Indri Cindi Indaryani 20023015
Indri Cindi Indaryani 20023015
The Function of the "Kedurai Muang Apem" Tradition in Bungin Bingin Kuning,
Lebong Regency.
(e-mail) indricindi16@gmail.com
Abstrak
Tradisi Kedurai Muang Apem adalah sebuah tradisi yang masih di lakukan oleh masyarakat
Kabupaten Lebong setiap tahunnya di Bungin Bingin Kuning Kabupaten Lebong. Tradisi ini di
lakukan untuk mengenang tenggelamnya dusun transmambang yang menjadikan sabo (Bnei
Libea) sekarang sebagai tempat ritual kedurai Muanng Apem. Tradisi Kedurai Muang Apem di
laksanakan oleh masyarakat kabupaten Lebong hanya sehari, setiap bulan Oktober pada saat
masyarakat sebelum turun menanam padi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Prosesi
upacara tradisi Kedurai Muang Apem Bungin, Bingin Kuning, Kabupaten Lebong (2) Fungsi tradisi
Kedurai Muang Apem Bungin, Bingin Kuning, Kabupaten Lebong. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif, yang mana datanya di kumpulkan, dideskripsikan kemudian di
analisis prosesi upacara Kedurai Muang Apem, fungsi upacara tradisi kedurai muang apem
kabupaten Lebong. Hasil penemuan menemukan bahwa beberapa fungsi dalam kehidupan
masyarakat antara lain: Fungsi hiburan,fungsi pelestarian budaya,fungsi pendidikan dan fungsi
sosial.
Kata kunci: Prosesi dan fungsi upacara adat Kedurai Muang Apem
Abstract
The Kedurai Muang Apem tradition is a tradition that is still carried out by the people of Lebong
Regency every year in Bungin Bingin Kuning, Lebong Regency. This tradition is carried out to
commemorate the sinking of the Transmambang hamlet which made the sabo (Bnei Libea) now
the place for Muanng Apem's kedurai ritual. The Kedurai Muang Apem tradition is carried out by
the people of Lebong Regency for only one day, namely every October when the community is
about to plant rice. tradition of Kedurai Muang Apem Bungin, Bingin Kuning, Lebong Regency.
This research is a type of qualitative descriptive research, where data is collected, described and
then analyzed for the Kedurai Muang Apem ceremonial procession, the function of the Kedurai
Muang Apem traditional ceremony in Lebong Regency. The findings found that several functions
in people's lives include: Entertainment functions, cultural preservation functions, educational
functions and social functions.
3
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan dengan
instrumen seperti alat tulis, media dan kamera. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
Observasi, Wawancara, Studi Kepustakaan dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data
adalah mengumpulkan data, mendeskripsikan data dan menyimpulkan data.
4
berbondong-bondong menuju ke lokasi tepatnya di pohon beringin kuning di daerah Pasir Lebar
atau lebih dikenal daerah Sabo di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong.
Pada hari perayaan semua syarat itu dibawa ke Pasir Lebar (Sabo) oleh para petugas
acara untuk dipersembahkan kepada arwah nenek moyang. Sebelum sampai dilokasi para
peserta ritual terlebih dahulu mensucikan diri di air pancuran ajai dengan melakukan cuci
muka, tangan dan kaki.
Kemudian diadakan semacam ritual oleh Juru Kunci Kutai untuk memanggil arwah para
neneek moyang dan para penjaga daerah sabo bahwa bahan-bahannya sudah terkumpul
kemudian melakukan doa memohon keselamatan atau tolak balak khususnya pada warga
Semelako,Bungin,Karang Dapo,Pungguk Pedaro, Talang liak, Talang Kerinci dan Pelabuhan serta
masyarakat adat Lebong pada umunya. Setelah kue apemnya sudah di doakan maka diadakan
semacam aksi lempar-lemparan kue apem dan dengan antusiasnya masyarakat dengan rasa
suka cita akan saling berebutan untuk mendapatkan kue apemnya. Sebagai bentuk rasa
syukur warga desa bahwa telah usai melaksanakan Tradisi Kedurai Apem. Setelah melakukan
upacara adat secara sakral aka nada acara hiburan untuk warga setempat yang sempat hadir pada
hari perayaan Kedurai Muang Apem.
Keunikan yang terdapat dalam Tradisi Kedurai Muang Apem adalah bahan utamanya itu
sendiri ialah kue apem serta kegitan sebelum hari pelaksanaanya, yang begitu menjunjung tinggi
gotong royong dan kebersamaan. Tradisi ini juga dipengaruhi juga oleh unsur-unsur kepercayaan
animisme dan dinamisme juga unsur nilai agama Islam serta nilai kebudayaan yang kental di
dalamnya.
Gambar 1. Membakar kemenyan oleh juru kunci Gambar 2. Kue Apem yang di bawa warga
(Foto tahun 2018 oleh Edo Karang Nio) (Foto tahun 2018 oleh Edo Karang Nio)
Gambar 3. Tari Kejai Gambar 4. Wakil Bupati Drs. Fahrurrozi, M.Pd memakan sirih
(Foto tahun 2022 oleh Yusredi) (Foto tahun 2022 oleh Yusredi)
5
2. Fungsi Tradisi Kedurai Muang Apem
Menurut Funk dan Wagnalls (2013:78) istilah tradisi dimaknai sebagai pengetahuan, doktrin,
kebiasaan, dan lain-lain yang dipahami sebagai pengetahuan yang telah diwarisikan secara
turun-temurun termasuk cara penyampaian doktrin. Jadi tradisi merupakan suatu kebiasaan
yang dilakukan oleh masyarakat dulu sampai sekarang. Muhaimin (2017:78) mengatakan bahwa
tradisi terkadang disamakan dengan kata-kata adat dalam pandangan masyarakat dipahami
sebagai struktur yang sama. Dimana agar dalam tradisi, masyarakat mengikuti aturan-aturan
adat.
Adapu pengertian Tradsi menurut R. Redfield (2017:79) yang mengatakan bahwa tradisi
dibagi menjadi dua, yaitu great tradition ( tradisi besar) adalah suatu tradisi mereka sendiri, dan
suka berfikir dan dengan sendiri mencakup jumlah orang yang relative sedikit. sedangkan little
tradition ( tradisi kecil) adalah suatu tradisi yang berasal dari mayoritas orang yang tidak pernah
memikirkan secara mendalam pada tradisi yang mereka miliki. Sehingga mereka tidak pernah
mengetahui seperti apa kebiasan masyarakat dulu, karena mereka kurang peduli dengan
budaya mereka.
Fungsi tradisi menurut Soerjono Soekanto (2011:82) yaitu sebagai berikut
1. Tradisi berfungsi sebagai penyedia fragmen warisan historis yang kita pandang bermanfaat.
Tradisi yang seperti onggokan gagasan dan material yang dapat digunakan orang dalam tindakan
kini dan untuk membangun masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Contoh: peran yang
harus diteladani (misalnya, tradisi kepahlawanan, kepemimpinan karismtais, orang suci atau nabi).
2. Fungsi tradisi yaitu unutk memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup, keyakinan, pranata
dan aturan yang sudah ada. Semuanya ini memerlukan pembenaran agar dapat mengikat
anggotanya. Contoh: wewenang seorang raja yang disahkan oleh tradisi dari seluruh dinasti
terdahulu. Tradisi berfungsi menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan, memeperkuat
loyalitas primordial terhadap bangsa, komunitas dan kelompok. Contoh tradisi nasional:
dengan lagu, bendera, emblem, mitologi dan ritual umum.
Fungsi Kedurai Muang Apem Bagi Masyarakat :
a. Fungsi Hiburan
Kedurai Muang Apem merupakan suatu ajang pesta rakyat bagi masyarakat Bingin Kuning
terkhususnya masyarakat semelako dan bungin dan masyarakat Lebong pada umumnya. Kegiatan
yang dilaksanakan setiap tahun ini di agendakan oleh BMA (Badan Musyawarah Adat), Dinas
Pariwisata Pemuda Dan Olahraga, dan Dinas Kebudayaan. Terjadi perubahan fungsi ritual menjadi
fungsi hiburan.
b. Fungsi Pelestarian Budaya
Pelestarian budaya dapat di lakukan dengan tetap menjaga kearifan Kedurai Muang Apem
itu sendiri, mengembangkan unsur-unsur kebudayaan di dalamnya. Proses pelestarian melalui
proses transmisi atau penyampaian pola-pola budaya dari satu generasi kepada generasi yang lain
dapat terjadi dengan sengaja dan dapat pula berlangsung tanpa disadari. Penyelenggaraan Kedurai
Muang Apem sebagai tradisi warisan nenek moyang masyarakat Lebong yang dilakukan rutin setiap
tahun ternyata mempunyai fungsi untuk melestarikan budaya daerah setempat. Meskipun
bentuknya telah mengalami perubahan dan perkembangan tetapi nilai-nilai dan semangat spiritual
sedekah laut tetap dijaga dan dilestari- kan oleh masyarakat pendukungnya. Berkai- tan dengan
fungsi tradisi ritual keberadaann- ya dapat dipahami secara integral dengan konteks keberadaan
6
masyarakat pendukungnya. Tradisi ritual berfungsi menopang kehidupan dan memenuhi kebu-
tuhan dalam mempertahankan kolektifitas sosial masyarakat Lebong. Demikian pula secara timbal
balik kelestarian tradisi masyarakat tetap terjaga dengan baik.
c. Fungsi Pendidikan
Pembelajaran melalui pengalaman langsung terjadinya proses pendidikan bagi masyarakat.
Misalnya penampilan tari dan drama tradisi yang menceritakan Kedurai Muang Apem yang memiliki
nilai-nilai filosofi yang tinggi. Beberapa kegiatan yang mendukung acara Kedurai Muang Apem
termasuk yang terdiri dari sesaji, pengajian, hiburan, penampilan tarian dan drama tradisi ternyata
mempunyai nilai-nilai luhur karakter bangsa yaitu dapat menciptakan kebersamaan, gotong royong,
hidup rukun dan saling menghargai sesama orang. Selain itu pendidikan merupakan proses
transmisi budaya dari generasi satu ke generasi berikutnya sebagai pewaris budaya bangsa. Di
jelaskan juga oleh Tilaar (2004: 191) bahwa kreativitas, inovasi, enkulturasi, akulturasi di dalam
transmisi kebudayaan menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif. Kemampuan
kreativitas dan aktivitas manusia adalah proses pendidikan Peranan tradisi Kedurai Muang Apem
bagi masyarakat yaitu pendidikan spiritual, pendidikan etos kerja, pendidikan penanaman nilai-nilai
luhur bangsa, dan pendidikan pelestarian lingkungan alam. Tradisi Kedurai Muang Apem dapat
menjadi sebuah proses pendidikan bagi masyarakat yaitu nilai-nilai yang menunjang pembentukan
karakter bangsa seperti gotong royong, kerjasama, toleransi, solidaritas dalam tradisi.
d. Fungsi Sosial
Tradisis Kedurai Muang Apem memberi suatu gambaran hidup yang sosialis karena sebelum
melakukan prosesi muang apem itu adanya banyak persiapan yang harus di siapkan, yaitu seperti
adanya rapat antara ketua adat di setiap desanya dan berkumpul di satu rumah untuk mebahas
acara muang apem ini yang biasa di sebut “Basen Ketuai Kutai” di situlah menjelaskan bagaiamana
proses berjalannya ritual muang apem. Bergotong royong membuat kue apem dan di bagiak
perdesa untuk membuat kue apem itu. Bersama ketua adat dan kades bungin membuat suatu
panggung dan tenda untuk acara ritual muang apem, selanjutnya adanya latiahan silek dan tarian
kejai untuk anak-anak. Sampailah pada acara ritual muang apem, di sana akan di undang Bupati
Kabupaten Lebong , Camat Bingin Kuning Dan Kepala Desa yang ada di kecamatan Bingin Kuning.
Akan di sambut dengan tarian Kejai dan silek rejang dimana tarian dan silek ini adalah persembahan
untuk prosesi muang apem kepada tamu agung yang di undang.
Kesimpulan
Tradisi Kedurai Muang Apem tradisi ini dilakukan oleh masyarakat adat Lebong setiap
tahunnya. Kegiatan ini merupakan salah satu ritual yang mengandung nilai historis religius yang
dilaksanakan oleh masyarakat Lebong khususnya warga desa Karang Dapo, Pungguk Pedaro,
Bungin, talang liak dan Semelako sebagai sarana untuk mengenang tenggelamnya dusun
Transmambang, menolak balak, ajang silahturahmi, dan media mensyukuri hasil panen.
Jenis penelitian yang di gunakan adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif,
pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti ketika menyaksikan langsung Kedurai Muang Apem.
Tradisi muang apem memiliki rangkaian prosesi acara dari sebelum acara di mulai hingga acara di
selenggarakan. Pada persiapan acara semua di agendakan oleh pemerintah dan masyarakat
setempat bekerja sama dan bergotong royong agar acara berjalan dengan baik dan sukses.
7
Tradisi Kedurai Muang Apem memiliki fungsi bagi masyarakat yaitu sebagai fungsi Hiburan
karena ajang pesta rakyat bagi masyarakat setempat,Fungsi Pelestarian Budaya seperti
mengembangkan unsur-unsur kebudayaan di dalamnya, Fungsi Pendidikan yaitu mendapatkan
Pembelajaran melalui pengalaman langsung terjadinya proses pendidikan bagi masyarakat, Fungsi
Sosial mengetahui bagaimana berkehidupan sosial sebenarnya di dalam kegiatan ini di ajarkan
tentang kebersamaan,gotong royong dan mencintai sesama masyarakat.
Referensi
Dalmeda, M. ., & Elian, N. (2017). Makna Tradisi Tabuik Oleh Masyarakat Kota Pariaman (Studi
Deskriptif Interaksionisme Simbolik). Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 18(2), 135.
https://doi.org/10.25077/jantro.v18i2.63
Forgano, E. J. (2021). Bentuk Penyajian Suling Bambu Dalam Tradisi Balahak. 10, 45–53.
Junita, M. (2021). Tradisi “Kedurai Apem” Pada Masyarakat Adat Lebong (Kajian Sosio-Filosofis
Masyarakat Adat Suku Rejang Desa Bungin).
Widati, S. (2011). Tradisi Sedekah Laut di Wonokerto Kabupaten Pekalongan : Kajian Perubahan
Bentuk dan Fungsi. Jurnal PP, 1(2), 142–148.