Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Dosen Pengampu: Emelda Tesalonika Manalu S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH:
1. Afriando Sinaga (2301010043)
2. Christina Sinaga (2301010045)
3. Tesalaonika Hutabarat (2301010057)
4. Asri Sinaga (2301010062)
5. Wahyu Lumbantobing (2301010063)
6. Marta Sihombing (2301010064)
7. Resi Simbolon (2301010070)
8. Lisken Siahaan (2301010079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
T.A 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha esa, kami diberikan kesehatan
sehinggan kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Adapun
tema dari makalah ini adalah ”Kajian Sosiologi dilihat Dari individu, kelompok,
kelembagaan, dan persebaran penduduk”.
Pada kesempatan ininkami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
dosen mata kuliah Pembelajaran IPS yang telah memberikan tugas kepada kami, dan telah
membimbing kami. Kami juga berterima kasih kepada pihak yang telah ikut serta dalam
pembuatan makalah ini.
Kami tau makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi kelompok kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Pematangsiantar, 06 November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1. Latar Belakang........................................................................................4
1.2. Rumusan masalah....................................................................................4
1.3. Tujuan......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
2.1. Kajian Sosiologi Dilihat Dari Individu.....................................................5
2.2. Kajian Sosiologi Dilihat Dari Kelompok..................................................7
2.3. Kajian Sosiologi Dilihat Dari Kelembagaan.............................................10
2.4. Kajian Sosiologi Dilihat Dari Persebaran Penduduk.................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1. Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta
pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte
yang juga dikenal sebagai bapak dari sosiologi dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin
ilmiah oleh Herbert Spencer.Perkembangan sosiologi sebagai ilmu dibagi menjadi empat
tahap, yaitu masa abad pertengahan, masa abad renaisans, masa sosiologi sebagai ilmu
tentang masyarakat dengan menggunakan metode ilmiah dari keilmuan lain (abad ke-18 M),
dan masa sosiologi sebagai ilmu dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M).
Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan dapat diselidiki melalui metode-metode
ilmiah serta dapat disusun menjadi suatu sistem yang masuk akal dan saling berhubungan.
Objek kajian utama dalam sosiologi ialah struktur masyarakat, unsur sosial, sosialisasi dan
perubahan sosial. Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala
sosial yang terjadi dalam Masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.
kajian utama dalam sosiologi ialah struktur masyarakat, unsur sosial, sosialisasi dan
perubahan sosial. Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala
sosial yang terjadi dalam Masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.
Dalam perjalanan panjang peradaban manusia, kita tidak hanya menyaksikan
perkembangan teknologi, ekonomi, dan politik, tetapi juga menyaksikan dinamika kompleks
dalam kehidupan sosial. Kajian sosiologi menjadi jendela utama bagi kita untuk memahami
perjalanan ini, menyelusuri lorong-lorong yang tak terlihat dari interaksi antarindividu,
kelompok, dan struktur masyarakat.
Sosiologi membawa kita ke dalam dunia di mana tali sosial menjalin hubungan yang
kompleks antara individu-individu yang terkadang tampaknya berbeda namun saling terkait.
1.2 Rumusan masalah
1.Kajian Sosiologi Dilihat Dari Individu
2.Kajian Sosiologi Dilihat Dari Kelompok
3.Kajian Sosiologi Dilihat Dari Kelembagaan
4.Kajian Sosiologi Dilihat Dari Persebaran Penduduk

1.3 Tujuan
1. Memudahkan sosiolog atau parah ahli mengetahui sifat social manusia dalam masyarakat
2. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi
3. Memahami berbagai peran social dalam kehidupan
4. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian social dalam kehidupan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Sosiologi dilihat dari Individu


