Anda di halaman 1dari 13

Vol

.2

ACTI
V

GANDHALAWI
KA
A CTIV
ACADEMICBULLETI
N
OFCI
VILENGI
NEERING
Wri
tt
enandE
dit
edby
DI
VIS
IMAJ
ALAHDANBULLE
TINXAKADE
MIK

Desi
gnby
DI
VIS
IDESI
GN

DE
PART
EME
NME
DKOMI
NFOXKE
PROF
ESI
AN

HI
MPUNANMAHAS
ISWAS
IPI
LIT
ERA
Wri
tt
enandE
dit
edby
DI
VIS
IMAJ
ALAHDANBULLE
TINXAKADE
MIK

Desi
gnby
DI
VIS
IDESI
GN

DE
PART
EME
NME
DKOMI
NFOXKE
PROF
ESI
AN

HI
MPUNANMAHAS
ISWAS
IPI
LIT
ERA
FUN FACT IRIGASI X DRAINASE

Indonesia merupakan negara agraris, sudah tidak bisa dipungkiri jika Indonesia memiliki keunggulan
di sektor pertaniannya. Untuk meningkatkan kualitas dari setiap produk pertanian tentunya tak luput
dengan sistem pengairan. Sistem pengairan yang kaitannya dengan pertanian ini seringkali disebut
dengan irigasi.

Irigasi dilakukan dengan tujuan untuk meratakan ketersediaan air pada lahan-lahan yang memang
membutuhkan air sehingga nantinya bisa tetap tunggu dengan maksimal.

Jika sumber airnya berlebih sistem pengairan apa yang digunakan untuk bisa meratakannya? Sistem
pengairan yang digunakan adalah drainase. Mungkin istilah ini lebih terdengar agak asing
dibandingkan dengan irigasi. Oleh karenanya tak salah terkadang masih ada orang yang masih sangat
sulit membedakan antara keduanya.

1. Irigasi

Irigasi merupakan komponen penting bagi kegiatan pertanian di Indonesia yang sebagian besar
berada di wilayah perdesaan. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari
pertanian dengan makanan pokoknya beras, sagu, dan ubi hasil produksi pertanian. Kebijakan
pemerintah dalam pembangunan sangat diperlukan untuk mendukung sektor tersebut antara lain
tentang pengelolaan sistem irigasi ditingkat usaha tani telah ditetapkan dalam 2 (dua) landasan
hukum yaitu UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun
2006 tentang Irigasi.
Berikut adalah beberapa pengertian dan definisi irigasi dari beberapa sumber buku :

GANDHALAWIKA
• Menurut Kartasapoetra (1994), irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk
memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan
tanah.
• Menurut Suhardjono (1994), irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai
atau bendung yang dialirkan melalui sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah
air di dalam tanah.
• Menurut Hansen, dkk (1990), irigasi adalah penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman.
• Menurut Wirosoedarmo (1986), irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
usaha untuk mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan, perikanan atau tambak dan
sebagainya, yang intinya untuk keperluan usaha tani.
• Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1987), irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk
pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusikannya secara sistematis.

2. Tujuan dan Manfaat Irigasi

Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 irigasi adalah sistem pemberian air ke tanah-tanah
pertanian guna mencukupi kebutuhan tanaman agar tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Adapun
tujuan irigasi adalah sebagai berikut :

1. Membasahi tanaman. Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan memenuhi
kekurangan air di daerah pertanian pada saat air hujan kurang atau tidak ada. Hal ini penting
sekali karena kekurangan air yang di perlukan untuk tumbuh dapat mempengaruhi hasil panen
tanaman tersebut.
2. Merabuk. Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga memberi zat-zat
yang berguna bagi tanaman itu sendiri.
3. Mengatur suhu. Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.
4. Membersihkan tanah atau memberantas hama. Maksud irigasi juga bertujuan untuk membasmi
hama-hama yang berada dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman sehingga
pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya hilang.
5. Kolmatase. Kolmatase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki/meninggikan permukaan
tanah.
6. Menambah persediaan air tanah. Tujuan bermaksud menambah persediaan air tanah untuk
keperluan sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan cara menahan air di suatu tempat, sehingga

GANDHALAWIKA
memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap ke dalam tanah yang pada akhirnya
dimanfaatkan oleh yang memerlukan.

