6398 14167 1 SM
6398 14167 1 SM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil pelaksanaan kurikulum adaptif di
sekolah penyelenggara pendidikan inklusi SD Negeri Giwangan Yogyakarta. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara purposive
sampling dan diperoleh tiga subjek penelitian, yaitu kepala sekolah, Guru PembimbingKhusus,dan guru Kelas SD
Negeri Giwangan Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Giwangan Yogyakarta. Waktu pelaksanaan
penelitian ini yaitu pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Juli 2016. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan reduksi data (penyederhanaan), data display, dan pengambilan kesimpulan. Teknik keabsahan data
yang diperoleh menggunakan teknik triangulasi sumber.Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sudah ada
kurikulum adaptif di SD Negeri Giwangan Yogyakarta, (2) kurangnya kerjasama antara guru kelas dan Guru
Pembimbing Khusus dalam pelaksanaan kurikulum adaptif di SD Negeri Giwangan Yogyakarta, (3) belum adanya
standar administratif yang baku dari pemerintah terkait kurikulum adaptif di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusi.
Abstract
This researchis aimed to determine how the implementation and it’s result of adaptations
curriculum in the inclusion Elementary School Giwangan, Yogyakarta.The research is belong to
descriptive research with qualitative approach. Subject of this research is determined by using purposive
sampling method and obtained three subjects of research: headmaster, Special Education Teacher, and
classroom teacher of SDN Giwangan, Yogyakarta. The research is conducted in SDN Giwangan,
Yogyakarta on June to July 2016. Data of the research is collected by using technique of observation,
interview, and documentation. The data of the research is analyzed by simplification, data display, and
conclusion. The data is validated by using the technique of triangulation. The results of the research show
that: (1) There have been adaptations curriculum in SDN Giwangan, Yogyakarta, (2) there is a lack of
cooperation between classroom teacher and special education teacher in the implementation of
adaptations curriculum in SDN Giwangan, Yogyakarta, (3) there is no standard of adaptations
curriculum in inclusion school.
PENDAHULUAN
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan menguatkan Provinsi DIY sebagai daerah yang
salah satu provinsi yang sudah menerapkan mendukung pendidikan inklusi bagi semua anak
pendidikan inklusif. Deklarasi pendidikan berkebutuhan khusus usia sekolah hingga mereka
Inklusif Daerah Istimewa Yogyakarta dan dapat diterima dan belajar bersama dengan anak
disahkannya Peraturan Gubernur Daerah lain di kelas reguler. Hal ini berdampak pada
Istimewa Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2013 semakin banyaknya sekolah di DIY yang
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif menyelenggarakan pendidikan inklusif.
909 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
Pemberian kesempatan dan peluang dengan kebutuhan atau kondisi, kemampuan dan
memperoleh pendidikan yang sama bagi anak keterbatasan peserta didik. Dalam kurikulum
berkebutuhan khusus di sekolah reguler baik itu adaptif, rancangan program pembelajaran
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-
Sekolah Menengah Atas/Kejuruan terdekat masing siswa berkebutuhan khusus. Modifikasi
merupakan implementasi dari pendidikan (penyelarasan) kurikulum adaptif diterapkan pada
inklusif. Pendidikan Inklusif diharapkan dapat empat komponen utama kurikulum yaitu tujuan,
menjadi salah satu upaya dalam pemerataan isi, proses dan evaluasi. Modifikasi
kesempatan memperoleh pendidikan dan (penyelarasan) kurikulum dilakukan oleh tim
meningkatkan partisipasi anak bersekolah di pengembang kurikulum di sekolah. Tim sekolah
sekolah terdekat. Pendidikan inklusif juga terdiri dari: kepala sekolah, guru kelas, guru mata
diharapkan dapat menjawab kesenjangan yang pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor,
terjadi di masyarakat, berkaitan dengan psikolog, dan ahli yang terkait. Tim sekolah juga
pemenuhan hak-hak setiap warga negara dalam berperan dalam asesmen dan penyaringan siswa
memperoleh pendidikan. berkebutuhan khusus.
Dedi Kustawan (2012: 9) menyebutkan Pada kurikulum adaptif, guru melakukan
bahwa tujuan pendidikan inklusif adalah agar modifikasi pada tujuan, materi, proses dan
semua anak memperoleh pendidikan yang evaluasi dengan tetap mengacu pada kebutuhan
bermutu sesuai dengan kebutuhan dan siswa berkebutuhan khusus. Guru kelas, guru
kemampuannya serta untuk mewujudkan mata pelajaran dan guru pembimbing khusus
penyelenggaraan pendidikan yang menghargai berkolaborasi dalam pelaksanaan kurikulum
keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi adaptif di sekolah penyelenggara inklusi. Sekolah
semua anak. Seiring dengan hal itu, semakin penyelenggara pendidikan inklusi, idealnya
banyak kesempatan bagi siswa berkebutuhan memiliki kurikulum adaptif untuk siswa
khusus untuk dapat bersekolah di sekolah reguler berkebutuhan khusus. Kurikulum adaptif dalam
terdekat dengan rumah mereka. Untuk bentuk PPI (Program Pembelajaran Individual)
merealisasikan hal tersebut perlu sebuah untuk tiap masing-masing siswa.
perencanaan matang yang tertuang dalam bentuk Di Kota Yogyakarta terdapat beberapa
kurikulum. sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Dari
Kurikulum merupakan salah satu beberapa sekolah yang menyelenggarakan
komponen yang sangat penting dalam pendidikan inklusi, belum semua guru sekolah
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum penyelenggara inklusi mengerti tentang
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan kurikulum adaptif. Selain itu belum semua
pendidikan dan merupakan salah satu indikator sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di
mutu pendidikan. Acuan kurikulum yang Yogyakarta memiliki PPI (Program Pembelajaran
digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan Individual) bagi setiap siswa berkebutuhan
inklusif adalah kurikulum standar nasional yang khusus karena keterbatasan Guru Pembimbing
berlaku di sekolah umum, namun karena ragam Khusus (GPK). Beberapa sekolah hanya memiliki
hambatan yang dialami peserta didik berkelainan satu GPK untuk satu sekolah.
sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, sedang SD Negeri Giwangan Yogyakarta
sampai yang berat. Dalam inplementasinya, merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk oleh
kurikulum yang sesuai dengan standar nasional Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sebagai
perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) sekolah penyelenggara pendidikan Inklusi dan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan menjadi sekolah percontohan inklusi di kota
hambatan dan kebutuhan peserta didik. Yogyakarta, dengan jumlah 13 anak meliputi 1
Kurikulum adaptif adalah kurikulum yang siswa dengan Low Vision, 2 siswa dengan
dimodifikasi dan diadaptasi atau disesuaikan Speech Delay, 3 siswa Tunagrahita, 2 siswa
Pelaksanaan Kurikulum Adaptif .... (Isnaini Mukarromah) 910
ADHD, 1 siswa Autis, 2 siswa Tunadaksa, dan 2 ke III bulan Juli 2016 , pengolahan data dan
siswa slow learner. Jumlah GPK di SD Negeri penyusunan hasil penelitian dilakukan pada bulan
Giwangan berjumlah 11 orang. Juli 2016, pemaparan hasil penelitian dilakukan
Kurikulum adaptif di SD Negeri diantara bulan Agustus 2016
Giwangan Yogyakarta bisa dilihat dari adanya
rancangan program pembelajaran yang di Target/Subjek Penelitian
sesuaikan dengan keterbatasan dan kebutuhan Penelitian ini menggunakan teknik
siswa berkebutuhan khusus, dan juga adanya PPI purposive, yaitu subjek yang didasarkan atas
untuk siswa berkebutuhan khusus. Dari beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang
sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Kota dipandang mempunyai kaitan erat dengan
Yogyakarta, karakteristik atau sifat-sifat yang sudah diketahui
Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti sebelumnya. Penelitian ini membahas tentang
tertarik untuk mengetahui gambaran detail pelaksanaan kurikulum adaptif di sekolah inklusi,
tentang pelaksanaan kurikulum adaptif di sekolah sehingga subyek penelitian atau informan sumber
penyelenggara pendidikan inklusi SD Negeri data merupakan orang-orang yang terkait dengan
Giwangan Yogyakarta. Penelitian yang pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan
dilakukan meliputi proses dan hasil pelaksanaan Yogyakarta, yaitu siswa berkebutuhan khusus,
kurikulum adaptif di sekolah penyelenggara guru pendamping khusus, guru kelas, kepala
pendidikan inklusi SD Negeri Giwangan sekolah dan koordinator pendidikan inklusi.
