Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM PROFESI LAPANGAN (PPL) DAN

KUKERTA INTEGRATIF
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
BANTEN

SITI NURHALIZAH
NIM 201410180

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA


HASANUDDIN BANTEN

2023 M / 1445 H
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan Praktikum Profesi Lapangan (PPL) Di Kantor


Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Nama : Siti Nurhalizah
NIM 201410180

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Aan Ansori, S.Kom., M.M.


NIP. 19731015 200701 1 027

Pembimbing II H. Ahmad Bahir Ghozali, M.Pd.I.


NIP. 197904182002121001

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi


Ekonomi Syariah Hj. Mukhlisotul Jannah, S . E . , M.M., M.Ak.
NIP. 19740822200502003
IMPLEMENTASI TRANSPORTASI, PERLENGKAPAN DAN
AKOMODASI HAJI REGULER DI KANTOR WILAYAH KEMETERIAN
AGAMA PROVINSI BANTEN

Nama : Siti Nurhalizah


NIM : 201410180
Hari/Tanggal : Senin, 07 Agustus s/d Selasa, 07 November
2023 Dosen Pembimbing 1 : Aan Ansori, S.Kom., M.M.
Dosen Pembimbing 2 : H. Ahmad Bahir Ghozali, M.Pd.I.

Menyetujui

Dosen Pembimbing I : (Aan Ansori, S.Kom., M.M.)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktikum Profesi Lapangan


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sebuah program
yang telah direncanakan oleh program studi Ekonomi syari’ah Universitas
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Program PPL merupakan cara untuk
menambah kompetensi mahasiswa dalam bidang pekerjaan yang nantinya
akan digeluti. Program PPL yang dilaksanakan di dalam lingkungan lembaga
Haji ini merupakan bentuk penerapan daripada yang telah didapatkan
dibangku kuliah. Sasaran program PPL adalah staff dan karyawan di dalam
lembaga merupakan wujud nyata dari pengalaman kegiatan. PPL sendiri
merupakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Dalam pelaksanaan PPL
ini dapat memperoleh pengalaman yang dapat dijadikan bekal kelak ketika
memperoleh banyak pengalaman yang dapat dijadikan bekal kelak ketika
sudah benar-benar terjun di dunia kerja.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan
latihan kependidikan bersifat intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
Dalam hal ini mahasiswa dari program studi Ekonomi syari’ah Universitas
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Kegiatan tersebut mencakup praktik
menjadi pegawaidan kegiatan akademis lainnya dalam rangka memenuhi
persyaratan pembentukan pegawai yang profesional. Dalam mempersiapkan
tenaga kepegawaian yang profesional Universitas Islam Negeri sultan
maulana Hasanuddin banten bertugas memberikan jasa kepada pelimpahan
haji tentang proses Transportasi, Perlengkapan dan Akomodasi haji Reguler.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Untuk itu mahasiswa diterjunkan kantor
dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan agar dapat mengamati dan
mempraktikan semua kompetensi secara faktual tentang pelaksanaan proses
pembelajaran dan kegiatan akademis lain yang diperlukan oleh pegawai.
Tujuan dari PPL ini adalah melatih mahasiswa dalam rangka menerapkan
pengetahuan dan kemampuannya serta mempraktikan ilmu yang telah
diperoleh selama perkuliahan dalam proses pembelajaran sesuai bidang
studinya, sehingga mahasiswa memperoleh bekal berupa pengalaman factual
untuk mengembangkan diri sebagai tenaga pegawai yang profesional dan
bertanggung jawab.
Haji merupakan rukun Islam kelima, yang menjadi penyempurna ke
islaman seseorang. Tanpa haji keislaman seseorang dipandang kurang dan
tidak sempurna. Jika diibaratkan bangunan, haji merupakan bangunan yang
dibangun di atas lima pilar. Kelima pilar menopang secara bersama-sama
bangunan di atasnya. Jika salah satu pilarnya roboh, maka bangunannya akan
mengalami kerusakan pula. Demikian juga Islam, dibangun di atas lima pilar
yang disebut rukun Islam. Jika salah satunya diabaikan, bangunan Islam pada
diri seseorang akan mengalami kerusakan. Sebagai rukun Islam terakhir, di
dalam ibadah haji terkandung seluruh aspek rukun Islam yang lima. Haji
mengandung unsur ketaatan badaniyah, seperti shalat dan puasa, unsur maliyah,
seperti zakat, dan unsur mujahadah al-nafs wa al-badan (olah jiwa dan olah
raga). Karenanya, haji merupakan bukti ketundukan yang sempurna seorang
hamba kepada Tuhannya.
Haji sejatinya merupakan kegiatan suci yang Allah wajibkan bagi
seluruh umat Islam yang telah mencapai istita'ah dalam hal kekuasaan. Arti asli
dari kekuasaan adalah kesehatan, keselamatan sepanjang perjalanan, uang yang
cukup untuk membiayai perjalanan ke Baitullah serta memberi makan keluarga
yang ditinggalkannya, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Kewajiban
menunaikan ibadah haji dan umrah merupakan salah satu rukun Islam yang
kelima, maka barangsiapa yang mampu menunaikannya maka jika ia tidak
mengerjakannya maka ia akan menunaikan dan jika ia menunaikan ibadah
maka ia akan mendapat pahala. Haji dan umrah hukumnya hanya satu kali
seumur hidup, artinya kewajiban tersebut dipenuhi pada tahun setelah
seseorang menunaikan haji pertama kali di Makkah. Ibadah haji ke Mekkah
berikutnya, yang kedua, ketiga, dst, merupakan ibadah sunnah.
Ibadah haji hanya diperuntukkan bagi umat Islam yang mampu dalam
arti seluas-luasnya, yakni mampu lahir dan batin. Anda tidak hanya harus
memiliki kemampuan finansial tetapi juga memiliki kemampuan fisik untuk
menjamin keselamatan sepanjang perjalanan dan menunaikan ibadah haji.
Karena haji adalah suatu kewajiban, maka seluruh umat Islam yang
memenuhi kriteria wajib menunaikannya, jika tidak maka akan ditimpa dosa.
Perencanaan adalah proses memilih serangkaian tindakan dalam
merumuskan kegaiatan-kagaiatan yang diusulkan untuk mencapai tujuan
dimasa mendatang. Perencanaan disini sekaligus bermaksud menentukan
time schedule dan hal-hal yang berkaitan dengan program atau kegiatan yang
akan dilakukan. Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang
berkaitan erat dengan perencanaan. Pengorganisasian dapat diartikansebagai
penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-
tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
departemen-departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran
transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan
keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitaas,
dalam arti selamat, aksebilitas tinggi, terpadu, tarif terjangkau, tertib dan aman.
Oleh karena itu pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam
menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan. Transportasi juga
memiliki fungsi strategis dalam merekatkan integritas wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Abbas Salim(2016:6), Transportasi
diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan
daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah
pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Masalah transportasi atau
perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara
maju maupun negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia.
Permasalaham transportasi juga sering dikeluhkan jamaah Umroh salah
satunya adalah permasalahn Bus angkutan Jamaah yang tidak dapat
menampung, penyebab permasalahan ini muncul karena jamaah saling berebut
untuk dapat berangkat Bus trip pertama atau jumlah bus tidak memadai,
Solusinya adalah ketua kloter berkoordinasi dengan maktab terus berupaya
menenangkan jamaah untuk sabar menunggu bus berikutnya, sebab semua
jamaah pasti akan diangkut. Selain itu juga bisa berkoordinasi dengan
petugas kloter lain dalam mengatur jemaah yang mengikuti trip pertama dan
kedua.
Penyerahan perlengkapan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan kenyamanan dan keselamatan para calon jamaah haji selama
menjalankan ibadah suci di tanah suci.
Pelayanan yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) salah satunya adalah pelayanan akomodasi. Kata akomodasi sendiri
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sesuatu yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal
sementara bagi orang yang bepergian. Pelayanan akomodasi dapat dilakukan
melaui penataan sistem manajemen yang memungkinkan terciptanya iklim
kondusif dan pelayanan yang berkualitas. Pemberian pelayanan akomodasi
atau jasa yang baik pada jamaah akan memberikan kepuasan kepada para
jamaahnya yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas jamaah tersebut
pada lembaga yang bersangkutan dalam hal ini yaitu Kementerian Agama.
Pelayanan akomodasi dapat diterapkan dengan baik oleh Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) jika PPIH dalam bidang akomodasi
memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas.
Dalam konteks ini setiap PPIH bidang akomodasi dituntut bekerja maksimal
sesuai dengan Job descriptionsekalipun demikian sebagai penyelenggara
ibadah haji di bawah naungan Kementrian Agama, Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) dihadapkan pada berbagai persoalan yang terjadi dalam
bidang pelayanan akomodasi yang belum berjalan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Transportasi, Perlengkapan, dan Akomodasi Haji
Reguler (Studi pada Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten)?

C. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
a) Mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia pekerjaan yang
sesungguhnya
b) Melatih diri agar dapat peka terhadap kondisi maupun permasalahan
yang sedang dihadapi perusahaan atau instansi pemerintah.
c) Mengembangkan kemampuan diri untuk bekerja sesuai dengan
konsentrasi yang diambil
d) Membantu Bidang PHU didalam mengerjakan tugas-tugas yang dimiliki.
2. Tujuan Khusus
a) Membangun hubungan baik antara Fakultas Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan
instansi pemerintah seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
b) Menunjukkan citra Fakultas Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang baik kepada instansi sebagai
pencetak lulusan dan tenaga kerja terbaik.
c) Menjalin kerjasama antara instansi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten dengan Fakultas Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
D. Manfaat Praktikum
1. Bagi Mahasiswa
a) Mengembangkan Potensi
b) Produktif
c) Membuat Mahasiswa Mampu untuk Mengintegrasikan
Keterampilan
d) Bisa Meningkatkan Motivasi untuk Belajar
e) Pembelajaran akan Lebih Bermakna
2. Bagi Fakultas Ekonomi Syari’ah
a) Sebagai sarana untuk menjalin kerjasama yang baik antara UINSultan
Maulana Hasanuddin Banten dengan instansi yang telahmemberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan PPL, khususnya
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten.
b) Meningkatkan nama baik Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten di tempat melaksanakan PKL praktikan
karena kualitas yang dimiliki oleh praktikan.
c) Mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja.
3. Bagi Kementerian Agama Provinsi Banten
a) Meringankan dan membantu perusahaan dalam melakukan
pekerjaannya.
WAKTU PELAKSANAAN PPL

A. Waktu Praktikum Pengalaman Lapangan


Kegiatan Praktikum Pengalaman Lapangan (PPL) Sesuai dengan
ketentuan dari aturan yang diterapkan oleh prodi Ekonomi Syari’ah tahun
akademik 2023 dilaksanakan sejak tanggal 07 Agustus s/d 07 November
2023.
B. Lokasi Praktikum Pengalaman Lapangan
Kerja Praktik dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten yang beralamat Jln. Syech Nawawi al- Bantani Blok Instansi Vertikal
No. 01 KP3B Kec. Curug kota Serang Banten Telepon : (0254) 8480080 Fax :
(0254) 8480083.

METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dalam
mengumpulkan data primer dan data sekunder, data sekunder dengan teknik
litelatur yang terkait pembahasan ini dari buku ataupun jurnal dan
menggunakan data primer dengan teknik wawancara terhadap bagian
pembina PHU.

KEADAAN PERUSAHAAN
A. Profil Instansi
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten adalah
instansi vertikal yang berada di bawah Kementerian Agama. Instansi ini
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 450 Tahun
2001 dan diresmikan keberadaannya di Banten oleh Gubernur Banten HD.
Munandar atas nama Menteri Agama RI bersamaan dengan pelantikan
Drs. HM Suroh sebagai Kepala Kanwil pertama pada tanggal 17 April
2002 di Gedung Gubernuran yang diangkat berdasarkan Keputusan
Menteri Agama RI Nomor : B./II/3/678/2002 tanggal 26 Maret 2002.
B. Sejarah Singkat Instansi
Pembangunan di bidang agama yang dilaksanakan pemerintah
pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman agama,
peningkatan pelayanan kehidupan beragama dan Pendidikan keagamaan
serta meningkatkan kerukunan intern antar umat beragama. Hal tersebut
merupakan tugas yang harus di emban oleh Kementerian Agama sesuai
dengan yang diamanatkan dalam kontrak politik Menteri Agama dengan
Presiden Republik Indonesia yang isinya tentang pembersihan KKN,
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama, meningkatkan
pelayanan keagamaan antara lain penyelenggaraan haji, serta meningkatkan
Pendidikan agama baik negeri maupun swasta.

Dengan disahkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000,


Banten yang semula berstatus keresidenan dibawah provinsi Jawa Barat
berubah menjadi Provinsi tebatnya pada tanggal 04 Oktober 2000.
Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah 9.018.641 Km2, terdiri dari
delapan Kabupaten/Kota yaitu empat Kabupaten terdiri dari Pandeglang,
Lebak, Tangerang dan Serang dan empat Kota terdiri dari Kota
Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten adalah


instansi vertikal yang berada dibawah Kementerian Agama. Instansi ini
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 450 Tahun
2001 dan diresmikan keberadaannya di Banten oleh Gubernur Banten HD.
Munandar atas nama Menteri Agama RI bersamaan dengan pelantikan
Drs.
H.M Suroh sebagai Kepala Kanwil pertama pada tanggal 17 April 2002 di
Gedung Gubernuran yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Agama
RI Nomor : B./II/3/678/2002 tanggal 26 Maret 2002.

Dimasa awal pembentukannya Kanwil, sementara waktu berkantor


di Gedung Kantor Kementerian Agama Kab. Serang Jln. Kagungan No.
1C Serang selama kurang lebih satu bulan. Namun karena roda organisasi
tidak
dapat berjalan dengan efektif, pada bulan berikutnya Kantor beralih ke
Gedung PSBB MAN 2 Serang yang beralamat di Jl. Ciwaru Raya No.01
Serang dengan menggunakan Aula Sebagai pusat aktifitas utama. Dan
akhirnya Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten memiliki
Gedung terpusat yang beralamat di Jln. Raya Syech Nawawi Al-Bantani
No.01 Blok Instansi Vertikal KP3B Curug Kota Serang Banten.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut


tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan
bernegara. Di lingkungan masyarakat-terlihat terus meningkat kesemarakan
dan kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun
dalam bentuk sosial keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin
pula dalam kehidupan bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-
dokumen kenegaraan tentang falsafah negara Pancasila, UUD 1945, GBHN,
dan buku Repelita serta memberi jiwa dan warna pada pidato-pidato
kenegaraan.Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat
keagamaan tersebut menj adi lebih kuat dengan ditetapkannya asas
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai salah
satu asas pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan
pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang
menjadi landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.Secara historis
benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak abad V
Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di
Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain
kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa
Tengah.Pada abad VIII corak agama Budha menjadi salah satu ciri
kerajaan Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri Lanka,
Thailand dan India. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur
dibangun sebagai lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan
Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi agama Budha di Palembang
yang menjadi pusat
studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa
dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu
beberapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum
melanjutkannya ke India.Menurut salah satu sumber Islam mulai
memasuki Indonesia sejak abad VII melalui para pedagang Arab yang
telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan Indonesia tidak lama
setelah Islam berkembang di jazirah Arab. Agama Islam tersiar secara
hampir merata di seluruh kepulauan nusantara seiring dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh,
kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan Cirebon
dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, keraj aan
Tidore dan Ternate di Maluku, keraj aan Banjar di Kalimantan, dan lain-
lain.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan
Belanda banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang
penjajah. Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan
Iskandar Muda, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien,
Panglima Polim, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Pangeran
Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan
Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain.Pola pemerintahan kerajaan-
kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki dan melaksanakan
fungsi sebagai berikut:

Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada gelar Sampean


Dalem Hingkang Sinun sebagai pelaksana fungsi pemerintahan umum.
Fungsi pemimpin keagamaan tercermin pada gelar sayidin panatagama
Khalifatul. Fungsi keamanan dan pertahanan, tercermin dalam gelar raja
Senopati Hing Ngalogo. Pada masa penjajahan Belanda sejak abad XVI
sampai pertengahan abad XX pemerintahan Hindia Belanda juga
mengatur pelayanan kehidupan beragama. Tentu saja pelayanan
keagamaan tersebut tak terlepas dari kepentingan strategi kolonialisme
Belanda. Dr.C. Snuck Hurgronye, seorang penasehat pemerintah Hindia
Belanda dalam bukunya Nederland en de Islam (Brill, Leiden 1911)
menyarankan sebagai berikut:
Sesungguhnya menurut prinsip yang tepat, campur tangan
pemerintah dalam bidang agama adalah salah, namun jangan dilupakan
bahwa dalam sistem (tata negara) Islam terdapat sejumlah permasalahan
yang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu
pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai untuk
mengaturnya.Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda di
bidang agama adalah sebagai berikut:

Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup dan kedaulatan


organisasi agama dan gereja, tetapi harus ada izin bagi guru agama,
pendeta dan petugas misi/zending dalam melakukan pekerjaan di suatu
daerah tertentu. Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama
Nasrani, semua urusan agama diserahkan pelaksanaan dan perigawasannya
kepada para raja, bupati dan kepala bumiputera lainnya.

Berdasarkan kebijakan tersebut, pelaksanaannya secara teknis


dikoordinasikan oleh beberapa instansi di pusat yaitu:

Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan Nasrani menjadi


wewenang Departement van Onderwijs en Eeredienst (Departemen
Pengajaran dan Ibadah). Soal pengangkatan pejabat agama penduduk
pribumi, soal perkawinan, kemasjidan, haji, dan lainlain, menjadi urusan
Departement van Binnenlandsch Bestuur (Departemen Dalam negeri).
Soal Mahkamah Islam Tinggi atau Hofd voor Islamietische Zaken
menjadi wewenang Departement van Justitie (Departemen Kehakiman).
Pada masa penjajahan Jepang kondisi tersebut pada dasarnya tidak
berubah. Pemerintah Jepang membentuk Shumubu, yaitu kantor agama
pusat yang berfungsi sama dengan Kantoor voor Islamietische Zaken dan
mendirikan Shumuka, kantor agama karesidenan, dengan menempatkan
tokoh pergerakan Islam sebagai pemimpin kantor. Penempatan tokoh
pergerakan Islam tersebut merupakan strategi Jepang untuk menarik simpati
umat Islam
agar mendukung cita-cita persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan
Dai Nippon.

Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa


Indonesia sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah
sebabnya para tokoh dan pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor
pergerakan dan perjuangan kemerdekaan baik melalui partai politik maupun
sarana lainnya. Perjuangan gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan
yang panjang sejak jaman kolonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada
Perang Dunia ke II. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa kemerdekaan kedudukan agama
menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya Pancasila sebagai ideologi dan
falsafah negara dan UUD 1945. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang diakui
sebagai sumber dari sila-sila lainnya mencerminkan karakter bangsa
Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna rohaniah
terhadap kemajuankemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen
Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi
kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa
Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran
ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama
tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2:

Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa;


Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari
sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi
dalam_praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
C. Visi Misi Instansi

1. Visi

Kementerian Agama yang professional dan andal dalam


membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul, untuk
mewujudkan Indonesia maju berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan gotong royong.

2. Misi

a) Meningkatkan kesalehan umat beragama;


b) Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
c) Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah, dan merata;
d) Meningkatkan layanan Pendidikan yang merata dan bermutu;
e) Meningkatkan produktivitas, dan daya saing Pendidikan; dan
f) Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)

