Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN DAN LAPORAN PELAKSANAAN


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: BK Kelompok

Dosen Pengampu:

Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons

Di susun oleh kelompok 10:

Amanda Syifa Maghfuroh (2203402021018)

Fina Astrina Dewi (2203402021020)

M.Mahdi (2203402021039)

Mashlahatus Salamah (2303402022030)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Rencana
pelaksanaan layanan dan laporan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kelompok”
tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah BK Kelompok yang merupakan
salah satu mata kuliah program studi Bimbingan dan Konseling.

Terimakasih kepada ibu Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons selaku dosen
pengampu mata kuliah BK Kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kepada kami.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami kerjakan ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jember, 27 september 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5

2.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL).........................................................5

2.2 Urgensi Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)..............................................................6

2.3 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Konseling di SD/MI......................7

2.4 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Kelompok di SMP/MTS................8

2.5 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Konseling di SMA/SMK.............10

2.6 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SD/MI.....................17

2.7 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMP/MTS..............22

2.8 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMA/SMK.............28

BAB III PENUTUP...............................................................................................................36

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................36

3.2 Saran..........................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) atau yang


dulu dikenal sebagai satuan kegiatan layanan. RPLBK merupakan suatu perangkat
pembelajaran BK yang dibuat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan layanan BK.
Rencana pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) merupakan sebuah
perangkat pembelajaran BK yang di susun dalam rencana layanan bimbingan kelompok
(Plan) sebagai acuan dalam pelaksanaan layanan BK (Do). RPLBK ini nantinya akan
digunakan pada saat pelaksanaan open class bimbingan kelompok yang disusun
berdasarkan kondisi observasi di awal sebelum diskusi mengenai general plan (rencana
secara umum).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan RPLBK?
2. Apa yang dimaksud dengan Urgensi RPLBK?
3. Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kelompok
di SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari RPLBK
2. Untuk mengetahui urgensi dari RPLBK
3. Untuk mengetahui susunan RPLBK dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK
4. Untuk mengetahui susunan Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kelompok
di SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

Menurut (Afiati et al., 2020) Secara definsi, Rencana Pelaksanaan Layanan


Bimbingan dan Konseling (RPL) dalam kegiatan pendidikan dapat diartikan sebagai
rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai
satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus. Rencana pelaksanaan layanan bimbingan konseling (RPL) merupakan suatu
panduan dalam melaksanakan rencana layanan BK. Acuan dalam pembuatan RPL ini
biasanya disusun berdasarkan assesment kebutuhan peserta didik, kemudian dianalisis
hingga menghasilkan suatu program. Program tersebut nantinya akan dilaksanakan, yang
sebelumnya harus dibuat kedalam bentuk format rencana pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling (RPL).

Menurut (Christiana et al., 2021) Rencana pelaksanaan layanan Bimbingan dan


Konseling (RPLBK) merupakan sebuah perangkat pembelajaran BK yang di susun
dalam rencana layanan bimbingan kelompok (Plan) sebagai acuan dalam pelaksanaan
layanan BK (Do). RPLBK ini nantinya akan digunakan pada saat pelaksanaan open class
bimbingan kelompok yang disusun berdasarkan kondisi observasi di awal sebelum
diskusi mengenai general plan (rencana secara umum).

Menurut (Naqiah, 2021) Secara definitive, Rencana Pelaksanaan Layanan BK


(RPLBK) dalam kegiatan pendidikan dapat diartikan sebagai rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan dijabarkan dalam silabus. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Layanan BK
diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan materi layanan atau pendukung yang harus disesuaikan dengan


kebutuhan dan atau masalah siswa yang akan dikenai layanan atau pendukung
b. Menetapkan tujuan dan hasil yang diinginkan,
c. Menetapkan sasaran kegiatan, yaitu siswa asuh
d. Menetapkan bahan, sumber bahan, dan atau nara sumber, serta personal yang
berkaitan dengan peranannya masingmassing,

5
e. Menetapkan metode, tehnik, media dan alat yang akan digunakan sesuai dengan
ciri khusus jenis layanan, atau kegiatan yang direncanakan,
f. Menetapkan rencana penelitian,
g. Menetapkan waktu dan tempat.

2.2 Urgensi Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

Menurut (Afiati et al., 2020) Urgensi dalam rencana pelasanaan layanan


bimbingan dan konseling (RPL), antara lain:

a. Tujuan setiap langkah bimbingan dan konseling akan lebih terarah dan lebih jelas.

b. Setiap guru pembimbing akan menyadari peranan dan tugasnya.

c. Penyediaan sarana akan lebih sempurna

d. Pelayanan bimbingan dan konseling lebih mudah teratur dan memadai.

e. Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan


dengan kegiatan bimbingan dan konseling.

f. Adanya kejelasan kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling diantara keseluruhan


kegiatan sekolah.

g. Dengan adanya program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya akan lebih mudah
untuk dipantau atau dievaluasi.

6
2.3 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Konseling di SD/MI

A Komponen Layanan Bimbingan Kelompok


B Topik Pengembangan Konsep Diri
C Kelas 5/6
D Jumlah Anggota Kelompok 3 – 5 orang siswa
E Judul Pelajaran “Saya senang pada diri saya karena saya bisa ..”

F Tujuan Membantu siswa mengenal kekuatan dan Kelemahan


diri sendiri

G Teknik Diskusi Kelompok Kecil


H Bahan yang diperlukan Selembar kertas, pesil/ ball pen
I Waktu 10 – 20 menit

J Tempat Ruangan Kelas


K Prosedur Kegiatan 1. siswa dibentuk ke dalam kelompok kecil (3 anggota)
2. siswa diminta untuk mengeluarkan satu lebar kertas
3. siswa diberi penjelasan tentang prosedur kegiatan
yang akan dilakukan
4. siswa diberi contoh tentang cara membuat pernyataan
“Saya senang pada diri saya karena saya bisa ”
5. siswa disuruh untuk membuat sebanyak mungkin
pernyataan dalam waktu 5 menit
6. siswa disuruh untuk membacakan pernyataannya
secara bergiliran
7. siswa disuruh saling bertanya-jawab
L Tindak Lanjut Siswa diminta untuk membuat pernyataan
“Saya tidak senang pada diri saya karena saya tidak bisa
……… dan saya ingin ……”

7
2.4 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Kelompok di SMP/MTS

B Bidang Bimbingan Sosial


C Topik Layanan Kiat Mencari Teman
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Tujuan Umum Peserta didik mampu menerapkan cara kiat mencari teman
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu menciptakan hubungan pertemananan
yang baik dalam lingkungannya (C6)
2. Peserta didik mampu membangun sikap yang positif dalam
mencari teman (A4)
3. Peserta didik mampu membentuk perilaku mendapatkan
teman dalam kiat mencari teman (P4)
G Sasaran Layanan Kelas VII
H Materi layanan 1. Pengertian Emosi
2. Contoh Perilaku Mendapatkan Teman
3. Contoh Perilaku tidak Mendapatkan Teman

I Waktu 1 x 40 menit
J Sumber Aisyah BK. 2018. Kiat Mencari Teman dan Disenangi Teman.
https://aisupsbk.wordpress.com/2018/06/06/kiat-
mencari-dan-disenangi-teman/ (Diakses pada tanggal 28
September 2021 Pukul 11.03 WIB)

Romlah, T. 2013. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok.


Malang: Universitas Negeri Malang
K Model/Metode/Teknik Permainan Simulasi
L Media/Alat Media Permainan (Lembar Kata), Lembar Evaluasi, Timer (Hp),
Bolpoin
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal/ Pembukaan

a. Pembinaan 1) Konselor menyapa peserta didik dengan salam dan kalimat


hubungan baik yang membuat siswa bersemangat
2) Konselor melakukan ice breaking agar peserta didik lebih
bersemangat
b. Pernyataan Topik 1) Konselor menyampaikan tujuan diadakannya layanan
dan Tujuan bimbingan kelompok

8
2) Konselor menyampaikan topik dari layanan yang akan
dilaksanakan

c. Penjelasan 1) Membagi atau membentuk kelompok untuk melakukan


tentang langkah permainan simulasi (Tebak Kata)
kegiatan 2) Penjelasan aturan-aturan dan tata cara dalam melakukan
permainan
d. Mengarahkan Konselor dan konseli membuat kesepakatan mengenai aturan/tata
kegiatan cara berpartisipasi dalam kegiatan
(konsolidasi)
e. Tahap Peralihan/ 1) Konselor menanyakan kesiapan kepada peserta didik
transisi 2) Konselor mengajak peserta didik memulai ke tahap inti
2. Tahan Inti
a. Rincian kegiatan 1) Konselor menjelaskan secara singkat materi tentang kiat
layanan, sesuai mencari teman
dengan prosedur 2) Konselor membagi anggota menjadi 2 kelompok
model/ metode/ 3) Konselor memastikan setiap kelompok memahami aturan
teknik yang permainannya
digunakan 4) Konselor menentukan waktu dalam permainan
5) Konseli mulai melakukan permainan sesuai dengan arahan
konsleor (setiap kelompok ada peraga dan penebak kata)
6) Konselor menutup permainan dengan berakhirnya waktu
yang di tentukan
7) Konselor memberikan lembar refleksi setelah melakukan
permainan
3. Tahap Penutup
a. Penyimpulan 1) Konselor meminta peserta didik untuk menyampaikan
refleksi mengenai kegiatan bimbingan kelompok
2) Konselor menyimpulkan dan memberi penguatan atas
pengalaman belajar yang telah diperoleh peserta didik dari
proses layanan yang sudah dilakukan

b. Merencanakan Konselor memberikan lembar evaluasi belajar kepada konseli


tindak lanjut.
sebagai bahan ajar dan penilaian hasil pemahaman materi peserta
didik
c. Mengevaluasi Konselor mengevaluasi proses dan hasil layanan
N Evaluasi

9
1. Evaluasi Proses Konselor melakukan evaluasi proses dengan cara mengamati atau
mengobservasi menggunakan instrumen pedoman observasi
dengan tipe daftar checklist. Adapun aspek yang dievaluasi yaitu
sebagai berikut:

1) Konselor melakukan pengamatan keaktifan dan sikap


peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
2) Konselor melakukan evaluasi terhadap kesesuaian rencana
pelaksanaan dengan pelaksanaan
3) Konselor mengamati hambatan – hambatan selama
pelaksanaan

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok


dilakukan dengan menggunakan lembar soal pilihan ganda dan
refleksi. Adapun aspek yang dievaluasi yaitu sebagai berikut:

1) Evaluasi pemahaman tentang menciptakan hubungan


pertemananan yang baik
2) Evaluasi pemahaman tentang membangun sikap yang
positif dalam mencari teman
3) Evaluasi pemahaman dalam membentuk perilaku
mendapatkan teman dalam kiat mencari teman

2.5 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling di SMA/SMK

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi Sosial
C Fungsi Layanan Pengembangan Diri
D Standar Kompetensi Peserta Didik Landasan Perilaku Etis
E Kompetensi Dasar Mengembangkan kematangan dalam sistem etika dan
nilai.
F Tujuan Layanan 1. Tujuan Umum:
Peserta didik mampu mengaplikasikan nilai-nilai
persahabatan dan keharmonisan melalui cara
menghargai pendapat orang lain.
2. Tujuan Khusus:
a. Peserta didik mampu menganalisis cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (C4)
b. Peserta didik mampu memilih cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (A1)
G Topik Layanan Etika Menyampaikan Pendapat Terhadap Orang Lain

10
H Sasaran Layanan 6 orang Siswa kelas XI IPA 1 (yang memiliki kebutuhan
yang sama)
I Metode Curah Pendapat, melalui pendekatan model Experiential
Learning
J Waktu 1 x 40 menit
K Media/Alat/ Platform Aplikasi WhatsApp, Google form,Video, Smartphone/
Laptop/PC dan jaringan internet.
L Sumber Bacaan 1. Hasil Need Assesment.
2. Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
3. Mestika, 2017.Etika dan Tata Krama dalam
menyampaikan pendapat pada orang lain.. Tersedia
(Online) :
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2945633/5-
etika-dan-tata-krama-menyampaikan-pendapat-pada-
orang-lain.
M Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal/Pembentukan
Pembukaan Guru BK :
1. Membuka dengan salam.
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik dengan
menanyakan kabar.
3. Mengajak anggota kelompok untuk berdoa.
4. Mengabsen kehadiran anggota kelompok.
5. Menanyakan kesiapan jaringan internet.
6. Menjelaskan tentang kegiatan layanan bimbingan
kelompok.
7. Menjelaskan tujuan kegiatan layanan Bimbingan
kelompok.
8. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok.

11
9. Menjelaskan Topik kegiatan layanan bimbingan
kelompok.
10. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk
menjelaskan identitas anggota kelompoknya
(pengakraban diri).
11. Menjelaskan peran guru BK beserta anggota
kelompok terhadap tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing.
12. Menyepakati asas-asas yang dijunjung dalam kegiatan
kelompok.
13. Memberikan ice breaking tentang tangan kanan ke
depan.
Pernyataan Tujuan Guru BK :
Menjelaskan mengenai tujuan layanan
Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok:
1. Peserta didik mampu menganalisis cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (C4)
2. Peserta didik mampu memilih cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (A1)
Penjelasan langkah-langkah Guru BK :
1. Menyepakati asas asas yang dijunjung dalam
kelompok.
2. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan bimbingan
kelompok yang akan dilakukan dengan menggunakan
metode curah pendapat. Guru BK menitikberatkan
pada keaktifan kelompok dalam memberikan dan
menyimpulkan.
Mengarahkan kegiatan Anggota kelompok menyimak tayangan video yang
disiapkan oleh guru BK. Peserta didik diberikan
pertanyaan terkait dengan materi layanan diantaranya :
1. Apakah diantara kalian ada yang mengetahui tentang
cara menghargai pendapat orang lain ?
2. Apakah dalam video tayangan tersebut sudah
memperlihatkan seseorang dalam menghargai
pendapat orang lain?
3. Sebutkan cara-cara seseorang menghargai pendapat
orang lain sesuai dengan video tayangan tersebut?
2. Tahap peralihan
(Storming) Guru BK :
1. Memberi kesempatan bertanya kepada setiap anggota
kelompok tentang kegiatan bimbingan yang akan
dilakukan.
2. Menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas
dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan.

12
(Norming) Guru BK :
1. Mempersiapkan setiap anggota kelompok untuk
melakukan komitmen anggota kelompok tentang kegiatan
yang akan dilakukan
a. Anggota kelompok menyampaikan topik yang ingin
dibahas dan memberikan pendapat tentang topik
tersebut
b. Anggota kelompok menyepakati topikc yang akan di
bahas

13
c. Dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok ini,
topik yang akan dibahas mengenai “Etika
menyampaikan pendapat terhadap orang lain”
d. Setiap anggota kelompok mempersiapkan diri
memasuki tahap inti atau kegiatan.

3. Tahap Inti/Kerja
(Eksperientasi) Guru BK :
1. Mengarahkan anggota kelompok untuk jalannya
diskusi dengan menayangkan video tayangan sebagai
bahan materi yang sudah disiapkan oleh guru BK.
2. Membuat catatan catatan observasi mengenai layanan
bimbingan kelompok (respon peserta didik).
(refleksi) a. Refleksi Identifikasi.
Guru BK bertanya mengenai pemahaman anggota
kelompok terkait materi etika menyampaikan pendapat
terhadap orang lain.
1) Apakah kalian sudah memiliki pengalaman
tentang cara menghargai pendapat orang lain?
2) Identifikasikan cara-cara dalam menghargai
pendapat terhadap orang lain!
3) Langkah langkah apa saja yang harus di lakukan
dalam memilih cara untuk menghargai pendapat
orang lain?
b. Refleksi Analisis.
Guru BK bertanya mengenai pemahaman anggota
kelompok terkait materi etika menyampaikan pendapat
terhadap orang lain.
1) Apa yang mendasari kalian dalam memilih cara
menghargai pendapat terhadap orang lain
tersebut?
c. Refleksi Generalisasi.
Guru BK bertanya kepada peserta terkait langkah terdekat
apa yang akan dilakukan
1) Apa yang sekarang akan anggota kelompok
lakukan untuk rencana dalam memilih cara
menghargai pendapat terhadap orang lain?
4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)

14
Menutup Kegiatan dan Tindak Guru BK :
Lanjut 1. Menyampaikan kepada setiap anggota kelompok
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera
berakhir.
2. Memberikan penguatan kepada setiap kelompok
terkait materi layanan .
3. Memberikan kesempatan kepada setiap anggota
kelompok untuk menyampaikan kesimpulan atau
menuliskan di chat room Whatsapp
4. Setiap anggota kelompok merefleksikan kegiatan
bimbingan kelompok dengan mengungkapkan
kemanfaatan kegiatan, pemahaman baru, serta
perasaan yang dialami mengikuti layanan bimbingan
kelompok
5. Memberikan rencana tidak lanjut untuk pertemuan
berikutnya
6. Mengakhiri kegiatan dengan membaca do’a dan
mengucap syukur.

15
N. Evaluasi
Evaluasi Proses Evaluasi proses dilakukan dengan cara mengamati
aktifitas setiap anggota kelompok dengan Guru BK
selama proses kegiatan layanan menilai :
1. Keterlibatan setiap anggota kelompok
2. Kreatifitas jawaban yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok
3. Pelaksanakan layanan sesuai alokasi waktu.
4. Pelaksanakan layanan sesuai tahapan.

Evaluasi Hasil Guru BK menyusun lembar kerja yang mengevaluasi


aspek :
1. Setiap anggota kelompok mengisi pertanyaan
evaluasi melalui google form, yang disediakan
dengan link yang sudah guru BK bagikan di
whatsapp group untuk mengungkapkan
pengalaman anggota kelompok dalam kegiatan
layanan yang guru BK berikan.
2. Setiap anggota kelompok mengisi LKPD yang
sudah Guru BK sediakan di Google form melalui
link berikut ini
https://forms.gle/UfAj9NGDq4LW1Aeg9
3. Setiap anggota kelompok mengisi instrument
evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok
yang sudah tersedia di google form melalui link
berikut ini
https://forms.gle/UfAj9NGDq4LW1Aeg9
2.6 Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SD/MI

A. Ruang Lingkup dan Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD


Menurut (Setianingsih, 2016) Ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di SD terbagi dalam empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan
lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno (1997: 61),
empat fungsi tersebut adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan
pengembangan/ pemeliharaan. Empat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karier. Tujuh layanan meliputi layanan orientasi, informasi,
penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung meliputi
aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus.Dengan menempatkan tenaga konselor di SD diharapkan beban guru
dalam membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling
di SD diharapkan membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi
kesulitan, membantu siswa yang mengalami permasalahan, baik permasalahan
perkembangan maupun permasalahan pembelajaran siswa.

Menurut (Hakim & Khairun, 2017) Tohirin (2007: 64-66) menyampaikan hal
yang sama bahwa lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari “segi fungsi,
sasaran, layanan, dan masalah.” Namun terdapat perbedaan dari masing-masing segi
yang disampaikan.

(1) Segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling mencakup
fungsi pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian,
pengembangan, dan perbaikan;

(2) segi sasaran, pelayanan bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua
siswa dengan tujuan agar siswa mampu mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal;

(3) segi layanan, yang meliputi layanan dalam bimbingan dan konseling yang
meliputi layanan-layanan pengumpulan data, pemberian informasi, penemapatan,
konseling alih tangan kasus, dan penilaian dan tindak lanjut; serta dari

(4) segi masalah, yang meliputi bimbingan pendidikan, bimbingan karir, dan
bimbingan pribadi-sosial.

17
B. Layanan Langsung
Menurut (Lianawati, 2020) Pelakasanaan bimbingan secara langsung yang
pernah dilakukan guru kelas biasanya adalah pemberian informasi tentang aturan dan
pola hidup sehari hari. Di kelas atas guru kelas terbiasa melakukan kegiatan diskusi
bersama siswa mengenai topik kehidupan sehari hari. Dalam pengentasan masalah,
biasanya guru memanggil langsung siswa yang bersangkutan dengan orang tua/wali.
Menurut guru, metode itu dipilih karena perubahan anak tidak akan lepas dari
kesehariannya di rumah, sehingga dibutuhkan peran dan kerjasama orang tua.
Pemanggilan orang tua dilakukan jika siswa sudah melakukan perilaku yang sama
berulang kali, biasanya siswa diberikan tiga kali kesempatan. Guru-guru mengakui
bahwa mereka tidak memahami cara melakukan konseling yang baik dan benar.
Terlebih melakukan konseling terhadap satu kelompok siswa dengan metode yang
sesuai dengan teori konseling. D. Layanan melalui media Di SD Pandan Krajan II
dilakukan kegiatan literasi setiap 15 menit di jam pertama pelajaran. Siswa ditugaskan
untuk menceritakan buku yang dia baca di rumah, kemudian ditanggapi oleh guru dan
siswa lain. Namun kegiatan tersebut hanya untuk kelas 4-6. Media lain yang digunakan
di kelas adalah poster. Siswa dapat membaca poster yang ditempel di kelas berupa etika,
sopan santun, dan kalimatkalimat motivasi. E. Evaluasi pelaksanaan bimbingan
Evaluasi yang dilakukan guru biasanya menggunakan poin pelanggaran, jika siswa
banyak melakukan pelanggaran maka akan ada pengurangan skor. Selain itu guru
membuat deskripsi karakter setiap anak pada buku laporan. Namun guru guru tidak tahu
apakah termasuk pada evaluasi bimbingan atau bukan.

1. Konseling kelompok di SD

a. Pengertian

menurut (Sucipto, 2016) Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin
Edi Wibowo, 2005) mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling
kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku
yang disadari. Menurut prayitno (2012) Proses dalam konseling kelompok mengandung
ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi
pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami,
saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling mendukung”.
18
b.Tujuan

Menurut (Fega Wildaranti & Meithy Intan Rukia Luawo, 2019) K`onseling
kelompok berfokus dalam membantu konseli dengan tujuan membuat perubahan
fundamental dengan cara mereka berpikir, merasakan serta berperilaku. Konseling
kelompok untuk anak-anak sering kali dilakukan kepada anak-anak yang biasa
memperlihatkan atau menunjukkan perilaku seperti berkelahi, tidak mampu
memiliki hubungan akrab dengan teman sebaya, korban kekerasan, keterampilan
sosial yang rendah, dan kekurangan perhatian dari orangtua di rumah.

c. Langkah-Langkah
1. Pra Konseling
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami siswa, baik masalah akademik,
sosial, emosional, atau masalah perkembangan pribadi lainnya.
2. Pengumpulan data: Mengumpulkan informasi tentang siswa, termasuk sejarah
pribadi mereka, kinerja mereka, dan masalah yang mereka temui.
3.Segmentasi Kebutuhan: Menganalisis kebutuhan siswa berdasarkan data yang
dikumpulkan, untuk menentukan tujuan bimbingan dan konseling.
4. Menyiapkan program konseling: Membuat program konseling yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, berdasarkan program konseling yang disediakan oleh
organisasi terkait.
2. Pelaksanaan Konseling
1. Pemilihan metode: Pilih metode konseling yang sesuai, misalnya konseling
individual, konseling kelompok, atau konseling keluarga.
2. Menjadwalkan sesi konseling: Tetapkan sesi konseling dengan siswa, baik secara
teratur atau sesuai kebutuhan.
3. Pembentukan Hubungan: Membangun hubungan empati, kepercayaan, dan rasa
hormat di antara siswa, sehingga mereka merasa nyaman berbagi masalah dan ide.
4. Intervensi: Memberikan dukungan, bimbingan dan pengertian kepada siswa
untuk membantu mereka mengatasi permasalahan yang dihadapinya, dengan
menggunakan metode konseling yang tepat.
3. Pasca Konseling Kelompok
1. Tindak lanjut: tindak lanjuti dengan siswa setelah konseling, untuk memastikan
mereka terus memecahkan masalah—dan menerapkan saran yang diberikan
kepada mereka.