Yogyakarta. Penggambaran proses dan hasil
pelaksanaan kurikulum adaptif perlu dilakukan Prosedur
untuk menggambarkan proses dan hasil Penelitian ini merupakan penelitian
pelaksanaan kurikulum adaptif di sekolah deskriptif kualitatif, sehingga prosedur yang
penyelenggara pendidikan inklusi, apakah sudah peneliti gunakan adalah dengan mengidentifikasi,
sesuai dengan pelaksanaan kurikulum adaptif memilih dan merumuskan masalah penelitian,
yang ideal sehingga nantinya dapat dijadikan melakukan kajian pustaka, merumuskan tujuan
pedoman pelaksanaan kurikulum adaptif pada penelitian, menguraikan kegunaan dan
sekolah penyelenggara pendidikan inklusi yang pentingnya penelitian, menetapkan ruang lingkup
lain. Oleh karena itu penelitian tentang dan keterbatasan penelitian,penyusunan
pelaksanaan kurikulum adaptif di sekolah rancangan penelitian, menentukan populasi dan
penyelenggara pendidikan inklusi SD Negeri sampel, menentukan instrument penelitian, dan
Giwangan Yogyakarta penting untuk dilakukan. menganalisis data..
kesimpulan dilakukan dengan cara berpikir dua siswa, dan harus disertai hasil asesmen atau
induktif yaitu dari hal-hal yang khusus diarahkan hasil tes IQ. Di awal tahun ajaran baru, SD
kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui Negeri Giwangan juga melakukan asesmen
jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini. bersama yang dilakukan khusus untuk siswa
Dalam analisis data kualitatif ketiga reguler. Asesmen ini dilakukan dengan
langkah tersebut saling berkaitan. Analisis data mendatangkan tenaga professional dari Dinas
dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat Kesehatan. Selain siswa ABK, siswa reguler di
pengumpulan data dan setelah data terkumpul. SD Negeri Giwangan juga tidak luput dari
Artinya sejak awal data sudah mulai dianalis, asesmen, namun hal itu dilakukan atas
karena data akan terus bertambah dan rekomendasi dari Guru Pembimbing khusus
berkembang. Jadi ketika data yang diperoleh maupun Guru Kelas dilihat dari kemampuan
belum memadai atau masih kurang dapat segera siswa saat proses belajar di kelas dan hasil
dilengkapi. Analisis data yang digunakan dalam evaluasi belajar siswa.
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Saat tahun ajaran baru selama satu
Analisis data penelitian kualitiatif dimulai sejak minggu, SD Negeri Giwangan Yogyakarta
awal terjun di lapangan sampai penulisan laporan. mengadakan orientasi untuk siswa baru, dan juga
Diharapkan data-data yang terkumpul dapat melakukan observasi kepada siswa ABK selama
lengkap sesuai yang diharapkan oleh peneliti. sepekan untuk mengetahui sampai mana
kemampuan siswa, berdasarkan hasil asesmen
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang dibawa siswa dan observasi yang dilakukan
Pada bagian ini, peneliti akan oleh Guru Pendamping Khusus.
mendeskripsikan hasil penelitian yang telah GPK melakukan observasi lanjutan
didapatkan dari proses pengumpulan data melalui terhadap siswa berkebutuhan khusus untuk
tiga teknik, yaitu wawancara, observasi dan mengetahui kesiapan masuk sekolah, dan juga
dokumentasi. Selanjutnya, data hasil penelitian asesmen ulang tiap tahun jika memungkinkan.
tersebut dikaji menggunakan teori yang telah Setelah itu Koordinator Guru pendamping
dipaparkan pada Bab II. Sistematika deskripsi Khusus akan menentukan siapa Guru
penelitian dan pembahsan ini akan disajikan Pendamping Khusus yang akan bertanggung
secara runtut sesuai dengan rumusan masalah jawab terhadap siswa tersebut. Setelah dilakukan
penelitian sebagaimana yang diulas pada Bab I. identifikasi dan asesmen terhadap siswa ABK
maupun non ABK dan juga telah ditentukan
Proses Pelaksanaan Kurikulum Adaptif di pembagian masing-masing Guru Pembimbing
Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi di Khusus, maka masing-masing GPK bertanggung
Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta. jawab terhadap perencanaan kurikulum untuk
siswa ABK berupa IEP (Individual Educational
Identifikasi dan Asesmen Peserta Didik Program), atau sering disebut dengan PPI
Penerimaan peserta didik berkebutuhan (Program Pembelajaran Individual).
khusus di SD Negeri Giwangan Yogyakarta Tidak semua Guru Pembimbing Khusus
dilaksanakan setiap tahun ajaran baru dengan di Sekolah Dasar Negeri Giwangan membuat
kuota penerimaan maksimal dua anak. Bagi Program Pembelajaran individual untuk anak
peserta didik berkebutuhan khusus yang ingin berkebutuhan khusus yang diampu, tidak semua
bersekolah di SD Negeri Giwangan Yogyakarta anak memiliki PPI dan juga tidak semua GPK
harus menyertakan hasil asesmen dari ahli membuat profil siswa berkebutuhan khusus yang
minimal berupa hasil tes IQ peserta didik mereka ampu. Hal ini sejalan dengan data
tersebut. dokumentasi yang peneliti dapatkan, untuk arsip
SD Negeri Giwangan Yogyakarta profil anak berkebutuhan khusus dan hasil
membatasi jumlah siswa ABK yang masuk hanya
913 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
asesmennya hanya satu contoh profil yang memilik latar belakang pendidikan dari
didapatkan. Pendidikan Luar Biasa, beberapa diantaranya
masih menjadi mahasiswa di jurusan Pendidikan
Perencanaan Kurikulum Adaptif Luar Biasa.
Kurikulum yang digunakan di SD Negeri Selain Guru Pendamping Khusus, Guru
Giwangan Yogyakarta adalah Kurikulum 2013 Kelas dan Guru Mata Pelajaran, sangat berperan
untuk siswa kelas 1 dan 4, sedangkan untuk siswa penting bagi keberlangsungan sekolah
kelas 2, 3, 5 dan 6 menggunakan KTSP. Guru penyelenggara inklusi. Guru kelas regular juga
Pembimbing Khusus membuat kurikulum untuk mendapatkan pelatihan tentang sekolah inklusi,
siswa berkebutuhan khusus, berdasar pada Beberapa diantara Guru kelas sudah
kurikulum yang digunakan oleh sekolah. pernah mengikuti diklat tentang Sekolah
Kurikulum adaptif untuk anak penyelenggara pendidikan inklusi. Meskipun
berkebutuhan khusus dalam bentuk PPI dibuat sudah banyak yang mengikuti, namun beberapa
hanya oleh Guru Pembimbing Khusus. dalam diantaranya masih kembali kepada kebiasaan
pembuatan kurikulum adaptif untuk siswa lama dengan melimpahkan segala urusan tentang
berkebutuhan khusus, hanya dibuat oleh masing- siswa ABK kepada GPK.
masing Guru Pembimbing Khusus. 1) Peran Guru Pembimbing Khusus
Guru Pembimbing khusus membuat Hampir semua kegiatan belajar mengajar
kurikulum mengacu kurikulum yang digunakan yang berhubungan dengan siswa berkebutuhan
sekolah dan kondisi kebutuhan siswa, khusus di tangani oleh Guru Pembimbing
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Khusus. Pembuatan PPI masih di kerjakan hanya
Pembimbing Khusus, dapat diketahui bahwa oleh GPK saja. Tanggung jawab pembelajaran di
setelah guru melihat hasil asesmen dan juga dalam kelas, masih dibebankan pada GPK,
sudah diketahui kebutuhan dan kemampuan terutama bagi siswa ABK yang mengalami
siswa, GPK akan membuat model kurikulum hambatan dalam kecerdasan.
untuk siswa ABK dengan substitusi atau tetap Berdasarkan hasil wawancara di atas,
mengacu pada kurikulum yang digunakan sekolah dapat diketahui bahwa tugas GPK hampir
seperti siswa reguler lainnya, melakukan mencakup semuanya yaitu dari mengobservasi
modifikasi pada kurikulum yang ada di sekolah, siswa, pembuatan PPI, kegiatan pembelajaran
bahkan mengganti dengan sesuatu yang lain. hingga evaluasi pembelajaran siswa berkebutuhan
khusus. Semua hal yang berkaitan dengan siswa
Peran Tenaga Pendidik berkebutuhan khusus menjadi tanggung jawab
Pendidik di sekolah inklusi meliputi: guru GPK.
kelas, guru mata pelajaran, dan guru pendidikan 2) Peran Guru Kelas/Reguler
khusus (GPK). Sekolah Dasar Negeri Giwangan Guru kelas reguler di SD Negeri
memiliki 11 Guru Pendamping Khusus yang Giwangan Yogyakarta bertanggung jawab
terdiri dari 4 orang GPK tetap dari sekolah dan 6 terhadap siswa berkebutuhan khusus saat di kelas
orang dari orang tua murid. dengan dibantu Guru Pembimbing Khusus.
Pengadaan guru pendidikan khusus guru kelas lebih fokus dalam
(GPK) pada sekolah penyelenggara pendidikan pembelajaran terhadap anak reguler. Untuk
inklusi di SD Negeri Giwangan Yogyakarta, pembelajaran siswa berkebutuhan khusus yang
dapat dilakukan dengan cara, pengangkatan GPK tidak dapat mengikuti kelas reguler, guru
oleh sekolah sesuai kebutuhan atau orang tua menyerahkannya kepada Guru pembimbing
murid mendatangkan GPK sendiri untuk Khusus. Selain itu guru kelas di SD Negeri
mendampingi anaknya saat di sekolah. Giwangan berperan dalam pengkondisian siswa
Semua Guru Pendamping Khusus di di dalam kelas
Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta
Pelaksanaan Kurikulum Adaptif .... (Isnaini Mukarromah) 914