا َّن ب ۡل َوس ٰـ َن مَ ِفی خ‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
2:‫ُۡس) امؼَص‬
ّ ّ
(Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian)

0:‫ (ب ِۡس ِم ب َّ َِّلل ب َّمر ۡ َمح ٰـ ِن ب َّمر ِح ِمي ُ َۡل بَ َ َٰت ػَ َىل ب ۡل َوس ٰـ ِن ِح ٌني ِّم َن بَلَّ ُۡ ِر مَ ۡم ٍَ ُكن شَ ِۡـًٔا َّم ۡذ ُن ًوزا) الٕوسان‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬
ّ
(Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut)

B. I’rob Fi’il (mudhori’), juga terdapat tiga bentuk i’robnya, yaitu:

a. Rofa’/Marfu’ (‫مرفوع‬/‫)امرفع‬,
ّ contohnya:

‫َ َْي ِل ُس ُم َح َّم ٌد‬


b. Nashob/Manshub (‫مٌطوة‬/‫)اميّطب‬, contohnya:

‫مَ ْن َ َْي ِل َس ُم َح َّم ٌد‬


c. Jazm/Majzum (‫جمزوم‬/‫)اجلزم‬, contohnya:

‫مَ ْم َ َْي ِل ْس ُم َح َّم ٌد‬


Contoh i’rob fi’il di dalam ayat-ayat Al Qur’an:

065 :‫ُون ب َّ َِّلل بَهدَ اذًا ُ ُِی ُّبوَنَ ُ ۡم نَ ُح ِ ّب ب َّ َِّللُۖ) امبلرت‬


ِ ‫ َ(و ِم َن بميَّ ِاش َمن ًَخَّ ِخ ُذ ِمن ذ‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengambil (menyembah) tandingan-


tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah)

(53) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


92 :‫ َ(و َما ًًَۢبَ ِغی نِ َّلر ۡ َمح ٰـ ِن بَن ًَخَّ ِخ َذ َو َ ًَلا) مرمي‬:‫كَا َل ثَ َؼ َاَل‬

(Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak )

000 :‫ َ(و ُكلِ بمۡ َح ۡمدُ ِ َّ َِّلل ب َّ َِّلی مَ ۡم ًَخَّ ِخ ۡذ َو َ ًَلا) ا ٕلرساء‬:‫كَا َل ثَ َؼانَىل‬

(Dan Katakanlah; ‚Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak‛ )

---(‫)ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬---

(54) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PELAJARAN 12
Mengenal Ilmu Tashrif

Ilmu Tashrif adalah sebuah ilmu yang mempelajari cara (rumus) memalingkan
makna sebuah kalimah (kata) dari satu bentuk ke bentuk yang lain, baik dengan
penambahan atau pengurangan huruf maupun dengan perubahan harakat.
Rumus ini disebut dengan istilah Wazan, sedangkan kalimah yang akan diubah
berdasarkan wazan disebut dengan istilah Mauzun.
Misalnya ada kalimah ‫ نَخَ َب‬yang berasal dari akar kata Kaf, Ta’ dan Ba’ (‫ ة‬-‫ ث‬-‫)ك‬
Maka dari akar kata tersebut akan bisa terbentuk banyak kata lain dengan makna yang
berbeda, diantaranya:
Telah menulis: ‫نَخَ َب‬ Penulis (sekretaris): ‫ََكثِ ٌب‬
Ditulis (ditetapkan): ‫ُنخِ َب‬ Tempat menulis (meja): ‫َم ْكذَ ٌب‬
Tulisan: ‫ِنخَاب َ ٌة‬ Perpustakaan: ‫َم ْكذَ َب ٌة‬
Buku: ٌ‫ِن َخاة‬ Buku-buku: ‫ُن ُخ ٌب‬
Adapun ilmu Tashrif itu ada 2 macam yaitu:

1). Tashrif Isthilahi, yaitu tashrif yang bentuknya menyamping (horizontal) yang
berfungsi untuk mengubah sebuah kalimah dari fi’il kedalam bentuk lainnya.

Pada tashrif Isthilahi ini ada beberapa istilah dari bentuk kata yang mengalami
perubahan tersebut, dan ini disebut dengan Shighah.

(55) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Perhatikan tabel di halaman berikut ini!

