Anda di halaman 1dari 4

VIDEO INOVASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pada tema 4 (Kewajiban dan Hakku) Sub Tema 1


(Kewajiban dan Hakku di Rumah)
Muatan Pelajaran PPKn dan Bahasa Indonesia
KELAS 3
SDN 13 PANGKATAN

Oleh :
Ade Syahputra, S.Pd
NUPTK : 7539763664130162

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN LABUHANBATU
1. Pendahuluan
“Didiklah anak-anak kalian sesuai dengan zamannya, jangan didik anak-
anak kalian sesuai dengan zamanmu”. Peribahasa ini yang memotivasi saya
untuk terus meng-upgrade diri dalam pengembangan kurikulum kompetensi
pendidikan yang dibutuhkan oleh peserta didik pada saat ini. Sejalan dengan
itu, pendidikan guru penggerak yang sedang saya jalani banyak sekali
mengajarkan saya tentang kesadaran diri untuk tergerak, bergerak dan
menggerakkan dalam bidang pendidikan yang berkorelasi dari peribahasa di
atas.
Disadari atau tidak, bahwa selama ini saya dan rekan-rekan guru lainnya
banyak sekali yang masih membanding-bandingkan prestasi belajar siswa yang
satu dengan yang lainnya. Bahkan tidak sedikit guru yang menjadikan prestasi
akademik sebagai tolak ukur sebuah prestasi anak. Guru juga banyak yang
belum memahami bahwa prestasi belajar harus dilihat secara utuh dalam
konteks perkembangan sosial, emosional, fisik, dan psikologis. Seharusnya
guru memiliki keyakinan bahwa masing-masing individu memiliki
karakteristik dan kemampuan yang berbeda. Ada siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, atau rendah.
Sebenarnya rujukan-rujukan kurikulum yang sudah ada itu sudah bagus,
seperti pembuatan macam-macam model pembelajaran seperti Problem Based
Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Akan tetapi model
pembelajaran tersebut disamaratakan kepada semua peserta didik. Sehingga
guru terkesan memaksa seluruh peserta didik untuk sama-sama mengikuti gaya
belajar orang lain.
Pembelajaran berdiferensiasi dianggap sebagai model pembelajaran yang
tepat dalam mengarahkan minat dan bakat anak sesuai dengan gaya belajarnya,
sehingga saya sangat tertarik dalam mengeksplore pembelajaran ini dengan
berbagai macam media pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik dalam
mengarahkan gaya belajarnya masing-masing.
Karena sekolah tempat saya mengajar masih menggunakan kurikulum
2013, saya merasa sedikit kesulitan karena harus mengombinasikan materi
pada buku K13 dengan pembelajaran secara berdiferensiasi yang seyogianya
diajarkan menggunakan kurikulum merdeka. Akan tetapi karena saya
mempunyai keingin an yang kuat untuk pengembangan diri, jadi hambatan itu
terkalahkan karena kolaborasi dengan Kepala Sekolah dan rekan sejawat, serta
mencari literatur untuk penguatan materi yang akan saya ajarkan.

2. Isi
Pada pembelajaran ini saya mengangkat materi Kewajiban dan Hakku di
Rumah, tema 4 subtema 1 kelas 3 dengan muatan pelajaran PKn dan bahasa
Indonesia.
Pada video tersebut, peserta didik sudah dikelompokkan sesuai dengan
gaya belajar masing-masing. Gaya belajar ini harusnya didiagnosis oleh ahli
seperti psikolog, akan tetapi guru juga bisa mendiagnosis gaya belajar peserta
didik dengan cara observasi pada satu pekan di awal Tahun Pelajaran dengan
pembiasaan peserta didik dan pelaksanaan assesmen diagnostik kognitif dan
non kognitif di kelas maupun observasi dengan assesmen dengan orang tua
peserta didik.
Pada bagian pembukaan, dimulai dengan kesiapan lahir batin guru
dilanjutkam salam dan sapa. Kegiatan dilanjutkan dengan doa dan mengecek
kehadiran siswa. Selanjutnya guru dan peserta didik sama-sama menyanyikan
lagu batak sebagai wujud berkebinekaan global. Tidak lupa ice breaking dan
yel-yel yang dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan
manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan selanjutnya
adalah penerapan budaya positif dengan mengingatkan keyakinan kelas yang
dilanjutkan dengan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) dengan merelaksasi
diri masing-masing.
Beranjak dari bagian pembuka, bagian isi diawali dengan pertanyaan
pemantik yang dilanjutkan dengan pemanfaat media digital dengan menonton
video pembelajaran sebagai penerapan diferensiasi konten. Pada video tersebut
terlihat ada beberapa siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik yang susah
untuk tenang. Akan tetapi, begitulah gaya belajar siswa kinestetik. Guru
mendampingi siswa dengan masing-masing gaya belajarnya sekaligus
mengarahkan agar tidak terjadi pembiaran.
Setelah menonton video, peserta didik diarahkan untuk bekerja kelompok
sebagai penerapan diferensiasi proses. Pada diferensiasi proses ini, peserta
didik diajak untuk menerapkan KSE dengan saling menghargai pendapat
teman-teman kelompoknya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penerapan diferensiasi produk. Diferensiasi
produk yang dilakukan adalah dengan mengisi dua LKPD bersama teman
kelompok masing-masing.
Setelah kerja kelompok dengan teman kelompok yang sama gaya
belajarnya, peserta didik menerapkan dimensi gotong royong dengan
mempresentasekan hasil kerja kelompok masing-masing. Guru memberikan
apresiasi dan penguatan untuk hasil kerja kelompok yang sudah
dipresentasekan.
Pada kegiatan penutup, guru dan peserta didik bersama-sama melakukan
refleksi dan membuat kesimpulan dan menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pembelajaran selanjutnya. Doa dan salam penutup.

3. Penutup
Saya merasa senang sekaligus bangga menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi ini karena peserta didik bisa terarah minat dan bakatnya dari
gaya belajar masing-masing. Banyaknya kendala yang dihadapi tidaklah
membuat saya menyerah, justru membuat saya semakin semangat untuk
membuat inovasi pembelajaran menggunakan media-media dalam
memfasilitasi kebutuhan murid.
Harapan saya, pembelajaran berdiferensiasi yang saya upload di laman
youtube dengan link https://youtu.be/-7-bskHdEbw?si=nVlJud5d05c2e_WO
ini bisa konsisten saya terapkan dan dapat saya imbaskan kepada semua rekan
sejawat saya, agar semua hal yang sudah ditargetkan kepada peserta didik dapat
tercapai dan semua merasa senang.

Pulau Intan, 15 November 2023


Penulis

Ade Syahputra, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai