Anda di halaman 1dari 11

1

PEMBELAJARAN HADITS MENGGUNAKAN GERAKAN


PADA ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU 17
KOTA MALANG

OLEH :
NISWATUL KHAMIDAH
NPM. 22201014043

UNIVERSITAS ISLAM MALANGFAKULTAS


AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


2023
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Hadits

1. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu

peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977)

yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang

dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih

lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan

bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal

harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan

mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

2. Pengertian Hadits

Secara bahasa kata hadits berarti komunikasi, cerita, percakapan, baik

dalam konteks agama atau duniawi, atau dalam konteks sejarah, peristiwa, dan

kejadian aktual. Sedangkan menurut istilah, hadits berarti segala sesuatu yang

disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu yang berupa perbuatan,

perkataan, dan ketetapan ( taqrir ) ataupun sifat. 18 Berikut ini adalah penjelasan

mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan:19 Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu

hadits hadits Rasulullah SAW, yang diucapkannya dalam berbagai tujuan dan

persuaian (situasi). Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad

SAW, seperti pekerjaan melakukan shalat lima waktu dengan tatacaranya dan
3
rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan pekerjaannya

mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.

Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah

diikrarkan oleh Nabi SAW, baik perbuatan itu berbentuk ucapan atau perbuatan,

sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara mendiamkannya, dan atau melahirkan

anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan adanya ikrar dan

persetujuan itu. Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan

suatu ucapan dihadapan Nabi atau pada masa Nabi, Nabi mengetahui apa yang

dilakukan orang itu dan mampu menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak

menyanggahnya, maka hal itu merupakan pengakuan dari Nabi. Keadaan diamnya

Nabi itu dapat dilakukan pada dua bentuk : Pertama, Nabi mengetahui bahwa

perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi.

Dalam hal ini kadang-kadang Nabi mengetahui bahwa siapa pelaku

berketerusan melakukan perbuatan yag pernah dibenci dan dilarang itu. Diamnya

Nabi dalam bentuk ini tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan tersebut boleh

dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui berketerusannya si

pelaku itu melakukan perbuatan yang di benci dan dilarang itu. Diamnya Nabi

dalam bentuk ini menunjukkan pencabutan larangan sebelumnya. Kedua, Nabi

belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak diketahui pula

haramnya. Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya adalah

meniadakan keberatan untuk diperbuat. Karena seandainya perbuatan itu dilarang,

tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk mencegahnya, berarti Nabi

berbuat kesaahan ; sedangkan Nabi terhindar bersifat terhindar dari kesalahan.

3. Pengertian Metode Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen penting yang

ada didalamnya dan dapat menunjang pelaksanaan dan keberhasilan pembelajaran.

Salah satu komponen yang sangat penting, yaitu metode pembelajaran. Ditinjau

dari segi bahasa metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method, dan dari bahasa
4
Yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau

melampaui, dan hodos berarti cara atau jalan. Secara istilah, metode yaitu suatu

cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Jadi dapat

dipahami bahwa metode merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seseorang

dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu ditinjau dari segi bahasa

dan istilah, secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara

khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas

dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan sertaberbagai teknik dan

sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri

pembelajar.21 Dari paparan di atas dapat dipahami bahwasanya metode merupakan

cara guru yang digunakan guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran

yang telah disusun dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan-tahapan

tertentu. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan

pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan

adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan metode

mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa

maupun antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan

secara maksimal

B. Hakikat Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang beusia mulai dari lahir atau mulai dari 0 –

6 Tahun, namun ada juga yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang

ber usia 0- 8 tahun. Salah satu penyebutan untuk pencirian di usia ini adalah The

Golden Age atau juga bisa disebut dengan masa keemasan.25 Adapun anak usia

dini yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah anak kelompok B atau anak usia

5-6 tahun. Karna pada masa ini perkembangan anak sangat menakjubkan mulai
5
dari perkembangan fisik psikhis. Dari segi fisik anak mengalami perkembangan

yang sangat luar biasa, mulai dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh

lainnya. Contohnya anak mudah menirukan apa yang anak lihat.

Anak merupakan makhluk yang memiliki potensi dan kemampuan yang harus

dikembangkan secara optimal. Anak adalah makhluk yang unik, yang memiliki

karakteristik yang berbeda satu sama lain. Terdapat beberapa pengertian

mengenai anak usia dini agar mampu mengembangkan seluruh potensi sesuai

karakteristik anak. Menurut NAEYC (National Association for the Education

Young Children) menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada

pada rentan usia 0-8 tahun (Susanto, 2017). Pada masa ini anak mengalami

proses perkembangan dan pertumbuhan yang berkembang dengan pesat. Oleh

karena itu, proses pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik anak usia dini,

agar anak mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan secara optimal.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun (Suryana,

2021). Menurut undang-undang rentan usia anak usia dini yaitu usia lahir sampai

pendidikan kanak-kanak. Batasan usia menurut undang-undang memiliki sisi

kelemahan yang dianggap akan berdampak pada pelayanan yang tidak sesuai

dengan tahap perkembangan anak. Sesuai perundang-undangan anak usia tujuh

dan delapan tahun bukan termasuk anak usia dini, karena anak usia 7 dan 8 tahun

sudah memasuki jenjang pendidikan dasar. Akibatnya, program pendidikan yang

dilakukan tidak sesuai dengan karakteristik anak. Banyak kita temui anak yang

masih diberikan pelajaran tambahan di rumah agar anak mampu menguasai

calistung untuk persiapan seleksi masuk jenjang sekolah dasar.

Berbeda dengan pendapat dari Setiawan (2021) berpandangan bahwa anak usia

dini merupakan anak yang berusia 0-8 tahun yang mengalami proses

perkembangan dan pertumbuhan dengan memiliki potensi dan keunikan yang

perlu dibina dan dilatih. Pada usia ini anak perlu mendapatkan pembinaan dan
6
stimulus yang sesuai dengan karakter anak usia dini, karena pada masa ini anak

berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. PAUD merupakan lembaga

pendidikan yang tepat untuk memberikan layanan pendidikan pada anak usia

dini. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan pendidikan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar mempunyai kesiapan untuk memasuki

jenjang selanjutnya (D Wijana, 2019: 3.9)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-8 tahun yang

merupakan usia keemasan karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Anak usia dini merupakan makhluk yang unik yang

perlu diberikan pembinaan dan pelatihan dalam mengembangkan seluruh aspek

perkembangan, agar anak mampu untuk mempersiapkan diri pada jenjang

pendidikanselanjutnya.

C. Penelitian Relevan

Tabel 2.1 Penelitian yang relevan

Judul
No. Nama Kesimpulan Perbedaan
Penelitian

1. Muslimatun Penyebaran Penyebaran hadits pada anak Berdasarkan


Hasanah Hadits di Anak- usia dini menggunakan kesimpulan peneliti
Anak Usia Dini media youtube membuat tersebut terdapat
Melalui Media anak tertarik dan lebih perbedaan metode
Youtube mudah menghafal hadits. atau cara yang
digunakan untuk
mengenalkan hadits
pada anak usia dini.
2. Ratna Kanu Penerapan Penerapan metode terjemah
Metode Terjemah dalam mengahafal hadits
dalam Menghapal pada anak usia dini di TK
hadits pada Anak Islam Terpadu Qurrata
Usia Dini di TK A‟yun Palu, sudah terlaksana
Islam Terpadu dengan baik, dengan
Qurrata A’yun menggunakan langkah-
Tenggede Palu langkah yang telah disepakati
oleh guru dan kepala
sekolah, metode terjemah
7
cukup efektif meskipun
masih terdapat beberapa
kendala saat pembelajaran
berlangsung.

3. Muhammad Pendidikan Hadis Perkembangan pengetahuan Berdasarkan


Alfatih untuk Anak Usia agama pada anak ditentukan kesimpulan peneliti
Suryadilaga, Dini oleh pendidikan dan tersebut terdapat
dkk pengalaman yang dilaluinya, perbedaan yaitu,
terutama pada usia dini. peneliti hanya
Hadis yang diberikan kepada membahas hal ini
anak usia dini yaitu berupa secara garis besar,
hadis pendek yang berkaitan peneliti belum
dengan kehidupan sehari-hari memaparkan secara
dan mudah dihafal serta
spesifik dan lengkap
difahami.
tentang metode
penerapan
pendidikan hadits
untuk anak usia dini.
8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini mengggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah proses belajar mengajar khususnya tentang materi hadits pada kelompok A1

di RA Muslimat NU 17 Kota Malang dengan menggunakan gerakan yang

bertujuan untuk memudahkan proses menghafal hadits anak usia dini. Kegiatan

penelitian ini diamati penuh kesungguhan dan direfleksikan dengan harapan

penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok B2 di RA

11 Siti Khadijah Kota Batu.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok A1 di RA Muslimat NU 17 Kota

Malang yang beralamatkan di Jalan Teluk Pelabuhan Ratu No. 115 B Kelurahan Arjosari,

Kecamatan Blimbing, Kota Malang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran di semester genap

Tahun Pelajaran 2022-2023.

C. Subjek Penelitian

subjek dalam penelitian ini adalah 13 anak kelompok A2 di RA Muslimat NU 17

Kota Malang, dengan usia 4-5 tahun yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 8 anak

perempuan.
9
Tabel. 3.1. Daftar Nama Kelompok A2

No. Nama
1. Achmad Rafka Zamzani
2. Agatha Bilquis Syafa Sabrina
3. Anindita Keisha Zahra
4. Aisyahrani Humairah Hidayat
5. Ariqah Hasna Naura
6. Arsy Adzkiya Agatha
7. Daffa Tristan Albaihaqy
8. Devina Aqila Azkadina
9. Evan Prabaswara Putra Setiawan
10. Hafidz Ahmad Al Faronizam
11. Jovan Nicholas Arya Liwisan
12. Khanza Khadijah Azzahra
13. Raffan Hadi Al’arsyad

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data keseluruh aspek yang berkaitan dengan tujuan dalam penelitian ini, yang

meliputi untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan hasil

belajar anak dengan diterapkannya penggunaan metode menghafal dengan

gerakan dalam pembelajaran hadits pada anak usia dini. Pengumpulan data pada

penelitian ini, ada teknik dan instrumen yang digunakan sebagai acuan data.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

1. Observasi

Data yang diambil ketika observasi adalah implementasi peneliti terhadap

rencana pembelajaran, sikap peserta didik dalam proses pembelajaran saat

menggunakan metode menghafal dengan gerakan.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman

wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara tersebut dilakukan

kepada kepala sekolah dan guru tentang kemampuan belajar siswa tentang

pembelajaran hadits dan untuk mengetahui kesulitan yang terjadi di kelas

dalam proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

3. Dokumentasi
10

Dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

menggunakan teknik perekaman dan foto, agar memudahkan peneliti

menganalisis proses pembelajaran.


11

DAFTAR RUJUKAN

Hasanah, Muslimatun (2023), Penyebaran Hadits di Anak-Anak Usia Dini Melalui Media
Youtube.

Kanoe, Ratna (2022), Penerapan Metode Terjemah dalam Menghapal Hadist pada Anak Usia
Dini di Tk Islam Terpadu Qurrota A’yun Tinggede Palu. Retrieved from :
https://repository.iainpalu.ac.id/1473/1/RATNA%20KANU%20-%2018.pdf

Suryadiaga, Muhammad Alfatih, (2020), Pendidikan Hadits untuk Anak Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai