Untirta 2011
Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan AA5154 Hasil Equal Channel Angular Pressing (ECAP) dan Kombinasi ECAP + Rolling A.Ali Alhamidi (1), Agus Pramono(2), Asep Andri Firmansyah (3)
(1);(2);(3)
Jurusan Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon, Banten 42435, Indonesia alhamidi_a@yahoo.co.id agus_pramono@yahoo.com andrif_s1_metalurgi@rocketmail.com
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat aluminium terhadap kekuatan tarik, kekerasan dan mengubah struktur mikro (ukuran butir). Proses ECAP dilakukan pada Aluminium AA5154 yang mana dilewatkan pada dies (cetakan) ECAP yang berbentuk L dimana penampang tetap dengan sudut alur cetakan 105o dan sudut lengkungan 75o tanpa mengubah ukuran penampang spesimen, proses ECAP menggunakan rute C dengan variasi pass dan proses ECAP menggunakan rute C dengan variasi pass kemudian di roll 50%. Dari perbandingan kedua variabel dimana proses kombinasi ECAP+50% rolling yang menghasilkan peningkatan kekuatan dan kekerasan yang sangat signifikan di bandingkan proses ECAP tanpa di lakukan roll , yaitu 58,11% dan 55,21% hanya proses rolling; 58,66% dan 55, 92% untuk passes kedua; 58,92% dan 56,77% untuk passes ketiga dan 59,19% dan 57,69% untuk passes keempat. Serta menghasilkan peningkatan penghalusan butir pada proses kombinasi ECAP+50% rolling yaitu 68,18% hanya proses rolling; 77,59% untuk passes kedua; 85,71% untuk passes ketiga dan 87,38% untuk passes keempat. Kekuatan dan kekerasan yang terbentuk bervariasi tergantung kepada variasi putaran sample dan jumlah pass. Spesimen rute C yakni mengubah orientasi sample memberikan kekuatan dan kekerasan keseluruhan luas penampang. Kekuatan dan kekerasan meningkat dengan meningkatnya jumlah pass. Peningkatan kekuatan disebabkan terutama oleh penghalusan butir aluminium. Dimana perbedaan orientasi batas butir dan ukuran butir merupakan gambaran dari sifat-sifat mekanik yang dihasilkan, semakin tinggi perbedaan orientasi batas butir maka semakin tinggi pula kekuatan dan kekerasan, ini terjadi akibat penghalusan butir dimana total luas batas butir menjadi lebih besar yang akan menghambat pergerakan dislokasi.
Kata kunci : Aluminium, ECAP, Rolling, dislokasi, Struktur, deformasi regangan.
1.
PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan, berbagai usaha dan metoda telah dilakukan
peneliti untuk meningkatkan kekuatan Aluminium [Bascani P, 2004]. Hal ini terutama dipicu oleh kenaikan bahan bakar minyak yang memaksa industri kendaraan bermotor beralih ke material ringan seperti Al untuk mengurangi bobot kendaraan agar lebih hemat energi. Metoda penguatan terbaru yang paling berkembang saat ini adalah severe plastic deformation (SPD), yaitu pemberian deformasi plastis yang tinggi dan merata pada bahan. Metoda penguatan terbaru melalui pemberian deformasi plastis menyeluruh. Salah satunya adalah proses equal channel angular pressing (ECAP) terjadi penghalusan butir yang signifikan adapun proses gabungan antara ECAP dengan roll untuk lebih menyempurnakan butiran. Namun begitu, masih banyak hal yang harus
2.
METODE PENELITIAN Material yang digunakan dalam pengujian ECAP ini adalah aluminium seri
5154 dengan ukuran butir ~90 m berbentuk batangan 6x22x250 mm. Proses ECAP rute C kemudian diterapkan pada material dengan menggunakan mesin pres berkapasitas 50 ton. Jumlah langkah proses dilakukan 2-4 kali untuk melihat pengaruh jumlah pass terhadap sifat mekanik dan struktur mikro bahan.
2.1
Cetakan ECAP Tahapan pertama pada penelitian ini adalah membuat cetakan (dies) ECAP
yang dibuat dari baja mangan dengan sudut antar alur cetakan 105o dan sudut lengkungan 75o konstruksi cetakan dapat dilihat pada Gambar 1.
Setelah semua siap lalu di lakukan proses ECAP rute C dengan dua variabel yaitu variabel pertama ECAP dengan jumlah pass : sampel C0 (tanpa proses), C2 (2nd passes), sampel C3 (3rd passes), dan sampel C4 (4th passes) dan variabel kedua ECAP+50% rolling dengan jumlah pass : sampel C0+50% roll (proses rolling), C2+50% roll (2nd passes), sampel C3+50% roll (3rd passes), dan sampel C4+50% roll (4th passes). Setelah itu dilakukan pemanasan pada temperatur 450oC dengan waktu tahan 1 jam. Ada pun pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik, pengujian kekerasan, metalografi atau ukuran butir untuk melihat nilai diameter rata-rata butir.
2.3
Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di PT. Krakatau Steel lab. CRM menggunakan mesin uji kekerasan brinell merek Walpert testor HB dengan indentor bola baja pada beban penekanan 62.5 kgf selama 15 detik.
2.4
Pengujian Metalografi Pengamatan struktur mikro yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui struktur mikro dan ukuran butir aluminium sebelum dan sesudah proses ECAP maupun sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan pada temperatur 450 OC. Pengujian dilakukan di Lab. Metalurgi UNTIRTA dan BATAN menggunakan muffle furnace dan mikrokop optik. Spesimen dibingkai dengan mounting. Pengamplasan dilakukan bertahap menggunakan kertas amplas grade 100, 120, 200, 400, 600, 800, 1000 dan 1200. Kemudian dilanjutkan dengan pemolesan menggunakan serbuk alumina. Spesimen dicuci dengan air setelah pemolesan selesai, kemudian dikeringkan dengan menggunakan udara panas. Pengetsaan menggunakan larutan etsa yang terdiri dari HNO3 20ml, HF 5 ml, HCl 20 ml, aquades 20 ml. Spesimen digoyang dalam larutan dengan menggunakan penjepit dari kayu selama 60 detik lalu didiamkan di udara terbuka selama lebih kurang 24 jam. Pengamatan pada mikroskop optik.
3.1.
Pengujian Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan sampel yang berbeda variabel, ECAP,
kombinasi ECAP dengan rolling dan jumlah pass. Data hasil uji tarik terhadap material aluminium seri 5154 hasil ECAP dan ECAP+50% rollinng ditunjukan pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Data hasil uji tarik No. Sampel C0 C2 C3 C4 C0 + 50% roll C2 + 50% roll C3 + 50% roll C4 + 50% roll Ys (MPa) 72 97 97 105 Ts (MPa) 191 218 225 251 El (%) 29 10 10 10
8 7 7 7
(a)
(b)
kombinasi ECAP+50% rolling menunjukkan bahwa nilai kekuatan mengalami peningkatan yang signifikan dengan semakin meningkatnya jumlah pass serta peningkatan kekuatan ini disertai penurunan % elongasi. Kekuatan terendah dihasilkan pada sampel sebelum proses (C0) yaitu 191 MPa, dan kekuatan terbesar dihasilkan pada proses kombinasi ECAP+50% rolling (C4+50% rolling) yaitu 277 MPa. Dengan semakin banyak jumlah pass dalam proses ECAP, maka semakin tinggi kekuatannya.
3.2
Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan dengan sampel yang berbeda variabel, ECAP,
kombinasi ECAP dengan rolling dan jumlah pass. Data hasil uji kekerasan terhadap material aluminium seri 5154 hasil ECAP dan ECAP+50% rollinng ditunjukan pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Data hasil uji kekerasan. No. Sampel C0 C2 C3 C4 C0 + 50% Rolling C2 + 50% Rolling C3 + 50% Rolling C4 + 50% Rolling Kekerasan (HB) 1 2 3 63,6 74,7 76,3 79,5 77,9 79,5 83 84,9 63,6 73,2 76,3 77,9 77,9 81,3 83 86,8 62,4 74,7 76,3 77,9 77,9 81,3 83 86,8 Rata-rata (HB) 63,2 74,2 76,3 78,4 77,9 80,7 83 86,17
Kekerasan (HB)
Dari data pengujian kekerasan material alumunium hasil proses ECAP dan kombinasi ECAP+50% rolling menunjukkan bahwa nilai kekerasan mengalami peningkatan yang signifikan dengan semakin meningkatnya jumlah pass. Kekerasan terendah dihasilkan pada sampel sebelum proses (C0) yaitu 63,2 HB, dan kekuatan terbesar dihasilkan pada proses kombinasi ECAP+50% rolling (C4+50% rolling) yaitu 86,17 HB. Dengan semakin banyak jumlah pass dalam proses ECAP, maka semakin tinggi kekerasannya.
3.3
Analisa Metalografi Data hasil uji metalografi terhadap material aluminium paduan seri 5154
menggunakan mikroskop optik. Pada Gambar 4 di bawah menunjukkan gambar strukur mikro hasil ECAP sebelum pemanasan pada temperatur 450o C.
(C0 awal)
(C2 passes)
(C3 passes)
(C4 passes)
Gambar 4. Struktur mikro AA5154 awal dan hasil ECAP sebelum pemanasan.
(C0+50% rolling)
Gambar 5. Struktur mikro AA5154 awal dan hasil kombinasi ECAP+50% roll sebelum pemanasan.
Gambar 5 di atas dapat dijelaskan bahwa struktur mikro hasil kombinasi ECAP+50% roll rute C setiap pass. Semua gambar menunjukkan terjadi perubahan pola geometri butiran dari equiaxed ke elongated dan pengukuran ukuran butir dengan metode point acounting menunjukkan bahwa diameter butir rata-rata pada masingmasing gambar yaitu; 42 m setelah 50% roll, 26 m setelah 2nd passes, 15 m setelah 3rd passes, 13 m setelah 4th.passes. perubahan pola geometri hal ini disebabkan oleh adanya gaya geser akibat proses rolling. Pada Gambar 6 di bawah ini menunjukkan gambar strukur mikro hasil ECAP setelah pemanasan pada temperatur 450o C.
(C0 awal)
(C2 passes)
(C3 passes)
(C4 passes)
Gambar 6. Struktur mikro AA5154 awal dan hasil ECAP setelah pemanasan 450oC.
Gambar 6 di atas dapat dijelaskan bahwa struktur mikro hasil ECAP rute C setiap pass setelah pemanasan 450oC. Semua gambar menunjukkan terjadi perubahan pola geometri butiran dari equiaxed ke elongated dan pengukuran ukuran butir dengan metode point acounting menunjukkan terjadi pembesaran diameter butir rata-rata pada masing-masing gambar yaitu; 93 m ukuran awal, 59 m setelah 2nd passes, 42 m setelah 3rd passes, 26 m setelah 4th.passes. pembesaran butir hal ini disebabkan akibat belum mencapai proses rekristalisasi butir atau proses pembentukan butiran baru yang akan menghasilkan butiran yang halus. Pada Gambar 7 di bawah ini menunjukkan gambar strukur mikro hasil kombinasi ECAP+50% roll setelah pemanasan pada temperatur 450o C.
(C0+50% rolling)
Gambar 7. Struktur mikro AA5154 awal dan hasil kombinasi ECAP+50% roll setelah pemanasan 450oC.
Gambar 7 di atas dapat dijelaskan bahwa struktur mikro hasil ECAP rute C setiap pass setelah pemanasan 450oC. Semua gambar menunjukkan terjadi perubahan pola geometri butiran dari elongated ke equiaxed dan pengukuran ukuran butir dengan
10
3.4
Kaitan antara struktur mikro dengan sifat mekanik Kaitan antara ukuran butir dan kekuatan luluh bahan diperlihatkan pada
Gambar 8 dan 9 di bawah ini. Pendekatan Hall-Petch untuk hubungan ini digambarkan oleh garis linier dalam persamaan (2.1) : = + kd/ 116,22 116,21 116,20 Ys (MPa) 116,19 116,18 116,17 116,16 116,15 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 (d1-0.5 - d0-0.5) mm-0,5 Gambar 8. Grafik hubungan y terhadap (d1-0.5 d0-0.5) hasil proses ECAP. Ys = 116,16 + 0,47(d1-0.5 - d0-0.5)
Menurut persamaan Hall Petch yang menyatakan bahwa harga konstanta (k) merupakan nilai gradien dari persamaan garis lurus tersebut, maka nilai konstanta aluminium hasil ECAP rute C yang diuji tarik dengan laju adalah sebesar 0,47 MPam1/2 . pada Gambar 8 di atas dapat dijelaskan bahwa perbedaan orientasi antar
11
119,31 119,31 119,31 Ys (MPa) 119,31 119,31 119,31 119,31 119,31 119,31 119,31 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 (d1-0.5 - d0-0.5) mm-0,5 Gambar 9. Grafik hubungan y terhadap (d1-0.5 d0-0.5) hasil proses kombinasi ECAP+50% Roll. Menurut persamaan Hall Petch yang menyatakan bahwa harga konstanta (k) merupakan nilai gradien dari persamaan garis lurus tersebut, maka nilai konstanta aluminium hasil ECAP rute C yang diuji tarik dengan laju adalah sebesar 0,03 MPam1/2 . pada Gambar 9 di atas dapat dijelaskan bahwa perbedaan orientasi antar batas butir berbanding lurus dengan kekuatan luluh dimana semakin tinggi perbedaan orientasi batas butir maka semakin tinggi pula kekuatan luluhnya, perbedaan orientasi batas butir akan terjadi pada kondisi butiran yang heterogen. Ys = 119,31+0,03 (d1-0.5 - d0-0.5)
4.
KESIMPULAN Proses ECAP rute C dan kombinasi antara proses ECAP rute C dengan Rolling
50% terhadap variasi jumlah pass dilakukan pada Aluminium AA5154 paduan Mg. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Dari kedua proses ECAP dan kombinasi ECAP+50% rolling terjadi perbedaan sifat mekanik dan stuktur mikro secara signifikan dengan bertambahnya jumlah pass.
12
temperatur
5.
DAFTAR PUSTAKA
Bascani P, Tasca L, Vedani M. 2004. Effect of ECAP Processing on Mechanical and Aging Behaviour of An AA6082 Alloy in Nanomaterials by Severe Plastic Deformation. Edited by Zehetbauer, M, Valiev, R. Z. Wiley Vch, Weinheim.
Hagiwara Y, Niikura M, Shimotomai M, Abe Y, Shirota Y. 2001. Creation of Ferrous Super Metal. Journal of the Japan Society for Technology of Plasticity 42(484):402407: in Japanese.
Rosochowski A. 2005. Processing Metals by Severe Plastic Deformation. Solid State Phenomena 101102:1322.
13