Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI KELOMPOK 1 PERSANDINGAN MODEL KEBIJAKAN PUBLIK

ITEM MODEL KEBIJAKAN

KEKUATAN ELITIS
1. Pengambilan Keputusan Cepat
Model ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat karena kekuasaan terpusat
pada kelompok elit yang efisien dalam mengambil keputusan.
2. Terciptanya Stabilitas Kebijakan
Model ini dapat menciptakan stabilitas kebijakan karena elit memiliki kendali yang kuat,
menghindari perubahan kebijakan yang terlalu sering.
3. Efisiensi Ekonomi
Dengan menghindari proses panjang pengambilan keputusan yang demokratis, model ini
dapat menghemat sumber daya dan waktu.
4. Implementasi Kebijakan Terkoordinasi
Pelaksanaan kebijakan akan lebih terkoordinasi karena dilaksanakan secara dengan
komando secara terpusat, dalam hal ini pemerintah selaku pembuat kebijakan.

PLURALIS
1. Pemerataan distribusi kekuatan politik
Pengambilan keputusan pada model ini akan terjadi secara lebih objektif karena kekuatan
politik terdistribusi secara merata dan tidak terdapat kecenderungan terhadap kekuatan politik
tertentu.
2. Terciptanya kebijakan yang implementatif
Kebijakan yang dihasilkan pada model ini akan lebih sesuai dengan realita karena melibatkan
banyak pemikiran dan keahlian dari berbagai kelompok (termasuk kelompok menengah ke
bawah)
3. Terbentuknya pengawasan yang efektif dan efisien
Mendorong kelompok kecil untuk mengembangkan taktik dan strateginya dengan tetap
mempertahankan kepentingannya. Kelompok yang “kalah” akan memantau dan memberikan
alternatif pendapat

KELEMAHAN ELITIS
1. Ketidaksetaraan dan Diskriminasi
Model ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses ke perumusan kebijakan dan
diskriminasi terhadap kelompok yang tidak memiliki representasi.
2. Korupsi dan Nepotisme
Kesempatan korupsi dan nepotisme cenderung lebih tinggi dalam model ini karena
pengambilan keputusan yang terkonsentrasi pada kelompok elit
3. Adanya keputusan yang kurang tepat dan menguntungkan salah satu pihak
Model ini memungkinkan keputusan/kebijakan yang diambil hanya menguntungkan salah satu
pihak dan merugikan pihak lainnya sehingga tidak mengakomodir kebutuhan umum.
4. Terjadinya ketidakpuasan sosial
Model ini dapat mengabaikan partisipasi dan pendapat masyarakat umum, yang dapat
menghasilkan ketidakpuasan dan ketegangan sosial.

PLURALIS
1. Pengambilan keputusan yang cenderung lama
Berbagai pemangku kepentingan dengan pandangan yang berbeda harus berpartisipasi
dalam proses pembuatan kebijakan sehingga memerlukan waktu yang lama untuk
mengkoordinasikan pertemuan, diskusi, dan negosiasi.
2. Membutuhkan anggaran yang lebih banyak
Banyaknya pihak yang terlibat serta proses yang lama juga membutuhkan biaya yang besar
3. Adanya ketidakseimbangan kekuatan antarkelompok
Dengan berbagai ukuran kelompok kepentingan, kelompok besar dapat mempengaruhi
kelompok-kelompok kecil dan dapat menimbulkan fenomena dimana kelompok kecil hanya
mengikuti kebijakan yang diputuskan oleh kelompok besar

PELUANG ELITIS
1. Peningkatan Efisiensi
Model ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan jika dikelola dengan
baik.
2. Pengembangan Kebijakan Strategis
Elit dapat fokus pada pengembangan kebijakan yang strategis dan jangka panjang.
3. Kolaborasi Publik-Privat
Dengan model elitis kebijakan yang dibuat memiliki peluang lebih untuk kolaborasi antara
public sector dan private company atau organisasi lainnya untuk pemanfaatan sumber daya
apabila dikelola secara transparan.

PLURALIS
1. Beragamnya keahlian akan menumbuhkan jiwa inovatif dan kreatif
Adanya beragam kelompok dengan keahlian yang berbeda akan mendorong terciptanya
beragam ide dan solusi sehingga atas berbagai masalah yang tercipta dapat ditemukan
inovasi dan solusi terbaik.
2. Terciptanya keseimbangan kepentingan atas kebijakan yang terbentuk
Penyusunan kebijakan yang dilakukan dengan melibatkan banyak kelompok kepentingan
mendorong adanya keseimbangan kebijakan baru antara berbagai kepentingan dalam
masyarakat.
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Adanya interaksi antar ragam kelompok, dapat mempercepat pertukaran informasi, keahlian,
dan pemikiran sehingga mampu meningkatkan kapasitas antar kelompok.

TANTANGAN ELITIS
1. Ketegangan Sosial
Tindakan elit yang tidak memperhatikan aspirasi masyarakat umum dapat menyebabkan
ketegangan sosial dan protes.
2. Legitimasi yang Rendah
Model ini dapat mengancam legitimasi pemerintah jika publik merasa tidak terwakili.
3. Perubahan Kondisi Eksternal
Perubahan dalam lingkungan eksternal, seperti perubahan kebijakan internasional atau
perubahan sosial, dapat mengganggu model elitis.

PLURALIS
1. Kesulitan dalam implementasi
Konsep penyebaran kekuasaan kepada kelompok-kelompok perlu koordinasi yang baik
sehingga ketika koordinasi tidak tercapai, hal ini dapat menimbulkan inefisiensi dan tidak
efektif.
2. Peluang keputusan yang tidak efektif
Ada potensi keputusan yang diambil hanya untuk menyenangkan semua pihak, sehingga
kesepakatan yang dihasilkan bukanlah keputusan terbaik.

Selesai

A. Model Pluralis
Input:

Praktik social e-commerce atau perdagangan secara online lewat


platform media sosial tengah menjadi sorotan. Fenomena ini menimbulkan
beragam pro kontra baik dari masyarakat, pengusaha UMKM, hingga
pemerintah. Bahkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten
Masduki menilai fenomena TikTokShop ini sebagai bentuk monopoli
perdagangan dimana sebuah media sosial menguasai informasi terkait
komoditas yang sedang trend pada saat itu, sistem pembayaran dan
logistiknya. Selanjutnya, beliau menuturkan bahwa pemasaran via media
sosial ini membahayakan keberlangsungan UMKM lokal. Sosial media yang
menjadi tempat berkumpulnya orang untuk berinteraksi, dimanfaatkan untuk
menjadi ajang mengenalkan barang trend dari perusahaan tertentu yang
mengakibatkan suatu perusahaan memonopoli pasar.

Proses:
Menghadapi kondisi ini, pemerintah dalam hal ini Presiden, Menteri
Perdagangan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, mengambil
tindakan cepat dalam bentuk penyusunan kebijakan melarang transaksi jual
beli melalui sosial e-commerce, untuk melindungi UMKM dari pengaruh
barang-barang dari luar negeri.
Output:
Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 tahun
2020 dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)
Nomor 31 Tahun 2023.

B. Model Elitis
Input
Bulan Maret 2020, konfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia menyebabkan
kepanikan di masyarakat. Covid-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih
mempelajari bagaimana cara penularannya. Dari berbagai penelitian, metode
penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran pernapasan
dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut
penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk,
bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1
meter). Pemerintah segera membentuk Satuan Tugas Covid-19 dan menetapkan
status pandemi di Indonesia. Namun, persebaran kasus Covid-19 masih tidak dapat
dikendalikan karena mobilitas masyarakat yang masih belum dibatasi.

Proses
Menghadapi situasi tersebut, Pemerintah dalam hal ini Presiden bersama dengan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bertindak cepat melalui
penyusunan kebijakan kewajiban tes antigen/PCR bagi seluruh penumpang moda
transportasi umum dalam rangka penanganan penyebaran virus Covid-19.

Output
- Satgas Penanganan Covid-19 mengeluarkan Surat Edaran No. 17 Tahun 2021
tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Corona
Virus Disease 2019 dan SE No. 18 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan
Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.
- INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 53 TAHUN 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, Dan Level 1
Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa Dan Bali.

Anda mungkin juga menyukai