RPL BK Kelompok
RPL BK Kelompok
Dosen Pengampu:
M.Mahdi (2203402021039)
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Rencana
pelaksanaan layanan dan laporan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kelompok”
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah BK Kelompok yang merupakan
salah satu mata kuliah program studi Bimbingan dan Konseling.
Terimakasih kepada ibu Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons selaku dosen
pengampu mata kuliah BK Kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kepada kami.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami kerjakan ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................36
3.2 Saran..........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
e. Menetapkan metode, tehnik, media dan alat yang akan digunakan sesuai dengan
ciri khusus jenis layanan, atau kegiatan yang direncanakan,
f. Menetapkan rencana penelitian,
g. Menetapkan waktu dan tempat.
a. Tujuan setiap langkah bimbingan dan konseling akan lebih terarah dan lebih jelas.
g. Dengan adanya program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya akan lebih mudah
untuk dipantau atau dievaluasi.
6
2.3 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Konseling di SD/MI
7
2.4 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Kelompok di SMP/MTS
I Waktu 1 x 40 menit
J Sumber Aisyah BK. 2018. Kiat Mencari Teman dan Disenangi Teman.
https://aisupsbk.wordpress.com/2018/06/06/kiat-
mencari-dan-disenangi-teman/ (Diakses pada tanggal 28
September 2021 Pukul 11.03 WIB)
8
2) Konselor menyampaikan topik dari layanan yang akan
dilaksanakan
9
1. Evaluasi Proses Konselor melakukan evaluasi proses dengan cara mengamati atau
mengobservasi menggunakan instrumen pedoman observasi
dengan tipe daftar checklist. Adapun aspek yang dievaluasi yaitu
sebagai berikut:
10
H Sasaran Layanan 6 orang Siswa kelas XI IPA 1 (yang memiliki kebutuhan
yang sama)
I Metode Curah Pendapat, melalui pendekatan model Experiential
Learning
J Waktu 1 x 40 menit
K Media/Alat/ Platform Aplikasi WhatsApp, Google form,Video, Smartphone/
Laptop/PC dan jaringan internet.
L Sumber Bacaan 1. Hasil Need Assesment.
2. Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
3. Mestika, 2017.Etika dan Tata Krama dalam
menyampaikan pendapat pada orang lain.. Tersedia
(Online) :
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2945633/5-
etika-dan-tata-krama-menyampaikan-pendapat-pada-
orang-lain.
M Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal/Pembentukan
Pembukaan Guru BK :
1. Membuka dengan salam.
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik dengan
menanyakan kabar.
3. Mengajak anggota kelompok untuk berdoa.
4. Mengabsen kehadiran anggota kelompok.
5. Menanyakan kesiapan jaringan internet.
6. Menjelaskan tentang kegiatan layanan bimbingan
kelompok.
7. Menjelaskan tujuan kegiatan layanan Bimbingan
kelompok.
8. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok.
11
9. Menjelaskan Topik kegiatan layanan bimbingan
kelompok.
10. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk
menjelaskan identitas anggota kelompoknya
(pengakraban diri).
11. Menjelaskan peran guru BK beserta anggota
kelompok terhadap tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing.
12. Menyepakati asas-asas yang dijunjung dalam kegiatan
kelompok.
13. Memberikan ice breaking tentang tangan kanan ke
depan.
Pernyataan Tujuan Guru BK :
Menjelaskan mengenai tujuan layanan
Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok:
1. Peserta didik mampu menganalisis cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (C4)
2. Peserta didik mampu memilih cara untuk
menghargai pendapat orang lain. (A1)
Penjelasan langkah-langkah Guru BK :
1. Menyepakati asas asas yang dijunjung dalam
kelompok.
2. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan bimbingan
kelompok yang akan dilakukan dengan menggunakan
metode curah pendapat. Guru BK menitikberatkan
pada keaktifan kelompok dalam memberikan dan
menyimpulkan.
Mengarahkan kegiatan Anggota kelompok menyimak tayangan video yang
disiapkan oleh guru BK. Peserta didik diberikan
pertanyaan terkait dengan materi layanan diantaranya :
1. Apakah diantara kalian ada yang mengetahui tentang
cara menghargai pendapat orang lain ?
2. Apakah dalam video tayangan tersebut sudah
memperlihatkan seseorang dalam menghargai
pendapat orang lain?
3. Sebutkan cara-cara seseorang menghargai pendapat
orang lain sesuai dengan video tayangan tersebut?
2. Tahap peralihan
(Storming) Guru BK :
1. Memberi kesempatan bertanya kepada setiap anggota
kelompok tentang kegiatan bimbingan yang akan
dilakukan.
2. Menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas
dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan.
12
(Norming) Guru BK :
1. Mempersiapkan setiap anggota kelompok untuk
melakukan komitmen anggota kelompok tentang kegiatan
yang akan dilakukan
a. Anggota kelompok menyampaikan topik yang ingin
dibahas dan memberikan pendapat tentang topik
tersebut
b. Anggota kelompok menyepakati topikc yang akan di
bahas
13
c. Dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok ini,
topik yang akan dibahas mengenai “Etika
menyampaikan pendapat terhadap orang lain”
d. Setiap anggota kelompok mempersiapkan diri
memasuki tahap inti atau kegiatan.
3. Tahap Inti/Kerja
(Eksperientasi) Guru BK :
1. Mengarahkan anggota kelompok untuk jalannya
diskusi dengan menayangkan video tayangan sebagai
bahan materi yang sudah disiapkan oleh guru BK.
2. Membuat catatan catatan observasi mengenai layanan
bimbingan kelompok (respon peserta didik).
(refleksi) a. Refleksi Identifikasi.
Guru BK bertanya mengenai pemahaman anggota
kelompok terkait materi etika menyampaikan pendapat
terhadap orang lain.
1) Apakah kalian sudah memiliki pengalaman
tentang cara menghargai pendapat orang lain?
2) Identifikasikan cara-cara dalam menghargai
pendapat terhadap orang lain!
3) Langkah langkah apa saja yang harus di lakukan
dalam memilih cara untuk menghargai pendapat
orang lain?
b. Refleksi Analisis.
Guru BK bertanya mengenai pemahaman anggota
kelompok terkait materi etika menyampaikan pendapat
terhadap orang lain.
1) Apa yang mendasari kalian dalam memilih cara
menghargai pendapat terhadap orang lain
tersebut?
c. Refleksi Generalisasi.
Guru BK bertanya kepada peserta terkait langkah terdekat
apa yang akan dilakukan
1) Apa yang sekarang akan anggota kelompok
lakukan untuk rencana dalam memilih cara
menghargai pendapat terhadap orang lain?
4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)
14
Menutup Kegiatan dan Tindak Guru BK :
Lanjut 1. Menyampaikan kepada setiap anggota kelompok
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera
berakhir.
2. Memberikan penguatan kepada setiap kelompok
terkait materi layanan .
3. Memberikan kesempatan kepada setiap anggota
kelompok untuk menyampaikan kesimpulan atau
menuliskan di chat room Whatsapp
4. Setiap anggota kelompok merefleksikan kegiatan
bimbingan kelompok dengan mengungkapkan
kemanfaatan kegiatan, pemahaman baru, serta
perasaan yang dialami mengikuti layanan bimbingan
kelompok
5. Memberikan rencana tidak lanjut untuk pertemuan
berikutnya
6. Mengakhiri kegiatan dengan membaca do’a dan
mengucap syukur.
15
N. Evaluasi
Evaluasi Proses Evaluasi proses dilakukan dengan cara mengamati
aktifitas setiap anggota kelompok dengan Guru BK
selama proses kegiatan layanan menilai :
1. Keterlibatan setiap anggota kelompok
2. Kreatifitas jawaban yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok
3. Pelaksanakan layanan sesuai alokasi waktu.
4. Pelaksanakan layanan sesuai tahapan.
Menurut (Hakim & Khairun, 2017) Tohirin (2007: 64-66) menyampaikan hal
yang sama bahwa lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari “segi fungsi,
sasaran, layanan, dan masalah.” Namun terdapat perbedaan dari masing-masing segi
yang disampaikan.
(1) Segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling mencakup
fungsi pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian,
pengembangan, dan perbaikan;
(2) segi sasaran, pelayanan bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua
siswa dengan tujuan agar siswa mampu mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal;
(3) segi layanan, yang meliputi layanan dalam bimbingan dan konseling yang
meliputi layanan-layanan pengumpulan data, pemberian informasi, penemapatan,
konseling alih tangan kasus, dan penilaian dan tindak lanjut; serta dari
(4) segi masalah, yang meliputi bimbingan pendidikan, bimbingan karir, dan
bimbingan pribadi-sosial.
17
B. Layanan Langsung
Menurut (Lianawati, 2020) Pelakasanaan bimbingan secara langsung yang
pernah dilakukan guru kelas biasanya adalah pemberian informasi tentang aturan dan
pola hidup sehari hari. Di kelas atas guru kelas terbiasa melakukan kegiatan diskusi
bersama siswa mengenai topik kehidupan sehari hari. Dalam pengentasan masalah,
biasanya guru memanggil langsung siswa yang bersangkutan dengan orang tua/wali.
Menurut guru, metode itu dipilih karena perubahan anak tidak akan lepas dari
kesehariannya di rumah, sehingga dibutuhkan peran dan kerjasama orang tua.
Pemanggilan orang tua dilakukan jika siswa sudah melakukan perilaku yang sama
berulang kali, biasanya siswa diberikan tiga kali kesempatan. Guru-guru mengakui
bahwa mereka tidak memahami cara melakukan konseling yang baik dan benar.
Terlebih melakukan konseling terhadap satu kelompok siswa dengan metode yang
sesuai dengan teori konseling. D. Layanan melalui media Di SD Pandan Krajan II
dilakukan kegiatan literasi setiap 15 menit di jam pertama pelajaran. Siswa ditugaskan
untuk menceritakan buku yang dia baca di rumah, kemudian ditanggapi oleh guru dan
siswa lain. Namun kegiatan tersebut hanya untuk kelas 4-6. Media lain yang digunakan
di kelas adalah poster. Siswa dapat membaca poster yang ditempel di kelas berupa etika,
sopan santun, dan kalimatkalimat motivasi. E. Evaluasi pelaksanaan bimbingan
Evaluasi yang dilakukan guru biasanya menggunakan poin pelanggaran, jika siswa
banyak melakukan pelanggaran maka akan ada pengurangan skor. Selain itu guru
membuat deskripsi karakter setiap anak pada buku laporan. Namun guru guru tidak tahu
apakah termasuk pada evaluasi bimbingan atau bukan.
1. Konseling kelompok di SD
a. Pengertian
menurut (Sucipto, 2016) Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin
Edi Wibowo, 2005) mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling
kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku
yang disadari. Menurut prayitno (2012) Proses dalam konseling kelompok mengandung
ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi
pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami,
saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling mendukung”.
18
b.Tujuan
Menurut (Fega Wildaranti & Meithy Intan Rukia Luawo, 2019) K`onseling
kelompok berfokus dalam membantu konseli dengan tujuan membuat perubahan
fundamental dengan cara mereka berpikir, merasakan serta berperilaku. Konseling
kelompok untuk anak-anak sering kali dilakukan kepada anak-anak yang biasa
memperlihatkan atau menunjukkan perilaku seperti berkelahi, tidak mampu
memiliki hubungan akrab dengan teman sebaya, korban kekerasan, keterampilan
sosial yang rendah, dan kekurangan perhatian dari orangtua di rumah.
c. Langkah-Langkah
1. Pra Konseling
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami siswa, baik masalah akademik,
sosial, emosional, atau masalah perkembangan pribadi lainnya.
2. Pengumpulan data: Mengumpulkan informasi tentang siswa, termasuk sejarah
pribadi mereka, kinerja mereka, dan masalah yang mereka temui.
3.Segmentasi Kebutuhan: Menganalisis kebutuhan siswa berdasarkan data yang
dikumpulkan, untuk menentukan tujuan bimbingan dan konseling.
4. Menyiapkan program konseling: Membuat program konseling yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, berdasarkan program konseling yang disediakan oleh
organisasi terkait.
2. Pelaksanaan Konseling
1. Pemilihan metode: Pilih metode konseling yang sesuai, misalnya konseling
individual, konseling kelompok, atau konseling keluarga.
2. Menjadwalkan sesi konseling: Tetapkan sesi konseling dengan siswa, baik secara
teratur atau sesuai kebutuhan.
3. Pembentukan Hubungan: Membangun hubungan empati, kepercayaan, dan rasa
hormat di antara siswa, sehingga mereka merasa nyaman berbagi masalah dan ide.
4. Intervensi: Memberikan dukungan, bimbingan dan pengertian kepada siswa
untuk membantu mereka mengatasi permasalahan yang dihadapinya, dengan
menggunakan metode konseling yang tepat.
3. Pasca Konseling Kelompok
1. Tindak lanjut: tindak lanjuti dengan siswa setelah konseling, untuk memastikan
mereka terus memecahkan masalah—dan menerapkan saran yang diberikan
kepada mereka.
19
2. Mengevaluasi kemajuan siswa dalam memecahkan masalah dan mencapai
tujuan konseling, serta melakukan evaluasi untuk mengevaluasi kemajuan program
konseling. Saran setelah sekolah dasar:
3. Evaluasi akhir : Melakukan evaluasi akhir terhadap program pendampingan,
untuk mengevaluasi keberhasilan program dan perbaikannya di masa yang akan
datang.
4. Kolaborasi dengan pihak terkait: Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan lainnya, seperti guru kelas dan orang tua siswa, untuk
memberikan dukungan dan memastikan penerapan solusi yang diusulkan.
5. Pemantauan jangka panjang: Melakukan pemantauan jangka panjang terhadap
kemajuan siswa, untuk memastikan bahwa masalah yang terus-menerus
diselesaikan dan untuk mencegah masalah serupa terulang kembali di masa depan.
2. Bimbingan Kelompok di SD
a. pengertian
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam
suasana kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah
merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok peserta didik untuk membantu
mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan
bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang
bersifat personal, vokasional, dan sosial. Menurut Winkel dan Sri Hastuti, bimbingan
kelompok merupakan salah satu pengalaman melalui pembentukan kelompok yang
khas untuk keperluan pelayanan bimbingan kelompok. Thantawy menjelaskan
pengertian bimbingan kelompok merupakan salah satu upaya yang diberikan
kapada beberapa individu dalam stuasi kelompok, dengan sasaran kelompok tetap
adalah individu yang memiliki masalah yang sama
b. Tujuan
tujuan bimbingan kelompok harus selalu dipahami dari sudut tujuan individual
siswa. Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk membantu individu-individu siswa
agar lebih kompeten, bukan untuk menghasilkan suatu kelompok yang lebih baik.
Dinkmeyer dan Muro (1979) menjelaskan tujuan-tujuan bimbingan kelompok seperti
berikut:
20
2) dengan memahami diri sendiri, maka siswa diharapkan akan semakin mampu
mengembangkan penerimaan-diri dan merasa berharga sebagai pribadi;
6) membantu siswa belajar bagaimana menjadi pendengar yang empatik; yang mampu
mendengar bukan saja apa yang diucapkan, tetapi juga dapat mendengar
perasaanperasaan yang mengikuti ucapan orang lain;
7) membantu siswa untuk dapat memberi makna terhadap sesuatu sesuai dengan
keyakinan dan pemikiran yang dimilikinya;
21
2.7 Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMP/MTS
Menurut (ika haryati, 2019) Ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, sosial , belajar , karier
, pelayanan kehidupan berkeluarga, dan pelayanan kehidupan keberagamaan.
B. Layanan Langsung
22
Menurut (Dalimunthe, 2019) Layanan langsung dilberikan dan dilakukan secara
langsung atau tatap muka dengan guru pembimbing dan guru kelas di sekolah yang
bertujuan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialami oleh pelajar.
2. Tujuan
3. Langkah-langkah
1. Pra konseling
Menurut (Firmansyah, 2021) Pada tahap ini masih menyiapkan segala
persiapan sebelum dimulainya konseling kelompok. Kegiatan disini adalah
menyiapkan kelompok mulai dari anggota kelompok, waktu dan tempat
pelaksanaannya.
2. Pelaksanaan konseling
23
Menurut (Sri et al., 2021) Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan
melalui tahap-tahap;
a.Tahap Pembentukan
Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan adalah siswa dan konselor saling
berkenalan satu sama lain untuk pengakraban dan pembentukan hubungan. Tujuan
umum dari proses ini adalah agar semua anggota lebih mengenal antar anggota
dan konselor. Materi yang disajikan hanya untuk perkenalan, permainan
sebagai pengakraban, penyampaian azas-azas konseling kelompok, dan kontrak
waktu pelaksanaan konseling yang akan dilaksanakan. Ice breakingyang
digunakan yaitu “Gues, Who I Am” dengan tujuan untuk pengakraban satu sama
lain.
b.Tahap Kegiatan
Pada pertemuan kedua, siswa diajak berdiskusi pada keinginan dan perilakunya
sekarang, tahap ini dalam konseling kelompok realita dinamakan tahap eksplorasi
wants.Dalam pertemuan ini siswa diberi contoh-contoh kasus penyesuaian diri
rendah. Contoh kasus diberikan kepada siswa dalam bentuk cerita dan video,
selanjutnya siswa dan konselor mendiskusikan kasus tersebut. Hasil yang ingin dicapai
hasil yang ingin dicapai siswa dapat mengetahui, memahami, dan mendiskusikan
contohpenyesuaian diri rendah dan bisa mengubah perilaku yang awalnya
mempunyai penyesuaian diri rendah menjadi lebih baik.
Pada pertemuan ketiga, proses konseling kelompok masuk pada tahap
Mengeksplorasi total behavior konseli (tahapdoing and direction).Konselor
memutarkan video “Cars'R'Us Kit” untuk mengeksplorasi total behavior konseli.
Konseli diajak oleh konselor untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan video
tersebut yang berisi tentang motivasi jika melakukan sesuatu harus dilakukan
dengan senang karena sesulit apapun masalah jika dilakukan dengan senang maka
akan mudah terlewati. Setelah konseli faham, kegiatan dilanjutkan dengan konselor
menjelaskan kepada konseli tentang konformitas dan manajemen stress, mengelola
emosi, hal ini dilakukan dengan maksud agar para anggota kelompok memahami
kemampuannya, perilakunya sekarang, perannya dalam pergaulan dan dapat
mengelola emosi.
Pertemuan keempat masuk pada tahap konseli menilai diri sendiri atau evaluasi
(tahap evaluation). Dalam pertemuan ini konselor mengajak konseli untuk menilai
24
dirinya sendiri dan perilakunya. Selain itu, dalam pertemuan ini juga konseli
menunjukkan beberapa video motivasi untuk mengenal diri konseli, diantaranya:
Konformitas dan Katak kecil. Pertemuan ini bertujuan agar konseli dapatmenilai baik
atau tidaknya perilaku yang selama ini dilakukan.
c.Tahap Pengakhiran
3. Pasca Konseling
1. Pengertian
25
bimbingan yang diberikan kepada kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 5
sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik merespons
kebutuhan dan minatnya. (Sutirna, 2013: 68)
2. Tujuan
Menurut (Sayondari et al., 2014) Tujuan dari bimbingan kelompok di SMP ialah;
1. bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi perserta layanan (siswa).
26
(1) Memilih tema yang cukup menarik untuk disampaikan,
(2) Memperkenalkan bentuk dan jenis komunikasi dengan Bahasa Indonesia setara level
novice pada peserta didik menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok
yang diangkat,
(3) Ketika pembelajaran berjalan, hentikan dibeberapa tempat untuk menekan poin-poin
tertentu, memunculkan beberapa pertanyaan atau berilah contoh-contoh, meminta
peserta didik untuk menjelaskan poin-poin yang telah ditentukan, meminta pada peserta
didik membuat beberapa pertanyaan pada poinpoin tersebut tentang materi pelajaran
Bahasa Indonesia dengan media gambar,
(4) Melanjutkan proses itu selama masih ada waktunya memungkinkan hingga waktu
yang ditentukan habis. Pada awal pelaksanaan tindakan tahapan 1 belum sesuai dengan
rencana masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar terutama dalam penggunaan strategi metode Diskusi kelompok sehingga
interaksi antara guru – siswa, siswa – siswa agak terganggu meskipun telah
melaksanakan dengan optimal.
Tahap Pengamatan (observasi) : Pengamatan ini dilakukan terhadap;
(1) Situasi kegiatan belajar mengajar ,
(2) Minat siswa, dan
(3) Kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Minat Siswa Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan dalam tahapan 1 kegiatan pelaksanaan tindakan
kelas diperoleh data bahwa minat siswa dalam membaca Bahasa Indonesia mengalami
kenaikan, sebelum observasi prosentase minat siswa adalah 75,75%. Angka tersebut
berdasarkan hasil ulangan harian dan hasil observasi penulis terhadap minat peserta didik
dalam poses pembelajaran Bahasa Indonesia. Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas
guru dalam proses pembelajaran pada tahapan I masih tergolong rendah dengan
perolehan skor 25 atau 75,75% sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini terjadi karena
guru lebih banyak membaca sendiri dan kurang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melakukan sendiri untuk membaca secara kooperatif membaca keras
(Diskusi kelompok). Selanjutnya Ketuntasan belajar siswa, refleksi evaluasi tahapan I
Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran pun, asih tergolong kurang dari
27
2.8 Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok di SMA/SMK
A. Ruang Lingkup dan Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA/SMK
Bimbingan dan konseling di SMA didasarkan pada tujuan, nilai, peran dan prinsip
bimbingan dan konseling. Programnya mencakup seluruh bidang pekerjaan mulai dari
pekerjaan langsung, media, pekerjaan administratif, serta pekerjaan lain dan
pengembangan profesi guru bimbingan dan konseling.
3. Administratif meliputi :
Komponen dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling itu terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Menurut Sukardi (2010)
menyatakan bahwa perencanaan dalam layanan bimbingan dan konseling meliputi:
(e) pengorganisasian.
28
1. layanan orientasi yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan agar siswa mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya
2. layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang digunakan untuk menyalurkan
kemampuan yang dimiliki siswa baik berupa bakat ataupun potensi lainnya yang
dimiliki oleh siswa
3. layanan informasi yaitu layanan yang diterima siswa berupa informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambil keputusan
4. layanan perseorangan yaitu layanan yang diberikan secara individu atau tatap muka
secara langsung
5. layanan kelompok yaitu layanan yang diberikan secara klasikal
6. layanan pembelajaran yaitu layanan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk
bimbingan pembelajaran.
Menurut Sukardi (2010) tujuan dari evaluasi pelaksanan bimbingan dan konseling
sendiri yaitu untuk mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling, mengetahui
tingkat keefektifan dan efisiensi strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling yang sudah
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, mengetahui jenis layanan yang sudah atau
belum dilaksanakan, mengetahui sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan program, mendapat informasi yang kuat untuk digunakan
sebagai pedoman pengembangan penyusunan program, dan membantu mengembangkan
kurikulum sekolah.
B. Layanan Langsung
a. pengertian
Menurut (Lubis & Hasnida, 2016) Konseling kelompok merupakan suatu bantuan
pada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta
diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya
29
(Nurihsan dalam Kurnanto, 2013). Latipun (dalam Lumongga, 2011) mengatakan
konseling kelompok adalah bentuk konseling yang membantu beberapa individu yang
diarahkannya mencapai fungsi kesadaran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan
menengah. Adhiputra (2014) mendefinisikan konseling kelompok merupakan upaya
bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan
pengembangan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka
pengembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan suatu sistem
layanan bantuan yang amat baik untuk membantu pengembangan kemampuan pribadi,
pencegahan, dan mengenai konflik-konflik antar pribadi atau pemecahan masalah
(Gazda, 1984 dalam Adhiputra, 2014).
b. Tujuan
Menurut (Ristianti & Fathurrochman, 2020) Literatur lain menjelaskan bahwa tujuan
konseling kelompok secara umum adalah;
c. langkah-langkah
a. Pra Konseling
b. pelaksanaan konseling
C. Pasca Konseling
Konselor memantau perkembangan apa saja yang dialami oleh konseli setelah
penyembuhan pasca konseling, konseli menjadi kuat dan bertahan dalam
penyembuhan. Pasca konseling dilakukan agar dapat memberikan pertumbuhan iman
konseling. Konseling Kristen dapat berjalan dengan baik dalam menyelesaikan
permasalahan siswa apabila mengikuti prosedur dengan baik.
a. Pengertian
b. Tujuan
c. langkah-langkah umum
1. pra bimbingan
32
2) Pembentukan kelompok
2. pelaksanaan konseling
1. Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan
diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para
anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun
seluruh anggota. Memberikan penjelasan bimbingan kelompok sehingga masing-
masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa
bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan
diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses
pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas
kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak
mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.
2. Tahap Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya
jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok
dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan
kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya
para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang
sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,
dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan
itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
• Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan
pada tahap selanjutnya
33
• Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.
3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi
dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat
perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan
oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan
terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan
serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan,yaitu:
4. Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada
berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh
kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai
seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan
bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri
kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu
kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini,
yaitu:
34
• Mengemukakan pesan dan harapan. Kegiatan kelompok memasuki pada tahap
pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan
penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang
mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.
3. pasca bimbingan
1) Mengevaluasi perubahan yang di capai
2) Menetapkan tindak lanjut kegiatan yang di butuhkan
3) Menyusun laporan bimbingan kelompok
Menurut (Maharani et al., 2018) teknik diskusi sebagai teknik dalam bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat dilihat dari
perbandingan hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji t untuk
mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi sebagai
teknik dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial
peserta didik.
Menuru (Janah, 2017) teknik diskusi sebagai teknik dalam bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat dilihat dari perbandingan
hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Sebelum dilakukan
perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji t untuk mengetahui pengaruh
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi teknik diskusi sebagai teknik dalam
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dapat
dilihat dari perbandingan hasil gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
diskusi. Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu dilakukan uji untuk
mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi sebagai teknik
dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta
didiksebagai teknik dalam bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan
sosial peserta didik.
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPL) dalam kegiatan
pendidikan dapat diartikan sebagai rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan layanan
bimbingan konseling (RPL) merupakan suatu panduan dalam melaksanakan rencana
layanan BK. Acuan dalam pembuatan RPL ini biasanya disusun berdasarkan assesment
kebutuhan peserta didik, kemudian dianalisis hingga menghasilkan suatu program.
Program tersebut nantinya akan dilaksanakan, yang sebelumnya harus dibuat kedalam
bentuk format rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (RPL).
3.2 Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang jelek datangnya
dari kami. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Harapan kami semoga
dijadikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
36
DAFTAR PUSTAKA
Afiati, E., Arnawati, Sulis, Sarah, & Wafiq. (2020). Bimbingan Kelompok Dengan Metode
Simulation Game.
Amelia, V. R., Masril, & Irman. (2017). Pengaruh Permainan Dalam Konseling Kelompok
Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Di Sma Islam Raudhatul Jannah
Payakumbuh. Jurnal Proceding IAIN Batu Sangkar, 1(2), 459–466.
Andrianti, S., Darmayanti, N., & Al-Farabi, M. (2023). Konseling Kelompok Dengan Teknik
Berfokus Pada Solusi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mts Al-Uswah
Kuala. Journal of Student Research (JSR), 1(1).
Christiana, R., Effendi, G. N., Kristiani, Y., & Andayani, E. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-
Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online :
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR PENERAPAN OPEN CLASS DALAM
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KONSELING GU. 7, 121–129.
Dalimunthe, cahya elyza. (2019). pendekatan teknik konseling self dalam mengatasi
kecanduan game online melalui layanan konseling individual di smp al hidayah medan.
1(1).
Fega Wildaranti, & Meithy Intan Rukia Luawo. (2019). Pengaruh Penerapan Psikodrama
dalam Layanan Konseling Kelompok Terhadap Perilaku Agresif Anak Asuh Panti Asuhan
Pada Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi 4 - 6 SD (Studi Quasi Eksperimen di Yayasan
Panti Asuhan Rahmansyah). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 160–172.
https://doi.org/10.21009/insight.082.06
Firmansyah, Y. (2021). pengaruh layanan konseling kelompok berbasis regulasi diri dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMP NEGERI 1 X KOTO DIATAS. 1–74.
http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/h
andle/123456789/1288
Hakim, I. Al, & Khairun, D. Y. (2017). Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling pada
37
Siswa Sekolah Dasar. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 541–550.
https://doi.org/10.55215/pedagogia.v9i2.7178
Handoko, hanwar priyo. (2020). Layanan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa SMA N 1 Kota Metro. Jurnal Dewantara, 9(01), 69–84.
http://ejournal.iqrometro.co.id/index.php/pendidikan/article/view/128
ika haryati. (2019). upaya guru bimbingan dan konseling menumbuhkan motivasi belajar siswa
berprestasi rendah di smpn 3 lembah melintang. 6(1), 116–132.
http://journal.stitjembrana.ac.id/index.php/An-Nahdlah/article/download/33/30
Janah, M. (2017). efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik kelas XII SMA NEGERI 7 BANDAR
LAMPUNG. UIN Raden Intan Lampung, 1–191. http://www.albayan.ae
Lubis, namora lumongga, & Hasnida. (2016). Bimbingan Kelompok. In kencana. kencana.
Maharani, L., Masya, H., & Janah, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik
SMA Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi. KONSELI:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 5(1), 65.
https://doi.org/10.24042/kons.v5i1.2658
Mutia, S. (2021). Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal
Ar-Rainy, 1(1), 5–24.
Naqiah, yayah dzarotun. (2021). peningkatan kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling dalam menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok melalui
MGMP SMPN satu atap cibitung kabupaten bekasi. Jurnal Pedadogiana, 140.
38
Ristianti, dina hajja, & Fathurrochman, I. (2020). penilaian konseling kelompok.
Sayondari, P. N., Nengah, N., Antari, M., Dantes, N., Konseling, J. B., Ganesha, U. P., &
Kelompok, T. D. (2014). e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No
1 , Tahun 2014 e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No 1 , Tahun
2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling (JIBK), 2(1).
Sri, K., Ningsih, U., & Habsy, B. A. (2021). Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan
Penyesuaian Diri Siswa SMP LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ) atau junior high school merupakan jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar ( a. 4(1), 1–16.
Sultani, D. I. (2018). Manajemen Bimbingan Konseling Di Smp Negeri Satu Batang Kuis Deli
Serdang. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 257–264.
https://doi.org/10.32696/jp2sh.v2i2.65
Afiati, E., Arnawati, Sulis, Sarah, & Wafiq. (2020). Bimbingan Kelompok Dengan Metode
Simulation Game.
Amelia, V. R., Masril, & Irman. (2017). Pengaruh Permainan Dalam Konseling Kelompok
Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Di Sma Islam Raudhatul Jannah
Payakumbuh. Jurnal Proceding IAIN Batu Sangkar, 1(2), 459–466.
Andrianti, S., Darmayanti, N., & Al-Farabi, M. (2023). Konseling Kelompok Dengan Teknik
Berfokus Pada Solusi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mts Al-Uswah
Kuala. Journal of Student Research (JSR), 1(1).
39
Christiana, R., Effendi, G. N., Kristiani, Y., & Andayani, E. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-
Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online :
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR PENERAPAN OPEN CLASS DALAM
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KONSELING GU. 7, 121–129.
Dalimunthe, cahya elyza. (2019). pendekatan teknik konseling self dalam mengatasi
kecanduan game online melalui layanan konseling individual di smp al hidayah medan.
1(1).
Fega Wildaranti, & Meithy Intan Rukia Luawo. (2019). Pengaruh Penerapan Psikodrama
dalam Layanan Konseling Kelompok Terhadap Perilaku Agresif Anak Asuh Panti Asuhan
Pada Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi 4 - 6 SD (Studi Quasi Eksperimen di Yayasan
Panti Asuhan Rahmansyah). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 160–172.
https://doi.org/10.21009/insight.082.06
Firmansyah, Y. (2021). pengaruh layanan konseling kelompok berbasis regulasi diri dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMP NEGERI 1 X KOTO DIATAS. 1–74.
http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/h
andle/123456789/1288
Hakim, I. Al, & Khairun, D. Y. (2017). Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling pada
Siswa Sekolah Dasar. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 541–550.
https://doi.org/10.55215/pedagogia.v9i2.7178
Handoko, hanwar priyo. (2020). Layanan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa SMA N 1 Kota Metro. Jurnal Dewantara, 9(01), 69–84.
http://ejournal.iqrometro.co.id/index.php/pendidikan/article/view/128
ika haryati. (2019). upaya guru bimbingan dan konseling menumbuhkan motivasi belajar siswa
berprestasi rendah di smpn 3 lembah melintang. 6(1), 116–132.
http://journal.stitjembrana.ac.id/index.php/An-Nahdlah/article/download/33/30
Janah, M. (2017). efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk
40
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik kelas XII SMA NEGERI 7 BANDAR
LAMPUNG. UIN Raden Intan Lampung, 1–191. http://www.albayan.ae
Lubis, namora lumongga, & Hasnida. (2016). Bimbingan Kelompok. In kencana. kencana.
Maharani, L., Masya, H., & Janah, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik
SMA Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi. KONSELI:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 5(1), 65.
https://doi.org/10.24042/kons.v5i1.2658
Mutia, S. (2021). Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal
Ar-Rainy, 1(1), 5–24.
Naqiah, yayah dzarotun. (2021). peningkatan kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling dalam menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok melalui
MGMP SMPN satu atap cibitung kabupaten bekasi. Jurnal Pedadogiana, 140.
Sayondari, P. N., Nengah, N., Antari, M., Dantes, N., Konseling, J. B., Ganesha, U. P., &
Kelompok, T. D. (2014). e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No
1 , Tahun 2014 e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume : 2 No 1 , Tahun
2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling (JIBK), 2(1).
Sri, K., Ningsih, U., & Habsy, B. A. (2021). Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan
41
Penyesuaian Diri Siswa SMP LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ) atau junior high school merupakan jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar ( a. 4(1), 1–16.
Sultani, D. I. (2018). Manajemen Bimbingan Konseling Di Smp Negeri Satu Batang Kuis Deli
Serdang. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 257–264.
https://doi.org/10.32696/jp2sh.v2i2.65
42