Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No.

1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.41998

Tantangan Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child


Transmission (PMTCT): A Systematic Review

Nimas Ayu Lestari Nurjanah 1, Tri Yunis Miko Wahyono 2


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia1,2
nimas.ayu27@gmail.com1

Submi ed 20 Desember 2018 Revised 11 Januari 2019 Accepted 20 Januari 2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit HIV/AIDS masih menjadi yang relevan.


masalah kesehatan global yang perlu ditangani Hasil: tantangan dalam pelaksanaan program
termasuk pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu PMTCT diantaranya adalah kurangnya informasi
ke bayi. Pencegahan penularan dilakukan dengan mengenai pengoabatn ART, kurangnya dukungan
melaksanakan program Prevention of Mother to Child keluarga, beratnya beban kerja yang dialami
Transmission atau program PMTCT. Program petugas kesehatan dan terbatasnya alat tes HIV dan
PMTCT dianggap berhasil menekan resiko stok obat.
penularan dari ibu ke bayi, namun hal tersebut Kesimpulan: Keberhasilan pencegahan penularan
berlum terlaksana secara baik dan menyeluruh, HIV/AIDS dari ibu ke bayi sangat bergantung dari
berbagai macam tantangan terjadi dalam keterlibatan berbagai pihak, peran aktif dari tenaga
penyelenggaraan program PMTCT. kesehatan dalam memberikan pendidikan dan
Tujuan: Mengetahun tantangan yang terjadi dalam informasi mengenai penyakit HIV/AIDS kepada ibu
pelaksanaan program PMTCT dan keluarga tidaklah cukup tetapi harus ditambah
Metode: penelitian ini menggunakan systematic dengan peran aktif dan dukungan keluarga kepada
review berdasarkan Preferred Reporting Items For ibu HIV yang akan bertindak sebagai motivator
Systematic Reviews & Meta-Analyses (PRISMA) untuk dalam melaksanakan pencegahan penularan
m e n g i d e n t i fi k a s i s e m u a l i t e r a t u r ya n g d i HIV/AIDS dari ibu ke bayinya
publikasikan dengan menggunakan kata kunci

Kata Kunci: tantangan; PMTCT; HIV/AIDS hukum.

ABSTRACT

Background: HIV / AIDS is still a global health problem published using relevant keywords.
which needs to be addressed including prevention of HIV / Results: challenges in implementing the PMTCT
AIDS transmission from mother to child. Prevention of program are the lack of information on HIV treatment,
transmission is carried out by implementing the lack of family support, the heavy workload experienced by
Prevention of Mother to Child Transmission or PMTCT health workers and the limited availability of HIV testing
program. The PMTCT program is considered successful equipment and drug stocks.
in reducing the risk of mother-to-child transmission, but Conclusion: The success of efforts to prevent HIV /
this has not been done well and thoroughly, various kinds AIDS transmission from mother to child does not depend
of challenges have occurred in the implementation of the on one party only, but involves several parties, the active
PMTCT program. role of health workers in providing education and
Objective: To know the challenges that occur in information about HIV / AIDS to mothers and their
implementing the PMTCT program families is not enough but must be added with active roles
Method: This study uses a systematic review based on and support from family members to HIV mothers as the
Preferred Reporting Items For Systematic Reviews & primary motivator for good behavior in accordance with
Meta-Analyzes (PRISMA) to identify all the literature the guidelines for PMTCT.

Keywords: challenges; PMTCT; HIV/AIDS

55 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Tantangan Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child...

PENDAHULUAN Penularan HIV secara vertikal (Mother to


Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Child Transmission) merupakan penularan HIV
Virus) merupakan penyakit yang disebabkan dari ibu HIV-positif ke anaknya selama
oleh virus yang menyerang sel darah putih kehamilan (5%-10%), persalinan (10%-20),
sehingga menyebabkan turunnya sistem menyusui (10%-15%). MTCT menyumbang
kekebalan tubuh, sedangkan AIDS (Acquired sebagian besar infeksi baru pada anak-anak.
Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan Jika dalam proses tersebut tidak dilakukan
tanda atau gejala yang akan timbul karena intervensi dapat meningkatkan penularan
turunnya sistem kekebalan tubuh karena hingga 15-45%. Penularan dari ibu ke bayinya
infeksi oleh virus. HIV/AIDS masih terus dapat dicegah dengan memberikan ibu ARV
menjadi masalah kesehatan yang utama bagi pada kehamilan dan menyusio (WHO, 2018)
masyarakat global dan memerlukan perhatian Berdasarkan data di dunia pada tahun
yang serius karena setiap tahun jumlahnya 2017, ditemukan 59% dari semua orang yang
bertambah. hidup dengan HIV mengakses pengobatan
Menurut UNAIDS (Joint United Nation dengan rincian; 59% orang dewasa berusia ≥ 15
Programme On HIV and AIDS) mengatakan di tahun yang hidup dengan HIV memiliki akses
Dunia pada akhir 2017 terdapat lebih dari 36,9 ke pengobatan, dan 52% dari anak-anak berusia
juta orang hidup dengan HIV (35,1 juta orang 0–14 tahun. Selain itu, 65% dari wanita dewasa
dewasa dan 1,8 juta anak-anak), 1,8 juta kasus berusia ≥ 15 tahun memiliki akses ke
baru HIV, dan 940.000 orang didunia perawatan, hanya 53% pria dewasa yang
meninggal karena HIV/AIDS. Kasus HIV di berusia 15 tahun dan lebih tua memiliki akses.
Indonesia tahun 2017 terdapat 630.00 orang Pada tahun 2017 juga ditemukan bahwa, 80%
hidup dengan HIV dengan jumlah kasus baru ibu hamil yang hidup dengan HIV memiliki
sebesar 49.000 orang dan jumlah orang yang akses ke obat antiretroviral untuk mencegah
meninggal karena AIDS sebanyak 39.000 orang. penularan HIV ke bayi mereka. (UNAIDS,
(UNAIDS, 2018) 2018)
HIV/AIDS menjadi peyebab utama Program PPIA atau PMTCT merupakan
kematian usia reproduksi dibeberapa negara progran yang direncakanan dan dijalankan
berkembang. Ibu hamil dengan HIV dapat pemerintah untug mencegah terjadinya
menularkan virusnya kepada bayinya selama penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayinya.
proses kehamilan, persalinan atau saat Program PMTCT mencegah penularan
menyusui, bila selama proses tersebut tidak HIV/AIDS pada perempuan usia produktif
dilakukan intervensi tingkat penularan dari ibu dengan kehamilan HIV positif. Program
ke bayinya bisa sebesar 15-14%. Di Indonesia PMTCT dilaksanakan pada perempuan usia
sendiri, ditemukan jumlah wanita usia ≥ 15 produktif dengan melibatkan remaja dalam
tahun yang hidup dengan HIV yaitu 220.000 menyebarkan informasi tentang HIV/AIDS,
dan jumlah anak yang hidup dengan HIV yaitu selain itu juga meningkatkan kesadaran
13.000. ( UNAIDS, 2017) Jumlah ini akan terus perempuan tentang bagaimana cara
meningkat, seiring dengan meningkatnya menghindari penularan virus HIV dan IMS (
prevalensi wanita usia 15-49 tahun yang Infeksi Menular Seksual) dan menjelaskan
menderita HIV maka beresiko dapat manfaat konseling dan tes HIV secara sukarela
meningkatkan jumlah anak dengan HIV/AIDS. kepada kelompok yang berisiko, kader dan
Oleh karena itu pemerintah melaksanakan tenaga kesehatan. (WHO, 2009 dan Kemenkes
program pencegahan penularan HIV dari ibu 2015)
ke anak (PPIA) sebagai salah satu solusi Kebijakan program PMTCT mulai
menurunkan penularan virus HIV dari ibu ke dilaksanakan pada tahun 2005 dibeberapa
bayinya. (Kemenkes RI, 2015) daerah di Indonesia. Target yang harus dicapai

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 56


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

a d a l a h 1 0 0 % i b u ya n g m e m e r i k s a k a n layanan pengendalian HIV di indonesia


kandungannya menerima informasi mengenai mengalami kemajuandan jumlah orang yang
Safe Motherhood, cara berhubungan seks yang yang memanfaatkan juga bertambah sehingga
aman, pencegahan dan penanganan Infeksi tujuan pengendalian HIV dapat terlaksana
Menular Seksual (IMS), program PMTCT, (Kemenkes, 2015). Namun, masih ada beberapa
konseling pasca tes dan pelayanan lanjutan ( sub bagian dari program yang belum
Kemenkes, 2015) memenuhi target. Hal ini terlihat dari jumlah
Di Indonesia, ditemukan jumlah wanita wanita hamil yang mengakses ARV sebanyak
usia ≥ 15 tahun yang hidup dengan HIV yaitu 10%. Dimana dari 12.000 wanita hamil yang
220.000 dan jumlah anak yang hidup dengan membutuhkan ARV, yang dapat mengakses
HIV yaitu 13 000. Ditemukan 12% orang yang ARV hanya sebesar 1239 orang. (UNAIDS,
mengakses ARV dengan rincian; 12% pada 2017)
orang dewasa ≥ 15 tahun yang hidup dengan Berdasarkan latar belakang tersebut kami
HIV dan 23% dari anak-anak yang berusia 0-14 akan membahas tantangan apa saja yang terjadi
t a h u n . S e d a n g k a n wa n i t a h a m i l ya n g dalam pelaksanaan program PMTCT, agar
mengakses ARV sebanyak 10%. Dimana dari tantangan tersebut tapat teratasi sehingga
12.000 wanita hamil yang membutuhkan ARV, tujuan dari program tersebut dapat dicapai dan
yang dapat mengakses ARV sebesar 1239 dapat menekan penularan dari ibu ke anak.
orang. (UNAIDS, 2017)
Berdasarkan Pediatric Spectrum of Disease Metode Strategi pencarian
Study beberapa infeksi oportunistik sering Beberapa strategi pencarian digunakan
terjadi pada anak dengan infeksi HIV, yaitu untuk mengidentifikasi studi yang relevan.
pneumocystis carinii pneumonia (PCP) umumnya Pencarian data dan informasi menggunakan
timbul pada usia 3 sampai 6 bulan, situs elektronik sebagai sumber data. Hasil
Mycobacterium avium complex (MAC) sering pencarian artikel digunakan PRISMA (Preferred
terjadi pada anak usia 5 tahun, candidiasis Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-
esofagus, infeksi bakterial berulang, dan Analyses) untuk instrumen dan menggunakan
tuberculosis (Lindergen, 2000) flowchart berdasarkan daftar checklist PRISMA
Pencegahan terhadap infeksi 2009, menghilangkan artikel yang tidak relevan
oportunistik dibagi menjadi pencegahan dengan kriteria identifikasi, penyaringan,
primer yaitu mencegah terjadinya infeksi, dan kelayakan, dan akhirnya mengunduh artikel
pencegahan sekunder yaitu pemberian obat yang relevan. Langkah pertama adalah
setelah infeksi terjadi. ( Djauzi, 2002) m e m b u k a d a t a b a s e
Pencegahan terhadap infeksi oportunistik h ps://www.scopus.com/home.uri dan
dapat dihentikan apabila terdapat peningkatan h ps://www.proquest.com kemudian
dari CD4+ >200/mL selama 3 bulan. (Djauzi, menggunakan pencarian lanjutan.
2002 dan USPHS, 2001)
Anak dengan infeksi HIV sebaiknya Seleksi dokumen
diberi imunisasi sesegera mungkin dengan Seleksi dokumen menggunakan kata
vaksin inactivated sedangkan imunisasi kunci “Challenge” OR “Defiance” AND
dengan menggunakan vaksin hidup a enuated “Prevention of Mother To Child Transmission” OR
pada anak dengan infeksi HIV perlu dilakukan “PMTCT” pada jurnal di Scopus dan Proquest.
secara hati-hati, dan sebaiknya tidak diberikan Kami menemukan 311 Dokumen berdasarkan
apabila di dapatkan penekanan sistim imun full text akses dokumen gratis, Dokumen,
atau gejala klinis infeksi HIV. (American berdasarkan tahun publikasi (3 tahun) dan
Academi of pediatrics, 2000 dan Krist 2002) berdasarkan Bahasa inggris, Kemudian
Beberapa tahun terakhir berbagai macam menyeleksi jurnal berdasarkan judul dan

57 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

abstrak 29 Dokumen dan seleksi secara menggunakan tinjauan sistematis pada semua
keseluruhan (full text) 4 dokumen untuk di jenis desain studi. Studi dengan peserta wanita
analisis dengan HIV positif, petugas, kader kesehatan
yang menjalankan program PMTCT. Lokasi
Kriteria Inklusi dan eksklusi penelitian melibatkan negara-negara dengan
Kriteria inklusi dokumen yang kami jumlah HIV tinggi dan menerapkan PMTCT.
anggap tepat untuk melakukan tinjauan Studi dikeluarkan jika studi berkaitan dengan
sistematis adalah jurnal dari penelitian, penularan, penyebaran HIV, dampak HIV pada
dilaporkan dalam Bahasa inggris, di terbitkan ibu dan anak serta yang tidak berkaitan dengan
3 tahun terakhir ( 2016-2018), Kami Program PMTCT.

Gambar 1: Hasil pencarian literatur

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 58


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Tabel 1: Ringkasan penelitian yang menunjukkan tantangan dalam pelaksanaan


program PMTCT

59 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

HASIL sertaan dalam proses pengobatan seperti


Kami mengidenti asi database keaktifan mengecek jumlah viral load dan
berdasarkan beberapa kriteria seperti komitmen mendampingi selama pengobatan.
dokumen dapat di akses gratis dan full text, Komitmen penderita dalam menjalankan
berbahasa inggris danditerbitkan dalam 3 terapi ART juga menjadi tantangan terendiri
tahun terakhir kami mendapatkan 311 karena terapi tersebut berlangsung seumur
dokumen, kemudian kami berdasarkan judul hidup. Selain itu keengganan pasien untuk
dan abstrak didapatkan 29 studi yang relevan mengungkapkan status HIVnya juga menjad
dan 282 studi yang tidak relevan, studi tersebut tantangan dalam pelaksanaan PMTCT.
membahas seputar penyakit HIV secara Tantangan dalam menjalankan program
menyeluruh seperti epidimiologi HIV, faktor PMTCT yang terjadi pada petugas kesehatan
risiko HIV, dampak dari HIV dan beberapa (tenaga kesehatan, kader kesehatan) meliputi
tantangan yang dihadapi seperti masih sulitnya tidak seimbangnya beban kerja dengan upah
menjangkau orang yang menjadi faktor risiko yang di dapat, selain itu terjadi kesulitan dalam
HIV karena beberapa alasan seperti masih memastikan layanan PMTCT yang tepat untuk
belum terbukanya orang tersebut dan faktor pasiennya, tantangan lain adalah memastikan
demografi. 29 studi yang relevan di analisis pasien komitmen menjalankan terapi dengan
berdasarkan full text terdapat 25 artikle yang menghilangkan stigma yang melekat di
tidak memenuhi standar kelayakan (eligibility) masyarakat, ketersediaan obat dan alat tes hiv
25 artikel tersebut membahas mengenai juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan
penularan HIV secara vertikal dan program program. Dengan tidak tersedianya obat atau
PMTCT. alat tes pasien menjadi hilang kepercayaan
Kami mengidentifikasi 4 article, pada program yang dilaksankan.
penelitian dilakukan dibeberapa negara seperti
Swazilan, Shiselweni, Lubombo, Hhohho, PEMBAHASAN
Manzini. Mozambique dan india. 3 penelitian Pada tahun 2020 indonesia menargetkan
menggunakan desain kualitatif dengan FGD 3 zero yaitu zero new infection, zero death related
dan wawancara tidak terstruktur dan 1 aids dan zero discrimination target tersebut juga
penelitian menggunakan desain cohort. sejalan dengan target yang ingin di capai
Penelitian berisi tantangan dalam menjalankan UNAID pada tahun 2020 yaitu 90% orang
program Prevention of Mother To Child mengatahui status HIVnya, 90% orang yang
Transmission (PMTCT) baik yang di lakukan terkena HIV mendapatkan ART dan 90% orang
oleh ibu hami dengan HIV positif, ataupun yang mendapat ART mengalami penurunan
pertugas kesehatan (tenaga kesehatan, kader viral load. Target tersebut dilakukan dengan
kesehatan). cara melakukan pencegahan penularan HIV,
Dari 4 artikel yang dianalisis tantangan meningkatkan akses pemeriksaan HIV,
dalam menjalankan program PMTCT bisa pengobatan HIV, meningkatkan retensi
muncul dari pasien ataupun dari petugas yang pengobatan, meningkatkan kualitas hidup
melaksanakan program. Tantangan yang dapat ODHA, mitigasi dampak sosial ekonomi
terjadi pada pasien meliputi kurangnya epidemi HIV pada individu, keluarga dan
informasi tentang program pencegahan masyarakat untuk menjaga produktivitas dan
penularan HIV dari ibu ke anak mulai dari sumber daya manusia Indonesia. (Komisi
tujuan, manfaat, efek samping serta informasi penanggulanga HIV dan AIDS, 2015)
m e n d a l a m m e n g e n a i A R T, s e l a i n i t u Dalam mewujudkan target 3 zero salah
keterlibatan pasangan dan keluarga juga satu cara yang digunakan adalah dengan cara
berpengaruh terhadap berjalannya program mencegah penularan HIV, penularan tersebut
PMTCT, keterlibatan tersebut meliputi keikut dapat berasal dari ibu ke anaknya. Pencegahan

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 60


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

tersebut sesuai dengan rekomendasi WHO menawarkan tes HIV hingga pasien mau untuk
pada tahun 2010 dimana semua ibu hamil diperiksaa, keterbatasan jumlah alat tes dan
ditawarkan untuk melakukan test HIV, akan pelaporan yang belum lengkap dan akurat
tetapi cakupan ibu hamil yang melakukan tes serta masih kuatnya stigma mengenai HIV.
HIV masih rendah yaitu <1%. (Sudrani, 2018)
Upaya pencegahan penularan HIV/AID Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
dari ibu ke bayi adalah dengan program Anak (PPIA) atau Prevention Mother to Child
P M T C T ( P r e ve n t i o n o f M o t h e r t o C h i l d Transmission (PMTCT) merupakan program
Transmission). Dalam pelaksanaanya PMTCT pemerintah untuk mencegah penularan virus
mempunyai empat prong/pilar yaitu: HIV/AIDS dari ibu ke bayi yang
a. mencegah terjadinya penularan HIV pada dikandungnya. Program tersebut mencegah
perempuan usia reproduktif. t e r j a d i n ya p e n u l a r a n H I V / A I D S p a d a
b. m e n c e g a h k e h a m i l a n ya n g t i d a k perempuan usia produktif kehamilan dengan
direncanakan pada ibu dengan HIV. HIV positif, penularan HIV/AIDS dari ibu
c. mencegah terjadinya penularan HIV dari hamil ke bayi yang dikandungnya. (WHO, 2009
ibu hamil dengan HIV kepada bayi yang dan Kemenkes 2015)
dikandungnya. Dalam pelaksanaan PMTCT dimulai
d. memberikan dukungan psikologis, sosial, dengan pelayanan ANC terpadu, konseling
dan perawatan kepada ibu dengan HIV dan tes HIV wajib pada ibu hamil pada saat
beserta bayi dan keluarganya. VCT ANC pertama kali. Konseling pasca tes bagi ibu
(Voluntary Counseling and Testing) adalah hamil yang hasilnya positif dilaksanakan
layanan tes, konseling, dukungan, akses bersamaan dengan (couple counseling),
untuk terapi suportif, terapi infeksi pemberian kondom diberikan sebagai alat
oportunistik, dan ART (Antiretroviral pencegahan penularan IMS dan HIV.
Therapy). (Kemenkes, 2015) Terapi antriretroviral pada ibul hamil
Bagi tenaga kesehatan dalam rangka dengan HIV positif mengikuti pedoman ART
mendorong ibu hamil melakukan tes HIV untuk orang dewasa. Pada ibu hamil, pasien TB
dapat dikategorikan sebagai Provider Initiated dan Hepatitis terapi dapat langsung diberikan
Testing and Counseling (PITC). tanpa melihat stadium klinis dan jumlah CD4,
PICT merupakan kebijakan pemerintah tetapi pemeriksaan CD4 juga diperlukan untu
di layanan kesehatan dimana semua tenaga pemantauan pengobatan. Untuk ibu hamil
kesehatan harus menganjurkan tes hiv terkusus dengan HIV positif terapi yang
untuk ibu hamil. Kegiatan PITCT berisi direkomendasikan menggunakan kombinasi
kegiatan memberi anjuran dan pemeriksaan tiga obat (2 NRTI + 1 NNRTI). Perlu dihindari
HIV dengan prinsip pasien sudah mendapat penggunaan “triple nuke” (3 NRTI). Paduan
informasi yang cukup mengenai HIV dan obat ARV Kombinasi Dosis Tetap / Fixed Dose
setuju dilakukan tes HIV. ( Ernawati 2016) Combination (FDC): TDF (300mg) + 3TC (300mg)
Tenaga kesehatan memberikan informasi + EFV (600mg). (Kemenkes, 2015)
t e n t a n g H I V, m e n a w a r k a n t e s H I V, Untuk ibu hamil yang sudah mengetahui
melaksanakan tes HIV, menyampaikan hasil status HIV sebelum hamil terapi ARV tetap
tes dan melakukan konseling pasca tes dan dilanjutkan sesuai panduan sebelum hamil,
melakukan rujukan ke unit perawatan, jika ibu mengetahu status HIVnya pada saat
dukungan dan pengbatan (PDP) jika hasil tes hamil maka diberikan ARV tanpa melihat
positif. Hambatan yang dialami tenaga stadium klinis dan jumlah CD4nya. Untuk ibu
kesehatan adalah tidak semua tenaga yang mengetahui status HIVnya pada saat
kesehatan mampu dalam menyampaikan persalinan segera diberikan ARV. (Kemenkes,
informasi mengenai HIV, tidak semua mampu 2015)

61 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Hasil analisis dari 4 penlitian Green dimana peran suami dan keluarga
mengemukanan tantangan dalam pelaksanaan termasuk faktor reinforsing yang akan
program PMTCT baik tantangan yang membentuk prilaku baru yaitu faktor penguat
dirasakan penderita HIV ataupun petugas seseorang mempengaruhi ibu hamil positif
kesehatan yang melaksanakan program, HIV menjalankan program PMTCT. ( Wahyuni,
tantangan tersebut berasal dari faktor internal 2014)
ataupun eksternal. Tantangan yang dihadapi oleh petugas
Dalam pelaksanaan program PMTCT pelaksana program PMTCT diantaranya terlalu
yang dialami ibu dengan status hiv diantaranya banyak beban kerja dan upah yang tidak
kurangnya informasi yang berkaitan dengan seimbang, beban kerja tersebut meliputi
program PMTCT, kurangnya komitmen dalam melkukan pemantauan, pencatatan dan
menjalankan ART sehingga pengobatan tidak pelaporan kasus serta keberjalannannya
m a k s i m a l s e r t a m a s i h b a n ya k s t i g m a program serta memastikan komitmen pasien
dimasyarakat sehingga ibu enggan dalam ART. Terlalu banyaknya beban kerja bisa
mengungkapkan status HIVnya. Berbagai disebabkan kurangnya jumlah tenaga kesehtan
macam tantangan yang di hadapi tersebut atau pesebaran tenaga kesehatan yang tidak
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan merata. Tanntangan tersebut akan mengurangi
dalam penanganan kasus HIV/AIDS perlu semangat kerja dan kinerja tenaga kesehatan
ditingkatkan seperti meningkatkan konseling dalam melaksanakan program PMTCT.
pada saat diagnosis HIV dan pada saat Karmila dalan penelitiannya menggatakan
memulai ART. Kemampuan petugas kesehatan bahwa ODHA yang telah bertemu tenaga
dalam melaksanakan konseling juga kesehatan memiliki presepsi positif terhadap
berpengaruh terhadap keberhasilan program terapi ARV. Presepsi posotif tersebut didapat
PMTCT. Selain kemampuan konseling, setelah petugas kesehatan memberikan
menurut resty Asmaurah dalam penelitiannya konseling dan motivasi untuk pelaksanakan
mengatakan kepekaan dan peran petugas program HIV (Kamila, 2010).
kesehatan sangat berpengaruh dalam Selain itu menurut Sanders dalam
pelaksanaan program PMTCT, seringnya penelitiannya mengatakan ibu hamil dengan
interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien HIV positif yang tidak mendapat dukungan
juga akan membawa pemahaman terhadap dari keluarga maupun tenaga kesehatan akan
kondisi fisik maupun psikis akan lebih baik, mengalami berbagai macam situasi seperti
selain itu juga akan mempengaruhi rasa pecaya kecemasan akan keadaannya dan bayinya,
diri dan penerimaan kehadiran petugas penularan ke bayinya, proses persalinan yang
kesehatan. Edukasi dan konseling juga sangat akan dijalaninya. Kecemasan tersebut akan
berpengaruh terhadap keberhasilan program terus berlangsung hingga ada kepastian bahwa
(Asmauryanah, 2014). bayinya tidak tertular virus HIV. (Sanders,
Komitmen sangat penting dalam 2007).
pelaksanaan PMTCT, komitmen tersebut Ketersediaan alat tes HIV dan obat ARV
mencakup. Keterturan meminum ARV seumur juga menjadi hal yang penting dalam
hidupnya. Komitmem tersebut bukan hanya p e l a k s a n a a n P M T C T, j i k a k u r a n g n ya
dari pasien yang menjalankan terapi tetapi juga ketersediaan alat tes dan obat akan
dari orang-orang sekitarnya. Menurut menyebabkan orang enggan mengecek status
penelitian wenny wahyu mengatakan peran h i v p a d a d i r i n ya . H a l t e r s e b u t a k a n
suami dan keluarga memperlihatkan memperburuk kondisi pesebaran HIV dan
pengaruh yang positif pada pastisipasi pasien akan menjadi sangat mudah meningkatnya
menjalankan program PMTCT. Hal tersebut kasus HIV karena tidak ada penanganan
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh terhadap orang dengan status HIV. Peran

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 62


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

pemerintah terkait penyediaan dan penyaluran Etoori, D, Kerschberger, B, etc. (2018).


alat tes HIV dan Obat ARV sangat diperlukan. Challenges and successes in the
D e n g a n m a n a j e m a n ya n g b a i k m a k a n implementation of option B+ to prevent
kebutuhan alat tes HIV dan obat ARV tersebut mother-to-child transmission of HIV in
akan terpenuhi. southern Swaziland. BMC Public Health.
18:374 hal 2-9.
KESIMPULAN Kamila, N., Siwiedrayanti, A. (2010). Persepsi
Berhasilnya pelaksanaan pencegahan Orang dengan HIV dan AIDS terhadap Peran
penularan HIV/AIDS dari ibu kebayinya Kelompok Dukungan Sebaya. Jurnal Kemas
bergantung pada beberapa pihak. Peran aktif 6 (1): 36-43.
tenaga kesehatan dalam pemeberian konseling Katiyari, L, chouraya, C, etc. (2016). Lessons
dan edukasi mengenai HIV tidak hanya learned from the PMTCT program in
dilakukan pada ibu, tetapi juga dilakukan pada Swaziland: challenges with accepting lifelong
keluarganya. Informasi pada keluarga saja ART for pregnant and lactating women – a
tidak cukup tetapi juga perlunya peran aktif qualitative study. BMC Public Health.
dan dukungan anggota keluarga sebagai 16;1119
motivator ibu dalam menjalankan program Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman
PMTCT. Manajemen Program Pencegahan Penularan
HIV dan Sifilis Dari Ibu Ke Anak. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman
American Academy of Pediatrics. (2000). Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan
Human immunodeficiency virus infection. SIfilis dari Ibu ke Anak Bagi Tenaga
Dalam: Pickering LK, penyunting. 2000 Red Kesehatan. Jakarta. Tersedia pada:
Book: report of the Commi ee on infectious h p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo
diseases. Edisi 25. Elk Grove Village, IL. ad/Manlak_PPIA_2015.pdf.
American Academy of pediatric; 325-50 Komisi penanggulangan HIV dan AIDS.
Anders, L.B. (2007). Women’s Voices: The Lived (2015). Strategi Dan Rencana Aksi Nasional
Experience of Pregnancy and Motherhood 2015-2019 Penanggulangan HIV Dan AIDS
After Diagnosis With HIV. Journal Of The D i I n d o n e s i a . Te r s e d i a p a d a
Association Of Nurses In Aids Care, 19 (1) h p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo
47-57. ad/SRAN_2015_2019_FINAL.pdf.
Asmauryanah, R. (2014). Pencegahan Penularan Diakses pada 19 desember 2018.
HIV Dari Ibu Ke Bayi Di Puskesmas Krist AM, Faucher AC. (2002) Management of
Jumpandang Baru Makassar.Bagian newborns exposed to maternal HIV infection.
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Am Fam Physician;65: 2049-56,2061
Masyarakat Universitas Hasanuddin. Lindegren ML, Steinberg SMS, Byers RH
Te s i s . M a k a s s a r : U n i v e r s i t a s Jr.(2000). Epidemiology of HIV/AIDS in
Hasanuddin children. Pediatr Clin North Am 47:1-20
Djauzi S, Djoerban Z. (2002). Penatalaksanaan Schuster, R, Sousa, O, etc. (2016). Performance-
HIV/AIDS Di Pelayanan Kesehatan Dasar. based incentives may be appropriate to
Jakarta: Balai penerbit Fakultas address challenges to delivery of prevention of
Kedokteran Universitas Indonesia. 1-71 vertical transmission of HIV services in rural
Ernawati, suryoputro, a.etc. (2016). Niat Ibu Mozambique: a qualitative investigation.
Hamil Untuk Test HIV Di UPT ( Unit Jounal human resources for health. 14:60
Pelayanan Terpadu) Puskesmas Alun-Alun Sudrani, si i. (2018). Provider initiative test and
Kabupaten Gresik. Jurnal promosi counseling (PITC) sebagai upaya perluasan
kesehatan indonesia vol 11 no 1. tes HIV pada populasi khusus. Public health

63 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

symposium. 7-9 mei. Yogyakarta, HIV/AIDS (ODHA) Ibu Rumah Tangga pada
indonesia program Prevention Mother to Child
Suryavanshi, N, Mave, V, etc.2018. Challenges Transmission (PMTCT) di Kota Semarang.
and opportunities for outreach workers in the Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 9(2) :
Prevention of Mother to Child Transmission 206-217
of HIV (PMTCT) program in India. Jounal WHO (2009) A Guide for Adaptation and
plos one 13(9). I m p l e m e n t a t i o n . Te r s e d i a p a d a
UNAIDS (2017). AIDS info; Country factsheets https://www.who.int/hiv/topics/treatme
Indonesia 2016. hal. 1–6. Tersedia pada: nt/guide_for_adaptation.pdf diakses
h ps://aidsinfo.unaids.org/%0D. diakses pada 5 desember 2018
tanggal 2 desember 2018 WHO (2018) HIV / AIDS : Key facts, Risk factors.
UNAIDS (2018). Global HIV & AIDS statistics - T e r s e d i a p a d a
2 0 1 8 f a c t s h e e t . Te r s e d i a p a d a : h ps://www.who.int/news-room/fact-
h p://www.unaids.org/en/resources/fact sheets/detail/hiv-aids diakses pada 2
-sheet. Diakses pada 4 Desember 2018 Desember 2018
Wahyuni, Wenny. 2014. Partisipasi Orang dengan

Nimas Ayu Lestari Nurjanah, dkk 64

Anda mungkin juga menyukai