Anda di halaman 1dari 23

LOGIKA MATEMATIKA

Dosen Pengampu: D. YULIANA SINAGA, S.Pd., M.Pd

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
WAHYU HUTAGALUNG (2301010181)
BRYAN PARDOSI (2301010198)
MARIA SINAGA (2301010188)
MELIATY (2301010180)

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya kepada

kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Matematika

dengan judul “Logika Matematika”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu D.Yuliana Sinaga S.Pd,M.Pd. selaku

dosen pengampu mata kuliah ini karena membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari masih adanya kekurangan makalah ini baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat

menyempurnakan makalah ini di lain waktu. Akhir kata semoga makalah ini memberikan

manfaat bagi pembaca.

Pematang Siantar,12 Oktober 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika Matematika .....................................................................2


B. Pernyataan .....................................................................................................2
C. Kata Hubung Kalimat....................................................................................3
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk..................................................................7
E. Kontradiksi, Tautologi, dan Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk..9
F. Hukum-Hukum Logika .................................................................................10
G. Pernyataan Berkuantor...................................................................................11
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor....................................................................11
I. Validitas Pembuktian.....................................................................................12
J. Bukti dalam Matematika................................................................................14
K. Latihan Soal...................................................................................................16
L. Kunci Jawaban...............................................................................................17

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran ..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata
pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika adalah
suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang shahih dan
yang tidak shahih. Karenanya logika sangat berguna bagi siswa, disamping dapat
meningkatkan daya nalar atau proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan
menarik kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun
dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Tujuan pembelajaran
logika matematika pada dasarnya adalah agar para siswa dapat menggunakan aturan-
aturan dasar logika matematika untuk penarikan kesimpulan.
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para siswa memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan logika
yang dimiliki serta menambah pengetahuan tentang mata pelajaran ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari logika matematika ?
2. Apa saja kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?
3. Bagaimana ingkaran dari pernyataan majemuk ?
4. Apa saja hukum-hukum logika ?
5. Apa saja yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari logika matematika.
2. Untuk mengetahui kata hubung kalimat penyataan majemuk.
3. Untuk mengetahui ingkaran dari pernyataan majemuk.
4. Untuk mengetahui hukum-hukum logika.
5. Untuk mengetahui penarikan kesimpulan.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika Matematika


Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan Bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.

B. Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung
arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar
diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. 4 + 3 = 8
2. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan.
Kalimat nomor 2 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
a) Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka
biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan
konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah)adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu
dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan
anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan
kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau
penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
3
b) Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan
kita temui berupa kata sambung logika :
1. Merupakan lambang operasi untuk negasi
2. Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
3. Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4. Merupakan lambang operasi untuk implikasi
5. Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi

C. Kata Hubung Kalimat


1) Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh
dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan
semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan
dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
Dengan tabel kebenaran

2) Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga
membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan
q” dilambangkan dengan “p q”. Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar
hanya jika kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau
kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
4
Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai
q : Ima anak cekatan
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak
cekatan.
3) Disjungsi/ Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau”
sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi
p atau q dilambangkan dengan “p  q”. Dalam kehidupan sehari-hari, kata “atau” dapat
berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah satu tetapi tidak kedua-
duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan
”atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari pengertian kata “atau”
di atas maka muncul dua macam disjungsi yaitu sebagai berikut.
a. Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling
sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi
inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang
perhatikan pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang
atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang
siswa yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”.
Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif.
Untuk contoh yang lain perhatian contoh berikut ini.
1. Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.
2. Adi membawa pensil atau bolpoin.
5
Tabel kebenaran disjungsi inklusif di berikan sebagai berikut.

b. Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya satu
dari dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif
dua pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan pernyataan
sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”.
Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar,
atau seorang atlit yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah satu)”.
Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi eksklusif.
Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1. Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2. Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.
Tabel kebenaran disjungsi ekslusif di berikan sebagai berikut.

Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang
dimaksud adalah disjungsi inklusif.
4) Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p q”. Dalam implikasi p ⇒ q,
p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen).Bernilai benar jika
anteseden salah atau konsekuen benar, anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan
anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar,
sedangkan konsekuennya salah.

6
Dengan tabel kebenaran

Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p  q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah
cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat
cukup untuk udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah
perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat
perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru
yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)
 Ingkaran Konvers: ~ (p q)  (q  ~ p)
 Ingkaran Invers : ~(~p ~q)  ~p  q
 Ingkaran Kontraposisi: ~(~q ~p)  ~q  p
5) Biimplikasi atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p q”. Biimplikasi bernilai
benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya bernilai
salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah.
7
Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Pengertian kita adalah “Jika saya memakai mantel maka saya merasa dingin” dan juga
“Jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel”. Terlihat bahwa jika saya memakai mantel
merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa dingin merupakan
syarat perlu dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua peristiwa itu terjadi
serentak.

D. Negasi dari Pernyataan Majemuk


Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
1. Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya
bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana
ditunjukkan tabel kebenaran berikut:

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
8
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak
cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan
2. Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel
kebenaran berikut:

Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3. Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran
berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q


Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p  q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
9
4. Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa dingin dan
jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.

E. Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk


1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Contoh
pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar
tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel
kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran
komponen-komponennya, disebut tautologi.
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Contoh
pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”. Pernyataan ini selalu
bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari “Pratiwi seorang mahasiswa”
maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”. Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan
mahasiswa maka pernyataan di atas berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya
dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah,
untuk
10
setiap nilai kebenaran dari komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi
selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.

3. Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk

a. implikasi  kontraposisi : p q  ~ q ~ p
b. konvers  invers : q p  ~ p ~ q
c. ~(p  q)  ~ p  ~ q : ingkaran dari konjungsi
d. ~(p  q)  ~ p  ~ q : ingkaran dari disjungsi
e. ~(p q) p~q : ingkaran dari implikasi
f. p q  ~ p  q
g. ~(p q)  (p  ~ q)  (q  ~ p) : ingkaran dari biimplikasi

F. Hukum-Hukum Logika
1. Sifat-Sifat Aljabar Proposisi
11
2. Hukum-hukum logika :

G. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau
jumlah. Pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap, ada, terdapat,
beberapa dan sebagainya. Terdapat dua macam kuantor, yaitu :
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum, ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-tiap” atau
ditulis (x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a. Semua siswa memakai seragam.
b. Tiap-tiap kelas selalu menjaga kebersihan.
c. Setiap manusia punya kesalahan.
d. Setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.
2. Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa “ atau
ditulis (x). Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a. Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.
b. Terdapat bilangan prima yang genap.
c. Beberapa kelas sedang tidak belajar.

H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor


1. Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk “untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah “ada
x, sehingga berlaku bukan p(x)”,ditulis ~[(x), p(x)]  (x), ~p(x)

12
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak berwarna putih.
Secara umum ingkaran dari semua adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :
– ( (x),p(x)) (x), -p(x)

2. Ingkaran Kuantor Eksistensial.


Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk semua x,
sehingga berlaku bukan p(x)”, ditulis ~[(x), p(x)]  (x), ~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak menjadi presiden.
Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa adalah semua, dan dilambangkan :
– ((x), p(x) ) (x),-p(x)

I. Validitas Pembuktian
1. Premis dan Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan,
sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang
sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah
kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti
(evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan
dari premis-premis
2. Validitas Pembuktian (I)
a. Modus Ponen
Premis 1 :pq
Premis 2 :p
Konklusi :q
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar (benar)
Konklusi : Saya lulus ujian (benar)

13
Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari
bentuk argumen modus ponen.
b. Modus Tolen :
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka
p tidak terjadi.
c. Silogisma :
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)
Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
d. Silogisma Disjungtif
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai
benar, maka argumen di bawah ini tidak valid.
Premis 1 :p∨q
Premis 2 :q
Konklusi :~p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai
benar (disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh Soal :
1. Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
14
2. Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air ini panas (B)
Konklusi : Air ini tidak dingin (B)
3. Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
e. Konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :pq
Artinya : p benar, q benar. Maka p q benar.
f. Tambahan (Addition)
Premis 1 :p
Konklusi :pq
Artinya : p benar, maka p  q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
g. Dilema Konstruktif :
Premis 1 : (p  q) (r  s)
Premis 2 :~q~s
Konklusi :~p~r

J. Bukti dalam Matematika


1. Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian
yang langsung. Suatu argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya bernilai
benar dan konklusinya juga bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis
dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling
sedikit ada satu premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak
langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)
Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)
Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan
melakukan pembuktian tidak langsung.

15
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai
benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5).
Tetapi premis 5 ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima
kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3
bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan
konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan
atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
16
LATIHAN SOAL
1. Amati pernyataan berikut ini:
p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku
q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:
a. p q
b. p ~q
c. ~ p  q
d. ~ p  ~q
2. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"
3. Tentukan kesimpulan dari premis berikut:
Premis 1 : Jika Panji rajin belajar maka ia lulus ujian
Premis 2 : Jika Panji lulus ujian maka ia masuk universitas
4. Tentukan negasi dari pernyataan:
a. Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.
b. Hari ini tidak mendung dan Budi membawa paying
5. Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dari (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q)
17
KUNCI JAWABAN

1. Penyelesaian :
a. p q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan supermarket
b. p ~q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
c. ~ p  q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
d. ~p ~q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
2. Penyelesaian :
Pernyataan di atas adalah implikasi p  q sehingga:
p : Hari ini hujan
q : Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut adalah q  p
"Jika Wayan mengendarai mobil maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas adalah ~p  ~q
"Jika hari ini tidak hujan maka Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan tersebut adalah ~q  ~p
"Jika Wayan tidak mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"
3. Penyelesaian :
Kita gunakan prinsip silogisme
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Maka kesimpulannya adalah : "Juka Panji rajin belajar maka ia masuk universitas"
4. Penyelesaian :
Ingkaran (negasi) dari konjungsi.
a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.
Ingat:
~(p ∧ q )  ~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Bogor tidak hujan lebat atau Jakarta banjir.
Hari ini tidak mendung dan Budi membawa paying
Ingat:
~(p ∧ q )  ~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Hari ini mendung atau Budi tidak membawa paying

5. Penyelesaian :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol. Keuntungan
atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan
logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan logika dalam rangkaian
digital. Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai proposisi dan pola-pola
argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum logika. Logika dalam pemrograman
diperlihatkan dengan struktur dasar dari pemrograman dan aliran/kontrol program dengan
flow chart. Logika dalam rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-
gerbang logika serta penyederhanaan dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika matematika ini membahas tentang pernyataan majemuk
beserta negasinya, hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi, ekuivalensi pernyataan-
pernyataan majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.

B. SARAN
Diharapkan Mahasiswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan Penulis dalam menulis makalah ini
menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu pembaca diharapkan memberikan
kritik dan saran jika menemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini.
18

DAFTAR PUSTAKA

Joko, jokom 42. 2012. “logika-matematika” (online),


http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html,
(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html),
https://jokom42joko.wordpress.com/2012/01/04/logika-matematika/,
http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-
matematika,
http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-matematika-dan-
pembahasannya-sma-kelas-10.html,
https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/,

Anda mungkin juga menyukai