Artikel Pelaksanaan Program PMTCT
Artikel Pelaksanaan Program PMTCT
1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.41998
ABSTRAK
ABSTRACT
Background: HIV / AIDS is still a global health problem published using relevant keywords.
which needs to be addressed including prevention of HIV / Results: challenges in implementing the PMTCT
AIDS transmission from mother to child. Prevention of program are the lack of information on HIV treatment,
transmission is carried out by implementing the lack of family support, the heavy workload experienced by
Prevention of Mother to Child Transmission or PMTCT health workers and the limited availability of HIV testing
program. The PMTCT program is considered successful equipment and drug stocks.
in reducing the risk of mother-to-child transmission, but Conclusion: The success of efforts to prevent HIV /
this has not been done well and thoroughly, various kinds AIDS transmission from mother to child does not depend
of challenges have occurred in the implementation of the on one party only, but involves several parties, the active
PMTCT program. role of health workers in providing education and
Objective: To know the challenges that occur in information about HIV / AIDS to mothers and their
implementing the PMTCT program families is not enough but must be added with active roles
Method: This study uses a systematic review based on and support from family members to HIV mothers as the
Preferred Reporting Items For Systematic Reviews & primary motivator for good behavior in accordance with
Meta-Analyzes (PRISMA) to identify all the literature the guidelines for PMTCT.
abstrak 29 Dokumen dan seleksi secara menggunakan tinjauan sistematis pada semua
keseluruhan (full text) 4 dokumen untuk di jenis desain studi. Studi dengan peserta wanita
analisis dengan HIV positif, petugas, kader kesehatan
yang menjalankan program PMTCT. Lokasi
Kriteria Inklusi dan eksklusi penelitian melibatkan negara-negara dengan
Kriteria inklusi dokumen yang kami jumlah HIV tinggi dan menerapkan PMTCT.
anggap tepat untuk melakukan tinjauan Studi dikeluarkan jika studi berkaitan dengan
sistematis adalah jurnal dari penelitian, penularan, penyebaran HIV, dampak HIV pada
dilaporkan dalam Bahasa inggris, di terbitkan ibu dan anak serta yang tidak berkaitan dengan
3 tahun terakhir ( 2016-2018), Kami Program PMTCT.
tersebut sesuai dengan rekomendasi WHO menawarkan tes HIV hingga pasien mau untuk
pada tahun 2010 dimana semua ibu hamil diperiksaa, keterbatasan jumlah alat tes dan
ditawarkan untuk melakukan test HIV, akan pelaporan yang belum lengkap dan akurat
tetapi cakupan ibu hamil yang melakukan tes serta masih kuatnya stigma mengenai HIV.
HIV masih rendah yaitu <1%. (Sudrani, 2018)
Upaya pencegahan penularan HIV/AID Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
dari ibu ke bayi adalah dengan program Anak (PPIA) atau Prevention Mother to Child
P M T C T ( P r e ve n t i o n o f M o t h e r t o C h i l d Transmission (PMTCT) merupakan program
Transmission). Dalam pelaksanaanya PMTCT pemerintah untuk mencegah penularan virus
mempunyai empat prong/pilar yaitu: HIV/AIDS dari ibu ke bayi yang
a. mencegah terjadinya penularan HIV pada dikandungnya. Program tersebut mencegah
perempuan usia reproduktif. t e r j a d i n ya p e n u l a r a n H I V / A I D S p a d a
b. m e n c e g a h k e h a m i l a n ya n g t i d a k perempuan usia produktif kehamilan dengan
direncanakan pada ibu dengan HIV. HIV positif, penularan HIV/AIDS dari ibu
c. mencegah terjadinya penularan HIV dari hamil ke bayi yang dikandungnya. (WHO, 2009
ibu hamil dengan HIV kepada bayi yang dan Kemenkes 2015)
dikandungnya. Dalam pelaksanaan PMTCT dimulai
d. memberikan dukungan psikologis, sosial, dengan pelayanan ANC terpadu, konseling
dan perawatan kepada ibu dengan HIV dan tes HIV wajib pada ibu hamil pada saat
beserta bayi dan keluarganya. VCT ANC pertama kali. Konseling pasca tes bagi ibu
(Voluntary Counseling and Testing) adalah hamil yang hasilnya positif dilaksanakan
layanan tes, konseling, dukungan, akses bersamaan dengan (couple counseling),
untuk terapi suportif, terapi infeksi pemberian kondom diberikan sebagai alat
oportunistik, dan ART (Antiretroviral pencegahan penularan IMS dan HIV.
Therapy). (Kemenkes, 2015) Terapi antriretroviral pada ibul hamil
Bagi tenaga kesehatan dalam rangka dengan HIV positif mengikuti pedoman ART
mendorong ibu hamil melakukan tes HIV untuk orang dewasa. Pada ibu hamil, pasien TB
dapat dikategorikan sebagai Provider Initiated dan Hepatitis terapi dapat langsung diberikan
Testing and Counseling (PITC). tanpa melihat stadium klinis dan jumlah CD4,
PICT merupakan kebijakan pemerintah tetapi pemeriksaan CD4 juga diperlukan untu
di layanan kesehatan dimana semua tenaga pemantauan pengobatan. Untuk ibu hamil
kesehatan harus menganjurkan tes hiv terkusus dengan HIV positif terapi yang
untuk ibu hamil. Kegiatan PITCT berisi direkomendasikan menggunakan kombinasi
kegiatan memberi anjuran dan pemeriksaan tiga obat (2 NRTI + 1 NNRTI). Perlu dihindari
HIV dengan prinsip pasien sudah mendapat penggunaan “triple nuke” (3 NRTI). Paduan
informasi yang cukup mengenai HIV dan obat ARV Kombinasi Dosis Tetap / Fixed Dose
setuju dilakukan tes HIV. ( Ernawati 2016) Combination (FDC): TDF (300mg) + 3TC (300mg)
Tenaga kesehatan memberikan informasi + EFV (600mg). (Kemenkes, 2015)
t e n t a n g H I V, m e n a w a r k a n t e s H I V, Untuk ibu hamil yang sudah mengetahui
melaksanakan tes HIV, menyampaikan hasil status HIV sebelum hamil terapi ARV tetap
tes dan melakukan konseling pasca tes dan dilanjutkan sesuai panduan sebelum hamil,
melakukan rujukan ke unit perawatan, jika ibu mengetahu status HIVnya pada saat
dukungan dan pengbatan (PDP) jika hasil tes hamil maka diberikan ARV tanpa melihat
positif. Hambatan yang dialami tenaga stadium klinis dan jumlah CD4nya. Untuk ibu
kesehatan adalah tidak semua tenaga yang mengetahui status HIVnya pada saat
kesehatan mampu dalam menyampaikan persalinan segera diberikan ARV. (Kemenkes,
informasi mengenai HIV, tidak semua mampu 2015)
Hasil analisis dari 4 penlitian Green dimana peran suami dan keluarga
mengemukanan tantangan dalam pelaksanaan termasuk faktor reinforsing yang akan
program PMTCT baik tantangan yang membentuk prilaku baru yaitu faktor penguat
dirasakan penderita HIV ataupun petugas seseorang mempengaruhi ibu hamil positif
kesehatan yang melaksanakan program, HIV menjalankan program PMTCT. ( Wahyuni,
tantangan tersebut berasal dari faktor internal 2014)
ataupun eksternal. Tantangan yang dihadapi oleh petugas
Dalam pelaksanaan program PMTCT pelaksana program PMTCT diantaranya terlalu
yang dialami ibu dengan status hiv diantaranya banyak beban kerja dan upah yang tidak
kurangnya informasi yang berkaitan dengan seimbang, beban kerja tersebut meliputi
program PMTCT, kurangnya komitmen dalam melkukan pemantauan, pencatatan dan
menjalankan ART sehingga pengobatan tidak pelaporan kasus serta keberjalannannya
m a k s i m a l s e r t a m a s i h b a n ya k s t i g m a program serta memastikan komitmen pasien
dimasyarakat sehingga ibu enggan dalam ART. Terlalu banyaknya beban kerja bisa
mengungkapkan status HIVnya. Berbagai disebabkan kurangnya jumlah tenaga kesehtan
macam tantangan yang di hadapi tersebut atau pesebaran tenaga kesehatan yang tidak
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan merata. Tanntangan tersebut akan mengurangi
dalam penanganan kasus HIV/AIDS perlu semangat kerja dan kinerja tenaga kesehatan
ditingkatkan seperti meningkatkan konseling dalam melaksanakan program PMTCT.
pada saat diagnosis HIV dan pada saat Karmila dalan penelitiannya menggatakan
memulai ART. Kemampuan petugas kesehatan bahwa ODHA yang telah bertemu tenaga
dalam melaksanakan konseling juga kesehatan memiliki presepsi positif terhadap
berpengaruh terhadap keberhasilan program terapi ARV. Presepsi posotif tersebut didapat
PMTCT. Selain kemampuan konseling, setelah petugas kesehatan memberikan
menurut resty Asmaurah dalam penelitiannya konseling dan motivasi untuk pelaksanakan
mengatakan kepekaan dan peran petugas program HIV (Kamila, 2010).
kesehatan sangat berpengaruh dalam Selain itu menurut Sanders dalam
pelaksanaan program PMTCT, seringnya penelitiannya mengatakan ibu hamil dengan
interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien HIV positif yang tidak mendapat dukungan
juga akan membawa pemahaman terhadap dari keluarga maupun tenaga kesehatan akan
kondisi fisik maupun psikis akan lebih baik, mengalami berbagai macam situasi seperti
selain itu juga akan mempengaruhi rasa pecaya kecemasan akan keadaannya dan bayinya,
diri dan penerimaan kehadiran petugas penularan ke bayinya, proses persalinan yang
kesehatan. Edukasi dan konseling juga sangat akan dijalaninya. Kecemasan tersebut akan
berpengaruh terhadap keberhasilan program terus berlangsung hingga ada kepastian bahwa
(Asmauryanah, 2014). bayinya tidak tertular virus HIV. (Sanders,
Komitmen sangat penting dalam 2007).
pelaksanaan PMTCT, komitmen tersebut Ketersediaan alat tes HIV dan obat ARV
mencakup. Keterturan meminum ARV seumur juga menjadi hal yang penting dalam
hidupnya. Komitmem tersebut bukan hanya p e l a k s a n a a n P M T C T, j i k a k u r a n g n ya
dari pasien yang menjalankan terapi tetapi juga ketersediaan alat tes dan obat akan
dari orang-orang sekitarnya. Menurut menyebabkan orang enggan mengecek status
penelitian wenny wahyu mengatakan peran h i v p a d a d i r i n ya . H a l t e r s e b u t a k a n
suami dan keluarga memperlihatkan memperburuk kondisi pesebaran HIV dan
pengaruh yang positif pada pastisipasi pasien akan menjadi sangat mudah meningkatnya
menjalankan program PMTCT. Hal tersebut kasus HIV karena tidak ada penanganan
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh terhadap orang dengan status HIV. Peran
symposium. 7-9 mei. Yogyakarta, HIV/AIDS (ODHA) Ibu Rumah Tangga pada
indonesia program Prevention Mother to Child
Suryavanshi, N, Mave, V, etc.2018. Challenges Transmission (PMTCT) di Kota Semarang.
and opportunities for outreach workers in the Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 9(2) :
Prevention of Mother to Child Transmission 206-217
of HIV (PMTCT) program in India. Jounal WHO (2009) A Guide for Adaptation and
plos one 13(9). I m p l e m e n t a t i o n . Te r s e d i a p a d a
UNAIDS (2017). AIDS info; Country factsheets https://www.who.int/hiv/topics/treatme
Indonesia 2016. hal. 1–6. Tersedia pada: nt/guide_for_adaptation.pdf diakses
h ps://aidsinfo.unaids.org/%0D. diakses pada 5 desember 2018
tanggal 2 desember 2018 WHO (2018) HIV / AIDS : Key facts, Risk factors.
UNAIDS (2018). Global HIV & AIDS statistics - T e r s e d i a p a d a
2 0 1 8 f a c t s h e e t . Te r s e d i a p a d a : h ps://www.who.int/news-room/fact-
h p://www.unaids.org/en/resources/fact sheets/detail/hiv-aids diakses pada 2
-sheet. Diakses pada 4 Desember 2018 Desember 2018
Wahyuni, Wenny. 2014. Partisipasi Orang dengan