9 8 7 6 5 4 3 2 1 No.
Isim IsimZaman Fi’il Fi’il Isim Isim Mashdar Fi’il Fi’il Shighah
Alat /Makan Nahiy Amr Maf’ul Fa’il Mudhori’ Madhi
‫ِم ْف َؼ ٌل‬ ‫َم ْف َؼ ٌل‬ ‫َل ثَ ْف ُؼ ْل‬ ‫ُافْ ُؼ ْل‬ ‫َم ْف ُؼ ْو ٌل‬ ‫فَا ِػ ٌل‬ ‫فَ ْؼ ًال‬ ‫ً َ ْف ُؼ ُل‬ ‫فَ َؼ َل‬ Wazan
‫ِم ْكذَ ٌب‬ ‫َم ْكذَ ٌب‬ ‫َل حَ ْكذُ ْب‬ ‫اُ ْن ُخ ْب‬ ٌ‫َم ْكذُ ْوة‬ ‫ََكثِ ٌب‬ ‫نَ ْخ َبا‬ ‫ٍَ ْكذُ ُب‬ ‫نَخَ َب‬ Mauzun

Penjelasan dari nama-nama Shighah:


* Fi’il Maadhi (kolom 1) yaitu Fi’il yang menunjukkan kejadian di waktu lampau,
pada contoh yaitu ‫ نَخَ َب‬artinya adalah ‚telah menulis‛
* Fi’il Mudhori’ (kolom 2) yaitu Fi’il yang menunjukkan waktu sekarang/ akan
datang, pada contoh yaitu ‫ ٍَ ْكذُ ُب‬artinya ‚sedang/ akan menulis
* Mashdar (kolom 3) yaitu Isim yang hanya diketahui maknanya tetapi tidak
terlihat wujudnya (abstrak). Biasanya cara mengartikannya dengan menambahkan
imbuhan dan akhiran ‚pe....an‛ atau ‚ke....an atau dengan akhiran ‚....an‛ saja. Pada
contoh di atas yaitu ‫ نَ ْخ َبا‬artinya ‚tulisan‛
* Isim Fa’il (kolom 4) yaitu Isim yang menunjukkan pelaku (subjek) dari sebuah
pekerjaan, pada contoh yaitu ‫ ََكثِ ٌب‬artinya ‚yang menulis/ penulis‛
* Isim Maf’ul (kolom 5) yaitu Isim yang menunjukkan sesuatu yang dikenai oleh
pekerjaan (objek), pada contoh yaitu ٌ‫ َم ْكذُ ْوة‬artinya ‚yang ditulis‛
* Fi’il Amr (kolom 6) yaitu Fi’il yang mempunyai makna perintah, pada contoh
yaitu ‫ اُ ْن ُخ ْب‬artinya ‚tulislah!‛

(56) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


* Fi’il Nahiy (kolom 7) yaitu Fi’il yang bermakna larangan, pada contoh yaitu ‫َل‬
‫ حَ ْكذُ ْب‬artinya ‚jangan tulis‛
** Isim Zaman/ Makan/ Mashdar Mim (kolom 8) yaitu:
a. Isim Zaman: Isim yang menunjukkan waktu terjadinya sebuah pekerjaan,
pada contoh yaitu ‫ َم ْكذَ ٌب‬artinya ‚waktu menulis‛
b. Isim Makan: Isim yang menunjukkan tempat terjadinya pekerjaan, pada
contoh yaitu ‫ َم ْكذَ ٌب‬artinya ‚tempat menulis‛
c. Mashdar Mim: Isim mashdar yang senantiasa diawali oleh huruf mim (‫)مــ‬,
pada contoh yaitu maknanya sama dengan mashdar di kolom 3 yaitu ‫َم ْكذَ ٌب‬
artinya ‚tulisan‛

* Isim Alat (kolom 9) yaitu Isim yang menunjukkan alat untuk melakukan sebuah
pekerjaan, pada contoh yaitu ‫ ِم ْكذَ ٌب‬artinya ‚alat menulis‛

2). Tashrif Lughawi, yaitu bentuk tashrif yang memanjang ke bawah (vertikal) yang
berfungsi untuk mengubah subjek (fa’il) dari sebuah pekerjaan (fi’il). Tashrif lughawi
ini bisa terjadi pada semua fi’il (madhi, mudhori’, amr dan nahiy)

Untuk tashrif lughawi Fi’il madhi dan mudhori’ maka terjadi pada semua bentuk
Dhomir (kata ganti) baik Mutakallim, Mukhatab maupun dhomir Ghaib yang
berjumlah 14 dhomir. Adapun untuk tashrif lughawi fi’il Amr dan Nahiy hanya terjadi
pada Mukhatab saja yang berjumlah 6 dhomir.

(57) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Silahkan perhatikan tabel di bawah ini!
Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’ Tashrif Lughawi Fi’il Madhi
Arti Mauzun Wazan Arti Mauzun Wazan Dhomir
Dia (1 lk) ‫ٍَ ْكذُ ُب‬ ‫ً َ ْف ُؼ ُل‬ Dia (1 lk) telah ‫نَخَ َب‬ ‫فَ َؼ َل‬ ‫ُ َُو‬
sedang/ akan menulis
menulis
Mereka (2 lk) ‫ٍَ ْكذُ َب ِان‬ ‫ً َ ْف ُؼ َال ِن‬ Mereka (2 lk) ‫نَ َخ َبا‬ ‫فَ َؼ َال‬ ‫ُ َُها‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Mereka (>2 lk) ‫ٍَ ْكذُ ُب ْو َن‬ ‫ً َ ْف ُؼلُ ْو َن‬ Mereka (>2 lk) ‫نَخَ ُب ْوا‬ ‫فَ َؼلُ ْوا‬ ‫ُ ْه‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Dia (1 pr) ‫حَ ْك ُذ ُب‬ ‫ثَ ْف ُؼ ُل‬ Dia (1 pr) telah ‫نَ َخبَ ْت‬ ‫فَ َؼلَ ْت‬ َِ
‫ِه‬
sedang/akan menulis
menulis
Mereka (2 pr) ‫حَ ْكذُ َب ِان‬ ‫ثَ ْف ُؼ َال ِن‬ Mereka (2 pr) ‫نَخَبَذَا‬ ‫فَ َؼلَ َخا‬ ‫ُ َُها‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Mereka (>2 pr) ‫ٍَ ْك ُذ ْ َب‬ ‫ً َ ْف ُؼلْ َن‬ Mereka (>2 pr) ‫نَ َخ ْ َب‬ ‫فَ َؼلْ َن‬ ‫ُُ َّن‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Kamu (1 lk) ‫حَ ْكذُ ُب‬ ‫ثَ ْف ُؼ ُل‬ Kamu (1 lk) ‫نَخَ ْب َت‬ ‫فَ َؼلْ َت‬ ‫بٔه َْت‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Kalian (2 lk) ‫حَ ْكذُ َب ِان‬ ‫ثَ ْف ُؼ َال ِن‬ Kalian (2 lk) ‫نَخَبْ ُذ َما‬ ‫فَ َؼلْ ُخ َما‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Kalian (>2 lk) ‫حَ ْكذُ ُب ْو َن‬ ‫ثَ ْف ُؼلُ ْو َن‬ Kalian (>2 lk) ‫نَخَبْ ُ ُْت‬ ‫فَ َؼلْ ُ ُْت‬ ‫بٔه ُ ُْْت‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Kamu (1 pr) ‫حَ ْك ُذب ْ َِني‬ ‫ثَ ْف ُؼ ِل ْ َني‬ Kamu (1 pr) ‫نَ َخبْ ِت‬ ‫فَ َؼلْ ِت‬ ‫بٔه ِْت‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Kalian (2 pr) ‫حَ ْكذُ َب ِان‬ ‫ثَ ْف ُؼ َال ِن‬ Kalian (2 pr) ‫نَخَبْذُ َما‬ ‫فَ َؼلْ ُخ َما‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬
sedang/akan telah menulis
menulis

(58) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Kalian (>2 pr) ‫حَ ْكذُ ْ َب‬ ‫ثَ ْف ُؼلْ َن‬ Kalian (>2 pr) ‫نَ َخ ْب ُ َُّت‬ ‫فَ َؼلْ ُ َُّت‬ ‫بٔه ُ َُّْت‬
sedang/ akan telah menulis
menulis
Saya sedang/ ‫َب ْن ُخ ُب‬ ‫بَفْ ُؼ ُل‬ Saya telah ‫نَخَبْ ُت‬ ‫فَ َؼلْ ُت‬ َ‫بًٔن‬
akan menulis menulis
Kami sedang/ ‫ىَ ْكذُ ُب‬ ‫ه َ ْف ُؼ ُل‬ Kami telah ‫نَ َخبٌَْا‬ ‫فَ َؼلْيَا‬ ‫َ َْن ُن‬
akan menulis menulis

