PDF Dasar Bahasa Arab Revisi
PDF Dasar Bahasa Arab Revisi
، بٔما بؼد، اذلد هلل زة امؼاملني وامطالت وامسالم ػىل هبٌُا محمد وػىل بٓهل وحصبَ بٔمجؼني،بسم هللا امرمحن امرحمي
Segala puja dan puji hanya kita peruntukkan kepada Allah sebagai Dzat satu-
satunya yang patut teruntuk-kan segala puja dan puji tersebut. Shalawat serta salam
senantiasa kita mohon kepada Allah agar tercurahkan Rasulullah Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam, kepada keluarga beliau, para sahabat beliau, dan kepada siapa saja yang
selalu meniti jalannya beliau hingga Hari Kiamat.
Seiring dengan mewabahnya pandemi Covid 19, Allah limpahkan kemashlahatan di
balik ujian. Kita diberikan kemudahan dalam meniti jalannya para ulama yaitu
menuntut ilmu syar’i, salah satunya ilmu bahasa Arab. Meskipun pembelajaran tersebut
hanya melalui online, namun kita yakin inilah salah satu bentuk anugerah Allah kepada
kita. Yang mana anugerah ini tidaklah dilimpahkan oleh Allah kecuali kepada siapa
yang dikehendaki-Nya.
Dengan mengharapkan kemudahan dan keridhoan dari Allah, kami berusaha sesuai
dengan kemampuan menulis ringkasan ‚Pengenalan Dasar Bahasa Arab‛ untuk pemula.
Tentu saja tiada gading yang tidak retak, apalagi kami hanyalah pembelajar juga dalam
ilmu bahasa Arab. Maka jika ada kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan, kami
berharap kiranya dikritisi untuk sebuah perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga saja usaha kita ini dinilai sebagai sebuah amalan shaleh oleh Allah, dalam
rangka ikhtiar kita menuntut ilmu dan sebagai hujjah kita kelak ketika di tanya buat apa
nikmat waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Dan semoga Allah limpahkan
kefahaman serta ilmu yang bermanfaat kepada kita semua.
Aamiin.
Abul Khair Al Minkabawi
Sekapur Sirih……………………………….……………………………………………. 2
Pelajaran Pertama………………………….………………………………………….... 4
Pelajaran Kedua…………………………………….…………………………………. 11
Pelajaran Ketiga………………………………….……………………………………. 15
Pelajaran Keempat……………………………….……………………………………. 20
Pelajaran Kelima………………………………………………………………….…… 26
Pelajaran Keenam……………………….………………………………………….…. 31
Pelajaran Ketujuh…………………………………………….……………………….. 35
Pelajaran Kedelapan…………………………………………….……………………. 40
Pelajaran Kesembilan………………………………………………………………… 43
Pelajaran Kesepuluh………………………………………………………………….. 48
Pelajaran Kesebelas…………………………………………………………………… 51
Pelajaran Keduabelas…………………………………………...……………………. 55
Penutup……………………………………………..………………………………….. 60
Kalimah ( )امـكمةartinya ‘kata’, didalam bahasa Arab istilah inilah yang digunakan
untuk penyebutan ‘kata’. Adapun kalimah didalam ilmu bahasa Arab terbagi menjadi
tiga macam, yaitu: Isim (سٌ ْ ) ِا, Fi’il () ِف ْؼ ٌل, dan Huruf () َح ْر ٌف
Maka dari susunan tiga unsur inilah nantinya yang akan membentuk sebuah
kalimat yang sempurna. Bisa jadi susunan tersebut terdiri dari isim saja, isim dengan fi’il
atau isim dengan fi’il serta huruf. Adapun contoh-contoh dari penyusunannya adalah:
ُ ُ ًَِأ
ُك بَ ْمحَدُ خ ْ ًُْبا ِِف امْ َبُ ِْت
(Ahmad sedang makan roti di dalam rumah), pada kalimat diatas terdiri dari
susunan:
ُ ُ ِ( ًَأsedang makan/fi’il), ام َبُ ِْت/خ ْ ًُْبا/ ُ( بَ ْمحَدAhmad, roti, rumah/isim), ( ِِفdi
ُك
dalam/huruf jer)
(4) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
Pengertian Isim, Fi’il dan Huruf.
ٌ ْ ) ِا, yaitu sebuah kata yang menunjukkan arti benda, sifat, atau keterangan
Isim (س
waktu.
Semua kata yang mempunyai arti sebuah benda (benda padat, benda cair, benda
hidup atau benda mati), dan semua kata yang menunjukkan arti sifat serta semua kata
yang menunjukkan keterangan waktu, maka termasuk kepada isim.