D. Struktur Organisasi Instansi


E. Struktur Organisasi PHU

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah hasil wawancara dengan bagian Penata Petugas Haji
Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten mengabarkan
tentang penataan Transportasi, Perlengkapan, dan Akomodasi.
Memberikan pelayanan kepada para calon jamaah Haji. Mengurusi
segala hal yang berkaitan dengan akomodasi, transportasi dan
perlengkapan Haji. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan,
bimbingan teknis, dan pembinaan yang berkaitan dengan akomodasi,
transportasi, dan perlengkapan Haji.
1. Transportasi
Peraturan Menteri Agama No. 25 Tahun 2015 tentang Penyediaan
transportasi udara haji reguler. Peraturan tersebut adalah sebagai upaya
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik serta optimal bagi
jemaah haji yang akan menuju tanah suci maupun sebaliknya. Penyediaan
transportasi udara dimulai dengan serangkaian proses penyusunan dan
penetapan Rencana Perjalanan Haji (RPH) serta penetapan standar
penyediaan transportasi udara. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
pelaksana transportasi udara yang akan memberikan pelayanan dana
perlindungan jemaah haji dalam tenggang waktu yang telah dirumuskan
berdasarkan kalender Miladiyah dan kalender Hijriah. Setelah proses awal
dilakukan maka dilakukan proses penyediaan transportasi selanjutnya
yaitu : Menyusun, menyempurnakan, dan menetapkan pedoman penyediaan
transportasi udara bagi jemaah haji tahun berjalan. Pedoman ini disusun dan
disempurnakan oleh panitia khusus yang telah di bentuk oleh Menteri
Agama.
Prosedur penyediaan transportasi udara jemaah haji reguler oleh
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji menyebutkan dengan istilah
seleksi penyediaan transportasi udara jemaah haji reguler yang dilakukan
secara bertahap yaitu diawali dengan pembentukan panitia seleksi
penyediaan transportasi udara bagi jemaah haji reguler dengan melibatkan
kementerian teknis terkait yaitu Kementerian Perhubungan. Karena secara
profesional, tugas pokok dan fungsi Kementerian Perhubungan merupakan
kementerian teknis yang memahami dan memiliki kompetensi terkait
angkutan udara, kelaikan dan pengoperasian pesawat, badar udara, dan
navigasi. Prosedur sistem seleksi penyediaan transportasi udara bagi jemaah
haji reguler menggunakan sistem terbuka yaitu mengundang berbagai
perusahaan penerbangan nasional dan asing yang dipandang layak
menjadi pelaksana penyedia transportasi udara bagi jemaah haji Indonesia.
sistem seleksi ini digambarkan dan dirumuskan oleh Kepala Subdirektorat
Pelayanan Transportasi dan Perlindungan Jemaah Haji Reguler Direktorat
Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
bahwa proses seleksi ini tidak menggunakan dengan istilah sistem lelang
umum, karena di dalam hasil pelelangan umum ini memperolah dan
menetapkan hanya satu pemenang sekalipun peserta lainnya tetap
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Sementara sistem seleksi
transportasi udara bagi jemaah haji reguler tidak hanya memperolah dan
menetapkan satu pemenang melainkan kepada mereka yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis.
Kementerian Agama terus mengupayakan pelayanan terbaik bagi
jemaah haji, salah satunya adalah layanan transportasi darat bagi jemaah
haji selama berada di Arab Saudi.

Transportasi darat yang melayani jemaah haji di Arab Saudi


terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Bus Antar Kota
2. Bus Shalawat
3. dan Bus Masyair.
Terkait dengan haji reguler sebelum pemberangkatan adanya
penyusunan jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji setelah
ada kur’ah nasional ( kesepakatan musyawarah ) penentuan kloter
nasional setelah pelaksanaan kur’ah nasional maka diadakan kur’ah tingkat
Provinsi, menyepakati jadwal pemberangkatan masing-masing daerah
kabupaten kota seprovinsi banten.
Untuk masalah transportasi pastinya harus yang aman, nyaman dan
lancar. Hal ini memegang peran yang cukup menentukan dalam
melaksanakan haji.
2. Perlengkapan
Perjalanan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci tidak sekedar
butuh kesiapan mental, jasmani, dan pengetahuan yang sangat menunjang
untuk kelancaran ibadah di tanah suci bagi jamaah. Selain mempersiapkan
mental, jasmani, dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan ibadah
haji dengan nyaman serta lancar di tanah suci, jamaah perlu adanya
perlengkapan haji untuk melengkapinya.
Penyerahan perlengkapan ini merupakan bagian dari upaya
Kemenag untuk memastikan calon jamaah haji dilengkapi dengan barang-
barang yang diperlukan saat menjalankan ibadah di tanah suci.
Terkait dengan perlengkapan jamaah haji reguler yang harus
diterima oleh jamaah antara lain :

a) Seragam batik
b) Baju Ihram
c) Buku Manasik
d) Koper Haji
Masing masing jamaah yang sudah melunasi dan berhak berangkat
pada tahun berjalan harus mendapatkan perlengkapan tersebut, untuk baju
ihram batik itu bisa diterima dari bank penerima storan, sementara koper
dan buku manasik, jamah bisa mendapatkan di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Kota, sesuai dengan domisili jamaah haji.
Kepala seksi penyelengaraan haji menyebutkan, bahwa indikator
keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji antara lain adalah pembinaan
yang optimal, pelayanan memuaskan, perlindungan maksimal, terciptanya
sistem responsif dan manajemen yang efisien serta pelaksanaan ibadah
haji yang membuat jamaah merasa aman, lancar, tertib, nyaman, sesuai
tuntunan agama serta dapat mandiri dan mabrur.
3. Akomodasi
Akomodasi Salah satu unsur penting yang harus diberikan oleh
para penyelenggara ibadah haji adalah akomodasi. Karena akomodasi itu
sendiri adalah wahana yang menggunakan pelayanan jasa penginapan
yang dilengkapi dengan pelayanan makanan dan minuman serta jasa
lainnya.
Pelayanan akomodasi mencakup pelayanan hotel di Makkah dan
Madinah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah disebutkan bahwa Menteri wajib
menyediakan akomodasi bagi Jemaah Haji Indonesia tanpa memungut
biaya tambahan dari calon Jemaah Haji di luar Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH) yang telah ditetapkan.
Kelayakan dalam penyajian makanan yang memenuhi standar gizi
dan higienis merupakan service yang menjadikan para jamaah menjadi
merasa nyaman, dan mereka akan merasakan biaya yang mereka
keluarkan untuk laksanakan ibadah haji menjadi seimbang bila fasilitas
yang mereka terima dan rasakan itu membuat mereka nyaman.
Jenis-jenis Akomodasi
Beberapa jenis-jenis akomodasi, yaitu:
1) Akomodasi Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang dibangun atau didirikan dengan
tujuan semata-mata untuk memperoleh keuntungan / komersil dan secara
murni untuk mencari keuntungan (profit making) lainnya. Yang termasuk
dalam jenis kelompok ini, antara lain: hotel, motel, penginapan / losmen,
rooming house, bungalow, cottage, pension, homestay, ryokan dan
lainnya.
2) Akomodasi Semi Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang didirikan bukan semata-mata
untuk tujuan komersil tetapi yang diperuntukan bagi pelayanan kepada
masyarakat atau orang tertentu. Lambat laun tujuan dasarnya berubah
karena jenis ini jelas memerlukan biaya pemeliharaan dan pengurusan.
Yang termasuk dalam kelompok ini. Antara lain: asrama mahasiswa/ pelajar,
asrama milik yayasan, asrama pelatihan, panti jompo, pondok pesantren,
panti rehabilitasi, rumah sakit dan lainnya.
3) Akomodasi Non Komersil
Kelompok ini adalah akomodasi yang didirikan tidak untuk tujuan
mencari keuntungan, tetapi semata-mata untuk tujuan sosial atau sebagai
bantuan secara cuma- cuma. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
mess, wisma, guest house, rumah panti asuhan, pemondokan dalam
gereja, villa yang dimiliki secara pribadi, family holiday homes,
perkemahan dan lainnya.
Sebelum jamaah haji menuju tanah suci, jamaah menginap di asrama
haji selama 1 x 24 jam, asrama haji embarkasi pondok gede jakarta,
selama diasrama haji jamaah mendapatkan fasilitas tempat tidur yang 1
kamar 4 orang, kemudia mendapatkan makan 2 kali dalam sehari, dan
snack kedatangan dari asrama dan keberangkatan kebandara.
Kendala dalam Transportasi, Perlengkapan dan Akomodasi Haji
Reguler
Setiap upaya penegakan hukum tentu akan menimbulkan kendala tertentu.
1. Kendala Transportasi
Kendala Transportasi, kemenag menginginkan gelombang ke 2
semua karena dokumen belum selesai.
2. Kendala Perlengkapan
Kendala Perlengkapan, koper datang terlalu mendesak
3. Kendala Akomodasi
Kendala Akomodasi, jama’ah tidak terima jika petugas memberi
asrama di lantai 2 atau 3
Solusi dalam Transportasi, Perlengkapan dan Akomodasi Haji Reguler
Solusi dalam rangka peningkatan Transportasi, Perlengkapan, dan
Akomodasi Haji Reguler.
1. Solusi Transportasi
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Membantu Bidang
pelayanan dalam membuat kocokan untuk menyelesaikan komplenan
jamaah haji agar adil, jika menyelesaikannya dengan musyawarah,
sulit untuk di selesaikan
2. Solusi Perlengkapan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di bidang perlengkapan berkoordinasi dan komunikasi panitia
dengan pihak maskapai
3. Solusi Akomodasi
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di bidang Akomodasi berkoordinasi dan komunikasi panitia
dengan pihak pengelola asrama.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Memberikan pelayanan kepada para calon jamaah Haji. Mengurusi
segala hal yang berkaitan dengan akomodasi, transportasi dan perlengkapan
Haji. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan
teknis, dan pembinaan yang berkaitan dengan akomodasi, transportasi,
dan perlengkapan Haji.
Prosedur sistem seleksi penyediaan transportasi udara bagi jemaah haji
reguler menggunakan sistem terbuka yaitu mengundang berbagai
perusahaan penerbangan nasional dan asing yang dipandang layak
menjadi pelaksana penyedia transportasi udara bagi jemaah haji
Indonesia.
Setiap jamaah haji reguler akan mendapatkan perlengkapan
a) Seragam batik
b) Baju Ihram
c) Buku Manasik
d) Koper Haji
Jamaah haji akan mendapatkan kelayakan dalam penyajian makanan
yang memenuhi standar gizi dan higienis merupakan service yang
menjadikan para jamaah menjadi merasa nyaman, dan mereka akan
merasakan biaya yang mereka keluarkan untuk laksanakan ibadah haji
menjadi seimbang bila fasilitas yang mereka terima dan rasakan itu
membuat mereka nyaman.
B. Saran
Pelayanan haji terkait Transportasi, Perlengkapan, dan Akomodasi
diharapkan setiap tahun pemberangkatan agar pelayanannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat dan Fathoni, 2003. “Hikmah Ibadah Haji” (Jakarta: Dirjen


Bimas dan Penyeleggaraan Haji.
Mahidi, raul. 2020. SISTEM PELAYANAN TRANSPORTASI
JAMAAH UMROH PADA PT. NIAT SUCI KE- BAITULLAH
PEKANBARU.
Murdiansyah Herman, Normajatun, Desy Rahmita, 2018. KUALITAS
PELAYANAN HAJI DAN UMRAH, jurnal As Siyasah, Vol.
3, No. 1.
Ridhayani saputra, “Jenis-Jenis Akomodasi”, 2012, dalam
http://ridhayanisaputra.blogspot.co.id/2012/11/pengantar-
akomodasi- perhotelan 26.html.
Taufik Illahi , M. Amin Akkas. 2022. Jurnal Manajemen Dakwah Vol.
10.
Wawancara kepada bidang PHU seksi Transportasi, Perlengkapan dan
Akomodasi, Kanwil Kemenag Banten
Zahdi, 2021. ”Manajemen Haji dan Umrah (Lampung: UIN Raden
Intan Lampung.
LAMPIRAN

 PELIMPAHAN HAJI, WAFAT DAN SAKIT PERMANEN


 MENANDATANGANI / MEMPARAF SURAT TUGAS MASUK
UNTUK BAPAK KEPALA BIDANG PHU
 MENDATA DAN MENSCAN PASPOR JAMA’AH HAJI REGULER
 APEL PAGI BERSAMA PEGAWAI KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN
 PERLOMBAAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

 MEMINTA SURAT TANDA TERIMA


 MENGERJAKAN SPPD
 PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI PENYELENGGARAAN
HAJI TINGKAT PROVINSI BANTEN TAHUN 1445 H / 2023.

Anda mungkin juga menyukai