Fi’il Nahiy Fi’il Amr


Arti Mauzun Wazan Arti Mauzun Wazan Dhomir
Jangan kamu ‫َل حَ ْك ُذ ْب‬ ‫َل ثَ ْف ُؼ ْل‬ Kamu tulislah! ‫اُ ْن ُخ ْب‬ ‫ُافْ ُؼ ْل‬ ‫بٔه َْت‬
tulis! (1 lk) (1 lk

Jangan kalian ‫َل حَ ْكذُ َبا‬ ‫َل ثَ ْف ُؼ َال‬ Kalian tulislah! ‫اُ ْن ُخ َبا‬ ‫ُافْ ُؼ َال‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬
tulis! (2 lk) (2 lk)

Jangan kalian ‫َل حَ ْكذُ ُب ْوا‬ ‫َل ثَ ْف ُؼلُ ْوا‬ Kalian tulislah! ‫اُ ْن ُخ ُب ْوا‬ ‫ُافْ ُؼلُ ْوا‬ ‫بٔه ُ ُْْت‬
tulis! (>2 lk) (>2 lk)

Jangan kamu ‫َل حَ ْك ُذ ِ ْب‬ ‫َل ثَ ْف ُؼ ِ ْل‬ Kamu tulislah! ‫اُ ْن ُخ ِ ْب‬ ‫ُافْ ُؼ ِ ْل‬ ‫بٔه ِْت‬
tulis! (1 pr) (1 pr)

Jangan kalian ‫َل حَ ْكذُ َبا‬ ‫َل ثَ ْف ُؼ َال‬ Kalian tulislah! ‫اُ ْن ُخ َبا‬ ‫ُافْ ُؼ َال‬ ‫بٔهْ ُخ َما‬
tulis! (2 pr) (2 pr)

Jangan kalian ‫َل حَ ْك ُذ ْ َب‬ ‫َل ثَ ْف ُؼلْ َن‬ Kalian tulislah! ‫اُ ْن ُخ ْ َب‬ ‫ُافْ ُؼلْ َن‬ ‫بٔه ُ َُّْت‬
tulis! (>2 pr) (>2 pr)

-)‫(ًبزك هللا فِمك مجَؼا‬-

(59) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


PENUTUP

،‫اذلد هلل اَّلي بيؼمخَ ثُت امطاحلاث‬


Dengan berakhirnya pembahasan tentang (pengenalan) ilmu tashrif ini maka
berakhir pula rangkaian ‚belajar bersama‛ kita di WAG Pengenalan Bahasa Arab Dasar
ini. Semoga ikhtiar kita ini dinilai sebagai sebuah hasanah oleh Allah ta’ala yang akan
memberatkan timbangan kebaikan kita di Hari Kiamat. Kami berharap antum/ antunna
semua bisa melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi tentunya. Dan semoga Allah ta’ala
senantiasa memberikan taufik dan kemudahan bagi kita semua. Aamiin
Akhir kalam kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekhilafan dalam
penyampaian maupun dalam berinteraksi dengan antum/ antunna semua selama
kegiatan ‚belajar bersama‛ kita ini. Barakallahu fiikum jami’an

‫زة امؼلمني‬
ّ ‫اذلد هلل‬
‫وضىل هللا و سِل ػىل هبٌُا محمد وػىل بٓهل وحصبَ بٔمجؼني‬

Bekasi, Sya’ban 1443


(Abul Khair Al Minkabawi) Al faqir ilaa maghfirati rabbihi

Referensi:
- Al Qur’an Al-Karim
- Mukhtarat Qawa’id Al-Lughati Al-‘Arabiyyah, Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron hafizhahullah
- Muqaddimah Mukhtarah, Ust. Zahir Al-Minangkabawi hafizhahullah

(60) Pengenalan Dasar Bahasa Arab


Didukung oleh:

Menyediakan Kitab-kitab berbahasa Arab dan terjemahan berdasarkan Al-Qur’an


dan Sunnah dengan pemahaman yang lurus.

(61) Pengenalan Dasar Bahasa Arab

Anda mungkin juga menyukai