Topik 4-Marifatullah-2
Topik 4-Marifatullah-2
CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) yang diamanahkan pada mata kuliah Tafsir ini adalah:
Menunjukan Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan Internalisasi nilai Mujahid,
Mujtahid dan Mujaddid serta Norma dan etiak akademik.
Sedangakan SUB-CPMK Topik 2 pada bagian 2 ini adalah, setelah mempelajarinya diharapkan
mampu menjelaskan kembali ayat-ayat tentang Tauhidullah: Tauhid Asma`, Rububiyyah,
Mulkiyyah, dan Uluhiyyah-Nya besereta tafsirnya.
B. PENDAHULUAN
Allah swt melalui ayat yang pertama kali turun memperkenalkan diri-Nya kepada umat Islam
melalui lisan Nabi-Nya yakni Rasulullah Muhammad saw sebagai dzat Yang Maha Mencipta (96: 1),
Mahamulia (96: 3); Mahapengajar (96: 4-5). Allah swt juga memperkenalkan diri-Nya dalam surat
yang menjadi pembuka mushhaf al-Quran yakni surat al-Fatihah 1-4 beberapa nama-Nya yang
indah yakni al-rahman/Mahapemurah dan al-Rahim/Mahapenyayang (1: 1 dan 3); Rabb al-
‘alamin/Pencipta dan pemelihara alam semesta (1: 2), dan sebagai Pemilik sekaligus Raja (Malik)
hari pembalasan (1: 4).
Sementara itu, dalam al-Quran yang terakhir urutannya dalam Mushhaf, yakni surat al-Nas (ke
114), Allah swt memperkenalkan diri-Nya sebagai Rabb al-Nas/Pencipta dan Pemelihara serat
Pendidik manusia (114: 1), Malik al-Nas/Raja manusia (114: 2) dan Ilah al-Nas/Sembahan manusia
(114: 1). Dari ke-3 ayat tersebut, Al-Marahi merumuskan 3 (tiga) kategori tauhid yang melekat pada
Allah swt yaitu: Tauhid Rububiyyah, tauhid Mulkiyah, dan tauhid Uluhiyyah.
Dalam QS. 7: 180 Allah swt menegaskan bahwa Ia memilikai nama-nama yang indah (al-asma`
al-Husna). Perhatikan firman-Nya:
ِٱلر ّحيم
َ ِِٱلر أح َمن
َ ِش َه َدةِِِّه َِو ِّ ع ّلمِِٱ ألغَ أي
َ بِ َوٱل َِ ٱلِلِٱ َلذّىِ َلِِٓ ّإ َلهَِِ ّإ
َ ِِلِه َِو َِ ِه َِو
Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 59: 22)
Dari ayat diatas, ditemukan dua dari 99 Asma Allah yakni al-Rahman/Mahapemurah (ke-1) dan
al-Rahim/Mahapenyayang (ke-2).
Berikutnya, masih dalam QS. 59, pada ayat ke 23-nya Allah swt berfirman:
َِّ َِِس َلمِِٱ ألمؤأ ّمنِِٱ ألم َهي ّأمنِِٱ أل َع ّزيزِِٱ أل َجبَارِِٱ ألمتَك َّبرِِِۚس أب َحن
ِٱلِل ِ لِه َِوِٱ أل َم ّلكِِٱ ألقد
َ ُّوسِٱل َِٓ ِٱلِلِٱ َلذّى
َِ لِ ّإ َل َِهِ ّإ َِ ِه َِو
َِع َماِي أش ّركونَ
Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa,
Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dari ayat di atas, dijumpai Nama-Nama Allah sebagai berikut: (3) al-Malik/Raja, (4) al-
Quddus/Mahasuci, (5) al-Salam/Mahasejahtera, (6) al-Mu`min/Maha Mengaruniakan Keamanan,
(7) al-Muhaimin/Mahamemelihara, al-‘Aziz/Mahaperkasa, (8) al-Jabbar/Mahakuasa, dan (9) al-
Mutakabbir/Yang Memiliki segala Keagungan.
Dari ayat di atas dijumpai antra lain Nama-nama Allah sebagai berikut: (10) al-
khalik/Mahapencipta, (11) al-Bari`/Mahamengadakan, (12) al-Mushawwir/Mahamembentuk rupa,
(13) al-‘aziz/Mahaperkasa, dan (14) al-Hakim/Mahabijaksana.
Berdasarkan QS. Al-Waqiah di atas, Nama Allah berikutnya (ke 15) adalah al-
‘Azhim/Mahaagung.
Dari ayat ini ditemukan asma al-husna yang ke 16 dan 17 yakni: al-‘afw/Mahapemaaf dan al-
Qadir/Mahakuasa.
Merujuk pada ayat di atas, Nama Indah Allah berikutnya adalah: (9) al-
Ghafur/Mahapengampun dan (18) al-Rahim/Mahapenyayang.
Dari ayat ini, Nama Indah Allah berikutnya yaitu (20) al-Sami’/Mahamendengar dan (13) al-
Bashir/Mahamelihat.
Dari ayat ini, ditemukan Nama Allah Yang Indah (ke 21) Malik al-Mulk/Pemilik kerajaan dan al-
Qadir/Mahakuasa. Di dalam ayat ini juga menunjukan Asma Allah lainnya yakni (ke 22) al-
Mu’izz/Mahamemuliakan (diambil dari kata kerja tu’izz) dan (ke 23) al-Mudzill/Mahamenghinakan
(diambil dari kata kerja tudzill)
Ayat ini memuat Nama Allah (ke 24) Dzu al-Jalal wa al-Ikram/Empunya kebesaran dan
kemuliaan.
س ّميع أ
ِِٱلعَ ّليم َ ِۚوه َوِٱل َ ِعد ًأل
َ ِِۚلِمبَ ّد َلِ ّل َك ّل َمتّ ّهۦ َ ًِص أدق
َ اِو َوتَ َم أ
َ تِ َك ّل َمت
ّ َِربّك
Artinya: Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi
Maha Mengetahui.
Ayat ini memuat spirit Nama Indah Allah swt (ke 25) al-‘Adl/Mahaadil.
Ayat ini tidak secara tersurat menyebut Nama Allah al-Muqsith, akan tetapi di dalamnya
ِّ قَآئّ ًماِِبّٱ أل ّقسyang pelakunya disebut
terkandung kata yang menunjuk subjek sebagai Mahaadil yakni أط
al-Muqsith yang menunjukkan Nama Allah (ke 26)
Dari ayat ini, dapat ditemukan dua Nama Allah, yaitu al-Lathif/Mahalembut (ke-27) dan al-
Khabir/Mahamengetahui (ke-28).
Dari QS. Al-Buruj ayat ke 14 ini ditemukan dua Nama Allah Yang Indah yakni al-
Ghafur/Mahapengampun dan al-Wadud/Mahapengasih (ke-29)
Pada ayat diatas ditemukan Nama Allah al-Wahid/Mahaesa (ke-30) dan al-
Qahhar/Mahaperkasa (ke-31).
Pada ayat di atas ditemukan Nama Allah al-Ahad/Mahaesa (ke-31) dan al-Shamad/ Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu (ke-32).
Disamping asma` al-huna diatas terdapat 67 Nama Indah lainnya, sehinga total keseluruhannya
menjadi 99. Berdasarkan QS. 17: 110, umat Islam dianjurkan berdoa kepada Allah swt dengan
menggunakan Nama-Nama tersebut. Misalnya, ketika mengingikan kasih saying, maka berdoalah
dengan Nama Allah Ya Rahman ya Rahim. Ketika menginginkan keamanan atau rasa amana,
berdoalah dengan memanggil Ya Mu`min. Ketika menginginkan kekuasaan dan kemuliaan, maka
berdoalah dengan memanjatkan doa Ya Malikal mulki Ya Dzal Jalali wal-Ikram, dan seterusnya.
Sebagaimana telah mafhum, bahwa Tauhid Rububiyyah bertititolak dari keesaan Allah dari
aspek Ia sebagai Rabb. Dengan demikian Tauhid rububiyyah ini erat kaitannya dengan hakikat,
siafat dan asma` Allah al-Khaliq, al-Mu`min, al-Muhaimain, al-Raziq, almuaddib dan lain sebagainya.
Hal ini di samping merujuk kepada QS 1: 2, 96: 1-5 dan QS 114: 1, juga dapat merujuk kepada ayat-
ayat berikut:
1. QS. 2: 26, 28, 29, 30, 31, 38, 41, 49, 53, 57, dst.
َِِضةًِِفَ َماِفَ أوقَ َهاِِۚفَأ َ َماِٱ َلذّينَِِ َءا َمنواِِفَ َي أع َلمون َ َلِ َماِ َبعو َِ َحأىۦِٓأَنِ َيض ّأر
ِ ً َبِ َمث ّ لِ َي أست َِ ِٱلِل
ََِ ِن َِ ۞ِ ّإ
ِيراِ َويَ أهدّىِبّ ّهۦ ً ّلِبّ ّهۦِ َكثُِّ ض ّ َلِِي َِ ِواِفَيَقولونَِِ َماذَِآِأَ َرا َِد
ِ ً َٱلِلِبّ َهذَِاِ َمث ِ أَنَهِِٱ أل َح ُّقِِ ّمنِ َربّ ّه أِمِِ َوأَ َماِٱ َلذّينَِِ َكفَر
َِض ُّلِِبّ ّهۦِِٓ ّإ َلِِٱ ألفَ ّس ّقين ً َّكث
ّ يرِاِِۚ َو َماِي
Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan
itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada
yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
Yang menjadi penanda tauhid Rububiyyah pada ayat di atas adalah kalimat yudhill dan yahdi,
yakni Ia Allah swt melakukan proses tarbawi dengan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
Memberikann pentunjuk kepda siapa yang ia kehendaki. Ia pemilik otoritas penyesatan dan
penunjukkan. Hal ini sejalan dengan firman-Nya:
Penanda tauhid rububiyyah pada ayat di atas adalah bahwa Allah swt pemilik mutlah hidayah.
Orang yang Ia tunjuki maka akan berada di jalan yang benar dan sebaliknya orang yang Ia sesatkan,
maka tiada seorangpun yang dapat menolong dari kesesatannya. Oleh karena itu, “Ya Allah,
tunjukilah kami ke jalan yang benar/din al-Islam” (QS. 1: 6).
2. QS. 2: 99, 106, 117, 119, 124,143, 155, 164, 168, 172, 173, 176, 178-179, 180,183-188, juga
dalam QS. 13: 16, dst.
Misalnya, dalam QS. 13: 16 Allah swt memperkenalkan sifat rububiyyah-Nya kepada makhluk-
Nya:
ِِلِيَ أم ّلكونَِِ ّْلَنف ّس ّه أِمِنَ أفعًاِ َو َل َِ ِل ِأَفَٱتَ َخ أذتمِ ّمنِدونّ ّهۦِٓأَ أو ّليَا ٓ َِء ِٱلِلِِِۚق أ
َ ِلِّ ضِق ِ ّ تِ َو أٱْل َ أرِّ س َم َو َ لِ َمنِ َربُِِّٱل ِق أ
ّ َ ّ ِِظل َمتِِ َوٱلنُّورِِِأَ أِمِ َج َعلوا
ِِلِلِِش َر َكا ٓ َِءِ َخ َلقوا ُّ َلِتَ أستَ ّوىِٱل
ِصيرِِأَ أِمِه أ ّ َلِ َي أستَ ّوىِ أٱْل َ أع َمىِِ َوٱ أل َب ِض ًّرِاِِۚق ألِِه أَ
أ أ
ِىءِِ َوه َِوِٱل َو ّحدِِٱلقَ َهر ش أَ ِل ِّ ٱلِلِِ َخ ّلقِِكَ ِِع َل أي ّه أِمِِۚق ّل أ أ
َ ِِشبَهَِِٱل َخلق أ
َ ََك َخل ّق ّهۦِفَت
Artinya: Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka
patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah:
"Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang
benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan
seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah:
"Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa"
Penanda tauhid rububiyyah pada ayat di atas adalah ِل ِ ّ تِِ َو أٱْل َ أر
ِّ ضِِق ِّ س َم َو ِق أ
َ لِِ َمنِِ َربُِِِّٱل
ِۚٱلِل
َِ /"Siapakah Tuhan/Rabb langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah", juga potongan ayat: ِِٱلِلِِ َخ ّلق َ ِل ِّ ق
ِىءِ ِ َوه َِو ِ أٱل َو ّحدِ ِ أٱلقَ َهر
ش أ
َ ِل
ِّ ك/"Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa"
Tauhid Mulkiyyah yakni Allah adalah Raja atau Penguasa yang hakiki di samping merujuk pada
QS. 1: 4 dan 114: 2, juga dapat merujuk pada QS. 40: 16:
Juga firman-Nya:
Artinya: Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah
lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kalimat yang menunjukkan tauhid mulkiyah adalah ِ( َلهِ أٱلم ألكِ َو َلهِ أٱل َح أمدKepunyaan Allah semua
kerajaan). Dengan demikin, siapa pun rajanya di belahan bumi mana pun, pada hakikatnya, Allah-
lah rajanya, Ia-lah Maliknya. Para raja adalah khalifah/wakil Allah di bumi (QS. 2: 30). Atas
kehendak-Nya kerajaan/kekuasaan diberikan, dan atas kehendak-Nya pula kerajaan/kekuasaan
dicabut si”pemilik”nya (QS. 3: 26)
F. SIMPULAN
Allah memiliki asma` al-A`zham yaitu Nama “Allah” itu sendriri. Selain nama tersebut Allah
memiliki 99 Nama yang Indah (asma` al-Husna). Nama-nama Allah tersebut berbeda meskipun
serupa dengan nama-nama makhluk-Nya.
Selain tauhid asma` tersebut, Allah juga Esa pada aspek rububiyyah, mulkiyyah, dan
uluhiyyahnya. Ia Esa dalam peemeliharaan makhluk, Ia Esa sebagai Raja/Penguasa tunggal dan
Mutllak, Ia pun Esa sebagai sembahan yang hak. Ketiga Tauhid tersebut oleh al-Maraghi diistibath
dari QS 114: 1-3.
G. LATIHAN SOAL
1. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalil tentang tauhidullah pada
aspek Asma`-Nya!
2. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalil tentang tauhid Rububiyyah!
3. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalil tentang tauhid Mulkiyyah!
4. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalil tentang tauhid Uluhiyyah!