Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No.

2, (2014-

Jurnal Obstretika Scientia ISSN 2337-6120


Vol. 2│No. 2

Asuhan Keperawatan Tn.”A” Dengan Gangguan


Sistem Perkemihan: Post Operasi Prostatektomy
Sarma Eko Natalia Sinaga* Dian Harumawati Putri **
*
Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak, Banten
**
Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak, Banten

Article Info Abstract


Keywords:
Nursing care,
The purpose of writing this Case Study is to be able
benign prostate hypertrophy. to implement nursing care directly to Mr. "A" with
the urinary system disorders: Post Prostatectomy
Surgery. From the results of the assessment data
obtained is pain in the surgical wound, a pain scale
of 4 out of 10 (range 0-10), wound drain wet look,
there are seven stitches, client was installed urinary
catheter irrigation, clear urine, BP: 120/80mmHg,
temperature 37,3 ° C, pulse 98x/minutes, the client
said that he has never taken a shower during the
treatment (5 days), the client said that he did not
Corresponding Author:
ekosarma@yahoo.co.id know about his illness. Emerging diagnosis:
dianharumawati@yahoo.co.id elimination disorders b/d surgical procedures, pain
b/d tissue dissolution, risk of infection b/d the
presence of surgical incision wound, self-care deficit
b/d of physical weakness. The planning and the
implementation of nursing were tailored to the needs
of the patient. In the evaluation of diagnostic
disorders the pattern of elimination disorders was
partially resolved, the pain was resolved on the 3rd

1
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-191

day, the risk of infection was resolved on 4th day,


self-care deficit was resolved on the 2nd day, and
lack of knowledge was overcome on the 1st day.

Tujuan penulisan Studi Kasus ini adalah agar dapat


menerapkan asuhan keperawatan secara langsung
kepada Tn. “A” dengan gangguan sistem
Perkemihan: Post Operasi Prostatectomy. Dari hasil
pengkajian data yang didapat yaitu nyeri pada luka
operasi, skala nyeri 4 (rentang 0-10), luka bekas
drain tampak basah, terdapat 7 jahitan, klien
terpasang irigasi urin, warna urin jernih, TD:
120/80mmHg, Suhu 37,3°C, nadi 98x/menit, klien
mengatakan belum pernah mandi selama dirawat (5
hari), klien mengatakan tidak tahu tentang
penyakitnya. Diagnosa yang muncul gangguan pola
eliminasi b/d prosedur pembedahan, nyeri b/d
terputusnya kontinuitas jaringan, resiko infeksi b/d
adanya insisi luka operasi, defisit perawatan diri b/d
kelemahan fisik. Perencanaan dan implementasi
keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Pada evaluasi diagnosa gangguan pola eliminasi
teratasi sebagian, nyeri teratasi hari ke-3, resiko
infeksi teratasi hari ke-4, defisit perawatan diri
teratasi hari ke-2, dan
kurang pengetahuan teratasi hari ke-1.
©2014 JOS. All rights reserved.

Pendahuluan Inggris telah mengeluarkan


Benigna Prostat Hipertropi proyeksi prevalensi BPH bergejala di
(BPH) adalah pembesaran kelenjar Inggris dan Wales beberapa tahun ke
dan jari- ngan seluler kelenjar prostat depan. Pasien BPH bergejala yang
yang berhubungan dengan perubahan berjumlah sekitar 80.000 pada tahun
en- dokrin berkenaan dengan proses 1991, diperkirakan akan meningkat
penuaan (Suharyanto, Toto (2009)). menjadi satu setengah kalinya pada

2
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-

tahun 2031. Namun demikian, tidak adalah gejala-gejala yang ditimbulkan


semua penderita BPH berkembang pada pembesaran kelenjar prostat
menjadi penderita BPH bergejala. dirasakan sangat tidak nyaman oleh
Prevalensi BPH yang bergejala pada pasien dan mengganggu aktivitas
pria berusia 40-49 tahun mencapai sehari-hari.
hampir 15%. Angka ini meningkat
Menurut survei, berdasarkan
dengan bertambahnya usia, sehingga
pola penyakit pasien rawat jalan pada
pada usia 50-59 tahun prevalensinya
Rumah Sakit di Provinsi Jawa Barat,
mencapai hampir 25%, dan pada usia
Umur diatas 60 tahun pada 2003
60 tahun mencapai angka sekitar
penyakit BPH (Benigna Prostat
43%. Angka kejadian BPH di
Hipertropi) menempati urutan ke-19
Indonesia yang pasti belum pernah
yaitu sebesar 1,37% (530 orang).
diteliti, tetapi sebagai gambaran
(Profil Kesehatan Jawa Barat 2003)
hospital prevalence di dua rumah
dalam (Septian, 2005).
sakit besar di Jakarta yaitu RSCM
dan Sumber waras selama 3 tahun Sedangkan data yang diperoleh

(1994-1997) terdapat 1040 kasus dari Medical Record RSUD Dr.

(Emerson, 2009). Adjidarmo Rangkasbitung Lebak di


Ruang Duku tahun 2012 jumlah
Meskipun jarang mengancam
penderita BPH (Benigna Prostat
jiwa, salah satu pokok
Hipertropi) adalah:
permasalahannya

Tabel 1
Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap Ruang
Duku RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung Lebak Tahun
2012
1. Tumor 124 19,25
2. Hernia 90 14,00
3. BPH 88 13,66
4. Appendiks 83 12,88
5. Fraktur 72 11,18
6. Ckr 53 8,22
7. Hernia skrotalis 40 6,21
8. Snake bite 38 5,90
9. Ca mamae 36 5,60
10. Ileus 20 3,10
Jumlah 644 100
(Sumber: Medical Record RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung, 2012)

3
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-191

Tabel di atas menunjukkan pada Klien dengan gangguan


bahwa penderita BPH di Ruang
Duku RSUD Dr. Adjidarmo
Rangkasbitung cukup banyak, yaitu
sebanyak 88 orang (13,66 %) dari
total penderita sebanyak 644 orang
dan menduduki urutan ketiga dari 10
penyakit ter- banyak. Oleh karena itu
peran perawat sebagai tenaga
kesehatan diperlukan upaya promotif
(peningkatan) de- ngan cara
memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit, preventif
(pencegahan) yaitu dengan cara
memberitahu dan mengajarkan pola
hidup yang sehat, kuratif
(pengobatan) yaitu dengan cara
menganjurkan klien untuk
melakukan pembedahan atau
pengobatan lain, dan rehabilitative
(pemulihan) dengan cara memberikan
asuhan keperawatan secara langsung
pada penderita BPH (Benigna Prostat
Hipertropi) .

Metodologi Penelitian

Studi kasus ini di buat di ruang


Duku RSUD Dr. Adjidarmo
Rangkas- bitung dari tanggal 02 - 05
Juli 2013 dan dilanjutkan perawatan
di rumah tanggal 06 Juli 2013.
Penulisan Studi Kasus ini
menggunakan metode des- kriptif

4
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-

sistem perkemihan: post operasi


prostatekromy dan memanfaatkan
literatur-literatur yang terdapat di
perpustakaan, dan media elektronik
lainnya seperti internet.

Data-data yang digunakan


dalam pembuatan Studi Kasus ini
data primer, data sekunder dan data
tersier. Data primer adalah data
yang didapat dengan wawancara
dan pengamatan langsung terhadap
klien dengan menggunakan metode
peng- kajian, pemeriksaan fisik,
yang dilaku- kan dengan cara
inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi. Proses pengum- pulan data
dilakukan secara langsung pada
klien dan keluarga. Data sekun- der
adalah data yang didapatkan dari
catatan medis dan catatan perawatan
di ruangan. Data tersier adalah data
yang didapatkan dari literatur-
literatur yang ada di perpustakaan
dan media internet.

Hasil
Penelitian
Analisa Data

Hasil dari analisis data dalam


penelitian ini merupakan
wawancara dan pengamatan
langsung terhadap klien dengan
menggunakan metode peng-kajian,
pemeriksaan fisik, yang

5
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-191

dilakukan dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.


Tabel 2
Analisa Data Pada Tn.”A”
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan ada perasaan Prosedur Gangguan
ingin berkemih pembedahan pola
DO : eliminasi
 Klien tampak menggunakan
kateter
 Terpasang irigasi urin, irigasi
lancar, warna urin jernih
2 DS : Klien mengatakan nyeri pada Terputusnya Nyeri
luka operasi kontinuitas
DO : jaringan
 Klien tampak meringis saat
sekitar luka ditekan
 Terdapat luka operasi
 Terdapat 7 jahitan
 Luka bekas drain tampak
bersih
3 DS : Klien mengatakan nyeri pada Adanya luka Resiko
luka operasi operasi infeksi
DO :
 Terdapat luka operasi
 Terdapat 7 jahitan
 Luka bekas drain tampak
basah
 Suhu: 37,3°C
 Lekosit: 12.800/ul
4 DS : Klien mengatakan belum pernah Kelemahan Defisit
mandi selama dirawat (5 hari) fisik perawatan
DO : diri
 Klien tampak kotor
 Lidah tampak kotor
 Rambut tampak kotor
5 DS : Klien mengatakan tidak tahu Kurangnya Kurang
tentang penyakitnya informasi pengetahuan
DO :
 Klien tampak bertanya
tentang penyakitnya

6
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-

Prioritas Diagnosa: 3. Resiko infeksi berhubungan


1. Gangguan pola eliminasi berhu- dengan adanya luka operasi.
bungan dengan prosedur pembe- 4. Deficit perawatan diri
dahan. berhubungan dengan kelemahan
2. Nyeri berhubungan dengan terpu- fisik.
tusnya kontinuitas jaringan 5. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi.

7
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-

Intervensi Keperawatan

Nama : Tn.”A”
Umur : 63 tahun
RM 0187837

Tabel 3
Rencana Keperawatan Pada Tn.”A”
No Tgl Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 02 Juli Gangguan pola eliminasi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji haluaran urin 1. Retensi urin dapat
2013 berhubungan dengan keperawatan selama 4 x 24 2. Anjurkan klien untuk terjadi karena spasme
prosedur pembedahan jam gangguan pola berkemih bila terasa kandung kemih
DS: eliminasi dapat diatasi dorongan tetapi tidak 2. Berkemih dengan
Klien mengatakan ada dengan kriteria: lebih dari 2-4 jam dorongan mencegah
perasaan ingin  Klien tidak 3. Anjurkan klien retensi urin
berkemih menggunakan keteter minum 3000ml/hari 3. Mempertahankan
DO:  Klien berkemih normal 4. Diinstruksikan perfusi ginjal untuk
 Klien tampak latihan perineal, aliran urin
menggunakan kateter seperti 4. Membantu
 Terpasang irigasi mengencangkan meningkatkan control
urin, irigasi lancer, bokong, kandung kemih
warna urin jernih menghentikan dan 5. Mempercepat proses
memulai aliran urin penyembuhan
5. Berikan cairan infus
(RL/8jam)
2 02 Juli Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
2013 terputusnya kontinuitas keperawatan selama 3x24 2. Kaji skala nyeri, keadaan klien dan
jaringan jam nyeri hilang ditandai intensitas, dan menentukan intervensi
DS: dengan: keadaan luka selanjutnya
Klien mengatakan  Klien tidak mengeluh 3. Ajarkan teknik 2. Mengetahui skala

18
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)

No Tgl Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


nyeri pada luka nyeri relaksasi (napas nyeri
operasi dengan skala  Skala nyeri 0 dalam) 3. Mengurangi nyeri
nyeri 4 (rentang 0-10)  Klien tampak rileks 4. Tingkatkan istirahat 4. Untuk mengurangi
DO:  Luka bekas drain kering dan tidur yang nyeri
 Klien tampak adekuat 5. Untuk mengurangi
meringis saat sekitar 5. Berikan therapy nyeri
luka ditekan sesuai instruksi
 Terdapat luka dokter (tramadol
operasi 2x1amp)
 Terdapat 7 jahitan
 Luka bekas drain
tampak basah
3 02 Juli Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
2013 dengan adanya luka operasi keperawatan selama 4x24 2. Kaji keadaan luka keadaan klien
DS: jam infeksi tidak terjadi 3. Rawat luka dengan 2. Untuk mengetahui ada
Klien mengatakan ditandai dengan: teknik steril. tidaknya tanda-tanda
nyeri pada luka  Luka bekas drain kering 4. Anjurkan klien tidak infeksi
operasi  Suhu 36°C memegang luka 3. Mencegah terjadinya
DO:  Lekosit 3.800-10.600/ul 5. Berikan therapy infeksi dan menjaga
 Terdapat luka (ceftriaxone 1x3gr kebersihan luka
operasi dan metronidazol 4. Mencegah infeksi
 Terdapat 7 jahitan 3x500ml) 5. Mencegah infeksi
 Luka bekas drain 6. Kolaborasi untuk 6. Untuk mengetahui
basah melakukan nilai lekosit
 Suhu: 37,3°C pemeriksaan darah
 Lekosit:12.800/ul ulang
4 02 Juli Deficit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keterbatasan 1. Untuk menentukan
2013 berhubungan dengan keperawatan selam klien intervensi selanjutnya
kelemahan fisik 3x24jam defisit perawatan 2. Kaji membrane 2. untuk mengetahui

18
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-

No Tgl Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


DS: diri teratasi ditandai mukosa oral dan kebersihan klien
Klien mengatakan dengan: kebersihan tubuh 3. Agar klien bersih
belum pernah mandi  Klien tampak segar. tiap hari 4. Melatih kemandirian
selama dirawat (5  Klien tampak bersih. 3. Bantu klien dalam klien
hari) pemenuhan ADL 5. Kebutuhan klien
DO: (memandikan, sikat
 Klien tampak kotor. gigi, keramas)
 Lidah tampak kotor 4. Ajarkan klien untuk
 Rambut tampak melakukan aktivitas
kotor. secara mandiri
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan klien
5 02 Juli Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
2013 berhubungan dengan kurang keperawatan selama pengetahuan klien pengetahuan klien
informasi tentang 1x24jam pengetahuan klien 2. Berikan pendidikan 2. Memberikan informasi
penyakitnya bertambah ditandai dengan: kesehatan tentang dan menambah
DS:  Klien mampu pengertian, etiologi, wawasan klien
Klien mengatakan menjelaskan pengertian, tanda dan gejala 3. memberikan informasi
tidak tahu tentang etiologi, tanda dan gejala, penyakit Benigna kepada klien dan
penyakitnya komplikasi BPH. Prostat Hipertropi keluarga
DO: 3. Jelaskan 4. Untuk mengakuratkan
Klien tampak bertanya komplikasinya bila informasi
tentang penyakitnya tidak diobati 5. Untuk mengetahui
4. Berikan kesempatan klien sudah mengerti
klien untuk bertanya atau belum.
5. Tanyakan kembali
kepada klien tentang
penyakitnya

18
Pembahasan Berdasarkan teori, penyebab
Setelah melakukan asuhan kepera- Benigna Prostat Hipertropi belum
watan pada Tn.”A” secara komprehensif diketahui secara pasti namun dapat
dari tanggal 02-03 Juli 2013 di Ruang dikaitkan dengan hormon estrogen yang
Duku Rumah Sakit Umum Daerah Dr. meningkat dan kadar hormon
Adjidarmo Rangkasbitung dan dilakukan testosteron yang menurun serta
perawatan lanjutan dari tanggal 04-06 diakibatkan karena pro- ses penuaan.
Juli 2013, penulis berusaha memban- Sedangkan pada Tn.”A” disebabkan
dingkan antara teori dan praktek karena proses penuaan karena usianya
lapangan. yang sudah mencapai 63 tahun. Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara
Berdasarkan teori, pengertian
teori dan hasil pengkajian.
Benigna Prostat Hipertropi adalah
pembesaran kelenjar prostat yang dapat Berdasarkan teori, patofisiologi
menyebabkan sumbatan pada uretra. Benigna Prostat Hipertropi adalah ada
Sedangkan pada Tn.”A” adalah peningkatan hormon estrogen serta
pembesaran prostat yang menyebabkan proses penuaan yang menyebabkan
uretra tersumbat dan menyempit. Dalam pembesaran pada prostat, pembesaran
hal ini tidak ada kesenjangan antara ini menyempitkan uretra dan menim-
teori dan hasil pengkajian. bulkan dorongan sampai ke vesika
urinaria sehingga megakibatkan kesu-
Berdasarkan teori, antomi Benigna
18 litan buang air kemih dan yang dike-
Prostat Hipertropi biasanya terjadi pada
luarkan hanya sedikit. Sedangkan pada
prostat yang membesar dan dapat
Tn.”A” terjadi karena proses penuaan
menekan uretra. Sedangkan pada Tn.”A”
sehingga terjadi pembesaran kelenjar
terjadi pada prostat yang membesar dan
prostat yang menghambat aliran air
uretra tertekan yang mengakibatkan
kemih. Dalam hal ini tidak ada kesen-
aliran air kemih terhambat. Dalam hal
jangan antara teori dan hasil pengkajian.
ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan hasil pengkajian. Berdasarkan teori, tanda gejala
yang muncul yaitu poliuria (sering
buang air kemih), terhambatnya aliran
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-

air kemih, nokturia (sering berkemih darah dan ultrasonography sudah bisa
dimalam hari), urgency (dorongan ingin menegakkan diagnosa pada Tn.”A”.
berkemih), hematuria, retensi urin,
Berdasarkan teori, penatalaksanaan
adanya perasaan berkemih tidak tuntas.
pada Benigna Prostat Hipertropi yaitu
Sedangkan pada Tn.”A” mengalami
perubahan pola hidup dengan
sakit saat buang air kemih, perut mules
mengurangi minum-minuman beralkohol,
dan gatal-gatal, dan nyeri hilang timbul.
kateterisasi, pemberian obat
Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan
antimikrobial, dan pembedahan.
antara teori dan hasil pengkajian.
Sedangkan pada Tn.”A” dilakukan
Berdasarkan teori, komplikasi pembedahan, kateterisasi, dan
yang terjadi adalah retensi urin akut, pemberian obat ceftriaxone 1x3gram.
involusi kontraksi kandung kemih, Dalam hal ini tidak ada kesenangan
refluks kandung kemih, hidroureter, antara teori dan hasil pengkajian.
hidronefrosis, dan gross hematuria.
Berdasarkan teori, data dari
Dalam hal ini terjadi kesenjangan
pengkajian yang didapat yaitu adanya
karena pada Tn.”A” belum terjadi
keluhan nyeri pada luka operasi dan
komplikasi yang mengancam, namun
menyebar di abdomen, tekanan darah,
baru terjadi adanya retensi urin karena
nadi, dan pernapasan meningkat karena
pada Tn.”A” langsung dilakukan
pengaruh nyeri, adanya nyeri tekan pada
tindakan pengobatan dan pembedahan.
vesika urinaria, adanya mual dan tidak
Berdasarkan teori, test diagnostik nafsu makan, mengalami deficit pera-
dari Benigna Prostat Hipertropi yaitu watan diri. Sedangkan pada Tn.”A”
pemeriksaan rectum, urinalisis, pemerik- didapatkan data adanya nyeri pada luka
saan darah, cystoscopy, transrectal operasi, nafsu makan berkurang karena
ultra- sonography, dan intravenous klien hanya menghabiskan ½ porsi
pyelography. Dalam hal ini terjadi makanan. Dalam hal ini terjadi kesen-
kesenjangan antara teori dan hasil jangan antara teori dengan data yang
pengkajian, pada Tn.”A” hanya diperoleh karena pada Tn.”A” tidak
dilakukan pemeriksaan darah dan mengalami peningkatan tekanan darah,
ultrasonography, karena hanya test nadi, dan pernapasan karena klien sudah
mendapatkan therapy tramadol yang

18
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-

berfungsi untuk menghilangkan nyeri. kondisi, dan defisit perawatan diri


Berdasarkan teori nutrisi pada klien post berhubungan dengan kelemahan fisik.
operasi prostatektomy akan ditemukan- Sedangkan pada Tn.“A” diangkat
nya rasa mual dan tidak nafsu makan. diagnosa gangguan pola eliminasi, re-
Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara siko infeksi berhubungan dengan insisi
teori dan pengumpulan data karena pada pembedahan, nyeri berhubungan dengan
Tn.”A” hanya ditemukan tidak nafsu prosedur pembedahan, terputusnya kon-
makan, klien hanya menghabiskan ½ tinuitas jaringan, kurang pengetahuan
porsi makanan, tidak ada keluhan mual berhubungan dengan kurangnya infor-
karena klien sudah mendapatkan masi tentang penyakit dan kondisi, dan
teraphy ranitidin. Dalam hal hygiene defisit perawatan diri berhubungan
pada pasien post operasi prostatectomy dengan kelemahan fisik. Dalam hal ini
personal hygiene akan terganggu tidak terjadi kesenjangan antara teori
disebabkan karena kelemahan fisik. dan hasil pengkajian.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan
Rencana keperawatan disusun
antara teori dan pengumpulan data
mengacu pada teori dan disesuaikan
karena pada Tn.“A” juga ditemukan
dengan masalah dan kebutuhan klien.
adanya kelemahan fisik sehingga
Penulis hanya melakukan penambahan
personal hygienenya terganggu.
dan modifikasi bahasa agar lebih mudah
Berdasarkan teori, menurut dipahami. Dalam hal ini tidak ada
Doenges & Marilynn (2000) serta kesenjangan antara teori dan pelaksanaan.
Nanda (2010), diagnosa keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan
post prostatectomy yang muncul adalah
diterapkan sesuai dengan rencana
gangguan eliminasi urin berhubungan
keperawatan yang telah disusun. Pelak-
dengan prosedur pembedahan, resiko
sanaan tindakan keperawatan selain
infeksi berhubungan dengan insisi
dilakukan secara mandiri oleh perawat
pembedahan, nyeri berhu- bungan
juga dibantu oleh keluarga serata pe-
dengan prosedur pembedahan,
tugas kesehatan lainnya. Pada rencana
terputusnya kontinuitas jaringan, kurang
pemeriksaan darah ulang tidak dila-
pengetahuan berhubungan dengan ku-
kukan karena klien pulang.
rangnya informasi tentang penyakit dan

18
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn.”A” …/178-

Pada tahap evaluasi, pada 10), terdapat 7 jahitan, TD: 120/80


diagnosa gangguan pola eliminasi mmHg, Suhu: 37,3°C, Nadi: 98x/menit,
berhubungan dengan prosedur Respirasi Rate: 18x/menit, Lekosit
pembedahan teratasi sebagian karena 12.800/ul, klien belum pernah mandi
klien kurang minum air putih sehingga selama dirawat (5 hari).
kurang lancar dalam berkemih, nyeri
Berdasarkan hasil pengkajian
berhubungan dengan terputusnya
didapatkan diagnosa gangguan pola
kontinuitas jaringan teratasi dalam
eliminasi berhubungan dengan prosedur
waktu 3 hari, resiko infeksi
pembedahan, nyeri berhubungan dengan
berhubungan dengan adanya insisi luka
terputusnya kontinuitas jaringan, resiko
operasi tidak terjadi dalam waktu 4 hari
infeksi berhubungan dengan adanya
karena luka bekas operasi dibersihkan
insisi luka operasi, defisit perawatan
dan di ganti balutan setiap hari, defisit
diri berhubungan dengan kelemahan
perawatan diri berhubungan dengan
fisik, dan kurang pengetahuan berhu-
kelemahan fisik teratasi dalam waktu 2
bungan dengan kurangnya informasi.
hari karena klien mengikuti saran
perawat untuk mandi dan gosok gigi Intervensi keperawatan pada Tn.“A”

setiap hari, dan kurang pengetahuan mengacu pada teori yang ada dan

berhubungan dengan kurangnya disesuaikan dengan masalah dan

informasi teratasi dalam waktu 1 hari. kebutuhan pasien, dalam hal ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan
Simpulan
praktek.
Pengkajian adalah awal dari
Dalam melakukan implementasi
proses keperawatan dan merupakan
keperawatan disesuaikan dengan rencana
suatu proses yang sistematis dalam
keperawatan yang telah ditetapkan pada
pengumpulan data dari berbagai sumber
asuhan keperawatan. Implementasi
data untuk mengevaluasi dan meng-
keperawatan dilakukan dengan cara
identifikasi status kesehatan pasien
bekerjasama dengan tenaga kesehatan
(Dalam Nursalam, 2001). Dari hasil
lain serta keluarga pasien.
pengkajian pada Tn.“A” didapatkan
data yaitu klien mengatakan nyeri pada
luka operasi, skala nyeri 4 (rentang 0-

19
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-

Pada evaluasi didapatkan diagnosa Emerson. (2009). Benigna Prostat


gangguan pola eliminasi berhubungan Hipertropi.
dengan prosedur pembedahan teratasi http://www.scribd.com/doc/111
sebagian karena klien kurang minum air 777160/BAB-I-Eko-Andaru
putih sehingga kurang lancar dalam
Nursalam, Fransiska. (2009). Asuhan
berkemih, nyeri berhubungan dengan
Keperawatan Pada Pasien
terputusnya kontinuitas jaringan teratasi
Dengan Ganguan Sistem
dalam waktu 3 hari, resiko infeksi
Perkemihan. Jakarta: Salemba
berhubungan dengan adanya insisi luka
Medika
operasi tidak terjadi dalam waktu 4 hari
karena luka bekas operasi dibersihkan Suharyanto, Toto. (2009). Asuhan

dan di ganti balutan setiap hari, defisit Keperawatan Dengan Klien

perawatan diri berhubungan dengan Dengan Gangguan Sistem

kelemahan fisik teratasi dalam waktu 2 Perkemihan. Jakarta: TIM

hari karena klien mengikuti saran Septian. (2005). Asuhan Keperawatan


perawat untuk mandi dan gosok gigi pada Tn. U dengan gangguan
setiap hari, dan kurang pengetahuan Sistem Perkemihan: Benigna
berhubungan dengan kurangnya Prostat dan Epidimimitis Di
informasi teratasi dalam waktu 1 hari. Ruang C Lanta II Bedah Umum

Daftar Pustaka Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan


Sadikin Bandung,
Doenges, E. Marlyn. (1999). Rencana
http://www.slideshare.net/septi
Asuhan Keperawatan Pedoman
anraha/bab-iv-bhb
Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai