Anda di halaman 1dari 9

“Pancasila dalam konteks Sejarah Perjuangan Bangsa”

Disusun oleh:

Clarisha Natalia Un Toring (235720024)


Siti Majdah Juaedi (235720028)
Ivanda Davin Radinka (235820004)
Wismoyo Tri Atmojo (235720030)
Krisnanto Saputra (235720004)
Ahmad Hidayah Nopo (235720009)
Cornelia Anggry Ayu Oktavia (213110008)

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila dalam konteks Sejarah Perjuangan Bangsa”
tepat waktu.

Makalah “Pancasila dalam konteks Sejarah Perjuangan Bangsa” guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Teknologi Digital Indonesia. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Pancasila dalam konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Achmad Syukron


Jazuli,S.H.I.,LL.M, selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Desember 2023


BAB I. ZAMAN KERAJAAN

1. Kerjaan Majapahit dan Sriwijaya.


Setiap Kerjaan ini memiliki nilai-nilai yang mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila.
 Bambang Sumadio
Ada nilai social politik dan Ketuhanan yang dilaksanakan oleh masyarakat
Kutai pada zaman Raja Mulawarman yang terkenal dengan prasasti 7 Yupa/
tiang batu.
 Mr. M. Yamin
Berdirinya negara kebangsaan tidak terpisah dari adanya kerjaan besar seperti
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menurutnya ada 3 tahap terbentuknya
negara kebangsaan Indonesia.
1) Zaman Kerajaan Sriwijaya dibawah Wangsa Syailendra pada
tahun 600-1400 ini bercirikan kedaulatan. Pada zaman kerajaan
Sriwijaya ditandai oleh nilai-nilai Pancasila, adanya koperasi
sebagai pengumpul dan pengawas perdagangan, adanya
pengurus pajak pembangunan dan kerohanian, adanya pusat
pendidikan agama Buddha untuk pengembangan agama dan
kebudayaan di Kerajaan Sriwijaya
2) Zaman Kerajaan Majapahit tahun 1293 sampai dengan 1525 ini
bercirikan keprabuan tahap ketiga adalah negara kebangsaan
modern yaitu Negara Indonesia merdeka. Di Jawa Timur dan
Jawa Tengah adanya Candi Borobudur dan Prambanan di Jawa
Tengah yaitu candi agama Budha dan Hindu. Kemudian
menurut prasasti klagen Raja Airlangga memerintahkan untuk
membuat tanggul dan juga waduk. Zaman Kerajaan Majapahit
ada beberapa nilai penting yaitu, istilah Pancasila dalam buku
Negarakertagama yang dikarang oleh mpu Prapanca kemudian,
adanya seloka persatuan Bhinneka Tunggal Ika dalam buku
Sutasoma yang dikarang oleh mpu Tantular dan adanya
Sumpah Palapa oleh mag Mahapatih Gajah Mada dalam sidang
ratu dan menteri di Paseban keprabuan Majapahit. Berdasarkan
zaman kerajaan ini nilai Pancasila sudah dijiwai dan diamalkan
baik oleh anggota kerajaan maupun masyarakat umum
sehingga Perwujudan nilai-nilai Pancasila menjadi Filsafah
bangsa dan negara menjadi lebih mudah
BAB II. ZAMAN PENJAJAHAN

1. Penjajahan Belanda
Pada zaman penjajahan beberapa nilai Pancasila yang timbul akibat adanya penjajahan
yaitu penjajahan Belanda. Nilai Pancasila yang penting adanya VOC yang memonopoli
kekayaan Indonesia melahirkan sila ke-5 yaitu, perlu adanya Kesejahteraan Rakyat atau
keadilan. Kemudian adanya politik devide at impera melahirkan sila ketiga yaitu
persatuan penting agar bangsa Indonesia tidak terpecah-belah.

2. Penjajahan Jepang
Selanjutnya adanya politik tanam paksa yang melahirkan nilai kemanusiaan yang perlu
dibangun oleh bangsa Indonesia, sebagai bentuk masyarakat yang beradab penjajahan
Jepang pada zaman penjajahan Jepang.
BAB III. PANCASILA

1. Pancasila Secara Terminologis


Pancasila berarti lima dasar terminologis secara terminologis, yaitu dimulai sejak sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 Pancasila dipergunakan oleh Bung Karno untuk memberi
nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia yang diusulkannya. Selain itu pada
pengesahan undang-undang dasar Indonesia 1945 tercantum lima dasar Pancasila
sebagaimana tertera dalam alinea 4 bagian akhir pembukaan undang-undang Dasar 1945.
BPUPKI merupakan singkatan dari badan penyelidik usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Sidang pertama BPUPKI pada sidang ini membahas undang-
undang dasar dan juga dasar negara terdapat tiga tokoh yang mengajukan pendapatnya
yakni Mr Muhammad Yamin, Professor Doktor Mister Soepomo, dan Insinyur Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Insinyur Soekarno mengajukan lima asas dasar Negara. Kelima
asas dasar itu disebut Pancasila. Hasil usulan ketika tokoh tersebut ditampung dan
kemudian dibahas lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil yang disebut dengan
Panitia Sembilan. Hasil kerja panitia sembilan dikenal dengan piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Dalam sidang kedua, panitia perancang undang-undang dasar sepakat
untuk menyetujui isi Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan undang-undang dasar.

BPUPKI yang menyelidiki Persiapan Kemerdekaan Indonesia memiliki nilai kebebasan


sebagai nilai kemerdekaan. Pada masa kebangkitan nasional di Indonesia dipengaruhi
oleh kebangkitan politik internasional seperti Jose Rizal di Filipina sunyatsen di RRC
pilek dan Gandhi di India. Serta untuk di Indonesia kebangkitan nasional dipelopori oleh
Doktor Wahidin Sudirohusodo dengan organisasinya yaitu Budi Utomo. Di tahun 1908
organisasi-organisasi pergerakan nasional yang berdiri setelah Budi Utomo itu meliputi
satu Serikat Dagang Islam kemudian menjadi Serikat Islam. Lahirlah Sumpah Pemuda
yang merupakan perjuangan Rintisan tokoh muda seperti Mr M Yamin. Kelima golongan
Demokrat yang melahirkan PNI yaitu pendidikan nasional Indonesia di tahun 1933 oleh
Muhammad Hatta dan Sutan Syahrir. Pada masa kebangkitan nasional ini nilai-nilai
Pancasila yang diperjuangkan adalah nilai kemerdekaan atau kemanusiaan, nilai
Pendidikan, nilai persatuan, nilai kesejahteraan, nilai politik atau kerakyatan. BPUPKI
perlu adanya pembahasan tersendiri mengenai BPUPKI karena merupakan tonggak
sejarah yang sangat penting. Disinilah awal dibicarakannya dasar filsafat bangsa
Indonesia. Karena itu dalam sidang BPUPKI pembicaraannya menyangkut beberapa
persoalan negara seperti dasar negara, falsafah negara, prinsip-prinsip negara,
perlindungan warga negara, tujuan negara, dan lain-lain. Sidang BPUPKI pertama
tanggal 29 mei sampai dengan 1 Juni 1945. Nah pada sidang ini ada tiga pembicaranya
yaitu Mister M Yamin, Mr Soepomo, dan Insinyur Soekarno. Mr M Yamin ada dua
usulan yaitu rumusan rancangan undang-undang dasar dan rumusan pembukaan undang-
undang dasar. Menurut pringgodigdo, naskah usulan rancangan undang-undang dasar dan
pembukaannya adalah untuk membentuk pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup
kekeluargaan , dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan social. Maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada, ketuhanan yang maha esa, persatuan Indonesia, dan rasa kemanusiaan yang adil
dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jadi Disini yang dibicarakan pada pidato M Yamin menyangkut beberapa hal
yaitu mengenai prinsip dasar kemerdekaan atau HAM pada bagian pembukaan. Yang
kedua mengenai tujuan dari negara Indonesia merdeka. Ketiga mengenai politik
Indonesia. Yang keempat mengenai perlindungan terhadap bangsa Indonesia. Profesor
Doktor Soepomo Soepomo mengemukakan beberapa teori kenegaraan yaitu satu teori
negara perseorangan, yang intinya negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas
kontrak setara sejumlah individu. Kemudian teori Golongan atau kelas oleh Karl Marx
negara adalah alat bagi kelas untuk menindas kelas lain. Apa yang dibaca dalam literatur
teori-teori Soepomo ini, menghendaki persatuan seluruh rakyat dengan pemerintah. Tidak
adanya perbedaan kelas dalam masyarakat yaitu pada sila kelima dan perlu
memperhatikan kedaulatan rakyat atau aspirasi rakyat. Kemudian Insinyur Soekarno,
menurut beliau Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa.
Pada sidang BPUPKI kedua tanggal 10-16 Juli 1945 pada sidang kedua ini intinya ada
beberapa keputusan penting yaitu, adanya Panitia Sembilan yang berhasil merumuskan
Pancasila dalam suatu pembukaan dasar dan hukum dasar. Kemudian adanya perubahan
dari hukum dasar menjadi undang-undang dasar. Kemudian mengenai bentuk
pemerintahan yaitu Republik. Mengenai luas wilayah yaitu Indonesia Raya kecuali Irian
Morotai dan Tarakan yang di kuasai oleh Jepang. Dan dibentuknya panitia kecil yang
meliputi panitia perancang undang-undang dasar, diketuai oleh Insinyur Soekarno panitia
ekonomi, dan keuangan diketuai oleh Drs Muhammad Hatta, dan juga panitia pembelaan
tanah air diketuai oleh abikusno. Hasil dari sidang panitia ini adalah diusulkannya
susunan rancangan undang-undang dasar yaitu pernyataan Indonesia merdeka.

2. Masa Proklamasi
Masa ini dimulai dari pembentukan PPKI yang semula dibentuk oleh Jepang kemudian
berubah menjadi komite nasional yang menyelenggarakan undang-undang dasar. PPKI
diketuai oleh Insinyur Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai wakil. Anggota pertama
berjumlah 21 orang dan setelah menjadi komite ditambah enam anggota lagi. PPKI
bersidang empat kali. Sidang pertama tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan
yaitu mengesahkan undang-undang Dasar 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden,
membentuk KNIP sebagai badan musyawarah yang diketuai oleh Mr Kasman
Singodimedjo. Kemudian sidang kedua pada 19 Agustus 1945 menghasilkan ketetapan
yaitu pertama tentang daerah provinsi ada delapan provinsi kedua, ditetapkan 12
departemen kemudian, sidang ketiga pada tanggal 20 Agustus dibentuknya badan
keamanan nasional. Dan sidang yang keempat di tanggal 21 Agustus membahas
mengenai agenda dari komik nasional Partai Nasional Indonesia mengenai pentingnya
tonggak sejarah Pancasila. Melalui tonggak sejarah diketahui perjuangan bangsa
Indonesia untuk mewujudkan Pancasila, kemudian melalui sejarah diketahui nilai-nilai
Pancasila yang ada dalam setiap masa. Kemudian melalui sejarah diketahui bahwa nilai
Pancasila ada dalam agama adat dan kebudayaan Indonesia. Kemudian Melalui sejarah
diketahui mengenai istilah Pancasila serta arti Pancasila, baik dari sudut agama, pendapat
masyarakat, dan lainnya kemudian yang terakhir, melalui sejarah diketahui bahwa prinsip
Pancasila dijadikan dasar filsafat negara, dasar negara, serta ideologi bangsa.
Kemudian juga melalui sejarah perlu diketahui sila-sila Pancasila sehingga bisa menjadi
sila-sila Pancasila yang benar sampai sekarang. Kemudian pembahasan yang selanjutnya
yaitu nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai-nilai yang melekat pada
diri setiap warga negara, atau norma-norma kebaikan yang terkandung ,dan menjadi ciri
kepribadian bangsa Indonesia, yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila. Undang-undang
dasar 1945 NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap
warga negara sebagai bangsa Indonesia, yang senantiasa mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
tanpa mengenyampingkan tanggungjawab untuk menghargai bangsa dan negara lain. Hal
yang pertama yaitu nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari undang-undang Dasar
1945 itu, meliputi nilai demokrasi, nilai kesamaan derajat, nilai ketaatan hukum.
Kemudian yang kedua nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila itu, meliputi
nilai religiusitas, nilai kekeluargaan, nilai keselarasan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Yang ketiga yaitu nilai-nilai kebangsaan, yang bersumber dari Pancasila
meliputi nilai toleransi, nilai keadilan, nilai gotong royong atau kerjasama, nilai
solidaritas, nilai kejujuran, nilai kepercayaan, nilai tanggungjawab, nilai kepedulian, dan
nilai produktivitas. Nilai yang dominan ini adalah nilai toleransi, keadilan dan gotong-
royong, nilai kebangsaan, karena nilai-nilai tersebut bersumber dari NKRI, yang meliputi
nilai persatuan bangsa, nilai kesatuan wilayah, dan nilai kemandirian. Keempat nilai-nilai
kebangsaan ini disebut juga dengan nilai-nilai konsensus bangsa yang sebelumnya
disebut empat pilar bangsa.

Anda mungkin juga menyukai