19
2. Mengevaluasi kemajuan siswa dalam memecahkan masalah dan mencapai
tujuan konseling, serta melakukan evaluasi untuk mengevaluasi kemajuan program
konseling. Saran setelah sekolah dasar:
3. Evaluasi akhir : Melakukan evaluasi akhir terhadap program pendampingan,
untuk mengevaluasi keberhasilan program dan perbaikannya di masa yang akan
datang.
4. Kolaborasi dengan pihak terkait: Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan lainnya, seperti guru kelas dan orang tua siswa, untuk
memberikan dukungan dan memastikan penerapan solusi yang diusulkan.
5. Pemantauan jangka panjang: Melakukan pemantauan jangka panjang terhadap
kemajuan siswa, untuk memastikan bahwa masalah yang terus-menerus
diselesaikan dan untuk mencegah masalah serupa terulang kembali di masa depan.

2. Bimbingan Kelompok di SD
a. pengertian
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam
suasana kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah
merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok peserta didik untuk membantu
mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan
bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang
bersifat personal, vokasional, dan sosial. Menurut Winkel dan Sri Hastuti, bimbingan
kelompok merupakan salah satu pengalaman melalui pembentukan kelompok yang
khas untuk keperluan pelayanan bimbingan kelompok. Thantawy menjelaskan
pengertian bimbingan kelompok merupakan salah satu upaya yang diberikan
kapada beberapa individu dalam stuasi kelompok, dengan sasaran kelompok tetap
adalah individu yang memiliki masalah yang sama
b. Tujuan
tujuan bimbingan kelompok harus selalu dipahami dari sudut tujuan individual
siswa. Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk membantu individu-individu siswa
agar lebih kompeten, bukan untuk menghasilkan suatu kelompok yang lebih baik.
Dinkmeyer dan Muro (1979) menjelaskan tujuan-tujuan bimbingan kelompok seperti
berikut:

1) membantu setiap anggota kelompok mengetahui dan memahami dirinya; untuk


membantu proses menemukan identitas;

20
2) dengan memahami diri sendiri, maka siswa diharapkan akan semakin mampu
mengembangkan penerimaan-diri dan merasa berharga sebagai pribadi;

3) membantu mengembangkan keterampilan sosial dan kecakapan antar pribadi,


sehingga siswa mampu menlaksanakan tugs perkembangan dalam kehidupan sosial-
pribadi;

4) menumbuh-kembangkan kecakapan mengarahkan-diri, memecahkan masalah, dan


mentransfer kecakapan ini untuk digunakan dalam kehidupan sosial sehari-hari;

5) membantu mengembangkan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, sehingga


menyadari dan ber tanggung jawab terhadap tingkah lakuknya kepada orang lain.
Belajar bagaimana mengidentifikasi perasaan orang-orang yang berarti dalam hidupnya
(significant others), sehingga mampu menunjukan kecakapan yang lebih baik untuk
bersikap empatik;

6) membantu siswa belajar bagaimana menjadi pendengar yang empatik; yang mampu
mendengar bukan saja apa yang diucapkan, tetapi juga dapat mendengar
perasaanperasaan yang mengikuti ucapan orang lain;

7) membantu siswa untuk dapat memberi makna terhadap sesuatu sesuai dengan
keyakinan dan pemikiran yang dimilikinya;

8) membantu setiap anggota kelompok untuk dapat merumuskan tujuan-tujuan tertentu


yang akan diwujudkannya secara konkrit.

c. teknik-teknik diskusi kelompok


Menurut (Pasha Akhmad, 2022) Teknik diskusi kelompok atau supervisi secara
umum digunakan dalam rangka merumuskan atau menyusun materi dan jenis program
yang akan disupervisi, mendiskusikan hasil supervisi, mendiskusikan rencana atau
tindak lanjut dalam memecahkan permasalahan, dan dilaksanakan untuk menghitung
ketercapaian suatu program. Teknik diskusi kelompok dilakukan melalui pendekatan.

21
2.7 Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMP/MTS

A. Ruang Lingkup dan Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP

Menurut (ika haryati, 2019) Ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, sosial , belajar , karier
, pelayanan kehidupan berkeluarga, dan pelayanan kehidupan keberagamaan.

a. Bidang pelayanan kehidupan pribadi, membantu individu menilai kecakapan, minat,


bakat dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara
realistik.

b. Pelayanan kehidupan sosial, membantu individu menilai dan mencari alternatif


hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan
sosial yang lebih luas.

c. Pelayanan kegiatan belajar, membantu individu dalam kegiatan belajarnya dalam


rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai
sesuatu kecakapan dan keterampilan tertentu.

d. Pelayanan perencanaan dan pengembangan karir, membantu individu dalam mencari


dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan dengan karir tertentu,
baik karir dimasa depan maupun karir yang sedang dijalaninya.

e. Pelayanan kehidupan berkeluarga, membantu individu dalam mencari dan menetapkan


serta mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan atau kehidupan
keluarga yang dijalaniya.

f. Pelayanan kehidupan keberagamaan, membantu individu dalam memantapkan diri


berkenaan dengan perilaku keberagamaan menurut agama yang dianutnya.

Menurut (Sultani, 2018) Pelaksanaan bimbingan konseling, dilaksanakan tetap


setiap hari (program harian), setiap minggu (prog. mingguan), setiap bulan (prog.
bulanan). Koordinator BK memberikan laporan secara berkala stiap sebulan secara
khusus tentang bagaimana perkembangan anak, masalah anak, dan penanganan yang
dilakukan oleh guru BK, serta penanganan apa yang menjadi tanggung jawab sekolah
dalam membatasi gerak dari permasalahan yang ada sehingga permasalahan itu bisa
diperkecil sedikit demi sedikit setiap harinya.

B. Layanan Langsung
22
Menurut (Dalimunthe, 2019) Layanan langsung dilberikan dan dilakukan secara
langsung atau tatap muka dengan guru pembimbing dan guru kelas di sekolah yang
bertujuan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialami oleh pelajar.

C. Konseling Kelompok di SMP


1. Pengertian
Menurut (Andrianti et al., 2023) Konseling kelompok merupakan salah satu
bentuk konseling dengan manfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan
balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya
menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok (group dinamic). Konseling
kelompok merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
memberikan siswa kemudahan dalam perkembangan serta pertumbuhannya. Selain
bersifat pencegahan konseling kelompok juga bersifat penyembuhan. Konseling
kelompok bersifat penyembuhan maksudnya siswa yang bersangkutan memiliki
kemampuan untuk berfungsi secara wajar di dalam masyarakat.

2. Tujuan

Menurut (Andrianti et al., 2023) Layanan konseling kelompok adalah


berkembangnya kemampuan dalam bersosialisasi peserta didik, yaitu kemampuan
dalam berkomunikasi. Melalui layanan konseling kelompok hal-hal yang mengganggu
ataupun menghambat peserta didik dalam bersosialisasi akan diungkap dengan
menggunakan pendekatan sehingga peserta didik akan mampu berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan baik secara optimal. Melalui layanan konseling kelompok juga
dapat dilakukan pengentasan masalah peserta didik dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.

3. Langkah-langkah
1. Pra konseling
Menurut (Firmansyah, 2021) Pada tahap ini masih menyiapkan segala
persiapan sebelum dimulainya konseling kelompok. Kegiatan disini adalah
menyiapkan kelompok mulai dari anggota kelompok, waktu dan tempat
pelaksanaannya.

2. Pelaksanaan konseling

23
Menurut (Sri et al., 2021) Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan
melalui tahap-tahap;

a.Tahap Pembentukan
Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan adalah siswa dan konselor saling
berkenalan satu sama lain untuk pengakraban dan pembentukan hubungan. Tujuan
umum dari proses ini adalah agar semua anggota lebih mengenal antar anggota
dan konselor. Materi yang disajikan hanya untuk perkenalan, permainan
sebagai pengakraban, penyampaian azas-azas konseling kelompok, dan kontrak
waktu pelaksanaan konseling yang akan dilaksanakan. Ice breakingyang
digunakan yaitu “Gues, Who I Am” dengan tujuan untuk pengakraban satu sama
lain.
b.Tahap Kegiatan
Pada pertemuan kedua, siswa diajak berdiskusi pada keinginan dan perilakunya
sekarang, tahap ini dalam konseling kelompok realita dinamakan tahap eksplorasi
wants.Dalam pertemuan ini siswa diberi contoh-contoh kasus penyesuaian diri
rendah. Contoh kasus diberikan kepada siswa dalam bentuk cerita dan video,
selanjutnya siswa dan konselor mendiskusikan kasus tersebut. Hasil yang ingin dicapai
hasil yang ingin dicapai siswa dapat mengetahui, memahami, dan mendiskusikan
contohpenyesuaian diri rendah dan bisa mengubah perilaku yang awalnya
mempunyai penyesuaian diri rendah menjadi lebih baik.
Pada pertemuan ketiga, proses konseling kelompok masuk pada tahap
Mengeksplorasi total behavior konseli (tahapdoing and direction).Konselor
memutarkan video “Cars'R'Us Kit” untuk mengeksplorasi total behavior konseli.
Konseli diajak oleh konselor untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan video
tersebut yang berisi tentang motivasi jika melakukan sesuatu harus dilakukan
dengan senang karena sesulit apapun masalah jika dilakukan dengan senang maka
akan mudah terlewati. Setelah konseli faham, kegiatan dilanjutkan dengan konselor
menjelaskan kepada konseli tentang konformitas dan manajemen stress, mengelola
emosi, hal ini dilakukan dengan maksud agar para anggota kelompok memahami
kemampuannya, perilakunya sekarang, perannya dalam pergaulan dan dapat
mengelola emosi.

Pertemuan keempat masuk pada tahap konseli menilai diri sendiri atau evaluasi
(tahap evaluation). Dalam pertemuan ini konselor mengajak konseli untuk menilai
24
dirinya sendiri dan perilakunya. Selain itu, dalam pertemuan ini juga konseli
menunjukkan beberapa video motivasi untuk mengenal diri konseli, diantaranya:
Konformitas dan Katak kecil. Pertemuan ini bertujuan agar konseli dapatmenilai baik
atau tidaknya perilaku yang selama ini dilakukan.

Pertemuan kelima masuk dalam tahap merencanakan tindakan yang bertanggung


tawab (tahap planning) dan membuat komitmen. Dalam tahap ini konselor
memberikan motivasi pada konseli dengan menunjukkan video belajar dari sebuah
pensil dan video motivasi jangan menyerah. Selain itu, dalam pertemuan kelima
ini konseli diajak untuk merencanakan tindakan yang bertanggung jawab dan
membuat komitmen untuk mengubah perilakunya yang penyesuaian dirinya rendah.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan kelima ini adalah agar konseli mampu
membuat perencanaan sikap yang bertanggung jawab dan mampu mengarahkan
perilakunya lebih baik

c.Tahap Pengakhiran

Pertemuan keenam adalah pertemuan terakhir dari rangkaian proses konseling


kelompok. Dalam pertemuan ini konselor dan konseli mengevaluasi seluruh proses
yang telah dilalui dalam beberapa kali pelaksanaan konseling kelompok. Untuk
lebih jelasnya tentang pelaksanaan pemberian layanan konseling kelompok realita
daat dilihat pada lampiran rancangan kegiatan konseling kelompok.

3. Pasca Konseling

Menurut (Firmansyah, 2021) Ini adalah tahap setelah berakhirnya rangkaian


kegiatan konseling kelompok. Apapun bentuk keputusan yang disepakati dalam akhir
kegiatan konseling kelompok hendaknya menjadi rujukan bagi seluruh anggota
kelompok dalam menyelesaikan masalah, karena fokus dari konseling kelompok adalah
mewujudkan tujuan bersama. (Lubis, 2011: 216)

D. Bimbingan kelompok di SMP

1. Pengertian

Menurut (Jannah, 2015) Pengertian bimbingan kelompok secara sederhana


menunjuk kepada bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang
mengalami masalah yang sama. Bimbingan kelompok merupakan bentuk layanan

25
bimbingan yang diberikan kepada kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 5
sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik merespons
kebutuhan dan minatnya. (Sutirna, 2013: 68)

2. Tujuan
Menurut (Sayondari et al., 2014) Tujuan dari bimbingan kelompok di SMP ialah;
1. bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi perserta layanan (siswa).

2. bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan


sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.

3. Teknik-teknik Diskusi Kelompok


Menurut (Westri, 2016) bimbingan kelompok diskusi dilakukan dengan
berkelompok dengan tujuan agar para siswa anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Tetapi yang
memegang peranan adalah pembimbing. Bimbingan kelompok dapat terlaksana
dengan berbagai cara, misalnya: dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan
konseling kelompok; dibentuk kelompok diskusi; dan diberikan bimbingan karier.
Menurut (H. Masrik, 2019) Dalam pembelajaran metode Diskusi kelompok
dilakukan dua kali pertemuan setiap tahapan sebagai berikut: Tahapan I meliputi:
Tahapan perencanaan yaitu:
(1) melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran,
(2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan
dalam observasi,
(3) Menentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu menemukan ide bacaan
dalam teks,
(4) Membuat lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan lembar pengamatan, lembar
evaluasi dan daftar nama serta absensi siswa, dan
(5) Menyiapkan sumber belajar seperti buku-buku teks dan kertas karton untuk media
model pembelajaran Diskusi kelompok.
Tahap Pelaksanaan yaitu pelaksanaan prosedur atau langkah-langkah
pembelajaran diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

26
(1) Memilih tema yang cukup menarik untuk disampaikan,
(2) Memperkenalkan bentuk dan jenis komunikasi dengan Bahasa Indonesia setara level
novice pada peserta didik menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok
yang diangkat,
(3) Ketika pembelajaran berjalan, hentikan dibeberapa tempat untuk menekan poin-poin
tertentu, memunculkan beberapa pertanyaan atau berilah contoh-contoh, meminta
peserta didik untuk menjelaskan poin-poin yang telah ditentukan, meminta pada peserta
didik membuat beberapa pertanyaan pada poinpoin tersebut tentang materi pelajaran
Bahasa Indonesia dengan media gambar,
(4) Melanjutkan proses itu selama masih ada waktunya memungkinkan hingga waktu
yang ditentukan habis. Pada awal pelaksanaan tindakan tahapan 1 belum sesuai dengan
rencana masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar terutama dalam penggunaan strategi metode Diskusi kelompok sehingga
interaksi antara guru – siswa, siswa – siswa agak terganggu meskipun telah
melaksanakan dengan optimal.
Tahap Pengamatan (observasi) : Pengamatan ini dilakukan terhadap;
(1) Situasi kegiatan belajar mengajar ,
(2) Minat siswa, dan
(3) Kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Minat Siswa Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan dalam tahapan 1 kegiatan pelaksanaan tindakan
kelas diperoleh data bahwa minat siswa dalam membaca Bahasa Indonesia mengalami
kenaikan, sebelum observasi prosentase minat siswa adalah 75,75%. Angka tersebut
berdasarkan hasil ulangan harian dan hasil observasi penulis terhadap minat peserta didik
dalam poses pembelajaran Bahasa Indonesia. Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas
guru dalam proses pembelajaran pada tahapan I masih tergolong rendah dengan
perolehan skor 25 atau 75,75% sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini terjadi karena
guru lebih banyak membaca sendiri dan kurang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melakukan sendiri untuk membaca secara kooperatif membaca keras
(Diskusi kelompok). Selanjutnya Ketuntasan belajar siswa, refleksi evaluasi tahapan I
Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran pun, asih tergolong kurang dari

27
2.8 Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMA/SMK
A. Ruang Lingkup dan Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA/SMK
Bimbingan dan konseling di SMA didasarkan pada tujuan, nilai, peran dan prinsip
bimbingan dan konseling. Programnya mencakup seluruh bidang pekerjaan mulai dari
pekerjaan langsung, media, pekerjaan administratif, serta pekerjaan lain dan
pengembangan profesi guru bimbingan dan konseling.

1. Pekerjaan langsung meliputi:

Konsultan, konsultasi tim, konsultasi kelompok, konsultasi budaya, konsultasi kelas


besar atau antarkelas, konsultasi, kolaborasi, transfer kasus, konferensi kasus, layanan
advokasi kasus dan layanan profesional.

2. Layanan bimbingan dan konseling melalui media antara lain:

Kotak soal, leaflet, dan media bimbingan dan konseling, tugas.

3. Administratif meliputi :

Pelaksanaan dan pemantauan penilaian kebutuhan, penyusunan dan pelaporan program


kerja, bimbingan dan konseling, administrasi pelaksanaan dan pengelolaan bimbingan
dan konseling, serta kunjungan rumah.

4. Pengembangan profesi meliputi:

Seminar, seminar, seminar dan seminar lagi.

Komponen dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling itu terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Menurut Sukardi (2010)
menyatakan bahwa perencanaan dalam layanan bimbingan dan konseling meliputi:

(a) studi kelayakan

(b) penyusunan program

(c) penyediaan fasilitas

(d) penyediaan anggaran

(e) pengorganisasian.

menurut Asmani (2010) pelaksanaan layanan bimbingan konseling itu meliputi:

28
1. layanan orientasi yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan agar siswa mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya
2. layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang digunakan untuk menyalurkan
kemampuan yang dimiliki siswa baik berupa bakat ataupun potensi lainnya yang
dimiliki oleh siswa
3. layanan informasi yaitu layanan yang diterima siswa berupa informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambil keputusan
4. layanan perseorangan yaitu layanan yang diberikan secara individu atau tatap muka
secara langsung
5. layanan kelompok yaitu layanan yang diberikan secara klasikal
6. layanan pembelajaran yaitu layanan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk
bimbingan pembelajaran.

Menurut Sukardi (2010) tujuan dari evaluasi pelaksanan bimbingan dan konseling
sendiri yaitu untuk mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling, mengetahui
tingkat keefektifan dan efisiensi strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling yang sudah
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, mengetahui jenis layanan yang sudah atau
belum dilaksanakan, mengetahui sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan program, mendapat informasi yang kuat untuk digunakan
sebagai pedoman pengembangan penyusunan program, dan membantu mengembangkan
kurikulum sekolah.

B. Layanan Langsung

Menurut (Handoko, 2020) suatu kegiatan yang dilakukan melalui kontak


langsung dengan sasaran layanan/ klien yang berkenaan dengan permasalahan
ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh klien tersebut. Layanan bimbingan
dan konseling yang dimaksud adalah layanan yang diarahkan untuk membantu siswa
agar berkembang menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, produktif,
dan berlaku jujur
1. Konseling kelompok di SMA

a. pengertian

Menurut (Lubis & Hasnida, 2016) Konseling kelompok merupakan suatu bantuan
pada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta
diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya
29
(Nurihsan dalam Kurnanto, 2013). Latipun (dalam Lumongga, 2011) mengatakan
konseling kelompok adalah bentuk konseling yang membantu beberapa individu yang
diarahkannya mencapai fungsi kesadaran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan
menengah. Adhiputra (2014) mendefinisikan konseling kelompok merupakan upaya
bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan
pengembangan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka
pengembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan suatu sistem
layanan bantuan yang amat baik untuk membantu pengembangan kemampuan pribadi,
pencegahan, dan mengenai konflik-konflik antar pribadi atau pemecahan masalah
(Gazda, 1984 dalam Adhiputra, 2014).

b. Tujuan

Menurut (Ristianti & Fathurrochman, 2020) menjadikan peserta didik belajar


mengembangkan diri terkait dengan aspek moral, intelektual dan emosional, belajar
mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan, belajar
mengembangkan penerimaan diri dan perasaan menghargai diri sendiri, belajar lebih
terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar untuk mempercayai diri
sendiri dan orang lain, belajar untuk lebih akrab dengan orang lain, belajar untuk lebih
peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain (Wibowo: 2001, 151).

Menurut (Ristianti & Fathurrochman, 2020) Literatur lain menjelaskan bahwa tujuan
konseling kelompok secara umum adalah;

1. Memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan peserta didik


berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar, dan karier
2. Membantu menghilangkan titik-titik lemah yang dapat mengganggu peserta didik
berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karier
3. Membantu mempercepat dan memperlancar penyelesaian masalah yang dialami peserta
didik berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karier (Wibowo: 2001, 151)

c. langkah-langkah

a. Pra Konseling

Tahap pra konseling dianggap sebagai tahap persiapan pembentukan kelompok.


Adapun hal-hal mendasar yang dibahas pada tahap ini adalah para klien yang telah
diseleksi akan dimasukkan dalam keanggotaan yang sama menurut pertimbangan
30
homogenitas. Setelah itu, konselor akan menawarkan program yang dapat dijalankan
untuk mencapai tujuan. Penting sekali bahwa pada tahap inilah konselor menanamkan
harapan pada anggota kelompok agar bahu membahu mewujudkan tujuan bersama
sehingga akan berjalan efektif. Konselor juga perlu menekankan bahwa pada
konseling kelompok hal yang paling utama adalah keterlibatan klien untuk ikut
berpartisipasi dalam keanggotaannya dan tidak sekedar hadir dalam pertemuan
kelompok. Selain itu, konselor juga perlu memperhatikan kesamaan masalah sehingga
semua masalah anggota dapat difokuskan kepada inti permasalahan yang sebenarnya.

b. pelaksanaan konseling

Menurut (Amelia et al., 2017) Pada pelaksanaan konseling kelompok, jumlah


anggota kelompok akan mempengaruhi keberhasilan proses konseling. “Jumlah
keanggotaan pada konseling kelompok terdiri dari empat sampai 12 orang klien Yalom
(dalam Lubis, 2011, 210). Menurut Robert generally, this is about 45-50 minutes
(2003, p.223).Maksudnya pada umumnya waktu penyelenggaraan konseling
kelompok ini 45-50 menit setiap kali sesi. Bagaimanapun 10 sesi adalah batas untuk
konselor sekolah, 6-8 sesi tampak lebih ideal.Artinya dalam pelaksanaan konseling
kelompok ini 6-8 sesi yang paling ideal.

C. Pasca Konseling

Konselor memantau perkembangan apa saja yang dialami oleh konseli setelah
penyembuhan pasca konseling, konseli menjadi kuat dan bertahan dalam
penyembuhan. Pasca konseling dilakukan agar dapat memberikan pertumbuhan iman
konseling. Konseling Kristen dapat berjalan dengan baik dalam menyelesaikan
permasalahan siswa apabila mengikuti prosedur dengan baik.

2. Bimbingan Kelompok SMA

a. Pengertian

Menurut (Mutia, 2021) Menurut Wardati&jauhar (2011:42). bimbingan dapat


diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat
sewajarnya ,sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah ,keluarga, dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya. selanjutnya Miller (Tohirin ,2007: 17)
mendefinisikan bahwa ;bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk
31
mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibuhkan untuk melakukan
penyesuain diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah),
keluarga , dan masyarakat. proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh beberapa
orang yang ahli kepada beberapa individu, baik dalam hal memahami diri
sendiri,menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan
,memilih menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan
tuntutan lingkungan berdasarkan norma norma yang berlaku. Penjelasan tersebut
,diperkuat oleh peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang pendidikan
menengah ditetapkan bahwa’’ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik dalam rangka menemukan pribadi,mengenal lingkungan ,dan
merencanakan masa depan”

b. Tujuan

Menurut (Lubis & Hasnida, 2016) bimbingan kelompok bertujuan untuk


pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi
peserta layanan. Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. Selain itu, tujuan khusus
bimbingan kelompok ialah:

1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.


2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam
kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
6. Melatih siswa memperoleh keterampilan social.
7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan
orang lain.

c. langkah-langkah umum

1. pra bimbingan

1) Menyusun RPL bimbingan kelompok

32
2) Pembentukan kelompok

2. pelaksanaan konseling

Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan melalui tahap-tahap;

1. Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan
diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para
anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun
seluruh anggota. Memberikan penjelasan bimbingan kelompok sehingga masing-
masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa
bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan
diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses
pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas
kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak
mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.

2. Tahap Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya
jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok
dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan
kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya
para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang
sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,
dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan
itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:

Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

• Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan
pada tahap selanjutnya

• Membahas suasana yang terjadi

• Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

33
• Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

3. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi
dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat
perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan
oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan
terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan
serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan,yaitu:

• Masing-masing anggotasecara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.

• Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu.

• Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.

• Kegiatan selingan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat


terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota
kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam
dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam
pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

4. Tahap Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada
berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh
kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai
seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan
bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri
kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu
kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini,
yaitu:

• Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

• Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan serta hasil-hasil kegiatan.

• Membahas kegiatan lanjutan.

34
• Mengemukakan pesan dan harapan. Kegiatan kelompok memasuki pada tahap
pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan
penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang
mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.

3. pasca bimbingan
1) Mengevaluasi perubahan yang di capai
2) Menetapkan tindak lanjut kegiatan yang di butuhkan
3) Menyusun laporan bimbingan kelompok

4. teknik-teknik diskusi kelompok

Menurut (Maharani et al., 2018) teknik diskusi sebagai teknik dalam bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat dilihat dari
perbandingan hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji t untuk
mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi sebagai
teknik dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial
peserta didik.

Menuru (Janah, 2017) teknik diskusi sebagai teknik dalam bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat dilihat dari perbandingan
hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Sebelum dilakukan
perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji t untuk mengetahui pengaruh
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi teknik diskusi sebagai teknik dalam
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat
dilihat dari perbandingan hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
diskusi. Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji untuk
mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi sebagai teknik
dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta
didiksebagai teknik dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan
sosial peserta didik.
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPL) dalam kegiatan
pendidikan dapat diartikan sebagai rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan layanan
bimbingan konseling (RPL) merupakan suatu panduan dalam melaksanakan rencana
layanan BK. Acuan dalam pembuatan RPL ini biasanya disusun berdasarkan assesment
kebutuhan peserta didik, kemudian dianalisis hingga menghasilkan suatu program.
Program tersebut nantinya akan dilaksanakan, yang sebelumnya harus dibuat kedalam
bentuk format rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (RPL).

Proses pelaksanaan dalam menangani siswa yang memiliki masalah yang


membutuhkan guru BK dalam penanganannya, setiap siswa yang bermasalah baik yang
dilaporkan oleh guru Piket, siswa atau guru bidang studi kepada guru BK, maka guru BK
akan memberitahukannya terlebih dahulu kepada wali kelas siswa tersebut yang
kemudian wali kelas memberikan arahan, nasehat kepada siswa yang bersangkutan dan
tetap dalam pengawasan guru BK. Apabila siswa tersebut juga masih melakukan
pelanggaran, maka wali kelas akan mengeluarkan surat panggilan Orangtua pertama,
kedua atau ketiga sesuai dengan tingkat kenakalan siswa tersebut. Siswa yang
bersangkutan akan diberikan bimbingan dan arahan dengan sepengetahuan orangtua serta
wali kelas dan berdiskusi bagaimana untuk mengarahkan siswa tersebut sehingga mampu
mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sebagai seorang siswa.

3.2 Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang jelek datangnya
dari kami. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Harapan kami semoga
dijadikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

36
DAFTAR PUSTAKA

Afiati, E., Arnawati, Sulis, Sarah, & Wafiq. (2020). Bimbingan Kelompok Dengan Metode
Simulation Game.

Amelia, V. R., Masril, & Irman. (2017). Pengaruh Permainan Dalam Konseling Kelompok
Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Di Sma Islam Raudhatul Jannah
Payakumbuh. Jurnal Proceding IAIN Batu Sangkar, 1(2), 459–466.

Andrianti, S., Darmayanti, N., & Al-Farabi, M. (2023). Konseling Kelompok Dengan Teknik
Berfokus Pada Solusi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mts Al-Uswah
Kuala. Journal of Student Research (JSR), 1(1).

Christiana, R., Effendi, G. N., Kristiani, Y., & Andayani, E. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-
Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online :
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR PENERAPAN OPEN CLASS DALAM
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KONSELING GU. 7, 121–129.

Dalimunthe, cahya elyza. (2019). pendekatan teknik konseling self dalam mengatasi
kecanduan game online melalui layanan konseling individual di smp al hidayah medan.
1(1).

Fega Wildaranti, & Meithy Intan Rukia Luawo. (2019). Pengaruh Penerapan Psikodrama
dalam Layanan Konseling Kelompok Terhadap Perilaku Agresif Anak Asuh Panti Asuhan
Pada Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi 4 - 6 SD (Studi Quasi Eksperimen di Yayasan
Panti Asuhan Rahmansyah). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 160–172.
https://doi.org/10.21009/insight.082.06

Firmansyah, Y. (2021). pengaruh layanan konseling kelompok berbasis regulasi diri dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMP NEGERI 1 X KOTO DIATAS. 1–74.
http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/h
andle/123456789/1288

H. Masrik, H. M. (2019). Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Guna Meningkatkan Hasil


Belajar Materi Menemukan Ide Bacaan Teks Di Smp. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan
Keilmuan, 3(2), 208. https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v3i2.41215

Hakim, I. Al, & Khairun, D. Y. (2017). Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling pada

37
Siswa Sekolah Dasar. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 541–550.
https://doi.org/10.55215/pedagogia.v9i2.7178

Handoko, hanwar priyo. (2020). Layanan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa SMA N 1 Kota Metro. Jurnal Dewantara, 9(01), 69–84.
http://ejournal.iqrometro.co.id/index.php/pendidikan/article/view/128

ika haryati. (2019). upaya guru bimbingan dan konseling menumbuhkan motivasi belajar siswa
berprestasi rendah di smpn 3 lembah melintang. 6(1), 116–132.
http://journal.stitjembrana.ac.id/index.php/An-Nahdlah/article/download/33/30

Janah, M. (2017). efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik kelas XII SMA NEGERI 7 BANDAR
LAMPUNG. UIN Raden Intan Lampung, 1–191. http://www.albayan.ae

Jannah, N. (2015). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Pemilihan Kegiatan


Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Rantau. Jurnal Mahasiswa Bk An-Nur, 1(1), 34–43.

Lianawati, A. (2020). Identifikasi Kesiapan Guru Kelas Dalam Melaksanakan Layanan Bk Di


Sd. Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 14(25), 96–102.
https://doi.org/10.36456/bp.vol14.no25.a2163

Lubis, namora lumongga, & Hasnida. (2016). Bimbingan Kelompok. In kencana. kencana.

Maharani, L., Masya, H., & Janah, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik
SMA Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi. KONSELI:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 5(1), 65.
https://doi.org/10.24042/kons.v5i1.2658

Mutia, S. (2021). Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal
Ar-Rainy, 1(1), 5–24.

Naqiah, yayah dzarotun. (2021). peningkatan kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling dalam menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok melalui
MGMP SMPN satu atap cibitung kabupaten bekasi. Jurnal Pedadogiana, 140.

Pasha Akhmad, F. A. (2022). Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Dalam


Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SD di Kecamatan Tambun Selatan.
Parameter, 7(1), 26–40. https://doi.org/10.37751/parameter.v7i1.185

38
Ristianti, dina hajja, & Fathurrochman, I. (2020). penilaian konseling kelompok.

Sayondari, P. N., Nengah, N., Antari, M., Dantes, N., Konseling, J. B., Ganesha, U. P., &
Kelompok, T. D. (2014). e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No
1 , Tahun 2014 e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No 1 , Tahun
2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling (JIBK), 2(1).

Setianingsih, E. S. (2016). PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM


MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD. MALIH PEDDAS
(Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar), 6.

Sri, K., Ningsih, U., & Habsy, B. A. (2021). Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan
Penyesuaian Diri Siswa SMP LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ) atau junior high school merupakan jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar ( a. 4(1), 1–16.

Sucipto, S. (2016). Konseling Kelompok Dengan Media Animasi Untuk Meningkatkan


Penyesuaian Diri Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Konseling Gusjigang, 2(2), 133–139.
https://doi.org/10.24176/jkg.v2i2.699

Sultani, D. I. (2018). Manajemen Bimbingan Konseling Di Smp Negeri Satu Batang Kuis Deli
Serdang. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 257–264.
https://doi.org/10.32696/jp2sh.v2i2.65

Westri, P. (2016). Efektivitas layanan bimbingan kelompok diskusi melalui pendekatan


konseling behavioristik untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa kelas vii smp
negeri 2 tasikmadu tahun pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling,
6(2), 3–4.

Afiati, E., Arnawati, Sulis, Sarah, & Wafiq. (2020). Bimbingan Kelompok Dengan Metode
Simulation Game.

Amelia, V. R., Masril, & Irman. (2017). Pengaruh Permainan Dalam Konseling Kelompok
Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Di Sma Islam Raudhatul Jannah
Payakumbuh. Jurnal Proceding IAIN Batu Sangkar, 1(2), 459–466.

Andrianti, S., Darmayanti, N., & Al-Farabi, M. (2023). Konseling Kelompok Dengan Teknik
Berfokus Pada Solusi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mts Al-Uswah
Kuala. Journal of Student Research (JSR), 1(1).

39
Christiana, R., Effendi, G. N., Kristiani, Y., & Andayani, E. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-
Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online :
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR PENERAPAN OPEN CLASS DALAM
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KONSELING GU. 7, 121–129.

Dalimunthe, cahya elyza. (2019). pendekatan teknik konseling self dalam mengatasi
kecanduan game online melalui layanan konseling individual di smp al hidayah medan.
1(1).

Fega Wildaranti, & Meithy Intan Rukia Luawo. (2019). Pengaruh Penerapan Psikodrama
dalam Layanan Konseling Kelompok Terhadap Perilaku Agresif Anak Asuh Panti Asuhan
Pada Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi 4 - 6 SD (Studi Quasi Eksperimen di Yayasan
Panti Asuhan Rahmansyah). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 160–172.
https://doi.org/10.21009/insight.082.06

Firmansyah, Y. (2021). pengaruh layanan konseling kelompok berbasis regulasi diri dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMP NEGERI 1 X KOTO DIATAS. 1–74.
http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/h
andle/123456789/1288

H. Masrik, H. M. (2019). Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Guna Meningkatkan Hasil


Belajar Materi Menemukan Ide Bacaan Teks Di Smp. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan
Keilmuan, 3(2), 208. https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v3i2.41215

Hakim, I. Al, & Khairun, D. Y. (2017). Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling pada
Siswa Sekolah Dasar. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 541–550.
https://doi.org/10.55215/pedagogia.v9i2.7178

Handoko, hanwar priyo. (2020). Layanan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa SMA N 1 Kota Metro. Jurnal Dewantara, 9(01), 69–84.
http://ejournal.iqrometro.co.id/index.php/pendidikan/article/view/128

ika haryati. (2019). upaya guru bimbingan dan konseling menumbuhkan motivasi belajar siswa
berprestasi rendah di smpn 3 lembah melintang. 6(1), 116–132.
http://journal.stitjembrana.ac.id/index.php/An-Nahdlah/article/download/33/30

Janah, M. (2017). efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk

40
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik kelas XII SMA NEGERI 7 BANDAR
LAMPUNG. UIN Raden Intan Lampung, 1–191. http://www.albayan.ae

Jannah, N. (2015). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Pemilihan Kegiatan


Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Rantau. Jurnal Mahasiswa Bk An-Nur, 1(1), 34–43.

Lianawati, A. (2020). Identifikasi Kesiapan Guru Kelas Dalam Melaksanakan Layanan Bk Di


Sd. Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 14(25), 96–102.
https://doi.org/10.36456/bp.vol14.no25.a2163

Lubis, namora lumongga, & Hasnida. (2016). Bimbingan Kelompok. In kencana. kencana.

Maharani, L., Masya, H., & Janah, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik
SMA Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi. KONSELI:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 5(1), 65.
https://doi.org/10.24042/kons.v5i1.2658

Mutia, S. (2021). Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal
Ar-Rainy, 1(1), 5–24.

Naqiah, yayah dzarotun. (2021). peningkatan kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling dalam menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok melalui
MGMP SMPN satu atap cibitung kabupaten bekasi. Jurnal Pedadogiana, 140.

Pasha Akhmad, F. A. (2022). Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Dalam


Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SD di Kecamatan Tambun Selatan.
Parameter, 7(1), 26–40. https://doi.org/10.37751/parameter.v7i1.185

Ristianti, dina hajja, & Fathurrochman, I. (2020). penilaian konseling kelompok.

Sayondari, P. N., Nengah, N., Antari, M., Dantes, N., Konseling, J. B., Ganesha, U. P., &
Kelompok, T. D. (2014). e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No
1 , Tahun 2014 e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No 1 , Tahun
2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling (JIBK), 2(1).

Setianingsih, E. S. (2016). PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM


MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD. MALIH PEDDAS
(Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar), 6.

Sri, K., Ningsih, U., & Habsy, B. A. (2021). Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan

41
Penyesuaian Diri Siswa SMP LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ) atau junior high school merupakan jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar ( a. 4(1), 1–16.

Sucipto, S. (2016). Konseling Kelompok Dengan Media Animasi Untuk Meningkatkan


Penyesuaian Diri Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Konseling Gusjigang, 2(2), 133–139.
https://doi.org/10.24176/jkg.v2i2.699

Sultani, D. I. (2018). Manajemen Bimbingan Konseling Di Smp Negeri Satu Batang Kuis Deli
Serdang. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 257–264.
https://doi.org/10.32696/jp2sh.v2i2.65

Westri, P. (2016). Efektivitas layanan bimbingan kelompok diskusi melalui pendekatan


konseling behavioristik untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa kelas vii smp
negeri 2 tasikmadu tahun pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling,
6(2), 3–4.

42

Anda mungkin juga menyukai