Irigasi sangat dibutuhkan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lainnya. Adapun manfaat irigasi
adalah sebagai berikut:

1. Menambahkan air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mencuci dan mengurangi garam tanah.
5. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
6. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.

3. Drainase

Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan
atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Irigasi dan drainase merupakan bagian penting dalam
penataan sistem penyediaan air di bidang pertanian maupun tata ruang.

Saluran drainase sering kali dirujuk sebagai drainase saja karena secara teknis hampir semua
drainase terkait dengan pembuatan saluran. Saluran drainase permukaan biasanya berupa parit,
sementara untuk bawah tanah disebut gorong-gorong di bawah tanah.

Dalam lingkup rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan. Dalam tata ruang, drainase berperan

GANDHALAWIKA
penting untuk mengatur pasokan air demi pencegahan banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

• Fungsi drainase
Drainase merupakan salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota agar
dapat memiliki kehidupan yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Kehadirannya sangat penting bagi
sebuah kawasan, terutama kawasan perumahan.

Sistem drainase yang buruk dan tidak berfungsi dengan baik akan mendatangkan bencana bagi
masyarakat di sekitarnya. Betapa banyak fungsi drainase, inilah beberapa di antaranya:

• Membebaskan suatu area dari genangan air, banjir, maupun erosi, terutama pada daerah yang
memiliki kepadatan penduduk tinggi.
• Mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat buruknya sanitasi di daerah tersebut, seperti demam
berdarah, malaria, disentri, dan penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan
pemukiman tersebut.
• Membuat sistem tata guna lahan dengan kualitas yang baik dan optimal, serta mengurangi
kerusakan struktur tanah akibat pembangunan jalan atau karena bangunan lain.
• Melindungi alam dan lingkungan, seperti tanah, kualitas udara, dan kualitas air.
• Memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik, seperti jalan, kawasan pemukiman.
• Konservasi sumber daya air.

No. Irigasi Drainase

Sistem pengairan drainase dilakukan


untuk mengurangi jumlah air yang ada di
Irigasi dilakukan dengan tujuan
suatu wilayah dengan cara dialirkan ke
untuk mengalirkan air dari daerah
daerah lainnya yang membutuhkan air
yang kaya akan sumber airnya ke
1. lebih banyak. Hal ini dilakukan agar air
lahan yang dirasa masih sangat
yang berada dalam daerah tertentu
kekurangan air. Hal ini seringkali
tersebut tidak meluap dan menyebabkan
dilakukan di area persawahan.
adanya banjir. Namun ketersediaan air
juga bisa merata.

Dalam sistem pengairan drainase yang


Yang menjadi objek dalam sistem
dijadikan sebagai objeknya adalah
pengairan irigasi ini adalah lahan
wilayah yang memiliki sumber daya air
sawah yang dirasa masih
2. yang sangat melimpah. Sehingga bisa
kekurangan lebih banyak sumber
dikatakan sistem drainase ini dilakukan
air. Sehingga diharapkan dengan
untuk bisa mengurangi jumlah
adanya irigasi ini lahan yang
ketersediaan air yang ada tadi.

GANDHALAWIKA
mengalami kekeringan bisa segera
teratasi.

Irigasi dibentuk Berbeda dengan saluran irigasi, pada


dengan alur semakin ke hilir saluran drainase ukuran saluran air yang
3.
ukuran dari salurannya akan dibentuk semakin ke hilir akan semakin
semakin mengecil. membesar.

Saluran yang dikhususkan untuk Saluran untuk drainase secara khusus


melakukan irigasi dibentuk secara dibentuk dengan tingkat kemiringan yang
khusus dengan tingkat kemiringan cenderung curam. Tidak lain dan tidak
yang cenderung landau. Hal ini bukan ini ditujukan untuk lebih
4.
dilakukan lebih diperuntukkan guna mempermudah saluran untuk
mempermudah air untuk bisa mengalirkan semua air sehingga air yang
mengalir ke daerah lahan sawah berada dalam daerah tersebut lebih bisa
yang cukup luas. dengan cepat terkuras.

Saluran pengairan irigasi dibuat Saluran pengairan drainase memiliki


dengan muka air yang lebih tinggi saluran muka air yang lebih rendah
5. dibandingkan dengan sawah. Hal ini dibandingkan dengan muka tanah. Hal ini
untuk lebih mudah mengalirnya dilakukan untuk menampung beberapa
saja. air yang berasal dari perumahan.

GANDHALAWIKA
JENIS-JENIS BANGUNAN IRIGASI
1. Bangunan bagi
Merupakan bangunan yang berfungsi untuk membagi air irigasi dari satu saluran kedalam dua atau
lebih saluran. Sebagai contoh saluran dari bendung dibawa oleh saluran primer, kemudian terdapat
bangunan bagi yang membagi saluran tersebut menjadi saluran sekunder kanan dan saluran
sekunder kiri. Pada beberapa kondisi bangunan bagi hanya membagi saluran kedalam satu saluran
sekunder, sedangkan saluran pada lengan yang lain tetap merupakan sebagai saluran primer.

Gambar 1. Situasi Bangunan Bagi

Bangunan bagi ini secara ideal terdiri atas pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air
yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai pintu
pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu lainnya berfungsi mengukur debit.

2. Bangunan sadap
Terdiri atas bangunan sadap sekunder dan bangunan sadap tersier. Bangunan sadap sekunder
berfungsi untuk memberikan air pada saluran sekunder sehingga melayani lebih dari satu petak
tersier. Sedangkan bangunan sadap tersier berfungi untuk memberikan air ke petak-petak tersier.
Secara ideal bangunan ini dilengkapi dengan bangunan pengukur yang dapat mengetahui besaran air
yang diberikan.

GANDHALAWIKA
Gambar 2. Skema Daerah Irigasi

3. Bangunan bagi-sadap
Merupakan bangunan yang selain membagi air kedalam beberapa saluran, juga berfungsi untuk
memberikan air ke petak-petak sawah. Bangunan ini secara ideal terdiri atas bangunan sadap tersier,
bangunan/pintu sadap ke saluran sekunder yang dilengkapi alat ukur serta bangunan/pintu pengatur
muka air. Adapun tata letak bangunan ini dapat dibuat dalam 2 alternatif yakni:

a. Bentuk menyamping

Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran dengan
arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada umumnya) sampai
45°. Kelemahan pada bentuk ini adalah kecepatan datang aliran kearah lurus menjadi lebih besar
daripada yang kearah menyamping. Meskipun begitu bentuk ini mempunyai kelebihan tidak
memerlukan tempat yang luas karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran
sekunder yang bersangkutan.

GANDHALAWIKA
Gambar 3. Tata Letak Bangunan Bagi-Sadap Bentuk Menyamping

b. Bentuk numbak

Bentuk ini meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan pengatur pada posisi
sejajar, sehingga arah alirannya searah.

Gambar 4. Tata Letak Bangunan Bagi-Sadap Bentuk Numbak

Berkebalikan dengan bentuk menyamping, bentuk numbak memiliki kelebihan kecepatan datang
aliran untuk setiap bangunan adalah sama, akan tetapi bentuk numbak ini memiliki kelemahan yakni
diperlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya maka semakin luas pula areal yang
diperlukan. (Bidang SDA)

GANDHALAWIKA
-Abr
aham l
inc
oln-

Anda mungkin juga menyukai