Dalam kajian sosiologi, individu dilihat sebagai bagian penting. Sosiologi mempelajari
hubungan dan gejala sosial antar individu-individu dengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok. Objek kajian sosiologi mencakup kehidupan sosial seperti tindakan sosial,
hubungan sosial, kepribadian individu, segala macam kelompok, komunitas, organisasi,
asosiasi, dan Masyarakat. Sosiologi juga mempelajari bagaimana individu berinteraksi dalam
masyarakat, serta produk dari interaksi sosial manusia di dalam Masyarakat. Berikut adalah
beberapa aspek kajian sosiologi yang dapat dilihat dari perspektif individu:
Agensi dan Struktur
1.Agensi
Agensi dalam sosiologi merujuk pada kapasitas seseorang untuk bertindak secara
independen dan membuat pilihan mereka sendiri. Konsep agensi mencakup beberapa aspek
penting dalam sosiologi, seperti:
1. .Kemampuan kesadaran: Agensi mencakup kemampuan individu untuk
menyelenggarakan kesadaran sendiri dan membuat pilihan yang sesuai dengan
keinginan mereka.
2. Bertindak secara mandiri: Agensi memungkinkan individu untuk bertindak secara
independen dan mengambil tanggung jawab atas kesalahan atau keputusan yang
mereka buat.
3. Interaksi dengan struktur sosial: Konsep agensi juga menjelaskan dinamika
hubungan antara individu atau agen dengan struktur sosial. Agensi memungkinkan
individu untuk berinteraksi dengan struktur sosial dan mengubahnya, tergantung
pada konteks dan situasi.
4. Otonomi tindakan individu: Konsep agensi menggambarkan salah satu
permasalahan utama dalam teori sosial, yaitu otonomi tindakan individu. Otonomi
ini menilai bahwa individu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab pada pilihan mereka.
5. Peran sosiologi: Konsep agensi digunakan dalam sosiologi untuk menjelaskan
bagaimana individu berinteraksi dengan struktur sosial dan mengubahnya,
tergantung pada konteks dan situasi
2.Struktur
Dalam sosiologi, struktur merujuk pada pola-pola yang teratur dalam masyarakat yang
memengaruhi atau membatasi pilihan dan kesempatan individu. Struktur sosial mencakup
berbagai aspek, termasuk hubungan internal yang dilembagakan oleh individu dalam
kelompok, lembaga-lembaga sosial, sistem stratifikasi sosial, dan peran sosial. Struktur sosial
juga dapat mengalami perubahan akibat perkembangan teknologi komunikasi, yang
memengaruhi cara berkomunikasi dan interaksi antar individu dalam masyarakat.

5
a.Identitas dan Sosialisasi
1.Identitas
Dalam kajian sosiologi, identitas dilihat dari dua perspektif utama, yaitu identitas individu
dan identitas kelompok. Identitas individu merujuk pada ciri-ciri atau gambaran khusus
mengenai seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Hal ini mencakup
karakteristik unik yang membedakan seseorang dengan orang lain, serta prinsip moral yang
digunakan seseorang dalam bertindak. Di sisi lain, identitas kelompok adalah upaya
mempertahankan dan memperkuat kelompok melalui karakteristik khusus atau lambang
identitas, baik dalam bentuk simbol, bahasa, budaya, dan lainnya yang berperan sebagai
cerminan.
Identitas individu dan identitas kelompok juga dibentuk melalui hubungan sosial dengan
orang lain, dan berfungsi untuk menanamkan nilai dan norma dalam diri individu. Identitas
sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli, dan rasa bangga dari keanggotaan dalam
suatu kelompok tertentu, serta dapat dimaknai melalui tanda-tanda selera, kepercayaan, sikap,
dan gaya hidup. Identitas individu dan identitas kelompok merupakan bagian penting dalam
kajian sosiologi karena memengaruhi interaksi sosial, pembentukan struktur sosial, dan
dinamika masyarakat secara keseluruhan.
2.Sosialisasi
Sosialisasi dalam kajian sosiologi dilihat dari individu merupakan suatu proses di mana
seorang individu mempelajari kebudayaan, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat
untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat itu sendiri. Proses
sosialisasi ini berlangsung sepanjang hayat dan melibatkan berbagai agen sosialisasi, seperti
keluarga, sekolah, teman sebaya, tempat kerja, dan media massa. Sosialisasi juga berperan
dalam pembentukan kepribadian individu, di mana individu belajar untuk berperilaku sesuai
dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Terdapat dua bentuk sosialisasi,
yaitu sosialisasi primer yang diterima dari keluarga, dan sosialisasi sekunder yang diterima di
luar keluarga seperti sekolah dan teman sebaya. Proses sosialisasi ini penting dalam
membentuk identitas dan perilaku individu dalam masyarakat.
b.Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik adalah sebuah teori sosiologi yang menekankan pada
proses interaksi sosial dalam membentuk makna dan identitas individu. Teori ini berangkat
dari pemikiran Max Weber yang menyatakan bahwa tindakan sosial yang dilakukan individu
didorong oleh hasil pemaknaan sosial terhadap lingkungan sosial. Teori ini juga dipengaruhi
oleh teori behaviorisme sosial yang memusatkan diri pada interaksi alami yang terjadi antara
individu dalam masyarakat dan masyarakat dengan individu. Terdapat tiga konsep penting
dalam teori ini, yaitu pikiran (mind), diri (self), dan struktur sosial. Teori ini juga memiliki
tujuh asumsi dasar, di antaranya adalah manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan
orang lain kepada mereka, makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, dan individu
mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain. Teori Interaksionisme
Simbolik dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, seperti dalam
analisis sosial-mikro dan dalam memahami interaksi sosial sehari-hari.

6
2.2 Kajian Sosiologi Dilihat dari Kelompok
Kajian sosiologi dapat dilakukan dari berbagai perspektif, salah satunya adalah melalui
analisis kelompok. Kelompok dalam konteks sosiologi merujuk pada sekumpulan individu
yang memiliki interaksi sosial, tujuan bersama, dan identitas bersama. Berikut adalah
beberapa pendekatan dalam menganalisis kelompok dalam kajian sosiologi:
1. Kelompok Sosial
Dalam kajian sosiologi, kelompok sosial merupakan salah satu objek kajian yang penting.
Kelompok sosial dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kesadaran
bersama dan saling berinteraksi. Kelompok sosial memiliki ciri-ciri seperti adanya kesadaran
akan keanggotaan, interaksi yang terorganisir, dan pola interaksi yang terjadi secara berulang-
ulang. Terdapat berbagai jenis kelompok sosial, antara lain kelompok primer, kelompok
sekunder, patembayan, dan kelompok informal. Kelompok sosial memiliki fungsi yang
beragam, seperti meningkatkan kualitas diri, memberikan norma dan adat bagi masyarakat,
serta menjalin hubungan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu,
kelompok sosial juga memiliki peran dalam pembentukan identitas dan perilaku individu
dalam masyarakat. Dengan memahami kelompok sosial, sosiologi dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika sosial dalam Masyarakat
2. Struktur Kelompok
Struktur kelompok sosial menurut kajian sosiologi dilihat dari kelompok sosial yang
merupakan salah satu objek kajian yang penting dalam ilmu sosiologi. Kelompok sosial dapat
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kesadaran bersama dan saling
berinteraksi. Berikut adalah beberapa poin penting terkait kelompok sosial menurut kajian
sosiologi:
a. Kelompok sosial memiliki ciri-ciri seperti adanya kesadaran akan keanggotaan,
interaksi yang terorganisir, dan pola interaksi yang terjadi secara berulang-ulang.
b. Terdapat berbagai jenis kelompok sosial, antara lain kelompok primer, kelompok
sekunder, patembayan, dan kelompok informal.
c. Kelompok sosial memiliki fungsi yang beragam, seperti meningkatkan kualitas diri,
memberikan norma dan adat bagi masyarakat, serta menjalin hubungan kerjasama
yang baik untuk mencapai tujuan bersama.
d. Kelompok sosial juga memiliki peran dalam pembentukan identitas dan perilaku
individu dalam masyarakat.
Dengan memahami struktur kelompok sosial, sosiologi dapat memberikan pemahaman
yang lebih dalam mengenai dinamika sosial dalam masyarakat.
3. Kelompok Primer dan Sekunder Menurut Kajian Sosiologi
Dalam kajian sosiologi, kelompok sosial menjadi fokus kajian karena melibatkan
hubungan antarmanusia dan proses yang terjadi di dalamnya. Kelompok sosial dapat
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kesadaran bersama dan saling
berinteraksi. Terdapat berbagai jenis kelompok sosial, antara lain kelompok primer dan
kelompok sekunder.

7
a. Kelompok Primer
Kelompok primer adalah jenis kelompok sosial yang paling sederhana di mana anggotanya
saling mengenal serta ada kerja sama yang erat. Kelompok primer memiliki ciri-ciri seperti
adanya kesadaran akan keanggotaan, interaksi yang terorganisir, dan pola interaksi yang
terjadi secara berulang-ulang. Kelompok primer disebut juga sebagai kelompok face to face
group karena antar anggotanya memiliki hubungan yang begitu dekat dan erat. Contoh dari
kelompok primer adalah keluarga.
b. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok yang hubungan antaranggotanya lebih
terspesialisasi, cenderung lebih besar, bersifat impersonal, dan keberlangsungan waktunya
relatif terbatas. Kelompok sekunder dibentuk atas dasar minat atau kesamaan tertentu dan
hubungan antaranggotanya lebih merujuk pada pembagian kerja. Contoh dari kelompok
sekunder adalah rekan kerja, anggota organisasi, dan kelompok agama.
Perbedaan antara kelompok primer dan sekunder terletak pada sifat hubungannya.
Kelompok primer memiliki sifat hubungan pribadi yang erat dan tahan lama, sedangkan
kelompok sekunder memiliki sifat hubungan yang hanya sementara dan impersonal yang
berorientasi pada tujuan. Kelompok primer juga memiliki peran penting dalam pembentukan
kepribadian dan nilai-nilai seseorang, sedangkan kelompok sekunder lebih bersifat formal
dan kurang akrab.
4. Teori Kelompok:
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi, memiliki perasaan,
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ada beberapa teori yang dapat
dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok sosial, antara lain:
1. Teori Aktivitas-Interaksi-Sentimen: Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena
kelompok memiliki kegiatan, interaksi, dan sentimen yang berpengaruh pada perilaku
anggotanya.
2. Teori Alasan Praktis: Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena anggotanya
memiliki alasan praktis yang berkaitan dengan kegiatan yang dijalani oleh kelompok.
3. Teori Hubungan Pribadi: Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena hubungan
pribadi yang berpengaruh pada perilaku anggotanya.
4. Teori Identitas Sosial: Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena anggotanya
ingin meningkatkan identitas sosial mereka.
5. Teori Keseimbangan: Menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah
didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
6. Teori Pertukaran: Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena anggotanya
memiliki kesamaan fungsi dan memertukan satu sama lain.
Kelompok sosial dapat didefinisikan sebagai jenis kelompok yang paling sederhana, di
mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama yang erat. Contoh kelompok primer
adalah keluarga. Kelompok sekunder dapat didefinisikan sebagai kelompok yang hubungan
antaranggotanya lebih terspesialisasi, cenderung lebih besar, bersifat impersonal, dan
keberlangsungan waktunya relatif terbatas. Contoh kelompok sekunder adalah rekan kerja,
anggota organisasi, dan kelompok agama.

8
Perbedaan antara kelompok primer dan sekunder terletak pada sifat hubungannya.
Kelompok primer memiliki sifat hubungan pribadi yang erat dan tahan lama, sedangkan
kelompok sekunder memiliki sifat hubungan yang hanya sementara dan impersonal yang
berorientasi pada tujuan. Kelompok primer juga memiliki peran penting dalam pembentukan
kepribadian dan nilai-nilai seseorang, sedangkan kelompok sekunder lebih bersifat formal
dan kurang akrab.
5. Kelompok Minoritas dan Mayoritas:
Dalam kajian sosiologi, kelompok mayoritas dan minoritas memiliki peran penting dalam
memahami dinamika sosial dalam masyarakat. Kelompok mayoritas adalah kelompok yang
memiliki jumlah anggota yang lebih besar, sementara kelompok minoritas memiliki jumlah
anggota yang lebih kecil. Perbedaan jumlah anggota ini dapat memengaruhi interaksi dan
hubungan antar kelompok dalam masyarakat. Kelompok mayoritas seringkali memiliki
kekuatan politik dan sosial yang lebih besar, sementara kelompok minoritas seringkali
menghadapi tantangan dalam mempertahankan kepentingan dan identitas mereka.
Dalam interaksi sosial, kelompok mayoritas seringkali memiliki kekuatan untuk
menentukan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, sementara kelompok minoritas
seringkali harus beradaptasi dengan norma dan nilai yang telah ditetapkan oleh kelompok
mayoritas. Hal ini dapat memengaruhi identitas dan perilaku anggota kelompok minoritas.
Selain itu, kelompok mayoritas dan minoritas juga dapat saling berinteraksi dan saling
memengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
Dalam kajian sosiologi, penting untuk memahami dinamika hubungan antara kelompok
mayoritas dan minoritas, serta dampaknya terhadap struktur sosial dan identitas individu.
Dengan memahami peran dan interaksi antara kelompok mayoritas dan minoritas, sosiologi
dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika sosial dalam
masyarakat.
- Kelompok Minoritas: Menganalisis kelompok minoritas dan bagaimana mereka
berinteraksi dengan kelompok mayoritas, serta dampaknya terhadap struktur sosial.
- Diskriminasi dan Stereotip:Memahami bagaimana kelompok tertentu dapat mengalami
diskriminasi dan bagaimana stereotip dapat memengaruhi persepsi kelompok.
6. Perubahan Sosial Melalui Kelompok:
Perubahan sosial melalui kelompok dapat terjadi melalui berbagai mekanisme. Salah
satunya adalah melalui proses sosialisasi di dalam kelompok. Sosialisasi merupakan proses
pembelajaran norma, nilai, dan perilaku sosial yang dilakukan individu melalui interaksi
dengan kelompok sosial tempat mereka berada. Melalui proses sosialisasi inilah terjadi
penyebaran budaya, nilai, dan norma-norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya,
yang pada akhirnya dapat membawa perubahan sosial dalam masyarakat.
Selain itu, perubahan sosial juga dapat terjadi melalui perubahan struktur kelompok.
Struktur kelompok meliputi pola-pola hubungan antar anggota kelompok, peran-peran yang
dimainkan oleh anggota kelompok, serta norma-norma yang mengatur interaksi di dalam
kelompok. Perubahan dalam struktur kelompok, misalnya melalui perubahan peran-peran
dalam kelompok, dapat membawa perubahan dalam perilaku anggota kelompok dan pada
akhirnya membawa perubahan sosial dalam masyarakat.

9
Selain itu, perubahan sosial juga dapat terjadi melalui perubahan dalam nilai dan norma-
norma yang dianut oleh kelompok. Nilai dan norma-norma yang dianut oleh kelompok dapat
berubah seiring waktu sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti perubahan lingkungan,
teknologi, dan struktur sosial. Perubahan dalam nilai dan norma-norma yang dianut oleh
kelompok dapat membawa perubahan dalam perilaku anggota kelompok, yang pada akhirnya
dapat membawa perubahan sosial dalam masyarakat.
7. Identitas Kelompok:
Identitas kelompok dalam kajian sosiologi merujuk pada kesadaran anggota kelompok
tentang keanggotaan mereka dalam suatu kelompok sosial, bersama dengan signifikansi nilai
dan emosional dari keanggotaan tersebut. Identitas kelompok melibatkan keterlibatan, rasa
peduli, dan rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu, yang dapat
dimaknai melalui tanda-tanda selera, kepercayaan, sikap, dan gaya hidup. Identitas kelompok
juga dapat terbentuk melalui hubungan sosial dengan orang lain, dan berfungsi untuk
menanamkan nilai dan norma dalam diri individu.
Dalam konteks ini, identitas kelompok dapat memengaruhi perilaku dan interaksi anggota
kelompok, serta dapat memengaruhi dinamika sosial dalam masyarakat. Identitas kelompok
juga dapat memainkan peran penting dalam pembentukan struktur sosial dan dalam
mempertahankan budaya dan tradisi kelompok tersebut. Dengan memahami identitas
kelompok, sosiologi dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika
sosial dalam masyarakat.

2.3 Kajian Sosiologi Dilihat dari Kelembagaan


Kajian sosiologi yang melibatkan perspektif kelembagaan seringkali melibatkan analisis
terhadap struktur dan fungsi institusi-institusi dalam masyarakat. Kelembagaan merujuk pada
norma, nilai, aturan, dan pola-pola yang membentuk dan mengatur interaksi sosial. Dalam
konteks sosiologi, ada beberapa konsep dan teori yang berkaitan dengan analisis
kelembagaan, di antaranya adalah:
A.Institusi Sosial
Institusi sosial dalam kajian sosiologi merujuk pada sistem tata kelakuan dan hubungan
yang berpusat pada aktivitas sosial untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat. Institusi sosial melibatkan berbagai lembaga sosial yang
terorganisir untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti kebutuhan akan mata pencaharian,
kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan kekerabatan, dan lain sebagainya. Institusi sosial
juga melibatkan berbagai norma, aturan, dan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
Institusi sosial memiliki peran penting dalam memelihara hubungan antar manusia dan
antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai
dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya. Institusi sosial juga memiliki peran
dalam memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat, seperti kebutuhan akan
mata pencaharian, kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan kekerabatan, dan lain
sebagainya.

10
B. Strukturalisme social
Strukturalisme sosial adalah teori yang membangun makna sebagai hasil struktur atau
regularitas yang dapat diperkirakan dan berada di luar diri individu. Dalam konteks ini,
strukturalisme sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan mempengaruhi
bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dan menyesuaikan diri dengan struktur sosial
yang ada. Berikut adalah beberapa cara strukturalisme sosial mempengaruhi kehidupan
masyarakat: Memahami struktur sosial: Strukturalisme sosial membantu kita memahami
bagaimana struktur sosial mempengaruhi perilaku dan interaksi individu, seperti bagaimana
peran, peristiwa, dan budaya yang mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi satu sama
lain
1. Mengidentifikasi makna dari struktur: Strukturalisme sosial membantu kita
mengidentifikasi makna yang terkait dengan struktur sosial, seperti norma, peran, dan
hubungan yang berlangsung di antara individu.
2. Menjelaskan perubahan sosial: Strukturalisme sosial juga membantu kita menjelaskan
perubahan sosial melalui perubahan struktur sosial, seperti perubahan peran,
perubahan norma, atau perubahan hubungan antara individu.
3. Mempengaruhi perilaku individu: Strukturalisme sosial mempengaruhi perilaku
individu dengan menyesuaikan diri individu dengan struktur sosial yang ada, sehingga
individu berinteraksi satu sama lain sesuai dengan konteks dan situasi yang ada.

C. Teori Fungsionalisme
Teori Fungsionalisme Sosial, juga dikenal sebagai fungsionalisme struktural,
mempengaruhi kehidupan masyarakat melalui pandangannya bahwa masyarakat terbentuk
dari berbagai macam sistem dan faktor yang membentuk masyarakat sebagai suatu keutuhan.
Teori ini mengemukakan bahwa setiap bagian masyarakat memainkan peran yang penting
dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan sistem tersebut. Beberapa cara Teori
Fungsionalisme Sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat antara lain:
1. Menjaga stabilitas sosial: Teori ini mengemukakan bahwa setiap bagian masyarakat
memainkan peran yang penting dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan sistem
tersebut.
2. Memelihara keteraturan sosial: Teori ini berfungsi sebagai teori yang dapat
menciptakan keteraturan sosial di masyarakat.
3. Mempertahankan integrasi sosial: Teori ini memandang masyarakat sebagai sebuah
struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan, yang terintegrasi
berdasarkan kesepakatan nilai bersama yang mampu mengatasi perbedaan pendapat
dan kepentingan anggota.
4. Menjaga keseimbangan: Teori ini memaparkan empat asas yang harus ada di dalam
suatu sistem sosial agar terciptanya keseimbangan diantara komponen-komponennya.
Dengan demikian, Teori Fungsionalisme Sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat
dengan menjaga stabilitas, keteraturan, integrasi, dan keseimbangan dalam sistem sosial.
Teori ini memberikan pemahaman yang dalam mengenai bagaimana setiap bagian
masyarakat memainkan peran yang penting dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan
sistem tersebut.

11
D. Konflik Sosial dan Teori Konflik
Konflik sosial dan Teori Konflik Sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan
memandang konflik sebagai bagian yang inheren dari kehidupan sosial. Berikut adalah
beberapa cara Konflik Sosial dan Teori Konflik Sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat:
1. Mendorong perubahan sosial: Konflik sosial dapat memicu perubahan sosial dalam
masyarakat, seperti perubahan dalam struktur sosial, nilai, dan norma-norma yang
dianut oleh Masyarakat.
2. Mengungkap ketidakadilan sosial: Konflik sosial dapat mengungkap ketidakadilan
sosial dalam masyarakat, seperti ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan
kesempatan.
3. Mendorong partisipasi politik: Konflik sosial dapat mendorong partisipasi politik
dalam masyarakat, seperti melalui gerakan sosial dan aksi protes.
4. Mengubah hubungan sosial: Konflik sosial dapat mengubah hubungan sosial antar
kelompok dalam masyarakat, seperti hubungan antara kelompok mayoritas dan
minoritas.
5. Mengubah struktur sosial: Teori Konflik Sosial memandang bahwa konflik terjadi
karena adanya ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan kekuasaan dalam
masyarakat, sehingga teori ini dapat mempengaruhi perubahan dalam struktur sosial.
Dengan demikian, Konflik Sosial dan Teori Konflik Sosial mempengaruhi kehidupan
masyarakat dengan memicu perubahan sosial, mengungkap ketidakadilan sosial, mendorong
partisipasi politik, mengubah hubungan sosial, dan mengubah struktur sosial. Teori ini
memberikan pemahaman yang dalam mengenai bagaimana konflik dapat mempengaruhi
dinamika sosial dalam masyarakat.
E. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik mempengaruhi kehidupan masyarakat melalui
pemahaman tentang bagaimana individu berinteraksi dan memberi makna dalam konteks
sosial. Berikut adalah beberapa cara Teori Interaksionisme Simbolik mempengaruhi
kehidupan masyarakat:
1. Pemahaman interaksi sosial: Teori ini membantu dalam memahami bagaimana
individu berinteraksi satu sama lain dan bagaimana interaksi tersebut membentuk
makna sosial.
2. Pembentukan identitas: Teori ini memandang bahwa identitas individu terbentuk
melalui interaksi sosial dan pemberian makna terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Pemahaman peran sosial: Teori ini membantu dalam memahami bagaimana individu
memainkan peran sosial dalam berbagai konteks sosial.
4. Pemahaman konflik sosial: Teori ini memandang bahwa konflik sosial terjadi karena
adanya perbedaan makna dan interpretasi antar individu dalam konteks sosial.
5. Pemahaman perubahan sosial: Teori ini membantu dalam memahami bagaimana
perubahan sosial terjadi melalui interaksi sosial dan perubahan makna sosial.
Dengan demikian, Teori Interaksionisme Simbolik mempengaruhi kehidupan masyarakat
dengan memberikan pemahaman yang dalam mengenai bagaimana individu berinteraksi,
membentuk identitas, memainkan peran sosial, dan bagaimana konflik dan perubahan sosial
terjadi dalam konteks sosial.

12
F. Globalisasi dan Kelembagaan Global
Globalisasi dan Kelembagaan Global sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat melalui
berbagai cara. Berikut adalah beberapa dampak dari globalisasi dan kelembagaan global
sosial terhadap kehidupan masyarakat:
1. Perubahan budaya: Globalisasi membawa perubahan budaya dengan menyebarkannya
ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat menjadi terpapar pada berbagai budaya
dan nilai-nilai baru.
2. Perubahan ekonomi: Globalisasi membawa perubahan ekonomi dengan membuka pasar
global dan memungkinkan perdagangan bebas antar negara, sehingga masyarakat
menjadi terlibat dalam ekonomi global.
3. Perubahan teknologi: Globalisasi membawa perubahan teknologi dengan menyebarkan
teknologi informasi dan komunikasi ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat
menjadi terhubung secara global.
4. Perubahan politik: Globalisasi membawa perubahan politik dengan menyebarkan nilai-
nilai demokrasi dan hak asasi manusia ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat
menjadi terlibat dalam politik global.
5. Perubahan lingkungan: Globalisasi membawa perubahan lingkungan dengan
menyebabkan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sehingga masyarakat
menjadi terkena dampaknya.
Dengan demikian, globalisasi dan kelembagaan global sosial mempengaruhi kehidupan
masyarakat melalui berbagai cara, seperti perubahan budaya, ekonomi, teknologi, politik, dan
lingkungan. Dampak dari globalisasi dan kelembagaan global sosial terhadap kehidupan
masyarakat dapat dirasakan secara luas dan mendalam.
G. Transformasi Kelembagaan
Transformasi kelembagaan sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat melalui berbagai
cara. Berikut adalah beberapa dampak dari transformasi kelembagaan sosial terhadap
kehidupan masyarakat:
1. Perubahan struktur sosial: Transformasi kelembagaan sosial dapat membawa
perubahan dalam struktur sosial, seperti perubahan dalam peran, norma, dan nilai-
nilai yang dianut oleh Masyarakat.
2. Perubahan budaya: Transformasi kelembagaan sosial dapat membawa perubahan
dalam budaya, seperti perubahan dalam tradisi, adat istiadat, dan cara hidup
masyarakat.
3. Perubahan ekonomi: Transformasi kelembagaan sosial dapat membawa perubahan
dalam ekonomi, seperti perubahan dalam sistem produksi, distribusi, dan konsumsi
barang dan jasa.
4. Perubahan politik: Transformasi kelembagaan sosial dapat membawa perubahan
dalam politik, seperti perubahan dalam sistem pemerintahan, kebijakan publik, dan
partisipasi politik masyarakat.
5. Perubahan lingkungan: Transformasi kelembagaan sosial dapat membawa perubahan
dalam lingkungan, seperti perubahan dalam pola penggunaan sumber daya alam, pola
konsumsi, dan pola produksi.

13
Dengan demikian, transformasi kelembagaan sosial mempengaruhi kehidupan masyarakat
melalui berbagai cara, seperti perubahan struktur sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
lingkungan. Dampak dari transformasi kelembagaan sosial terhadap kehidupan masyarakat
dapat dirasakan secara luas dan mendalam.
2.4 Kajian Sosiologi Diliha dari Persebaran Penduduk
Kajian sosiologi dilihat dari persebaran penduduk adalah salah satu topik yang menarik
untuk dibahas. Persebaran penduduk adalah cara penduduk menempati suatu wilayah, baik
secara horizontal maupun vertikal1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk
dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor geografis dan faktor non-geografis2. Faktor geografis
meliputi iklim, relief, tanah, sumber daya alam, dan bencana alam. Faktor non-geografis
meliputi sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan sejarah2.
Sosiologi kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan, meliputi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap
waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan3. Sosiologi kependudukan juga
memperhatikan hubungan antara penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik,
biologi, genetika, lingkungan, dan lain sebagainya4. Sosiologi kependudukan menggunakan
teori, pendekatan, dan metode sosiologi untuk memahami fenomena dan masalah
kependudukan dalam konteks masyarakat.
Beberapa objek kajian sosiologi kependudukan yang berkaitan dengan persebaran penduduk
adalah sebagai berikut:
1. Mobilitas penduduk, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain,
baik secara permanen maupun sementara. Mobilitas penduduk dapat berdampak pada
perubahan struktur sosial, ekonomi, politik, dan budaya di daerah asal dan tujuan.
2. Migrasi penduduk, yaitu salah satu bentuk mobilitas penduduk yang bersifat
permanen atau semi-permanen. Migrasi penduduk dapat dipengaruhi oleh faktor
pendorong dan penarik, seperti kesempatan kerja, pendidikan, konflik, bencana, dll.
Migrasi penduduk dapat menimbulkan masalah seperti urbanisasi, kemiskinan,
konflik sosial, dll.
3. Distribusi penduduk, yaitu pola penyebaran penduduk di suatu wilayah, baik secara
spasial maupun administratif. Distribusi penduduk dapat dipengaruhi oleh faktor fisik
dan non-fisik, seperti iklim, tanah, sumber daya alam, komunikasi, transportasi, dll.
Distribusi penduduk dapat berpengaruh pada ketersediaan dan pemanfaatan sumber
daya, pembangunan infrastruktur, pelayanan public.

14
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Sosiologi pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang berusaha untuk menganalisis
aspek pendidikan dalam perspektif sosiologis. Sehingga, sebagai mahasiswa yang juga calon
sarjana sosial, diharapkan mampu dan memiliki kepekaan terhadap aspek sosial pendidikan
baik menyangkut hubungannya dengan agama, politik, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
Sebab, sebagai sebuah institusi, lembaga pendidikan juga berhubungan secara timbal balik
dengan lembaga-lembaga lainnya. Khususnya dalam masyarakat yang diselenggarakan
berbagai macam tingkat pendidikan yang sekaligus bertindak penyelenggara pendidikan,
biasanya muncul fenomena sosial pendidikan yang menarik untuk dianalisis. Untuk itulah
kehadiran mata kuliah Sosiologi Pendidikan ini dapat menjadi bekal akademis bagi calon
sarjana sosial dalam memahami realitas dunia khususnya dalam dunia pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alfiti. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya.
E.B Reuter. (Tahun tidak diketahui). Judul tidak diketahui. Penerbit tidak diketahui.
P.J. Bouwman. (Tahun tidak diketahui). Judul tidak diketahui. Penerbit tidak diketahui.
Pitirin Sorokin. (Tahun tidak diketahui). Judul tidak diketahui. Penerbit tidak diketahui.
https://www.gramedia.com/literasi/ruang-lingkup-sosiologi/
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sosiologi/Per%20Pembelajaran/PEMBELAJARAN
%201.%20Sosiologi%20sebagai%20Ilmu%20Pengetahuan.pdf
https://id.scribd.com/document/449398856/MAKALAH-INDIVIDU-KELOMPOK-DAN-
KELEMBAGAAN
https://osf.io/67an9/download
https://repository.uinsuska.ac.id/8620/1/Sosiologi%20Pendidikan%20%28Teori%20dan
%20Aplikasinya%29.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai