KLP 3 KESADARAN DIRI
KLP 3 KESADARAN DIRI
KLP 3 KESADARAN DIRI
DISUSUN
OLEH:
Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat-
Nya degan suri teladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang Teori Jean Watson dan Teori Leiniger, semua ini dirangkum dalam
makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih
singkat dan akurat .
Kami dengan senang hati menyajikan makalah ini sebagai hasil kerja sama dan
kerja keras kelompok kami. Makalah ini adalah buah dari upaya bersama dari semua
anggota kelompok dan merupakan hasil kolaborasi kami dalam memahami, menganalisis,
dan menyajikan informasi yang relevan.
Makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa kontribusi berharga dari setiap
anggota kelompok. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap individu yang
telah memberikan waktu, tenaga, dan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan proyek
ini. Kerja sama tim kami adalah kunci kesuksesan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih
sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya
kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori Jean Watson mengatur keperawatan sebagai suatu profesi yang berfokus pada
perawatan individu, keluarga, dan komunitas untuk mencapai, memelihara, dan menyembuhkan
kesehatan yang optimal dan berfungsi. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari
keperawatan dan menjadi perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan. Teori ini didasarkan pada ilmu dan kiat yang mencakup empat cabang
kebutuhan manusia yang kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
yaitu kebutuhan aktualisas.
Teori Leininger, juga dikenal sebagai Teori Keperawatan Transkultural atau Teori
Perawatan Budaya, dikembangkan oleh Madeleine Leininger. Teori ini pentingnya memahami dan
mengintegrasikan aspek budaya dalam pelayanan. Fokus utamanya adalah memberikan asuhan
yang sesuai dan bermanfaat bagi individu tanpa melihat latar belakang budaya yang berbeda. Teori
ini memadukan antara perawat dan penyedia layanan kesehatan lainnya untuk menjelaskan makna
perawatan sebagai nilai-nilai perawatan yang universal. Kelebihan teori ini antara lain menjelaskan
secara luas makna tentang kebudayaan pada proses perdarahan, sementara kekurangannya
termasuk kompleksitas yang membuatnya sulit dipahami lebih dalam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori jean Watson?
2. Apa yang dimaksud dengan teori leiniger?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu teori jean Watson
2. Untuk mengetahui apa itu teori leiniger
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam memanfaatkan ilmu peduli sebagai konteks disiplin dan yang memandu
pengembangan profesional dan kedewasaan. Jean Watson mengakui bahwa ada perbedaan
antara disiplin keperawatan dan profesi keperawatan. Sudah diketahui secara luas bahwa
disiplin (bidang apapun) harus menginformasikan profesi. Ilmu kepedulian menginformasikan
dan fungsi sebagai titik awal moral-filosofi-teoritis- dasar untuk pendidikan keperawatan,
perawatan pasien, penelitian, dan bahkan praktik administrasi.
Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh
4
bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan
berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
Dari beberapa konsep sehat dan sakit diatas, dapat dikemukakan beberapa prinsip
antara lain:
Ten Carative Factors digunakan sebagai kerangka kerja dalam keilmuan dan praktik
keperawatan. Pada perjalanan Watson mengembangkan "Caritas" yang menghubungkan
caring dan love secara eksplisit dan disebut sebagai clinical caritas proses Setiap carative
factors dan clinical caritas processes menggambarkan proses caring dalam rangka mencapai
dan mempertahankan kesehatan pasien atau meninggal dengan damai.
5
b) Menumbuhkan harapan pasien. Factor ini menunjukkan peran perawat dalam
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membuat pasien mengadopsi perilaku
sehat, dengan menggunakan sugesti secara positif dan dengan mengembangkan
hubungan perawat-pasien yang efektif.
c) Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain Bila perawat dapat mengekspresikan
perasaannya, dia akan mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengekpresikan perasaan mereka.
d) Mengembalikan hubungan saling percaya. Pada hubungan saling percaya, perawat
akan jujur,ikhlas, empati, berbicara dengan nada suara yang tidak tinggi dan
berkomunikasi dengan jelas.
e) Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif dapat membuat perasaan pasien atau
perawat tidak enak. Perawat perlu mempersiapkan diri dan juga mempersiapkan pasien
untuk menerima terutama perasaan negatif.
f) Menggunakan proses penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan.
Penggunaaan proses keperawatan merupakan metode penyelesaian masalah pasien.
Hal ini menunjukkan bahwa perawat memiliki otonomi untuk menetapkan tindakan
keperawatan tidak hanya melalui tindakan medik semata.
g) Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses internasional.
h) Menyediakan lingkungan biopsikososial dan culture yang suportif dan proektif.
i) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar. Perawat membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan biopsikososial dan spiritual.
j) Memberikan kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan pasien suatu pengalaman atau pemikiran yang
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya dan orang lain.
4. Asumsi Dasar
Teori Watson Terletak pada tujuh asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori, yaitu:
6
b) Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
c) Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan individu
serta keluarga.
d) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang pada saat ini,
tetapi bagaimana seseorang tersebut di masa depannya.
e) Caring enviromental yaitu menyediakan perkembangan potensi dan memberikan
keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah
ditentukan.
f) Caring bersifat healtogenic dari pada curring Praktik caring mengintegrasikan
pengetahuan biospikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk
membantu pasien yang sakit dimana acting melengkapi curring.
g) Caring merupakan inti dari keperawatan.
a) Manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu).
b) Kesehatan
Kesehatan merupakan sebuah keutuhan dari pikiran, fungsi fisik, dan fungsi sosial. Hal
ini menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan juga merupakan keadaan bebas
dari keadaan sakit.
c) Lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap
keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk
melakukan mekanisme coping terhadap lingkungan tertentu. Lingkungan adalah
dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
7
d) Keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan caring
ditujukan untuk pasien baik dalam keadaan sakit amupun sehat.
Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing anak- anak
rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya tidak mengerti
tentang faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa
diagnosis keperawatan dan tindakannya belum membantu anak secara memadai. Pengalaman
tersebut, mendorong Leininger untuk menempuh pendidikan doktoral dalam bidang
antropologi. Awalnya dia menulis pada akhir tahun 1970. Tulisannya ini berfokus membahas
caring dan transcultural nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan
tersebut. Namun sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan universalitas.
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality, atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan pada
pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural
diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari
latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik
8
keperawatan yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya,
kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
9
Kajian yang telah dilakukan mengenai etnogeografi dilakukan pada keluarga yang salah-
satu anggota keluarganya mengalami gangguan neurologis yang akut. Hal yang dilihat
disini, adalah bagaimana anggota keluarga yang sehat menjaga anggota keluarga yang
mengalami gangguan neurologis, tersebut. Akhirnya, anggota keluarga yang sehat di
wawancara dan diobservasi guna memperoleh data. Ternyata mereka melakukan penjagaan
terhadap anggota keluarga yang sakit, selama kurang lebih 24 jam. Hanya satu orang saja
yang tidak ikut berpartisipasi untuk merawat anggota yang sakit. Setelah dikaji, ada
beberapa faktor yang memengaruhi kepedulian anggota keluarga yang sehat untuk menjaga
anggota yang sakit. Faktor tesebut, dintaranya adalah komitmen dalam kepedulian,
pergolakan emosional, hubungan keluarga yang dinamis, transisi dan ketabahan.
Penemuan ini menjelaskan pemahaman yang nyata. Bahwa penjagaan terhadap pasien
merupakan salah satu ekspesi dari sifat caring dan membrikan sumbangsih pada
pengetahuan tentang perawatan pekabudaya.
b. Edukasi (Education)
Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum pendidikan keperawatan bukan
merupakan hal yang baru. Keanekaragaman budaya atau dalam dunia keperawatan mulai
diintegrasikan ke dalam kurikulum keperawatan pada tahun 1917, saat komite kurikulum
dari National League of Nursing (NLN) mempublikasikan sebuah panduan yang berfokus
pada ilmu sosiologi dan isu sosial yang sering dihadapi oleh para perawat. Kemudian, tahun
1937 komite NLN mengelompokan latar belakang budaya ke dalam panduan untuk
mengetahui reaksi seseorang terhadap rasa sakit yang dimilikinya.
Promosi kurikulum pertama tentang Transcultural Nursing dilaksanakan antara tahun
1965-1969 oleh Madeleine Leininger. Saat itu Leininger tidak hanya mengembangkan
Transcultural Nursing di bidang kursus. Tetapi juga mendirikan program perawat besama
ilmuwan Ph-D, pertama di Colorado School of Nursing. Kemudian dia memperkenalkan
teori ini kepada mahasiswa pascasarjana pada tahun 1977. Ada pandangan, jika beberapa
program keperawatan tidak mengenali.
10
c. Kolaborasi (Colaboration)
Asuhan keperawatan merupakan bentuk yang harus dioptimalkan dengan mengacu pada
kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin
kembali lagi (Leininger, 1985).
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan kesehatan memerlukan
suatu proses atau rangkaian kegiatan sesuai dengan latar belakang budaya klien. Hal ini
akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan klien, ataupun dengan staf
kesehatan yang lainnya. Nantinya, pemahaman terhadap budaya klien akan
diimplentasikan ke dalam strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Strategi ini merupakan strategi perawatan peka budaya yang dikemukakan
oleh Leininger.
11
giver perawat harus merestrukturisasi kebiasaan pasien dengan mengubah pola hidup
pasien dengan hal yang membantu penyembuhan pasien tetapi tidak membuat pasien
merasa tidak nyaman sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan.
e. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural Nursing bisa ditemukan
dalam manajemen keperawatan. Diantaranya ada beberapa rumah sakit yang dalam
memberikan pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh pasien. Hal ini
memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat dengan pemberi pelayanan
kesehatan. Bisa saja, tidak semua warga negara Indonesia fasih dan nyaman menggunakan
bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat awam, mereka justru akan merasa lebih dekat
dengan pelayanan kesehatan yang menggunakan bahasa ibu mereka. Hal ini dikarena nilai-
nilai budaya yang dipegang oleh tiap orangnya masih cukup kuat,
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jean Watson merupakan anggota dari American Academy of Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan
filsafat dan teori keperawatan manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia.
Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan pada tahun 1979 di buku keperawatan
yaitu "The Philosphy and Science of Caring".
Konsep teori Jean Watson mendalami perihal lingkungan spiritual dalam praktik asuhan
keperawatan, hal tersebut mengacu pada 10 carative factors. Kemudian Watson menawarkan
suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep
tersebut adalah "clinical caritas process".\
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau yang
lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di dalam teorinya. membahas khusus culture,
culture care, diversity, universality, worldview, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal.
13
DAFTAR PUSTAKA
George, J.B. 1995. Nursing Theories, 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Ed 2. Jakarta: Salemba
Medika
Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing. Virginia:
Wolters Kluwer
Sagar, Priscilla Limbo. 2014. Transculural Nursing Education Strategies. United States: Spinger
Publishing Company.
14