Materi Izin Perkawinan Dan Perceraian PNS
Materi Izin Perkawinan Dan Perceraian PNS
Oleh:
ADE ARIANTO ASRIL
Analis Kepegawaian Ahli Muda
Selaku Ketua Sub Kelompok Pembinaan dan Disiplin
Suku Badan Kepegawaian Daaerah Kota Adm. Jaksel
Biodata
Nama : Ade Arianto Asril
NIP/NRK : 197807162011011004 / 181071
HP / email : 081310103974 - adearianto1978@gmail.com
Alamat : Suku Badan Kepegawaian Daerah Kota Administrasi Jakarta Selatan
Pangkat/Gol : Penata Tk. I (III/d)
Jabatan : Analis Kepegawaian Ahli Muda
Selaku Ketua Sub Kelompok Pembinaan dan Disiplin
Unit Kerja : Suku Badan Kepegawaian Kota Adm. Jakarta Selatan
Riwayat Jabatan:
• 2011 – CPNS Pada Subbid Disiplin BKD Prov DKI Jakarta
• 2012 - PNS pada Subbid Disiplin BKD Provinsi DKI Jakarta
• 2015 – Kasubid Kesejahteraan, Disiplin dan Kinerja pada Kantor
Kepegawaian Kab. Adm. Kepulauan Seribu
• 2016 – Kasubag Bantuan Hukum dan Sosial Sekretariat DP KORPRI Provinsi
DKI Jakarta
• 2017 – Kepala Sub Bidang Pengendalian Pegawai pada Suku Badan Kepegawaian
Kota Administrasi Jakarta Selatan
• 2021 – Analis Kepegawaian Ahli Muda selaku SubKoordinator Urusan Pengendalian Pegawai pada Suku Badan
Kepegawaian
Kota Administrasi Jakarta Selatan
• 2023 – Analis Kepegawaian Ahli Muda Selaku Ketua Sub Kelompok Pembinaan dan Disiplin pada Suku Badan
Kepegawaian Daerah Kota Administrasi Jakarta Selatan
Dasar Hukum
• UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
• UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
• PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
• PP Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
• PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan PP Nomor 10 Tahun 1983 Tentang
Izin Perkawinan dan Perceraian Pegawai Negeri
• PP Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Pegawai
Negeri
• Perka BKN Nomor 6 Tahun 2022
• SE Kepala BAKN No.08/SE/1983
• SE Kepala BAKN No.48/SE/1990
• Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.252.2535/99 Tgl. 22 Agusuts 2011
Perkawinan :
Ayat (1):
Perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu.
Ayat (2):
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PP 10 Tahun 1983 jo PP 45 Tahun 1990
Mengatur :
1. Perkawinan PNS
2. Perceraian PNS
3. PNS Pria yang akan beristri lebih dari seorang
4. PNS Wanita Dilarang Menjadi istri ke-2 dst.
5. Prosedur Pemberian dan Penolakan Ijin cerai
6. Pembagian gaji terhadap mantan istri dan anak-
anak
7. Larangan PNS hidup Bersama Tanpa ikatan sah
8. Sanksi
Pokok Pikiran
PP 10 thn 1983 dan PP 45 thn 1990
• Azas monogami
• PNS pria beristri lebih dari seorang dan perceraian oleh
PNS harus dihindarkan. Dapat dilakukan jika dalam
keadaan tertentu.
• PNS harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat
dan mampu menunjang kehidupan berkeluarga yang
serasi, sehingga mendukung pencapaian kinerja individu
maupun organisasi.
Perkawinan PNS
Syarat Kumulatif:
1. Ada Persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari istri
PNS yang bersangkutan
2. PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang
cukup untuk membiayai lebih dari seorang istri dan anak-
anaknya yang dibutkitkan dengan surat keterangan pajak
penghasilan.
3. Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa
ia akan berlaku adil terhadap istri – istri dan anak-anaknya.
Kondisi yang harus dipenuhi untuk diberikan
persetujuan beristri lebih dari seorang:
• Tidak bertentangan dengan ajaran/Agama yang
dianutnya/Kepercayaan terhadap Tuhan YME.
• Memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua
syarat kumulatif.
• Tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Alasan yang dikemukakan untuk beristeri lebih
dari seorang tidak bertentangan dengan akal
sehat.
• Tidak ada kemungkinan mengganggu
Pejabat yang berwenang memberikan
izin/keterangan cerai PNS (Kepgub 2799/2004)
1. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria, maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya
untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya.
2. Pembagian gajinya ialah sepertiga untuk PNS pria, sepertiga untuk bekas isterinya, dan sepertiga
untuk anak-anaknya.
3. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak maka gaji dibagi 2 (dua) antara PNS tersebut
dengan bekas isterinya.
4. Pembagian gaji kepada mantan istri tidak diberikan apabila perceraian terjadi karena istri berzina,
dan atau melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun bathin terhadap
suami, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan suami selama 2 (dua) tahun berturut-turut
tanpa ijin suami.
5. Jika perceraian terjadi atas kehendak istri, maka mantan istri tidak berhak atas bagian dari
penghasilan PNS yang menjadi mantan suami, kecuali jika istri mengajukan cerai karena suami
memiliki istri lagi (dimadu), suami berzina, suami melakukan kekejaman, suami pemabuk,
pemadat, penjudi, meninggalkan istri selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin istri.
6. Apabila mantan istri menikah lagi dengan pria lain, maka hak bagian penghasilan dari mantan
suaminya menjadi hapus (tidak memiliki hak pembagian gaji).
Komponen Pembagian Gaji (setelah cerai):