WW
WW
(STS 5638)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Achmad Rusdiansyah, M.T.
OLEH :
WAFIQ KARIMAH 2110811220048
2
I. Analisis Hidrologi dan Agrohidrologi (Curah Hujan Efektif)
Analisa hidrologi dimulai dengan menganalisa data hujan dari stasiun hujan terdekat,
dalam hal ini stasiun hujan terdekat. Dari data hujan ini nantinya akan diperoleh besarnya curah
hujan rancangan yaitu curah hujan efektif. Pada contoh perhitungan kali ini data diambil dari
Stasiun Klimatologi Banjar Baru dengan rentang data dari tahun 2009 sampai 2018. Adapun
langkah-langkah perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh curah hujan rancangan curah
hujan efektif adalah sebagai berikut:
1. Mengubah data hujan harian menjadi data hujan sepuluh harian, misalkan dalam contoh
perhitungan ini menggunakan data hujan tahun 2008 dengan data sepuluh hari pertama
sebagai berikut
Rn (10 harian) = Rn(1 harian) + Rn+1 (1 harian) + . . . . . .+ Rn+9 (1 harian)
= 0 + 0.5 + 2.6 + 4.7 + 0.6 + 0.3 + 79.3 + 23.9 + 34.7 + 18.2
= 164.8 mm
Perhitungan untuk 10 hari kedua dan selanjutnya (pada tahun 2008) ditabelkan pada Tabel
3 di bawah, sedangkan untuk tahun berikutnya dapat dilihat pada rekapan Tabel 4
(maksimum 10 harian).
2. Hasil dari perhitungan di atas, diambil nilai maksimum sepuluh harian untuk setiap
bulannya dalam satu satu tahun.
3. Menghitung curah hujan andalan (R80) dengan menggunakan rumus analisa frekuensi
metode basic year (Tabel 5) besaran curah hujan di urut dari mulai yang terkecil.
4. Menghitung besarnya nilai curah hujan effektif (Tabel 6).
5. Hasil dari perhitungan di atas ditabelkan dan dapat dilihat pada tabel tabel di bawah ini.
Tabel 3 Data Hujan Harian Tahun 2008 Bulan Januari yang Diproyeksikan Menjadi Data Hujan
Sepuluh Harian
10hr Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 164.8 70.2 104.8 129.2 17.7 20.3 17.8 0 20.9 131.9 4.3 123.7
2 161.4 64.3 51.2 84 113.5 0.5 0 24.6 0 47.7 137.4 116.8
3 58.1 9.7 55.9 65.6 105.3 1 55.2 0 0 9.6 135.5 46.9
max 164.8 70.2 104.8 129.2 113.5 20.3 55.2 24.6 20.9 131.9 137.4 123.7
Sumber: hasil perhitungan
3
Tabel 4 Rekapan Data Hujan Sepuluh Harian Maksimum Bulanan
BULAN
TANGGAL
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2009 164.8 70.2 104.8 129.2 113.5 20.3 55.2 24.6 20.9 131.9 137.4 123.7
2010 126.7 147.8 183.8 119.7 86.8 164.4 92 146.9 132.5 114.6 153.6 151.2
2011 187.6 137.6 190.2 121.8 103.8 48.1 20.2 26.8 38.9 103.7 135.5 490.9
2012 163.3 128.7 132.8 167 103.8 29.9 124.1 49.3 58.2 71 147.7 227.9
2013 176.3 209.1 130.3 118.1 170.8 100 93.4 42.9 23.6 88.5 250.8 145.9
2014 314.6 124.3 142.9 114.4 66.1 91.7 71.7 24.1 3.4 8.9 110.3 202.4
2015 248.5 200.4 141.7 0 64.3 44.4 19.9 38.8 0 7.4 60.4 179.8
2016 128.9 149 113.6 233.3 120.7 165 54.2 41.1 72.1 60.5 97 121.1
2017 248.6 163.9 124.9 117.9 123.3 93.3 118.9 79.8 81.1 76.9 136.1 164.3
2018 195 127 176.7 67.8 43.2 79.2 45.3 69.5 100.3 54.8 134.3 191.4
Sumber: hasil perhitungan
Tabel 5 Perhitungan R80 dengan menggunakan metode analisa frekuensi (Rmax diurut dari
yang kecil)
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax
2010 126.7 2009 70.2 2009 104.8 2015 0 2018 43.2 2009 20.3
2016 128.9 2014 124.3 2016 113.6 2018 67.8 2015 64.3 2012 29.9
2012 163.3 2018 127 2017 124.9 2014 114.4 2014 66.1 2015 44.4
2009 164.8 2012 128.7 2013 130.3 2017 117.9 2010 86.8 2011 48.1
2013 176.3 2011 137.6 2012 132.8 2013 118.1 2011 103.8 2018 79.2
2011 187.6 2010 147.8 2015 141.7 2010 119.7 2012 103.8 2014 91.7
2018 195 2016 149 2014 142.9 2011 121.8 2009 113.5 2017 93.3
2015 248.5 2017 163.9 2018 176.7 2009 129.2 2016 120.7 2013 100
2017 248.6 2015 200.4 2010 183.8 2012 167 2017 123.3 2010 164.4
2014 314.6 2013 209.1 2011 190.2 2016 233.3 2013 170.8 2016 165
Sumber: hasil perhitungan
Lanjutan Tabel 5
Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax Tahun Rmax
2015 19.9 2014 24.1 2015 0 2015 7.4 2015 60.4 2016 121.1
2011 20.2 2009 24.6 2014 3.4 2014 8.9 2016 97 2009 123.7
2018 45.3 2011 26.8 2009 20.9 2018 54.8 2014 110.3 2013 145.9
2016 54.2 2015 38.8 2013 23.6 2016 60.5 2018 134.3 2010 151.2
2009 55.2 2016 41.1 2011 38.9 2012 71 2011 135.5 2017 164.3
4
2014 71.7 2013 42.9 2012 58.2 2017 76.9 2017 136.1 2015 179.8
2010 92 2012 49.3 2016 72.1 2013 88.5 2009 137.4 2018 191.4
2013 93.4 2018 69.5 2017 81.1 2011 103.7 2012 147.7 2014 202.4
2017 118.9 2017 79.8 2018 100.3 2010 114.6 2010 153.6 2012 227.9
2012 124.1 2010 146.9 2010 132.5 2009 131.9 2013 250.8 2011 490.9
Sumber: hasil perhitungan
Catatan : menentukan urutan ke 3 tanda merah menggunakan rumus di halaman akhir.
5
163.3 127 124.9 40.3 34.6 44.4 45.3 26.8 20.9 3.5 16.6 145.9 793.5
R80 (mm) 13.7 102.8 36.9 114.4 66.1 34 28.1 0 0 54.8 110.3 104.8 665.9 2020.4 56.122
46.7 83.6 73.8 68 54.9 26 3.8 0 0 48.5 57 98.7 561
11.431 8.89 8.743 2.821 2.422 3.108 3.171 1.876 1.463 0.245 1.162 10.213 55.545
Re (mm) 0.959 7.196 2.583 8.008 4.627 2.38 1.967 0 0 3.836 7.721 7.336 46.613 140.001 3.889
2.972 6.502 4.696 4.76 3.494 1.82 0.242 0 0 3.086 3.99 6.281 37.843
Sumber: hasil perhitungan
Contoh perhitungan:
1. Dari data hujan sepuluh harian maksimum bulanan yang sudah diurutkan, dihitung nilai
R80 dengan menggunakan rumus analisa frekuensi.
R80 = (n/5)+1 = (10/5)+1 = 3 (dipakai data ke tiga setelah diurutkan)
Misal sebagai contoh diambil R80 dari bulan januari yang nilainya sebesar 163.3 mm yang
berada pada tahun 2008.
2. Reff padi = (0,70 x R80)/hari = (0.70 x 163.3) / 10 = 11.431 mm/hari
3. Perhitungan selanjutnya ditabelkan 7 di atas.