Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH

INOVASI PEMBELAJARAN FISIKA

“Menganalisis Prinsip Pembelajaran efektif”

Oleh :

SYAHRIANI

NIM (105391101222)

GUSWITA PUTRI NASUTION

NIM (21120004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pengertian Prinsip, Pembelajaran dan Efektif................................................2
B. Prinsip Pembelajaran Efektif..........................................................................3
C. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi Peserta Didik....................................8
D. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajarab Bagi Guru.......................................10

BAB III PENUTUP....................................................................................................13


A. Kesimpulan ...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan merupakan kegiatan universal yang ada dalam kehidupan manusia,
di manapun di dunia terdapat masyarakat, di sanalah terdapat pendidikan. Salah
satu aspek penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Aspek ini
seringkali memang menjadi fokus penting dalam pendidikan. Namun demikian,
pembelajaran yang selama ini sudah dan sedang dilakukan, belum menyentuh
substansi serta harapan yang ingin dicapai. Pembelajaran yang di-lakukan hanya
merupakan pembelajaran asal-asalan yang tidak mempunyai dasar pijakan yang
kuat, sehingga pembelajaran tidak memenuhi harapan, dan menghasilkan output
dengan mutu yang tidak baik pula, maka dibutuhkan perinsip belajar dan
pembelajaran agar senantiasa menjadi pedoman bagi guru Pendidikan Agama
Islam dalam mendesain proses pembelajaran yang efektif.
Prinsip ini membuat suatu gambaran dari miniature problematika ke-
hidupan yang akan dihadapi oleh peserta didik dan guru sebagai pengajar.
Berangkat dari sebuah pengalaman yang dimainkan dan dilakukan oleh para ahli
belajar dan pembelajaran. Akan menjadi sebuah kesulitan bagi guru apabila
kurang memahami prinsip pembelajaran proses pem-belajaran yang dilakukan
tidak sesuai dengan harapan. Disinilah sejatinya peran seorang pendidik untuk
memilih peran-peran penting yang sekiranya akan ketika mengajar didepan
peserta didik. Secara umum kita bisa memahami prinsip-prinsip apa yang akan
kita gunakan apabila sebagai guru yang mengajarkan tentang Pen-didikan
Agama Islam untuk menerapkan prinsip tersebut, Maka dalam makalah ini akan
dibahas tentang berbagai prinsip belajar dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prinsip, pembelajaran dan efektif ?

2. Apa prinsip pembelajaran efektif ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu prinsip, pembelajaran dan efektif

2. Untuk mengetahui apa itu prinsip pembelajaran efektif

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip, pembelajaran dan efektif


1. Pengertian Prinsip
 Menurut Ahmad Jauhar Tauhid, prinsip adalah pandangan yang
menjadi panduan bagi perilaku manusia yang telah terbukti dan
bertahan sekian lama.
 Menurut Udo Yamin Efendi Majdi, prinsip adalah pedoman
berperilku yang terbukti mempunyai nilai yang langgeng dan
permanen.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indobesia (KBBI), prinsip adalah
asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berpikir, bertindak
dan sebagainya.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik dipandang sebagai individu yang unik dan
berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga pembelajaran yang
diberikan harus dapat memfasilitasi semua keberagaman yang dimiliki anak.
Fasilitas pembelajaran yang efektif akan menjadikan tujuan pembelajaran
dapat tercapai maksimal oleh semua peserta didik.
Pengertian pembelajaran menurut Gagne (1977), pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
beberapa proses belajar yang bersifat internal. Kemudian Gagne (1985)
mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa
pembelajaran dimaksud untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus
dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan
mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa beajar.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat oleh seorang manusia serta
dapat berlaku dimana pun dan kapanpun. Pengertian pembelajaran hampir
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaan hingga mencapai
sesuatu yang objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik. pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara guru dengan peserta didik. pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.

2
3. Pengertian efektif
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Disebut efektif
apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Efektif
menurut Peter F. Drucker adalah mengerjakan pekerjaan yang benar,
sedangkan efisien menurutnya adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar.
Efisien (daya guna) adalah proses penghematan dengan cara melakukan
pekerjaan dengan benar, sedangkan efektif (hasil guna) adalah tingkat
keberhasilan pencapaian tujuan dengan cara melakukan pekerjaan yang
benar.
SP. Siagian, efektif adalah tercapainya berbagai sasaran yang
ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber
tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan kegiatan tertentu.
Selanjutnya efektivitas menurut Komaruddin, dalam ensiklopedia dijelaskan
bahwa efektivitas merupakan hal yang menunjukan taraf tercapainya tujuan
dan usaha, yang dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan. Steers
mengemukakan bahwa efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program
sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sasaran tertentu. Sedangkan
menurut kamus Ilmiah Popular Kontemporer efektivitas berarti
ketepatgunaan atau menunjang tujuan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi agar pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi tersebut dapat terealisasi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga
mencapai hasil yang baik.

B. Prinsip pembelajaran efektif


Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu
saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, Anda sebagai guru perlu mempelajari prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran yang dapat membimbing aktivitas merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip belajar dan pembelajaran
diharapkan menentukan langkah demi langkah pro bisa memberi arah prioritas
prioritas dalam tindakan guru. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip
belajar dapat mengungkap batasbatas kemungkinan dalam pembelajaran dalam
melaksanakan pengajaran, pengetahuan dan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Selain itu dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ia memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar
peserta didik secara efektif dan efesien.

3
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi adalah
tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the concept we use when
we describe the force action on or within an organism to initiate and
direct behavior”. Motivasi data merupakan tujuan pembelajaran. Sebagai
alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan
hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar
siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.
Motivasi erat kaitannya dengan minat.siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang
studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap
penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku
dan motivasinya.Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari
dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang
lain. Motivasi dibedakan menjadi dua:
a. Motif intrinsik.
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa
dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di
sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Motif ekstrinsik.
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta.
Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan
dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya
tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan
ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah
penyerta dari keberhasilan belajar.
Motif ekstrinsik dapat berubah menjadi motif intrinsik yang
disebut “transformasi motif”. Sebagai contoh, seseorang belajar
di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) karena
menuruti keinginan orang tuanya yang menginginkan anaknya
menjadi seorang guru. Mula-mula motifnya adalah ekstrinsik,

4
yaitu untuk menyenangkan hati orang tuanya,tetapi setelah
belajar beberapa lama di LPTK ia menyenangi pelajaran-
pelajaran yang digelutinya dan senang belajar untuk menjadi
guru. Jadi motif pada siswa itu semula ekstrinsik menjadi
intrinsik.
2. Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa
belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri.Guru sekedar
pembimbing dan pengarah.Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan
adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini
anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis,
menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan
fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar
yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung.
Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara
langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Belajar harus
dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan
cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak
hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional,
keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan
pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam

5
pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-
latihan dalam pembentukan keterampilan.
4. Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”,
Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-
pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Pada teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan
karena oleh stimulus saja tetapi oleh stimulus yang di kondisikan,
misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada saat lampu
merah.Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Walaupun kita
tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang
dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk
menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih
relevan sebagai dasar pembelajaran.
5. Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau
lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut.Tantangan yang dihadapi
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan

6
sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan
menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran
atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
6. Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.
Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah
responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya
Thorndike.Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang
baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar
lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning
atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek
pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa
mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan
negatif atau escape conditioning. Format sajian berupa tanya jawab,
diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara
belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
7. Perbedaan individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan
kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula
dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual
dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
 Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang
bervariasi
 Penggunaan metode instruksional

7
 Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi
siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak
yang kurang
 Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat
dan kemampuan siswa. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi
siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka
selama proses pembelajaran berlangsung.

C. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi Peserta didik


Melihat prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran di atas, peserta didik
sebagai subyek pembelajaran tidak boleh mengabaikannya begitu saja. Karena
peserta didik sebagai motor utama “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran
sehingga akan berhasil jika menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap
dirinya.
1. Perhatian dan Motivasi
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik
dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan.
Adanya tuntutan tersebut mendorong peserta didik memiliki perhatian
yang lebih terhadap segala pesan yang terimanya. Pesan-pesan yang
diterima dalam pembelajaran adalah yang dapat merangsang indranya.
Dengan demikian, peserta didik diharapkan selalu melatih indranya dan
belajar untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses
pembelajaran. Karena peningkatan minat merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi. Sebagai contoh dalam proses
pembelajaran peserta didik harus betulbetul dapat berkonsentrasi dalam
mendengarkan ceramah guru, membandingkan konsep-konsep yang
diterimanya, mengamati secara cermat gerakan yang dilakukan oleh
guru dan sebagainya. Itu semua untuk membangkitkan motivasi
belajarnya, karena tanpa perhatian seperti itu peserta didik tidak dapat
menerima pelajaran secara maksimal.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi peserta didik adalah
disadarinya oleh peserta didik bahwa motivasi belajar yang ada pada
dirinya harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus. Hal
ini dapat dicapai dengan mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai,
termasuk menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang
lain, harus mempunyai rencana tentang tujuan dia belajar dan kapan
harus menyelesaikan jenjang pendidikan yang sedang dijalaninya dan
lain sebagainya.

8
2. Keaktifan
Peserta didik sebagai sentral dalam belajar, maka sebagai
konsekuensinya aktivitas peserta didik merupakan syarat
berlangsungnya proses pembelajaran. Aktivitas peserta didik dalam hal
ini baik secara fisik maupun intelektual dan emosional harus aktif. Jadi,
tidak ada gunanya guru melakukan pembelajaran jika peserta didiknya
pasif saja. Sebab para peserta didiklah yang belajar, maka merekalah
yang harus melakukannya.
Sebagai implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik terbentuk
perilaku-perilaku untuk mencari sumber informasi yang di-butuhkan,
menganalisis hasil percobaan, ingin me-ngetahui segala percobaan yang
dilakukan di laboratorium, membuat tugas-tugas yang diberikan oleh
guru dan sebagainya. Proses selanjutnya terjalin keterlibatan langsung
peserta didik dalam pembelajaran.
3. Keterlibatan Langsung
Tempat seorang peserta didik dalam kelas tidak dapat tergantikan
oleh orang lain. Oleh karena itu, keterlibatan langsung peserta didik
dalam proses pem-belajaran mutlak adanya. Sebagai implikasinya
peserta didik dituntut untuk mengerjakan sendiri tugas belajar yang
diberikan oleh gurunya. Dengan keterlibatan ini mereka akan mendapat
pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip
keterlibatan langsung adalah segala kegiatan yang dilakukan di sekolah
apakah itu berbentuk intrakurikuler ataukah ekstrakurikuler. Meskipun
kegiatan tersebut tidak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada
diri peserta didik, namun dengan keterlibatan ini diharapkan dapat
mewujudkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Pengulangan
Istilah yang masih dapat dipertahankan dalam proses pembelajaran
adalah tujuh kali satu (7x1) lebih baik daripada satu kali tujuh (1x7).
Pernyataan ini masih sangat di-butuhkan walaupun dalam era teknologi
yang serba canggih.
Sebagai implikasi dari prinsip pengulangan bagi peserta didik
adalah kesadaran peserta didik untuk bersedia melakukan sesuatu secara
berulang-ulang. Diharapkan dengan kesadaran ini peserta didik merasa
tidak pernah bosan dalam mengerjakan sesuatu walaupun telah di-
lakukan secara berulang-ulang. Adapun kegiatan yang merupakan
implikasi dari prinsip pengulangan seperti menghafal surah pendek
dalam al-qur’an, menghafal perkalian, rumusrumus, menghafal nama-
nama latin tumbuhan ataupun tahun-tahun masehi dan hijrih.
5. Perbedaan Individual
Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Adanya perbedaan ini seharusnya membuat setiap peserta didik

9
menyadari bahwa dirinya berbeda dengan temannya, hal ini akan
membantu diri peserta didik dalam menentukan cara belajarnya sendiri.
Sebagai implikasi dari prinsip perbedaan individual bagi peserta
didik adalah me-nentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal
belajar dan sebagainya.
6. Tantangan
Sesuatu yang menantang kadang mengasyikkan, seperti halnya
peserta didik apabila diberikan tugas untuk mencari sendiri tentu akan
lebih termotivasi untuk belajar. Peserta didik merasa tertantang dengan
pencarian tersebut. Kegiatan ini diharapkan bisa mem-buat peserta didik
lebih giat belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Sebagai implikasi dari prinsip tantangan bagi peserta didik adalah
tuntutan untuk memiliki kesadaran pada diri peserta didik bahwa akan
adanya kebutuhan untuk memperoleh, mem-proses dan mengolah pesan.
Peserta didik juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap
sesuatu yang dihadapinya. Adapun bentuk perilaku yang merupakan
implikasi prinsip tantangan ini adalah melakukan eksprimen,
melaksanakan tugas terbimbing ataupun mandiri atau mencari
pemecahan suatu masalah.
7. Balikan dan Penguatan
Setiap orang selalu membutuhkan suatu kepastian dalam setiap
aktivitas yang dilakukannya. Seperti halnya peserta didik setiap selesai
ulangan tentu ingin mengetahui hasil ulangannya. Karena dari sini akan
timbul kesadaran untuk memperoleh balikan sekaligus penguatan dari
apa yang dilakukannya.
Sebagai implikasi dari prinsip balikan dan penguatan ini adalah
peserta didik segera mencocokan jawaban dengan kunci jawaban,
menerima kenyataan terhadap nilai yang diperoleh atau me-nerima
teguran dari orang tua atau guru dari hasil yang kurang baik. Jika peserta
didik tidak mendapatkan segera nilai perolehan dalam ulangan maka
tidak ada balikan dan penguatan dari pekerjaannya, yang akhirnya dia
merasa sia-sia apa yang telah dilakukannya.

D. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bagi Guru


Guru seperti halnya peserta didik tidak terlepas dari implikasi prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran, karena guru yang merencanakan selanjutnya
melaksanakan pembelajaran tersebut. Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran
bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Jadi dengan adanya
kesadaran guru pada prinsip-prinsip tersebut diharapkan adanya peningkatan
kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.

10
1. Perhatian dan Motivasi
Dalam merencanakan kegiatan pembelajarannya, guru sudah
memikirkan perilakunya terhadap peserta didik sehingga dia dapat
menarik perhatian dan motivasi peserta didik dan tidak berhenti pada
rencana pembelajaranya tetapi sampai selesai menyajikan materinya.
Sebagai implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada
perilaku-perilaku berikut: “hendaknya guru membuat setiap bahan
pelajaran agar mengandung suatu masalah yang menarik perhatian
peserta didik dan merangsang untuk berusaha menyelidiki serta
memecahkan, guru menghubungkan bahan pelajaran dengan masalah
dan tugas kongkret yang dapat dikerjakan peserta didik secara
kelompok, dan guru menghubungkan bahan pelajaran dengan bidang
kegiatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Selain guru itu juga dapat
menggunakan metode yang bervariasi, menggunakan media sesuai
dengan tujuan belajar dan materi, guru dapat menggunakan gaya bahasa
yang tidak monoton serta dapat mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang membimbing. Bila diperhatikan secara seksama implikasi prinsip
perhatian bagi guru ini, ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
contextual teaching and learning, seperti inkuiri dan masyarakat belajar.
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi
guru dapat dilihat lebih dari satu perilaku dari suatu kegiatan
pembelajaran.
2. Keaktifan
Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik,
memberikan peluang dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi
guru secara optimal. Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar
bagi masing-masing peserta didik berarti mengubah peran guru, yaitu
menjamin bahwa setiap peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula bahwa
kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut peserta didik selalu
aktif mencari, memperoleh dan mengolah bahan belajarnya.
3. Keterlibatan
Langsung Sudah dijelaskan di awal bahwa keterlibatan langsung
peserta didik bukan hanya secara fisik karena itu tidak menjamin
keaktifan belajar. Guru harus pandai-pandai merancang pembelajaran
sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat langsung bukan
saja secara fisik tetapi juga mental emosional serta intelektual peserta
didik. Selain itu, Implikasi dari adanya prinsip ini bagi guru adalah
kemampuan guru untuk bertindak bukan saja sebagai fasilitator, tetapi
juga sebagai manajer/ pengelola kegiatan yang mampu mengarahkan,
membimbing dan memotivasi peserta didik ke arah tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

11
4. Pengulangan
Jika guru mampu memilihkan bahan yang membutuhkan
pengulangan dan yang tidak membutuhkan pengulangan maka guru
telah melakukan implikasi dari prinsip pengulangan. Karena tidak semua
bahan pembelajaran itu membutuhkan peng-ulangan. Pengulangan
terutama dibutuhkan oleh bahanbahan pembelajaran yang harus
dihafalkan tanpa ada kesalahan sedikit pun, termasuk bahan yang
membutuhkan latihan-latihan.
5. Perbedaan Individual
Guru menghadapi peserta didik secara klasikal dalam kelas
tentunya harus mempertimbangkan latar belakang atau karakteristik
masing-masing peserta didik. Jadi, guru harus dapat melayani peserta
didik-nya sesuai karakteristik mereka orang perorang.
6. Tantangan
Tantangan sebagai salah satu prinsip pembelajaran yang dapat
mengantar peserta didik mencapai tujuannya. Sehingga guru harus
merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk kegiatan, bahan dan
media yang dapat memberi tantangan kepada peserta didik untuk lebih
bersemangat dengan tantangan itu.
7. Balikan dan Penguatan
Pemberian balikan dan penguatan dapat dengan lisan dan tulisan.
Guru harus dapat menentukan momen dan cara yang tepat keduanya
dapat diberikan dengan tepat sasaran.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran secara umum terdiri atas
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan,
perbedaan individual, tantangan, balikan dan penguatan. Implikasi dari
prinsip-prinsip belajar bagi peserta didik merupakan perilaku-perilaku yang
seharusnya dengan penuh kesadaran dilakukan oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar agar proses pembelajaran benar-benar dapat membuahkan
hasil yang diharapkan. Implikasi dari prinsip-prinsip pembelajaran bagi guru
adalah perlakuanperlakuan yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran yang merupakan aksi yang diharapkan mendapat reaksi dari
peserta didik sehingga pembelajaran berlangsung sebagaimana mestinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai