Anda di halaman 1dari 10

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM

DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN


KEDAMAIAN

DISUSUN OLEH:
1. Ade Fatimah (1)
2. Deesha Backy (15)
3. Geby Hapsari (19)
4. Nia Ramadani (29)
5. Steven Imanuel (39)
6. Tommy Ibrahim (41)
XII IPA 1
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................
1.3 Pembatasan Masalah..........................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian................................................................................
2.2 Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.........................
2.3 Peran Kejaksaan Republik Indonesia....................................
2.4 Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman..........
2.5 Peran Advokat..................................................................

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................
3.2 Saran..............................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1
ayat (3) UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia
adalah Negara hukum”. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah negara yang berdasar atas hukum tidak bersadar atas kekuasaan,
dan pemerintah berdasarkan sistem Konsitusi (hukum dasar), bukan
Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Dan perwujudan hukum
tersebut terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan perundangan
dibawahnya.

Tetapi kenapa sistem hukum di negeri selalu menjadi topik yang tak
bosan-bosannya di perbincangkan dan selalu membuat masalah. Apakah
sistem yang berlaku tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia?
Apakah para perlaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap
tindakan penyelewengan yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran
dari sistem hukum tersebut yang kurang tegas untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan tindak pidana?

Dalam negara hukum, segala permasalahan diselesaikan sesuai hukum


yang berlaku. Akan tetapi, praktik perlindungan dan penegakan hukum
terkadang berbeda dengan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu,
perlindungan penegakan hukum di Indonesia untuk menjamin keadilan
dan kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat harus segera dibenahi
agar tidak terjadi penyelewengan hukum yang dilakukan oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggungjawab.

1.2 Pembatasan Masalah


Dari latar belakang yang telah kami susun, kami hanya akan membahas
tentang Peran yang ada di Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin
Keadilan dan Kedamaian

1.3 Tujuan Penulisan


A. Menjelaskan peran kepolisian dan kejaksaan dalam menjamin
keadilan dan kedamaian.
B. Menguraikan peran hakim Pelaksana Kekuasaan Kehakiman ,
peran advokat serta peran KPK dalam menjamin keadilan dan
kedamaian.
C. Menganalisis kinerja kepolisian, kejaksaan, hakim, advokat dan
KPK dalam menjamin keadilan dan kedamaian.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin
Keadilan Dan Kedamaian
Setiap warga negara berhak untuk mendapat perlindungan hukum.
Negara berkewajiban memberikan perlindungan hukum kepada warga
negaranya. Perlindungan hukum difungsikan untuk menghindari segala bentuk
perilaku sewenang-wenang, penindasan, perampasan hak, dan lain-lain yang
dapat merugikan dan bahkan menyengsarakan seseorang atau masyarakat.
Perlindungan hukum juga didasari oleh faktor bahwa manusia pada hakikatnya
adalah sama, yaitu sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu,
siapa pun yang bersalah harus terhindar dari sanksi hukum. Sebaliknya, bagi
siapa yang tidak bersalah harus terhindar dari sanksi hukum, semua orang harus
diperlakukan sama di dalam hukum. Keadilan adalah sesuatu yang dirasakan
seimbang, pantas sehingga semua orang atau sebagian besar orang yang
mengalami merasa pantas, nyaman, dan adil. Salah satu ciri keadilan yang
penting adakah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Memperoleh
hak asasi bagi setiap manusia, tegaknya keadilan dan kebenaran dalam
masyarakat akan dapat mewujudkan masyarakat yang damai, sejahtera, aman,
tentram, dan saling percaya. Baik secara antara sesama masyarakat, maupun
terhadap pemerintah. Oleh karenanya, hukum itu harus dilaksanakan dan
ditegakkan tanpa membeda-bedakan atau tidak memberlakukan hukum secara
diskrimanatif.

2.2 Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia


Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan
POLRI merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakkan
hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak pidana
sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, POLRI sebagai penyelidik utama
yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri, Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2002 tentang kepolisian Republik Indonesia, telah menetapkan
kewenangan sebagai berikut :
 Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
 Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian
perkara untuk kepentingan penyelidikan.
 Membawa dan menghadapkan orang kepada penyelidik dalam rangka
penyelidikan.
 Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
 Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
 Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
sanksi.
 Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara.
 Mengadakan penghentian penyelidikan.
 Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
 Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang
berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak
atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka
melakukan tindak pidana.
 Memberikan petunjuk dan bantuan penyelidikan kepada penyelidik
pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyelidikan pegawai negeri
sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum.
 Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab,
yaitu tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan
syarat sebagai berikut :
1. Tidak bertentangan yang dilaksanakan dengan aturan hukum.
2. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan
tersebut dilakukan.
3. Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan
jabatannya.
4. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa.
5. Menghormati hak asasi manusia.
2.3 Peran Kejaksaan Republik Indonesia
Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang
melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan
merupakan tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara di bidang ke pengadilan
negeri. Pelaku pidana yang akan dituntut adalah yang benar bersalah dan telah
memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang disangkakan dengan didukung oleh
barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal 2 orang saksi. Keberadaan
Kejaksaan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia. Adapun tugas dan wewenang Kejaksaan dikelompokkan menjadi
tiga bidang berikut.
A). Dalam Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara.
Tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang perdata dan tata usaha
negara adalah Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam
maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
B). Dalam Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum.
Tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang ketertiban dan
ketenteraman umum adalah turut serta dalam menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan positif bagi masyarakat.

2.4 Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman


Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 Pasal 24 ayat 2, penyelenggaraan kekuasaan kehakiman di
Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung, badan peradilan yang berada di
berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan yang berada di
lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan
Tata Usaha Negara, serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Menurut ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, hakim berdasarkan jenis lembaga
peradilannya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sebagai berikut;
1). Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
2). Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung.
3). Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim
Konstitusi.

2.5 Peran Advokat


Advokat atau yang lebih dikenal dengan penasihat hukum merupakan
seseorang yang diberi kuasa untuk memberi bantuan bantuan di bidang hukum
baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya. Peran advokat secara
jelas telah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Pasal 5
yang menyatakan bahwa ‘’ advokat berstatus sebagai penegak hukum, yang
bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum ‘’.
Dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2003, seorang advokat mempunyai hak dan
kewajiban. Hak advokat adalah sebagai berikut.
1)Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam
membela perkara.
2)Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela
perkara.
3)Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana.
4)Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya,
baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain.
5). Advokat berhak atas kerahasiaan hubungan dengan klien.
6). Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela
perkara.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan penegakan hukum, keadilan harus diperhatikan,
namun hukum itu tidak identik dengan keadilan, hukum itu bersifat umum,
mengikat setiap orang , bersifat menyamaratakan. Setiap orang yang mencuri
harus dihukum tanpa membeda-bedakan siapa yang mencuri . Sebaliknya
keadilan bersifat subjektif, individualistis dan tidak menyamaratakan . Adil bagi
seseorang belum tentu dirasakan adil bagi orang lain.
Kalau kita bicara tentang nilai kepastian hukum, maka sebagai nilai
tuntutannya adalah semata-mata peraturan hukum positif atau peraturan
perundangan-undangan. Pada umumnya bagi praktisi hanya melihat pada
peraturan perundangan-undangan saja atau melihat dari sumber hukum yang
formil.
Sebagaimana diketahui undang-undang itu, tidak selamanya sempurna
dan tidak mungkin undang-undang itu dapat mengatur segala kebutuhan hukum
dalam masyarakat secara tuntas. Adakalanya undang-undang itu tidak lengkap
dan adakalanya undang-undang itu tidak dan ada kalanya undang-undang itu
tidak sempurna. Keadaan ini tentunya menyulitkan bagi hakim untuk mengadili
perkara yang dihadapinya.
Salah satu aspek dalam kehidupan hukum adalah kepastian, artinya,
hukum berkehendak untuk menciptakan kepastian dalam hubungan antar orang
dalam masyarakat. Salah satu yang berhubungan erat dengan masalah kepastian
tersebut adalah masalah dari mana hukum itu berasal. Kepastian mengenai asal
atau sumber hukum menjadi penting sejak hukum menjadi lembaga semakin
formal.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran penulis adalah sebagai
berikut :
1. Diharapkan perlu adanya sikap dan tindakan yang pro-aktif dari aparat
penegak hukum, khususnya dari aparat kepolisian dan lembaga pendidikan serta
keagamaan. Disamping penerapan sanksi hukum dalam penanggulangan
kejahatan diperlukan juga penyuluhan-penyuluhan serta pengawasan intensif
dari lembaga di luar lembaga penegak hukum, karena dalam upaya
penanggulangan kejahatan tidak selamanya upaya penal memberikan efek jera
pada pelaku, tetapi perlu juga upaya non penal. Sikap preventif dari aparat
kepolisian juga harus ditingkatkan karena apabila upaya represif saja yang
diutamakan maka kemungkinan lembaga pemasyarakatan akan dipenuhi oleh
narapidana dan menambah pekerjaan dan beban pemerintah.
2. Diharapkan sikap yang tegas dan cepat dalam mengusut dan mengadili
pelaku perdagangan orang dengan memaksimalkan penegakan hukum pidana
secara represif

Anda mungkin juga menyukai