Adapun diantara contoh-contohnya adalah:
a. menunjukkan arti benda, seperti:
( بَُ ٌْتrumah), ( َح َج ٌرbatu), ( ُب ْرثُلَا ٌلjeruk), ( َما ٌءair), ( َز ُج ٌلlaki-laki)
Catatan: Adapun untuk mengenali isim ada dua cara, yaitu dengan mengetahui
maknanya serta tanda-tandanya.
Apabila dijumpai sebuah kata yang menunjukkan arti pekerjaan yang mana waktu
terjadinya pekerjaan tersebut dilakukan pada waktu tertentu, maka itulah yang
dinamakan dengan fi’il.
Contohnya:
( ػَ ِ َِلtelah mengetahui), ََص َ َ ( هtelah menolong), ( َ َِس َعtelah mendengar)
( نَ َخ َبtelah menulis), ( َجلَ َسtelah duduk)
Huruf () َح ْر ٌف, yaitu kata yang kurang berfungsi kecuali jika bersambung dengan
kata lain (isim atau fi’il)
Yang dimaksud disini adalah huruf-huruf yang memiliki makna, bukan huruf
hijaiyah. Karena dalam bahasa Arab huruf itu terbagi menjadi dua yaitu huruf hijaiyah
dan huruf maknawiyah.
a). Huruf hijaiyah yaitu huruf-huruf yang tidak memiliki makna, seperti:
ي......د،خ،ح،ج،ث،ة،ا
b). Huruf maknawiyah yaitu huruf-huruf yang memiliki makna, namun kurang
berfungsi maknanya apabila dia berdiri sendiri, seperti:
َّ ُ َو
ِم ْن، َس ْو َف، ْ كَد، ٔب ْو، ا َّٕن، ُ َْل،ث،
Maka pada kalimat diatas ِم ْنbelum berfungsi secara sempurna dan kalimat
tersebut belum bisa dipahami. Namun fungsi ِم ْنakan jadi sempurna apabila setelahnya
ada kata yang lain, seperti:
خ ََر َح امْ ُم َطل ُّ ْو َن ِم َن امْ َم ْسجِ ِد
Tanda-tanda isim:
Catatan penting: dalam sebuah isim tidak boleh terkumpul padanya antara alif lam
dan tanwin.
Termasuk juga kepada huruf maknawiyah adalah huruf-huruf ‘Athof (kata untuk
penggabungan) namun ia bukan termasuk kepada tanda isim, seperti:
Contohnya:
2: ) َو َم ۤا بَذ َ ىۡزٰ َم َما مَ َۡ َ َُل بمۡلَدۡ ِز) سوزت املدز:كَا َل ثَ َؼ َاَل
Seperti halnya isim maka fi’il juga memiliki tanda-tanda tersendiri. Secara umum
tandanya adalah apabila kata tersebut bermakna kata kerja. Adapun secara ringkas
diantara tandanya ialah:
ْ
d. Jika diakhiri oleh ta’ maftuhah sukun ()ث
Contohnya:
Adapun tanda-tandanya yang lain Insyaallah nanti akan diketahui seiring dengan
pembelajaran di level selanjutnya.
Pembahasan tentang hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan dengan seksama,
karena dalam menyusun sebuah kalimat dalam bahasa Arab mempunyai kaedah-kaedah
tersendiri yang tidak ada dalam bahasa yang lain.
Sebagai permisalan kita ambil contoh penggunaan kata tunjuk dalam bahasa Arab
seperti ( َُ َذاini) untuk laki-laki dan ٍِ ( َُ ِذini) untuk wanita. Ketika kita menggunakan
dua macam kata tunjuk tersebut berarti kita terlebih dahulu harus mengetahui jenis dari
benda yang ditunjuk, contohnya:
َز ُج ٌل
Ketika kita ingin mengatakan ‘Ini seorang laki-laki’ maka harus menggunakan kata
tunjuk untuk jenis laki-laki, maka kalimatnya menjadi :
َُ َذا َز ُج ٌل
Tidak boleh digunakan kata tunjuk untuk wanita sehingga menjadi َُ ِذ ٍِ َز ُج ٌلkarena
ini menyalahi kaedah bahasa Arab, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu isim jika
ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1). Isim Mudzakkar ( )اس مذنّرyaitu isim yang menunjukkan laki-laki yang pada
isim tersebut tidak terdapat tanda mu’annats,
Adapun yang menunjukkan laki-laki dari sesuatu yang tidak bernyawa, contohnya:
( كَ َ ٌِلpena), س
( ُن ْر ِ يkursi), ٌ( ِن َخاةkitab), ( ِجدَ ٌزdinding), ٌ( ًَبةpintu), dan lain-
lainnya.
2). Isim Mu’annats ( )اس مؤه ّرyaitu isim yang menunjukkan wanita,
( ُِ ْي ٌدHindun), ( َسًًْ َ ُبZainab), ( َطا ِم َب ٌةseorang siswi), ( ا ْٕم َربٔ ٌتseorang wanita), بَلَ َر ٌت
(seekor sapi betina) dan lain-lainnya.
Adapun yang menunjukkan wanita dari sesuatu yang tidak bernyawa, contohnya:
( َم ْكذَ َب ٌةperpustakaan), ٌ( َس بُّ ْو َزتpapan tulis), ( ِم ْم َس َح ٌةpenghapus), ( َساػَ ٌةjam tangan)
ٌ( َس ََّ َازتmobil), ( َح ِل ِْ َب ٌةtas), dan lain-lainnya.
Catatan: Adapun nama laki-laki yang berakhiran dengan ta’ marbuthah maka ia
adalah isim mudzakkar, seperti:
( َ ْمح َز ُتHamzah), ( ُم َؼا ِوً َ ُةMu’awiyah), ( َطلْ َح ُةThalhah), ( ُش ْؼ َب ُةSyu’bah), dan lain-
lainnya.
b. Nama wanita (baik yang berasal dari bahasa Arab atau tidak), seperti:
( َسًًْ َ ُبZainab), ( ُِ ْي ٌدHindun), ( بٔ ْ ََسا ُءAsma’), dan lain-lainnya.
A). Isim Mufrod ( )اس مفرذadalah setiap isim yang menunjukkan jumlah satu
(tunggal), seperti:
ُ َ( ام ِكذsebuah kitab) , ٌ( َس ََّ َازتsebuah mobil), dan lain-
( َز ُج ٌلseorang laki-laki) , اة
lainnya.
C). Isim Jama’ ( )اس ادلعadalah isim yang menunjukkan jumlah lebih dari dua
(biasanya diartikan dengan ‘beberapa’) dan terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Jama’ Mudzakkar Salim ( )مجع مذنّر ساملyaitu jumlah lebih dari dua yang
menunjukkan laki-laki dan selamat (tidak berubah) dari bentuk mufrodnya,
contohnya:
َ ْ امل ُ ْس ِل ِم/( امل ُ ْس ِل ُم ْو َنorang-orang muslim) berasal dari: ٍْ َن/ ْو َن+ امْ ُم ْس ِ ُِل
ـني
َ ْ ٌِ ُم ْؤ ِم/( ُم ْؤ ِمٌُ ْو َنorang-orang mukmin) berasal dari: ٍْ َن/ ْو َن+ ُم ْؤ ِم ٌن
ـني
Contoh lainnya:
( ُم َح ّمدُ ْو َنbeberapa Muhammad), ( ُم ْف ِل ُح ْو َنorang-orang yang beruntung), dan
lain-lainnya.
6:ُّر بمۡ َ ِِرً َّ ِة( امبُ ٌّة ِ ۡ )ا َّن ب َّ َِّل ٍَن نَ َف ُرو ۟ا ِم ۡن بَُۡلِ ب ۡم ِكذَ ٰـ ِب َوبمۡ ُم:كَا َل ثَ َؼ َاَل
ُّ َ ۡش ِن َني ِِف ًنَ ِز َ ََجنَّ َ َخ ٰـ ِ ِِل ٍَن ِفهیَ ۤاۚ بُ ۟ومَ ٰۤـى َم ُ ۡه
ّ ّ
Catatan: Apabila sebuah isim mudzakkar tidak memenuhi syarat diatas, maka ia
tidak bisa dijadikan kedalam bentuk jama’ mudzakkar salim, contohnya:
Kenapa tidak bisa? Karena beberapa kalimah di contoh tersebut merupakan sesuatu
yang tidak berakal.
ٍ َ َسًًَْب/ اث
اث ٌ َ ٍاث = َسًًَْب/ اث
ٌ + َسًًْ َ ُب
ُِ ْيدَ ٍاث/ اث
ٌ َ ٍاث = ُِ ْيد/ اث
ٌ + ُِ ْي ٌد
ٍ ُم ْس ِل َم/ اث
اث ٌ ٍاث = ُم ْس ِل َم/ اث
ٌ + ُم ْس ِل َم ٌة
اث ٍ َطامِ َب/ اث
ٌ ٍاث = َطا ِم َب/ اث
ٌ + َطا ِم َب ٌة
3. Jama’ Taksir ( )مجع حكسْيyaitu jumlah lebih dari dua yang mengalami perubahan
dari bentuk mufrodnya, contohnya:
Isim Dhomir ( )اس امضمْيyaitu kata ganti suatu benda yang berfungsi untuk
menunjukkan:
a. Kata ganti orang yang bicara/ orang pertama () ُمذَ َ ِكّم
b. Kata ganti orang yang di ajak bicara/ orang kedua () ُمخ ََاطب
c. Kata ganti orang yang dibicarakan/ orang ketiga ()غَائِب
مجع مثن
ّ مفرذ امؼائب
(Jama’) (Mutsanna) (Mufrod) (KG ke-3)
ُ ْه ُ َُها ُ َُو مذهر
ُُ َّن ُ َُها َِ
ِه مؤهر
مجع مثن
ّ مفرذ اخملاطب
(Jama’) (Mutsanna) (Mufrod) (KG ke-2)
بٔه ُ ُْْت بٔهْ ُخ َما بٔه َْت مذهر
بٔه ُ َُّْت بٔهْ ُخ َما بٔه ِْت مؤهر
2). Nashob Muttashil ( )مضْي هطب مذّطلyaitu dhomir yang bersambung dengan fi’il
dan berkedudukan sebagai objek (yang dikenai pekerjaan), adapun perubahan lafazhnya
adalah:
a. Kata ganti orang ketiga laki-laki:
( بٔه ِْتkamu) lafazhnya berubah menjadi ِك, contohnya: ََص ِك ََه
( بٔهْ ُخ َماkalian berdua) lafazhnya berubah menjadi ُ َمُك, contohnya : ََص ُ َمُك
ََه
( بٔه ُ َُّْتkalian) berubah menjadi ُن َّن, contohnya: ََص ُن َّن
ََه
َ( بًٔنsaya) lafazhnya diganti ْيdan ditambahkan nun kasroh sebelumnya maka
menjadi ِن, ْ ِ contohnya: ََص ِ ِْن
ََه
( َ َْن ُنkami) lafazhnya berubah menjadi َ ًن, contohnya: َََصًن
ََه
هطب مذطل فؼل مؤهر امغائب هطب مذطل فؼل مذهر امغائب
(Nashob (Fi’il) (KG 3 (Nashob (Fi’il) (KG 3
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
ََصَُا ََه ََص
ََه ِه ٍُ ََص
ََه ََص
ََه ُو
ََص ُ َُها
ََه ََص
ََه ُام ََص ُ َُها
ََه ََص
ََه ُام
ََص ُُ َّن
ََه ََص
ََه ُ ّن ََص ُ ْه
ََه ََص
ََه ه
Catatan: Pada dhomir َ ٔبًنada kaedah khusus dalam perubahannya yaitu dengan
menambahkan nun kasroh ( ِ)نsebelum ي,ْ dan huruf nun inilah yang dinamakan
dengan Nun Wiqoyah (huruf nun yang berfungsi untuk mencegah peng-kasrohan pada
sebuah fi’il)
3). Jer Muttashil ( )مضْي جر مذّطلyaitu dhomir yang bersambung dengan isim atau
kemasukan huruf jer dan biasanya menunjukkan kepemilikan. Adapun perubahan
lafazhnya sama persis dengan nashob muttashil kecuali pada dhomir َ( بًٔنpada jer
muttashil dihilangkan huruf nun wiqoyahnya).
جر مذطل ّ حرف/ جر مذطل مؤهر امغائب اس ّ حرف/ اس مذهر امغائب
(Jer (Isim/huruf) (KG 3 (Jer (Isim/huruf) (KG 3
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
ِنخَابُـَِا ٌِن َخاة ِه َُ ُِنخَاب ٌِنخَاة ُو
ِنخَابُـُِ َما ٌِنخَاة ُام ِنخَابُـُِ َما ٌِنخَاة ُام
ِن َخابُـُِ َّن ٌِنخَاة ُ ّن ِنخَابُـُِ ْم ٌِن َخاة ه
جر مذطل ّ حرف/ جر مذطل مؤهر اخملاطب اس ّ حرف/ مذهر اخملاطب اس
(Jer (Isim/huruf) (KG 2 (Jer (Isim/huruf) (KG 2
Muttashil) Muannats) Muttashil) Mudzakkar)
ِن َخابُ ِم ٌِن َخاة هتِ ٔب ِنخَابُ َم ٌِنخَاة َ ٔب
هت
ِن َخابُـ ُُكَا ٌِن َخاة بٔهامت ِن َخابُـ ُُكَا ٌِن َخاة بٔهامت
ِنخَابُـكُ َّن ٌِن َخاة ّ ُ ٔب
هُت ِن َخابُـ ُ ْمك ٌِن َخاة بٔهُت
جر مذطل ّ حرف/ اس املخكم جر مذطل ّ حرف/ اس املخكم
(Jer (Isim/huruf) (KG 1) (Jer (Isim/huruf) (KG 1)
Muttashil) Muttashil)
ِنخَابُيَا ٌِن َخاة َنن ِن َخابـِ ْي ٌِن َخاة بًٔن
Catatan : Pada jer muttashil maka bersambungnya hanya boleh dengan isim atau
huruf dan tidak boleh bersambung dengan fi’il. Allahu a’lam
Isim Isyaroh ( )اس الٕشازتyaitu isim yang berfungsi untuk menunjuk suatu benda
atau biasa disebut juga dengan kata tunjuk.
Adapun dalam bahasa Arab maka Isim Isyaroh (kata tunjuk) dibagi berdasarkan
beberapa hal diantaranya:
A). Isim isyaroh untuk menunjuk benda yang dekat ( )ا ٕلشَ َاز ُت نِلْلَ ِرًْبberakal atau
tidak berakal:
B). Isim isyaroh untuk benda yang jauh ( )ا ٕلشَ َاز ُت نِلْ َب ِؼ َْدberakal atau tidak berakal:
َ ْ ِ( ثitu) untuk menunjuk benda yang jauh mufrod ()املفرذ, contohnya:
ل
ل ََش ََر ٌت
َ ْ ِ ث، ل َطا ِم َب ٌة
َ ْ ِث
( َتَ ِه َمitu) untuk menunjuk benda yang jauh mutsanna ()املثن, contohnya:
َتَ ِه َم ََش ََرَتَ ِن، َتَ ِه َم َطا ِم َب َخ ِان
( بٔ ْومَئِ َمitu) untuk menunjuk benda yang jauh jama’( )ادلعberakal, contohnya:
ٌ مئم ُم ْس ِل َم
اث َ بٔو
امّلٓ ِئ/ امّلٓ ِِتdigunakan untuk menyambung isim mu’annats jama’ ( )ادلعkhusus
yang berakal, contohnya:
Fi’il jika ditinjau dari waktu terjadinya (َ )سماهperbuatan tersebut terbagi menjadi
tiga:
A). Fi’il Madhi ( )امفؼل املايضyaitu fi’il yang menunjukkan kejadian yang telah lampau
dari waktu ketika dibicarakan yang bermakna ‘telah...’, contohnya:
امط َّال ُة
ُّ ذ ََز َش
(Murid-murid telah belajar)
َح ِفظَ بَ ْمحَدُ َح ِدًْثًا
(Ahmad telah menghafal sebuah hadits)
َرُ ََب ُم َح َّم ٌد إَل امْ َمدْ َز َس ِة
(Muhammad telah pergi ke sekolah)
Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa sebuah fi’il itu termasuk kepada fi’il
madhi? Maka untuk mengetahuinya ada beberapa cara, yaitu:
c. Apabila fi’il tersebut bersambung dengan ta’ fa’ilin/huruf ta’ berharokat selain
sukun ( ُث- ) َث – ِثyang menunjukkan subjek (pelaku), contohnya:
B). Fi’il Mudhori’ ( )امفؼل املضازعyaitu fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu
ketika dibicarakan/sesudahnya yang bermakna ‘sedang/akan...’
Catatan: َســdan َس ۡو َفmaknanya adalah ‚akan‛, namun ada sedikit perbedaan dari
sisi penggunaan dalam kalimat. َســbermakna akan dengan tenggang waktu yang dekat,
sedangkan َس ۡو َفbermakna akan dengan tenggang waktu yang lama.
Catatan: Secara umum untuk mengetahui sebuah fi’il apakah Maadhi, Mudhari’
atau Amr salah satunya adalah dengan mempelajari Ilmu Tashrif (ilmu yang membahas
tentang perubahan sebuah kata). In syaa Allah seiring waktu kita nanti akan
memepelajari dasar-dasar ilmu tashrif ini. Allahu ta’ala a’lam
Pengertian subjek disini adalah kata yang menunjukkan pelaku dari sebuah
pekerjaan (istilah dalam ilmu bahasa Arab disebut dengan Fa’il). Kaidah asalnya adalah
bahwa setiap fi’il maka akan diikuti oleh fa’il, namun ada yang diketahui dan ada juga
yang tidak diketahui.
Maka fi’il jika ditinjau dari subjek (pelaku) nya maka terbagi menjadi dua, yaitu:
Catatan: Bagaimana cara mengetahui fi’il tersebut adalah sebuah fi’il mabni
ma’lum? Maka salah satu caranya adalah dengan membuat pertanyaan terhadap kalimat
tersebut untuk mengetahui subjeknya.
Maka untuk mengetahui subjek (pelaku)-nya kita bisa buat sebuah pertanyaan:
Perhatikan contoh diatas ! Maka kata ( كُ ِر َئtelah dibaca) dan ( ٍُ ْكذَ ُبtelah ditulis)
tidak diikuti oleh subjek (pelakunya) namun langsung bersambung dengan objeknya
yaitu kata ( اخلِرberita) dan ( اَلزشpelajaran)
Perlu diketahui bahwa dengan tidak adanya subjek (pelaku) bukan berarti kalimat
tersebut belum sempurna, yang penting diperhatikan cara membaca fi’ilnya. Seandainya
fi’il tersebut tidak ada subjeknya maka harus dibaca dengan kaidah fi’il yang majhul
(bentuk fi’il yang pasif)
a. Jika fi’il maadhi ( )امفؼل املايضyang 3 huruf caranya ada dua langkah, yaitu dengan
mendhommah huruf pertama dan mengkasroh huruf sebelum terakhir.
املبين نلمجِول
ّ امفؼل امفؼل املايض
َ ِه
َُص ََص
ََه
ُك ِر َئ كَ َر َب
بُ ِخ َذ بَ َخ َذ
b. Jika fi’il maadhi ( )امفؼل املايضlebih dari 3 huruf caranya adalah dengan
mengkasroh huruf sebelum terakhir dan mendhommah semua huruf sebelumnya
yang berharokat (bukan sukun).
املبين نلمجِول
ّ امفؼل امفؼل املايض
كُ ِّط َع كَ َّط َع
ج ُ ُس ِ ّ َِل ج َ َس َّ َِل
ُا ْس ُخ ْغ ِف َر ْاس خَ ْغفَ َر
املبين نلمجِول
ّ امفؼل امفؼل املضازع
ًُ ْل َـر ُب ً َ ْل َـر ُب
ًُ َل َّطـ ُع ًُلَ ِّطـ ُع
ًُذَ َـس َّ ُِل ًَذَ َـس َّ ُِل
ٌ ُْس َخغْـ َف ُر ٌ َْس خَغْـ ِف ُر
Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan taufik istiqomah bagi kita semua dalam
memepelajari bahasa Arab. Aamiin
Yang dimaksud dengan objek yaitu sesuatu yang dikenai oleh pekerjaan, dalam ilmu
bahasa Arab disebut dengan istilah Maf’ul bihi (َِ ) َم ْفـ ُؼو ٌل بِـ
Adapun fi’il jika ditinjau kepada butuh/tidak butuhnya kepada objek (َ )مفـؼول بـnya
terbagi menjadi dua, yaitu:
A). Fi’il Lazim ( )ام ِف ْؼ ُل َّامال ِس ُمyaitu fi’il yang tidak membutuhkan objek (َ)مفـؼول بـ,
contohnya:
كَـا َم َسًْـ ٌد
(Zaid telah berdiri) maka kata ( كَـا َمtelah berdiri) adalah fi’il yang lazim karena ia
cukup dengan pelaku ( )فاػلsaja yaitu ( َسًْـ ٌدZaid) tanpa membutuhkan objek (َ)مفـؼول بـ
Contoh-contoh lainnya:
َّ َجـلَ َس
امــر ُج ُل
(Seorang laki-laki itu telah duduk)
ِّ َج َاء
امط ْفـ ُل
(Anak kecil itu telah datang)
B). Fi’il Muta’addi ( )ام ِف ْؼ ُل املُخَ َؼ ِّديyaitu fi’il yang membutuhkan objek (َ)مفـؼول بـ,
contohnya:
َ َكَ َربِ ُث ْام ِكـخ
اة
(Saya telah membaca sebuah kitab) maka kata ( كَ َر َبtelah membaca) adalah fi’il
muta’addi karena ia membutuhkan objek (َ )مفـؼول بـyaitu امكذاة
َ (sebuah kitab)
Contoh-contoh lainnya:
Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan taufik untuk istiqomah bagi kita semua.
Allahu a’lam.
Oleh karenanya ketika fi’il ditinjau dari sisi ini maka akan terbagi menjadi dua,
yaitu:
1). Fi’il Shohih ( )امفؼل امطحَحyaitu fi’il yang pada huruf aslinya tidak terdapat huruf
ّ , contohnya:
illat ()ػَل
َ َ َز...، ذ ََز َش...، نَخَ َب
س
َ َ)كَامُو۟ا ً َ ٰۤـأَ ًَبًنَ ۤ اًنَّ َر َُ ۡبيَا و َ ۡسدَب ُِق َوحَ َر ۡنيَا ًُ ُوس َف ِغيدَ َمذَ ٰـ ِؼيَا فَأَ ََكَ َُ ب َِّّلئۡ ُ ُۖب َو َم ۤا ب
07:هت ِب ُم ۡؤ ِم ٍن مَّيَا َومَ ۡو ُنيَّا َض ٰـ ِد ِك َني( ًوسف
ّ
b. Mudho’af ( )املضاغفyaitu fi’il yang huruf pada ‘ain dan lam fi’ilnya adalah huruf
yang sama.
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa)
c. Salim ( )امساملyaitu fi’il shohih yang bukan termasuk mahmuz atau mudho’af.
2). Fi’il Mu’tal ( )امفؼل املؼخلyaitu fi’il yang pada huruf aslinya terdapat huruf illat,
contohnya:
(44) Pengenalan Dasar Bahasa Arab
َز َمى...، َضا َم...، َوزَ َب
e. Lafif maqrun ( )مفِف ملرونyaitu fi’il mu’tal yang berhuruf illat di tengah dan
akhirnya (pada ‘ain dan lam fi’ilnya)
Catatan: Cara mudah untuk membedakan antara Lafif mafruq dan Lafif maqrun
yaitu pada Lafif mafruq keberadaan dua huruf illat senantiasa terpisah. Sedangkan pada
Lafif maqrun keberadaan dua huruf illat tersebut selalu beriringan pada ‘ain fi’il dan lam
fi’il-nya. Allahu ta’ala a’lam
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Jumlah atau Kalam (ادلَل/ )امالكمartinya adalah
susunan lafazh/kata dalam bentuk bahasa Arab yang memiliki arti yang sempurna
(mufidah). Ketika seseorang yang mengucapkan sebuah kalam telah diam, maka isi dari
apa yang diucapkan tersebut dapat dipahami oleh yang mendengar.
Jumlah/Kalam (ادلَل/ )امالكمterbagi menjadi menjadi dua, yaitu:
a. Jumlah Ismiyyah ( )مجَل اَسَّةyaitu jumlah (kalimat) yang biasanya diawali oleh
isim (kata benda), contohnya:
b. Jumlah Fi’liyyah ( )مجَل فؼل َّةyaitu jumlah (kalimat) yang biasanya diawali oleh fi’il
(kata kerja), contohnya:
َض َّامر ُج ُل
َ َ َح
(Seorang laki-laki itu telah hadir)
َّ ٍَ ْك ُذ ُب
امطا ِم ُب اَلَّ ْز َش
(Seorang siswa itu sedang menulis pelajaran)
اُ ْن ُخ ْب اَلَّ ْز َش
(Tulislah pelajaran itu)
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa)
َ َ َب
ُك بَ ْمحَدُ ُخ ْب ًـزا
(Ahmad telah memakan roti)
Adapun I’rob hanya dapat terjadi pada jenis kalimah dari jenis isim dan fi’il saja.
a. Rofa’/Marfu’ (مرفوع/)امرفع,
ّ contohnya:
َزبًَْ ُت ُم َح َّمدً ا
c. Jer/Majrur (جمروز/)اجلر,
ّ contohnya:
0: (ب ِۡس ِم ب َّ َِّلل ب َّمر ۡ َمح ٰـ ِن ب َّمر ِح ِمي ُ َۡل بَ َ َٰت ػَ َىل ب ۡل َوس ٰـ ِن ِح ٌني ِّم َن بَلَّ ُۡ ِر مَ ۡم ٍَ ُكن شَ ِۡـًٔا َّم ۡذ ُن ًوزا) الٕوسان:كَا َل ثَ َؼ َاَل
ّ
(Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut)
a. Rofa’/Marfu’ (مرفوع/)امرفع,
ّ contohnya:
(Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak )
000 : َ(و ُكلِ بمۡ َح ۡمدُ ِ َّ َِّلل ب َّ َِّلی مَ ۡم ًَخَّ ِخ ۡذ َو َ ًَلا) ا ٕلرساء:كَا َل ثَ َؼانَىل
(Dan Katakanlah; ‚Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak‛ )
Ilmu Tashrif adalah sebuah ilmu yang mempelajari cara (rumus) memalingkan
makna sebuah kalimah (kata) dari satu bentuk ke bentuk yang lain, baik dengan
penambahan atau pengurangan huruf maupun dengan perubahan harakat.
Rumus ini disebut dengan istilah Wazan, sedangkan kalimah yang akan diubah
berdasarkan wazan disebut dengan istilah Mauzun.
Misalnya ada kalimah نَخَ َبyang berasal dari akar kata Kaf, Ta’ dan Ba’ ( ة- ث-)ك
Maka dari akar kata tersebut akan bisa terbentuk banyak kata lain dengan makna yang
berbeda, diantaranya:
Telah menulis: نَخَ َب Penulis (sekretaris): ََكثِ ٌب
Ditulis (ditetapkan): ُنخِ َب Tempat menulis (meja): َم ْكذَ ٌب
Tulisan: ِنخَاب َ ٌة Perpustakaan: َم ْكذَ َب ٌة
Buku: ٌِن َخاة Buku-buku: ُن ُخ ٌب
Adapun ilmu Tashrif itu ada 2 macam yaitu:
1). Tashrif Isthilahi, yaitu tashrif yang bentuknya menyamping (horizontal) yang
berfungsi untuk mengubah sebuah kalimah dari fi’il kedalam bentuk lainnya.
Pada tashrif Isthilahi ini ada beberapa istilah dari bentuk kata yang mengalami
perubahan tersebut, dan ini disebut dengan Shighah.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 No.
Isim IsimZaman Fi’il Fi’il Isim Isim Mashdar Fi’il Fi’il Shighah
Alat /Makan Nahiy Amr Maf’ul Fa’il Mudhori’ Madhi
ِم ْف َؼ ٌل َم ْف َؼ ٌل َل ثَ ْف ُؼ ْل ُافْ ُؼ ْل َم ْف ُؼ ْو ٌل فَا ِػ ٌل فَ ْؼ ًال ً َ ْف ُؼ ُل فَ َؼ َل Wazan
ِم ْكذَ ٌب َم ْكذَ ٌب َل حَ ْكذُ ْب اُ ْن ُخ ْب ٌَم ْكذُ ْوة ََكثِ ٌب نَ ْخ َبا ٍَ ْكذُ ُب نَخَ َب Mauzun
* Isim Alat (kolom 9) yaitu Isim yang menunjukkan alat untuk melakukan sebuah
pekerjaan, pada contoh yaitu ِم ْكذَ ٌبartinya ‚alat menulis‛
2). Tashrif Lughawi, yaitu bentuk tashrif yang memanjang ke bawah (vertikal) yang
berfungsi untuk mengubah subjek (fa’il) dari sebuah pekerjaan (fi’il). Tashrif lughawi
ini bisa terjadi pada semua fi’il (madhi, mudhori’, amr dan nahiy)
Untuk tashrif lughawi Fi’il madhi dan mudhori’ maka terjadi pada semua bentuk
Dhomir (kata ganti) baik Mutakallim, Mukhatab maupun dhomir Ghaib yang
berjumlah 14 dhomir. Adapun untuk tashrif lughawi fi’il Amr dan Nahiy hanya terjadi
pada Mukhatab saja yang berjumlah 6 dhomir.
Jangan kalian َل حَ ْكذُ َبا َل ثَ ْف ُؼ َال Kalian tulislah! اُ ْن ُخ َبا ُافْ ُؼ َال بٔهْ ُخ َما
tulis! (2 lk) (2 lk)
Jangan kalian َل حَ ْكذُ ُب ْوا َل ثَ ْف ُؼلُ ْوا Kalian tulislah! اُ ْن ُخ ُب ْوا ُافْ ُؼلُ ْوا بٔه ُ ُْْت
tulis! (>2 lk) (>2 lk)
Jangan kamu َل حَ ْك ُذ ِ ْب َل ثَ ْف ُؼ ِ ْل Kamu tulislah! اُ ْن ُخ ِ ْب ُافْ ُؼ ِ ْل بٔه ِْت
tulis! (1 pr) (1 pr)
Jangan kalian َل حَ ْكذُ َبا َل ثَ ْف ُؼ َال Kalian tulislah! اُ ْن ُخ َبا ُافْ ُؼ َال بٔهْ ُخ َما
tulis! (2 pr) (2 pr)
Jangan kalian َل حَ ْك ُذ ْ َب َل ثَ ْف ُؼلْ َن Kalian tulislah! اُ ْن ُخ ْ َب ُافْ ُؼلْ َن بٔه ُ َُّْت
tulis! (>2 pr) (>2 pr)
زة امؼلمني
ّ اذلد هلل
وضىل هللا و سِل ػىل هبٌُا محمد وػىل بٓهل وحصبَ بٔمجؼني
Referensi:
- Al Qur’an Al-Karim
- Mukhtarat Qawa’id Al-Lughati Al-‘Arabiyyah, Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron hafizhahullah
- Muqaddimah Mukhtarah, Ust. Zahir Al-Minangkabawi hafizhahullah