Anda di halaman 1dari 7

P E N E L I T I A N I LM I A H

ABSTRACT
HUBUNGAN ACTIVITY DAILY
LIVINGROOM DENGAN STABILITAS
Ischemic stroke is a syndrome that has the
TEKANAN DARAH PADA PASIEN
characteristic of a sudden, non-occlusive attack
STROKE ISKEMIK
caused by non traumatic brain circulatory
(Studi Di Irna B Rsud Syarifah
disorder. From the preliminary study results
Ambami Rato Ebhu Bangkalan)
obtained data that from 10 respondents obtained
is still many patients with ischemic stroke with
unstable blood pressure. The purpose of this
study was to analyze the relationship of physical
activity with blood pressure in stroke patients in
Irna B Syamrabu Bangkalan Hospital.
Relationship Between Activity Daily In this study, the type of research used is
Livingroom with Blood Pressure Stability in cross sectional analytic research. The population
Iscemic stroke patients of 32 patients in Irna B Syarifah hospital ambami
rato ebu bangkalan with sample of 30 patients
through Simple random sampling technique.
Independent variable is physical activity and
dependent variable Blood pressure. Data
collection for physical activity using questionnaire
sheet, for blood pressure using observation
Faisal Amir*) sheet. Statistical test using Somer's D.
*) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Based on the result of cross-tabulation of
(STIKes) Ngudia Husada Madura physical activity relationship with blood pressure
in ischemic stroke patients in IRNA B Syarifah
Ambami Rato Ebhu Bangkalan Hospital showed
that from 14 ischemic stroke patients with less
physical activity, almost all of them had unstable
blood pressure, 13 respondents
Based on the results of statistical tests of
Somer's D, the results obtained ρ value <α (0.05)
so that H0 rejected and H1 is accepted which
means there is a relationship between physical
activity with blood pressure in patients ischemic
stroke.
The results of this study can be used as a
reference or comparison for further research and
as a source of patient iformasi to be able to
regulate their physical activity so that blood
pressure can be stable

Keywords:
Correspondence : Faisal Amir, Jl. R.E. Martadinata Bangkalan,physical,
Indonesia.blood pressure of
diabetes
PENDAHULUAN Hipertensi akan menjadi masalah jika
Stroke iskemik merupakan suatu tekanan darah tersebut persisten yang
sindrom dengan karakteristik serangan membuat sistem sirkulasi darah ke otak
mendadak, non oklusif di sebabkan oleh dan sistem organ (saraf dan jantung)
gangguan peredaran darah otak non menjadi tegang (Anna & Bryan, 2007).
traumatik (Tarwoto, 2013). World health Badan Kesehatan Dunia (WHO
organization (WHO) menjelaskan stroke atau World Health Organization) tahun
iskemik sebagai tanda-tanda klinik yang 2014 mejelaskan bahwa kematian
berkembang cepat yang disebabkan akibat stroke sebesar 51% di seluruh
oleh gangguan fungsi otak fokal dengan dunia yang terjaid karena tekanan darah
gejala-gejala yang berlangsung selama tinggi. Data Riskesdas tahun 2013,
24 jam atau lebih yang bisa berakibat prevalensi penyakit stroke di Indonesia
kematian (Muttaqin, 2009). Salah satu meningkat seiring pertambahan umur.
penyebab stroke adalah tekanan darah Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis
yang mengalami fluktuasi setiap saat. terjadi pada usia 75 tahun ke atas atau

13
43,1% dan terendah terjadi pada Jenis penelitian yang digunakan
kelompok usia 15-24 tahun yaitu adalah analitik cross sectional yaitu jenis
sebesar 0,2%. Prevalensi stroke yang penelitian yang bertujuan untuk mencari
terdiagnosis tahun 2013, sebesar 7% hubungan antar variabel dengan waktu
sedangkan yang masih berupa gejala pengukuran data variabel independen
dan belum terdiagnosis sebesar 12,1% dan dependen hanya satu kali pada satu
(Kemenkes RI. 2012). saat (Nursalam, 2008). Populasi adalah
Berdasarkan data rekam medik di pasien stroke iskemik sejumlah 32 di
Irna B RSUD (Syamrabu) Bangkalan Interna RSUD Syarifah Ambami Rato
tanggal 8 Desember 2016 data pasien Ebu Bangkalan-Madura pada Juli 2017.
