Fixxx Jurnal Lisa
Fixxx Jurnal Lisa
KUKERTA INTEGRATIF
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
BANTEN
SITI NURHALIZAH
NIM 201410180
2023 M / 1445 H
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Diketahui Oleh :
Menyetujui
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Transportasi, Perlengkapan, dan Akomodasi Haji
Reguler (Studi pada Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten)?
C. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
a) Mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia pekerjaan yang
sesungguhnya
b) Melatih diri agar dapat peka terhadap kondisi maupun permasalahan
yang sedang dihadapi perusahaan atau instansi pemerintah.
c) Mengembangkan kemampuan diri untuk bekerja sesuai dengan
konsentrasi yang diambil
d) Membantu Bidang PHU didalam mengerjakan tugas-tugas yang dimiliki.
2. Tujuan Khusus
a) Membangun hubungan baik antara Fakultas Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan
instansi pemerintah seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
b) Menunjukkan citra Fakultas Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang baik kepada instansi sebagai
pencetak lulusan dan tenaga kerja terbaik.
c) Menjalin kerjasama antara instansi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten dengan Fakultas Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
D. Manfaat Praktikum
1. Bagi Mahasiswa
a) Mengembangkan Potensi
b) Produktif
c) Membuat Mahasiswa Mampu untuk Mengintegrasikan
Keterampilan
d) Bisa Meningkatkan Motivasi untuk Belajar
e) Pembelajaran akan Lebih Bermakna
2. Bagi Fakultas Ekonomi Syari’ah
a) Sebagai sarana untuk menjalin kerjasama yang baik antara UINSultan
Maulana Hasanuddin Banten dengan instansi yang telahmemberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan PPL, khususnya
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten.
b) Meningkatkan nama baik Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten di tempat melaksanakan PKL praktikan
karena kualitas yang dimiliki oleh praktikan.
c) Mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja.
3. Bagi Kementerian Agama Provinsi Banten
a) Meringankan dan membantu perusahaan dalam melakukan
pekerjaannya.
WAKTU PELAKSANAAN PPL
METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dalam
mengumpulkan data primer dan data sekunder, data sekunder dengan teknik
litelatur yang terkait pembahasan ini dari buku ataupun jurnal dan
menggunakan data primer dengan teknik wawancara terhadap bagian
pembina PHU.
KEADAAN PERUSAHAAN
A. Profil Instansi
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten adalah
instansi vertikal yang berada di bawah Kementerian Agama. Instansi ini
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 450 Tahun
2001 dan diresmikan keberadaannya di Banten oleh Gubernur Banten HD.
Munandar atas nama Menteri Agama RI bersamaan dengan pelantikan
Drs. HM Suroh sebagai Kepala Kanwil pertama pada tanggal 17 April
2002 di Gedung Gubernuran yang diangkat berdasarkan Keputusan
Menteri Agama RI Nomor : B./II/3/678/2002 tanggal 26 Maret 2002.
B. Sejarah Singkat Instansi
Pembangunan di bidang agama yang dilaksanakan pemerintah
pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman agama,
peningkatan pelayanan kehidupan beragama dan Pendidikan keagamaan
serta meningkatkan kerukunan intern antar umat beragama. Hal tersebut
merupakan tugas yang harus di emban oleh Kementerian Agama sesuai
dengan yang diamanatkan dalam kontrak politik Menteri Agama dengan
Presiden Republik Indonesia yang isinya tentang pembersihan KKN,
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama, meningkatkan
pelayanan keagamaan antara lain penyelenggaraan haji, serta meningkatkan
Pendidikan agama baik negeri maupun swasta.
1. Visi
2. Misi
a) Seragam batik
b) Baju Ihram
c) Buku Manasik
d) Koper Haji
Masing masing jamaah yang sudah melunasi dan berhak berangkat
pada tahun berjalan harus mendapatkan perlengkapan tersebut, untuk baju
ihram batik itu bisa diterima dari bank penerima storan, sementara koper
dan buku manasik, jamah bisa mendapatkan di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Kota, sesuai dengan domisili jamaah haji.
Kepala seksi penyelengaraan haji menyebutkan, bahwa indikator
keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji antara lain adalah pembinaan
yang optimal, pelayanan memuaskan, perlindungan maksimal, terciptanya
sistem responsif dan manajemen yang efisien serta pelaksanaan ibadah
haji yang membuat jamaah merasa aman, lancar, tertib, nyaman, sesuai
tuntunan agama serta dapat mandiri dan mabrur.
3. Akomodasi
Akomodasi Salah satu unsur penting yang harus diberikan oleh
para penyelenggara ibadah haji adalah akomodasi. Karena akomodasi itu
sendiri adalah wahana yang menggunakan pelayanan jasa penginapan
yang dilengkapi dengan pelayanan makanan dan minuman serta jasa
lainnya.
Pelayanan akomodasi mencakup pelayanan hotel di Makkah dan
Madinah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah disebutkan bahwa Menteri wajib
menyediakan akomodasi bagi Jemaah Haji Indonesia tanpa memungut
biaya tambahan dari calon Jemaah Haji di luar Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH) yang telah ditetapkan.
Kelayakan dalam penyajian makanan yang memenuhi standar gizi
dan higienis merupakan service yang menjadikan para jamaah menjadi
merasa nyaman, dan mereka akan merasakan biaya yang mereka
keluarkan untuk laksanakan ibadah haji menjadi seimbang bila fasilitas
yang mereka terima dan rasakan itu membuat mereka nyaman.
Jenis-jenis Akomodasi
Beberapa jenis-jenis akomodasi, yaitu:
1) Akomodasi Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang dibangun atau didirikan dengan
tujuan semata-mata untuk memperoleh keuntungan / komersil dan secara
murni untuk mencari keuntungan (profit making) lainnya. Yang termasuk
dalam jenis kelompok ini, antara lain: hotel, motel, penginapan / losmen,
rooming house, bungalow, cottage, pension, homestay, ryokan dan
lainnya.
2) Akomodasi Semi Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang didirikan bukan semata-mata
untuk tujuan komersil tetapi yang diperuntukan bagi pelayanan kepada
masyarakat atau orang tertentu. Lambat laun tujuan dasarnya berubah
karena jenis ini jelas memerlukan biaya pemeliharaan dan pengurusan.
Yang termasuk dalam kelompok ini. Antara lain: asrama mahasiswa/ pelajar,
asrama milik yayasan, asrama pelatihan, panti jompo, pondok pesantren,
panti rehabilitasi, rumah sakit dan lainnya.
3) Akomodasi Non Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang didirikan tidak untuk tujuan
mencari keuntungan, tetapi semata-mata untuk tujuan sosial atau sebagai
bantuan secara cuma- cuma. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
mess, wisma, guest house, rumah panti asuhan, pemondokan dalam
gereja, villa yang dimiliki secara pribadi, family holiday homes,
perkemahan dan lainnya.
Sebelum jamaah haji menuju tanah suci, jamaah menginap di asrama
haji selama 1 x 24 jam, asrama haji embarkasi pondok gede jakarta,
selama diasrama haji jamaah mendapatkan fasilitas tempat tidur yang 1
kamar 4 orang, kemudia mendapatkan makan 2 kali dalam sehari, dan
snack kedatangan dari asrama dan keberangkatan kebandara.
Kendala dalam Transportasi, Perlengkapan dan Akomodasi Haji
Reguler
Setiap upaya penegakan hukum tentu akan menimbulkan kendala tertentu.
1. Kendala Transportasi
Kendala Transportasi, kemenag menginginkan gelombang ke 2
semua karena dokumen belum selesai.
2. Kendala Perlengkapan
Kendala Perlengkapan, koper datang terlalu mendesak
3. Kendala Akomodasi
Kendala Akomodasi, jama’ah tidak terima jika petugas memberi
asrama di lantai 2 atau 3
Solusi dalam Transportasi, Perlengkapan dan Akomodasi Haji Reguler
Solusi dalam rangka peningkatan Transportasi, Perlengkapan, dan
Akomodasi Haji Reguler.
1. Solusi Transportasi
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Membantu Bidang
pelayanan dalam membuat kocokan untuk menyelesaikan komplenan
jamaah haji agar adil, jika menyelesaikannya dengan musyawarah,
sulit untuk di selesaikan
2. Solusi Perlengkapan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di bidang perlengkapan berkoordinasi dan komunikasi panitia
dengan pihak maskapai
3. Solusi Akomodasi
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di bidang Akomodasi berkoordinasi dan komunikasi panitia
dengan pihak pengelola asrama.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Memberikan pelayanan kepada para calon jamaah Haji. Mengurusi
segala hal yang berkaitan dengan akomodasi, transportasi dan perlengkapan
Haji. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan
teknis, dan pembinaan yang berkaitan dengan akomodasi, transportasi,
dan perlengkapan Haji.
Prosedur sistem seleksi penyediaan transportasi udara bagi jemaah haji
reguler menggunakan sistem terbuka yaitu mengundang berbagai
perusahaan penerbangan nasional dan asing yang dipandang layak
menjadi pelaksana penyedia transportasi udara bagi jemaah haji
Indonesia.
Setiap jamaah haji reguler akan mendapatkan perlengkapan
a) Seragam batik
b) Baju Ihram
c) Buku Manasik
d) Koper Haji
Jamaah haji akan mendapatkan kelayakan dalam penyajian makanan
yang memenuhi standar gizi dan higienis merupakan service yang
menjadikan para jamaah menjadi merasa nyaman, dan mereka akan
merasakan biaya yang mereka keluarkan untuk laksanakan ibadah haji
menjadi seimbang bila fasilitas yang mereka terima dan rasakan itu
membuat mereka nyaman.
B. Saran
Pelayanan haji terkait Transportasi, Perlengkapan, dan Akomodasi
diharapkan setiap tahun pemberangkatan agar pelayanannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA