Jihoh
Jihoh
net/publication/318118561
CITATIONS READS
18 24,329
2 authors, including:
Supriyadi Supriyadi
Universitas Serang Raya
40 PUBLICATIONS 179 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Supriyadi Supriyadi on 04 July 2017.
Abstrak
Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan sehingga diperlukan suatu upaya
pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja
merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui jenis bahaya, penilaian risiko berdasarkan sumber bahaya dan penilaian risiko berdasarkan jenis
bahaya di divisi boiler. Pengambilan data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC
kemudian dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian risiko bahaya di tempat kerja sehingga
tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian menunjukkan sumber bahayanya adalah debu batu bara, percikan
api, radiasi panas, terjatuh, terjepit, percikan batu bara, kebisingan, listrik bertekanan tinggi, ledakan, terbakar,
material panas, terkena bahan kimia, menghirup bahan kimia, uap panas, kebocoran pada steam drum, air
panas, tekanan gas berlebih dan bara api. Penilaian berdasarkan sumber bahaya pada divisi boiler memiliki
tingkatan Extrim Risk ( 8%), High Risk (14%), Moderate Risk (35%) dan Low Risk (43%). Penilaian Risiko
berdasarkan jenis bahaya pada divisi boiler memiliki tingkatan risiko mulai dari skor terendah hingga tinggi
adalah bahaya Mekanis (25%), bahaya Listrik (10%), bahaya Kimia ( 6%) dan bahaya fisik (59%).
Abstract
Every workplaces have always risk of accidents which need efforts to prevention and control it doesnot
happen. Occupational risks hazard identification is an early step that must be considered by the company. The
purpose of the study is to determine the type of hazard, risk assessments based on sources hazard and risk
assessment based on the types of hazards in the boiler division. Data collection on the identification and
assessment of risks analyzed by HIRARC, evaluated and find the better solution to determined and control
hazards in the workplace so that the workplace safely. The result showed the sources of the dangers are charcoal
dust, sparks, heat radiation, falls, pinched, charcoal sprinkle, noise, electric high pressure, explosion, fire, hot
material, exposed to chemicals, inhaling chemicals, steam, leaks in drum steam, hot water, excess gas pressure
and embers. The rate based on hazardsources in the boiler division has Extrim Risk levels (8%), High Risk
(14%), Moderate Risk (35%) and Low Risk (43%). Risk assessment based on the type of hazard in the boiler
division have risk levels ranging from high to the lowest score is the danger of Mechanical (25%), Electrical
hazard (10%), chemical hazards (6%) and physical hazards (59%).
161
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686
Pengolahan data akan dilakukan panas dan uap panas) atau berdaya jangka
dengan metode HIRARC yang terdiri dari waktu (gangguan pendengaran akibat
risk control. Potensi penurunan risk rating dari peralatan mekanis atau benda-benda
akan dibuat setelah pembuatan risk control. yang dikerjakan oleh pekerja (terjepit
Potensi penurunan dibuat sebagai acuan blower). Bahaya kimia bersumber dari
atau target dari hasil risk control. bahan-bahan atau zat kimia. Dan bahaya
listrik yang dapat mengakibatkan berbagai
dilakukan oleh peneliti kepada pihak HSE, profesi yang mengakibatkan kemungkinan
operator boiler, serta pihak maintenance kerugian menjadi lebih besar. Dalam
diketahui bahwa sumber bahaya yang pekerjaan di divisi boiler terdapat beberapa
terdapat pada divisi boiler adalah berasal potensi bahaya yang berakibat risiko.
dari material bahan bakar yang panas, debu Bermacam-macam risiko yang terdapat
batubara, air dan uap yang dihasilkan pada di lingkungan kerja pada divisi boiler
boiler, listrik bertekanan tinggi serta jatuh diantaranya adalah : terjepit, terjatuh dari
ketinggian, luka bakar, gangguan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686
pembakaran
pendengaran, kebisingan, tersengat listrik
Menampung batu 1. Radiasi
DB/06/01
dan lain-lain. bara yang akan di Panas
bakar pada furnace
setelah dibawa
Observasi pada tahap ini dibuat 6 Bunker
conveyor sebelum
2. Terjatuh DB/06/02
batu bara tersebut
untuk mengidentifikasi bahaya risiko pada diumpan melalui
coal feader
Menerima 1. Debu
divisi boiler agar bisa mengetahui dan batubara dari Batu Bara
DB/07/01
bunker batubara
menilai risikonya serta dapat menganalisa 7 Coal Feader
dan mengontrol
jumlah batu bara
DB/07/02
yang dimasukan
kegiatanya prosesnya dilaksankan secara kedalam 2.
pulverizer kebisingan
rutin dan tidak rutin atau darurat dan Proses
1. Ledakan DB/08/01
keseluruhan pada 2. Terbakar DB/08/02
mengetahui bahaya tersebut penting atau proses
pembakaran pada 3. Material DB/08/03
boiler yang sudah panas
tidaknya dalam pandangan pihak pihak memenuhi 4. Debu
DB/08/04
8 Furnace persyaratan Batu Bara
terkait. Berikut tabel hasil observasi yang sebelumnya serta 5. Radiasi
DB/08/05
harus Panas
mementingkan 6.
di buat terkait tindakan identifikasi bahaya safety untuk Kebisingan
DB/08/06
proses 7. Listrik
pada divisi boiler. pembakaran ini Bertekanan DB/08/07
Tinggi
Mengendalikan 1. Terkena
pH dan bahan DB/09/01
pengendalian kimia
Tabel 4. Identifikasi bahaya pada divisi boiler korosi pada metal
pipa air dan uap
Potensi Nomor boiler. Karena
No Lokasi Aktifitas kandungan air
Bahaya Bahaya
Pembongkaran 1. Debu Chemical umpan boiler
DB/01/01 9 Maintanance sering
awal pada Batu Bara
batubara yang 2. Percikan Boiler mengandung
DB/01/02 2. Terhirup DB/09/02
diangkut Api kotoran yang
Gudang menggunakan merusak operasi
1 boiler dan
(Warehouse) truck kontainer
dan batu bara 3. Radiasi efesiensi, maka zat
DB/01/03 inilah yang akan
disimpan untuk Panas
proses memperbaiki
pembakaran masalah tersebut
Proses perojokan 1.Radiasi Mengatur jalannya 1.
DB/02/01 DB/10/01
batubara pada area Panas uap pada proses Kebisingan
tersebut yang akan pembakaran agar
di alirkan ke uap-uap tersebut
2 Hopper 10 Line Steam
masing-masing stabil 2. Radiasi
2. Terjatuh DB/02/02 DB/10/02
conveyor jika ada kandungannya Panas
sumbatan pada sampai ke steam
area tersebut drum
Menyalurkan Memanaskan
1. Terjepit DB/03/01 (menaikan)
batubara yang
sudah siap untuk kembali
Conveyor digunakan untuk temperatur uap 1. Listrik
2. Radiasi 11 Reheater pada superheater Bertekanan DB/11/01
proses selanjutnya DB/03/02
Panas untuk Tinggi
dalam proses
3 pembakaran mendapatkan
Memecahkan 1. Debu panasnya kembali
DB/04/01 pada proses ini
batubara sesuai Batu Bara
dengan ukuran 2. Percikan Menampung air 1. Uap
DB/04/02 DB/12/01
yang sudah Batu Bara yang berasal dari Panas
ditetapkan agar economizer untuk 2. Radiasi
DB/12/02
proses dipanaskan Panas
4 Crusher dengan metode
pembakaran dapat
berjalan dengan 3. siklus air normal,
DB/04/03 dimana air yang
lancar, jika bahan Kebisingan
bakarnya sesuai temperaturnya
12 Steam Drum
dengan yang lebih rendah akan
3.
dibutuhkan turun dan air yang
Kebocoran DB/12/03
Memisahkan batu temperaturnya
1. Terjepit DB/05/01 pada drum
bara yang sudah akan masuk ke
sudah sesuai drum sambil
5 Triway 2. Listrik melepaskan
dengan ukurannya
Bertekanan DB/05/02 uapnya untuk
pada boiler 1 dan
Tinggi dipisahkan antara
2 untuk proses
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686
6%
Bahaya Fisik
Hasil Penilaian berdasarkan risk
assessment diketahui nilai risiko dan Gambar 3. Persentase Jenis Bahaya
persentase risiko dari seluruh potensi Pengendalian Risiko (Risk Control)
bahaya yaitu, risiko ringan (low risk) Risk control bertujuan untuk
sebanyak 21 jenis bahaya (42.8%), risiko meminimalkan tingkat risiko dari potensi
sedang (moderate risk) sebanyak 17 jenis bahaya yang ada.. Contoh dari risk control
bahaya (34.7%), risiko tinggi (high risk) dapat dilihat pada Tabel 6
sebanyak 7 jenis bahaya (14.3%) dan risiko Tabel 6. Pengendalian Risiko
tinggi (extrim risk) sebanyak 4 jenis Nomor Pengendalian
Bahaya
bahaya (8.2%). Dan berdasarkan jenis Keselamatan Kesehatan
Lingkungan Kerja
Kerja Kerja
bahayanya yaitu, bahaya mekanis sebanyak DB/01/01 1. Pembinaan 1. Pengujian 1. Monitoring
Kesehatan
12 jenis bahaya (24.5%), bahaya listrik Keselamatan
Lingkungan
Kerja 2. Fasilitas K3
sebanyak 5 jenis bahaya (10.2%), bahaya 2. APD
akan berpotensi sebagai bahaya yang Nilai resiko yang terjadi pada potensi
mengakibatkan kecelakaan akibat kerja, bahaya kerja di area boiler terdiri dari 2C,
area tersebut ialah : Gudang (Warehouse), 1D, 1D, 2D, 2E, 5E, 1D, 2D, 2D, dan 2D.
hopper, conveyor, crusher, triway, bunker, Kategori resiko yang dominan dari nilai
coal feader, furnace, chemical boiler, line resiko pada potensi bahaya kerja di area
steam, reheater, steamdrum, cyclone, Boiler adalah L atau low risk yang berarti
superheater, economizer, chimney, kendalikan dengan prosedur rutin.
downcomer, scootblower, safetyvalve, (Susihono & Rini, 2013).
burner dan id fan. Pada area atau sumber Shrivastava & Patel (2014) dalam
bahaya itulah yang akan mempunyai penelitiannya termal power plant di
potensi bahaya, antara lain bahaya dapatkan 3 jenis bahaya yang berkategori
mekanis, bahaya fisik, bahaya listrik tinggi dari 11 identifikasi bahaya di area
maupun bahaya kimia. Sementara boiler. Jenis bahaya fisik dan bahaya
perusahaan melakukan identifikasi bahaya ergonomi berkategori moderat (Hadi, et,
setelah kecelakaan kerja terjadi yang al, 2014). Penelitian yang dilakukan fokus
kecelakaan tersebut diakibatkan pada mesin boiler belum sampai dari bahan
kecelakaan mekanis. baku sehingga kategori hazard yang
Dari hasil analisa penilaian risiko teridentifikasi berbeda.
yang telah dibuat oleh peneliti, maka Prioritas risiko yang perlu dilakukan
diketahui nilai risiko dan persentase risiko adalah meniminalisir risiko yang ada,
dari seluruh potensi bahaya yaitu, risiko dengan cara yang sesuai dengan hirarki
ringan (low risk) sebanyak 21 jenis bahaya pengendalian risiko yaitu, eliminasi,
(42.8%), risiko sedang (moderate risk) subsitusi, engineering control,
sebanyak 17 jenis bahaya (34.7%), risiko administrative control dan APD yang
tinggi (high risk) sebanyak 7 jenis bahaya sesuai..
(14.3%) dan risiko ekstrim (extrim risk) Pengendalian risiko secara hirarki
sebanyak 4 jenis bahaya (8.2%). Dan dilakukan dengan pendekatan sebagai
berdasarkan jenis bahayanya yaitu, bahaya berikut :
mekanis sebanyak 12 jenis bahaya 1. Hindari risiko dengan mengambil
(24.5%), bahaya listrik sebanyak 5 jenis keputusan untuk menghentikan
bahaya (10.2%), bahaya kimia sebanyak 3 kegiatan atau penggunaan proses,
jenis bahaya (6.1%) dan bahaya fisik bahan, alat yang berbahaya.
sebanyak 29 jenis bahaya (59.2%).
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686
kerja pada pasal 13, yaitu kewajiban bila kerja dan pengendalian teknis. Hal ini telah
memasuki tempat kerja dan Kepmenaker. sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970
333/MEN/1989 tentang diagnosis dan tentang keselamatan kerja, Permenaker No.
pelaporan penyakit akibat kerja dan 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
Kepmenaker. 187/MEN/1999 tentang pemasangan dab pemeliharaan APAR, dan
pengendalian bahan kimia berbahaya di Kep. 186/MEN/1999 tentang unit
tempat kerja. Serta PP No.74/2001 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. PerMenaker Per02/Men/1983tentang
serta di lakukan sosialisai penanganan Penetapan sistem permit to work meliputi:
bahan kimia dan pelatihan pengunaan APD Penentuan sistem proteksi dari proses
yang benar. pengelasan dan. Kesiapan peralatan
Untuk bahaya mekanis yaitu terjepit penanganan kondisi darurat serta
pada blower triway, terjatuh pada melalukan sosialisasi dan pelatihan
ketinggian di area hopper dan bunker. tanggap darurat. Untuk kebisingan,
Tindakan pengendalian yang dilakukan tindakan pengendalian/penurunan yang
dengan menggunakan APD yaitu safety dilakukan dengan menggunakan APD
belt dan body hardnesss pada saat bekerja berupa ear plug dan noise monitoring,
di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering untuk meminimalkan
rekayasa engineering atau modifikasi suara atau kebisingan, pengujian kesehatan
pemasangan hand rail, meminimasi serta kepada karyawan jika sudah merasa ada
pembatasan akses pada area tersebut. Hal gangguan pada pendengarannya, serta
ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun pemantauan lingkungan kerja. Hal ini telah
1970 tentang keselamatan kerja. Potensi sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970
bahaya selanjutnya adalah ledakan dan tentang keselamatan kerja, KEPMEN
kebakaran pada area boiler. Tindakan 51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas
pengendalian/penurunan risiko dapat (NAB) faktor fisika di tempat kerja.
dilakukan dengan penyedian alat pemadam Untuk bahaya fisik yaitu tersembur
kebakaran, APD yang tepat dan lengkap material panas, terkena uap panas,
dalam memasuki area ini, mengetahui mengalami gangguan pernapasan, iritasi
SOP, monitoring lingkungan kerja, mata yang disebabkan debu batu bara,
pengujian kesehatan, higienis dan sanitasi iritasi kulit dari paparan debu batu bara dan
lingkungan dan gizi kerja jika terjadi , dehidrasi ringan hingga akut karena
kecelakaan. Serta Pemantauan lingkungan situasi lingkungan kerja yang panas,
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686
terpapar sinar api burner dapat tingkatan risiko mulai dari skor
mengakibatkan kebutaan jika tidak terendah hingga tinggi.
memakai APD dengan tepat. Tindakan a. Extrim Risk : 8%
pengendalian yang harus dilakukan ialah b. High Risk : 14%
selalu memakai APD (Safety shoes, c. Moderate Risk : 35%
Masker, Safety glases, Safety helm), serta d. Low Risk : 43%
penyediaan air minum karena radiasi panas 3. Penilaian Risiko keselamatan dan
yang ada pada area kerja tersebut, fasilitas kesehatan kerja berdasarkan jenis
P3K serta pemantauan lingkungan kerja. bahaya pada divisi boiler memiliki
Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun tingkatan risiko mulai dari skor
1970 tentang keselamatan kerja. terendah hingga tinggi. Yaitu :
a. Bahaya Mekanis : 25%
Kesimpulan b. Bahaya Listrik : 10%
Berdasarkan hasil analisa data yang c. Bahaya Kimia : 6%
diperoleh, maka dapat di ambil kesimpulan d. Bahaya fisik : 59%
sebagai berikut :
1. Dari hasil observasi penelitian berupa Saran
dokumen yang dilakukan peneliti serta Beberapa saran yang dapat dijadikan
hasil wawancara dengan informan, bahan pertimbangan an untuk dapat
maka didapatkan sumber bahaya di meningkatkan efektivitas kerja dalam
divisi boiler adalah debu batu bara, seluruh area boiler :
percikan api, radiasi panas, terjatuh, 1. Pada seluruh area boiler mempunyai
terjepit, percikan batu bara, kebisingan, potensi bahaya, maka sebaiknya tetap
listrik bertekanan tinggi, ledakan, dilakukan pengecekan rutin pada
terbakar, material panas, terkena bahan seluruh mesin yang ada pada area boiler
kimia, menghirup bahan kimia, uap ini, agar tidak terjadi kecelakaan kerja
panas, kebocoran pada steam drum, air yang diakibatkan oleh mesin yang ada
panas, tekanan gas berlebih dan bara pada area ini.
api. 2. Pada penelitian selanjutnya, dalam
2. Penilaian Risiko keselamatan dan mengidentifikasi potensi bahaya kerja
kesehatan kerja berdasrkan sumber dapat dilakukan dengan metode
bahaya pada divisi boiler memiliki HAZOP, FMEA, dan perancangan alat
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.752 No. ISSN cetak : 2527-4686