Stroke iskemik tahun 2013 sebanyak Jumlah sampel berdasar rumus adalah
229 pasien, pada tahun 2014 sebanyak 30 responden yang ditentukan melalui
232 pasien, pada tahun 2015 sebanyak simple random sampling. Langkah awal
289 pasien, dan pada tahun 2016 penelitian responden diminta mengisi
sebanyak 292 pasien. Hal ini lembar informed consent, identitas, dan
menunjukkan bahwa stroke iskemik quesioner activity daily livingroom serta
mengalami peningkatan. dilakukan pengukuran tekanan darah.
Faktor-faktor yang mengakibatkan Sebelum quesioner activity daily living-
ketidakstabilan penderita stroke iskemik room dibagikan, dilakukan uji validitas
antara lain toksin, faktor genetik, umur, dan reliabilitas. Proses penelitian juga
jenis kelamin, stress, obesitas, nutrisi, dilakukan dengan pengukuran tekanan
etnis, merokok, narkoba, alkohol, kafein, darah 1 jam sekali dalam 3 jam berturut-
aktivitas fisik dan kolestrol yang tinggi. turut menggunakan sphygmomanometer
Apabila tekanan darah tidak terkontrol terstandart. Setelah pengumpulan data
dengan baik maka akan menyebabkan lengkap, dilanjutkan dengan uji statistik
komplikasi dan penyakit kardiovaskuler, univariat dan uji bivariat. Uji bivariat
seperti: angina, serangan jantung, gagal hubungan antara activity daily
jantung, stroke dan kerusakan ginjal livingroom dengan tekanan darah
(Anna & Bryan, 2007). Stroke iskemik pasien stroke iskemik menggunakan uji
dapat menyebabkan peningkatan TIK di Somer’s D dengan taraf signifikan 5%
tandai dengan pusing dan perubahan (= 0,05). Terakhir akan dilakukan
kesadaran (Padilla, 2012). Dampak ini kesimpulan dari hasil penelitian.
menyebabkan penderita stroke iskemik
tidak mampu beraktivitas fisik secara HASIL PENELITIAN
normal karena kaku dan kelemahan. Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
Penatalaksanaan stroke iskemik stroke iskemik berdasarkan usia
dapat dengan terapi secara farmakologi Usia (Tahun) Frekuensi Persentase %
dan non farmakologi. Terapi secara non 36-45 1 3
farmakologi antara lain diet yang tinggi 46-55 6 20
natrium dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik 56-65 23 77
mempunyai manfaat yang besar karena Total 30 100
dapat meningkatkan kesegaran jasmani
pada sistem jantung, pernafasan, serta Tabel 1 menunjukkan hampir
kelenturan sendi. Aktivitas fisik adalah seluruhnya pasien stroke iskemik yaitu
gerakan yang di hasilkan otot rangka 23 (77%) berusia 56-65.
yang membutuhkan pengeluaran energi. Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
Aktivitas fisik atau olah raga yang teratur stroke iskemik berdasar jenis kelamin
dapat menurunkan tahanan perifer yang Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
menurunkan tekanan darah (Anggara &
Perempuan 18 60
Prayitno, 2013). Tujuan penelitian ini Laki-laki 12 40
adalah menganalisis hubungan antara
Total 30 100
activity daily livingroom sebagai aplikasi
aktivitas fisik harian dengan tekanan Tabel 2 menunjukkan sebagian
darah pada pasien stroke iskemik di Irna besar responden stroke iskemik berjenis
B RSUD Syamrabu Bangkalan. kelamin perempuan sejumlah 18 (60%).
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
METODE PENELITIAN stroke iskemik berdasarkan pendidikan

14
Tekanan darah
Pendidikan Frekuensi Persentase %
Tidak Sekolah 9 30 Tidak
SD 17 57 Stabil Total
Aktivitas Stabil
SMP 1 3 fisik
SMA 2 7 N % N % N %
PT 1 3
Total 30 100 Kurang 13 92,9 1 7,1 14 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian
besar pendidikan respoden setingkat SD Cukup 4 40 6 60 10 100
(Sekolah Dasar) sejumlah 17 (57%).
Baik 0 0 6 100 6 100
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden
Total 17 56,7 13 43,3 30 100
stroke iskemik berdasarkan pendidikan
Pekerjaan Frekuensi Persentase % Somer’s D:0,001 α: (0,05)
PNS 1 3
Wiraswasta 9 30 Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan
Petani 15 50 hasil bahwa dari 14 pasien stroke
Lain-lain 5 17 iskemik yang memiliki aktivitas fisik yang
Total 30 100 kurang, hampir seluruhnya mengalami
Tabel 4 menunjukkan responden stroke tekanan darah tidak stabil sejumlah 13
iskemik setengahnya 15 (50%) bekerja responden dengan persentase (92,9%).
sebagai petani. Kemudian 9 (30%) atau Hasil uji statistik Somer’s D didapatkan
hampir setengahnya bekerja di bidang hasil ρ value < α (0,05) sehingga H1
wiraswasta. dierima yang artinya ada hubungan
bermakna antara aktivitas fisik dengan
Tabel 5 Data khusus responden stroke tekanan darah pada pasien stroke
iskemik terkait aktivitas fisik iskemik di Irna B RSUD Syamrabu
Bangkalan
Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase %
Baik 5 17 PEMBAHASAN
Cukup 10 33
Kurang 15 50 Gambaran Activity Daily Livingroom
Responden Stroke Iskemik di Irna B
Total 30 100
RSUD Syamrabu Bangkalan
Tabel 5 menunjukkan bahwa aktivitas
fisik pada responden stroke iskemik 15 Hasil penelitian dari 30 responden
(50%) atau setengahnya masih kurang menunjukkan bahwa setengahnya dari
responden activity daily livingroom
dalam kategori kurang. Hal ini juga bisa
Tabel 6 Data khusus responden stroke
dilihat pada item kuesioner, dimana jika
iskemik terkait aktivitas fisik
tidak dibantu, pasien stroke tetap di
Tekanan
Frekuensi Persentase % tempat tidur. Berdasarkan koesioner
darah
nomer 9 kebanyakan responden takut
Stabil 13 43
melakukan gerakan karena khawatir
Tidak stabil 17 57
semakin parah. activity daily livingroom
Total 30 100 dalam peneltian ini mewakili
kemampuan aktivitas fisik lansia
Tabel 6 menunjukkan bahwa aktivitas sebagai responden.
fisik pada responden stroke iskemik 15 Pasien stroke iskemik mengalami
(50%) atau setengahnya masih kurang keterbatasan gerak yang membuatnya
tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Hal
Tabel 7 Tabulasi silang hubungan ini jika berlangsung dalam jangka waktu
antara aktivitas fisik dengan tekanan lama, maka pembentukan energi akan
darah pada pasien stroke iskemik semakin menurun. Akibatnya banyak
otot yang akan mengalami kelemahan
dan makin memperparah gejala stroke.
Hidayati dkk, (2010) menjelaskan
bahwa ketidakseimbangan aktivitas fisik

15
akan menyebabkan penambahan berat yang mendukung ketersediaan energi
badan, peningkatan kalori, lemak dan dari tingkat sel, jaringan hingga organ.
kolesterol yang menimbulkan masalah Ketidakstabilan tekanan darah mungkin
gizi. Aktivitas fisik menyebabkan banyak akan sangat berdampak terhadap tubuh
energi yang tersimpan sebagai lemak, dan berpotensi menimbulkan
sehingga rendahnya aktivitas cenderung komplikasi.
menjadi beresiko obesitas (Virgianto & Ketidakstabilan tekanan darah bisa
Purwaningsih, 2006 ; Mujur, 2011 dalam dikaitkan dengan usia responden yang
Nugroho dkk, 2016). Jika masalah gizi sebagian besar dalam rentang usia 56-
dan penumpukan lemak pasien stroke 65 tahun. Pada usia tersebut pembuluh
iskemik berlangsung progresif, maka darah mungkin telah banyak rusak
akan terjadi kekacauan hemodinamika akibat proses aging, degeneratif,
berupa penumpukan plak vaskuler otak permeabilitas yang mal adaptif dan
yang beresiko mengakibatkan gangguan vasokontriksi yang semuanya ini bisa
meluas dan memperberat stroke menyebabkan kondisi ketidakstabilan
iskemik. tekanan darah.
Berdasarkan data umum, activity Muhammadun (2010) menyatakan
daily livingroom dapat dikaitkan dengan bahwa semakin tua usia, pengaturan
usia responden yang hampir seluruhnya metabolism zat kapur atau kalsium
berusia 56-65 tahun. Rentang usia mulai terganggu, sehingga banyak zat
diatas merupakan usia dengan kategori kapur terlarut dalam darah. Banyaknya
lansia awal dan dimasa ini lansia sudah kalsium dalam darah menyebabkan
mulai mengurangi aktivitas fisik akibat peningkatan viskositas darah sehingga
semakin lemahnya kondisi tubuh dan darah lebih kental, padat dan endapan
beberapa penyakit yang dialaminya. kalsium pada dinding vaskuler
Fakta dalam penelitian ini membuktikan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
bahwa lansia semakin bertambah usia, Menurut Hayem (2007), sirkulasi darah
maka aktivitas fisik sehari-hari akan dimana jantung sebagai pompa
semakin berkurang. muskular mensuplai tekanan darah,
Pasien stroke iskemik harus tetap mempertahankan elastis dinding
mempertahankan aktivitas fisik melalui vaskuler, dan melepaskan endapan atau
activity daily livingroom yang dimiliki plak aterosklerosis pada tunika intima.
untuk melakukan aktivitas fisik. Hal ini Tekanan darah yang tidak stabil,
membantu dalam metabolism tubuh dan terutama pada kondisi peningkatan atau
kecukupan energi serta menurunkan hipertensi akan berdampak pada tinggi
angka kontraktur dan kelemahan fisik tekanan perifer pembuluh darah.
yang lebih parah. Hal ini dimaksudkan Apabila tekanan yang tinggi mengenai
untuk mencegah komplikasi dari stroke pembuluh darah yang kecil seperti arteri
iskemik. Activity daily livingroom sebagai di area otak, maka akan terjadi
Aktivitas fisik harian merupakan gerakan turbulensi yang mungkin mengakibatkan
otot rangka yang membutuhkan energi. jejas endotel pada pembuluh darah. Hal
Aktivitas fisik yang kurang merupakan ini sangat berbahaya karena bisa
faktor terjadinya penyakit kronis yang mengakibatkan penurunan suplai
dapat menyebabkan kematian secara oksigen yang akhirnya menurunkan
mendadak yang global (WHO, 2014). energi otak dan terjadilah stroke
iskemik. Selain itu jika terbulensi
Gambaran Stabilitas Tekanan Darah mengenai suati plak dan terbawa terus
responden Stroke Iskemik di Irna B pada sisi terjauh dan terkecil pada arteri
RSUD Syamrabu Bangkalan otak, maka akan terjadi sumbatan yang
berakibat stroke thrombus. Jika stroke
Berdasarkan hasil penelitian pada
thrombus berlangsung progresif, maka
tabel 6 diperoleh data bahwa sebagian
kemungkinan besar akan terjadi pecah
besar pasien stroke iskemik di IRNA B
pembuluh darah yang mengakibatkan
RSUD Syamrabu Bangkalan mengalami
stroke hemoragic.
tekanan darah tidak stabil. Fakta diatas
Anna & Bryan (2007) menyatakan
sangat mempengaruhi pada kesehatan
bahwa salah satu faktor penyebab
pasien stroke karena darah dan tekanan
stroke adalah tekanan darah. Tekanan
darah merupakan serangkaian sistem

16
darah yang mengalami fluktuasi meningkatkan resiko ketidakstabilan
persisten bisa menjadi masalah yang tekanan darah. Activity daily livingroom
membuat sistem sirkulasi darah otak yang berkurang mempengaruhi denyut
dan jantung menjadi tegang. Tekanan jantung menjadi lebih cepat sehingga
darah yang tidak stabil dan tidak jantung bekerja lebih keras ketika
terkontrol dengan baik akan kontraksi. Makin keras miokard jantung
menyebabkan komplikasi dan penyakit memompa darah, maka semakin besar
kardiovaskuler, seperti angina, serangan tekanan terhadap arteri sehingga
jantung, gagal jantung, kerusakan ginjal, menyebabkan tekanan darah
stroke (Padilla, 2012). meningkat. Activity daily livingroom
Faktor lain yang mempengaruhi yang berlebih juga dapat menurunkan
tekanan darah antara lain asupan garam tekanan darah sistolik maupun diastolik
berlebih, lemak, kolestrol (Muhamadun, apabila nutrisi sel tidak terpenuhi
2010), merokok, kafein, alkohol berlebih dengan baik.
dan stress psikologis (Rudiyanto, 2013). Aktivitas harian yang teratur seperti
Usaha menstabilkan tekanan darah bisa berjalan mampu mengurangi timbulnya
menjadi salah satu langkah preventif gejala kelemahan dan kontraktur pada
untuk mencegah kejadian stroke otot. Aktivitas harian yang teratur sangat
iskemik. Selain itu mengatur stress dan menguntungkan pembuluh darah karena
adaptasi terbaik sangat berpengaruh otot yang berperan dalam melakukan
terhadap kestabilan tekanan darah aktivitas membantu dilatasi arteri yang
sehingga bisa mencegah terjadinya manurunkan resistensi pembuluh darah
stroke iskemik. dan tekanan perifer. Derajat penurunan
resistensi tergantung pada beban atau
Hubungan Activity Daily Livingroom activity daily livingroom yang di lakukan.
dengan Stabilitas Tekanan Darah Oleh karena itu, pasien tekanan darah
Pasien Stroke Iskemik di Irna B RSUD tinggi di anjurkan melakukan aktivitas
Syamrabu Bangkalan pada seluruh otot tubuh (Lestari, 2010).
Aktivitas harian yang dilakukan harus
Hasil tabulasi silang menunjukkan
sesuai dengan kemampuan tubuh
bahwa hampir seluruhnya yaitu 13
dalam berespon pada kondisi patologis
orang pasien yang activity daily
dan kompensasi sistem organ. Setiap
livingroom yang kurang mengalami
kondisi patologis memiliki kemampuan
tekanan darah yang tidak stabil. Uji
sendiri. Sehingga pemilihan jenis dan
Somer’s D menunjukkan adanya
kualitas aktivitas fisik memang perlu
hubungan activity daily living-room
diperhatikan.
dengan tekanan darah pada pasien
Pasien dengan stroke iskemik juga
stroke iskemik di Irna B RSUD
harus mempertahankan stabilitas pada
Syamrabu Bangkalan dengan ρ 0,001 <
tekanan darah. Salah satu upaya yang
α (0,05).
bisa dilakukan yaitu mengoptimalkan
Activity daily livingroom merupakan
gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari.
salah satu faktor yang mempengaruhi
Hal ini perlu dilalukan karena beberapa
tekanan darah pada pasien stroke. Hal
pertimbangan dan pemikiran antara lain
ini terlihat dari banyaknya responden
kestabilan pembuluh darah. Kestabilan
yang mengalami ketidakstablan tekanan
pembuluh darah berkorelasi dengan
darah karena kurangnya aktivitas harian
efek elastisitas vaskuler dalam
yang dilakukan dirumah sakit. Semakin
meregelulasi tekanan darah. Apabila
rendah aktivitas fisik pasien stroke
tekanan darah bisa diregulasi agar
iskemik maka semakin mungkin
normal, maka stroke iskemik bisa lebih
mengakibatkan kondisi ketidakstabilan
cepat dipulihkan.
tekanan darah. Aktivitas fisik yang
Aktivitas harian dan olahraga
seimbang perlu dijaga dalam usaha
teratur dapat menurunkan tekanan
untuk mempertahankan fisiologis tubuh
darah, kadar glukosa darah, beban
dan mekanisme kerja sistem organ di
pembuluh darah, stres, meningkatkan
seluruh bagian jaringan.
kebugaran jasmani (Buchener, 2007).
Hal ini sesuai dengan teori
Selain itu stroke bisa terjadi karena
Anggara & Prayitno (2013) bahwa
penumpukan plak vaskuler di arteri otak
activity daily livingroom yang kurang

17
berupa trombus dan lemak yang Hayem MA. 2007. Patophysiologi Of
menempel pada dinding vaskuler. The Liver. USA: W.B Saunder
Sehingga apabila aktivitas harian teratur Company. Jurnal
dan seimbang, maka berbagai plak akan
Kementrian Kesehatan Republik
dibakar sehingga pembuluh darah otak
Indonesia. 2012. Penyakit Tidak
bersih dan aliran darah lancar. Apabila
Menular. (diunduh 15 Agustus
aliran darah lancar, maka suplai darah
2017).http://www.depkes.go.id/dow
otak akan memperbaiki stroke iskemik.
nload /BULETIN%20.pdf
Studi literatur menjelaskan bahwa
aktivitas harian seimbang dan teratur Lestari, D. 2010. Hubungan Asupan
dapat membantu menurunkan tekanan Kalium, Kalsium, Magnesium,
darah dan bermanfaat bagi kesehatan dan Natrium, Indeks Massa
tubuh. Olahraga teratur setiap 3-5 kali Tubuh, Serta Aktivitas Fisik
dalam seminggu akan menaikkan kadar dengan Kejadian Hipertensi
kolesterol high density lipoprotein (HDL), pada Wanita Usia 30-40 tahun.
sehingga bisa mencegah aterosklerosis Jurnal. Program Studi Ilmu Gizi
(penimbunan lemak) pembuluh darah. Fakultas Kedokteran.
Aterosklerosis menimbulkan resiko Universitas Diponegoro.
tinggi kejadian stroke dan serangan Semarang.
jantung (Buchener, 2007 ; Freeman &
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan
Cristine, 2008). Hasil penelitian oleh
Keperawatan Klien dengan
Sumaryono (2010) membuktikan bahwa
Gangguan Persarafan. Jakarta :
aktivitas fisik seimbang pada lansia
Salemba Medika
berpengaruh pada tekanan darah pada
pasien stroke. Muhammadun, AS. 2010. Hidup
Bersama Hipertensi Seringai
KESIMPULAN Darah Tinggi Sang Pembunuh
Aktivitas fisik yang kurang akan Sekejap. Yokyakarta : In-Books.
mengganggu stabilitas tekanan darah
sehingga menjadi penyulit pada stroke Nursalam. 2008. Konsep dan
iskemik. Sebaliknya aktivitas fisik yang Penerapan Metodologi Penelitian
teratur memperbaiki elastisitas dinding Ilmu Keperawatan. Jakarta:
pembuluh darah yang berpengaruh Salemba Medika
pada kesembuhan stroke iskemik Padilla, J., Wallace, J.P., Park, S., 2012,
Accumulation of Physical
DAFTAR PUSTAKA Activity Reduces Blood Pressure
Anggara, FHD & Prayitno, N. 2013. in Pre-and Hypertension. Med
Faktor-Faktor yang Berhubungan Sci Sport Exerc. 1264-1274.
Dengan Tekanan Darah Di Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Puskesmas Telaga Murni, 2013. Badan Penelitian dan
Cikarang Barat tahun 2012. Pengembangan Kesehatan
Program Studi S1 Kesehatan Kementerian RI 2013. Diakses:
Masyarakat STIKes MH. 19 juni 2017. Jam 19.00 WIB.
Thamrin. Jakarta: Jurnal.
Rudiyanto, S. 2010. Anda bertanya
Anna, P. & Bryan, W. 2007. Simple Dokter menjawab: Stroke dan
Guides tekanan darah tinggi. Rehabilitasi Pasca-Stroke.
Jakarta : Erlangga. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer
Buchner, D.M. 2007. Physical Activity. In Sumaryono. 2010. Pengertian Dasar
W.P. Arend:Cecil medicine. 23rd Problem Solving. Jurnal
ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier. Tarwoto. 2013. Keperawatan medical
bedah gangguan system
Freeman, WM and Cristine. 2008. pernafasan. Edisi 2. Jakarta :
Kolesterol Rendah Jantung Sagung seto
Sehat. Bhuana Ilmu Populer.
Jakarta

18
World Health Organization (WHO).
2014. Lanjut Usia. Bersumber
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/27419/4/Chapter%
20II.pdf
Nugroho K, Mulyadi, dan Masi G N M.
2016. Hubungan Aktivitas Fisik
dan Pola Makan Dengan
Perubahan Indeks Massa Tubuh
Pada Mahasiswa Semester 2
Programstudi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran. e-journal
Keperawatan(e-Kp) Volume 4
Nomor2.
https://media.neliti.com/media/pu
blications/105746-ID-hubungan-
aktivitas-fisik-dan-pola-
makan.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai