KLP 3 KESADARAN DIRI

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

TEORI JEAN WATSON DAN TEORI LEINIGER

DISUSUN
OLEH:

1. Riskan Fatlia (23185014)


2. Wilda Rahmi (23185007)
3. Ayu Delvira (23185025)
4. Siti Nurhaliza (23185001)
5. Firda Rahma (23185005)
6. Putri Fahzira (23185009)
7. Nur Afarahtul Nisa (23185020)
8. Selviana Humaira (23185030)
9. Nurul Ismiati (23185015)
10. Hayatus Syifa (23185016)
11. Riskia Mustafidah (23185027)
12. Nuratul Ikramah (23185040)
13. M. Ramadhana (23185002)

Dosen Pengampu : Ns. Elly Fazlylawati, S.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat-
Nya degan suri teladan-Nya yang baik.

Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang Teori Jean Watson dan Teori Leiniger, semua ini dirangkum dalam
makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih
singkat dan akurat .

Kami dengan senang hati menyajikan makalah ini sebagai hasil kerja sama dan
kerja keras kelompok kami. Makalah ini adalah buah dari upaya bersama dari semua
anggota kelompok dan merupakan hasil kolaborasi kami dalam memahami, menganalisis,
dan menyajikan informasi yang relevan.

Makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa kontribusi berharga dari setiap
anggota kelompok. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap individu yang
telah memberikan waktu, tenaga, dan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan proyek
ini. Kerja sama tim kami adalah kunci kesuksesan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih
sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya
kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Aceh Besar, 23 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 3
C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
A. BIOGRAFI JEAN WATSON ........................................................................................................... 4
B. TEORI JEAN WATSON .................................................................................................................. 4
C. BIOGRAFI MADELEINE LEINIGER ............................................................................................ 8
D. TEORI LEINIGER (Cultural Diversity and Universality) ............................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teori Jean Watson mengatur keperawatan sebagai suatu profesi yang berfokus pada
perawatan individu, keluarga, dan komunitas untuk mencapai, memelihara, dan menyembuhkan
kesehatan yang optimal dan berfungsi. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari
keperawatan dan menjadi perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan. Teori ini didasarkan pada ilmu dan kiat yang mencakup empat cabang
kebutuhan manusia yang kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
yaitu kebutuhan aktualisas.

Teori Leininger, juga dikenal sebagai Teori Keperawatan Transkultural atau Teori
Perawatan Budaya, dikembangkan oleh Madeleine Leininger. Teori ini pentingnya memahami dan
mengintegrasikan aspek budaya dalam pelayanan. Fokus utamanya adalah memberikan asuhan
yang sesuai dan bermanfaat bagi individu tanpa melihat latar belakang budaya yang berbeda. Teori
ini memadukan antara perawat dan penyedia layanan kesehatan lainnya untuk menjelaskan makna
perawatan sebagai nilai-nilai perawatan yang universal. Kelebihan teori ini antara lain menjelaskan
secara luas makna tentang kebudayaan pada proses perdarahan, sementara kekurangannya
termasuk kompleksitas yang membuatnya sulit dipahami lebih dalam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori jean Watson?
2. Apa yang dimaksud dengan teori leiniger?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu teori jean Watson
2. Untuk mengetahui apa itu teori leiniger

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI JEAN WATSON


Jean Watson Lahir 10 Juni 1940 di Williamson, West Virginia. Jean Watson lulus dari
sekolah keperawatan Lewis Gale Di Roanoke, Virginia pada tahun 1961. Ia melanjutkan
studinya di Universitas Colorado di Boulder, mendapatkan gelar B.S. pada tahun 1964,
mendapatkan gelar seorang M.S. dalam keperawatan kesehatan mental dan psikiatri pada tahun
1966, dan gelar pH.D. Dalam psikologi pendidikan dan konseling pada tahun 1973. Ia juga
telah dianugerahi sembilan gelar dictor kehormatan di enam negara.
Jean Watson adalah seorang ahli teori perawat dan profesor perawat Amerika yang
paling dikenal karena teori kepeduliannya kepada manusia. Dia adalah penulis banyak buku,
termasuk keperawatan salah satunya yaitu The Philoshopy and Science Of Caring. Penelitian
Watson tentang kepedulian telah dimasukkan kedalam pendidikan dan perawatan pasien di
ratusan sekolah perawat dan fasilitas kesehatan diseluruh dunia.

B. TEORI JEAN WATSON


1. Teori Nursing The Philoshopy and Science Of Caring

Dalam memanfaatkan ilmu peduli sebagai konteks disiplin dan yang memandu
pengembangan profesional dan kedewasaan. Jean Watson mengakui bahwa ada perbedaan
antara disiplin keperawatan dan profesi keperawatan. Sudah diketahui secara luas bahwa
disiplin (bidang apapun) harus menginformasikan profesi. Ilmu kepedulian menginformasikan
dan fungsi sebagai titik awal moral-filosofi-teoritis- dasar untuk pendidikan keperawatan,
perawatan pasien, penelitian, dan bahkan praktik administrasi.

Peduli ilmu pengetahuan semakin menegaskan bahwa kesatuan dan keterhubungan


ada di antara semua hal dalam lingkaran besar kehidupan: Perubahan, penyakit, penderitaan,
kematian dan kelahiran kembali. Orientasi ilmu kepedulian menggerakkan manusia lebih
dekat ke komunikasi lebih dekat hubungan damai, dengan komunitas lain, negara dan waktu.

Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh

4
bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan
berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

2. Konsep Utama dan Definisi Ten carative Carative

Watson terus mengembangkan pemikirannya tentang keperawatan, mulai dari


pandangannya teori dan aplikasi keperawatan. Manusia diyakini sebagai person as a whole as
a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh
dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri
yang dipersiapkan dan diri yang di wujudkan.

Dari beberapa konsep sehat dan sakit diatas, dapat dikemukakan beberapa prinsip
antara lain:

a) Sehat menggambarkan keutuhan kondisi seseorang yang bersifat multidimensional dan


fluktuatif, tergantung dari intelerasu antara faktor- faktor yang mempengaruhinya.
b) Kondisi sehat dapat dicapai dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan,baik intemal maupun eksternal.
c) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kepastiannya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.

Ten Carative Factors digunakan sebagai kerangka kerja dalam keilmuan dan praktik
keperawatan. Pada perjalanan Watson mengembangkan "Caritas" yang menghubungkan
caring dan love secara eksplisit dan disebut sebagai clinical caritas proses Setiap carative
factors dan clinical caritas processes menggambarkan proses caring dalam rangka mencapai
dan mempertahankan kesehatan pasien atau meninggal dengan damai.

3. Konsep Utama dan Definisi Ten Carative Factors


a) Terbentuknya sistem yang humanistic dan altruistic pada hubungan perawatan-pasien.
Faktor ini menggambarkan adanya kepuasan perawat bila ia dapat menggunakan
dirinya untuk membantu pasien.

5
b) Menumbuhkan harapan pasien. Factor ini menunjukkan peran perawat dalam
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membuat pasien mengadopsi perilaku
sehat, dengan menggunakan sugesti secara positif dan dengan mengembangkan
hubungan perawat-pasien yang efektif.
c) Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain Bila perawat dapat mengekspresikan
perasaannya, dia akan mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengekpresikan perasaan mereka.
d) Mengembalikan hubungan saling percaya. Pada hubungan saling percaya, perawat
akan jujur,ikhlas, empati, berbicara dengan nada suara yang tidak tinggi dan
berkomunikasi dengan jelas.
e) Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif dapat membuat perasaan pasien atau
perawat tidak enak. Perawat perlu mempersiapkan diri dan juga mempersiapkan pasien
untuk menerima terutama perasaan negatif.
f) Menggunakan proses penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan.
Penggunaaan proses keperawatan merupakan metode penyelesaian masalah pasien.
Hal ini menunjukkan bahwa perawat memiliki otonomi untuk menetapkan tindakan
keperawatan tidak hanya melalui tindakan medik semata.
g) Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses internasional.
h) Menyediakan lingkungan biopsikososial dan culture yang suportif dan proektif.
i) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar. Perawat membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan biopsikososial dan spiritual.
j) Memberikan kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan pasien suatu pengalaman atau pemikiran yang
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya dan orang lain.

4. Asumsi Dasar

Teori Watson Terletak pada tujuh asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori, yaitu:

a) Caring dapat dilakukan atau dipraktikkan secara interpersonal.

6
b) Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
c) Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan individu
serta keluarga.
d) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang pada saat ini,
tetapi bagaimana seseorang tersebut di masa depannya.
e) Caring enviromental yaitu menyediakan perkembangan potensi dan memberikan
keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah
ditentukan.
f) Caring bersifat healtogenic dari pada curring Praktik caring mengintegrasikan
pengetahuan biospikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk
membantu pasien yang sakit dimana acting melengkapi curring.
g) Caring merupakan inti dari keperawatan.

5. Konsep Utama Keperawatan

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:

a) Manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu).
b) Kesehatan
Kesehatan merupakan sebuah keutuhan dari pikiran, fungsi fisik, dan fungsi sosial. Hal
ini menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan juga merupakan keadaan bebas
dari keadaan sakit.
c) Lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap
keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk
melakukan mekanisme coping terhadap lingkungan tertentu. Lingkungan adalah
dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

7
d) Keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan caring
ditujukan untuk pasien baik dalam keadaan sakit amupun sehat.

C. BIOGRAFI MADELEINE LEINIGER

Madeleine M. Leininger lahir di Suton, Nebraska. Dia menempuh pendidikan Diploma


pada tahun 1948 di St.Anthony Hospital School of Nursing, di daerah Denver. Dia juga
mengabdi di organisasi Cadet Nurse Corps, sambil mengejar pendidikan dasar
keperawatannya. Pada tahun 1950 dia meralih gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Biologi dari
Benedictine College di Kansas. Setelah menyelesaikan studi keperawatannya di Creighton
University, Ohama, dia menempuh pendidikan magister dalam bidang keperawatan jiwa di
Chatolic University, Washington DC, Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang
mempelajari ilmu antropologi pada tingkat doktoral, yang diraih di University of Washington.
Dan pada tahun terakhir, dia tinggal di Ohama, Nebraska.

Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing anak- anak
rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya tidak mengerti
tentang faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa
diagnosis keperawatan dan tindakannya belum membantu anak secara memadai. Pengalaman
tersebut, mendorong Leininger untuk menempuh pendidikan doktoral dalam bidang
antropologi. Awalnya dia menulis pada akhir tahun 1970. Tulisannya ini berfokus membahas
caring dan transcultural nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan
tersebut. Namun sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan universalitas.

D. TEORI LEINIGER (Cultural Diversity and Universality)

Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality, atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan pada
pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural
diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari
latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik

8
keperawatan yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya,
kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.

1) Tujuan Teori Leiniger


Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan
pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang
spesifik dan universal (Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam hal ini,
kebudayaan yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu.
Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan kebudayaan
yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh masyarakat secara luas.
Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan merupakan perilaku yang baik, untuk
meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika makan. Dengan mengetahui
budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan
dapat dilakukan secara maksimal.
2) Kelebihan Teori Madeleine Leininger
a. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku
memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patut
diperhatikan dalam memberikan asuhan.
b. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem, Virginia
Henderson, dan Neuman.
c. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam
mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
d. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan saat
melakukan asuhan keperawatan.
3) Penerapan Teori Madeleine Leininger dalam Keperawatan
a. Riset (Research)
Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode penelitian dalam berbagai
budaya. Pada tahun 1995, lebih dari 100 budaya telah dipelajari dipelajari. Selain itu juga,
digunakan untuk menguji teori ethnonursing. Teori transcultural nursing ini, merupakan
satu-satunya teori yang yang membahas secara spesifik tentang pentingnya menggali
budaya pasien untuk memenuhi kebutuhannya.

9
Kajian yang telah dilakukan mengenai etnogeografi dilakukan pada keluarga yang salah-
satu anggota keluarganya mengalami gangguan neurologis yang akut. Hal yang dilihat
disini, adalah bagaimana anggota keluarga yang sehat menjaga anggota keluarga yang
mengalami gangguan neurologis, tersebut. Akhirnya, anggota keluarga yang sehat di
wawancara dan diobservasi guna memperoleh data. Ternyata mereka melakukan penjagaan
terhadap anggota keluarga yang sakit, selama kurang lebih 24 jam. Hanya satu orang saja
yang tidak ikut berpartisipasi untuk merawat anggota yang sakit. Setelah dikaji, ada
beberapa faktor yang memengaruhi kepedulian anggota keluarga yang sehat untuk menjaga
anggota yang sakit. Faktor tesebut, dintaranya adalah komitmen dalam kepedulian,
pergolakan emosional, hubungan keluarga yang dinamis, transisi dan ketabahan.
Penemuan ini menjelaskan pemahaman yang nyata. Bahwa penjagaan terhadap pasien
merupakan salah satu ekspesi dari sifat caring dan membrikan sumbangsih pada
pengetahuan tentang perawatan pekabudaya.

b. Edukasi (Education)
Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum pendidikan keperawatan bukan
merupakan hal yang baru. Keanekaragaman budaya atau dalam dunia keperawatan mulai
diintegrasikan ke dalam kurikulum keperawatan pada tahun 1917, saat komite kurikulum
dari National League of Nursing (NLN) mempublikasikan sebuah panduan yang berfokus
pada ilmu sosiologi dan isu sosial yang sering dihadapi oleh para perawat. Kemudian, tahun
1937 komite NLN mengelompokan latar belakang budaya ke dalam panduan untuk
mengetahui reaksi seseorang terhadap rasa sakit yang dimilikinya.
Promosi kurikulum pertama tentang Transcultural Nursing dilaksanakan antara tahun
1965-1969 oleh Madeleine Leininger. Saat itu Leininger tidak hanya mengembangkan
Transcultural Nursing di bidang kursus. Tetapi juga mendirikan program perawat besama
ilmuwan Ph-D, pertama di Colorado School of Nursing. Kemudian dia memperkenalkan
teori ini kepada mahasiswa pascasarjana pada tahun 1977. Ada pandangan, jika beberapa
program keperawatan tidak mengenali.

10
c. Kolaborasi (Colaboration)
Asuhan keperawatan merupakan bentuk yang harus dioptimalkan dengan mengacu pada
kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin
kembali lagi (Leininger, 1985).
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan kesehatan memerlukan
suatu proses atau rangkaian kegiatan sesuai dengan latar belakang budaya klien. Hal ini
akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan klien, ataupun dengan staf
kesehatan yang lainnya. Nantinya, pemahaman terhadap budaya klien akan
diimplentasikan ke dalam strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Strategi ini merupakan strategi perawatan peka budaya yang dikemukakan
oleh Leininger.

d. Pemberi Perawatan (Care Giver)


Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori Transcultural Nursing.
Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural
shock atau culture imposition. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi
dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya. Culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam maupun
terang-terangan memaksakan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang
dimilikinya pada individu, keluarga, atau kelompok dan budaya lain karena mereka
meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.
Contoh kasus, seorang pasien penderita gagal ginjal memiliki kebiasaan selalu makan
dengan sambal sehingga jika tidak ada sambal pasien tersebut tidak mau makan. Ini
merupakan tugas perawat untuk mengkaji hal tersebut karena ini terkait dengan
kesembuhan dan kenyamanan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ada 3 cara
melaksanakan tindakan keperawatan yang memiliki latar budaya atau kebiasaan yang
berbeda. Dalam kasus ini berarti perawat harus mengkaji efek samping sambal terhadap
penyakit gagal ginjal pasien, apakah memberikan dampak yang negatif atau tidak
memberikan pengaruh apapun. Jika memberikan dampak negatif tentunya sebagai care

11
giver perawat harus merestrukturisasi kebiasaan pasien dengan mengubah pola hidup
pasien dengan hal yang membantu penyembuhan pasien tetapi tidak membuat pasien
merasa tidak nyaman sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan.

e. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural Nursing bisa ditemukan
dalam manajemen keperawatan. Diantaranya ada beberapa rumah sakit yang dalam
memberikan pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh pasien. Hal ini
memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat dengan pemberi pelayanan
kesehatan. Bisa saja, tidak semua warga negara Indonesia fasih dan nyaman menggunakan
bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat awam, mereka justru akan merasa lebih dekat
dengan pelayanan kesehatan yang menggunakan bahasa ibu mereka. Hal ini dikarena nilai-
nilai budaya yang dipegang oleh tiap orangnya masih cukup kuat,

f. Sehat dan Sakit


Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal yang sangat bergantung,
dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan mempengaruhi seseorang mengapresiasi
keadaan sakit yang dideritanya.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai wilayah di Indonesia juga
beragam. Contohnya, Si A, yang berasal dari suku Batak mengalami influenza disertai
dengan batuk. Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya secara normal.
Maka dia dikatakan tidak sedang sakit. Karena di Suku Batak, seseorang dikatakan sakit
bila dia sudah tidak mampu untuk menjalankan aktivitasnya secara normal.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Jean Watson merupakan anggota dari American Academy of Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan
filsafat dan teori keperawatan manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia.
Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan pada tahun 1979 di buku keperawatan
yaitu "The Philosphy and Science of Caring".

Konsep teori Jean Watson mendalami perihal lingkungan spiritual dalam praktik asuhan
keperawatan, hal tersebut mengacu pada 10 carative factors. Kemudian Watson menawarkan
suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep
tersebut adalah "clinical caritas process".\

Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau yang
lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di dalam teorinya. membahas khusus culture,
culture care, diversity, universality, worldview, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal.

13
DAFTAR PUSTAKA

George, J.B. 1995. Nursing Theories, 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Ed 2. Jakarta: Salemba
Medika

Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing. Virginia:
Wolters Kluwer

Perry dan Potter. (2009). Fundamental Keperawatan Ed 7. Jakarta: Salemba Medika

S. Asmadi N. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Sagar, Priscilla Limbo. 2014. Transculural Nursing Education Strategies. United States: Spinger
Publishing Company.

14

Anda mungkin juga menyukai