Anda di halaman 1dari 5

KEJADIAN TERKUNCI DI DALAM KAMAR

Oleh: Marfa

Dulu, ketika aku masih menduduki kelas 4 SD, aku pernah memiliki pengalaman yang
tidak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Kisah tersebut membuatku selalu untuk
merasa bersyukur sepanjang hidupku, baik di masa lalu, masa sekarang, ataupun masa depan.
Kisah tersebut hampir membuatku dan kakakku hanya menyisakan nama kami.

Kala itu bertepatan dengan hari sabtu di bulan November, di mana ketika itu aku dan
kakakku sedang libur sekolah jadi kami hanya menyibukkan diri di rumah seharian. Ketika pagi
menyambut kami, aku dan kakakku dii bangunkan oleh bapak untuk melaksanakan ibadah pagi.
Setelah melakukan ibadah pagi, aku kembali merajut mimpiku dibawah selimut tebal yang ada di
atas kasurku. Kemudian, aku terbangun oleh alarm yang selalu aku pasang di jam enam pagi.
Aku segera bangun dan melakukan aktivitasku untuk membereskan kasur dan kamarku bersama
dengan kakak. Setelah selesai dengan kamar kami, kakak mengajakku untuk jalan-jalan di
sekitaran komplek perumahan sambal menyerap udara pagi.

Setelah jalan-jalan dengan kakak, mama meminta kami untuk membantunya mengangkat
belanjaan yang beliau beli di pasar pagi ini menuju dapur. Selain membantu mengangkat
belanjaan tersebut, mama meminta kakak untuk membantunya di dapar, sedangkan aku
membantu bapak untuk membersihkan rumah. Hari sabtu ini, kedua orang tuaku sama-sama
bekerja dan akan pulang ketika hari mulai gelap, yakni sekitar jam lima sore. Setelah aktivitas
kami selesai, mama memanggil bapak, aku, dan kakak untuk sarapan bersama dan meminta aku
serta kakak agar segera mandi setelah makan, kemudian mama berpesan kepada kami untuk
mengunci pintu pagar jika mereka pergi maupun ketika kami pergi meninggalkan rumah.

Bebera saat setelah sarapan, mama dan bapak bersiap-siap untuk berangkat kerja,
kemudian mama kembali mengingatkan kami untuk mengunci pagar, serta menjaga rumah dan
memberikan kami pesan agar memastikan semua pintu telah terkunci ketika kami hendak pergi.
Lalu, mama dan bapak berpamitan kepada kami. Setelah mama dan bapak berangkat kerja, kakak
kembali melanjutkan aktivitasnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya, sedangkan aku sibuk
menonton kartun kesukaanku, yakni serial Spongebob Square Pants. Serial yang aku tonton
ketika itu merupakan serial yang menceritakan tentang Spongebob yang diminta oleh tuan Krab
untuk mengecat rumahnya dengan catata cat tersebut tidak boleh sekalipun terkena pajangan
yang ada di rumahnya dan hanya boleh terkena dinding rumah tuan Krab saja, apabila terkena
sedikit saja di pajangan tuan Krab, maka Spongebob akan mendapatkan hukuman dari tuan Krab.
Aku menonton serial tersebut dengan seksama sampai tidak menghiraukan panggilan kakak.
Akibat tidak menghiraukan panggilan kakak, aku dimarahi olehnya dan kakak memintaku untuk
mengecilkan sedikit suara televisi kami, aku pun segera menurutinya agar tidak dimarahi
kembali.

Tidak terasa, sekarang sudah jam 10 dan aku mulai lapar, aku bertanya kepada kakak
apakah di meja makan masih tersisa makanan yang tadi pagi mama masak atau tidak, namun
kakak kembali memarahiku sebab aku tidak melihat dulu di meja makan sebelum bertanya
kepadanya. Dalam hati aku sangat sedih karena dimarahi oleh kakak, namun dengan cepat aku
berintropeksi diri dan tidak lupa meminta maaf kepada kakakku yang cantik itu. Setelah sampai
di meja makan, aku membuka tudung saji yang ada di atas meja dan melihat masih terdapat
ayam goring krispi lengkap dengan sambel beserta sayur kangkung yang dimasak mama tadi
pagi. Melihat makanan yang masih ada di atas meja tersebut, diriku seperti kerasukan dan
langsung mengambil nasi sebanyak dua centong kemudian melahap makanan seperti manusia
yang tidak pernah makan selama berhari-hari. Setelah puas dengan kegiatan makan, akupun
beranjak dari meja makan menuju tempat cuci piring untuk mencuci semua peralatan yang aku
gunakan ketika makan, sebab kalau tidak langsung di cuci, kakak akan memarahiku kembali dan
membuat aku sedih lagi.

Tak lama setelah makan, aku melangkahkan kakiku menuju kamar di mana kakak sedang
fokus dengan tugas kuliahnya, dengan ide jahilku, aku mulai mengganggu kakak dan menggoda
kakak, sebab aku sangat bosan ditinggal oleh kakak yang sangat sibuk dengan dunianya, aku
merasa bahwa aku juga butuh diperhatikan oleh kakak, oleh sebab itu aku pun menganggunya
sampai kakak mau bermain bersamaku, namun respon kakak berbeda. Kakak berkata kepadaku
untuk nanti saja main bersama, sebab kakak perlu menyelesaikan tugasnya mala mini tidak boleh
tidak. Aku pun kecewa dan segera pergi ke tempat tidur kemudian memilih untuk tidur saja.

Di tengah-tengah tidurku, kakak membangunkanku agar segera menunaikan ibadah siang


dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah nenek bersama dengan kakak. Kemudian, aku pun
langsung beranjak dari tidurku dengan senang, sebab aku akan bertemu dengan nenek dan
bermain dengan nenek hari ini. Aku pun lekas pergi ke kamar mandi dan memilih baju seperti
apa yang akan aku pakai hari ini. Setelah memilih-milih baju yang akan aku pakai, aku
mengatakan kepada kakak kalau aku telah siap dan meminta kepada kakak untuk segera bersiap-
siap. Kemudian, kakak memintaku untuk kembali mengecek pintu belakang dan pintu samping
apakah telah terkunci atau tidak. Setelah memastika semua pintu telah terkunci aku dan kakak
langsung bergegas menuju rumah nenek.

Sesampainya di rumah nenek, aku langsung memeluk nenek dengan sangat erat dan
mengatakan bahwa aku sangat merindukannya. Setelah bertemu dengan nenek, kakak
memintaku untuk tetap tinggal di rumah nenek sementara waktu, sebab kakak akan bertemu
dengan teman-temannya hari ini dan akan menjemputku setelah selesai bertemu dengan teman-
temannya kemudian kakak berpesan kepadaku agar tidak menyusahkan nenek dan harus bersikap
baik serta sopan kepada nenek, aku pun mengiyakan semua perkataan kakak. Setelah itu, kakak
pun pamit kepada nenek untuk segera bergegas bertemu dengan teman-temannya.

Selama di rumah nenek, aku sangat senang sebab hari ini tidak hanya aku yang ada disini,
melainkan tante beserta keponakanku pun juga ada di rumah nenek. Dengan keadaan ramai
seperti ni, aku tidak akan merasa kesepian dan tidak akan merasa bosan. Aku pun bermain
dengan keponakanku selama di rumah nenek sampai kakak menjemputku. Selama bermain
dengan keponakanku, aku mengajaknya untuk berkeliling perumahan nenek, meskipun cuaca
siang ini sangat panas, namun hal tersebut tidak mematahkan semangatku dan semangat
keponakanku. Akhirnya, kami berkelana memutari perumahan nenek dan mencari sesuatu untuk
diberikan kepada tante dan nenek. Setelah berkelana memutari perumahan, kami memutuskan
untuk membeli pentol saja buat nenek dan tante, kemudian kami segera kembali ke rumah nenek
sebab hari sudah semakin sore.

Setelah sampai di rumah nenek, aku dan keponakanku langsung memberikan pentol
tersbeut kepada tante dan nenek, mereka terlihat sangat senang, namun nenek tidak memakan
pentol pemberian kami dan menyuruh agar kami saja yang memakannya. Sedikit kecewa, tapi
tidak apa-apa, akhirnya pentol tersebut kami habiskan. Tak lama setelah itu, kakak datang untuk
menjemputku, namun sebelum pulang ke rumah, kakak menyuruhku untuk mandi terlebih
dahulu dan makan terlebih dahulu. Aku pun menuruti perkataan kakakku dan bergegas untuk
mandi kemudian makan. Setelah selesai dengan semua yang dipinta oleh kakak, aku dan kakak
pun berpamitan dengan nenek dan tante untuk pulang sebab mama dan bapak sebentar lagi akan
tiba di rumah, nenek pun mengiyakan dan menyuruh kakak untuk berhati-hati di jalan.

Setelah sampai di rumah, ternyata mama dan bapak telah menunggu kita pulang sebab
mereka lupa tidak membawa kunci rumah dan meminta kakak untuk memberikan kuncii rumah
yang ada padanya. kemudian, malam telah tiba, mama mengajak kami untuk pergi ke salah satu
pusat perbelajaan yang ada di kota ini dan meminta kami untuk segera bersiap-siap menuju pusat
perbelanjaan tersebut. Setelah siap dengan diri kami masing-masing, kami pun segera berangkat
menuju pusat perbelanjaan tersebut.

Sesampainya di pusat perbelanjaan tersebut, aku meminta izin kepada mama untuk
memperbolehkanku main di Timezone dan mama pun mengiyakannya kemudian meminta kakak
untuk menemaniku. Aku pun menjadi sangat senang lalu aku langsung menggandeng tangan
kakak agar segera menuju Timezone untuk bermain di sana. Sesamapinya di Timezone, aku dan
kakak langsung menjajal berbagai permainan yang ada di dalamnya dan menghasilkan banyak
tiket untuk ditukarkan. Tidak terasa, sudah satu jam kami menghabiskan waktu di Timezone dan
mama meminta kami untuk berhenti bermain kemudian meminta kami untuk bertemu mereka di
area food court. Sebelum pergi menuju food court, aku dan kakak menukarkan tiket yang kami
dapat tadi kebeberapa benda seperti penjepit rambut dan penghapus. Aku sangat senang
mendapatkannya, begitupun dengan kakak.

Sehabis dari pusat perbelajaan, kami segera pulang dan mulai membersihkan diri masing-
masing. Kemudian, ketika aku menunggu kamar mandi kosong, aku menyempatkan diri untuk
menonton televisi dan mencari acara yang seru untuk ditonton, namun aku tidak kunjung
menemukannya, sehingga aku hanya menonton apa saja yang sedang tayang di televisi tersebut.

“Dek, ayo cepet mandi, habis itu tidur ya!” Seru mama kepadaku. Aku pun langsung
berdiri dari dudukku dan langsung memasuki kamar mandi.

Setelah mandi, aku melakukan ritualku sebelum tidur, yakni membaca buku. Sesekali aku
melihat kakak yang masih sibuk dengan keyboard komputernya.

“Kakak, kok dari tadi ngetiknya nggak selesai-selesai ya?” tanyaku kepada kakak. Kakak
hanya menjawab pertanyaanku dengan sekedarnya dan aku pun mulai bersiap untuk tidur.
Ketika aku tidur, samar-samar aku mendengar suara bapak yang mengetuk pintu kamarku
dengan sangat cepat dan keras. Bapak menyuruh aku dan kakak segera bangun dari tidur dan
segera membuka pintu kamar kami. Setelah beberapa kali ketukan, kakak yang sadar terlebih
dahulu langsung dengan keras meyuruhku bangun dengan keadaan panic. Aku yang masih
merasakan kantuk tiba-tiba langsung sadar secara penuh, ku lihat dari atas dan bawah pintu
kamarku mengeluarkan asap yang lumayan banyak, sontak aku pun bangun dengan keadaan
panic dan menanyakan kepada kakak tentang apa yang terjadi, namun kakak yang panik hanya
menyuruhku untuk segera bangun dan membantu kakak membuka kunci pintu kamar. Kakak
yang ketika itu sangat gemetar tiba-tiba menjatuhkan kunci pintu tersebut dan meneriaki bapak
dari dalam untuk mendobraknya saja. Namun tidak ada suara yang menjawab dari luar, sehingga
kami pun mencari cara untuk keluar dari kamar kami.

Ketika mencari cara keluar dari kamar, kami yang ketika itu sangat-sangat panik dan
ketakutan saling bekerja sama untuk membuka pintu. Namun usaha kami berakhir sia-sia,
akhirnya kamipun berusaha keluar melalui jendela kamar yang sangat kecil, aku yang melihat
kecilnya jendala kamarku sontak merasa bahwa aku tidak bisa melewatinya, sebab badanku
lumayan berisi sehingga tidak mungkin bisa melewatinya. Namun kakak berhasil keluar dari
jendela tersebut.

Dalam keadaan tersebut, aku menangis sejadi-jadinya di dalam kamar seorang diri dan
terus berdoa agar ada yang menyelamatku saat itu juga. Kemudian, beberapa waktu setelahnya,
kulihat pintu kamarku mulai ada yang mendrobraknya dan akhirnya pintu tersebut terbuka, aku
yang mulai lemas tersebut terselamatkan. Ternyata malam itu, rumahku kebakaran akibat arus
listrik yang konslet.

Anda mungkin juga menyukai